Anda di halaman 1dari 7

Gacca Permata Syurga

03411740000003
Tugas Asistensi Seismik II
Analisa Gelombang Seismik pada Software Tesseral
Pada percobaan membuat gelombang seismik ini digunakan software Tesseral. Hal yang
pertama kali dilakukan adalah menentukan geophone dan interval. Jumlah geophone adalah 11
dengan panjang interval 100 m. Tipe sinyal yang dipilih adalah ricker dengan frekuensi 70 Hz..
Pengambilan data dimulai dari 0 hingga 2 dengan pencacahan 0.002. Lapisan yang dibuat
diantaranya adalah

Lapisan 1 “Sand”

Snad

Lapisan 2 “Clay”

Lapisan 3 “Sandstone”

Gambar 1. Lapisan – lapisan batuan yang akan dianalisis


Tabel 1. Properties tiap lapisan
Lapisan Compressional (m/s) Shear (m/s) Density (kg/m3)
Sand 300 100 1300
Clay 500 200 1200
Sandstone 4500 2300 2500

Lapisan – lapisan batuan dipilih dengan nilai kompresibilitas dan densitas dari kecil ke besar, hal
ini dikarenakan kecepatan penjalaran gelombang berbanding lurus dengan kompresibilitas dan
densitas. Hal lainnya yaitu untuk memudahkan analisis pergerakan gelombang. Setelah itu di Run
dengan memilih Acoustic Modelling.dan didapatkan 25 cuplikan data.
Pencuplikan data 1/25 menghasilkan first break atau gelombang yang pertama kali ditangkap
receiver. Ditangkap oleh geophone ke 4 sejauh 40 m.
Gacca Permata Syurga
03411740000003

First Break

Gambar 2. First break pada cuplikan pertama (1/25)


Lalu gelombang menjalar hingga memasuki lapisan kedua. Gelombang melewati lapisan pertama,
sebelum dipantulkan atau menyentuh lapisan kedua atau direct wave pada cuplikan ke 13/25

Direct Wave

Batas Lapisan

Gambar 3. Direct Wave pada cuplikan ke 13 (13/25)


Setelah gelombang menyentuh lapisan ke dua, gelombang sebagian dipantulkan atau mengalami
refleksi dan sebagian mengalami pembiasan gelombang ke lapisan dibawahnya.
Gacca Permata Syurga
03411740000003

Refleksi
Lapisan 1

Refraksi

Lapisan 2

Gambar 4. Gelombang mengalami refleksi dan refraksi pada cuplikan ke 18(18/25)


Sebenarnya gelombang akan mengalami interception atau gelombang refraksi mendahului
gelombang awal dan ditangkap receiver. Namun, pada penjalaran gelombang ini tidak mengalami
intercept dikarenakan terdapat perbedaan gradien kecepatan yang tinggi di lapisan ke 3. Hal ini
juga dikarenakan perbedaan kompresi yang terlalu signifikan. Gelombang akan teratenuasi atau
teredam di lapisan ke 3.

Gelombang teredam
di lapisan ke 3 Lapisan 3

Gambar 5. Gelombang tidak mengalami interception melainkan teredam atau teratenuasi


Gacca Permata Syurga
03411740000003

Gambar 6. Gelombang teratenuasi / teredam di lapisan ke 3

Analisa Matlab dengan data Tesseral


Script Matlab yang digunakan adalah sebagai berikut :
Script Analisa Matlab
clear; clc Ray Tracing dengan metoda penembakan
for z=1:5 sinar dengan kecepatan tiap lapisan
lap=[1:9];
nolayers=lap(z); 4000,6000,8000,9000,12000 dan
norays=5; %untuk setting theta di bawah, ketebalan tiap lapisan
hati-hati dengan jumlah rays terhadap 2000,2000,2000,2000,2000 dalam grafik
critical angle!!! sebagai berikut :
vel=[4000,6000,8000,9000,12000]; %kecepatan
setiap lapisan
dz=[2000,2000,2000,2000,2000];%ketebalan
setiap lapisan

for i=1:norays

theta(i)=i*2; %sudut tembak sinar


end

for k=1:norays
for i=1:nolayers-1
theta(i+1,k)=(180/pi) *
asin(sin(theta(i,k).*pi/180).*(vel(i+1)./ve Dalam kurva jejak sinar dengan
l(i))); %menghitung perubahan sudut sinar
di setiap lapisan dengan menggunakan hukum kedalaman total 1000 m, gelombang di
snellius pantulkan sebanyak 5 kali pada
end kedalaman 1000m, namun terdapat
end gelombang yang di biaskan ke atas
for k=1:norays
p(k)=sin(theta(1,k).*pi/180)./vel(1);
lapisan atau terefraksi.
%menghitung ray parameter Dalam kurva waktu tempuh, dapat dilihat
end semakin besar kecepatan maka semakin
Gacca Permata Syurga
03411740000003
lebar jangkauan gelombang yang
for k=1:norays dipantulkan.
for i=1:nolayers Sesuai dengan Hukum Snellius,bahwa
dx(i,k)=(p(k)*vel(i).*dz(i))/sqrt(1-
p(k)*p(k).*vel(i).*vel(i)); %menghitung sinar menjauhi garis normal jika
jarak lateral di setiap lapisan mediumnya memiliki kecepatan yang
dt(i,k)=dz(i)/(vel(i).*sqrt(1- rendah
p(k)*p(k).*vel(i).*vel(i))); %menghitung
waktu tempuh di setiap lapisan
end
Jika lapisan pertama dimulai dengan
end kecepatan yang lebih besar dari lapisan –
lapisan dibawahnya yaitu
for k=1:norays 12000, 9000,8000,6000,4000
twt(k)=2*sum(dt(:,k)) %menghitung twt untuk Maka di dapatkan kurva sinar dan waktu
masing-masing sinar tempuh sebagai berikut
end

