Anda di halaman 1dari 4

PEMBANDING MAKALAH “BANJIR”

Jenis-jenis Banjir
Berdasarkan sumber air yang menjadi penampung di bumi, jenis banjir dibedakan menjadi
tiga, yaitu banjir sungai, banjir danau, dan banjir laut pasang.
A. Banjir Sungai
Terjadi karena air sungai meluap. Contoh ketika banjir sungai Citarum Karawang, Jawa
Barat. Dibawah ini adalah data dari contoh banjir sungai.
Banjir Sungai Citarum semakin meluas pada Rabu (24/3), merendam 10 kecamatan dengan 15.510
rumah di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Sehari sebelumnya, sembilan kecamatan dengan
9.561 rumah terendam air setinggi rata-rata tiga meter.
Dampak banjir yang meluas di 10 kecamatan tersebut memicu tanggapan Bupati Karawang

B. Banjir Danau
Terjadi karena air danau meluap atau bendungannya jebol. Contoh banjir danau adalah banjir
ketika melanda situ gintung pada tahun 2009.
Berita banjir bandang di Jakarta Jumat pagi (27/3/09) sangat mengejutkan. Dengan korban lebih
dari 50 orang meninggal

C. Banjir Laut pasang


Terjadi antara lain akibat adanya badai dan gempa bumi. Dibawah ini adalah data dari contoh
banjir laut pasang.

C. Gejala Umum Terjadinya Banjir


Gejala-gejala banjir adalah curah hujan tinggi dalam waktu yang lama dan pasang laut yang tinggi
disertai adanya badai.
Dampak yang ditimbulkan oleh banjir
Primer
• Kerusakan fisik - Mampu merusak berbagai jenis struktur, termasuk jembatan, mobil,
bangunan, sistem selokan bawah tanah, jalan raya, dankanal.
Sekunder
• Persediaan air – Kontaminasi air. Air minum bersih mulai langka.
• Penyakit - Kondisi tidak higienis. Penyebaran penyakit bawaan air.
• Pertanian dan persediaan makanan - Kelangkaan hasil tani disebabkan oleh kegagalan panen.
Namun, dataran rendah dekat sungai bergantung kepada endapan sungai akibat banjir demi
menambah mineral tanah setempat.
• Pepohonan - Spesies yang tidak sanggup akan mati karena tidak bisa bernapas.
• Transportasi - Jalur transportasi rusak, sulit mengirimkan bantuan darurat kepada orang-orang
yang membutuhkan.
Dampak tersier/jangka panjang
• Ekonomi - Kesulitan ekonomi karena kerusakan pemukiman yang terjadi akibat banjir; dalam
sector pariwisata, menurunnya minat wiasatawan; biaya pembangunan kembali; kelangkaan
makanan yang mendorong kenaikan harga, dll.
Dari berbagai dampak negatif yang ditimbulkan, ternyata banjir (banjir air skala kecil) juga
dapat membawa banyak keuntungan, seperti mengisi kembali air tanah, menyuburkan serta
memberikan nutrisi kepada tanah. Air banjir menyediakan air yang cukup di kawasan kering dan
semi-kering yang curah hujannya tidak menentu sepanjang tahun. Air banjir tawar memainkan
peran penting dalam menyeimbangkan ekosistem di koridor sungai dan merupakan faktor utama
dalam penyeimbangan keragaman makhluk hidup di dataran. Banjir menambahkan banyak nutrisi
untuk danau dan sungai yang semakin memajukan industri perikanan pada tahun-tahun mendatang,
selain itu juga karena kecocokan dataran banjir untuk pengembangbiakan ikan (sedikit predasi dan
banyak nutrisi).

Pencegahan
BIOPORI
Salah satu cara terbaru dengan biaya cukup murah untuk mengatasi banjir ini adalah dengan
mebuat lubang resapan biopori didalam tanah. Biopori sendiri merupakan pori-pori berbentuk
lubang (terowongan ) yang terbentuk oleh aktivitas organisme tanah dan pengakaran
tanaman. Aktivitas merekalah yang akan menciptakan rongga-rongga atau liang-liang di dalam
tanah, dimana rongga-rongga tersebut akan terisi udara yang menjadi saluran air untuk meresap
ke dalam tanah.
Bila lubang-lubang seperti ini dibuat dalam jumlah yang banyak, maka kemampuan dari
sebidang tanah untuk meresapkan air akan meningkat. Meningkatnya kemampuan tanah dalam
meresapkan air akan memperkecil peluang terjadinya aliran air di permukaan tanah. Dengan kata
lain akan mengurangi banjir yang mungkin akan terjadi. Karena air dapat diserap langsung ke
dalam tanah.
Secara filosofis, ada tiga metode penanggulangan banjir.
Pertama, memindahkan warga dari daerah rawan banjir. Cara ini cukup mahal dan belum tentu
warga bersedia pindah, walau setiap tahun rumahnya terendam banjir. Kedua, memindahkan banjir
keluar dari warga. Cara ini sangat mahal, tetapi sedang populer dilakukan para insinyur banjir,
yaitu normalisasi sungai, mengeruk endapan lumpur, menyodet-nyodet sungai. Faktanya banjir
masih terus akrab melanda permukiman warga.
Ketiga, hidup akrab bersama banjir. Cara ini paling murah dan kehidupan sehari-hari warga
menjadi aman walau banjir datang, yaitu dengan membangun rumah-rumah panggung setinggi di
atas muka air banjir.

Secara normatif, ada dua metode penanggulangan banjir.


Pertama, metode struktur yaitu dengan konstruksi teknik sipil, antara lain membangun waduk di
hulu, kolam penampungan banjir di hilir, tanggul banjir sepanjang tepi sungai, sodetan,
pengerukan dan pelebaran alur sungai, sistem polder, serta pemangkasan penghalang aliran.
Anggaran tak seimbang dalam pertemuan-pertemuan antarpemangku kepentingan (stakeholder)
tentang penanggulangan banjir, telah ada political will dari pemerintah, yaitu akan melaksanakan
penanggulangan banjir secara hibrida, dengan melaksanakan gabungan metode struktur dan
nonstruktur secara simultan. Bahkan, telah dibuat dalam perencanaan jangka pendek, jangka
menengah, dan jangka panjang. Namun, dalam implementasinya, penanggulangan banjir yang
dilakukan pemerintah masih sangat sektoral, alokasi anggaran antarsektor tidak seimbang.
Anggaran penanggulangan banjir metode struktur alias konstruksi teknik sipil lebih besar
dibandingkan dengan anggaran metode nonstruktur yang lebih berbasis masyarakat.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 33 Tahun 2006 tentangPedoman umum
mitigasi bencana menjelaskan tentang langkah-langkah yangdilakukan dalam mitigasi bencana
banjir seperti: pengawasan penggunaan lahan,pembangunan infrastruktur yang kedap
air, pengerukan dan pembangunan sudetansungai, pembuatan tembok pemecah ombak,
pembersihan sedimen, pembuatansaluran drainase, pelatihan pertanian yang sesuai dengan daerah
banjir, dan jugamenyiapkan persiapan evakuasi bencana banjir.

Anda mungkin juga menyukai