Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH FISIKA BIOLOGI

(Prinsip Dasar Mekanika)

Oleh:

Tingkat 1.A

Kelompok 1:

1. Luh Gede Wina Pradnya Suari (01)


2. Ni Nyoman Budi Astiti (03)
3. Si Ayu Rai Setiawati (04)
4. Ni Kade Mas Ayu Putri Laksmi Dewi (15)
5. I Gusti Ayu Mirah Pradnyawati (24)
6. Ni Komang Yulita Triandini (30)
7. Ni Luh Gede Opin Shinta Dewi (32)

Kementerian Kesehatan RI

Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar

Tahun Ajaran 2019/2020


KATA PENGANTAR

Om Swastyastu

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Fisika Biologi dengan
judul “Prinsip Dasar Mekanika”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Terima kasih.

Om Shanti Shanti Shani Om

Denpasar, 2 September2019

Penulis

Prinsip Dasar Mekanika|1


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 1

DAFTAR ISI...................................................................................................................... 2

BAB I (PENDAHULUAN)

1.1.Latar Belakang .............................................................................................................. 3


1.2.Rumusan Masalah ......................................................................................................... 3
1.3.Tujuan .......................................................................................................................... 4
BAB II (PEMBAHASAN)
2.1 Pengertian Mekanika .................................................................................................... 5
2.2 Mekanika Tubuh (Body Mechanic) .............................................................................. 5
2.3 Kesejajaran Tubuh (Body Aligment) ............................................................................ 9
2.4 Bahaya Tirah Baring dan Imobilitas ............................................................................. 18

BAB 3 (PENUTUP)

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 20


3.2 Saran ............................................................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 21

Prinsip Dasar Mekanika|2


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari - hari ada banyak aktivitas yang harus dilakukan, tentunya kita
bergerak. Gerakan dapat berbentuk pergerakan seluruh tubuh atau gerakan benda serta alat yang
diakibatkan oleh kerja tubuh. Gerak adalah sebuah fungsi dari kecepatan dan arah, gerak dapat
bersifat horisontal atau vertical merupakan sebuah gerak melingkar yang mengelilingi sebuah
pusat putaran. Kecepatan ialah perubahan posisi benda pada arahnya pada satuan waktu.
Sedangkan percepatan ialah bertambahnya kecepatan dalam satuan waktu. Dari berbagai gerakan
tersebut tentunya menggunakan konsep fisika dalam proses pelaksanaannnya seperti konsep
biomekanika. Masih banyak orang yang belum memahami apa itu konsep mekanika padahal
dalam kegiatan yang kecil saja itu menggunakan konsep mekanika apalagi dengan kegiatan yang
berat yang membutuhkan energi yang lebih besar.
Untuk pemenuhan energi yang sesuai sehingga dapat melakukan aktivitas yang berkaitan
dengan konsep biomekanika tentunya membutuhkan nutrisi yang seimbang sehingga stamina
yang dimiliki dan energi dapat seimbang dengan kegiatan yang dilakukan,sehinga dalam
makalah ini akan dibahas lebih mendalam mengenai bagaimana penerapan biomekanika dalam
kesehatan

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa permasalahan. Adapun
rumusan masalah sebagai berikut :
1.2.1. Apakah Pengertian Mekanika ?
1.2.2. Bagaimanakah Mekanika Tubuh ?
1.2.3. Bagaimanakah Kesejajaran Tubuh (Body Aligment)?
1.2.4. Bagainamakah Bahaya Tirah Baring dan Imobilitas ?

Prinsip Dasar Mekanika|3


1.3 Tujuan
Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuannya sebagai berikut :
1.3.1. Untuk mengetahui pengertian mekanika
1.3.2. Untuk mengetahui mekanika pada tubuh
1.3.3. Untuk mengetahui kesejajaran tubuh ( Body Aligment)
1.3.4. Untuk mengetahui bahaya tirah baring dan imobilitas

Prinsip Dasar Mekanika|4


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Mekanika

Mekanika (Bahasa Latin mechanicus, dari Bahasa Yunani mechanikos, "seseorang yang ahli
di bidang mesin") adalah jenis ilmu khusus yang mempelajari fungsi dan pelaksanaan mesin, alat
atau benda yang seperti mesin. Mekanika merupakan bagian yang sangat penting dalam ilmu
fisika terutama untuk ahli sains dan ahli teknik Mekanika (Mechanics) juga berarti ilmu
pengetahuan yang mempelajari gerakan suatu benda serta efek gaya dalam gerakan itu.

