Anda di halaman 1dari 48

MODUL

MENDIAGNOSIS KERUSAKAN
SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN
KONVENSIONAL/KARBURATOR

3
KATA PENGANTAR

Modul mendiagnosikerusakan Sistem Bahan Bakar Bensin digunakan


sebagai panduan kegiatan belajar untuk membentuk salah satu
kompetensi, yaitu : Mendiagnosis kerusakan sistem bahan bakar pada
motor bensin. Modul ini dapat digunakan untuk peserta diklat Program
Keahlian Teknik Mekanik Otomotif.

Modul ini memberikan latihan untuk mempelajari sistem bahan bakar


pada motor bensin dan cara pemeriksaan serta pemeliharaannya. Modul
ini terdiri atas dua kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1 membahas
tentang troubleshooting sistem bahan bakar konvensional. Kegiatan 2
membahas tentang prosedur pemeriksaan dan pemeliharaan sistem bahan
bakar mekanik. Kegiatan

Penyusun menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan modul


ini, sehingga saran dan masukan yang konstruktif sangat penyusun
harapkan. Semoga modul ini banyak memberikan manfaat.

Medan, Oktober 2017


Penyusun,

Dodi Seprinaldi, S.Pd

i
DAFTAR ISI MODUL

Halaman

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………….. i


DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………… ii
I. PENDAHULUA N …………………………………………………… ………… ………` 1

A. DESKRIPSI ..………………………………………………………………………. 1
B. PRASYARAT ………………………………………………………………………. 1
C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ……………………………………….. 1
1. Petunjuk Bagi Peserta Diklat …………………………………………… 1
2. Petunjuk Bagi Guru ……………………………………………………….. 2
D. TUJUAN AKHIR …………………………………………………………………… 3

II. PEMELAJARAN ……………………………………………………………………… 4


A. RENCANA BELAJAR PESERTA DIKLAT ……………………………………. 4
B. KEGIATAN BELAJAR …………………………………………………………….. 4

1. Kegiatan Belajar : Troubleshooting sistem bahan bakar bensin


konvensional …………………….…………………….................. 4
a. Tujuan kegiatan belajar ………………………………………… 4

b. Uraian materi 1 ……………………………………………………… 4


c. Rangkuman 1 ……………………………………………………….. 18
d. Tugas 1 ………………………………………………………………… 19
e. Tes formatif 1 ……………………………………………………….. 19
f. Kunci jawaban formatif 1 …………………………………………… 20
g. Lembar kerja 1 ………………………………………………………… 22

2. Kegiatan Belajar 2 : Pemeriksaan dan Pemeliharaan


Sistem Bahan Bakar Mekanik ……………………….................. 23
a. Tujuan kegiatan belajar 2 ……………………………………….. 23

ii
b. Uraian materi 2 ………………………………………………………… 23
c. Rangkuman 2 …………………………………………………………… 32
d. Tugas 2 …………………………………………………………………… 32
e. Tes formatif 2 …………………………………………………………… 32
f. Kunci jawaban formatif 2 …………………………………………… 32
g. Lembar kerja 2 ………………………………………………………… 35

III. EVALUASI ……………………………………………………………………………. 35


A. PERTANYAAN …………………………………………………………………….. 36
B. KUNCI JAWABAN ………………………………………………………………… 40
C. KRITERIA KELULUSAN ………………………………………………………… 40

IV.PENUTUP ……………………………………………………………………………… 41

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………… 42

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI

Modul Memperbaiki Sistem Bahan Bakar Bensin


konvensional/karburator ini membahas tentang beberapa hal penting yang
perlu diketahui agar dapat memeriksa dan memelihara system bahan
bakar bensin dengan prosedur yang benar. Cakupan materi yang akan
dipelajari dalam modul ini meliputi prosedur pemeriksaan dan
pemeliharaan sistem bahan bakar mekanik

Modul ini membahas tentang prosedur pemeriksaan dan


pemeliharaan sistem bahan bakar mekanik.

Setelah mempelajari modul ini peserta diklat diharapkan dapat


memahami sistem bahan bakar pada motor bensin dan memahami
prosedur pemeriksaan serta pemeliharaannya.

B. PRASYARAT
Sebelum memulai modul ini, peserta diklat pada Bidang Keahlian
Teknik Kendaraan Ringan harus sudah menyelesaikan modul-modul
prasyarat seperti terlihat dalam diagram pencapaian kompetensi.

C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL


1. Petunjuk Bagi Peserta Diklat

Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam


menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang perlu
dilaksanakan antara lain :

a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang


ada pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang
kurang jelas, peserta diklat dapat bertanya pada guru atau
instruktur yang mengampu kegiatan belajar.

1
b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui
seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap
materi-materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar.

c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik,


perhatikanlah hal-hal berikut ini :

1). Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang


berlaku.
2). Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan
baik.
3). Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan)
peralatan dan bahan yang diperlukan dengan cermat.
4). Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.
5). Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas,
harus meminta ijin guru atau instruktur terlebih dahulu.
6). Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat
semula

d. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi


pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada
guru atau instruktur yang mengampu kegiatan pembelajaran
yang bersangkutan.

2. Petunjuk Bagi Guru


Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk :
a. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar
b. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang
dijelaskan dalam tahap belajar
c. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik baru,
dan menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar
peserta diklat
d. Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses
sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.

2
e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan
f. Merencanakan seorang ahli / pendamping guru dari tempat kerja
untuk membantu jika diperlukan
D. TUJUAN AKHIR
Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam
modul ini peserta diklat diharapkan.
1. Memahami prosedur pemeriksaan dan pemeliharaan system bahan
bakar mekanik pada motor bensin

3
BAB II
PEMBELAJARAN

A. RENCANA BELAJAR PESERTA DIKLAT


Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di
bawah ini dan mintalah bukti belajar kepada guru jika telah selesai
mempelajari setiap kegiatan belajar.
Tempat Alasan Paraf
Jenis Kegiatan Tanggal Waktu
Belajar Perubahan Guru
1. Pemeriksaan dan
pemeliharaan
sistem bahan
bakar mekanik

B. KEGIATAN BELAJAR
1. Kegiatan Belajar 1 : Troubleshooting
sistem bahan bakar bensin
konvensional.
a. Tujuan Kegiatan Belajar 1

