Sumber :
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayan
30
Literasi Matematika
Sumber:
Mullis, Ina VS., dkk. 2012. TIMSS 2011 International Result in Mathematics.
National Council of Teacher of Mathematics (NCTM). 2000. Principle and Standards for
School Mathematics. Reston, VA: NCTM.
Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD). 2010. PISA 2012
Matemathics Framework. Paris: PISA, OECD Publishing.
Wardhani, Sri. 2011. Instrumen Penilaian Hasil Belajar Matematika SMP: Belajar dari PISA
dan TIMSS. Jakarta: Kemendiknas.
31
Komponen Model Pembelajaran
1. Sistem Sosial
Pengorganisasian siswa selama proses pembelajaran menerapkan pola
pembelajaran kooperatif. Dalam interaksi sosio kultural di antara siswa dan temannya,
guru selalu menanamkan nilai-nilai soft skill dan nilai matematis. Siswa dalam
kelompok saling bekerjasama dalam menyelesaikan masalah, saling
bertanya/berdiskusi antara siswa yang lemah dan yang pintar, kebebasan mengajukan
pendapat, berdialog dan berdebat, guru tidak boleh terlalu mendominasi siswa, tetapi
hanya membantu dan menganjurkan gotong royong) untuk menghasilkan
penyelesaian masalah yang disepakati bersama. Dalam interaksi sosio kultural, para
siswa diizinkan berbahasa daerah dalam menyampaikan pertanyaan, kritikan, dan
pendapat terhadap temannya maupun pada guru.
2. Prinsip Reaksi
Model pembelajaran yang diterapkan dalam buku ini dilandasi teori
konstruktivistik dan nilai budaya dimana siswa belajar yang memberi penekanan
pembelajaran berpusat pada siswa. Dengan demikian, fungsi guru hanya sebagai
fasilitator, motivator, dan mediator dalam pembelajaran. Tingkah laku guru dalam
menanggapi hasil pemikiran siswa hanya berupa pertanyaan atau membantu kesulitan
yang dialami siswa dalam menyelesaikan masalah yang sifatnya mengarahkan,
membimbing, memotivasi, dan membangkitkan semangat belajar siswa. Dalam
mewujudkan tingkah laku siswa tersebut, guru harus memberikan kesempatan pada
siswa untuk mengungkapkan hasil pemikirannya secara bebas dan terbuka. Selain itu,
mencermati pemahaman siswa atas objek matematika yang diperoleh dari proses dan
hasil penyelesaian masalah, menunjukkan kelemahan atas pemahaman siswa, dan
memancing siswa sehingga menemukan jalan keluar untuk mendapatkan penyelesaian
masalah yang sesungguhnya. Jika ada siswa yang bertanya, maka sebelum guru
memberikan penjelasan/bantuan, sebaiknya guru terlebih dahulu memberi kesempatan
pada siswa lainnya memberikan tanggapan dan merangkum hasilnya. Jika
keseluruhan siswa mengalami kesulitan, maka saatnya guru memberi penjelasan atau
bantuan/memberi petunjuk sampai siswa dapat mengambil alih penyelesaian masalah
pada langkah berikutnya. Ketika siswa bekerja menyelesaikan tugas-tugas, guru
mengontrol jalannya diskusi dan memberikan motivasi agar siswa tetap berusaha
menyelesaikan tugas-tugasnya.
3. Sistem Pendukung
Agar model pembelajaran ini dapat terlaksana secara praktis dan efektif, maka
guru diwajibkan membuat suatu rancangan pembelajaran yang dilandasi dengan teori
pembelajaran konstruktivistik dan nilai soft skill matematis yang diwujudkan dalam
setiap langkah-langkah pembelajaran yang ditetapkan dan menyediakan fasilitas
belajar yang cukup. Dalam hal ini perlu dikembangkan buku model yang berisikan
teori-teori pendukung dalam melaksanakan pembelajaran. Selain itu, juga berisi
komponen-komponen model, petunjuk pelaksanaan dan seluruh perangkat
32
pembelajaran yang digunakan. Seperti rencana pembelajaran, buku guru, buku siswa,
lembar kerja siswa, objek-objek abstraksi dari lingkungan budaya, dan media
pembelajaran yang diperlukan.
33