Oleh
Lisna Destiani
Nim : C.1710460
Abstrak
Lembaga Keuangan Syariah saat ini telah berkembang dengan cukup pesat.
Banyak varian dari lembaga keuangan syariah diseluruh Indonesia, termasuk
Bank Umum berdasarkan Prinsip Syariah atau Bank Syariah. Lembaga keuangan
syaiah merupakan lembaga keuangan yang beroperasional dan berjalan dengan
prinsip syariah islam. Prinsip syariah Islam ini berbeda dari perbankan atau
lembaga keuangan konvensional. Lembaga keuangan syariah sebagai lembaga
keuangan dengan prinsip syariah awalnya hadir sebagai pilihan sekaligus solusi
untuk muslim yang ingin terhindar praktek bank atau lembaga keuangan
konvensional yang menggunakan sistem riba, namun pada akhirnya dapat menjadi
pilihan banyak orang selain umat muslim. Penyelenggaraan lembaga keuangan
syariah wajib bertanggungjawab secara syariah untuk menjaga unsur unsur
masyir/judi dan riba. Proses agar lemabaga keuangan syariah tetap berada dalam
prinsip-prinsip syariah ketika beroperasional menjadi tanggung jawab bersama
antara lain pengelola lembaga keuangan syariah dan institusi negara yang
diperintahkan untuk melakukan proses dan prosedur agar lembaga keuangan
syariah tetap dalam koridor yang seharusnya.
Universita Djuanda
I. Pendahuluan
I.1 Latar Belakang
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia cukup pesat.
Dengan semakin ketatnya persaingan antar bank syariah maupun
dengan bank konvensional, membuat bank syariah dituntut untuk
memiliki kinerja yang bagus agar dapat bersaing dalam menduduki
pasar perbankan nasional di Indonesia. Selain itu BI juga semakin
memperketat dalam pengaturan dan pengawasan perbankan
nasional. Karena BI tidak ingin mengulangi peristiwa di awal krisis
ekonomi pada tahun 1997 dimana banyak bank di likuidasu karena
kinerjanya tidak sehat, yang pada akhirnya merugukan masyarakat.
Salah satu yang penilaian kinerja yang dapat dilakukan adalah
dengan menilai kinerja keuangan untuk mengetahui tingkat
kesehatan bank. Karena kinerja keungan dapt menunjukkan
kualitas bank melalui perhitungan rasio keuangannya. untuk
menghitung rasio keungan dapat dilakukan dengan menganalisis
laporan keuangan bank yang dipublikasikan secara berkala.
Universita Djuanda
c. Persyaratan bagi pembukaan kantor cabang yang melakukan
kegiatan usaha secara konvensional untuk melakukan kegiatan
usaha berdasarkan prinsip syariah.
Universita Djuanda
I.2 Perumusan Masalah
1. Pengertian Lembaga Keuangan
2. Pengertian Bank Konvensional dan Bank Syariah
3. Perbedaan Bank Konvensional dengan Bank Syariah
4. Dewan Pengawas, Dewan Komisaris dan Direksi Bank
berdasarkan prinsip syariah.
5. Kegiatan usaha Bank Syariah
6. Badan Hukum dan Pendirian
7. Kepemilikan Bank Syariah
8. Kinerja Keungan Bank Syariah
I.3 Tujuan dan Manfaat
a. Tujuan : Jurnal ini dibuat untuk memberikan informasi kepada
pembaca mengenai Bank umum berdasarkan prinsip syariah.
b. Manfaat : jurnal ini sangat berguna untuk pelajar, mahasiswa dan
yang lainnya yang sedang mempelajari mengenai Bank umum
berdasarkan prinsip syariah.
I.4 Pembatasan Masalah
Undang-undang No 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-
undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan pasal 1 ayat 3
menetapkan bahwa salah satu bentuk usaha bank adalah menyediakan
pembiayaan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip syariah,
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh bank Indonesia memuat
antara lain :
d. Kegiatan usaha dan produk-produk bank berdasarkan prinsip
syariah.
e. Pembentukan dan tugas Dewan pengawas syariah.
f. Persyaratan bagi pembukaan kantor cabang yang melakukan
kegiatan usaha secara konvensional untuk melakukan kegiatan
usaha berdasarkan prinsip syariah.
Universita Djuanda
I.5 Kerangka Pemikiran
I.6 Hipotesis
1. Muhamad (2011:15) Bank syriah atau sering juga disebut bank islam
adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan
dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang
yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariat islam.
