Kasus
Pada tanggal 19 Juli 2016 pukul 01.58 WIB, Ny. Mujiami yang berusia 63 tahun datang ke
RSUD Jombang dengan keluhan kepala, perut, dan punggung yang mengalami nyeri hebat
karena stroke sebagian yaitu disebelah kiri. Kira-kira 5 hari yang lalu pasien mendadak
mengalami kelemahan pada anggota tubuh sebelah kiri saat bangun tidur. Menantu pasien
mengatakan bahwa pasien mengalami mual, muntah, penurunan kesadaran, dan sulit diajak
berkomunikasi. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD : 180/100 mmHg, nadi : 88
x/menit, RR : 24 x/menit, suhu : 37,6C, pasien tampak lemah, sulit diajak berbicara, bicara
tidak jelas, wajah menyeringai saat sakitnya muncul, tampak memegangi bagian yang nyeri,
dan juga melindungi area yang nyeri saat disentuh.
I. Pengkajian
A. Identitas klien
Nama : Isroin
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Ringinpitu, Mojowarno, Jombang
B. Riwayat Keperawatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengeluh kepala, perut, dan punggung yang mengalami nyeri hebat karena
stroke sebagian yaitu disebelah kiri.
Pada tanggal 19 Juli 2016 pukul 01.58 WIB, Ny. Mujiami yang berusia 63 tahun
datang ke RSUD Jombang dengan keluhan kepala, perut, dan punggung yang
mengalami nyeri hebat karena stroke sebagian yaitu disebelah kiri dengan
karakteristik (P : nyeri karena stroke pada anggota tubuh sebelah kiri, Q : nyeri seperti
ditusuk-tusuk, R : kepala, perut, dan punggung, S : 6, T : tidak tentu dan sifatnya
menetap).
Kira-kira 5 hari yang lalu pasien mendadak mengalami kelemahan pada anggota
tubuh sebelah kiri saat bangun tidur. Menantu pasien mengatakan bahwa pasien
mengalami mual, muntah, penurunan kesadaran, dan sulit diajak berkomunikasi.
Sebelum dibawa ke RSUD Jombang, pasien sudah dirawat di RSK Mojowarno karena
mengalami peningkatan tekanan darah dan stroke. Karena pasien mengalami
penurunan kesadaran dan kondisi memburuk, pasien dirujuk ke RSUD Jombang.
Pasien mengalami nyeri perut karena stroke menyerang organ bagian dalam sebelah
kiri yaitu lambung. Sehingga dilakukan kumbah lambung, tetapi bakteri masih tersisa
di lambung.
4. Riwayat Keluarga
Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit menurun (Hipertensi, Diabetes Miletus,
Asma), tidak mempunyai riwayat penyakit menular (TBC, Hepatitis, HIV/AIDS).
5. Riwayat Psikososial
Respon pasien tidak menampakkan ekspresi yang emosi terhadap penyakit yang
dialaminya, hanya menyeringai merasakan nyeri pada kepala, perut, dan
punggungnya.
1) Sistem Pernapasan
Anamnesa : tidak ada keluhan pada sistem pernafasan
Hidung:
Inspeksi : tidak ada nafas cuping hidung, secret/ingus, maupun epistaksis, kebersihan
baik, tidak menggunakan alat bantu oksigen
Mulut
Leher
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, massa, maupun pembesaran kelenjar limfe
Faring :
Inspeksi: pola nafas normal, tidak menggunakan otot bantu pernafasan, pergerakan
dada simetris, bentuk dada normal, tidak ada trauma dada maupun pembengkakan.
Palpasi: tidak ada nyeri tekan, kelainan pada dinding thorax, maupun bengkak
Wajah
Inspeksi : tidak ada sembab, pucat, oedem periorbital, maupun sianosis, konjungtiva
normal berwarna merah muda
Leher
Dada
Ekstrimitas Atas
Ekstrimitas Bawah
Palpasi : CRT <2 detik, suhu akral hangat, tidak ada pitting oedem
3) Sistem Persyarafan
Anamnesa : nyeri kepala berputar-putar, mual muntah, perubahan berbicara, dan paralisis.