1). Peserta diklat dapat menjelaskan aliran bahan bakar pada


sistem bahan bakar konvensional
2). Peserta diklat dapat menjelaskan trouble/gangguan yang
terdapat pada sistem bahan bakar bensin konvensional.

b. Uraian Materi 1
1) A l i r a n Sistem Bahan Bakar Konvensional
Aliran bahan bakar pada sistem bahan bakar motor
bensin. Umumnya aliran bahan bakar pada sistem bahan
bakar motor bensin adalah sebagai berikut:

Tangki bahan bakar > Fuel filter >


Pompa bahan bakar > Karburator >
IntakeManifold > Ruangbakar

2) Gangguan pada Komponen Sistem Bahan Bakar


Konvensional
4
a).Tangki bahan bakar.
Gangguan pada tangki bahan bakar dan gejala yang
mungkin terjadi:
a) Tangki bahan bakar bocor.
Tangki bahan bakar yang bocor disebabkan karena
benturan atau karat di dalam tangki bahan bakar. Bila hal
ini dibiarkan, maka akan menimbulkan bahaya yang
cukup besar.
b) Tersumbatnya bahan bakar pada saluran
keluar.
Penyumbatan saluran keluar ini sering terjadi akibat
adanya penguapan bahan bakar dan pengembunan
udara dalam ruang tangki bahan bakar yang apabila
dibiarkan tanpa menguras tangki secara berkala, maka
lama-kelamaan menjadi karat, air dan kotoran akan
menumpuk di dasar tangki. Hal ini menjadikan
tersumbatnya saluran bahan bakar ke karburator.

c) Pengembunan pada tangki bahan bakar.


Udara yang terdapat pada tangki bahan bakar akan
mengembun pada saat kendaraan dingin dan menempel
pada dinding tangki. Butiran-butiran air akan jatuh
kedasar tangki, hal ini disebabkan karena berat jinis air
lebih besar disbanding bahan bakar. Untuk mengatasi
pengembunan dalam tangki, maka tangki bahan bakar
tersebut harus dikuras/dibersihkan.
d) Vapor lock (penguapan bahan bakar).
Vapor lock adalah bahan bakar yang tidak berfungsi
sebagai mestinya, disebabkan bahan bakar tersebut
menguap di dalam saluran bahan bakar saat terjadi
panas. Cairan, termasuk bahan bakar, paling mudah
menguap pada tekanan rendah, terutama pada saluran

5
bahan bakar antara tangki dan pompa bahan bakar. Hal
ini disebabkan terjadinya sebagai vakum oleh pompa.
Apabila bahan bakar dalam saluran pipa menguap dan
gelembung-gelembung gas terbentuk maka saat pompa
bekerja hanya uap yang terbawa ke karburator.

e) Tersumbatnya saluran pernafasan.


Tersumbatnya saluran pernafasan mengakibatkan
perbedaan tekanan udara luar dengan udara dalam
tangki. jika hal ini terjadi, maka bahan bakar akan
mengalir secara terus menerus walaupun tanpa adanya
isapan dari pompa.

Gambar 1. Tangki bahan bakar

b). Saluran bahan


bakar
Pada sistem bahan bakar terdapat tiga saluran bahan
bakar yaitu : saluran utama yang menyalurkan bahan bakar
dari tangki ke pompa bahan bakar, saluran pengembali
yang menyalurkan bahan bakar kembali dari karburator ke
tangki, dan saluran uap bahan bakar yang menyalurkan gas
HC (uap bensin) dari dalam tangki bahan bakar ke charcoal

6
canister. Untuk mencegah kerusakan saluran bahan bakar
yang disebabkan oleh benturan, biasanya saluran bahan

7
bakar dilengkapi dengan pelindung. Saluran bahan bakar
yang menghubungkan karburator dengan pompa bahan
bakar menggunakan selang karet karena adanya getaran
mesin.

Gambar 2. Saluran bahan bakar

c). Saringan bahan bakar

Gambar 3. Saringan bahan bakar

Saat mesin mobil mendadak ndut-ndutan, jangan


langsung panik. Bisa jadi hal itu terjadi karena saringan
bahan bakar (fuel filter) yang kotor. Bila tidak dilakukan
perawatan Anda akan terus dirongrong kondisi mesin seperti
kurang tenaga, terasa lemah meskipun pedal gas diinjak
sedalam-dalamnya.
Bila gejala awal ini dibiarkan tanpa penanganan, kejadian
berikutnya bisa lebih parah, dari mesin tersendat-sendat
bahkan mogok karena aliran bahan bakar ke mesin
8
terhambat atau terhenti sama sekali.
Memeriksa dan mengganti saringan bahan bakar akan jauh
lebih ringan daripada memperbaiki kerusakan yang
ditimbulkan bila saringan bahan bakar tidak bekerja dengan
baik. Sebagai saringan, peran saringan bahan bakar bagi
kinerja mesin sangat besar.
Kandungan air atau kotoran yang ada di bahan bakar juga
bisa mengakibatkan kerusakan (keausan) pada komponen-
komponen yang dilaluinya. Misalnya, karat di dinding-
dinding silinder. Bila keausan ini terjadi, akan memicu
kebocoran pada ruang bakar.
Melihat tugasnya, jika komponen ini terlalu kotor, asupan
bensin ke ruang bakar jelas terganggu sehingga kinerja
mesin ikut bermasalah. Karena itu, membersihkan saringan
bahan bakar secara berkala adalah kewajiban.
Membersihkan saringan bahan bakar ini idealnya dilakukan
setiap kelipatan 5.000 km. Lakukan pula penggantian
saringan bahan bakar setiap kelipatan 10.000 km.Tapi juga
terpengaruh akan kondisi lingkungan sekitar seperti
lingkungan berdebu(pada musim kemarau) dan lainnya ,hal
ini perlu diperhatikan .saringan harus segera lebih awal di
bersihkan.
Penggantian perlu dilakukan rutin mengingat bahan dasar
saringan bahan bakar adalah kertas yang memiliki pori-pori
untuk menyaring bahan bakar. Lama kelamaan pori-pori
tersebut kian rapat sehingga bahan bakar sama sekali sulit
menembusnya.
Jika sudah demikian rapat, mau tidak mau harus ganti
dengan saringan baru. Meski demikian, teori ini hanya
berlaku untuk mesin berbahan bakar bensin.

d). Pompa bahan


bakar
9
Pompa bahan bakar yang biasa digunakan pada motor
bensin adalah pompa bahan bakar mekanik dan pompa
bahan bakar listrik.