Prinsip utama operasional bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah
hukum islam yang bersumber dari Al-qur”an dan Al-hadist. Kegiatan
operasional bank harus memperhatikan perintah dan larangan dalam Al-
Universita Djuanda
qur’an dan Sunnah. Kegiatan-kegiatan tersebut khususnya yang bebas
dari bunga (riba) , kegiatan spekulatif yang non produktif seperti
perjudian (masyir), bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan meragukan
(gharar), berprinsip keadilan, dan hanya membiayai kegiatan usaha yang
halal.
III.Metode Penelitian
Universita Djuanda
Menurut SK Menkeu RI No 702 Tahun 1990, lembaga keuangan
adalah badan yang semua kegiatannya bidang keuangan, melakukan
penghimpunan, dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna
membiayai investasi perusahaan. Meski dalam peraturan tersebut
lembaga keuangan diutamakan untuk membiayai investasi perusahaan,
namun tidak berarti membatasi kegiatan pembiayaan lembaga
keuangan. Dalam kenyataannya, kegiatan usaha lembaga bisa
diperuntukkan bagi investasi perusahaan, kegiatan konsumsi, dan
kegiatan distribusi barang dan jasa.
Universita Djuanda
bidang keuangan. Kegiatan usaha lembaga kegiatan dapat berupa
menghimpun dana dengan menawarkan berbagai skema, menyalurkan
dana dengan berbagai skema atau melakukan kegiatan menghimpun
dan menyalurkan dana sekaligus, dimana kegiatan usaha lembaga
keuangan diperuntukkan bagi investasi perusahaan, kegiatan konsumsi,
kegiatan distribusi barang dan jasa.
Universita Djuanda
Sampai dengan akhir tahun 1998, jumlah kantor bank syariah
secara nasional di Indonesia adalah sebanyak 78 kantor, yang terdiri
dari 1 kantor bank umum dan 77 kantor BPR. Perkembangan bank
berdasarkan prinsip syariah masih sangat kecil dibandingkan dengan
bank konvensional. Hingga awal tahun 2005, terdapat 3 bank umum
syariah dan 16 unit usaha syariah. Lihatlah daftar tersebut:
3. BRI Syariah
6. BNI Syaraiah
7. BII Syariah
Universita Djuanda
15. HSBC Syariah
Perbedaan Falsafah
Dalam sistem bank syariah dana nasabah dikelola dalam bentuk titipan
maupun investsi. Cara titipan dan investasi berbeda dengan deposito pada bank
konvensional dimana deposito merupakan upaya membungakan uang. Konsep
dana titipan berarti kapan saja nasabah membutuhkan, bank syariah harus dapat
memenuhinya. Akibatnya dana titipan menjadi sangat likuid. Likuiditas yang
tinggi inilah mwmbuat dana titipan kurang memenuhi syarat suatu investasi yang
membutuhkan pengendapan dana. Sesuai dengan fungsi bank sebagai
Universita Djuanda
intermediary yaitu lembaga keuangan penyalur dana nasabah penyimpan kepada
nasabah peminjam, dana nasabah yang terkumpul dengan cara titipan atau
investasi tadi kemudian dimanfaatkan atau disalurkan ke dalam transaksi
perniagaan yang diperbolehkan pada sistem syariah. Keuntungan dari
pemanfaatan dana nasabah yang disalurkan ke dalam berbagai usaha itulah yang
akan dibagikan kepada nasabah. Jika hasil usaha semakin tinggi maka semakin
besar pula keuntungan yang dibagikan bank kepada nasabahnya. Namun jika
keuntungannya kecil otomstis semakin kecil pula keuntungan yang dibagikan
bank pada nasabahnya.
Bank Syariah diwajibkan menjadi pengelola zakat yaitu dalam arti wajib
membayar zakat, menghimpun, mengadministrasikannya dan
mendistribusikannya. Hal ini merupakan fungsi dan peran yang melekat pada
bank syariah untuk memobilisasi dana-dana sosial (zakat, infak, sedekah).
Struktur Organisasi
Secara ringkas perbedaan antara bank syariah dengan bank konvensional dapat dilihat
pada tabel berikut :
Universita Djuanda
2 Atas dasar bagi hasil, margin keuntungan dan Sistem bunga
free
3 Besaran bagi hasil berubah-ubah tergantung Besarannya tetap
kinerja usaha
4 Profit dan Falah oriented Profit oriented
5 Pola hubungan kemitraan Hubungan debitur-kreditur
6 Ada Dewan Pengawas Syariah Tidak ada lembaga sejenis
Universita Djuanda
5 Pembayaran bunga tetap seperti Bagi hasil tergantung kepada
yang dijanjikan tanpa pertimbangan keuntungan proyek yang dijalankan.
proyek yang dijalankan oleh pihak Jika proyek itu tidak mendapatkan
nasabah untung atau rugi keuntungan maka kerugian akan
ditanggung bersama oleh kedua belah
pihak
Universita Djuanda
- Memiliki akhlak dan moral yang baik.
