Pernahkah kamu menebak-nebak seseorang berasal dari daerah mana. Apa saja yang dapat dijadikan
indikator kamu menebak. Cara berpakaian, cara berjalan, nada bicara, warna kulit, gestur,
Sesungguhnya indikator-indikator yang menjadi parameter kamu dalam menebak adalah unsur-unsur
kebudayaan. Unsur-unsur kebudayaan melekat pada diri seseorang sebagai pelaku budaya menjadi ciri,
bak pakaian yang menyelimuti tubuhnya. Melekat terinternalisasi pada raga dan jiwa sebagai warisan
masyarakat yang mendidiknya.
Kebudayaan adalah manifestasi akal yang berinteraksi dengan alam sekitar, menghasilkan telaah
tentang, baik-buruk, efektif-tidak efektif, sopan-tidak sopan, sederhana-kompleks, mudah-sulit dan
lain-lain, yang kemudian diambil sebagai satu pilihan untuk dilakukan dan menjadi kebiasaan.
Kebiasaan ini menjadi nilai yang dianut secara pribadi diikuti oleh orang lain menjadi nilai
kemasyarakatan. Nilai-nilai yang telah mengakar pada masyarakat menjadi norma, menjadi hukum
yang mengikat. Kemudian terciptalah kebudayaan sebagai satu tema besar dari satu entitas masyarakat.
Seperti telah dijelaskan di awal kebudayaan adalah hasil interaksi akal dengan alam sekitar. Keragaman
fenomena alam yang berinteraksi dengan akal manusia menghasilkan kebudayaan yang beragam.
Kebudayaan dan geografi adalah satu yang melekat tidak dapat dipisahkan. Seperti tidak ada drama
tanpa latar cerita.
Ada satu cabang ilmu geografi yang membahasa bagaimana alam mempengaruhi kebudayaan, ilmu itu
adalah geografi budaya. Carl Sauer mendefinisikan ilmu geografi budaya adalah ilmu pengetahuan yang
menelaah sekitar tingkah laku manusia yang ditimbulkan karena adanya usaha adaptasi dan
pemanfaatan lingkungan alam oleh manusia dalam usaha mempertahankan hidupnya. Dengan demikian
berarti geografi budaya berada posisi penengah kajian yang bersifat fisik dengan kajian yang bersifat
sosial.
Artinya secara forensik dapat dianalisis dengan kajian geografi budaya bahwa, untuk mengenali wujud
kebudayaan suatu masyarakat dapat di cermati dengan mengamati alam yang berinteraksi dengan
orang-orang yang tinggal di tempat tersebut.
Paham determisme alam dalam kajian filsafat geografi pernah awal abad ke-19, lewat para
pendukungnya seperti Charles Darwin, Fredrich Ratzel dan Ellsworth Huntington. Charles Darwin
(1809) sangat terkenal dengan teorinya seleksi alam (natural selection), bahwa makhluk hidup yang
mampu beradaptasi dengan lingkungannya akan mampu bertahan dan lolos dari seleksi alam. Alam
berperan sangat menentukan.
Fredrich Ratzel (1844-1904), Ahli geografi kebangsaan Jerman mengungkapkan bahwa manusia dan
kehidupannya sangat bergantung pada alam, perkembangan kebudayaan sangat dipengaruhi oleh alam,
demikian pula dengan mobilitasnya yang tetap dibatasi oleh kondisi alam di permukaan bumi. Searah
dengan itu Ellsworth Huntington iklim di dunia sangat menentukan perkembangan kebudayaannya.
Pemikiran determinisme ini mengisi ruang pikir manusia hingga lahir paham baru yang lebih moderat,
yaitu paham posibilesme. Paul Vidal de La Blache (1845-1919) menyatakan bahwa alam tidaklah
menentukan segalanya, yang menentukan adalah faktor produksi yang dipilih manusia yang berasal dari
kemungkinan yang diberikan alam. Manusia tidak pasif terhadap kodrat alam, tetapi manusia aktif
dalam memanfaatkan alam.
Sekarang ini salju yang dulunya hanya ada di negara empat musim, kita bisa nikmat di khatulistiwa
yang hangat dengan salju buatan, bahkan kita dapat memainkan selancar es di mal yang ada di ibu kota
Jakarta. Globalisasi yang merupakan paham ekonomi telah meluaskan maknanya termasuk menyentuh
aspek kebudayaan, tidak ada lagi kebudayaan yang benar-benar identik. Semua membaur menjadi satu
dalam ruang global.
Contents [hide]
1 Pengertian Kebudayaan
2 Pengaruh Geografi terhadap Keberagaman Budaya di Indonesia
3 Persebaran Keragaman Budaya Indonesia
4 Pembentukan Kebudayaan Nasional
5 Pelestarian dan Pemanfaatan Produk Kebudayaan Indonesia dalam Bidang Ekonomi Kreatif dan
Pariwisata
o 5.1 Batik Budaya Indonesia diakui Dunia
o 5.2 Kebudayaan dan Pariwisata
o 5.3 Ekonomi Kreatif
6 Kebudayaan Indonesia Sebagai Bagian dari Kebudayaan Global
o 6.1 Budaya Post Modern
o 6.2 Bagikan ini:
o 6.3 Menyukai ini:
Pengertian Kebudayaan
Apa itu kebudayaan?
