Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Reformasi birokrasi yang sedang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia sejak bergulirnya
paket Undang-Undang Keuangan Negara pada tahun 2003, terjadi pada saat dunia sedang mengalami
transformasi menuju era masyarakat informasi. Kemajuan teknologi informasi yang demikian pesat
dengan potensi pemanfaatannya yang sangat luas, membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan,
dan pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat. Hal tersebut telah
menunjukkan bahwa penggunaan media elektronik merupakan faktor yang sangat penting dalam
berbagai transaksi internasional, terutama dalam transaksi perdagangan. Ketidakmampuan
menyesuaikan diri dengan kecenderungan global tersebut akan membawa suatu negara ke dalam
jurang digital divide, yaitu keterisolasian dari perkembangan global karena ketidakmampuan dalam
memanfaatkan informasi, sehingga reformasi birokrasi yang saat ini tengah kita laksanakan harus pula
diarahkan untuk mendorong bangsa Indonesia menuju masyarakat informasi.
Pemerintah melalui Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 3 Tahun 2003 tanggal 9 Juni
2003, melaksanakan proses transformasi menuju e-government. Untuk mewujudkan terbentuknya e-
government di lingkup Kementerian Keuangan dan memungkinkan tercapainya profesionalitas dan
kualitas pengelolaan keuangan negara, maka pemerintah melaksanakan sebuah proyek
penyempurnaan manajemen keuangan dan administrasi penerimaan pemerintah yang dikenal
dengan nama Government Financial Management and Revenue Administration Project (GFMRAP).
GFMRAP meliputi 4 bidang besar, yaitu Manajemen Keuangan Publik, Administrasi Pendapatan, Tata
kelola dan Akuntabilitas, dan Tata kelola Proyek dan Implementasi.
Dalam bidang Manajemen Keuangan Publik, perubahan yang terbesar adalah dalam hal
modernisasi anggaran dan perbendaharaan negara, yang diwujudkan dalam bentuk implementasi
SPAN. SPAN, yang merupakan singkatan dari Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara. Ide dasar
dari SPAN adalah integrasi sistem perbendaharaan dan sistem penganggaran Negara ke dalam satu
kesatuan sistem. Proses bisnis yang selama ini terpisah-pisah diupayakan terhubung satu sama lain
dalam satu jaringan dan database. Tujuannya sudah pasti adalah peningkatan kualitas pengelolaan
keuangan Negara, akurasi dan akuntabilitas data, serta kualitas laporan keuangan yang lebih baik.
SPAN sebagai suatu sistem berbasis teknologi informasi ditujukan untuk mendukung pencapaian
prinsip-prinsip pengelolaan anggaran tersebut. Seluruh proses yang terkait dengan pengelolaan
anggaran yang meliputi penyusunan anggaran, manajemen dokumen anggaran, manajemen supplier,
manajemen kontrak, manajemen pembayaran, manajemen penerimaan negara, manajemen kas serta
proses akuntansi dan pelaporan diintegrasikan ke dalam SPAN. Perubahan yang paling mendasar yang
diusung SPAN adalah otomasi proses bisnis yang dijalankan di Ditjen Anggaran dan Ditjen
Perbendaharaan. Proses-proses yang sifatnya pengulangan (repetition) yang selama ini dilaksanakan
secara manual akan diotomasi oleh sistem.
Di Indonesia, pengelolaan keuangan negara dimulai dengan adanya transaksi keuangan di
lingkup Satuan Kerja di Kementerian Negara/Lembaga. Dalam lingkup satuan kerja tersebut,
implementasi IFMIS (Integrated Financial Management Information System) diwujudkan dalam
bentuk beberapa penyempurnaan proses bisnis pengelolaan keuangan negara dengan menggunakan
aplikasi yang terintegrasi. Perubahan yang akan dilaksanakan meliputi penyederhanaan aplikasi yang
saat ini jumlahnya sangat banyak pada satuan kerja dengan data base yang terpisah-pisah, menjadi
satu aplikasi dengan data base yang terintegrasi. Penyederhanaan sistem aplikasi ini bertujuan untuk
mengurangi terjadinya duplikasi pekerjaan dan pengulangan entry data. Duplikasi pekerjaan dan entry
data pada prakteknya seringkali menyebabkan terjadinya perbedaan data antara satu aplikasi dengan
2
aplikasi lainnya sehingga informasi yang dihasilkan pun menjadi tidak akurat. Penggabungan aplikasi dan
data base pada tingkat satuan kerja akan diwujudkan dalam suatu sistem aplikasi di lingkup Satuan kerja
yang dinamakan Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI). SAKTI yang akan dikembangkan
meliputi penggabungan fungsi-fungsi dalam penyusunan anggaran, pelaksanaan APBN, hingga penyusunan
laporan keuangan.
