Makala TBC
Makala TBC
PENDAHULUAN
1|Page
6. Bagaimana cara pengobatan kepada penderita TBC?
2|Page
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuatsehingga
memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-
paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia. Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis
pada dekade terakhir ini di seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC
merupakan masalah kesehatan,baik dari sisi angka kematian (mortalitas), angka kejadian
penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta
orang, Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan China dalam hal jumlah penderita di
antara 22 negara dengan masalah TBC terbesar di dunia.
Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992, menunjukkan bahwa Tuberkulosis
(TBC) merupakan penyakit kedua penyebab kematian, sedangkan pada tahun 1986 merupakan
penyebab kematian keempat. Pada tahun 1999 WHO Global Surveillance memperkirakan di Indonesia
terdapat 583.000 penderita Tuberkulosis / TBC baru pertahun dengan 262.000 BTA positif atau
insidens rate kira-kira 130 per 100.000 penduduk. Kematian akibat Tuberkulosis /
TBC diperkirakan menimpa 140.000 penduduk tiap tahun.
Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat. Saat ini
setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit muncul satu
penderita baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap empat menit sekali satu
orangmeninggal akibat TBC di Indonesia. Kenyataan mengenai penyakit TBC di Indonesia begitu
mengkhawatirkan, sehingga kita harus waspada sejak dini & mendapatkan informasi lengkap
tentang penyakit TBC.
Definisi TBC menurut beberapa tokoh, TBC paru merupakan penyakit infeksi yang
menyerang parenkin paru-paru dan disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis(Somantri,2009). Sementara itu, Junaidi (2010) menyebutkan tuberkulosis (TB)
sebagai suatu infeksi akibat Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyerang berbagai
organ, terutama paru-paru dengan gejala yang sangat bervariasi. Irman Somantri,Asuhan
Keperawatan pada klien dengan Gangguan pasa sistem Pernapasan (Jakarta: Salemba
Medika, 2009). Iskandar Junaidi, Penyakit Paru dan Saluran Napas (Jakarta: Buana Ilmu
Populer,2010).
3|Page
2.2 ETIOLOGI
Jenis kuman berbentuk batang, ukuran panjang 1-4/um dan tebal 0,3-0,6/um.
Sebagian besar kuman berupa lemak/lipid sehingga kuman tahan terhadap asam dan lebih
tahan terhadap kimia , fisik. Sifat lain dari kuman ini adalah aerob yang menyukai daerah
yang banyak oksigin, dalam hal ini lebih menyenangi daerah yang tinggi kandungan
oksigennya yaitu. daerah apikal paru, daerah ini yang menjadi prediksi pada penyakit
Tuberkulosis.
4|Page
terserang mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumoni akut. Pneumoni selluler ini
dapat sembuh dengan sendirinya. Proses ini dapat berjalan terus, dan basil terus dipagosit
atau berkembang biak di dalam sel. Basil juga menyebar melalui kelenjar getah bening.
Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu
membentuk sel tuberkel epiteloid yang dikelilingi oleh limfosit (membutuhkan waktu 10-20
hari). Nekrosis bagian sentral lesi memberikan gambaran yang relatif padat dan seperti keju
(nekrosis kaseosa) . Daerah yang mengalami nekrosis dan jaringan granulasi yang dikelilingi
sel epiteloid dan fibroblas akan menimbulkan respon berbeda. Jaringan granulasi akan lebih
fibroblas membentuk jaringan parut dan ahirnya membentuk suatu kapsul yang dikelilingi
tuberkel..
5|Page
Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan terjadinya perubahan reaksi tuberkulin dari
negatif menjadi positif. Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung dari banyaknya kuman
yang masuk dan besarnya respon daya tahan tubuh (imunitasseluler). Pada umumnya reaksi
daya tahan tubuh tersebut dapat menghentikan perkembangan kuman TBC. Meskipun
demikian ada beberapa kuman akan menetap sebagai kuman persister atau dormant (tidur).