Perempuan :
Genetalia eksterna
Inspeksi : tidak ada odema, kemerahan, maupun tanda–tanda infeksi, kebersihan baik,
Palpasi : tidak ada benjolan maupun nyeri tekan
Kandung kemih:
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan tidak ada massa yang teraba
Ginjal :
Palpasi : tidak ada nyeri tekan abdomen kuadran I dan II diatas umbilikus maupun
massa
Inspeksi : mukosa bibir lembab, kebersihan mulut baik, gusi tidak berdarah maupun
bengkak,
Lidah
Inspeksi : lidah simetris, kebersihan baik, tidak mengalami tremor, maupun adanya
lesi pada lidah
Abdomen (dibagi menjadi 4 kuadran)
Palpasi:
Kuadran I:
Kuadran II:
Kuadran III:
Kuadran IV:
Kekuatan otot : 2 5
2 5
Kepala :
Inspeksi : distribusi rambut baik, ketebalan normal, tidak mengalami kerontokan,
tidak mengalami alopesia (botak)
Leher
Inspeksi : bentuk normal, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, maupun
terjadi
perubahan warna
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid maupun nyeri tekan
Ekstremitas bawah
Palpasi : tidak mengalami edema non pitting
8) Sistem Reproduksi
Perempuan
Anamnesa : tidak ada keluhan pada sistem reproduksi, pasien sudah mengalami
menopause
Payudara
Inspeksi : tidak ada massa maupun luka, payudara simetris kanan dan kiri
Axilla :
Inspeksi : tidak adanya benjolan abnormal
Abdomen:
Inspeksi : tidak mengalami pembesaran abdomen
Genetalia :
Inspeksi : tidak ada odema maupun benjolan
Mata
Inspeksi :
Hidung :
Hasil Laboratorium
Hb : 15,1 g/dl
Leukosit : 13.700/cmm
Eritrosit : 5.520.000/ul
Hematokrit : 48,8
Trombosit : 279.000/cmm
GDA sewaktu : 145 g/dL
II. Analisa Data
DIAGNOSA 1
Related to:
Diagnostic
Agens cedera biologis (penyakit DM)
Statement:
DIAGNOSA 2
Resiko Infeksi
Client
Diagnostic Related to:
Penyakit kronis (CVA Infark)
Statement:
III. Intervensi
DIAGNOSA 1
Diagnosa keperawatan : Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik
Definisi NANDA : Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan
yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam
hal kerusakan sedemikian rupa (internatioanal association for study of pain); awitan yang
tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berta dengan akhir yang dapat diantisipasi
atau diprediksi.
NIC NOC
INTERVENSI AKTIVITAS OUT COME INDIKATOR
Manajemen 1. Lakukan pengkajian Kontrol nyeri 1. Mengenali
nyeri tanda-tanda vital timbulnya nyeri
meliputi tekanan darah, KH : ( Skala nyeri :
Definisi : frekuensi jantung (nadi), Kenyamanan 1-3 : ringan
Meringankan atau frekuensi nafas (RR), yang dirasakan 4-6 : sedang
mengurangi nyeri dan suhu. dengan 7-10 : berat)
sampai pada menurunnya
tingkat 2. Lakukan pengkajian rasa nyeri yang 2. Mendiskripsikan
kenyamanan yang yang komprehensif dirasakan atau faktor penyebab
dapat diterima tentang nyeri, termasuk tidak adanya (nyeri yang
oleh pasien. lokasi dan skala nyeri. rasa nyeri yang dirasakan berasal
timbul kembali dari penyakit
3. Ajarkan teknik hipertensi dan
penggunaan non stroke yang
farmakologi (misal: dialami,
relaksasi dan distraksi) menyebabkan
sebelum, sesudah, dan bagian tubuh
jika mungkin selama bagian kiri, seperti
mengalami nyeri: kepala : nyeri
sebelum terjadinya nyeri hebat, punggung :
atau nyeri meningkat. nyeri, dan
abdomen : nyeri
4. Berikan posisi yang akibat stroke dan
nyaman pada pasien. infeksi yang
menyerang
5. Kolaborasi pemberian lambungnya)
penurun nyeri yang
optimal dengan resep 3. Mengenali
analgesik. kumpulan gejala
nyeri (ekspresi
wajah yang
sedikit
menyeringai,
meringis serta
pasien tampak
berhati-hati saat
menunjukkan
bagian yang
dirasakannya
sakit)
IV. Implementasi
12.00 WIB
4. Memberikan posisi yang nyaman pada
pasien. (perawat memberitahukan
kepada pasien dan keluarga pasien
untuk selalu mengganti posisi tidur
meskipun dalam keadaan stroke
dengan membalikkan badan ke arah
kanan dan kiri tempat di atas tempat
tidur agar tidak sampai terjadi
dekubitus karena terlalu lama
terlentang dengan alasan stroke)
17.00 WIB
5. Kolaborasi pemberian penurun nyeri
yang optimal dengan resep analgesik.
(perawat melakukan implementasi
pemberian injeksi pada pasien yang
berbeda yaitu pada Ibu Rasmi. Beliau
diberikan injeksi Dotamin dengan
dosis 2,5 mEq sejumlah 1,2 cc/jam
dan dengan dosis 5 mEq sejumlah 3,8
cc/jam)
V. Evaluasi
O:
TD : 180/100 mmHg
Nadi : 88 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 37,6C
Masih tampak lemah
Masih sulit untuk diajak
komunikasi
Ekspresi wajah pasien
sedikit menyeringai
Masih tampak memegangi
area yang nyeri
P : Rencana tindakan
dilanjutkan