2.2. Mekanika Tubuh (Body Mechanic)


A. Pengertian Mekanika Tubuh
Body mekanik merupakan penggunaan tubuh yang efisien, terkoordinir dan aman untuk
menghasilkan pergerakan dan mempertahankan keseimbangan selama aktivitas. Mekanika tubuh
dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas manusia.
Body Mekanik meliputi 3 elemen dasar yaitu :
1. Body Aligement (Postur Tubuh)
Susunan geometrik bagian-bagian tubuh dalam hubungannya dengan bagian tubuh
yang lain.
2. Balance (Keseimbangan)
Keseimbangan tergantung pada interaksi antara pusat gravitasi, line gravity dan base
of support.
3. Koordinated Body Movement (Gerakan Tubuh yang Terkoordinir)
Dimana body mekanik berinteraksi dalam fungsi muskuloskeletal dan sistem saraf.

B. Tujuan mekanika gerak dan gaya pada tubuh manusia

Tujuan utama mekanika gerak dan gaya pada tubuh yaitu menfasilitasi penggunaan
kelompok otot yang tepat secara aman dan efisien guna menjaga keseimbangan, mengurangi
energi yang digunakan, menurunkan keletihan dan menurunkan resiko cedera. Mekanika tubuh
yang baik sangat penting untuk pasien dan perawat.

Prinsip Dasar Mekanika|5


C. Prinsip Mekanika Tubuh
Mekanika tubuh penting bagi perawat dan kliennya. Hal ini mempengaruhi tingkat kesehatan
mereka. Mekanika tubuh yang benar diperlukan untuk mendukung tingkat kesehatan dan
mencegah kecacatan serta untuk menjaga keselamatan klien. Disamping itu, mekanika tubuh
juga bertujuan untuk menghibur pasien yaitu dengan meningkatkan kenyamanan dan kerjasama.
Dalam hal ini, perawat menggunakan berbagai kelompok otot untuk setiap aktivitas
keperawatan, memberikan obat, mengangkat, dan memindahkan klien dan menggerakan objek.
Prinsip yang digunakan dalam mekanik tubuh adalah sebagai berikut :
 Gravitasi
Merupakan prinsip pertama yang harus diperhatikan dalam melakukann mekanika tubuh
dengan benar, yaitu memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh. Terdapat
tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam gravitasi: Pusat Gravitasi (Center Of Gravitasi), titik
yang berada dipertengahan tubuh Garis gravitasi (Line Of gravitasi), merupakan garis
imaginer vertikal melalui pusat gravitasi. Dasar tumpuan (base of suport) merupakan dasar
tempat seseorang dalam keadaan istirahat untuk menopang atau menahan tubuh
 Keseimbangan
Keseimbangan dalam penggunaan mekanika tubuh dicapai dengan cara mempertahankan
posisi garis gravitasi diantara pusat gravitasi dan dasar tumpuan.
 Berat
Dalam menggunakan mekanika tubuh yang sangat diperhatikan adalah berat atau bobot
benda yang akan diangkat karena berat benda akan mempengaruhi mekanika tubuh.

D. Pergerkan Dasar Dalam Mekanika Tubuh


Mekanika Tubuh dan Ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas manusia.
Sebelum melakukan mekanika tubuh, terdapat beberapa pergerakan dasar yang harus
diperhatikan diantaranya :

1. Gerakan (Ambulating)

Gerakan yang benar dapat membantu keseimbangan tubuh. Sebagai contoh, keseimbangan
pada saat orang berdiri dan saat orang berjalan kaki berbeda. Orang berdiri akan lebih mudah
stabil dibanding dengan orang yang berjalan, karena pada posisi berjalan terjadi perpindahan

Prinsip Dasar Mekanika|6


dasar tumpuan dari sisi satu ke sisi yang lain dan pusat gravitasi selalu berubah pada posisi kaki.
Pada saat berjalan terdapat dua fase yaitu fase menahan berat dan fase mengayun yang akan
menghasilkan gerakan halus dan berirama.

2. Menahan (Squating)

Dalam melakukan pergantian, posisi menahan selalu berubah. Sebagai contoh, posisi orang
yang duduk akan berbeda dengan orang yang jongkok dan tentunya juga berbeda dengan posisi
membungkuk. Gravitasi adalah hal yang perlu diperhatikan untuk memberikan posisi yang tepat
dalam menahan. Dalam menahan sangat diperlukan dasar tumpuan yang tepat untuk mencegah
kelainan tubuh dan memudahkan gerakan yang akan dilakukan.