10
Gambar 4. Pompa bahan bakar mekanik

Gangguan yang sering terjadi yaitu :


a) Diagrahma bocor.
Diagrahma bocor, akan berakibat pada saat melakukan
langkah hisap pompa tidak bias bekerja dengan efektif
sehinga bahan bakar kurang. Hal ini di tandai dengan
keluarnya bahan bakar melalui lubang ventilasi badan
pompa.
b) Katup isap inlet check valve tidak menutup rapat.
Katup hisap inlet check valve tidak menutup rapat,
menyebabkan pada saat langkah tekan bahan bakar masuk
di atas membrane, dan pada saaat langkah tekan bahan
bakar sebagaian masuk outlet check valve dan sebagian
masuk ke inlet chek valve sehinga bahan bakar berkurang.
c) Katup outlet check valve tidak menutup rapat.
Katup outlet check valve tidak menutup rapat menyebabkan
pada saat langkah hisap pompa, inlet dan outlet check valve
terbuka sehingga bahan bakar yang masuk membran
menjadi minimal sekali dan bahan bakar yang dikirimkan ke
karburator pada saat langkah tekan juga akan minimal
sekali. Gangguan dari inlet atau outlet check valve ini
biasanya disebabkan oleh kotoran yang ikut bahan bakar
sehingga kotoran tersebut menganjal salah satu atau kedua
11
katup tersebut. Di samping itu bisa disebabkan pula karena
keausan dari inlet atau outlet check valve ( sebagian dari
inlet check valve maupun outlet check valve pada pompa
bahan bakar terbuat dari bahan karet ), ini rentang sekali
terhadap bahan bakar dengan kualitas yang kurang baik
misalnya bercampur dengan minyak tanah.
d) Oil seal rusak.
Kerusakan oil seal pada pompa menyebabkan sebagian
pelumas akan keluar melalui lubang ventilasi. Jika hal
tersebut diikuti oleh kerusakan atau kebocoran pada
membran maka pada lubang ventilasi keluar bahan bakar
bercampur minyak pelumas. Hal tersebut akan lebih
berbahaya lagi jika terjadi bahan bakar masuk kedalam
ruang mesin sehingga kualitas pelumas akan rusak yang
mengakibatkan terganggunya kualitas sistem pelumasan.
e) Kerusakan pada pump lever arm
Keausan pada pump lever arm, menyebabkan pump lever
arm tidak terus bersinggungan terhadap cam penggerak
pompa sehingga akan menimbulkan suatu bunyi pada
pompa bahan bakar pada saat bekerja. Hal tersebut bisa
diatasi dengan jalan mengurangi ebonik pada dudukan
pompa bensin.
Gejala yang muncul bila terjadi gangguan seperti di atas
yaitu :
a) Keluarnya bensin pada lubang ventilasi badan pompa.
b) Kurangnya pasokan bahan bakar ke karburator.
c) Keluarnya minyak pelumas melalui lubang ventilasi.
d) Timbulnya bunyi pada pompa bahan bakar.

12
13
e). Karburator

Gambar 5 . Karburator

Pada kendaraan Toyota Kijang 5K menggunakan


karburator jenis double barrel. Untuk memenuhi kebutuhan
kerja pada mesin, pada karburator terdapat beberapa
sistem, antara lain : a). sistem pelampung, b). sistem
stasioner dan kecepatan lambat, c). primary high speed
system (sistem utama), d) secondary high speed system, e).
secondary Low Speed System, f). sistem tenaga (power
system), g). Sistem percepatan (acceleration system), h).
sistem cuk, i). Positive Crankcase Ventilation (PCV) System.
a. Sistem Pelampung
Akibat mengalirnya udara melalui venturi, maka akan terjadi
kevakuman pada venturi, akibatnya bensin keluar dari ruang
pelampung melalui nozel utama. Jika terjadi perbedaan
tinggi antara bibir nozel dan permukaan bensin berubah,
maka jumlah bensin yang di keluarkan oleh nozel berubah
pula. Untuk menjaga agar permukaan nozel di dalam ruang
pelampung selalu tetap, maka sistem pelampung akan
mengaturnya.
Bila bensin mengalir melalui needle valve dan masuk ke
ruang pelampung, maka ruang pelampung akan terangkat
ke atas, needle valve menutup dan menghentikan aliran
bensin. Bila permukaan bensin turun karena dipakai untuk

14
pembakaran maka pelampung dan needle valve terbuka dan
bensin akan masuk ke ruang pelampung dengan sendirinya.
Gangguan pada sistem pelampung dan gejala yang munkin
terjadi.
1) Gangguan needle valve aus dan penyetelan tinggi
pelampung yang tidak tepat.
Ujung needle valve aus dan penyetelan tinggi pelampung
yang terlalu tinggi akan menyebabkan bahan bakar terlalu
banyak mengalir keruang pelampung akibatnya pda saat
akselerasimesin akan tersendat-sendat dan mesin akan
suluit untuk dihidupkan karena banjir.
2) Needle valve tersumbat dan katup jarum macet
Needle valve tersumbat, katup jarum macet dan penyetelan
tinggi pelampung yang terlalu rendah akan menyebabkan
bahan bakar yang mengalir ke ruang pelampung terlalu
sedikit. Hal tersebut akan menjadikan putaran idle/stasioner
kasar dan mesin juga sulit untuk di hidupkan karena bahan
bakar terlalu kurus.
Gejala yang muncul bila terjadi gangguan pada sistem
pelampung adalah mesin tersendat-sendat pada saaat
akselerasi, putaran idle atau stasioner kasar dan mesin
sukar untuk dihidupkan.

b. Sistem stasioner dan kecepatan lambat (primary


low speed system)
Bila mesin berputar lambat dan throttle valve terbuka sedikit
maka jumlah udara yang masuk ke karburator sangat
sedikit. Bensin tidak disalurkan nosel utama karena terjadi
ke vakuman pada venture kecil. Oleh sebab itu digunakan
primary low speed circuit untuk menyalurkan bensin
dibawah throttle valve pada saat mesin berputar.
1) Mesin berputar stasioner (idling)