Koentjaraningrat berpendapat bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasan,
tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri
manusia dengan belajar. Kebudayaan adalah perilaku, cara orang bertindak, melakukan sesuatu dengan
kesadaran yang didorong oleh akal sehat. Karena perilaku tanpa akal sehat, adalah perilaku kesurupan
yang didorong oleh akal lain di luar akal sehat. Kebudayaan juga merupakan hasil. Sesuatu yang telah
diciptakan oleh manusia.
Kemudian kebudayaan adalah hasil tersebut merupakan hasil belajar. Ada tingkatan dalam
penurunan kebudayaan dengan belajar, dari proses imitasi, proses memahami, mengaplikasi, sampai
dengan inovasi. Hasilnya adalah tata-tata kehidupan masyarakat.
Kebudayaan merupakan sistem konsepsi yang diwariskan dan diekspresikan atau dikecualikan
hanya dalam bentuk simbolis yang dengannya manusia berkomunikasi, melanggengkan, dan
mengembangkan pengetahuan mereka tentang dan sikap terhadap kehidupan. Dengan demikian Geertz
hanya memasukkan dalam ranah kebudayaan adalah yang berbentuk simbol. Seperti bahasa, gestur,
simbol-simbol dalam kesenian dll.
Pelestarian dan Pemanfaatan Produk Kebudayaan Indonesia dalam Bidang Ekonomi Kreatif
dan Pariwisata
Banyak karya-karya kebudayaan tradisional Indonesia yang hampir punah bahkan punah.
Anak-anak muda tidak mau lagi memakai, menggunakan, atau mempelajarinya karena menganggapnya
telah ketinggalan zaman. Hal ini sangat disayangkan karena banyak dari budaya kita baru disadari
ternyata memiliki nilai yang amat tinggi. Hal ini sebenarnya wajar, karena kebudayaan adalah sesuatu
yang dinamis, dapat berubah sesuai perkembangan zamannya.
Jadi cukup tepat jika sub judul ini adalah “pelestarian”. Karena makna lestari lebih condong
pada awet, “pengawetan”. Dalam satu wawancara dengan Hari Rusli (Almarhum) seniman Bandung.
Menurut beliau, Sulit bagi kita untuk memaksa anak muda untuk terus mencintai kesenian-kesenian
tradisional, karena zamannya memang sudah berubah. Yang kita bisa hanyalah memasukkan jenis-jenis
karya kesenian yang kita miliki ke dalam museum, beserta dengan perangkat-perangkat untuk
mempelajarinya. Sehingga suatu saat nanti ketika adalah orang yang mau belajar, jelas tempat di mana
orang harus belajar, dan karya-karya tersebut tidak punah.
Seperti seni pertunjukan wayang misalnya. Sekarang ini seni pertunjukan wayang selalu sepi
penonton seperti dulu ketika jamannya. Namun dengan adanya museum wayang, serta jurusan
pewayangan di universitas-universitas kesenian. Masih banyak generasi muda yang mau belajar seni
pewayangan, sehingga wayang masih dapat terus lestari.
Selain dengan menyimpan dan mengawetkannya di tempat yang tepat seperti museum dan
sekolah. Yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan revitalisasi kebudayaan tradisional sehingga
kesenian tradisional dapat beradaptasi dengan perkembangan jaman dan kembali menjadi tren. Salah
satu yang berhasil direvitalisasi adalah batik. Bahkan batik Indonesia telah diakui sebagai warisan
budaya dunia.
Ekonomi Kreatif
Ekonomi kreatif adalah suatu konsep perekonomian di era ekonomi baru yang mengintensifkan
informasi dan kreativitas dengan mengedepankan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia
sebagai faktor produksi yang paling utama.
Beberapa ciri ekonomi kreatif antara lain:
1. Terdapat beberapa unsur utama seperti kreativitas, keahlian, dan talenta yang memiliki nilai jual
melalui penawaran kreasi intelektual.
2. Produk yang dihasilkan (barang dan jasa) memiliki siklus hidup singkat, margin tinggi, beraneka
ragam, persaingan tinggi, dan dapat ditiru.
3. Terdiri atas penyediaan produk kreatif langsung pada pelanggan dan pendukung penciptaan nilai
kreatif pada sektor lain yang secara tidak langsung berhubungan dengan pelanggan.
4. Dibutuhkan kerja sama yang baik antara berbagai pihak yang berperan dalam industri kreatif,
seperti kaum intelektual, dunia usaha, dan pemerintah.
5. Creative economy berbasis pada ide atau gagasan.
6. Pengembangan industri kreatif tidak terbatas dan dapat diterapkan pada berbagai bidang usaha.
7. Konsep creative economy yang dibangun bersifat relatif.
Yang termasuk dalam ekonomi kreatif antara lain:
1. Periklanan
2. Arsitektur
3. Pasar barang seni
4. Kerajinan (handicraft)
5. Kuliner
6. Desain
7. Fashion
8. Film, video, dan fotografi
9. Musik
10. Seni pertunjukan
11. Penerbitan dan percetakan
12. Layanan komputer dan piranti lunak
13. Radio dan televisi
14. Riset dan pengembangan