MENDIAGNOSIS KERUSAKAN
SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN
KONVENSIONAL/KARBURATOR
3
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI MODUL
Halaman
A. DESKRIPSI ..………………………………………………………………………. 1
B. PRASYARAT ………………………………………………………………………. 1
C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ……………………………………….. 1
1. Petunjuk Bagi Peserta Diklat …………………………………………… 1
2. Petunjuk Bagi Guru ……………………………………………………….. 2
D. TUJUAN AKHIR …………………………………………………………………… 3
ii
b. Uraian materi 2 ………………………………………………………… 23
c. Rangkuman 2 …………………………………………………………… 32
d. Tugas 2 …………………………………………………………………… 32
e. Tes formatif 2 …………………………………………………………… 32
f. Kunci jawaban formatif 2 …………………………………………… 32
g. Lembar kerja 2 ………………………………………………………… 35
IV.PENUTUP ……………………………………………………………………………… 41
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI
B. PRASYARAT
Sebelum memulai modul ini, peserta diklat pada Bidang Keahlian
Teknik Kendaraan Ringan harus sudah menyelesaikan modul-modul
prasyarat seperti terlihat dalam diagram pencapaian kompetensi.
1
b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui
seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap
materi-materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar.
2
e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan
f. Merencanakan seorang ahli / pendamping guru dari tempat kerja
untuk membantu jika diperlukan
D. TUJUAN AKHIR
Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam
modul ini peserta diklat diharapkan.
1. Memahami prosedur pemeriksaan dan pemeliharaan system bahan
bakar mekanik pada motor bensin
3
BAB II
PEMBELAJARAN
B. KEGIATAN BELAJAR
1. Kegiatan Belajar 1 : Troubleshooting
sistem bahan bakar bensin
konvensional.
a. Tujuan Kegiatan Belajar 1
b. Uraian Materi 1
1) A l i r a n Sistem Bahan Bakar Konvensional
Aliran bahan bakar pada sistem bahan bakar motor
bensin. Umumnya aliran bahan bakar pada sistem bahan
bakar motor bensin adalah sebagai berikut:
5
bahan bakar antara tangki dan pompa bahan bakar. Hal
ini disebabkan terjadinya sebagai vakum oleh pompa.
Apabila bahan bakar dalam saluran pipa menguap dan
gelembung-gelembung gas terbentuk maka saat pompa
bekerja hanya uap yang terbawa ke karburator.
6
canister. Untuk mencegah kerusakan saluran bahan bakar
yang disebabkan oleh benturan, biasanya saluran bahan
7
bakar dilengkapi dengan pelindung. Saluran bahan bakar
yang menghubungkan karburator dengan pompa bahan
bakar menggunakan selang karet karena adanya getaran
mesin.
10
Gambar 4. Pompa bahan bakar mekanik
12
13
e). Karburator
Gambar 5 . Karburator
14
pembakaran maka pelampung dan needle valve terbuka dan
bensin akan masuk ke ruang pelampung dengan sendirinya.
Gangguan pada sistem pelampung dan gejala yang munkin
terjadi.
1) Gangguan needle valve aus dan penyetelan tinggi
pelampung yang tidak tepat.
Ujung needle valve aus dan penyetelan tinggi pelampung
yang terlalu tinggi akan menyebabkan bahan bakar terlalu
banyak mengalir keruang pelampung akibatnya pda saat
akselerasimesin akan tersendat-sendat dan mesin akan
suluit untuk dihidupkan karena banjir.
2) Needle valve tersumbat dan katup jarum macet
Needle valve tersumbat, katup jarum macet dan penyetelan
tinggi pelampung yang terlalu rendah akan menyebabkan
bahan bakar yang mengalir ke ruang pelampung terlalu
sedikit. Hal tersebut akan menjadikan putaran idle/stasioner
kasar dan mesin juga sulit untuk di hidupkan karena bahan
bakar terlalu kurus.
Gejala yang muncul bila terjadi gangguan pada sistem
pelampung adalah mesin tersendat-sendat pada saaat
akselerasi, putaran idle atau stasioner kasar dan mesin
sukar untuk dihidupkan.