15
Bila throttle valve ditutup maka kevakuman yang terjadi
pada bagian bawah throttle valve besar karena akibat dari
langkah hisap torak. Hal ini menyebabkan bensin yang
bercampur dengan udara dari air bleeder keluar dari idle
port ke intake manifold dan masuk ke dalam silinder.
2) Throttle valve dibuka sedikit
Pada keadaan ini jumlah udara yang mengalir bertambah.
Hal ini akan menyebabkan kevakuman di bawah throttle
valve berkurang, sehingga bahan bakar menjadi kurus.
Untuk mencegah hal itu maka pada saat throttle valve
dibuka sedikit, slow port mengeluarkan bahan bakar.
Adapun komponen karburator yang erat hubugannya
dengan sistem primary low speet system antara lain :
a) Sekrup penyetel campuran idle (idle mixture adjusting
screw).
Campuran udara dan bahan bakar supaya mesin berputar
stasioner adalah 11 : Perbandingan udara dan bahan bakar
oleh diameter dalam slow jet. Penyetelan perbandingan ini
diatur oleh oleh scrup penyetel campuran stasioner dengan
jalan memutar skrup tersebut.
b) Slow jet
Jumlah bahan bakar yang disuplai untuk primary untuk low
speed circuit dikontrol oleh slow jet. Bahan bakar tersebut
dialirkan melalui slow jet melalui skrup penyetel dan masuk
ke dalam silinder.
c) Air bleeder
Air bleeder membantu mengatomisasikan bahan bakar
untuk bercampur dengan udara. Pada primary low speed
circuit terdapat dua bleeder, yaitu air
d) Economizer jet
Economizer jet berfungsi menambah kecepatan aliran bahan
bakar sehingga diperoleh campuran bahan bakar dari air

16
bleeder 1 dan 2.
e) Katup solenoid
Bila mesin berputar terus menerus setelah ignition switch
pada posisi OFF, ini dinamakan “dieseling”, yang disebabkan
oleh campuran udara dan bahan bakar yang dibakar oleh
pemanas yang berlebihan dari busi katup gas buang. Salah
satu cara untuk mencegah dieseling adalah menghentikan
bahan suplai bahan bakar ke karburator (idle port) atau
memperbanyak udara yang masuk ke intake manifold.
Cara kerja katup solenoid :
Bila ignition switch pada posisi OFF, ktup solenoid akan
menutup saluran bahan bakar yang ke low speed circuit.
Bila ignition switch pada posisi ON, bahan bakar mengalir
melalui katup solenoid dan katub terbuka sehingga bensin
mengalir melalui low speed circuit. Apabila katup solenoid
tidak terbuka, maka mesin dapat dihidupkan tetapi tidak
dapat berputar saat idling.
1) Gangguan pada primary low speed system dan gejala
yang mungkin terjadi.
Putaran idling atau stasioner adalah putaran mesin tanpa
beban atau dengan kata lain bahwa mesin bekerja walau
tidak /tanpa menginjak pedal gas. Gangguan yang sering
terjadi pada sistem ini adalah :
a) Slow jet kotor atau tersumbat.
Slow jet adalah saluaran bahan bakar pada saat katup gas
tertutup, sehingga apabila saluran bahan bakar slow jet
tersumbat kotor/tersumbat maka akan mengakibatkan
putaran mesin kasar karena kekurangan bahan bakar.
b) Setelan idle mixture adjusting screw tidak tepat.
Jumlah campuran udara dan bahan bakar yang masuk ke
dalam silinder pada saat putaran idling/stationer, ditentukan
oleh idle mixture adjusting scew. Apabila jumlah bahan

17
bakar yang masuk ke dalam silinder terlalu banyak, maka
putaran mesin pada saat idling/stationer kasar. Hal ini
diakibatkan tidak tepatnya didalam melakukan penyetelan
putaran idling/stationer.
c) Penyetelan pelampung tidak tepat.
Bila penyatelan pelampung di dalam ruang pelampung tidak
tepat, maka akan mengakibatkan jumlah bahan bakar
berlebihan atau kekurusan. Apabila jumlah bahan bakar di
dalam ruang pelampung terlalu banyak, maka bahan bakar
tersebut akan mengalir dengan sendirinya melalui nosel
walaupun katup gas dalam keadaan tertutup. Selanjutnya
apabila dibiarkan maka akan mengakibatkan campuran
udara dan bahan bakar terlalu gemuk atau kaya yang
menyebabkan putaran idling/stasioner menjadi kasar.
d) Packing karburator robek/rusak
Bila packing rusak/robek, maka akan mengakibatkan
masuknya udar luar ke dalam karburator. Dengan masuknya
udara luar melalui celah-celah packing yang rusak/robek,
maka akan mempengaruhi campuran udara dan bahan
bakar sehingga mengakibatkan putaran stationer menjadi
kasar.
c. Sistem utama (Primary High Speed System)
Gangguan pada primary hig speed system dan gejala yang
mungkin terjadi.
a) Tersumbatnya main jet
Tersumbatnya atau kotornya main jet (jet utama) ini
disebabkan karena saringan bahan bakar yang sudah jenuh.
Melemahnya kemampuan filter dalam menyaring akan
menyebabkan masuknya kotoran kedalam ruang pelampung
dan juga main jet. Hal ini akan mengakibatkan pasokan
bahan bakar yang digunakan pada sistem utama menjadi
lebih kurus sehingga primary high speed system menjadi

18
tidak sempurna. Gejala yang timbul yaitu pada putaran
sedang berkisar antara 1000-3000 rpm tenaga kurang
sekali.
b) Kotornya main air bleeder
Hal ini disebabkan karena udara yang masuk air horn sedikit
membawa kotoran, akibatnya atomisasi dari bahan bakar
menjadi kurang sempurna. Hal tersebut dikarenakan kondisi
filter yang kotor. Gejala yang dapat dilihat yaitu pada saat
rpm 2000-3000 pada primary main nozel tidak mengabut
dengan baik.
d. Secondari High Speed System .
Gangguan yang terjadi pada secondary high speed system
dan gejala yang mungkin terjadi.
1) Kotornya pada secondary main jet yang akan
menyebabkan tidak lancarnya aliaran bahan bakar sehingga
pasokan bahan bakar akan berkurang, yang mana pada
sistem ini di butuhkan pasukan bahan bakar yang kaya yaitu
dengan perbandingan 12-13 : 1. gejala yang dapat
dirasakan yaitu pada saat putaran tinggi, di atas 3000 rpm
maka tenaga akan sangat kurang sekali.
2) Kotornya secondary main air bleeder.
Hal ini dikarenakan kondisi filter yang kotor, sehingga udara
yang masuk air horn sedikit membawa kotoran. Gejala yang
dapat di lihat yaitu pada saat putran di atas 3000 rpm pada
secondary main nozzle tidak mengabut dengan baik.
e. Secondary Low Speed System
Gangguan yang terjadi pada secondary low speed system
dan geja yang mungkin terjadi.
Kotornya secondary slow port akan menyebabkan tidak
lancarnya aliran bahan bakar sehingga pasokan bahan bakar
akan berkurang. Gejala dapat dirasakan adalah pada saat
akselerasi.