Dalam penyusunan anggaran, fungsi yang akan digabung meliputi penyusunan RKAKL,
penyusunan DIPA dan revisi DIPA. Dalam pelaksanaan APBN, akan terdapat beberapa proses bisnis yang
baru, yaitu manajemen data supplier, manajemen data kontrak, Resume Tagihan dan Surat Perintah
Membayar. Dalam penyusunan laporan keuangan, penyempurnaan yang akan dilakukan meliputi aplikasi
akuntansi keuangan, akuntansi barang milik negara, rekonsiliasi SAI, penyusunan LPJ bendahara, dan
akuntansi persediaan. Untuk memfasilitasi pengiriman data dari aplikasi SAKTI yang ada di lingkup
Satuan Kerja ke aplikasi SPAN yang ada pada Kementerian Keuangan, juga dikembangkan aplikasi
pendukung yang meliputi Portal SPAN dan SPAN SMS.
Proses bisnis Modul Penganggaran terdiri dari 3 aktivitas utama yaitu penyusunan RKAKL,
pengesahan DIPA, dan revisi DIPA. Ketiga proses tersebut di bagi lagi kedalam beberapa alur kerja
sesuai dengan cakupan masing-masing. Alur kerja untuk tiap-tiap bisnis proses adalah sebagai berikut:
1. Penyusunan RKAKL
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL) merupakan dokumen
perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan suatu Kementerian
Negara/Lembaga dan sebagai penjabaran dari Rencana Kerja Pemerintah dan Rencana Kerja
Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan dalam satu tahun anggaran serta anggaran yang
diperlukan untuk melaksanakannya. Kementerian Negara/Lembaga menyesuaikan RKP dan Renja K/L
yang telah disepakati DPR dalam menyusun RKA-KL yang dirinci menurut unit organisasi, Satuan Kerja
dan kegiatan.
Penganggaran secara strategis dalam RKA-KL perlu dibatasi dengan pagu realistis, agar tekanan
pengeluaran/pembelanjaan tidak mengganggu pencapaian tujuantujuan fiskal, sehingga penyusunan
RKA-KL oleh Kementerian Negara/ Lembaga dilaksanakan setelah menerima Surat Edaran Menteri
Keuangan tentang Pagu Sementara Kementerian Negara/Lembaga yang merupakan pagu anggaran
yang didasarkan atas kebijakan umum dan prioritas anggaran hasil pembahasan Pemerintah Pusat
dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Pagu Sementara tersebut merupakan batas tertinggi alokasi
anggaran yang dirinci menurut program dan terdiri atas pagu rupiah murni, PHLN, dan PNBP.
Pagu Anggaran K/L yang ditetapkan menggambarkan arah kebijakan yang telah ditetapkan
oleh Presiden, yang dirinci paling sedikit menurut unit organisasi dan program. Pagu Anggaran K/L
disampaikan kepada setiap K/L paling lambat akhir bulan Juni. Menteri/Pimpinan Lembaga
menyusun RKA-K/L berdasarkan pada :
1) Pagu Anggaran,
2) Rencana Kerja Kementerian/Lembaga
3) Rencana Kerja Pemerintah ,
4) Hasil kesepakatan Pemerintah dan DPR dalam pembicaraan pendahuluan RAPBN, dan
5) Standar biaya.
