Anda di halaman 1dari 16

MANAJEMEN KEUANGAN PERHOTELAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN

STATISTIK PT. MANDARINE REGENCY Tbk

OLEH:

Ni Made Inten Lioni

1733121054

D2 akuntansi

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS WARMADEWA

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 SEJARAH PT. MANDARINE REGENCY Tbk

PT. MANDARINE REGENCY Tbk awalnya didirikan dengan nama PT Batam Jaya

Hotel, berdasarkan Akta No. 109 tanggal 28 Oktober 1986 dibuat dihadapan Notaris

Syawal Sutan Diatas, S.H., notaris di Pekanbaru. Akta pendirian tersebut telah

mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 11 Februari

1987 dengan Surat Keputusan No. C2-1188.HT.01.01.TH.87 dan telah diumumkan

dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 15 tanggal 19 Februari 2008, tambahan

No. 1818/2008.

Sesuai Akta No. 36 tanggal 24 Juni 1995 dibuat dihadapan Notaris Maria Hilaria Salim,

S.H., notaris di Batam. Perseroan berganti nama menjadi PT Hotel Batam Jaya.

Perubahan nama tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman

Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2- 15.931.H.T.01.04.Th.95 tanggal

6 Desember 1995 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.

15 tanggal 19 Februari 2008, tambahan No. 1821/2008.

Berdasarkan Akta No. 15 tanggal 4 November 1997 dibuat dihadapan Notaris Maria

Hilaria Salim, S.H., notaries di Batam, nama perseroan diubah lagi menjadi PT Hotel

Mandarine Regency, perubahan tersebut mendapat persetujuan dari Menteri


Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-

9280.HT.01.04.Th.2001 tanggal 21 September 2001, dan telah diumumkan dalam

Berita Negara Republik Indonesia No. 15 tanggal 19 Februari 2008, tambahan No.

1846/2008.

Pada tanggal 17 Maret 2004 berdasarkan Akta No. 127 dihadapan Notaris Yondri

Darto, S.H., notaris di Batam. Status perseroan berubah dari PMDN menjadi PMA,

perubahan tersebut mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia

dengan Surat Keputusan No. C-11413.HT.01.04.Th.2004 tanggal 7 Mei 2004 dan telah

diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 1847 tanggal 19 Februari

2008.

Berdasarkan Akta No. 17 tanggal 18 November 2005 dibuat dihadapan Notaris Maria

Hilaria Salim, S.H., notaris di Batam, perseroan melakukan penggabungan (merger)

dengan PT Delapan Puluh Satu Jaya. Perseroan bertindak sebagai pihak yang

menerima penggabungan (surviving company).

Pada tanggal 3 Juli 2008, perseroan telah mendapat pernyataan efektif dari Ketua

Badan Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) melalui surat

No. S-4272/BL/2008 untuk penawaran perdana saham kepada masyarakat sejumlah

300.000.000 saham biasa atas nama, dengan nilai nominal Rp. 100 (angkah penuh)

setiap saham yang ditawarkan kepada masyarakat dengan harga penawaran Rp. 110
(angka penuh). Pada tanggal 17 Juli 2008, saham perseroan telah dicatat di Bursa Efek

Indonesia.

Pada tanggal 30 November 2012, perseroan telah memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK atas pernyataan pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Terbatas I

dengan menerbitkan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dengan surat

BapepamLk No. S-13675/BL/2012.

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 1 tanggal 3 Desember

2012 yang telah diaktakan oleh Notaris Rini Yulianti, S.H., telah menyetujui untuk

melakukan Penawaran Umum Terbatas I kepada pemegang saham sebanyak

1.031.357.180 lembar saham dengan nominal Rp.100 atau seluruhnya senilai Rp.

103.135.718.000 serta dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.

Dalam kurun waktu selama 20 tahun, PT Hotel Mandarine Regency (Goodway Hotel)

berkembang menjadi hotel bintang 4 (empat) yang cukup terkenal di Kota Batam.

Sebelumnya merupakan hotel bintang 2 (dua) dengan nama Batam Jaya Hotel. Pada

akhir tahun 1994 di take over oleh PT Raco Indoland dan dilakukan renovasi

menyeluruh. Pada akhir tahun 1996 mulai beroperasi kembali dengan klasifikasi hotel

bintang 4 (empat) yang siap melayani keperluan akomodasi pelanggan dengan

semboyan “Your Comfort Is Our Business”.