19
f. Sistem Tenaga (power system)
Gangguan yang terjadi pada power system dan gejala yang
mungkin terjadi :
a) Macetnya power piston menekan power valve.
Hal ini menyebabkan power jet selalu mentribusi bahn
bakar, baik itu pada kecepatan sedang atau tinggi sehingga
menyebabkan konsumsi bahan bakar menjadi boros. Gejala
yang timbul dapat dilihat pada sisi knolpot yaitu terdapatnya
endapan karbon yang kering (jelaga karbon pada knalpot).
Hal ini disebabkan karena kebocoran pada power piston
sehingga isapan intake manifold melalui saluran vacuum
bleeder tidak mampu melawan pegas power piston.
b) Power piston macet pada posisi terangkat.
Power valve yang selalu menutup akan menyebabkan tidak
adanya distribusi bahan bakar pada power jet. Hal ini akan
mengakibatkan pasokan bahan bakar kurang pada saat
power dibutuhkan, sehingga tenaga yang dihasilkanpun jaga
sangat kurang. Gejala tersebut juaga bisa terjadi kalau
power jet kotor/tersumbat.
g. Sistem Percepatan (Acceleration System )
Kemungkinan kerusakan yang bisa terjadi pada sistem ini
adalah :
a) Steel ball inlet tidak bisa menutup rapat.
Steel ball inlet tidak bisa menutup rapat akan
mengakibatkan keluarnya bahan bakar ke pump jet kurang
karena pada saat kompresi plunger, bahan bakar sebagian
masuk ke pelampung dan sebagian masuk ke outlet.
b) Steel ball outlet tidak menutup rapat
Hal ini akan mengaklibatkan pada expansi bukan bahan
bakar dari ruang pelampung yang dihisap melainkan udara
dari saluran outlet yang masuk keruang plunger sehingga
pada saat kompresi tidak ada bahan bakar yang masuk ke

20
pump jet.
c) Tersumbatnya pump jet
Tersumbatnya pump jet akan menyebabkan tidak adanya
pasokan bahan bakar pada saat akselerasi menjadi lemah.
h. Sistem choke
Gangguan pada cuk dan gejala yang mungkin terjadi.
a) Kerusakan pada coil
Kerusakan pada coil akan menyebabkan pembukaan cuk
menjadi lambat sehingga pada saat start terjadi kelebihan
bahan bakar. Hal ini akan menjadikan mesin mlepek dan
mesin sulit untuk dihidupkan.
b) Cuk tidak bisa menutup
Tidak bisa menutupnya cuk kemungkinan diakibatkan oleh
kotornya mekanisme. Hal ini akan menyebabkan kurangnya
bahan bakar pada start awal, sehingga start bisa terjadi
secara berulang-ulang.
i. Positive Crankcase Ventilation (PCV) System
Gangguan yang sering terjadi pada PVC yaitu valve yang
ada pada PVC tidak bisa menutup dengan rapat. Hal ini
disebabkan karena pegas dalam katup PVC tidak bisa
bekerja dengan normal/patah sehingga mengakibatkan tidak
sesuainya campurtan bahan bakar yang masuk kesilinder
yang menyebabkan putaran mesin menjadi goncang atau
tidak stabil.

c. Rangkuman 1
1) Komponen sistem bahan bakar mekanik terdiri atas : tanki
bahan bakar, saluran bahan bakar, saringan bahan
bakar, pompa bahan bakar, dan karburator.
2) Gangguan yang terjadi pada tangka bahan bakar antara
lain:
a) Tangki bahan bakar bocor
21
b) Tersumbatnya bahan bakar pada saluran keluar
c) pengembunan pada tangka bahan bakar
d) Vapor lock ( penguapan bahan bakar )
e) Tersumbatnya saluran pernafasan
3) Gangguan yang terjadi pada pompa bahan bakar antara
lain:
a) Diagrahma bocor.
b) Katup isap inlet check valve tidak menutup rapat.
c) Katup outlet check valve tidak menutup rapat.
d) Oil seal rusak.
e) Kerusakan pada pump lever arm
3) pada karburator terdapat beberapa sistem, antara lain : a).
sistem pelampung, b). sistem stasioner dan kecepatan
lambat, c). primary high speed system (sistem utama), d)
secondary high speed system, e). secondary Low Speed
System, f). sistem tenaga (power system), g). Sistem
percepatan (acceleration system), h). sistem cuk, i).
Positive Crankcase Ventilation (PCV) System.

d. Tugas 1
1) Pelajari semua system yang ada pada karburator, baik
system utama maupun system tambahan.
2) Setelah semua system anda kuasai, buatlah analisa
gangguan pada karburator dengan melihat gejala yang
terjadi.

