Teori struktur fungsional adalah teori keluarga yang menitikberatkan pada kestabilan keluarga di
dalam masyarakat. Keluarga yang didalamnya terdiri dari suami,ibu dan anak. Dan keluarga tersebut
terbentuk dengan memiliki tujuan yang sama. Teori Sosial konflik dapat dikatakan bahwa adanya
konflik atau sebuah penyimpangan dalam suatu keluarga dalam suatu masyarakat. Dalam teori
ini,sebuah keluarga sadar akan dengan kehidupan ini penuh dengan adanya konflik atau masalah. Di
teori ini dapat dilihat bahwa setiap individu dalam keluarga sadar, bahwa dengan adanya perubahan-
perubahan yang dapaat menyebabkan suatu penyimpangan atau masalah merupakan suatu yang dapat
diterima. Teori ekologii adalah perkembangan individu dalam keluarga sangat berpengaruh terhadap
lingkungan dimana berkembang. Lingkungan memiliki peran yang sangat penting dalam
berkembangnya anak dalam suatu keluarga. Teori pertukaran sosial ini atau yang dikenal juga dengan
theory social exchange merupakan perilaku seorang individu yang mengambil sebuah tindakan atau
keputusan berdasar menimbang adanya suatu keuntungan atau imbalan untuk dirinya. Feminisme
adalah paham, kajian, dan gerakan sosial yang bertujuan untuk mengubah status subordinat
perempuan dalam masyarakat yang mengutamakan perspektif laki-laki. Kesetaraan gender merupakan
perbedaan peran laki-laki dan peran perempua yang terbentuk dimasyarakat dengan dilatarbelakangi
budaya tersebut. Perbedaan antara laki-laki dan perempuan bukan hanya hanya dari bilogis saja. Teori
yang dimana seorang individu mengalami masa perkembangan melalui beberapa tahap dalam
kehidupannya. Dalam teori ini berisi tentang jenjang tahapan seorang individu berkembang dalam
kehidupannya. Dan tahapan perkembangannya dimulai saat lahir sampai lanjut usia.
BAB I PENDAHULUAN
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat. Sebuah keluarga terdiri dari seorang
suami, istri dan anak. Keluarga terbentuk dari suatu ikatan perkawinan yang sah antara laki-laki dan
perempuan. Dalam membentuk suatu keluarga seorang laki-laki dan perempuan didasarkan oleh cinta
kasih, saling menghargai, saling memiliki kepentingan yang sama. Keluarga merupakan tempat
pertama seorang individu dalam mengenal kehidupan. Mereka saling berinteraksi satu dengan
lainnya, dan hasil interaksi dalam keluarga nantinya akan berpengaruh setiap individu dalam
berinteraksi atau bersosialisasi dengan lingkungan dan orang-orang kecuali keluarga. Dan setiap
individu di dalam keluarga mempunyai tugas, peran,dan fungsinya masing-masing. Peran suami
dimiliki oleh seorang laki-laki dan peran istri dimiliki oleh seorang perempuan. Namun jika salah satu
peran tidak dapat berjalan seharusnya, maka akan terjadi suatu gangguan atau masalah dalam keluarga
tersebut.
Keluarga mempunyai peran yang sangat besar dalam suatu lingkungan masyarakat. Begitu
pun dengan peran orang tua yang memiliki peranan penting dalam sebuah keluarga. Orang tua
menjadi sekolah pertama bagi anak-anaknya, baik itu dalam berinteraksi, bersosialisasi , pengetahuan
tentang aturan-aturan atau norma yang ada dilingkungan tempat ia tiggal. Orang tua memiliki peranan
penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Pola asuh orang tua dalam kelarga sangatlah
penting, dengan pola asuh yang baik dan benar seorang anak akan bertumbuh menjadi anak yang
memiliki tata krama sopan santun dan perilaku yang sesuai dengan yang orang tua inginkan.
Namun, lingkungan pun mempunyai peran yang penting pula dalam kehidupan. Sebuah
lingkungan menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan sebuah
keluarga. Didalam lingkungan sebuah keluarga melakukan banyak aktivitas-aktivitas. Perkembangan
anak sangat berpengaruh terhadap lingkungan dimana ia berada, sehingga untuk mendapatkan hasil
yang optimal dalam perawatan dan perkembangan anak alangkah baiknya di dukung oleh lingkungan
yang mendukung.
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui dan memahami penerapan teori-teori
keluarga yang ada dimasyarakat.
1.3 Manfaat
3.1 Kesimpulan
Dapat diihat bahwa didalam suatu keluarga setiap individu mempunyai perannya masing-
masing.,kita hidup dikelilingi oleh segala macam aturan dan norma. Semua dapat hidup secara
beriringan sesuai dengan apa yang di pegang teguh olehnya. Dan dalam perkembangan individu
dalam kehidupa ini selain orang tua, lingkungan mempunyai peran yang begitu besar terhadap
kehidupan dan perkembangan ini. Betapa pentingnya pola asuh orang tau yang tepat dalam
membangun karakter anak dan betapa pentingnya peran orang tua dalam memberikan rasa sayang
dan cinta kasih kepada anggota keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Agiani, P., Nursetiawati, S., & Muhariyati, M. (2015). ANALISIS MANAJEMEN WAKTU
PADA IBU BEKERJA. Jurnal Kesejahteraan Keluarga Dan Pendidikan, 3(2), 54–67.
Aisyah, N. (2013). RELASI GENDER DALAM INSTITUSI KELUARGA ( Pandangan Teori
Sosial Dan Feminis ). 5(2), 203–224.
Aisyah, S. N., Gede Putri, V. U., & Mulyati, M. (2017). Pengaruh Manajemen Waktu Ibu
Bekerja Terhadap Kecerdasan Emosional Anak. JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga
Dan Pendidikan), 3(1), 33. https://doi.org/10.21009/jkkp.031.08
Amalia, L. (2018). PENILAIAN KETAHANAN KELUARGA TERHADAP KELUARGA
GENERASI MILLENIAL DI ERA GLOBALISASI SEBAGAI SALAH SATU
PONDASI KETAHANAN NASIONAL. Jurnal Kesejahteraan Keluarga Dan
Pendidikan, 5(2), 159–172.
Amran Hassan, Fatimah Yusooff, K. A. (2014). Pengaruh Faktor Kesepaduan (Kefungsian
Keluarga) dan Kemahiran Keibubapaan Terhadap Kesejahteraan Psikologi dalam
Kalangan Ibu Bapa dan Anak. Sains Humanika, 3(1), 99–105.
AstikaSari, I., Hamiyati, & Rasha. (2019). PENGARUH FUNGSI PEER GROUP
TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN ( PENCARIAN
INFORMASI ) PRODUK KOSMETIK. Jurnal Kesejahteraan Keluarga Dan
Pendidikan, 6(1), 1–8.
Gloria Mariska. (2014). PROSES KOMUNIKASI ORANG TUA-ANAK PADA
KELUARGA DENGAN IBU BEKERJA DAN AYAH SEBAGAI AYAH RUMAH
TANGGA. JURNAL E-KOMUNIKASI, 2(1), 1–12.
Ismail, K. H., Rahman, A., & Badayai, A. (2017). CHILDREN DEVELOPMENT AND
WELL-BEING : A REVIEW OF ENVIRONMENTAL STRESSORS IN CHILDREN
PHYSICAL. Journal of Social Sciences and Humanities, 3(3).
Klyver, K., & Grant, S. (2013). Gender differences in entrepreneurial networking and
participation. International Journal of Gender and Entrepreneurship, 2(3), 213–227.
https://doi.org/10.1108/17566261011079215
Komang, N., & Suwastini, A. (2013). PERKEMBANGAN FEMINISME BARAT DARI
ABAD KEDELAPAN BELAS HINGGA POSTFEMINISME : SEBUAH TINJAUAN
TEORETIS. Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora, 2(1), 198–208.
Li, W. L. T., & Hung, L. (2016). Sacrifice in a Supportive Marriage : Social Support as a
Moderator Buffers the Negative Effects of Sacrifice in Marriage. Journal of Happiness
Studies, (510). https://doi.org/10.1007/s10902-016-9738-9
Liem, A. (2014). Influences of Mass Media , Family , and Friends Towards Adolescents ’
Smoking in Yogyakarta Pengaruh Media Massa , Keluarga , dan Teman terhadap
Perilaku Merokok Remaja di Yogyakarta. Makara Hubs-Asia, 1(18), 41–52.
https://doi.org/10.7454/mssh.v18i1.3460
Maharti, H. M. (2018). Hubungan Antara Kepuasan Pernikahan, Komitmen Beragama, Dan
Komitmen Pernikahan Di Indonesia. JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga Dan
Pendidikan), 5(1), 70–81. https://doi.org/10.21009/jkkp.051.07
Moghadam, V. M. (2009). Feminism , legal reform and women ’ s empowerment in the
Middle East and North Africa. UNESCO, (2005), 9–16.
PONG, S.-L., DRONKER, J., & HAMPDEN-THOMPSO, G. (2003). Family Policies and
Children ’ s School Achievement in Single- Versus Two-Parent Families. Journal of
Marriage and Family, 65(August), 681–699.
Putri, F. R. (2018). Hubungan pola asuh otoriter terhadap perilaku perundungan pada remaja.
Jurnal Kesejahteraan Keluarga Dan Pendidikan, 5(2).
Rahmawaty, A. (2015). Harmoni dalam Keluarga Perempuan karir : upaya mewujudkan
Kesetaraan dan Keadilan gender dalam Keluarga. PALASTREN, 8(1), 1–34.
RONG WANG, SUZANNE M. BIANCHI, A. S. B. R. (2005). Teenagers ’ Internet Use and
Family Rules : A Research Note. Journal of Marriage and Family, 67(December),
1249–1258.
Sidi, P. (2014). KRISIS KARAKTER DALAM PERSPEKTIF TEORI STRUKTURAL
FUNGSIONAL. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi Dan Aplikasi, 2(1), 72–81.
Sriono, SH, M. K. (2016). PERJANJIAN KAWIN SEBAGAI BENTUK PERLINDUNGAN
TERHADAP HARTA KEKAYAAN DALAM PERKAWINAN. Jurnal Ilmiah
"Advokasi”, 04(02), 69–80.
Virgia Ningrum Fatnar, C. A. (2014). KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL ANTARA
REMAJA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN DENGAN YANG
TINGGAL BERSAMA KELUARGA. Jurnal Fakultas Psikologi, 2(2), 71–75.