3. Menarik (Pulling)

Menarik dengan benar akan memudahkan untuk memindahkan benda. Terdapat beberapa hal
yang perlu diperhatikan untuk menarik benda, di antaranya ketinggian, letak benda (sebaiknya
berada di depan orang yang akan menarik), posisi kaki dan tubuh dalam menarik (seperti
condong kedepan dari panggul), sodorkan telapak tangan dan lengan atas di bawah pusat
gravitasi pasien, lengan atas dan siku diletakkan pada permukaan tempat tidur, pinggul, lutut dan
pergelangan kaki ditekuk lalu lakukan penarikan.

4. Mengangkat (Lifting)

Mengangkat merupakan cara pergerakan daya tarik. Gunakan otot – otot besar dari tumit,
paha bagian atas, kaki bagian bawah, perut dan pinggul untuk mengurangi rasa sakit pada daerah
tubuh bagian belakang.

5. Memutar (Pivoting)

Memutar merupakan gerakan untuk memutar anggota tubuh dan bertumpu pada tulang
belakang. Gerakan memutar yang baik memperhatikan ketiga unsur gravitasi dalam pergerakan
agar tidak memberi pengaruh buruk pada postur tubuh.

Prinsip Dasar Mekanika|7


E. Faktor Yang Mempengaruhi Body Mekanik dan Ambulasi

1. Status Kesehatan
Perubahan status kesehatan dapat mempengaruhi sistem muskuloskeletal dan sistem
saraf berupa penurunan koordinasi. Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh penyakit,
berkurangnya kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari – hari dan lain – lainnya.
2. Nutrisi
Salah satu fungsi nutrisi bagi tubuh adalah membantu proses pertumbuhan tulang dan
perbaikan sel. Kekurangan nutrisi bagi tubuh dapat menyebabkan kelemahan otot dan
memudahkan terjadinya penyakit. Sebagai contoh tubuh yang kekurangan kalsium akan lebih
mudah mengalami fraktur.
3. Emosi
Kondisi psikologis seseorang dapat menurunkan kemampuan mekanika tubuh dan
ambulasi yang baik, seseorang yang mengalami perasaan tidak aman, tidak bersemangat, dan
harga diri rendah akan mudah mengalami perubahan dalam mekanika tubuh dan ambulasi.
4. Situasi dan Kebiasaan
Situasi dan kebiasaan yang dilakukan seseoarang misalnya, sering mengankat benda-
benda berat akan menyebabkan perubahan mekanika tubuh dan ambulasi.
5. Gaya Hidup
Gaya hidup dan perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stress dan
kemungkinan besar akan menimbulkan kecerobohan dalam beraktivitas, sehingga dapat
menganggu koordinasi antara sistem muskuloskeletal dan neurologi, yang akhirnya akan
mengakibatkan perubahan mekanika tubuh.
6. Pengetahuan
Pengetahuan yang baik terhadap penggunaan mekanika tubuh akan mendorong
seseorang untuk mempergunakannya dengan benar, sehingga mengurangi tenaga yang
dikeluarkan. Sebaliknya, pengetahuan yang kurang memadai dalam penggunaan mekanika
tubuh akan menjadikan seseorang beresiko mengalami gangguan koordinasi sistem neurologi
dan muskulusletal.

Prinsip Dasar Mekanika|8


F. Akibat Body Mekanik Yang Buruk

Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat mengurangi pengeluaran energi secara
berlebihan. Dampak yang dapat ditimbulkan dari penggunaan mekanika tubuh yang salah yaitu :

1. Terjadi ketegangan sehingga memudahkan timbulnya kelelahan dan gangguan dalam sistem
muskuloskeletal.

2. Resiko terjadinya kecelakaan pada sistem muskuloskeletal. Seseorang salah dalam


berjongkok atau berdiri, maka akan memudahkan terjadinya gangguan dalam struktur
muskulusletal, misalnya kelainan pada tulang vertebrata.