e. Tes Formatif 1
1) Sebutkan gangguan pada komponen apa saja yang
terdapat pada system bahan bakar konvensional .
2) Jelaskan gangguan yang terjadi pada sistem pelampung.
3) Jelaskan cara kerja pompa bahan bakar listrik.
4) Jelaskan tujuan dibuatnya karburator double barel.
5) Jelaskan cara kerja system stasioner, kecepatan lambat,
dan kecepatan tinggi pada karburator.
22
f. Kunci Jawaban Formatif 1
1) Komponen sistem bahan bakar mekanik antara lain :
a) Tangki bahan bakar : untuk menampung bahan bakar
sebelum disalurkan ke karburator
b) Saringan bahan bakar : untuk membersihkan bahan
bakar yang akan dikirim ke karburator.
c) Pompa bahan bakar : untuk menghisap bahan bakar
yang ada di tangki, kemudian disalurkan ke karburator.
d) Karburator : untuk mengabutkan bahan bakar dan
mengatur kebutuhan bahan bakar sesuai dengan
putaran mesin.
2) Gangguan yang terjadi pada sistem pelampung
1) Gangguan needle valve aus dan penyetelan tinggi
pelampung yang tidak tepat
2) Needle valve tersumbat dan katup jarum macet
3) Gangguan pada primary low speed system dan gejala yang
mungkin terjadi.
a) Slow jet kotor atau tersumbat.
Slow jet adalah saluaran bahan bakar pada saat katup gas
tertutup, sehingga apabila saluran bahan bakar slow jet
tersumbat kotor/tersumbat maka akan mengakibatkan
putaran mesin kasar karena kekurangan bahan bakar.
b) Setelan idle mixture adjusting screw tidak tepat.
Jumlah campuran udara dan bahan bakar yang masuk ke
dalam silinder pada saat putaran idling/stationer, ditentukan
oleh idle mixture adjusting scew. Apabila jumlah bahan
bakar yang masuk ke dalam silinder terlalu banyak, maka
putaran mesin pada saat idling/stationer kasar. Hal ini
diakibatkan tidak tepatnya didalam melakukan penyetelan
putaran idling/stationer.
c) Penyetelan pelampung tidak tepat.
Bila penyatelan pelampung di dalam ruang pelampung tidak

23
tepat, maka akan mengakibatkan jumlah bahan bakar
berlebihan atau kekurusan. Apabila jumlah bahan bakar di
dalam ruang pelampung terlalu banyak, maka bahan bakar
tersebut akan mengalir dengan sendirinya melalui nosel
walaupun katup gas dalam keadaan tertutup. Selanjutnya
apabila dibiarkan maka akan mengakibatkan campuran
udara dan bahan bakar terlalu gemuk atau kaya yang
menyebabkan putaran idling/stasioner menjadi kasar.
d) Packing karburator robek/rusak
Bila packing rusak/robek, maka akan mengakibatkan
masuknya udar luar ke dalam karburator. Dengan
masuknya udara luar melalui celah-celah packing yang
rusak/robek, maka akan mempengaruhi campuran udara
dan bahan bakar sehingga mengakibatkan putaran stationer
menjadi kasar.
4) Gangguan yang terjadi pada power system dan gejala yang
mungkin terjadi :
a) Macetnya power piston menekan power valve.
Hal ini menyebabkan power jet selalu mentribusi bahn
bakar, baik itu pada kecepatan sedang atau tinggi sehingga
menyebabkan konsumsi bahan bakar menjadi boros.
b) Power piston macet pada posisi terangkat.
Power valve yang selalu menutup akan menyebabkan tidak
adanya distribusi bahan bakar pada power jet.
5) Gangguan pada cuk dan gejala yang mungkin terjadi.
a) Kerusakan pada coil
Kerusakan pada coil akan menyebabkan pembukaan cuk
menjadi lambat sehingga pada saat start terjadi kelebihan
bahan bakar.
Tidak bisa menutupnya cuk kemungkinan diakibatkan oleh
kotornya mekanisme. Hal ini akan menyebabkan kurangnya
bahan bakar pada start awal, sehingga start bisa terjadi

24
secara berulang-ulang.
g. Lembar Kerja 1
1) Alat dan Bahan
a). 1 Unit engine stand (live)
b). Peralatan tangan, kunci pas/ring atau tang ( tool box)
c). Lap / majun.

2) Keselamatan Kerja
a). Gunakanlah perlatan tangan sesuai dengan fungsinya.
b). Ikutilah instruksi dari instruktur/guru atau pun prosedur
kerja yang tertera pada lembar kerja.
c). Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan
pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja.
d). Bila perlu mintalah buku manual motor bensin yang
menjadi training object.

3) Langkah Kerja
a). Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat,
efektif dan seefisien mungkin.
b). Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh
guru/instruktur.
c). Lakukan diskusi tentang cara kerja karburator!
d). Buatlah catatan-catatan penting kegiatan
praktikum secara ringkas.
e). Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan
yang telah digunakan seperti keadaan semula.

4) Tugas
a). Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas.
b). Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh
setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 1.

25
2. Kegiatan Belajar 2 : Pemeriksaan dan Pemeliharaan
Sistem Bahan Bakar Mekanik

a. Tujuan Kegiatan Belajar 2


1). Peserta diklat dapat menjelaskan prosedur pemeriksaan
komponen sistem bahan bakar mekanik.
2). Peserta diklat dapat menjelaskan prosedur penyetelan
komponen sistem bahan bakar mekanik.
3). Peserta diklat dapat menjelaskan prosedur penyetelan
karburator.

b. Uraian Materi 2
1) Pemeriksaan Karburator
a) Pemeriksaan katup sistem cuk manual.
(1) Katup cuk harus tertutup penuh pada saat tombol
cuk ditarik penuh
(2) Katup cuk harus terbuka penuh waktu tombol cuk
dikembalikan penuh.
b) Pemeriksaan sistem pemutus cuk
(1) Hidupkan mesin
(2) Lepaskan selang vakum dari membran dan periksa
bahwa linkage cuk kembali
(3) Pasang kembali selang vakum pada membran

Gambar 35. Pemeriksaan sistem pemutus cuk

c) Pemeriksaan sistem cuk otomatis


(1) Lepasakan konektor karburator

26
(2) Ukurlah tahanan antara rumah koil dengan
dari konektor karburator dan masa. Spesifikasi
tahanan :
17 – 19 O pada
20° C. (3) Hidupkan
mesin
(4) Beberapa saat kemudian, periksa bahwa katup
cuk mulai membuka dan rumah cuk panas.
(5) Matikan mesin.

Gambar 36. Pemeriksaan sistem cuk otomatis

d) Pemeriksaan pompa percepatan


Buka katup gas dan periksa bahwa bensin keluar
dari nosel akselerasi

Gambar 37. Pemeriksaan pompa percepatan

e) Pemeriksaan dashpot
(1) Setelah mesin dipanaskan, lepas selang vakum

27
dari membran dan sumbatlah ujung slang vakum
(2) Stel putaran mesin pada 3000 rpm
(3) Lepas pedal gas.
(4) Periksa putaran penyetelan dashpot (2.000 ±
200 rpm)
(5) Stel dashpot dengan cara memutar sekrup
penyetel dashpot. Penyetelan dilakukan dalam
keadaan kipas pendingin dimatikan.

