Anda di halaman 1dari 13

PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP UJUNGJAYA
Jl. Rd. Ali Sadikin KM. 05 No. 02 Ujungjaya – Sumedang Kode Pos 45383
Telp ( 0261 ) 2700759 Email : puskesmasujungjaya@yahoo.com

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP UJUNGJAYA


NOMOR :
LAMPIRAN :

TENTANG

PELAYNAN FARMASI
DI UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP UJUNGJAYA

Menimbang : a. bahwa untuk menunjang layanan klinis di Puskesmas, maka


perlu didukung oleh pelayanan farmasi yang baik.

b. bahwa untuk menunjang pelayanan farmasi yang baik di


Puskesmas Rawat Inap Ujungjaya diperlukan adanya kebijakan
tentang pelayanan farmasi selama tujuh hari dalam seminggu
pada Puskesmas Rawat Inap Ujungjaya.

c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, perlu


menetapkan Keputusan Kepala Puskesmas Rawat Inap
Ujungjaya tentang Pelayanan Farmasi

Mengingat : 1 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan;

2 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 889/Menkes/Per/V


/2011 tahun 2011 tentang Registrasi, Ijin Praktek dan Ijin Kerja
Tenaga Kefarmasian;
3 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 74
Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas;
4 Peraturan Pemerintah nomor 72 Tahun 1998 tentang
Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1998 nomor 138, tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 3781);
5 Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128/Men.Kes/SK/II/2004
tentang Kebijakan Dasar Puskesmas;
6 Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009, tentang Pekerjaan
Kefarmasian
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP
UJUNGJAYA TENTANG PELAYANAN FARMASI DI UPTD
PUSKESMAS RAWAT INAP UJUNGJAYA.

KESATU : Uraian tentang Pelayanan Farmasi di Puskesmas Rawat Inap


Ujungjaya, tercantum dalam lampiran Keputusan ini yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan ini;

KEDUA : Pelayanan Farmasi di Puskesmas Rawat Inap Ujungjaya meliputi:


1. Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat
2. Pelayanan farmasi 24 Jam
3. Peresepan, pemesanan dan pengelolaan obat
4. Persyaratan petugas yang berhak menyediakan obat
5. Ketentuan petugas yang diberi kewenangan dalam penyediaan
obat jika petugas yang memenuhi syarat tidak ada
6. Persyaratan petugas yang berhak memberi resep
7. Ketentuan tentang petugas yang berhak meresepkan obat –
obat psikotropika dan narkotika
8. Ketentuan tentang rekonsilasi obat
9. Persyaratan penyimpanan obat
10. Pencatatan dan pemantauan Efek Samping Obat dan Kejadian
Tidak Diinginkan
KETIGA : Pada Saat Keputusan Ini Mulai Berlaku Keputusan Kepala UPTD
Puskesmas Rawat Inap Ujungjaya Nomor 058/SK/KA.
PKM/UKP/I/2016 Tentang Penyediaan Obat Yang Menjamin
Ketersediaan Obat, Keputusan Kepala Uptd Puskesmas Rawat Inap
Ujungjaya Nomor 059/SK/KA. PKM/UKP/I/2016 Tentang Pelayanan
Obat 24 Jam, Keputusan Kepala Uptd Puskesmas Rawat Inap
Ujungjaya Nomor 060/SK/KA. PKM/UKP/I/2016 Tentang
Persyaratan Petugas Yang Berhak Memberikan Resep Keputusan
Kepala Uptd Puskesmas Rawat Inap Ujungjaya Nomor 061/SK/KA.
PKM/UKP/I/2016 Tentang Persyaratan Petugas Yang Berhak
Menyediakan Obat, Keputusan Kepala Uptd Puskesmas Rawat Inap
Ujungjaya Nomor 062/SK/KA. PKM/UKP/I/2016 Tentang Pelatihan
Bagi Petugas Yang Diberi Kewenangan Menyediakan Obat Tetapi
Belum Sesuai Persyaratan, Keputusan Kepala Uptd Puskesmas Rawat
Inap Ujungjaya Nomor 063/SK/KA. PKM/UKP/I/2016 Tentang
Peresepan, Pemesanan Dan Pengelolaan Obat, Keputusan Kepala
Uptd Puskesmas Rawat Inap Ujungjaya Nomor 064/SK/KA.
PKM/UKP/I/2016 Tentang Peresepan Psikotropika Dan Narkotika,
Keputusan Kepala Uptd Puskesmas Rawat Inap Ujungjaya Nomor
065/SK/KA. PKM/UKP/I/2016 Tentang Penggunaan Obat Yang
Dibawa Sendiri Oleh Pasien/Keluarga, dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila ada
kekeliruan dari keputusan ini akan dilakukan perubahan.