Kadang-kadang daya tubuh tidak mampu menghentikan perkembangan kuman, akibatnya
dalam beberapa bulan, yang bersangkutan akan menjadi penderita TBC.
6|Page
satunya cara penyebaran dan penularan dari bakteri TBC, sedangkan banyak orang mengira
berbagai hal lainnya juga dapat menjadi penyebab tertularnya penyakit TBC, padahal
berbagai hal tersebut sebenarnya tidak berpengaruh dalam hal penularan gejala batuk TBC.
Hal apa saja yang sering dianggap sebagai cara penularan dari TBC, namun padahal
tidak? Ini dia:
Berjabat tangan dengan penderita TBC.
Berbagi makanan atau minuman dengan orang yang menderita TBC.
Berciuman.
Menyentuh bagian toilet atau wastafel.
Memakai sikat gigi bersama.
2.6 FAKTOR ORANG TERKENA TBC DAYA TAHAN TUBUH YANG KURANG
Kemampuan untuk melawan infeksi adalah kemampuan pertahanan tubuh untuk
mengatasi organisme yang menyerang. Kemampuan tersebut tergantung pada usia yang
terinfeksi. Namun kekebalan tubuh tidak mampu bekerja baik pada setiap usia. Sistem
kekebalan tubuh lemah pada saat kelahiran dan perlahan-lahan menjadi semakin baik
menjelang usia 10 tahun. Hingga usia pubertas seorang anak kurang mampu mencegah
penyebaran melalui darah, sekalipun lambat laun kemampuan tersebut akan meningkat
sejalan dengan usia.
Tinggal berdekatan dengan orang yang terinfeksi aktif Pekerjaan kesehatan yang
merawat Pasien TB. Pasien-pasien dengan dahak yang positif pada hapusan langsung (TB
tampak di bawah mikroskop) jauh lebih menular, karena mereka memproduksi lebih banyak
TB dibandingkan dengan mereka yang hanya positif positif pada pembiakan. Makin dekat
seseorang berada dengan pasien, makin banyak dosis TB yang mungkin akan dihirupnya.
7|Page
2.6.2 Orang Berusia Lanjut atau Bayi Pengidap Infeksi HIV/AIDS
Pengaruh infeksi HIV/AIDS mengakibatkan kerusakan luas system daya tahan tubuh,
sehingga jika terjadi infeksi seperti tuberculosis maka yang bersangkutan akan menjadi sakit
parah bahkan bisa mengakibatkan kematian. Bila jumlah orang terinfeksi HIV meningkat,
maka jumlah penderita TBC akan meningkat, dengan demikian penularan TBC di
masyarakat akan meningkat pula.
8|Page
2.7.2 GEJALA KHUSUS
a. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian
bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah
bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang
disertai sesak.
b. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan
sakit dada.
c. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat
dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit diatasnya, pada muara ini akan keluar
cairan nanah.
d. Pada anak – anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut
sebagaimeningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan
kesadaran dan kejang - kejang.
9|Page
Apabila fasilitas memungkinkan, maka dapat dilakukan pemeriksaan lain, misalnya
biakan. Bila tiga spesimen dahak negatif, diberikan antibiotik spektrum luas (misalnya
kotrimoksasol atau Amoksisilin) selama 1 - 2 minggu. Bila tidak ada perubahan, namun
gejala klinis tetap mencurigakan TB, ulangi pemeriksaan dahak SPS : Kalau hasil SPS
positif, didiagnosis sebagai penderita TB BTA positif. Kalau hasil SPS tetap negatif, lakukan
pemeriksaan foto rontgen dada, untukmendukung diagnosis TB.
a. Bila hasil rontgen mendukung TB, diagnosis sebagai penderita TB BTA negatif rontgen
positif.
b. Bila hasil rontgen tidak mendukung TB, penderita tersebut bukan TB.UPK yang tidak
memiliki fasilitas rontgen, penderita dapat dirujuk untuk difotorontgen dada.
10 | P a g e
f. Perut membuncit, terutama bila teraba benjolan dan yang tetap bertahan setelah
pemberian obat cacing.
g. Diare kronis dengan buang air besar tinja keputihan yang tidak sembuh setelah diberi obat
cacing atau obat untuk giardiasis (dengan metronidazole).
h. Jalan timpang, punggung kaku sukar membungkuk.
i. Tulang belakang membungkuk, tidak atau kaku saat berjalan.
j. Pembengkakan lutut atau pergelangan kaki, tangan, siku atau bahkan iga atau tulang atau
sendi yang manapun yang tidak disebabkan cedera.
k. Pembengkakan kelenjar getah bening yang keras atau lembut, tidak nyeri, terkadang
dengan beberapa kelenjar getah bening kecil didekatnya dan terkadang melekat tak teratur
11 | P a g e
b. Membuang ludah di tempat yang tertutup, dan apabila ludahnya bercampur darah
segera dibawa kepuskesmas atau ke rumah sakit.
c. Mencuci peralatan makan dan minum sampai bersih setelah digunakan oleh penderita.
d. Bayi yang baru lahir dan anak-anak kecil harus diimunisasi dengan vaksin BCG.Karena
vaksin tersebut akan memberikan perlindungan yang amat bagus.
e. Pemeriksaan kontak, yaitu pemeriksaan terhadap individu yang bergaul erat dengan
penderita TB paru BTA positif.
f. Mars chest X-ray, yaitu pemeriksaan massal terhadap kelompok-kelompok populasi
tertentu, misalnya karyawan rumah sakit atau puskemas atau balai pengobatan,
penghuni rumag tahanan dan siswi-siswi pesantren.
g. Vaksinasi BCG, reaksi positif terjadi jika setelah mendapat vaksinasi BCG langsung
terdapat reaksi lokal yang besar dalam waktu kurang dari 7 hari setelah penyuntikan.
h. Kemoprokfilasis, yaitu dengan menggunakan INH 5 mg/kg BB selama 6-12 bulan
dengan tujuan menghancurkan atau mengurangi populasi bakteri yang masih sedikit.
i. Komunikas, informasi, dan edukasi (KIE) tentang penyakit tuberkulosis kepada
masyarakat di tingkat puskesmas maupun rumah sakit oleh petugas pemerintah atau
petugas LSM.
2.11.1 Tips Terbaik Mencegah Penularan TBC
Ingat bahwa di Indonesia, penyakit TBC masih merupakan penyakit epidemiologi,
sehingga jumlah penderita TBC masih sangat banyak dan berpotensi untuk terus menularkan
bakteri TBC. Agar kita dapat tehindar dari penyakit TBC, maka kita dapat melakukan hal-hal
berikut:
1. Imunisasi BCG; imunisasi BCG biasanya didapat ketika bayi. Jika Anda memiliki bayi,
maka berikanlah imunisasi dasar lengkap agar si bayi juga mendapatkan imunisasi
BCG.
2. Bila ada yang dicurigai sebagai penderita TBC maka harus segera mendapatkan
pengobatan sampai tuntas agar tidak menjadi penyakit yang lebih berat dan menjadi
sumber penularan bakteri TBC.
3. Bagi penderita tidak meludah sembarangan. Pada dasarnya penularan bakteri TBC
berasal dari dahak penderita TBC. Walaupun dahak dari penderita TBC sudah
mengering, tetap berpotensi menyebarkan bakteri TBC melalui udara.
4. Tidak melakukan kontak udara dengan penderita. Bagi Anda yang masih sehat,
sebaiknya membatasi interaksi dengan orang yang menderita TBC atau Anda dapat
menggunakan alat pelindung diri (masker) ketika Anda harus kontak dengan mereka.
12 | P a g e
5. Minum obat pencegah dan hidup secara sehat.
6. Rumah harus memiliki ventilasi udara yang baik, sehingga sinar matahari pagi dapat
masuk ke dalam rumah.
7. Menutup mulut dengan sapu tangan bila batuk serta tidak meludah/mengeluarkan dahak
di sembarangan tempat dan menyediakan tempat ludah yang diberi lisol atau bahan lain
yang dianjurkan dokter dan untuk mengurangi aktivitas kerja serta menenangkan
pikiran
8. Tips berikutnya adalah dengan melakukan sinar ultraviolet untuk membasmi bakteri.
Sinar ini bertujuan untuk membasmi bakteri penyebab penyakit TBC tersebut.
9. Tips terakhir untuk mencegah penyakit TBC adalah dengan pemberian obat isoniazid.
Obat ini sangat efektif memberikan dampak terhadap pencegahan TBC. Walaupun hasil
uji lab menunjukkan hasil tes tuberkulin positif, akan tetapi hasil photo ronsen Anda
tidak akan menunjukkan adanya penyakit TBC.ah mengetahui cara mencegah penuaran
TBC, segeralah Anda mengambil tindakan yang bijak agar tetap sehat dan terhindar
dari TBC.
13 | P a g e
Obat yang digunakan untuk TBC digolongkan atas dua kelompok yaitu obat primer
dan sekunder. Obat primer untuk TBC adalah isoniazid
(INH), Rifampisin, Etambutol,Streptomisin, dan Pirazinamid. Sebagian besar penderita
TBC sembuh dengan obat-obat ini. Selain itu ada juga obat sekunder untuk TBC yaitu
Exionamid, Paraaminosalisilat, Sikloserin, Amikasin, Kapreomisin dan
Kanamisin. Penggunaan obat-obat primer dan sekunder tergantung dari tingkat keparahan
TBC yang diderita.
Biasanya penderita TBC dapat sembuh total selama kurang lebih enam bulan dengan
mengonsumsi obat-obatan primer setiap hari. Butuh biaya besar untuk mengonsumsi obat-
obatan ini setiap hari selama enam bulan ?betul. Namun pemerintah Indonesia sudah
menyediakan obat-obatan ini di tiap-tiap Puskesmas dalam kemasan yang eksklusif dan
gratis.
Penggunaan obat untuk penderita TBC lebih baik diberi/ disarankan oleh dokter,
karena pengobatan TBC tidak seperti pengobatan penyakit yang lain. TBC membutuhkan
perhatian dan pengawasan khusus, karena jika tidah patuh dalam pengobatan akan
menyebabkan resistensi dan kegagalan dalam pengobatan.
Berikut ini adalah prinsip pengobatan yang perlu diterapkan terhadap penderita TBC:
1. Obat TBC diberikan beberapa jenis obat, dalam jumlah cukup dan dosis tepat selama 6-
8 bulan, agar semua kuman (termasuk kuman persisten) dapat terbunuh.
2. Apabila paduan obat yang digunakan tidak adekuat (jenis, dosis dan jangka waktu
pengobatan), kuman TBC akan berkembang menjadi kuman kebal obat (resisten).
3. Perlu dilakukan dengan pengawasan langsung oleh seorang Pengawas Menelan Obat
(PMO).
4. Pengobatan TBC diberikan dalam 2 tahap yaitu tahap intensif dan lanjutan.
Pada tahun 1997 WHO telah membuat klasifikasi regimen pengobatan pada berbagai keadaan
penyakit TBC (Suswati, 2007).
14 | P a g e
Tabel 1.Jenis dan Dosis OAT
Jenis Obat Sifat Dosis yang Direkomendasikan (mg/kg)
Harian 3x Seminggu
Isoniazid (H) Bakterisid 5 (4-5) 10 (8-12)
Rifampicin (R) Bakterisid 25 (20-30) 15 (12-18)
Pyrazinamide (Z) Bakterisid 15 (15-20) 10 (8-12)
Streptomycin (S) Bakterisid 10 (8-12) 35 (30-40)
Ethambutol (E) Bakteriostatik 15 (12-18) 30 (20-35)
15 | P a g e
(dosis
harian)
Thap 4 2 1 - 1 2 - 60
lanjutan
(dosis 3%
seminggu)
16 | P a g e
Fase awal intensif biasanya diberikan sedikitnya 3 atau 4 obat, sedangkan fase lanjutan dapat
diberikan 2 obat saja baik setiap hari maupun intermitten.
Selain obat rekomendasi dari dokter, ada juga obat tradisional yang bisa digunakan
yang sudah sejak dahulu digunakan yaitu :
1. Sambiloto (Andrographis paniculata) : Daun kering digiling ditambah madu
secukupnya
kemudian dibuat pil dengan diameter 0,5 cm. Satu hari dua kali minum, setiap kali minum 15
- 30 pil.
2. Tembelekan : Lantana camara : bunga kering 6 - 10 gram ditambah tiga gelas air lalu
direbus hingga setengahnya. Gunakan untuk tiga kali minum setiap harinya.
17 | P a g e
2.14 KASUS TBC
Untuk menegakkan diagnosa TBC Paru adalah dengan memeriksa dahak seseorang
yang di duga mengidap TBC. Pemeriksan dahak di lakukan secara SPS (Sewaktu saat kontak
pertama, Pagi hari ke 2 dan Sewaktu juga saat hari ke2) dibawah pemeriksaan mikroskopis.
Hasil pemeriksaan mikroskopis ini sangat dijaga kualitas dengan melakukan cros cek/ uji
silang lagi juga menjaga hasil pemeriksaan sedian dahak BTA.
2.14.1 Metode Penemuan Kasus TBC paru
Dengan cara passive promotive case finding artinya penjaringan tersangka penderita
yang dating berkunjung ke unit pelayanan kesehatan dengan meningkatkan penyuluhan TBC
kepada masyarakat. Bila ditemukan penderita tuberculosis paru dengan sputum dahat BTA
+,maka semua orang yang kontak serumah dengan penderita harus diperiksa. Apabila ada
gejala-gejala suspek (Kecurigaan) TBC maka harus diperiksa dahaknya.
Pengobatan Penderita TBC adalah dengan kombinasi beberapa jenis obat dalam jumlah
cukup dan dosis yang tepat selama 6 – 8 bulan. Pengobatan penderita TBC terdiri atas 3 fase,
yaitu:
1. Fase Intensif yaiut Obat diminum setiap hari selama 2 bulan
2. Fase Lanjutan yaitu Obat diminum seminggu 3 kali.
3. Paduan OAT (OBat Anti Tuberkulosa) FDC.
Saat ini di Provinsi Kalimantan Selatan sudah menggunakan OAT FDC. Kemasan Obat
FDC (Fixed Dose Combination) 1 tablet obat mengandung 150 mg Rifamfisin, 75 mg
INH, 400 mg Pyrazinamid dan 275 mg Ethambutol, (Dikutip dari : Buku Saku Petugas
Program TBC. Depkes RI Diagram diagnosa TB.
18 | P a g e
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Faktor yang mempengaruhi terjadinya kasu TBC pada NYS adalah lingkungan yang
lembab, kurangnya ventilasi dan sinar matahari, Kemudian perilaku adalah tidak ada tempat
khusus untuk dahak dan kalau batuk tidak menutup mulut. Penyakit campak disebabkan oleh
virus morbilli. Tanda khasnya berupa Koplik spot di selaput lendir pipi, dan rash kulit yang
muncul pada hari ke 14 setelah terpapar virus campak. Imunisasi campak efektif untuk
memberi kekebalan terhadap penyakit campak sampai seumur hidup.
Penyakit campak yang disebabkan oleh virus yang ganas ini dapat dicegah jika seseorang
mendapatkan imunisasi campak. Jumlah pemberian imunisasi campak diberikan sebanyak 2
kali; 1 kali di usia 9 bulan, 1 kali di usia 6 tahun. Dianjurkan, pemberian campak ke-1 sesuai
jadwal. Selain karena antibodi dari ibu sudah menurun di usia 9 bulan, penyakit campak
umumnya menyerang anak usia balita. Jika sampai 12 bulan belum mendapatkan imunisasi
campak, maka pada usia 12 bulan harus diimunisasi MMR (Measles Mump Rubella).
Imunisasi campak terdiri dari dosis 0,5 ml yang disuntikkan secara Subkutan, lebih baik pada
lengan atas. Pada setiap penyuntikan harus menggunakan jarum dan syringe yang steril.
19 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto, Eko dan Dewi Anggraeni. 2002. Pengantar Epidemiologi Edisi 2. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002. Pedoman Nasional Penanggulangan
Tuberkulosis. Cetakan ke 8. Jakarta. 2002. p 1-37.
David Arnot, dkk (2009). Pustaka kesehatan Populer Pengobatan Praktis: perawatan
Alternatif dan tradisional, volume 7. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer. hlm. 180
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Pedoman Nasional
PenanggulanganTuberkulosis. Jakarta
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1994. Pengawasan Kualitas Kesehatan
Lingkungan dan Pemukiman, Dirjen P2M & PLP. Jakarta
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Protokol Surveilans HIV diantara pasien
TB di Indonesia. Jakarta : Depkes RI, UGM, Asia Link, KNCV.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Pedoman Nasional Penanggulangan
Tuberkulosis. Edisi 2:cetakan II, Jakarta
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2001. Pedoman Nasional Penanggulangan
Tuberkulosis. Jakarta.
Fatimah Siti. 2008. Faktor Kesehatan Lingkungan Rumah Yang Berhubungan Dengan
Patimuan, Gandrungmangu, Bantarsari) Tahun 2008 (Tesis). Program Pascasarjana
FKM Undip Semarang.
Goesasi Rachmat, 2011. Rehabilitasi Medik Pada Penyakit Tb di Bandung. Jakarta: Rineka
Cipta.
Herlina, L. 2007. Tuberkulosis dan faktor risiko kejadian Multidrug ResistantTuberculosis
(MDR TB/Resistensi Ganda). Program Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat
Peminatan Epidemiologi Komunitas Universitas Padjadjaran.
Keman, Soedjajadi, 2005, Kesehatan Perumahan dan Lingkungan Pemukiman, Journal
Kesehatan Lingkungan , Vol. 2, No. 1, Juli 2005
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Penanggulangan TB.Jakarta
Leavell & Clark. 1965. Preventive Medicine for The omDoctor in his Comunity: An
Epidemiologic approach Third Edit. New York: Prentice-Hall Englewood Cliffs, NJ.
Nadia ait-Khaled and Donaldo Enarson. 2003. Tuberculosis, A Manual for medical students.
by WHO.
Noor. 2008. Dasar epidemiologi. Jakarta : Rineka cipta.
20 | P a g e
Notoatmodjo, S, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-prinsip Dasar. Pedoman
Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Edisi 2, cetakan pertama.
Suswati, E. 2007. Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru di Kabupaten Jember.
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Jember. Biomedis Vol.1
No.1. hal: 11-16
Sitepu, M.Y. 2009. Karakteristik Penderita TB Paru Relapse yang Berobat di Balai
Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Medan Tahun 2000-2007. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan. Soemirat, Juli, 2010,Epidemiologi
Lingkungan, Yogyakarta : Gajah Mada
TBCTA. 2006.International Standards for Tuberculosis Care : Diagnosis, Treatment, Public
Health. Tuberculosis Coalition for Technical Assistance (TBCTA).
Barbara, C.L. 1996. Perawatan Medikal Bedah (suatu pendekatan proses keperawatan)
Bandung
Doengoes, M. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Smeltzer and Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC
http://macampenyakit.com/cara-terbaik-mencegah-penularan-tbc/#sthash.NknwRRxX.dpuf
21 | P a g e