Goodway Hotel memiliki 298 kamar dengan berbagai tipe, sebanyak 268 kamar di jual

kepada pelanggan sedangkan sisanya digunakan untuk keperluan operasional. Hotel

Goodway memiliki 1 (satu) ballroom berkapasitas 1.500 orang dan 9 (sembilan)

ruangan pertemuan dengan berbagai macam ukuran dan 1 (satu) ruangan VIP. Selain

itu, Hotel Goodway memiliki 2 (dua) restoran, Nusantara Coffee House dan Asakuma

Japanesse Restaurant, serta fasilitas lain berupa Piano Lounge, Wine Bar, Poolside Bar,

Health Spa dan Shopping Boutique.


General Meeting
Of Shareholders
Board of
commissioners
Board of
Director
Corporate Goodway
Secretary Vacation Club
General
Financial
Manager
Controller
Room Division Food & Bvg Human Director of Chief
1.2 STRUKTUR ORGANISASI

Manager Director Resources Mgr Sales Accounting


Front Office Food & Legal Sales Chief Purchasing
Manager Beverages Manager Engineering Manager
Mgr
Executive Executive Chief Marketing Health Information
Housekeeper Chef Security Manager Centre Technology
Manager
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN STATISTIK PT.


MANDARINE REGENCY Tbk.
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang memberikan

gambaran tentang keadaan posisi keuangan, hasil usaha, serta perubahan dalam

posisi keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan juga merupakan kesimpulan

dari pencatatan transaksi yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Laporan keuangan

adalah media yang paling penting untuk menilai kondisi ekonomi dan prestasi

manajemen. Laporan keuangan disusun berdasarkan Standar Akuntansi

Keuangan (SAK) yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). SAK

memberikan fleksibilitas bagi manajemen dalam memilih metode maupun estimasi

akuntansi yang dapat digunakan.

Analisa laporan keuangan adalah kegiatan menganalisa laporan keuangan. Yang

digunakan untuk menilai kelangsungan usaha, stabilitas, profitabilitas, dari suatu

usaha. Dengan memahami sifat dan konsep akutansi keuangan maka akan lebih

mengenal sifat dan konsep laporan keuangan sehingga dapat menjaga kemungkinan

salah tafsir terhadap informasi yang diberikan melalui laporan keuangan sehingga

kesimpulan yang disapat akan lebih akurat.

Analisis laporan keuangan menggunakan perhitungan rasio-rasio agar dapat

mengevaluasi keadaan finansial perusahaan dimasa lalu, sekarang, dan masa yang
akan datang. Rasio dapat dihitung berdasarkan sumber datanya yang terdiri dari

rasio-rasio neraca yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca, rasio-

rasio laporan laba-rugi yang disusun dari data yang berasal dari perhitungan laba-

rugi, dan rasio-rasio antar laporan yang disusun berasal dari data neraca dan

laporan laba-rugi. Laporan keuangan perlu disusun untuk mengetahui apakah

kinerja perusahaan tersebut meningkat atau bahkan menurun dan didalam

menganalisis laporan keuangan diperlukan alat analisis keuangan, salah satunya

adalah dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Rasio keuangan tersebut

meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas (leverage), rasio aktivitas, rasio

profitabilitas,.
2.1 Analisis Ratio Keuangan Hotel biasanya terdiri dari:

1. Analisis Likuiditas dan Struktur Modal

Analisis ini terdiri dari beberapa analisis ratio, yaitu:

 Current Ratio (Ratio Lancar)

Current Ratio biasanya dihitung dengan harta lancar (kas, pituang,

persediaan, surat berharga) dengan kewajiban lancar (hutang dagang,

hutang jangka panjang satu tahun, hutang jangka pendek, pajak) hal ini

digunakan untuk mengetahui kesanggupan hotel memenuhi kewajiban

jangka pendeknya.