Ditetapkan di : Ujungjaya
Pada tanggal : 19 Agustus 2019
KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWAT
INAP UJUNGJAYA

HENDRIAWAN
Lampiran: Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas
Rawat Inap Ujungjaya.
Nomor :
Tanggal : 19 Agustus 2019
Hal : Pelayanan Farmasi

PELAYANAN FARMASI

A. PENGERTIAN

Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab


kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud mencapai hasil yang
pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Obat merupakan komponen yang esensial dari suatu pelayanan kesehatan. Oleh karena
itu, diperlukan pengelolaan yang baik dan benar serta efektif dan efisien secara
berkesinambungan. Pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan meliputi kegiatan
perencanaan dan permintaan, penerimaan, penyimpanan dan distribusi, pencatatan dan
pelaporan serta monitoring dan evaluasi pengelolaan obat.

B. TUJUAN
Tujuan dilaksanakannya pelayanan farmasi di Puskesmas Rawat Inap Ujungjaya
adalah agar:
1. Kebutuhan masyarakat dalam hal ini pasien dapat terlayani secara optimal.
2. Terdapat mekanisme pelayanan yang jelas dan teratur dalam melaksanakan pelayanan
farmasi.

C. SISTEM PELAYANAN

Dalam pelaksanaannya petugas harus:

1. Menulis obat yang dikeluarkan dari loket obat pada resep pasien.
2. Memberi etiket pada obat yang diresepkan.
3. Menuliskan perintah pemakaian obat pada etiket atau plastik resep.
4. Memberikan obat kepada pasien dengan disertai penjelasan cara penggunaan dan efek
samping obat.
5. Memastikan pasien mengerti penjelasan yang telah diberikan.
6. Ikut menjaga dan memastikan keamanan obat di kamar obat

D. MENILAI, MENGENDALIKAN PENYEDIAAN DAN PENGGUNAAN OBAT


YANG MENJAMIN KETERSEDIAAN OBAT
1. Penilaian Obat
Penilaian obat merupakan suatu kegiatan untuk memastikan kondisi obat aman dan

terjamin mutunya untuk di berikan dan dikonsumsi oleh pasien serta menghitung

kebutuhan obat untuk satu tahun.

a. Menghitung jumlah pemakaian obat satu tahun sebelumnya.

b. Merencanakan jumlah kebutuhan satu tahun ke depan dengan perhitungan : Jumlah

pemakaian tahun lalu + 10%.

c. Mengirimkan Rencana Kebutuhan Obat

2. Pengendalian Obat

Pengendalian obat adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang

diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetepakan sehingga tidak

terjadi kelebihan dan kekurangan/ kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar.

1) Dengan memperkirakan/ menghitung pemakaian rata-rata periode tertentu di

Puskesmas dan seluruh unit pelayanan, kemudian ditentukan stok optimum dan stok

pengaman/penyangga (buffer stock). Untuk melakukan pengendalian persediaan

diperlukan perhitungan jumlah pemakaian dalam satu bulan (rekapitulasi buku

gudang), lalu dihitung jumlah obat yang dapat dipesan dengan rumus:

Q = SO – SS

Keterangan:

Q = jumlah obat yang dipesan

SO = stok optimum ( Pemakaian 2 bulan X 1.2)

SS = sisa stok

Agar tidak terjadi kekosongan obat dalam persediaan, maka hal – hal yang perlu

diperhatikan adalah:
a. Melihat perbandingan sisa stok dengan pemakaian bulan terkahir pada buku

gudang, apabila ditaksir kebutuhan obat tidak mencukupi hingga akhir bulan,

segera meminta obat kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Melalui LPLPO

Tambahan.

b. Melaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten apabila terdapat pemakaian

yang melebihi rencana, semisal KLB.

2) Melakukan pencacahan obat yang dimaksudkan untuk mengetahui kecocokan

antara kartu stok obat dengan fisik obat (stok opnam), yaitu jumlah setiap jenis obat.

Pemeriksaan ini dilakukan setiap tahun.

3. Penyediaan Obat

Penyediaan obat dalam hal ini adalah menyediakan obat yang dibutuhkan oleh UPTD

Puskemas Rawat Inap Ujung Jaya sesuai dengan yang tercantum dalam Formularium

Obat UPTD Puskemas Rawat Inap Ujung Jaya. Formularium ini disusun berpedoman

pada Formularium Nasional yang tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan.