Gambar 38. Pemeriksaan Dashpot

e) Pemeriksaan putaran idel cepat


(1) Panaskan mesin hingga mencapai temperatur kerja
(2) Pasanglah tachometer pada mesin
(3) Hentikan kerja cam breaker dengan cara
melepas selang vakum dari cam breaker dan
sumbat ujung selang.
(4) Stel cam idel cepat dengan cara : menahan
katup gas sedikit terbuka, tarik fast idel cam ke
atas dan kembalikan katup gas pada posisi
semula sambil menempatkan tuas throttle di atas
step ketiga dari cam.

28
Gambar 39. Penyetelan cam idel cepat

(5) Apabila kecepatan idel cepat tidak sesuai spesifikasi


stel kecepatan idel tinggi dengan memutar sekrup
penyetel idel cepat.
(6) Periksa kembali bahwa putaran mesin kembali ke
kecepatan idle setelah pedal gas ditekan sedikit.
(7) Hubungkan kembali selang vakum.

f) Pemeriksaan pemanas positif temperatur coefficient


(PTC)
(1) Lepaskan konektor pemanas PTC
(2) Ukurlah tahanan antara terminal PTC dan masa
menggunakan ohmmeter. Spesifikasi tahanan : 2 –
6 O pada 20° C.

29
Gambar 40. Pemeriksaan pemanas PTC

g) Pemeriksaan pelampung dan katup jarum


(1) Periksa pen pivot (1) kemungkinan tergores atau
aus.
(2) Periksa pelampung (2) kemungkinan bibirnya pecah
dan aus pada lubang-lubang pen pivot
(3) Periksa pegas (3) kemungkinan patah atau
memburuk
(4) Periksa katup jarum (4) dan plunger (5)
kemungkinan aus.
(5) Periksa saringan (6) kemungkinan berkarat atau
rusak

Gambar 41. Pemeriksaan pelampung dan katup jarum

h) Pemeriksaan power piston


Untuk memeriksa kerja power piston dapat
dilakukan dengan cara menekan power piston dan

30
mengamati apakah power piston dapat bergerak dengan
halus dan dapat kembali ke posisi semula setelah
dilepas.

Gambar 42. Pemeriksaan power piston

i) Pemeriksaan katup power


Pemeriksaan katup power dilakukan dengan
cara memeriksa saluran yang terdapat pada katup
power. Saluran tersebut harus terbuka pada saat katup
ditekan dan tertutup kembali pada saat dilepas.

Gambar 43. Pemeriksaan katup power

j) Pemeriksaan solenoid pemutus bahan bakar


(1) Lepas solenoid dari karburator
(2) Hubungkan bodi katup solenoid dan terminal
solenoid ke terminal baterai.

31
(3) Pada saat katup solenoid dihubungkan atau dilepas
dengan baterai harus terdengan suara “klik“.

Gambar 44. Pemeriksaan solenoid

k) Penyetelan pelampung
(1) Pasang katup, pegas dan plunger pada dudukan
(2) Pasang pelampung dan pen pivot
(3) Biarkan pelampung menggantung dengan sendirinya
(4) Dengan SST, periksa celah antara pelampung dan
air horn. Apabila tinggi pelampung (posisi tertinggi)
tidak sesuai dengan spesifikasi, stel dengan cara
membengkokkan bibir pelampung.

Gambar 45. Pemeriksaan celah antara pelampung dengan air horn

(5) Angkat pelampung dan dengan SST periksa celah


antara plunger katup jarum dan bibir pelampung.

30
Apabila tinggi pelampung (pada posisi terendah)
tidak sesuai dengan spesifikasi, stel dengan cara
membengkokkan bibir samping pelampung.

Gambar 46. Pemeriksaan celah antara plunger katup jarum


dengan bibir pelampung

l) Penyetelan campuran idel


(1) Hidupkan mesin sampai temperatur kerja
(2) Pasang tachometer
(3) Stel putaran idel (stasioner) sesuai spesifikasi
(4) Putar baut penyetel putaran idel (idle mixture
adjusting screw) ke kanan atau ke kiri sampai
diperoleh putaran maksimum.
(5) Stel kembali putaran idel.

Gambar 47. Penyetelan putaran idel

31
c. Rangkuman 2
1) Pemeriksaan pada system bahan bakar mekanik anatara
lain: pemeriksaan system cuk manual dan otomatis,
mekanisme idel cepat, system percepatan, dashpot,
pemanas positif temperatur coefficient (PTC), jarum
pelampung dan dudukannya, serta pemeriksaan solenoid
pemutus bahan bakar.
2) Penyetelan pada karburator antara lain : penyetelan
pelampung, penyetelan putaran idel, dan penyetelan
campuran udara dan bahan bakar.
d. Tugas 2
1) Lakukan observasi di bengkel, kemudian identifikasi jenis
gangguan mesin yang disebabkan system bahan bakar
mekanik.
2) Menurut anda apa yang perlu dilakukan mekanik untuk
mengatasi gangguan tersebut?

e. Tes Formatif 2
1) Jelaskan pemeriksaan apa saja yang perlu dilakukan pada
system bahan bakar mekanik ?
2) Bagaimana cara memeriksa system cuk otomatis ?
3) Jelaskan bagaimana cara menyetel pelampung ?

f. Kunci Jawaban Formatif 2


1) Pemeriksaan yang perlu dilakukan pada sistem bahan bakar
mekanik antara lain : pemeriksaan sistem cuk manual dan
otomatis, mekanisme idel cepat, system percepatan,
dashpot, pemanas positif temperatur coefficient (PTC),
jarum pelampung dan dudukannya, serta pemeriksaan
solenoid pemutus bahan bakar.
2) Prosedur pemeriksaan sistem cuk otomatis adalah sebagai

32
berikut:
(a) Lepasakan konektor karburator
(b) Ukurlah tahanan antara rumah koil dengan dari
konektor karburator dan masa. Spesifikasi tahanan : 17
– 19 O pada 20° C.
(c) Hidupkan mesin
(d) Beberapa saat kemudian, periksa bahwa katup cuk
mulai membuka dan rumah cuk panas.

3) Prosedur penyetelan sistem pelampung adalah sebagai


berikut:
(a) Pasang katup, pegas dan plunger pada dudukan
(b) Pasang pelampung dan pen pivot
(c) Biarkan pelampung menggantung dengan sendirinya

33
(d) Dengan SST, periksa celah antara pelampung dan air
horn. Apabila tinggi pelampung (posisi tertinggi) tidak
sesuai dengan spesifikasi, stel dengan cara
membengkokkan bibir pelampung.