2.3.Kesejajaran Tubuh (Body Aligment)

Kesejajaran tubuh dan postur yang baik merupakan istilah yang sama dan mengacu pada
posisi sendi, tendon, ligament dan otot selama berdiri, posisi duduk, mengangkat benda dan
berbaring secara benar. Kesejajaran tubuh yang benar mengurangi ketegangan pada struktur
muskuloskeletal, mempertahankan tonus (ketegangan) otot secara kuat dan menunjang
keseimbangan. Susunan geometric bagian-bagian tubuh dalam hubungannya dengan bagian-
bagian tubuh yang lain. Body alignment baik akan meningkatkan keseimbangan yang optimal
dan fungsi tubuh yang maksimal, baik dalam posisi berdiri, duduk maupun tidur. Body
aligment yang baik yaitu adanya keseimbangan pada persendian otot, tendon dan ligamen.

a. Pengkajian postur tubuh dilakukan pada klien


1. Posisi berdiri
Lakukan inspeksi melalui sudut pandang secara : anterior, lateral dan posterior. Pasien
dalam posisi berdiri dengan kepala tegak dan mata lurus kedepan serta bahu dan pinggul
harus lurus dan sejajar. Apabila posisi tidak sesuai dengan posisi berdiri yang benar maka
dapat diidentifikasikan bahwa ada gangguan pada otot dan tulang pasien.

2. Posisi duduk
Pada saat keadaan ini normalnya kepala dan dada akan akan memiliki keadaan yang sama
pada saat posisi berdiri yaitu kepala pasien harus tegak lurus dengan leher dan verterba
kolumna telapak kaki lurus berpijak pada lantai. Pasien yang dalam keadaan abnormal akan
mengalami kelemahan otot atau pralis otot serta adanya sensasi (kerusakan saraf).
Prinsip Dasar Mekanika|9
3. Posisi berbaring
Letakan pasien pada posisi lateral semua bantal dan penyokong posisi dipindahkan
dari tempat tidur, kemudian tubuh ditopang dengan kasur yang cukup dan vertebra harus
lurus dengan alas yang ada. Apabila dijumpai kelainan pada pasien, maka terdapat penurunan
sensasi atau gangguan sirkulasi serta adanya kelemahan.

4. Cara berjalan
Dikaji untuk mengetahui mobilitas dan kemungkinan resiko cedera akibat dari
terjatuh, pasien diminta berjalan sepanjang 10 langkah kemudian perawat memperhatikan
hal-hal berikut ini :
a) Kepala tegak, pandangan lurus kedepan, punggung tegak.
b) Tumit menyentuh tanah terlebih dahulu sebelum jari-jari kaki.
c) Langkah lembut, terkoordinasi dan ritmik.
d) Mudah untuk memulai dan mengakhiri berjalan.
e) Jumlah langkah per menit (pace) 70-100x per menit, kecuali pada orang tua mungkin
40x per menit.

b. Jenis – Jenis Mobilisasi


Adapun jenis-jenis mobilisasi yang dapat dilakukan ke pasien, yaitu sebagai berikut:
1. Posisi Fowler
Posisi fowler adalah posisi setengah
duduk atau duduk, dimana bagian kepala
tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi
ini dilakukan untuk mempertahankan
kenyamanan dan memfasilitasi fungsi
pernapasan pasien.

Prinsip Dasar Mekanika|10


Tujuan

 Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi.


 Meningkatkan rasa nyaman
 Meningkatkan dorongan pada diafragma sehingga meningkatnya ekspansi dada dan
ventilasi paru
 Mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh akibat posisi yang menetap

Indikasi

 Pada pasien yang mengalami gangguan pernapasan


 Pada pasien yang mengalami imobilisasi

2. Posisi Semi Fowler

Semi fowler adalah sikap dalam posisi setengah duduk 15-60 derajat.

Tujuan:
 Mobilisasi
 Memberikan perasaan lega pada klien sesak nafas
 Memudahkan perawatan misalnya memberikan makan

Cara / prosedur:

1) Mengangkat kepala dari tempat tidur ke permukaan yang tepat ( 45-90 derajat).

Prinsip Dasar Mekanika|11


2) Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan kepala klien jika tubuh bagian atas klien
lumpuh.
3) Letakan bantal di bawah kepala klien sesuai dengan keinginan klien, menaikan lutut dari
tempat tidur yang rendah menghindari adanya teknan di bawah jarak poplital (di bawah
lutut

3. Posisi Sims

Posisi sim adalah posisi miring kekanan atau miring kekiri. Posisi ini dilakukan untuk
memberi kenyamanan dan memberikan obat per anus (supositoria). Berat badan terletak pada
tulang illium, humerus dan klavikula.

Tujuan:

 Meningkatkan drainage dari mulut pasien dan mencegah aspirasi


 Mengurangi penekanan pada tulang secrum dan trochanter mayor otot pinggang
 Memasukkan obat supositoria
 Mencegah dekubitus

Indikasi:

 Pasien dengan pemeriksaan dan pengobatan daerah perineal


 Pasien yang tidak sadarkan diri
 Pasien paralisis
 Pasien yang akan dienema
 Untuk tidur pada wanita hamil.

Prinsip Dasar Mekanika|12


4. Posisi Trendelenberg

Pada posisi ini pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah daripada
bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak.

Tujuan:

 Pasien dengan pembedahan pada daerah perut.


 Pasien shock.
 pasien hipotensi.

Indikasi:

 Pasien dengan pembedahan pada daerah perut


 Pasien shock
 Pasien hipotensi

5. Posisi Dorsal Recumben

Pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik atau
direnggangkan) di atas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa serta
pada proses persalinan.

Prinsip Dasar Mekanika|13


Tujuan:
 Meningkatkan kenyamanan pasien, terutama dengan ketegangan punggung belakang.

Indikasi:

 Pasien dengan pemeriksaan pada bagian pelvic, vagina dan anus


 Pasien dengan ketegangan punggung belakang.

6. Posisi Lithotomi

Pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya ke
atas bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genitalia pada proses persalinan, dan
memasang alat kontrasepsi.

Tujuan:

 Memudahkan pemeriksaan daerah rongga panggul, misal vagina, taucher, pemeriksaan


rektum, dan sistoscopy.
 Memudahkan pelaksanaan proses persalinan, operasi ambeien, pemasangan alat intra uterine
devices (IUD), dan lain-lain.

Prinsip Dasar Mekanika|14


Indikasi:

 Pada pemeriksaan genekologis


 Untuk menegakkan diagnosa atau memberikan pengobatan terhadap penyakit pada uretra,
rektum, vagina dan kandung kemih.

7. Posisi Genu Pectrocal

Pada posisi ini pasien menungging dengan kedua kaki di tekuk dan dada menempel pada
bagian alas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa daerah rektum dan sigmoid.

Tujuan:

 Memudahkan pemeriksaan daerah rektum, sigmoid, dan vagina.

Indikasi:

 Pasien hemorrhoid
 Pemeriksaan dan pengobatan daerah rectum, sigmoid dan vagina.

8. Posisi Orthopeneic

Posisi pasien duduk dengan


menyandarkan kepala pada
penampang yang sejajar dada, seperti
pada meja.

Prinsip Dasar Mekanika|15


Tujuan:

 Memudahkan ekspansi paru untuk pasien dengan kesulitan bernafas yang ekstrim dan tidak
bisa tidur terlentang atau posisi kepala hanya bisa pada elevasi sedang.

Indikasi:

 Pasien dengan sesak berat dan tidak bisa tidur terlentang.

9. Posisi Supinasi

Posisi telentang dengan pasien menyandarkan punggungnya agar dasar tubuh sama dengan
kesejajaran berdiri yang baik.

Tujuan:

 Meningkatkan kenyamanan pasien dan memfasilitasi penyembuhan terutama pada pasien


pembedahan atau dalam proses anestesi tertentu.

Indikasi:

 Pasien dengan tindakan post anestesi atau penbedahan tertentu


 Pasien dengan kondisi sangat lemah atau koma.

Prinsip Dasar Mekanika|16


10. Posisi pronasi

Pasien tidur dalam posisi telungkup


Berbaring dengan wajah menghadap ke
bantal.

Tujuan:

 Memberikan ekstensi maksimal pada sendi lutut dan pinggang


 Mencegah fleksi dan kontraktur pada pinggang dan lutut.

Indikasi:

 Pasien yang menjalani bedah mulut dan kerongkongan


 Pasien dengan pemeriksaan pada daerah bokong atau punggung.

11. Posisi Lateral

Posisi miring dimana pasien bersandar kesamping dengan sebagian besar berat tubuh berada
pada pinggul dan bahu.

Tujuan:

 Mempertahankan body aligement


 Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi
 Meningkankan rasa nyaman
 Mengurangi kemungkinan tekanan yang menetap pada tubuh akibat posisi yang menetap.

Prinsip Dasar Mekanika|17


Indikasi:

 Pasien yang ingin beristirahat


 Pasien yang ingin tidur
 Pasien yang posisi fowler atau dorsal recumbent dalam posisi lama
 Penderita yang mengalami kelemahan dan pasca operasi.

12. Posisi Knee Chest


Posisi tidur dengan lutut pasien ditekuk sampai menempel pada dinding dada. Posisi ini
digunakan untuk memeriksa daerah rectum dan vagina dan untuk menurunkan nyeri setelah
persalinan. Posisi ini merupakan posisi yang sulit untuk dipertahankan, sehingga jangan
pernah meninggalkan pasien sendirian. Posisikan pasien dalam telungkup sampai
pemeriksaan siap.

Tujuan:
1. Pemeriksaan daerah rectum dan sigmoid
2. Pada persiapan pemeriksaan lumbal pungsi
3. Pada kehamilan akhir, trimester ketiga dengan letak bayi sungsang.

Indikasi:

 Pasien dengan pengobatan daerah rectum dan sigmoid


 Pasien yang mengalami keadaan letak bayi sungsang

Prinsip Dasar Mekanika|18


2.4.Bahaya Tirah Baring dan Imobilitas
1. Selama imobilitas, pengaruh efek samping terlihat pada sistem pernafasan, jantung, dan
otot-rangka (muskuloskeletal ). Dampak utama yang terjadi pada system pernafasan
adalah resiko atelektasis yang disebabkan oleh edema bebas dengan posisi pasien
terlentang (supine) dan gagalnya kemampuan untuk membersihkan paru-paru karena
fungsi mukosiliari, reflek batuk, dan drainase (saluran dahak) tidak bekerja saat klien
dalam posisi terlentang (supine). Kegagalan membersihkan paru pada pasien imobilisasi
menempatkan pasien pada resiko besar HAP (Hospital Acquired Pneumonia).
2. Perubahan pada system kardiovaskuler terjadi, pada posisi terlentang (supine)
mengurangi 11% dari total darah yang mengalir ke tungkai dan berpindah ke area dada.
Terjadi perubahan kestabilan darah yang menyebabkan peningkatan beban kerja jantung,
peningkatan istirahat pompa jantung, dan penurunan volume sekuncup (stroke volume).
Toleransi ortostatik (kemampuan adaptasi pembuluh darah terhadap posisi tubuh pada
saat berdiri ) memburuk cepat akibat tirah baring (imobilisasi), maksimum efek terlihat
dalam 3 minggu. Terjadi disfungsi baroreceptor (reseptor yang dirangsang oleh
perubahan tekanan), menyebabkan perubahan system autonomic. Pada orang sehat, 5 hari
tirah baring sudah dapat memperlihatkan efek buruk mikrovaskuler (pada ateriol,kapiler,
dan venula) dan resistensi insulin (menurunnya kepekaan reseptor terhadap insulin).
3. Kulit secara normal tidak toleran dengan tekanan yang lama atau terus menerus, oleh
karena itu pasien yang mengalami tirah baring beresiko besar mengalami kerusakan kulit
(pressure ulcer) dan penyembuhan luka yang lama. Rusaknya kulit menempatkan pasien
dalam resiko infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme rumah sakit (nosokomial).
4. Sistem musculoskeletal juga terpengaruh parah oleh tirah baring, terjadi penurunan
sintesis protein di otot, peningkatan katabolisme (pemecahan) otot, dan penurunan masa
otot (atropi) terutama di bagian ekstremitas bawah.

Prinsip Dasar Mekanika|19


BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Mekanika merupakan bagian yang sangat penting dalam ilmu fisika terutama untuk ahli sains
dan ahli teknik Mekanika (Mechanics) juga berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari gerakan
suatu benda serta efek gaya dalam gerakan itu. Prinsip dasar mekanika dibagi menjadi 2 yaitu
mekanika tubuh (body mechanic) dan kesejajaran tubuh (body aligment). Dalam prinsip dasar
mekanika terdapat berbagai jenis posisi yaitu posisi fowler, semi fowler, supinasi, dll.

5.2.Saran

Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan untuk
lebih menyempurnakan makalah ini, agar makalah ini dapat lebih sempurna dan menjadi
pedoman untuk kita semua.

Prinsip Dasar Mekanika|20


DAFTAR PUSTAKA

https://www.trendilmu.com/2015/04/macam-macam-posisi-pasien.html?m=1

http://jimipositron.blogspot.com/2016/12/dampak-imobilisasi-tirah-baring-dan.html?m=1

https://junkcreck.wordpress.com/2011/12/20/body-mekanika-dalam-keperawatan/

Prinsip Dasar Mekanika|21

Anda mungkin juga menyukai