4. Penggunaan Obat

Tujuan dilaksanakannya penilaian penggunaan obat adalah untuk menjaga kualitas

pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan obat, penilaian penggunaan

obat meliputi :

a. Prosentase penggunaan antibiotik.

b. Prosentase penggunaan injeksi.

c. Prosentase Obat penggunaan obat generik.

d. Kesesuaian dengan Pedoman Pengobatan.

E. JAM BUKA PELAYANAN FARMASI.


Pelayanan Farmasi di UPTD Puskesmas Rawat Inap Ujungjaya dilaksanakan
24 jam dalam 7 (Tujuh) hari.

F. PETUGAS YANG BERHAK MEMBERIKAN RESEP OBAT DAN OBAT-OBATAN


PSIKOTROPIKA DAN NARKOTIKA

1. Semua kegiatan pengobatan dan penulisan resep di Puskesmas Rawat Inap Ujungjaya
dilaksanakan oleh dokter/dokter gigi sesuai kompetensinya dengan persyaratan sebagai
berikut:
a. Memiliki Surat Tanda Registrasi.
b. Memiliki Surat Ijin Praktik Dokter/Dokter gigi di Puskesmas Rawat Inap
Ujungjaya.

Untuk peresepanNarkotika dan Psikotropika dilakukan oleh dokter di puskesmas rawat


inap ujungjaya dan untuk penyerahan psikotropika oleh dokter dilaksanakan dalam hal :
a. menjalankan praktik terapi dan diberikan melalui suntikan;
b. menolong orang sakit dalam keadaan darurat;
c. menjalankan tugas di daerah terpencil yang tidak ada apotek.

2. Apabila dokter/dokter gigi tidak dapat menjalankan tugasnya di bidang pengobatan


karena sesuatu hal (misal: menghadiri rapat), maka tugas pengobatan dan pemberian
resep didelegasikan kepada petugas pelayanan kesehatan yang memiliki pengetahuan
dan pengalaman tentang farmasi, yaitu perawat/perawat gigi/bidan yang bertugas pada
hari itu.
3. Petugas yang berhak memberikan resep di loket obat adalah petugas yang memiliki
kompetensi di bidang farmasi, yaitu:
a. Apoteker
b. Asisten Apoteker yang telah diberikan delegasi wewenang, apabila tenaga apoteker
tidak ada.

G. PETUGAS YANG BERHAK MENYEDIAKAN OBAT

Penyediaan obat dan Pengelolaan Obat di Puskesmas Rawat Inap Ujungjaya dilaksanakan
oleh:

1. Apoteker sesuai kompetensinya.


2. Asisten Apoteker sesuai kompetensinya yang diberi delegasi wewenang oleh Aptoker
Dinas Kesehatan Kab. Sumedang.
3. Petugas kesehatan lain yang sesuai kompetensinya memiliki pengetahuan dan
pengalaman di bidang farmasi, yaitu: Perawat/Perawat gigi/Bidan.
4. Apabila persyaratan petugas yang diberi kewenangan melaksanakan penyedian obat
tidak dapat dipenuhi, maka petugas tersebut harus mengikuti pelatihan khusus yang
diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang untuk melaksanakan tugas
manajemen kefarmasian

H. PELATIHAN PETUGAS PENYEDIA OBAT YANG TIDAK SESUAI SYARAT

Apabila persyaratan petugas yang diberi kewenangan melaksanakan penyedian obat tidak
dapat dipenuhi, maka petugas tersebut harus mengikuti pelatihan khusus yang diberikan
oleh penanggung jawab pengelola obat Puskesmas untuk melaksanakan tugas penyediaan
obat.
Pelatihan yang diberikan meliputi:
1. Jenis obat dan penggolongannya
2. Cara membaca resep
3. Cara pemakaian dan aturan pakai obat
4. Efek samping obat
5. Penyampaian informasi cara pemakaian dan aturan pakai obat kepada pasien
6. Cara merekap resep harian
I. PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT
1. PERESEPAN
a. Penulisan Resep
Peresepan adalah proses pesanan atau permintaan obat tertulis dari dokter, dokter
gigi, dan praktisi lain yang diberi limpahan wewenang oleh dokter kepada pengelola
obat di Puskesmas Rawat Inap Unungjaya untuk menyediakan atau membuatkan
obat dan menyerahkannya kepada pasien. Resep merupakan sarana komunikasi
profesional antara dokter, penyedia obat dan pasien (pengguna obat). Isi resep
merupakan refleksi dari proses pengobatan. Untuk itu, agar obat berhasil, resep harus
rasional.