15
Bila throttle valve ditutup maka kevakuman yang terjadi
pada bagian bawah throttle valve besar karena akibat dari
langkah hisap torak. Hal ini menyebabkan bensin yang
bercampur dengan udara dari air bleeder keluar dari idle
port ke intake manifold dan masuk ke dalam silinder.
2) Throttle valve dibuka sedikit
Pada keadaan ini jumlah udara yang mengalir bertambah.
Hal ini akan menyebabkan kevakuman di bawah throttle
valve berkurang, sehingga bahan bakar menjadi kurus.
Untuk mencegah hal itu maka pada saat throttle valve
dibuka sedikit, slow port mengeluarkan bahan bakar.
Adapun komponen karburator yang erat hubugannya
dengan sistem primary low speet system antara lain :
a) Sekrup penyetel campuran idle (idle mixture adjusting
screw).
Campuran udara dan bahan bakar supaya mesin berputar
stasioner adalah 11 : Perbandingan udara dan bahan bakar
oleh diameter dalam slow jet. Penyetelan perbandingan ini
diatur oleh oleh scrup penyetel campuran stasioner dengan
jalan memutar skrup tersebut.
b) Slow jet
Jumlah bahan bakar yang disuplai untuk primary untuk low
speed circuit dikontrol oleh slow jet. Bahan bakar tersebut
dialirkan melalui slow jet melalui skrup penyetel dan masuk
ke dalam silinder.
c) Air bleeder
Air bleeder membantu mengatomisasikan bahan bakar
untuk bercampur dengan udara. Pada primary low speed
circuit terdapat dua bleeder, yaitu air
d) Economizer jet
Economizer jet berfungsi menambah kecepatan aliran bahan
bakar sehingga diperoleh campuran bahan bakar dari air
16
bleeder 1 dan 2.
e) Katup solenoid
Bila mesin berputar terus menerus setelah ignition switch
pada posisi OFF, ini dinamakan “dieseling”, yang disebabkan
oleh campuran udara dan bahan bakar yang dibakar oleh
pemanas yang berlebihan dari busi katup gas buang. Salah
satu cara untuk mencegah dieseling adalah menghentikan
bahan suplai bahan bakar ke karburator (idle port) atau
memperbanyak udara yang masuk ke intake manifold.
Cara kerja katup solenoid :
Bila ignition switch pada posisi OFF, ktup solenoid akan
menutup saluran bahan bakar yang ke low speed circuit.
Bila ignition switch pada posisi ON, bahan bakar mengalir
melalui katup solenoid dan katub terbuka sehingga bensin
mengalir melalui low speed circuit. Apabila katup solenoid
tidak terbuka, maka mesin dapat dihidupkan tetapi tidak
dapat berputar saat idling.
1) Gangguan pada primary low speed system dan gejala
yang mungkin terjadi.
Putaran idling atau stasioner adalah putaran mesin tanpa
beban atau dengan kata lain bahwa mesin bekerja walau
tidak /tanpa menginjak pedal gas. Gangguan yang sering
terjadi pada sistem ini adalah :
a) Slow jet kotor atau tersumbat.
Slow jet adalah saluaran bahan bakar pada saat katup gas
tertutup, sehingga apabila saluran bahan bakar slow jet
tersumbat kotor/tersumbat maka akan mengakibatkan
putaran mesin kasar karena kekurangan bahan bakar.
b) Setelan idle mixture adjusting screw tidak tepat.
Jumlah campuran udara dan bahan bakar yang masuk ke
dalam silinder pada saat putaran idling/stationer, ditentukan
oleh idle mixture adjusting scew. Apabila jumlah bahan
17
bakar yang masuk ke dalam silinder terlalu banyak, maka
putaran mesin pada saat idling/stationer kasar. Hal ini
diakibatkan tidak tepatnya didalam melakukan penyetelan
putaran idling/stationer.
c) Penyetelan pelampung tidak tepat.
Bila penyatelan pelampung di dalam ruang pelampung tidak
tepat, maka akan mengakibatkan jumlah bahan bakar
berlebihan atau kekurusan. Apabila jumlah bahan bakar di
dalam ruang pelampung terlalu banyak, maka bahan bakar
tersebut akan mengalir dengan sendirinya melalui nosel
walaupun katup gas dalam keadaan tertutup. Selanjutnya
apabila dibiarkan maka akan mengakibatkan campuran
udara dan bahan bakar terlalu gemuk atau kaya yang
menyebabkan putaran idling/stasioner menjadi kasar.
d) Packing karburator robek/rusak
Bila packing rusak/robek, maka akan mengakibatkan
masuknya udar luar ke dalam karburator. Dengan masuknya
udara luar melalui celah-celah packing yang rusak/robek,
maka akan mempengaruhi campuran udara dan bahan
bakar sehingga mengakibatkan putaran stationer menjadi
kasar.
c. Sistem utama (Primary High Speed System)
Gangguan pada primary hig speed system dan gejala yang
mungkin terjadi.
a) Tersumbatnya main jet
Tersumbatnya atau kotornya main jet (jet utama) ini
disebabkan karena saringan bahan bakar yang sudah jenuh.
Melemahnya kemampuan filter dalam menyaring akan
menyebabkan masuknya kotoran kedalam ruang pelampung
dan juga main jet. Hal ini akan mengakibatkan pasokan
bahan bakar yang digunakan pada sistem utama menjadi
lebih kurus sehingga primary high speed system menjadi
18
tidak sempurna. Gejala yang timbul yaitu pada putaran
sedang berkisar antara 1000-3000 rpm tenaga kurang
sekali.
b) Kotornya main air bleeder
Hal ini disebabkan karena udara yang masuk air horn sedikit
membawa kotoran, akibatnya atomisasi dari bahan bakar
menjadi kurang sempurna. Hal tersebut dikarenakan kondisi
filter yang kotor. Gejala yang dapat dilihat yaitu pada saat
rpm 2000-3000 pada primary main nozel tidak mengabut
dengan baik.
d. Secondari High Speed System .
Gangguan yang terjadi pada secondary high speed system
dan gejala yang mungkin terjadi.
1) Kotornya pada secondary main jet yang akan
menyebabkan tidak lancarnya aliaran bahan bakar sehingga
pasokan bahan bakar akan berkurang, yang mana pada
sistem ini di butuhkan pasukan bahan bakar yang kaya yaitu
dengan perbandingan 12-13 : 1. gejala yang dapat
dirasakan yaitu pada saat putaran tinggi, di atas 3000 rpm
maka tenaga akan sangat kurang sekali.
2) Kotornya secondary main air bleeder.
Hal ini dikarenakan kondisi filter yang kotor, sehingga udara
yang masuk air horn sedikit membawa kotoran. Gejala yang
dapat di lihat yaitu pada saat putran di atas 3000 rpm pada
secondary main nozzle tidak mengabut dengan baik.
e. Secondary Low Speed System
Gangguan yang terjadi pada secondary low speed system
dan geja yang mungkin terjadi.
Kotornya secondary slow port akan menyebabkan tidak
lancarnya aliran bahan bakar sehingga pasokan bahan bakar
akan berkurang. Gejala dapat dirasakan adalah pada saat
akselerasi.
19
f. Sistem Tenaga (power system)
Gangguan yang terjadi pada power system dan gejala yang
mungkin terjadi :
a) Macetnya power piston menekan power valve.
Hal ini menyebabkan power jet selalu mentribusi bahn
bakar, baik itu pada kecepatan sedang atau tinggi sehingga
menyebabkan konsumsi bahan bakar menjadi boros. Gejala
yang timbul dapat dilihat pada sisi knolpot yaitu terdapatnya
endapan karbon yang kering (jelaga karbon pada knalpot).
Hal ini disebabkan karena kebocoran pada power piston
sehingga isapan intake manifold melalui saluran vacuum
bleeder tidak mampu melawan pegas power piston.
b) Power piston macet pada posisi terangkat.
Power valve yang selalu menutup akan menyebabkan tidak
adanya distribusi bahan bakar pada power jet. Hal ini akan
mengakibatkan pasokan bahan bakar kurang pada saat
power dibutuhkan, sehingga tenaga yang dihasilkanpun jaga
sangat kurang. Gejala tersebut juaga bisa terjadi kalau
power jet kotor/tersumbat.
g. Sistem Percepatan (Acceleration System )
Kemungkinan kerusakan yang bisa terjadi pada sistem ini
adalah :
a) Steel ball inlet tidak bisa menutup rapat.
Steel ball inlet tidak bisa menutup rapat akan
mengakibatkan keluarnya bahan bakar ke pump jet kurang
karena pada saat kompresi plunger, bahan bakar sebagian
masuk ke pelampung dan sebagian masuk ke outlet.
b) Steel ball outlet tidak menutup rapat
Hal ini akan mengaklibatkan pada expansi bukan bahan
bakar dari ruang pelampung yang dihisap melainkan udara
dari saluran outlet yang masuk keruang plunger sehingga
pada saat kompresi tidak ada bahan bakar yang masuk ke
20
pump jet.
c) Tersumbatnya pump jet
Tersumbatnya pump jet akan menyebabkan tidak adanya
pasokan bahan bakar pada saat akselerasi menjadi lemah.
h. Sistem choke
Gangguan pada cuk dan gejala yang mungkin terjadi.
a) Kerusakan pada coil
Kerusakan pada coil akan menyebabkan pembukaan cuk
menjadi lambat sehingga pada saat start terjadi kelebihan
bahan bakar. Hal ini akan menjadikan mesin mlepek dan
mesin sulit untuk dihidupkan.
b) Cuk tidak bisa menutup
Tidak bisa menutupnya cuk kemungkinan diakibatkan oleh
kotornya mekanisme. Hal ini akan menyebabkan kurangnya
bahan bakar pada start awal, sehingga start bisa terjadi
secara berulang-ulang.
i. Positive Crankcase Ventilation (PCV) System
Gangguan yang sering terjadi pada PVC yaitu valve yang
ada pada PVC tidak bisa menutup dengan rapat. Hal ini
disebabkan karena pegas dalam katup PVC tidak bisa
bekerja dengan normal/patah sehingga mengakibatkan tidak
sesuainya campurtan bahan bakar yang masuk kesilinder
yang menyebabkan putaran mesin menjadi goncang atau
tidak stabil.
c. Rangkuman 1
1) Komponen sistem bahan bakar mekanik terdiri atas : tanki
bahan bakar, saluran bahan bakar, saringan bahan
bakar, pompa bahan bakar, dan karburator.
2) Gangguan yang terjadi pada tangka bahan bakar antara
lain:
a) Tangki bahan bakar bocor
21
b) Tersumbatnya bahan bakar pada saluran keluar
c) pengembunan pada tangka bahan bakar
d) Vapor lock ( penguapan bahan bakar )
e) Tersumbatnya saluran pernafasan
3) Gangguan yang terjadi pada pompa bahan bakar antara
lain:
a) Diagrahma bocor.
b) Katup isap inlet check valve tidak menutup rapat.
c) Katup outlet check valve tidak menutup rapat.
d) Oil seal rusak.
e) Kerusakan pada pump lever arm
3) pada karburator terdapat beberapa sistem, antara lain : a).
sistem pelampung, b). sistem stasioner dan kecepatan
lambat, c). primary high speed system (sistem utama), d)
secondary high speed system, e). secondary Low Speed
System, f). sistem tenaga (power system), g). Sistem
percepatan (acceleration system), h). sistem cuk, i).
Positive Crankcase Ventilation (PCV) System.
d. Tugas 1
1) Pelajari semua system yang ada pada karburator, baik
system utama maupun system tambahan.
2) Setelah semua system anda kuasai, buatlah analisa
gangguan pada karburator dengan melihat gejala yang
terjadi.
e. Tes Formatif 1
1) Sebutkan gangguan pada komponen apa saja yang
terdapat pada system bahan bakar konvensional .
2) Jelaskan gangguan yang terjadi pada sistem pelampung.
3) Jelaskan cara kerja pompa bahan bakar listrik.
4) Jelaskan tujuan dibuatnya karburator double barel.
5) Jelaskan cara kerja system stasioner, kecepatan lambat,
dan kecepatan tinggi pada karburator.
22
f. Kunci Jawaban Formatif 1
1) Komponen sistem bahan bakar mekanik antara lain :
a) Tangki bahan bakar : untuk menampung bahan bakar
sebelum disalurkan ke karburator
b) Saringan bahan bakar : untuk membersihkan bahan
bakar yang akan dikirim ke karburator.
c) Pompa bahan bakar : untuk menghisap bahan bakar
yang ada di tangki, kemudian disalurkan ke karburator.
d) Karburator : untuk mengabutkan bahan bakar dan
mengatur kebutuhan bahan bakar sesuai dengan
putaran mesin.
2) Gangguan yang terjadi pada sistem pelampung
1) Gangguan needle valve aus dan penyetelan tinggi
pelampung yang tidak tepat
2) Needle valve tersumbat dan katup jarum macet
3) Gangguan pada primary low speed system dan gejala yang
mungkin terjadi.
a) Slow jet kotor atau tersumbat.
Slow jet adalah saluaran bahan bakar pada saat katup gas
tertutup, sehingga apabila saluran bahan bakar slow jet
tersumbat kotor/tersumbat maka akan mengakibatkan
putaran mesin kasar karena kekurangan bahan bakar.
b) Setelan idle mixture adjusting screw tidak tepat.
Jumlah campuran udara dan bahan bakar yang masuk ke
dalam silinder pada saat putaran idling/stationer, ditentukan
oleh idle mixture adjusting scew. Apabila jumlah bahan
bakar yang masuk ke dalam silinder terlalu banyak, maka
putaran mesin pada saat idling/stationer kasar. Hal ini
diakibatkan tidak tepatnya didalam melakukan penyetelan
putaran idling/stationer.
c) Penyetelan pelampung tidak tepat.
Bila penyatelan pelampung di dalam ruang pelampung tidak
23
tepat, maka akan mengakibatkan jumlah bahan bakar
berlebihan atau kekurusan. Apabila jumlah bahan bakar di
dalam ruang pelampung terlalu banyak, maka bahan bakar
tersebut akan mengalir dengan sendirinya melalui nosel
walaupun katup gas dalam keadaan tertutup. Selanjutnya
apabila dibiarkan maka akan mengakibatkan campuran
udara dan bahan bakar terlalu gemuk atau kaya yang
menyebabkan putaran idling/stasioner menjadi kasar.
d) Packing karburator robek/rusak
Bila packing rusak/robek, maka akan mengakibatkan
masuknya udar luar ke dalam karburator. Dengan
masuknya udara luar melalui celah-celah packing yang
rusak/robek, maka akan mempengaruhi campuran udara
dan bahan bakar sehingga mengakibatkan putaran stationer
menjadi kasar.
4) Gangguan yang terjadi pada power system dan gejala yang
mungkin terjadi :
a) Macetnya power piston menekan power valve.
Hal ini menyebabkan power jet selalu mentribusi bahn
bakar, baik itu pada kecepatan sedang atau tinggi sehingga
menyebabkan konsumsi bahan bakar menjadi boros.
b) Power piston macet pada posisi terangkat.
Power valve yang selalu menutup akan menyebabkan tidak
adanya distribusi bahan bakar pada power jet.
5) Gangguan pada cuk dan gejala yang mungkin terjadi.
a) Kerusakan pada coil
Kerusakan pada coil akan menyebabkan pembukaan cuk
menjadi lambat sehingga pada saat start terjadi kelebihan
bahan bakar.
Tidak bisa menutupnya cuk kemungkinan diakibatkan oleh
kotornya mekanisme. Hal ini akan menyebabkan kurangnya
bahan bakar pada start awal, sehingga start bisa terjadi
24
secara berulang-ulang.
g. Lembar Kerja 1
1) Alat dan Bahan
a). 1 Unit engine stand (live)
b). Peralatan tangan, kunci pas/ring atau tang ( tool box)
c). Lap / majun.
2) Keselamatan Kerja
a). Gunakanlah perlatan tangan sesuai dengan fungsinya.
b). Ikutilah instruksi dari instruktur/guru atau pun prosedur
kerja yang tertera pada lembar kerja.
c). Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan
pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja.
d). Bila perlu mintalah buku manual motor bensin yang
menjadi training object.
3) Langkah Kerja
a). Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat,
efektif dan seefisien mungkin.
b). Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh
guru/instruktur.
c). Lakukan diskusi tentang cara kerja karburator!
d). Buatlah catatan-catatan penting kegiatan
praktikum secara ringkas.
e). Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan
yang telah digunakan seperti keadaan semula.
4) Tugas
a). Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas.
b). Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh
setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 1.
25
2. Kegiatan Belajar 2 : Pemeriksaan dan Pemeliharaan
Sistem Bahan Bakar Mekanik
b. Uraian Materi 2
1) Pemeriksaan Karburator
a) Pemeriksaan katup sistem cuk manual.
(1) Katup cuk harus tertutup penuh pada saat tombol
cuk ditarik penuh
(2) Katup cuk harus terbuka penuh waktu tombol cuk
dikembalikan penuh.
b) Pemeriksaan sistem pemutus cuk
(1) Hidupkan mesin
(2) Lepaskan selang vakum dari membran dan periksa
bahwa linkage cuk kembali
(3) Pasang kembali selang vakum pada membran
26
(2) Ukurlah tahanan antara rumah koil dengan
dari konektor karburator dan masa. Spesifikasi
tahanan :
17 – 19 O pada
20° C. (3) Hidupkan
mesin
(4) Beberapa saat kemudian, periksa bahwa katup
cuk mulai membuka dan rumah cuk panas.
(5) Matikan mesin.
e) Pemeriksaan dashpot
(1) Setelah mesin dipanaskan, lepas selang vakum
27
dari membran dan sumbatlah ujung slang vakum
(2) Stel putaran mesin pada 3000 rpm
(3) Lepas pedal gas.
(4) Periksa putaran penyetelan dashpot (2.000 ±
200 rpm)
(5) Stel dashpot dengan cara memutar sekrup
penyetel dashpot. Penyetelan dilakukan dalam
keadaan kipas pendingin dimatikan.
28
Gambar 39. Penyetelan cam idel cepat
29
Gambar 40. Pemeriksaan pemanas PTC
30
mengamati apakah power piston dapat bergerak dengan
halus dan dapat kembali ke posisi semula setelah
dilepas.
31
(3) Pada saat katup solenoid dihubungkan atau dilepas
dengan baterai harus terdengan suara “klik“.
k) Penyetelan pelampung
(1) Pasang katup, pegas dan plunger pada dudukan
(2) Pasang pelampung dan pen pivot
(3) Biarkan pelampung menggantung dengan sendirinya
(4) Dengan SST, periksa celah antara pelampung dan
air horn. Apabila tinggi pelampung (posisi tertinggi)
tidak sesuai dengan spesifikasi, stel dengan cara
membengkokkan bibir pelampung.
30
Apabila tinggi pelampung (pada posisi terendah)
tidak sesuai dengan spesifikasi, stel dengan cara
membengkokkan bibir samping pelampung.
31
c. Rangkuman 2
1) Pemeriksaan pada system bahan bakar mekanik anatara
lain: pemeriksaan system cuk manual dan otomatis,
mekanisme idel cepat, system percepatan, dashpot,
pemanas positif temperatur coefficient (PTC), jarum
pelampung dan dudukannya, serta pemeriksaan solenoid
pemutus bahan bakar.
2) Penyetelan pada karburator antara lain : penyetelan
pelampung, penyetelan putaran idel, dan penyetelan
campuran udara dan bahan bakar.
d. Tugas 2
1) Lakukan observasi di bengkel, kemudian identifikasi jenis
gangguan mesin yang disebabkan system bahan bakar
mekanik.
2) Menurut anda apa yang perlu dilakukan mekanik untuk
mengatasi gangguan tersebut?
e. Tes Formatif 2
1) Jelaskan pemeriksaan apa saja yang perlu dilakukan pada
system bahan bakar mekanik ?
2) Bagaimana cara memeriksa system cuk otomatis ?
3) Jelaskan bagaimana cara menyetel pelampung ?
32
berikut:
(a) Lepasakan konektor karburator
(b) Ukurlah tahanan antara rumah koil dengan dari
konektor karburator dan masa. Spesifikasi tahanan : 17
– 19 O pada 20° C.
(c) Hidupkan mesin
(d) Beberapa saat kemudian, periksa bahwa katup cuk
mulai membuka dan rumah cuk panas.
33
(d) Dengan SST, periksa celah antara pelampung dan air
horn. Apabila tinggi pelampung (posisi tertinggi) tidak
sesuai dengan spesifikasi, stel dengan cara
membengkokkan bibir pelampung.
34
g. Lembar Kerja 2
1) Alat dan Bahan
a). 1 Unit engine stand (live)
b). Peralatan tangan, kunci pas/ring atau tang ( tool box)
c). Multimeter dan majun.
2) Keselamatan Kerja
a). Gunakanlah perlatan tangan sesuai dengan fungsinya.
b). Ikutilah instruksi dari instruktur/guru atau pun prosedur
kerja yang tertera pada lembar kerja.
c). Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan
pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja.
d). Bila perlu mintalah buku manual motor bensin yang
menjadi training object.
3) Langkah Kerja
a). Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat,
efektif dan seefisien mungkin.
b). Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh
guru/ instruktur.
c). Lakukan pemeriksaan dan pemeliharaan sistem bahan
bakar mekanik!
d). Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktikum
secara ringkas.
e). Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan
yang telah digunakan seperti keadaan semula.
4) Tugas
a). Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas.
b). Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh
setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar.
35
BAB III
EVALUASI
A. PERTANYAAN
36
B. KUNCI JAWABAN
1. Gangguan yang terjadi pada tangka bahan bakar antara lain:
a) Tangki bahan bakar bocor
b) Tersumbatnya bahan bakar pada saluran keluar
c) pengembunan pada tangka bahan bakar
d) Vapor lock ( penguapan bahan bakar )
e) Tersumbatnya saluran pernafasan
2) Gangguan yang terjadi pada pompa bahan bakar antara lain:
a) Diagrahma bocor.
b) Katup isap inlet check valve tidak menutup rapat.
c) Katup outlet check valve tidak menutup rapat.
d) Oil seal rusak.
e) Kerusakan pada pump lever arm
3) pada karburator terdapat beberapa sistem, antara lain :
a). sistem pelampung,
b). sistem stasioner dan kecepatan lambat,
c). primary high speed system (sistem utama),
d) secondary high speed system,
e). secondary Low Speed System,
f). sistem tenaga (power system),
g). Sistem percepatan (acceleration system),
h). sistem cuk,
i). Positive Crankcase Ventilation (PCV) System.
37
Pada saat mesin berputar stasioner, bahan bakar mengalir
dari ruang pelampung melalui primary main jet, kemudian ke slow
jet, economizer jet, dan akhirnya ke ruang bakar melalui idle port.
Kemudian pada saat pedal gas ditekan sedikit, maka katup
gas akan membuka lebih lebar sehingga aliran bahan bakar dari
ruang pelampung tersebut masuk ke ruang bakar selain melalui
idle port juga melalui slow port.
Pada saat pedal gas dibuka lebih lebar, aliran bahan bakar
dari ruang pelampung langsung menuju primary main nozle
(nosel utama primer). Sementara dari idel port dan slow port
tidak lagi mengeluarkan bahan bakar karena kevakuman pada idel
port dan slow port lebih rendah dari pada primary main nozle.
5. Cara menyetel campuran idel
a. Hidupkan mesin sampai temperatur kerja
b. Pasang tachometer
c. Stel putaran idel (stasioner) sesuai spesifikasi
d. Putar baut penyetel putaran idel (idle mixture adjusting
screw) ke kanan atau ke kiri sampai diperoleh putaran
maksimum.
e. Stel kembali putaran idel.
38
39
C. KRITERIA KELULUSAN
Skor
Kriteria Bobot Nilai Keterangan
(1-10)
Kognitif (soal no 1 s.d 5) 2
Ketepatan prosedur 2
pemeriksaan
Hasil pemeriksaan 2 Syarat lulus nilai
minimal 70
Ketepatan waktu 2
Keselamatan kerja 2
Nilai Akhir
Keterangan :
Tidak = 0 (nol) (tidak lulus)
Ya = 70 s.d. 100 (lulus)
Kategori Kelulusan :
70 s.d. 79 : memenuhi kriteria minimal dengan bimbingan
80 s.d. 89 : memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan
90 s.d. 100 : di atas minimal tanpa bimbingan
40
BAB IV
PENUTUP
41
DAFTAR PUSTAKA
42