- Dinilai layak dan wajar untuk menjadi anggota dewan komisaris dan
direksi bank.
Universita Djuanda
perusahaan atu lembaga lain. Diantara anggota-anggota direksi dilarang secara
pribadi atau individu memiliki saham melebihi 25% dari modal yang disetor pada
suatu perusahaan lain. Selain itu direksi bank juga dilarang memeberikan kuasa
kepada pihak lain yang mengakibatkan pengalihan tugas dan wewenang tanpa
batas.
1. Hiwalah
Universita Djuanda
membayarkan terlebih dahulu piutang yang timbul dari jual beli. Pada saat
piutang tersebut jatuh tempo, muhal akan membayar kepada muhal’alaih.
Muhal’alaih memperoleh imbalan sebagai jasa pemindahan piutang.
2. Ijarah
3. Ijarah Wa Iqtina
4. Istishna
Akad jual beri barang antara pemesan dan penerima pesanan. Spesifikasi
dan harga barang pesanan disepakati di awal akad dengan pembayaran
dilakukan secara bertahap sesuai kesepakatan.
5. Kafalah
Akad pemberian jaminan yang diberikan satu pihak kepada pihak lain
dimana pemberi jaminan bertanggungjawab atas pembayaran kembali
suatu utang yang menjadi hak penerima jaminan.
6. Mudharabah
7. Murabahah
Akad jual beli antara bank dengan nasabah. Bank memberi barang yang
diperlukan oleh nasabah sebesar harga pokok ditambah dengan
keuntungan yang disepakati.
8. Musyarakah
Universita Djuanda
Akad kerja sama usaha patungan antara dua pihak atau lebih pemilik
modal untuk membiayai suatu jenis usaha yang halal dan produktif.
9. Qardh
Akad pinjaman dari bank kepada pihak tertentu yang wajib dikembalikan
dengan jumlah yang sama sesuai pinjaman.
Akad pinjaman dari bank kepada pihak tertentu untuk tujuan sosial yang
wajib dikembalikan dengan jumlah yang sama sesuai pinjaman.
11. Al Rahn
Akad penyerahan barang harta dan nasabah kepada bank sebagai jaminan
sebagian atau seluruh utang.
12. Salam
Akad jual beli barang pesanan antara pembeli dan penjual. Spesifikasi dan
harga barang pesanan disepakati di awal akad dan pembayaran dilakukan
di muka secara penuh.
13. Sharf
14. Ujr
Imbalan yang diberikan atau yang diminta atas suatu pekerjaan yang
dilakukan.
15. Wadi’ah
16. Wakalah
Universita Djuanda
Akad pemberian kuasa dari pemberi kuasa kepada penerima kuasa untuk
melaksanakan suatu tugas atas nama pemberi kuasa.
Kegiatan Usaha
Bank wajib menerapkan prinsip syariah dalam melakukan kegiatan usahanya yang
meliputi :
Universita Djuanda
3. Memberikan jasa-jasa
Universita Djuanda
Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun
berdasarkan prinsip syariah sesuai dengan ketentuan dalam
perundang-undangan dana pensiun yang berlaku.
Badan Hukum
1. Perseroan Terbatas
2. Koperasi
3. Perusahaan Daerah
Modal
Pendirian
Universita Djuanda
untuk melakukan persiapan pendirian bank. Pedoman untuk
mendapatkan persetujuan prinsip diajukan sekurang-kurngnya oleh
seorang calon pemilik kepada Direksi Bank Indonesia sesuai
dengan format yang telah ditentukan dan wajib dilampiri dengan :
2. Data kepemilikan
2. Data kepemilikan
Universita Djuanda
5. Bukti pelunasan modal disetor minimum
Universita Djuanda
yang baik adalah pihak-pihak yang memiliki akhlak dan
moral yang baik, mematuhi perundang-undangan yang
berlaku, memiliki komitmen yang tinggi terhadap
pengembangan operasional bank yang sehat, serta dinilai
layak dan wajar untuk menjadi pemegang saham bank.
Universita Djuanda
V. Kesimpulan
Universita Djuanda
syariah, kepengurusan bank syariah terdiri dari dewan komisaris dan
direksi, di samping itu bank wajib memiliki Dewan Pengawas Syariah
yang berkedudukan di kantor pusat bank. Dewan Pengawas Syariah
adalah Dewan yang bersifat independen, yang dibentuk oleh Dewan
Syariah Nasional dan ditempatkan pada bank yang melaksanakan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, dengan tugas yang diatur
oleh Dewan Syariah Nasional.
Daftar Referensi
Sigit Trianduru, Totok Budi Santoso, 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain,
Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta.
Dr. Andri Soemitra, M.A, 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah,
Prenadamedia Group, Jakarta
Universita Djuanda