(e) Angkat pelampung dan dengan SST periksa celah


antara plunger katup jarum dan bibir pelampung.
Apabila tinggi pelampung (pada posisi terendah) tidak
sesuai dengan spesifikasi, stel dengan cara
membengkokkan bibir samping pelampung.

34
g. Lembar Kerja 2
1) Alat dan Bahan
a). 1 Unit engine stand (live)
b). Peralatan tangan, kunci pas/ring atau tang ( tool box)
c). Multimeter dan majun.

2) Keselamatan Kerja
a). Gunakanlah perlatan tangan sesuai dengan fungsinya.
b). Ikutilah instruksi dari instruktur/guru atau pun prosedur
kerja yang tertera pada lembar kerja.
c). Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan
pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja.
d). Bila perlu mintalah buku manual motor bensin yang
menjadi training object.

3) Langkah Kerja
a). Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat,
efektif dan seefisien mungkin.
b). Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh
guru/ instruktur.
c). Lakukan pemeriksaan dan pemeliharaan sistem bahan
bakar mekanik!
d). Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktikum
secara ringkas.
e). Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan
yang telah digunakan seperti keadaan semula.

4) Tugas
a). Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas.
b). Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh
setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar.

35
BAB III
EVALUASI

A. PERTANYAAN

1. Jelaskan gangguan apa saja yang terjadi pada sistem bahan


bakae?
2. Jelaskan gangguan apa saja yang terjadi pada pompa bahan
bakar ?
3. jelaskan komponen apa saja yang terdapat pada karburator ?
4. Jelaskan dengan disertai gambar cara kerja sistem stasioner,
kecepatan lambat, dan kecepatan tinggi pada karburator ?
5. Bagaimana cara menyetel campuran idel pada mesin dengan
sistem bahan bakar mekanik ?

36
B. KUNCI JAWABAN
1. Gangguan yang terjadi pada tangka bahan bakar antara lain:
a) Tangki bahan bakar bocor
b) Tersumbatnya bahan bakar pada saluran keluar
c) pengembunan pada tangka bahan bakar
d) Vapor lock ( penguapan bahan bakar )
e) Tersumbatnya saluran pernafasan
2) Gangguan yang terjadi pada pompa bahan bakar antara lain:
a) Diagrahma bocor.
b) Katup isap inlet check valve tidak menutup rapat.
c) Katup outlet check valve tidak menutup rapat.
d) Oil seal rusak.
e) Kerusakan pada pump lever arm
3) pada karburator terdapat beberapa sistem, antara lain :
a). sistem pelampung,
b). sistem stasioner dan kecepatan lambat,
c). primary high speed system (sistem utama),
d) secondary high speed system,
e). secondary Low Speed System,
f). sistem tenaga (power system),
g). Sistem percepatan (acceleration system),
h). sistem cuk,
i). Positive Crankcase Ventilation (PCV) System.

4. Cara kerja sistem stasioner, kecepatan lambat, dan kecepatan


tinggi pada karburator.

37
Pada saat mesin berputar stasioner, bahan bakar mengalir
dari ruang pelampung melalui primary main jet, kemudian ke slow
jet, economizer jet, dan akhirnya ke ruang bakar melalui idle port.
Kemudian pada saat pedal gas ditekan sedikit, maka katup
gas akan membuka lebih lebar sehingga aliran bahan bakar dari
ruang pelampung tersebut masuk ke ruang bakar selain melalui
idle port juga melalui slow port.
Pada saat pedal gas dibuka lebih lebar, aliran bahan bakar
dari ruang pelampung langsung menuju primary main nozle
(nosel utama primer). Sementara dari idel port dan slow port
tidak lagi mengeluarkan bahan bakar karena kevakuman pada idel
port dan slow port lebih rendah dari pada primary main nozle.
5. Cara menyetel campuran idel
a. Hidupkan mesin sampai temperatur kerja
b. Pasang tachometer
c. Stel putaran idel (stasioner) sesuai spesifikasi
d. Putar baut penyetel putaran idel (idle mixture adjusting
screw) ke kanan atau ke kiri sampai diperoleh putaran
maksimum.
e. Stel kembali putaran idel.

38
39
C. KRITERIA KELULUSAN

Skor
Kriteria Bobot Nilai Keterangan
(1-10)
Kognitif (soal no 1 s.d 5) 2
Ketepatan prosedur 2
pemeriksaan
Hasil pemeriksaan 2 Syarat lulus nilai
minimal 70
Ketepatan waktu 2
Keselamatan kerja 2
Nilai Akhir

Keterangan :
Tidak = 0 (nol) (tidak lulus)
Ya = 70 s.d. 100 (lulus)

Kategori Kelulusan :
70 s.d. 79 : memenuhi kriteria minimal dengan bimbingan
80 s.d. 89 : memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan
90 s.d. 100 : di atas minimal tanpa bimbingan

40
BAB IV
PENUTUP

Peserta diklat yang telah mencapai syarat kelulusan minimal dapat


melanjutkan ke modul berikutnya. Sebaliknya, apabila peserta diklat
dinyatakan tidak lulus, maka peserta diklat tersebut harus mengulang
modul ini dan tidak diperkenankan untuk mengambil modul selanjutnya.

41
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (t.th.). Materi Pelajaran Engine Group Step 1., Jakarta : PT


Toyota Astra Motor.

Anonim. (1995). Materi Pelajaran Engine Group Step 2., Jakarta : PT


Toyota – Astra Motor.

Anonim. (1995). New Step 1 Training Manual . Jakarta : PT Toyota –


Astra Motor.

Anonim. (1993). Pedoman Reparasi Mesin 1E, 2E. Jakarta : PT


Toyota – A stra Motor.

Anonim. (1995). Pedoman Reparasi Mesin 7 K. Jakarta : PT Toyota –


Astra Motor.

Crouse, William H, dan Anglin, Donald L (1986). Automotive Engines.


New York : Mc Graw Hill.

Toboldt, William K, dan Johnson, Larry. (1977). Automotive


Encyclopedia. South Holland : The Goodheart Willcox.

Wardan Suyanto. (1986). Teori Motor Bensin. Jakarta : Depdikbud :


Dirjen Dikti, Proyek Pengembangan LPTK.

42

Anda mungkin juga menyukai