2. Pengesahan DIPA
Secara garis besar proses penyusunan RKAKL sampai dengan pengesahan DIPA dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a) K/L menyusun Renja K/L untuk tahun anggaran yang sedang disusun dengan mengacu pada
prioritas pembangunan nasional dan pagu indikatif yang ditetapkan dalam Surat Edaran Bersama
3
antara Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas dengan Menteri Keuangan. Renja K/L memuat
kebijakan, program, dan kegiatan yang dilengkapi dengan sasaran kinerja, alokasi anggaran yang
berasal dari pagu indikatif, dan prakiraan maju untuk tahun anggaran berkutnya;
b) Renja K/L ditelaah dan ditetapkan oleh Kementerian PPN/Bappenas berkoordinasi dengan
Kementerian Keuangan;
c) K/L menyesuaikan Renja K/L menjadi RKA-KL atau menyusun RKA-KL setelah menerima Surat
Edaran Menteri Keuangan tentang pagu sementara. Pagu sementara merupakan dasar K/L
mengalokasikan anggaran dalam program/kegiatan;
d) RKA-KL yang telah disesuaikan tersebut dibahas oleh K/L bersama-sama dengan DPR (Komisi
terkait di DPR);
e) RKA-KL hasil pembahasan tersebut dijadikan bahan penelaahan oleh Kementerian PPN/Bappenas
dan Kementerian Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Anggaran. Kementerian Perencanaan
menelaah kesesuaian antara RKA-KL hasil pembahasan dengan RKP. Kementerian Keuangan
menelaah RKA-KL hasil pembahasan dengan pagu sementara, prakiraan maju yang telah disetujui
tahun sebelumnya, dan standar biaya yang telah ditetapkan;
f) Seluruh RKA-KL hasil pembahasan atau yang telah disepakai oleh DPR kemudian dihimpun menjadi
Himpunan RKA-KL yang merupakan lampiran tak terpisahkan dari Nota Keuangan dan RAPBN dan
selanjutnya diajukan Pemerintah kepada DPR untuk dibahas dan ditetapkan menjadi UU APBN;
g) Kementerian Keuangan bersama K/L melakukan penyesuaian RKA-KL sepanjang hasil pembahasan
RAPBN antara Pemerintah dan DPR menyebabkan adanya perubahan;
h) RKA-KL yang telah disepakati DPR ditetapkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) tentang Rincian
ABPP. Rincian ABPP tersebut dirinci menurut organisasi, fungsi, program, kegiatan dan jenis
belanja.
i) Perpres tentang Rincian ABPP menjadi dasar K/L untuk menyusun konsep DIPA;
j) Konsep DIPA ditelaah dan disahkan oleh Kementerian Keuangan c.q. Direktorat Jenderal
Perbendaharaan.
3. Revisi DIPA
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 32 tahun 2013 mengenai tata cara revisi anggaran
tahun anggaran 2013, revisi anggaran terdiri atas:
a) Perubahan rincian anggaran yang disebabkan penambahan atau pengurangan pagu anggaran
belanja termasuk pergeseran rincian anggaran belanjanya. Prosesnya dapat dijelaskan sbb.
1. KPA menyiapkan usulan revisi anggaran yang menjadi kewenangan Eselon I beserta data
pendukung.
2. Eselon I menerima usulan revisi anggaran, meneliti surat usulan, mengecek kewenangan
revisi anggaran, serta memeriksa kelengkapan dokumen pendukung.
3. Eselon I menyiapkan surat usulan revisi anggaran yang dilengkapi dokumen pendukung
sebagai dasar bagi DJA untuk mengesahkan dan meng-update sistem database.
4. Berdasarkan usulan revisi anggaran Eselon I, DJA melakukan update database RKA-K/L
DIPA dan mengesahkan revisi anggaran.
b) Perubahan atau pergeseran rincian anggaran dalam hal pagu anggaran tetap, prosesnya dapat
dijelaskan sbb
1. KPA/Eselon I menyiapkan usulan revisi anggaran yang menjadi kewenangan Kanwil
Ditjen Perbendaharaan dengan dilengkapi dokumen pendukung.
2. Kanwil Ditjen Perbendaharaan meneliti usulan revisi anggaran dan kelengkapan
dokumen pendukung.
3. Dalam hal revisi anggaran ditolak, Kanwil Ditjen Perbendaharaan akan menerbitkan
surat penolakan revisi anggaran.
