KELAS 2 SD SEMESTER 1
D
Oleh :
Kelompok II
Dosen Pengampu:
Maulana Arafat Lubis, S. Pd. I, M.Pd
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, taufik,
hidayah dan inayah-NYA sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul ’’Sikap Demokratis dalam Musyawarah’’. Shalawat dan salam tetap tercurahkan dan
dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Serta keluarga, sahabat, dan
pengikutnya.
Adapun makalah PPKn tentang Sikap “Demokratis dalam Musyawarah” ini telah kami
usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan
tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan
kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah PPKn in.
Kiranya dalam penyusunan makalah ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu
tak lupa kami ucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini.
Penyusun yakin bahwa berbagai kelemahan dan keterbatasan dapat terjadi didalam
makalah ini. Oleh karena itu, kritik yang sehat dan membangun, serta saran dan masukan yang
konstruktif sangat saya harapkan dari dosen mata kuliah PPKN Bapak Maulana Arafat, S.Pd.I,
M.Pd. dan juga dari para pembaca untuk kesempurnaan makalah ini. Saya berharap makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Pemakalah.
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar.................................................................................................................. i
Daftar isi ........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2
ii
BAB I
PENDAHULUAN
C. Latar Belakang
Negara kita adalah Negara demokrasi dimana didalam Negara demokrasi dibutuhkan
banyak sekali persamaan pendapat dalam penentuan aspirasi, yaitu dengan cara musyawarah.
Musyawarah merupakan bagian dari demokrasi dan sebagai ciri khas bangsa Indonesia dalam
upaya mengambil suatu keputusan yang dilakukan dengan cara musyawarah mufakat.
Musyawarah berasal dari kata syawara yaitu berasal dari bahasa arab yang berarti
berunding. Dinegara kita serta di kehidupan modern hal tentang musyawarah dikenal dengan
sebutan syuroh, rembuk desa, kerapatan negari bahwakan demokrasi. Bermusyawarah berarti
berhubungan dalam kata tersebut mengandung makna pesan dan penyelesaian masalah dengan
cara berunding, yang secara jelas tidak akan menimbulkan masalah lain.
Adapun kaitannya dalam sila ke empat yaitu “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan” adalah bahwa dalam sila tersebut
terkandung makna “musyawarah” dimana musyawarah adalah salah satu media perekat
kehidupan bersama, dimana hal tersebut sangat penting jika terjadi suatu permasalahan antar
individu dengan individu serta individu dengan kelompok ataupun sebaliknya.
Setiap warga negara perlu memahami bahwa musyawarah mufakat dapat memperkuat tali
silaturahim dan memperkokoh pondasi NKRI berdasarkan demokrasi Pancasila. Demokrasi
Pancasila adalah demokrasi yang mengutamakan musyawarah untuk mufakat, baik secara
langsung maupun perwakilan. Secara garis besar penyelengaraan pemerintah berada di tangan
rakyat berdasarkan konstitusi UUD 1945. Pelaksanaan demokrasi Pancasila bukan hanya untuk
kepentingan sendiri, melainkan pada permusyawatan yang mencakup kebebasan dan
kebersamaan. Menurut Suleman (2010:172): 2
Menurut undang-undang dasar 1945 pasal 37 ayat (1) dan (4), keputusan MPR diambil
berdasarkan suara terbanyak tetapi hal ini sangat mengurangi kekeluargaan dan kepribadian
bangsa. Contoh lain hukum tidak tertulis ialah pidato presiden pada tanggal 16 Agustus.
Pelaksanaan musyawarah untuk mufakat di Indonesia pada saat ini mulai memudar, karena
pengambilan keputusan lebih banyak dilakukan dengan cara voting. Di era globalisasi
1
masyarakat mengalami perubahan sosial yang mengubah pola pikir dan kepribadian bangsa. Efek
dari perubahan sosial menuntut agar semua orang siap menghadapi persoalan dan mampu
mengikut perkembangan. Dampak negatif bagi bangsa Indonesia salah satunya ialah
memudarnya musyawarah untuk mufakat dalam pengambilan keputusan.
Musyawarah merupakan kegiatan dalam pengambilan keputusan pada suatu forum dan
agenda yang akan dilaksanakan bersama secara mufakat. Memudarnya pelaksanaan musyawarah
untuk mufakat juga tercermin dalam rapat karang taruna. Organisasi beranggotakan pemuda ini,
sering mengadakan rapat rutin untuk membahas rencana program kerja atau suatu kegiatan yang
dilakukan. Rapat rutin yang biasa diadakan setiap bulan sekali, pastilah ada 3 komunikasi
didalamnya. Pembahasan-pembahasan atau pendapat dari seseorang tertentu harus benar-benar
diperhatikan. Tak sedikit yang bisa dijumpai, konflikkonflik menimpa anggota karang taruna
hanya diakibatkan dari komunikasi yang belum tertata dengan baik dan kesalahpahaman dalam
menerima informasi. Rapat rutin karang taruna membahas juga beberapa masalah dalam
lingkungan yang harus diselesaikan.
Sebagai masyarakat yang demokratis, bagaimanakah cara kita mengenalkan sila ke-
empat dalam kehidupan sehari-hari? Adapun jawaban yang berkaitan dengan tema tersebut
adalah mengutamakan musyawarah dalam pengambilan keputusan bersama dimana hal tersebut
sangat dapat di pertanggung-jawabkan karna keputusan tersebut adalah mufakat bersama dari
hasil musyawarah tadi.
D. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian demokrasi dan musyawarah?
2. Apa saja nilai-nilai, ciri-ciri dan manfaat dalam musyawarah?
3. Sebutkan dan jelaskan macam-macam demokrasi?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. Musyawarah
1. Kegiatan bermusyawarah
Musyawarah adalah pembahasan bersama, untuk menyatukan pendapat, dalam
mengambil keputusan atau, dalam menyelesaikan suatu masalah.
Musyawarah dapat dilakukan dilingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan Negara.
Musyawarah adalah istilah yang terlalu berat untukmu, karena yang biasa kamu kenal adalah
diskusi. Nah didalam diskusi, kamu membahas sebuah masalah atau materi pelajaran.
Musyawarah merupakan suatu cara yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk membahas
1
https://www.google.com/amp/s/moondoggiesmusic.com/pengertian-demokrasi/amp/
#ampshare
2
Maulana Arafat, Pembelajaran PPKn di SD/MI Kelas Rendah, (Bandung: Manggu
Makmur Tanjung Lestari, 2019), hlm. 67
3
suatu masalah atau membahas hal lainnya. Hasilnya berupa keputusan bersama, ataupun
kesepakatan bersama. Musyawarah dalam keluiarga biasanya, memutuskan te tang tempat wisata
ayang akan dikunjungi pada saat liburan. Musyawarah di sekolah, membahas tentang pemilihan
ketua kelas, ataupun aturan-aturan sekolah lainnya. Musyawarah di masyarakat, membahasa
tentang ketertiban, kebersihan, dan keamanan lingkungan. Musyawarah di Negara, membahas
tentang peraturan perundang undangan, ketertibaan warga Negara dan lainnya. Perhatikan
gambar dibawah ini :
Gambar: http://catatanharianabg.blogspot.com/2016/03/contoh-demokrasi-di-lingkungan-
sekolah.html
Musyawarah sangat bagus dilakukan. Dengan musyawarah, tidak ada yang diragukan.
Karena semua boleh memberikan pendapat. Akan tetapi, keputusan bersamalah yang di
utamakan.
Musyawarah dilakukan :
a. Untuk kepentingan bersama.
b. Dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
3
Lili Nurlaili, Pendidikan Kewarganegaraan (Jakarta: Pusat Perbukuan DPN, 2008),
hlm. 71
4
c. Dengan suatu itikad baik guna mencari kesepakatan yang baik dan benar.
d. Dengan penuh semangat kekeluargaan.
e. Dengan tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
f. Dengan sikap menghargai setiap pendapat yang dikemukakan oleh anggota
musyawarah.
Hasil musyawarah :
Sikap demokratis dalam musyawarah sendiri sebenarnya terbagi menjadi tiga sesuai
dengan proses musyawarah. Yaitu sikap demokratis ketika merencanakan musyawarah, sikap
demokratis ketika musyawarah berlangsung, dan sikap demokratis ketika musyawarah sudah
mendapatkan hasil. Contoh sikap dalam bermusyawarah di kelas sebagai berikut:
Ibu guru memberi tugas kepada anak-anak, tugas yang diberikan yaitu membuat kliping
tentang alat transportasi, tugas diberikan secara kelompok. Setiap kelompok terdiri lima anak,
sebelum mengerjakan tugas setiap kelompok bermusyawarah, Riyan sebagai ketua kelompok,
riyan dan kelompoknya bermusyawarah, dalam musyawarah diadakan pembagian tugas, Tono
membawa koran dan majalah bekas, Nani membawa gunting dan lem, Rina membawa spidol
sedang riyan bertugas membawa kertas semua menaati hasil musyawarah pada hari yang
ditentukan. Tugas dikerjakan di rumah Riyan mereka asyik mengerjakan tugas bersama-sama.
Kliping disusun dengan baik dan hasil pekerjaan mereka sangat memuaskan.
Berdasarkan hal tersebut maka artikel kali ini akan membahas beberapa sikap demokratis
dalam musyawarah untuk mufakat di Indonesia. Sikap yang terangkum mulai dari perencanaan
hingga musyawarah sudah selesai, sebagai berikut:4
1. Bekerja Sama.
Sikap bekerja sama harus dimiliki sejak awal oleh semua peserta musyawarah. Bahkan,
bagi penyelenggara atau panitia musyawarah, sikap ini sudah mulai dijalin sejak perencanaan
musyawarah. Perencanaan musyawarah yang meliputi administratif, perijinan pelaksanaan,
4
https://guruppkn.com/sikap-demokratis-dalam-musyawarah
5
waktu, dan tempat juga perlu dimusyawarahkan tersendiri di luar agenda musyawarah yang ada.
Kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu akan membuat pribadi menjadi lebih bersabar.
2. Saling Menghormati.
Sikap demokratis kedua adalah saling menghormati. Sikap ini harus dimiliki oleh panitia
musyawarah yang merencanakan musyawarah dan peserta musyawarah. Saling menghormati
tidak melihat perbedaan usia, jenis kelamin, pangkat, harta, agama, dan sebagainya. Dengan
sikap saling menghormati maka musyawarah sejak awal akan berjalan lancar.
6
musyawarah. Cara mengemukakan pendapat haruslah sesuai dengan undang-undang yang
berlaku.
Sikap demokratis dalam musyawarah harus dilaksanakan dengan memegang teguh rasa
nasionalisme. Memegang teguh prinsip persatuan dan kesatuan. Mengimplementasikan
semua pokok pikiran pembukaan UUD dan makna Pancasila sebagai ideologi negara. Dengan
demikian, masyarakat sejahtera yang dicita-citakan sesuai tujuan pembangunan nasional akan
tercapai.
7
13. Menghargai Suara Terbanyak (mayoritas)
Setiap manusia memiliki pendapat yang berbeda beda. Semua pendapar harus dapat
dipertanggung jawabkan. Suara terbanyak (mayoritas) diambil apabila, sebagian besar menerima
dan memberi dukungan terhadap keputusan tersebut. Berikut sikap menyikapi suara terbanyak
antara lain :
1) Melaksanakan keputusan dengan tanggung jawab.
2) Menghargai orang yang terpilih.
3) Menghormati orang yang tidak terpilih.
4) Orang yang terpilih tidak sombong.
5) Orang yang terpilih tidak mengejek.
5
http://remajasampit.blogspot.com/2012/04/contoh-demokrasi.html?m=1
8
2. Demokrasi di Lingkungan Sekolah.
a. Pemilihan organisasi sekolah dan kelas dengan musyawarah.
b. Pembagian tugas piket yang sama.
c. Interaksi dan komunikasi yang lancer antara guru, siswa, dan orang dilingkungan
sekolah.
d. Pelaksanaaan upacara dengan bergantian.
e. Menghargai acara yang diadakan sekolah.
f. Ikut berpatisifasi dalam dalam OSIS.
g. Memberikan usul, saran, dan pesan kepada pihak sekolah.
h. Hadir di sekolah tepat waktu.
i. Membayar SPP.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demokrasi berasal dari kata demokratia yang merupakan salah satu kata dari bahasa
yunani. Demokrasi sendiri memiliki arti suatu kekuasaan rakyat. Adapun secara umum,
demokrasi terbagi menjadi dua kata, pertama adalah kata demos yang maknanya adalah rakyat.
Dan kedua adalah kratos yang maknannya adalah kekuasaan atau kekuatan. Demokrasi itu
mencakup suatu keadaan ekonomi, sosial dan juga budaya yang di dalam nya berlangsung suatu
praktik kebebasan dalam bidang politik entah itu secara bebas atau secara setara.
Pengertian dari demokrasi sendiri secara umum adalah sebuah format pemerintahan
dimana tiap-tiap warga Negara mempunyai hak yang setara dan juga seimbang mengenai
penentuan dan pemilihan suatu keputusan yang nantinya akan memunculkan dampak didalam
kehidupan rakyat atau warga Negara dan pengertian demokrasi sendiri juga bisa di artikan
sebagai sebuah bentuk kekuasaan tertinggi yang terdapat di tangan rakyat.
Maka kita sebagai calon guru dihapkan mampu membimbing peserta didik dalam
menyiapkan diri, sikap, mental dalam menghadapi musyawarah baik dalam lingkungan sekolah,
rumah, maupun masyarakat.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih
banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
Saran kami kemi kepada pembaca semoga dapat menerapkan sikap-sikap demokratis
dalam musyawarah dan mengajarkannya dengan baik dan benar kepada peserta didik. Kalaupun
tidak dapat mengajarkannya, penulis harap pembaca dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari. Karna dalam bermasyarakat kita harus dapat menghargai setiap pendapat dari orang
lain, yang pastinya dapat membangun rasa demokrasi yang semakin memudar di dalam
masyarakat kita ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/amp/s/moondoggiesmusic.com/pengertian-demokrasi/amp/
#ampshare
Arafat, Maulana, Pembelajaran PPKn di SD/MI Kelas Rendah, Bandung: Manggu
Makmur Tanjung Lestari, 2019
Nurlaili, Lili, Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta: Pusat Perbukuan DPN, 2008
https://guruppkn.com/sikap-demokratis-dalam-musyawarah
http://remajasampit.blogspot.com/2012/04/contoh-demokrasi.html?m=1
10
11