%%%memanipulasi offset
dx_down=dx;
dx_up=flipud(dx_down);
dx=[dx_down;dx_up];
dx(1,1)=dx(1,1);
for k=1:norays
for i=2:nolayers*2,
dx(i,k)=dx(i-1,k)+dx(i,k);
end
end
nol=[1:norays]*0;
dx=[nol;dx];
Dapat dilihat dari jejak sinar jika
%%memanipulasi kedalaman
dz=dz(1:nolayers); keaadaan dibalik maka sinar gelombang
dz(1)=dz(1); akan mengalami refraksi dan refleksi
for i=2:nolayers, lebih banyak, karena kecepatan yang
dz(i)=dz(i-1)+dz(i); lebih besar akan terpantulkan lebih dalam
end
dz_down=dz';
dan terefraksi lebih banyak, mengingat
dz_up=flipud(dz_down); kecepatan gelombang terbesar ada di
dz_up=dz_up(2:nolayers); lapisan pertama
dz=[0;dz_down;dz_up;0]; Kurva waktu tempuh menunjukkan hal
offset=dx(nolayers*2+1,:) yang sama dengan jejak sinar, waktu
% plot hasil
for k=1:norays tempuh gelombang jangkauannya lebih
subplot(1,2,1) besar dan twt yang dibutuhkan jauh lebih
plot(dx(:,k),dz); hold on rapat dan banyak.
end Sesuai dengan Hukum Snellius, bahwa
xlabel('offset(m)')
sinar akan mendekati garis normal jika
ylabel('depth(m)')
title('Jejak Sinar') mediumnya memiliki kecepatan yang
state=set(gca,'ydir'); tinggi.
if (strcmp(state,'reverse'))
set(gca,'ydir','reverse')
else
set(gca,'ydir','reverse')
end
Gacca Permata Syurga
03411740000003
a=size(dx);
dx=reshape(dx,a(1,1)*a(1,2),1);
x = [0 max(dx)];
for i=1:nolayers
y = [dz(i) dz(i)];
plot(x,y,'r'); hold on
end
axis([0 max(dx) 0 max(dz)]);
subplot(1,2,2)
plot(offset,twt,'linewidth',3); grid on;
hold on
xlabel('offset(m)')
ylabel('twt(s)')
title('Kurva Waktu Tempuh')
state=set(gca,'ydir');
if (strcmp(state,'reverse'))
set(gca,'ydir','reverse')
else
set(gca,'ydir','reverse')
end
clear
end
\
Membuat Script Modulus Young menggunakan data Mekanika Batuan
Tabel 2. Data Mekanika Batuan

Script Matlab
clear all
clc
d = 0.0687 %diameter (m)
ho = 0.0658 %h awal (m)
lo = 0.0003704 %luas awal (m^2)
dv = [0.02 0.04 0.06 0.08 0.01 0.12 0.14 0.16] %deformasi vertikal (m)
Gacca Permata Syurga
03411740000003
%strain (m)
str_kiri = [0.12 0 0 0 0.02 0.15 0.55 0.7]
str_kanan = [0 0 0.01 0.01 0.01 0.005 2 0.3]
str_total = str_kiri + str_kanan
str_average = [0.06 0 0.005 0.005 0.015 0.0775 0.375 0.5]
%rata-rata strain kanan dan kiri
beban = [100 150 250 450 550 600 675 1000] %beban yang diberikan (N)
%Perhitungan H Akhir
m = length(dv)
for i = 1:m
ht(i) = ho+dv(i) %h akhir (m)
end
%Perhitungan Luas Akhir
p = length(str_total)
for r = 1:p
lt(r) = pi*(((d+str_total(r))/2).^2) %luas akhir (m^2)
end
%Perhitungan Tegangan
teg = beban./lt
%Perhitungan Regangan Lateral
reg = str_total/d
%Perhitungan Modulus Young
my = teg./reg
figure(1) %grafik modulus young sampel batuan satu-satu
subplot(2,1,1)
plot(reg,teg,'-b')
title('Grafik Uji Ketahanan Batuan K4')
xlabel('Regangan (Strain)')
ylabel('Tegangan (stress)')
grid on

Batas Elastisitas

Sifat Plastis
Sifat Elastis

Anda mungkin juga menyukai