4
4. Dalam hal revisi anggaran diterima, Kanwil Ditjen Perbendaharaan akan melakukan upload
ADK RKA-K/L DIPA ke server
5. Setelah ADK RKA-K/L DIPA divalidasi oleh sistem, secara otomatis akan diterbitkan
notifikasi dank ode digital stamp baru sebagai tanda pengesahan revisi anggaran.
6. Kanwil Ditjen Perbendaharaan menyampaikan surat persetujuan yang dilampiri
notifikasi pengesahan revisi anggaran.
7. KPA melaksanakan kegiatan berdasarkan pengesahan revisi anggaran dari Kanwil Ditjen
Perbendaharaan.
c) Perubahan/ralat karena kesalahan administrasi
Selain itu Kuasa Pengguna Anggaran juga dapat melakukan revisi dengan cara:
1. KPA melakukan revisi anggaran sesuai dengan kewenangannya.
2. KPA meneliti apakah revisi anggaran yang dilakukan KPA mengubah DIPA Petikan atau tidak.
3. Dalam hal DIPA Petikan tidak berubah, KPA meng-update ADK RKA-K/L DIPA serta
mencetak dan menetapkan POK. Dalam hal revisi anggaran mengakibatkan perubahan
4. DIPA Petikan, KPA menyiapkan usulan revisi anggaran beserta dokumen pendukungnya.
Dalam hal satker yang direvisi merupakan satker BLU dan pagu satker tidak berubah, Kanwil
Ditjen Perbendaharaan akan langsung menyelesaikan revisi RKA-K/L DIPA.
5. Dalam hal yang direvisi bukan merupakan satker BLU dan pagu satker berubah, revisi
6. RKA-K/L DIPA diteruskan ke Eselon I untuk diproses lebih lanjut.
Secara garis besar, berikut gambaran interaksi proses bisnis antara SPAN dan SAKTI dapat
digambarkan sebagai berikut
Gambar 1. Penganggaran SPAN-SAKTI
Pada Satker, modul penganggaran merupakan semua proses penyusunan rencana kerja dan
anggaran termasuk perencanaan realisasi anggaran bulanan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun anggaran.
Proses yang terdapat pada modul penganggaran mencakup:
1. Penyusunan Standar Biaya Kegiatan (SBK),
2. Penyusunan RKA-K/L,
3. Penyusunan DIPA, dan
4. Perencanaan Realisasi Anggaran.
5
Setiap user pada modul penganggaran memiliki Level user dan peran User yang akan
mempengaruhi lingkup kerja dan hak aksesnya terhadap fungsi- fungsi teknis yang terdapat pada
modul penganggaran. Level user yang terlibat dalam Modul penganggaran adalah :
1. Level Satuan Kerja , sebagai pemberi usulan anggaran
2. Level Unit/ Eselon I, sebagai konsolidator
Dimana masing – masing Level user dapat menentukan peran user yang terdiri dari:
1. Operator Penganggaran : pelaksana teknis penganggaran yang melakukan fungsi teknis atas
data transaksi terkait penganggaran. Operator Modul Penganggaran mempunyai wewenang
untuk:
a) Membuat Rencana Kerja Anggaran Satker (RKAKL) beserta usulan revisinya
b) Mencetak RKA Satker
c) Mencetak Lampiran RKA Satker
d) Mencetak Lampiran Blokir
e) Mengirim ADK RKA Satker
f) Merekam data POK
g) Merekam data pegawai dalam rangka menyusun RKA Satker
h) Menayangkan rencana penarikan pendapatan/penerimaan
i) Merekam Rencana Kas harian
j) Menghitung dan menayangkan data AFP (Annual Financial Plan)
k) Mencetak konsep DIPA
l) Mengakses data referensi, dan lain-lain
2. Checker/Validator Penganggaran: pelaksana/pejabat penganggaran yang diberikan
kewenangan dan tanggung jawab untuk memvalidasi semua proses teknis yang dilakukan oleh
operator. Validator Modul Penganggaran mempunyai wewenang untuk:
a) Validasi data belanja dan pendapatan/penerimaan beserta usulan