Ratio Lancar = Jumlah Aktiva Lancar × 100%

Kewajiban Lancar

= 39.364.767.694 × 100%

85.625.477.493

= 45,97%

Dari perhitungan Rasio Lancar tersebut, dapat dinyatakan bahwa Rp.1

kewajiban lancar dari perusahaan tersebut dijamin dengan Rp.297,50 oleh

Aktiva lancar. Ini menyatalan bahwa PT. Sahid Jaya International tbk.

Dapat memenuhi kewajiban lancarnya, dengan kata lain jumlah aktiva


lancar yang dimiliki perusahaan masih dapat menutupi sepenuhnya

kewajiban lancar yang dimilikinya.

 Quick Ratio (ratio cair)

Quick ratio dapat dihitung dengan membagi harta lancar dan persediaan

dengan jumlah kewajiban lancar. Hal ini merupakan ukuran penting untuk

mengetahui kemampuan hotel dalam memenuhi kewajiban jangka

pendeknya tanpa memperhitungkan penjualan persediaan.

Quick ratio = Harta Lancar – Persediaan × 100%

Kewajiban Lancar

= 1.026.253.821 – 195.975.000

85.625.477.493

= 0,96%

 Debt equity Ratio (ratio kewajiban terhadap ratio)

Perbandingan antara jumlah hutang terhadap jumlah kekayaan hotel.

Berdasarkan hasil ini para kreditor dapat mengukur % jumlah dana yang

mungkin dapat disediakan.

Debt Equity Ratio = Total Kewajiban × 100%

Total Modal

= 98.282.812.980 × 100%

182.910.934.636

= 53,73 %
 Ratio Aktiva Tetap (RAT) terhadap kewajiban jangka panjang (Net

Fixed asset to long term debt ratio)

untuk mengetahui kemampuan hotel dalam memenuhi kewajiban –

kewajiban jangka panjang , caranya adalah dengan membandingkan

nilai buku aktiva.

RAT = Total Nilai Bulan Aktiva Tetap × 100%

Total Kewajiban Jangka panjang

= 241.828.979.921 × 100%

12.657.335.487

= 1.910,58%

 Debt Service Coverage (ratio penutupan hutang : RPU)

Untuk mengetahui sejauh mana laba hotel boleh menurun tanpa

mengurangi kinerja keuangan hotel disebabkan hotel tidak mampu

bayar bunga pinjaman

RPU = Total Sebelum Pajak – Beban Bunga ×100%

Beban Bunga

= 24.418.529.472 – 2.671.363.205 ×100%

2.671.363.205

= 814,08 %

2. Analisis profitabilitas

Dari analisis ratio, manajement hotel mengadakan analisis profitabilitas

sebagai tolak ukur atau gambaran tentang efektivitas kerja management


ditinjau dari keuntungan yang diperoleh dengan hasil penjualan dan

investasi hotel.

 Margin Laba Departemen

 Room Division

Laba Divisi kamar × 100%

Pendapatan bersih

= 5.609,55 × 100%

39.067,26

= 0,14%

 F & B Departemen

Laba Divisi F&B × 100%

Pendapatan Bersih

= 3.778,29 ×100%

39.067,26

= 9.67%

3. Analisis Laporan Statistik hotel

Jenis Laporan Statistik Hotel yang dibutuhkan baisanya:

 % of occupancy presentase tingkat hunian kamar

Jumlah Kamar Terjual ×100%


Jumlah Kamar Tersedia

= 52.664 ×100%

227

= 53,82%

 % of double occupancy (persentase tingkat huni kamar “double”)

Jumlah Tamu – Jumlah Kamar Terjual ×100%

Jumlah Kamar Terjual

= 22.975 – 52.664 ×100%

52.664

= 0,31%

 Quest Per-room (tamu per kamar) rata – rata

Jumlah Tamu ×100%

Jumlah Kamar Terjual

= 22.975 ×100%

52.664

= 43,62%

 Average Daily Rate (rata-rata tarif kamar harian)

Total Pendapatan Kamar ×100%

Jumlah Kamar Terjual

= 5.609,55 ×100%

52.664
= 10,65%

 Average Rate per Quest (rata-rata tariff kamar per tamu)

Total pendapatan kamar ×100%

Jumlah Tamu Hotel

= 5.609,55 ×100%

22.975

= 24,41%
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai