Home Visite Pia
Home Visite Pia
Disusun Oleh
Elvira Miranda
(1708320070)
Pembimbing:
dr.Ika Nova Nasution,M.kes
Puji syukur kepada Tuhan Maha Esa, karena atas rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan laporan Home Visite dan Laporan Kasus di Puskesmas
Tegal Sari sebagai tugas penulisan dan penguasaan materi serta keterampilan
klinis yang harus dimiliki untuk mendiagnosis, mempelajari cara pengobatan yang
tepat, dan mengetahui tindakan dasar yang harus dilakukan sebagai dokter layanan
primer di puskesmas untuk menangani kasus tersebut dan mempelajari prinsip-
prinsip kerja obat dan beberapa keterampilan khusus yang berkaitan dengan kasus
tersebut
Penulis mengucapkan terimakasih kepada dr.Ika nova nasution,M.kes
yang telah membimbing saya dalam menyusun dan menyelesaikan laporan Home
Visite dan Laporan Kasus ini. Ucapan terimaksih juga penulis sampaikan kepada
teman-teman yang telah membantu penulis dalam mencari literatur demi
tercapainya penyelesaian tugas ini.
(Elvira Miranda)
DAFTAR ISI
atas atau sama dengan 140 mmHg dan tekanan darah diastolik di atas atau sama
dengan 90 mmHg yang diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda.
Pressure 7 telah mempublikasikan revisi panduan nilai tekanan darah sistolik dan
diastolik yang optimal dan hipertensif. Tekanan darah yang dianggap normal
adalah kurang dari 120 mmHg untuk tekanan darah sistolik dan 80 mmHg untuk
tekanan darah diastolik. Tekanan darah normal bervariasi sesuai usia sehingga
Bila tekanan darah lebih tinggi dari angka normal yang disepakati, maka
paling penting adalah tekanan darah harus persisten di atas atau sama dengan
140/90 mmHg. Persistensi peningkatan di atas 140/90 mmHg ini harus terbukti,
sebab bisa saja peningkatan tekanan darah tersebut bersifat transien atau hanya
merupakan peningkatan diurnal dari tekanan darah yang normal sesuai siklus
sirkardian.2
1
Ada beberapa klasifikasi hipertensi antara lain berdasarkan penyebab,
berdasarkan penyebab terdiri dari hipertensi primer atau hipertensi esensial dan
dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang bergerak (inaktivitas) dan
sekunder adalah hipertensi yang diketahui penyebabnya dan terjadi sekitar 2-10%
kasus hipertensi.3
Treatment of High Blood Pressure (JNC 7), World Health Organization (WHO),
ini.2
2
Tabel 1.1 Definisi dan Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO-ISH, ESH-ESC, dan
JNC-72
Klasifikasi Tekanan darah sistolik Tekanan darah diastolik
tekanan darah WHO-ISH ESH- JNC-7 WHO- ESH- JNC-
ESC ISH ESC 7
Optimal <120 <120 <80 <80
3
Tahap 2 ≥160 ≥100
A. Penyakit
B. Obat –obatan
angiotensin aldosteron.
4
- NSAIDs, COX-2 inhibitors, venlafaxine, bupropion, bromokriptin,
C. Makanan
antara lain :
- Merokok
- Stres
- Sleep apnea
- Diabetes
- Umur
5
- Riwayat keluarga
- Ras
Hipertensi tidak dapat dijelaskan hanya dari satu faktor penyebab, karena
penyebab hipertensi ternyata sangat banyak. Pada akhirnya semua itu akan
Tekanan darah tinggi merupakan hasil interaksi dari cardiac output (CO)
atau curah jantung (CJ) dan TPR (total peripheral resistance, tahanan total
intravaskular merupakan faktor utama untuk kestabilan tekanan darah dari waktu
ke waktu karena volume tekanan darah secara tidak langsung ikut mempengaruhi
besar dari cardiac output. Bila asupan NaCl meningkat, maka ginjal akan
merespon untuk meningkatkan eksresi garam melalui urin. Tetapi jika upaya
ginjal mengekskresi NaCl melebihi ambang batas, maka ginjal akan meretensi air
(H2O) sehingga volume intravaskular meningkat dan cardiac output (CO) akan
6
vasokonstriksi. Bila TPR vasodilatasi maka tekanan darah akan menurun dan
Persarafan autonom ada dua macam yaitu saraf simpatis dan saraf
genetik, stres kejiwaan, rokok dan sebagainya. Aktivasi sistem saraf simpatis
Ada beberapa reseptor adrenergik yang berada pada jantung, ginjal, otak,
serta dinding vaskular pembuluh darah ialah reseptor α1, α2, β1 dan β2. Karena
pada dinding pembuluh darah terdapat reseptor α1, maka jika norepinefrin
aterosklerosis juga makin progresif. Pada ginjal terdapat reseptor β1 dan α1 yang
7
C. Peran sistem renin angiotensin aldosteron (RAA)
Bila tekanan darah menurun maka hal ini akan memicu refleks
oleh macula densa apparat juxta glomerulus ginjal. Lalu angiotensin I akan
Pada akhirnya angiotensin II ini akan bekerja pada reseptor-reseptor yang terkait
dengan tugas proses fisiologinya ialah di reseptor AT1, AT2, AT3, AT4.2
pada reseptor AT1 dan sedikit pada reseptor AT2. Reseptor AT3, disebut juga
non-AT1 dan non-AT2 yang ditemukan pada kultur sel neuroblastoma namun
ginjal tetapi tidak pada jaringan kardiovaskular. Reseptor AT4 tampaknya lebih
semua faktor risiko. Dikenal ada faktor risiko tradisional dan non tradisional yang
8
bila bergabung dengan faktor-faktor lokal atau yang lain serta faktor genetik maka
vaskular biologi akan berubah menjadi makin tebal karena mengalami kerusakan
Note :
4
1. Diuretic
2. ARB
3. ACE-I
4. α and β
blocker
5. Aldosterone
antagonist
adapun gejala- gejala dari hipertensi adalah sakit atau nyeri kepala, gelisah,
jantung berdebar-debar, pusing, leher kaku, penglihatan kabur dan mudah lelah.
1.1.6 Diagnosis
A. Anamnesis2
Anamnesis meliputi :
9
1. Lama menderita hipertensi dan derajat tekanan darah
(feokromositoma)
atau motoris
B. Pemeriksaan fisik
10
Pengukuran tekanan darah (TD) dilakukan pada penderita dalam
bag di atas arteri brakhialis (pada sisi dalam lengan atas) dan
11
darah sistolik yaitu saat pulsasi mulai teraba kembali.
C. Pemeriksaan penunjang2
12
karotis (dan femoral), C-reactive protein, mikroalbuminuria,
lini pertama dan lini kedua. Lima golongan obat lini pertama yang
13
direkomendasikan yaitu diuretik tiazid, calcium channel blocker, Angiotensin-
Sedangkan golongan obat lini kedua adalah beta blockers, aldosterone antagonist,
oleh beberapa faktor, yaitu : faktor sosio ekonomi, profil faktor kardiovaskular,
ada tidaknya kerusakan organ target, ada tidaknya penyakit penyerta, variasi
interaksi obat dengan obat yang digunakan pasien untuk penyakit lain, bukti
resiko kardiovaskular.8
Kontrol pengobatan dilakukan setiap dua minggu atau satu bulan untuk
Tetapi jika tekanan darah tidak mencapai target yang diharapkan selama 1 bulan
maka dosis obat dapat ditingkatkan atau dapat digunakan kombinasi obat. Hampir
pengobatan dan menurunkan kepatuhan pasien karena jumlah obat yang harus
diminum bertambah.8
14
1.1.8Komplikasi7
transient ischemic attact (TIA), infark miokard, angina pektoris, serta gagal
jantung.
Syamsiar
Dari tabel diatas terlihat bahwa bentuk keluarga pasien adalah keluarga
bahwa keluarga inti merupakan satu bentuk keluarga tradisional yang dianggap
paling ideal. Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak,
15
tertinggal dalam satu rumah, dimana ayah adalah pencari nafkah dan ibu sebagai
Penderita
Keterangan :
= Laki-laki sehat
= Perempuan sehat
= Perempuan Meninggal
= Perempuan Sakit
16
1.3 Status Pasien
1.3.1 Identitas Pasien
Nama : Sumarni
Umur : 60 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku/Bangsa : Batak
Alamat : Jln. Rawa Gg. Giat
Status : Menikah
Tanggal Home Visit : 16 September 2019
19 September 2019
21 September 2019
B. Nutrisi
Makanan : Pasien makan 3X/hari, dengan lauk pauk berupa ikan dan
sayur
Dapur :
Beras : Beras bulog
Ikan : Gembung, teri dll
Daging : Ayam, sapi
Sayur : Kangkung, Daun Ubi, Kol,Sawi, Kentang
Buah : Pisang( jarang dikonsumsi)
Kulkas : ada
17
Status Nutrisi
Berat Badan : 65 Kg
Tinggi Badan : 150 cm
IMT : BB/TB(m)2= 65/1,52=28,8 kg/ m2
Kesan : Overweight
C. Lingkungan Rumah
Lingkungan sekitar : Baik
Eksterior rumah :
Interior rumah :
D. Orang lain
Dukungan sosial Ya TIDAK √
18
E. Medikasi
- Obat resep YA √ Tidak
- Obat non-resep YA Tidak √
- Suplemen diet YA Tidak √
- Obat tertata rapi YA √ Tidak
- Kepatuhan minum obat YA √ Tidak
G. Pemeriksaan
Berat badan : 50 kg
19
H. IKS (Indeks Keluarga Sehat)
No Indikator Keluarga Nilai Keluarga
1 Keluarga Mengikuti Y 1
program KB
2 Ibu melakukan persalinan Y 1
di fasilitas kesehatan
3 Bayi mendapat imunisasi Y 1
dasar lengkap
4 Bayi mendapat ASI Y 1
Eksklusif
5 Balita dipantau Y 1
pertumbuhannya
6 Penderita TB paru Y 1
mendapat pengobatan
sesuai standar
7 Penderita hipertensi Y 1
melakukan pengobatan
secara teratur
8 Penderita gangguan jiwa Y 1
mendapatkan pengobatan
dan tidak ditelantarkan
9 Anggota keluarga tidak ada Y 1
yang merokok
10 Keluarga sudah menjadi Y 1
anggota JKN
11 Keluarga mempunyai akses T 2
sarana air bersih
12 Keluarga mempunyai akses T 2
dan menggunakan jamban
sehat
Indeks Keluarga Sehat 10/12 x 100% = 83 %
Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa ibu Sumarni tergolong keluarga
sehat yakni indeks 83%
20
BAB 2
Identitas pasien
Nama : Sumarni
Umur : 60 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku/Bangsa : Batak
Alamat : Jln. Rawa Gg. Giat
Status : Menikah
1. Anamnesis Penyakit
a. Keluhan Utama : Sakit kepala
Telaah : Hal ini sudah di alami sejak 1 minggu ini. Sakit
terasa di belakang kepala dan menjalar leher
belakang. Sakit kepala dirasakan terus-menerus.
Pandangan kabur (-), kelemahan anggota gerak (-),
mual(-), muntah(-).
21
Kesadaran : Compos Mentis
Mata : Konjungtiva anemis (-), Sklera ikterus (-),
pupil isokor, diameter 2-3 mm, refleks
cahaya (+)
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thoraks : Kedua lapangan paru kanan = kiri normal
Abdomen : Simetris, soepel, timpani pada seluruh
lapangan perut, peristaltik (+) normal.
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-)
Genitalia :Tidak dilakukan pemeriksaan
3. Pemeriksaan Penunjang
Kadar gula darah sewaktu : 105 mg/dL
4. Tatalaksana dan Edukasi
Farmako : -
Edukasi
a. Menjelaskan definisi dan faktor resiko hipertensi
b. Menjelaskan komplikasi hipertensi
c. Menjelaskan tentang diet hipertensi (DASH)
d. Menyarankan olahraga teratur.
22
Lampiran 1
23
Melakukan Anamnesis dan Pemeriksaan serta tinjauan Rumah
24
Media Edukasi yang digunakan dalam Home Visit
Leaflet Hipertensi
25
No Nama Kegiatan Tanda Tangan
Pembimbing
26
BAB 3
DAFTAR PUSTAKA
27