Kriteria resep yang tepat, aman dan rasional yaitu:

1) Tepat obat sesuai dengan diagnosis penyakitnya.


2) Tepat indikasi penyakit.
3) Tepat pemilihan obat.
4) Tepat dosis.
5) Tepat cara pemberian obat.
6) Tepat pasien.

Bahasa dalam penulisan resep menggunakan bahasa latin yang sudah digunakan
sebagai bahasa ilmu kesehatan karena bahasa latin tidak mengalami perubahan
(statis), sehingga resep obat yang ditulis dalam bahasa latin tidak akan terjadi salah
tafsir.
Penulisan resep yang baik harus lengkap dan jelas. Dalam resep untuk pasien rawat
jalan dan rawat inap di Puskesmas Rawat Inap Ujungjayaharus tercantum:
1) Tanggal penulisan resep.
2) Nama pasien.
3) Umur pasien.
4) Alamat pasien.
5) Diagnosis penyakit.
6) Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan obat.
7) Nama obat, jumlah dan dosis obat
8) Tanda tangan dan nama terang petugas penulis resep.
9) Tanda seru dan paraf penulis resep untuk resep yang mengandung obat yang
jumlahnya melebihi dosis maksimum.
10) Kode pasien Umum, BPJS dan JAMKESDA

b. Penyiapan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan oleh dokter
atau praktisi lain yang diberi limpahan wewenang oleh dokter harus memahami isi
resep dan memperhatikan:
1) Nama obat
2) Jenis dan bentuk sediaan obat
3) Nama dan umur pasien
4) Dosis
5) Cara pemakaian dan aturan pemberian
6) Menanyakan kepada penulis resep apabila tulisan tidak jelas Konsultasi alternatif
obat kepada penulis resep apabila obat yang dimaksud tidak tersedia
7) Penggunaan sendok atau spatula pada saat mengambil obat dari tempatnya
8) Pemasangan etiket / label obat pada kemasan obat

c. Penyerahan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan oleh dokter
atau praktisi lain yang diberi limpahan wewenang oleh dokter harus memperhatikan:
1) Pengecekan akhir pada identitas pasien dan isi resep
2) Pemberian obat melalui loket
3) Penerima obat adalah pasien atau keluarga pasien
4) Pemberian informasi tentang cara pemakaian, aturan pakai dan efek samping obat
kepada pasien atau keluarga pasien.

2. PEMESANAN OBAT
Sumber penyediaan obat di Puskesmas Rawat Inap Ujungjaya berasal dari
Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang. Obat yang diperkenankan untuk disediakan
di Puskesmas Rawat Inap Ujungjayaadalah obat – obat yang tercantum dalam
Formularium.
Permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat di Puskesmas Rawat Inap
Ujungjaya diajukan oleh Kepala Puskesmas Rawat Inap Ujungjaya kepada Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang dengan menggunakan format LPLPO,
sedangkan permintaan dari sub unit ke Kepala Puskesmas dilakukan secara periodik
menggunakan LPLPO sub unit.
Tujuan dari permintaan obat adalah untuk memenuhi kebutuhan obat di
Puskesmas Rawat Inap Ujungjaya sesuai dengan pola penyakit yang ada di wilayah
Kecamatan Ujungjaya.
Kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan dalam permintaan obat antara lain:
a Menentukan jenis permintaan obat
1) Permintaan Rutin
Dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Sumedang untuk Puskesmas Rawat Inap Ujungjaya.
2) Permintaan Tambahan
Dilakukan di luar jadwal distribusi rutin apabila:
 kebutuhan meningkat
 terjadi kekosongan
 ada KLB atau Bencana
b Menentukan jumlah permintaan obat
Data yang diperlukan antara lain:
1) Data pemakaian obat periode sebelumnya.
2) Jumlah kunjungan resep.
3) Jadwal distribusi obat dari Gudang Farmasi Kabupaten Sumedang.
4) Sisa Stok.
c. Menghitung kebutuhan obat dengan cara:
Dengan memperkirakan/ menghitung pemakaian rata-rata periode
tertentu di UPTD Puskemas Rawat Inap Ujungjaya dan seluruh unit pelayanan,
kemudian ditentukan stok optimum dan stok pengaman/penyangga (buffer stock).
Untuk melakukan pengendalian persediaan diperlukan perhitungan jumlah
pemakaian dalam satu bulan (rekapitulasi buku gudang), lalu dihitung jumlah obat
yang dapat dipesan dengan rumus:
Q = SO – SS

Keterangan:

Q = jumlah obat yang dipesan


SO = stok optimum ( Pemakaian X 1.2)

SS = sisa stok

3. PENGELOLAAN OBAT
Obat dan perbekalan kesehatan hendaknya dikelola secara optimal untuk menjamin
tercapainya tepat jumlah, tepat jenis, tepat penyimpanan, tepat waktu pendistribusian,
tepat penggunaan dan tepat mutunya di tiap unit pelayanan kesehatan.
Pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan meliputi kegiatan:
a perencanaan dan permintaan,
b penerimaan,
c penyimpanan dan distribusi,
d pencatatan dan pelaporan serta monitoring dan evaluasi pengelolaan obat.

J. PENANGANAN OBAT KEDALUWARSA / RUSAK


Obat kadaluwarsa atau rusak dilarang keras diberikan pada pasien karna sudah tidak aman
lagi dikonsumsi. Pencegahan terjadinya pemberiaan obat kadaluwarsa kepada pasien dapat
dilakukan dengan system penyimpanan obat FIFO (obat yang pertama masuk obat yang
keluar terlebih dahulu) dan FEFO (obat yang lebih dulu ED obat yang keluar terlebih
dahulu) dan dengan memberikan label merah pada obat yang mendekati ED. Tujuan
dilaksanakannya penanganan obat rusak dan kadaluwarsa adalah untuk melindungi pasien
dari efek samping penggunaan obat rusak/kadaluwarsa. Dalam menangani obat
rusak/kadaluwarsa, maka langkah – langkah yang harus dilakukan adalah:
1. Petugas pengelola obat mengumpulkan obat rusak.
2. Obat yang rusak/kadaluwarsa dikurangkan dari catatan sisa stok pada Kartu Stok
oleh petugas pengelola obat.
3. Petugas pengelola obat melaporkan obat rusak/kadaluwarsa kepada Kepala
Puskesmas dan Dinas kesehatan Kab sumedang.
4. Obat rusak/ kadaluwarsa dikirim kembali ke dinas kesehatan kab. Sumedang sesuai
dengan jadwal yang diberikan dinas kesehatan kab. Sumedang.

K. REKONSILIASI OBAT
Rekonsiliasi obat atau penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh pasien dilakukan dengan
Tata cara penggunaan obat sebagi berikut :
1. Dokter menetapkan terapi atas diagnosa pasien;
2. Dokter mengetahui dan menetapkan penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh
pasien/keluarga yang dapat dikonsumsi bersama dengan obat yang diperoleh dari
puskesmas;
3. Obat yang dibawa sendiri oleh pasien dan diijinkan dikonsumsi bersama dengan obat
puskesmas harus dicatat di rekam medis;
4. Obat yang dibawa sendiri oleh pasien yang tidak jelas identitasnya ditarik/diminta oleh
petugas puskesmas.

L. PENYIMPANAN OBAT
Penyimpanan Obat merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap Obat yang diterima
agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap
terjamin, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Tujuannya adalah agar mutu obat yang tersedia di puskesmas dapat dipertahankan sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan.
Penyimpanan Obat dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. bentuk dan jenis sediaan;
2. stabilitas (suhu, cahaya, kelembaban);
3. mudah atau tidaknya meledak/terbakar; dan
4. narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus.

M. PENCATATAN, PEMANTAUAN DAN PELAPORAN EFEK SAMPING OBAT (ESO)


Merupakan kegiatan pencatatan, pemantauan setiap respon terhadap Obat yang merugikan
atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan pada manusia untuk
tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi fungsi fisiologis. Tujuannya
adalah :
1. Menemukan efek samping Obat sedini mungkin terutama yang berat, tidak dikenal
dan frekuensinya jarang.
2. Menentukan frekuensi dan insidensi efek samping Obat yang sudah sangat dikenal
atau yang baru saja ditemukan.

Kegiatan:
a. Mencatat laporan adanya efek samping obat.
b. Menganalisis laporan efek samping Obat.
c. Mengidentifikasi Obat dan pasien yang mempunyai resiko tinggi mengalami efek
samping Obat.
d. Menindaklanjut kejadian ESO agar tidak terjadi lagi pada pasien tersebut

Faktor yang perlu diperhatikan:


 Kerja sama dengan tim kesehatan lain.
 Ketersediaan formulir Monitoring Efek Samping Obat.

KEPALA UPTD PUSKESMAS


RAWAT INAP UJUNGJAYA

HENDRIAWAN

Anda mungkin juga menyukai