Anda di halaman 1dari 10

A.

Proses Pengolahan Limbah Industri

Limbah cair dari masing-masing industri di Kawasan Industri biasanya disalurkan


melalui saluran pipa khusus yang tertanam 3 meter di bawah permukaan tanah dan
dikumpulkan untuk diolah kembali di WWTP (Water Waste Treatment Plant). Adapun proses-
proses dalam Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk limbah industri yaitu sebagai
berikut:

1. Coarse Screen (Penyaringan)

Dalam proses awal ini adalah tempat penyaringan kotoran ataupun sampah untuk
mengurangi beban pengolahan limbah di proses berikutnya. Penyaringan dapat dilakukan
dengan sistem manual ataupun otomatis. Kapasitas pengolahan WWTP biasanya mampu
menampung sampai 20000m3 per hari.
2. Oil Trap (Jebakan Oli/ Minyak)

Bak Penyaringan (Coarse Screen)

Oil trap adalah bak yang di dalamnya terdapat ruang atau sekat untuk memisahkan air
dan minyak dengan cara fisika, yaitu dengan memanfaatkan perbedaan massa jenis antara air
dan minyak. Massa jenis minyak cenderung lebih rendah ketimbang massa jenis air, sehingga
perbedaan massa jenis tersebut menyebabkan posisi air di bawah minyak, dengan bantuan
sekat ruangan membuat air mampu melewati bak tersebut dan minyak tetap tertinggal di bak
tersebut untuk kemudian dibuang sebagai limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).

3. Equalization Tank (Tanki Penampung)

Equalization Tank
Equalization tank berfungsi sebagai balancing tank yaitu untuk menyeimbangkan
volume pengolahan air limbah di bak aerasi stabil. Kapasitas Equalization di WWTP
biasanya berkisar antara (500 – 1000) m3.

4. Clarifier (Pengendapan Kimiawi)

Tabung Clarifier

Clarifier adalah alat untuk melakukan proses pengendapan pada air limbah sehingga
lumpur, kotoran, dan minyak dapat dipisahkan agar beban proses pengolahan air limbah
dapat berkurang. Proses ini termasuk proses pengolahan limbah secara kimia karena
menggunakan bantuan zat kimia dalam pengolahannya. Zat-zat yang digunakan dalam
clarifier antara lain Coagulant, PH Adjustment (Penyeimbang kadar asam dan basa),
Flocculant yang dicampurkan dengan mesin diafragma sebelum masuk ke dalam clarifier.

5. Drying Bed (Pengeringan)

Alat Pengering Sludge IPAL


Drying Bed (Sludge)

Drying Bed adalah tempat dikumpulkannya lumpur (Sludge) hasil endapan dari Clarifier
dan sedikit dari beberapa proses pengolahan lainnya. Lumpur dikeringkan dengan alat
pengering untuk mengurangi massa guna mengurangi biaya pengangkutan limbah ke tempat
pengolahan limbah B3 yang terakhir.

6. Aerator (Aerasi)

Bak Aerasi

Aerator (aerasi) adalah proses pengolahan yang mencampurkan air limbah dengan
semburan udara yang bertujuan untuk menghidupkan bakteri Microbachilus (Bakteri Aerob)
agar dapat menguraikan zat-zat kimia seperti amonia. Proses ini tergolong proses biologi
karena melibatkan mikro organisme dalam proses pengolahannya.
7. RBD (Rotari Biological Denitrification)

Rotary Biologycal Denitrification

RBD juga merupakan proses pengolahan limbah secara biologi. Dalam proses ini
prinsipnya hampir sama seperti aerasi, yaitu sama-sama menggunakan bakteri (mikro
organisme) untuk menguraikan limbah dan menggunakan sistem rotari (perputaran) untuk
mencampur air dengan udara.

8. Final Clarifier (Penyaringan & Klorinasi)

Ruang Filter & Klorinasi


Proses ini adalah proses penyaringan dan pencampuran Zat Klorin sebagai desinfektan
untuk menghilangkan bakteri yang sebelumnya dimanfaatkan dalam proses penguraian.

9. Sand Filter (Penyaringan Pasir)

Tabung Sand Filter

Sand Filter yaitu proses filtrasi menggunakan bahan pasir untuk menyaring kotoran-
kotoran halus.

10. Carbon Filter (Penyaringan Karbon)

Tabung Karbon Filter


Carbon Filter adalah proses filtrasi dengan menggunakan bahan karbon yang bertujuan
untuk menghilangkan warna dan bau.

11. Titik Pantau

Bak Control Titik Pantau Outlet IPAL Industri

Titik Pantau Outlet Air Limbah digunakan untuk mengontrol kualitas dari hasil
pengolahan air limbah industri.
B. Proses Pengolahan Limbah Komersil dan Domestik

Instalasi pengolahan air limbah komersial dan domestik adalah instalasi pengolahan air
limbah dari kawasan pertokoan, restaurant, dan juga limbah rumah tangga dari kawasan
permukiman. Instalasi pengolahannya juga lebih sederhana ketimbang instalasi pengolahan
air limbah industri. Proses pengolahannya berturut-turut yaitu penyaringan, pengendapan,
aerasi, pengendapan, filtrasi pasir, filtrasi karbon, lumpur dikumpulkan ke drying bed. Hasil
pemerasan air dari lumpur dikembalikan ke proses awal yaitu bak penyaringan. Setelah
melewati semua proses pengolahan tersebut air yang sudah dinetralkan disalurkan melalui
Titik Pantau Outlet Air Limbah Komersial.

Semua air hasil pengolahan yang telah melewati titik pantau diteruskan ke badan air
dalam keadaan sudah netral dan tidak lagi membahayakan lingkungan.

Aktivitas dalam industri terutama pada industri yang menggunakan bahan kimia dalam
proses industrinya selalu menghasilkan limbah yang berpotensi untuk merusak lingkungan.
Limbah padat biasanya akan dikumpulkan oleh masing-masing industri untuk kemudian
dikirim ke pusat pengolahan limbah B3. Namun pada limbah cair perlu dilakukan pengolahan
terlebih dahulu sebelum dibuang ke badan air atau ke pusat pengolahan limbah B3. Agar
beban pengolahan limbah cair kawasan industri berkurang, maka masing-masing industri
diwajibkan untuk memiliki instalasi pengolahan limbah cair sebelum kemudian
didistribusikan ke WWTP (Water Waste Treatment Plant) kawasan industri. Untuk
Pengolahan limbah cair komersial dan domestik diproses di STP (Sewage Treatment Plant).

Jalur distribusi limbah cair tidak dapat disamakan dengan jalur buangan air hujan atau
drainase. Hal itu dimaksudkan untuk mengurangi beban pengolahan limbah cair. Pada
prinsipnya pengolahan limbah cair bertujuan untuk menetralkan air agar tidak mencemari
lingkungan membuat Sludge (Lumpur) yang merupakan limbah B3 Padat untuk diolah
kembali pada pengolahan limbah padat.

Proses pengolahan limbah selalu melibatkan 3 proses pengolahan yaitu proses


pengolahan secara fisika, kimia, dan biologi yang tujuan akhirnya adalah menetralkan limbah
cair agar dapat dibuang ke badan air. Netralnya air yang dibuang ke badan air bertujuan untuk
menjaga kelestarian lingkungan maupun menjaga keseimbangan ekosistem di daerah
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai