Anda di halaman 1dari 3

PENATALAKSANAAN MEDIS

Menurut Engram, (1999). penatalaksanaan pada pasien dengan anemia yaitu :


1. Memperbaiki penyebab dasar.
2. Suplemen nutrisi (vitamin B12, asam folat, besi)
3. Transfusi darah.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan diagnostik pada anemia adalah:
1. Jumlah darah lengkap (JDL) di bawah normal (hemoglobin, hematokrit
dan SDM).
2. Feritin dan kadar besi serum rendah pada anemia defisiensi besi.
3. Kadar B12 serum rendah pada anemia pernisiosa.
4. Tes Comb direk positif menandakan anemia hemolitik autoimun.
5. Hemoglobin elektroforesis mengidentifikasi tipe hemoglobin abnormal
pada penyakit sel sabit.
6. Tes schilling digunakan untuk mendiagnosa defisiensi vitamin B12
(Engram, 1999:430)

KLASIFIKASI ANEMIA

1. Klasifikasi menurut WHO dan Dep.Kes RI

1) Normal : Kadar Hb dalam darah ≥ 11 gr%

2) Anemia Ringan : Kadar Hb dalam darah 8 - 10 gr%

3) Anema berat : Kadar Hb dalam darah < 8 gr%

2. Klasifikasi menurut (Manuaba, 1998)

1) Tidak Anemia : Hb 11 g r%

2) Anemia ringan : Hb 9 – 10 gr %

3) Anemia sedang : Hb 7 – 8 gr %

4) Anemia berat : Hb < 7 gr %

Klasifikasi anemia akibat Gangguan ERITROPOISIS


1. Anemia defisiensi Besi:
Tidak cukupnya suplai besi mengakibatkan defek pada sintesis Hb, mengakibatkan
timbulnya sel darah merah yang hipokrom dan mikrositer.
2. Anemia Megaloblastik
Defisiensi folat atau vitamin B12 mengakibatkan gangguan pada sintesis timidin dan
defek pada replikasi DNA, efek yang timbul adalah pembesaran prekursor sel darah
(megaloblas) di sumsum tulang, hematopoiesis yang tidak efektif, dan pansitopenia.
3. Anemia Aplastik
Sumsum tulang gagal memproduksi sel darah akibat hiposelularitas. Hiposelularitas ini
dapat terjadi akibat paparan racun, radiasi, reaksi terhadap obat atau virus, dan defek pada
perbaikan DNA serta gen.
4. Anemia Mieloptisik
Anemia yang terjadi akibat penggantian sumsum tulang oleh infiltrate sel-sel tumor,
kelainan granuloma, yang menyebabkan pelepasan eritroid pada tahap awal.[2]
Klasifikasi anemia berdasarkan ukuran sel[

1. Anemia mikrositik: penyebab utamanya yaitu defisiensi besi dan talasemia (gangguan
Hb)
2. Anemia normositik: contohnya yaitu anemia akibat penyakit kronis seperti gangguan
ginjal.
3. Anemia makrositik: penyebab utama yaitu anemia pernisiosa, anemia akibat konsumsi
alcohol, dan anemia megaloblastik.[3]
PATHWAY

Anda mungkin juga menyukai