revisinya
b) Validasi data POK
c) Validasi data Perencanaan Kas Harian
3. Approver Penganggaran: pejabat penganggaran yang diberikan kewenangan dan tanggung
jawab untuk menyetujui semua data transaksi penganggaran yang sudah divalidasi . Approver
Modul Penganggaran mempunyai wewenang untuk :
a) Approval data belanja dan penerimaan/pendapatan beserta usulan revisinya
b) Approval data POK
c) Approval data Perencanaan Kas Harian
Sedangkan data-data yang digunakan dan dihasilkan dalam modul penganggaran meliputi
Data input
a) ADK, terdiri dari:
1. GPP dari aplikasi Gaji/GPP
2. TPNBP dari aplikasi TPNBP
3. KPJM dari aplikasi KPJM
4. SBK dari aplikasi SBK
b) Dokumen, terdiri dari
1. RKA-Satker
2. KAK/RAB
Data output
a) ADK, terdiri dari:
6
1. RKAKL/DIPA POK
2. Renkas
b) Dokumen, meliputi :
1. RKA-Satker
2. Usulan Revisi DIPA
3. Laporan-laporan (Lampiran RKA Satker, Perencanaan Kas, Laporan Alokasi
c) Anggaran, Laporan lain-lain).
Hubungan data input dan output dalam modul penganggaran dapat dilihat sebagai berikut.
Didalam aplikasi SAKTI juga terdapat fitur-fitur yang bertujuan untuk mempermudah proses
penyusunan anggaran, diantaranya:
1. Pencatatan History Kertas Kerja dan DIPA
2. Pembentukan COA pada saat transaksi DIPA untuk perhitungan FA (Fund Available) yang
dipengaruhi juga oleh Informasi dari Modul Bendahara, Komitmen dan Pembayaran.
3. Proses Locking pagu pada saat proses revisi pagu anggaran
4. Penerapan Role (Operator, Validator dan Approval)
5. Penggabungan informasi RUH Pendapatan dengan rencana Penerimaan
6. Perhitungan otomatis halaman III DIPA dari POK
7. Perhitungan pergerakan AFP dari POK, dan mengambil informasi langsung dari modul
pembayaran, bendahara dan komitmen
8. Penerapan metode konsolidasi Kertas Kerja (RKAKL) pada level unit
7
Hubungan Antar Modul Penganggaran
Fitur-Fitur pada modul penganggaran yang terintegrasi dengan modul lain pada SAKTI adalah:
1. Fitur “locking pagu” pada proses Revisi Anggaran ( RKA-K/L dan DIPA)
Fitur ini terkait dengan fitur perhitungan ketersediaan dana /FA (Fund Availability) yang dihitung otomatis
oleh sistem pada modul GL. Dimana nilai FA akan dipengaruhi oleh pagu anggaran yang dikurangi dengan
realisasi pelaksanaan anggaran yang sudah diposting dan dijurnal pada modul GL. Realisasi Pelaksanaan
anggaran yang dimaksud terdiri dari : Kontrak, Resume Tagihan, Realisasi Belanja (SP2D), Bon/Kuitansi dan
Pengembalian Belanja. Nilai FA akan bergerak secara real time setiap kali ada transaksi pelaksanaan
anggaran yang menghasilkan nilai akhir akumulatif per satu tahun anggaran. Pada saat revisi anggaran
akan dilakukan pada modul penganggaran, sistem akan secara otomatis melakukan “locking pagu” dan
memberikan notifikasi apabila nilai yang direvisi melebihi nilai FA. Locking pagu merupakan proses
pembatasan terhadap pagu anggaran yang akan direvisi dengan menyesuaikan nilai FA yang dihitung
otomatis secara sistem modul GL sehingga pagu yang direvisi tidak melebihi nilai FA. Fitur ini digunakan
untuk menghindari adanya pagu minus akibat revisi yang tidak menyesuaikan dengan realisasi
pelaksanaan anggaran.
3. Fitur penyediaan Pagu Anggaran sebagai pagu dasar pelaksanaan Anggaran sampai dengan pelaporan.
Fitur ini sangat dipengaruhi pada tersedianya Data DIPA yang sudah disahkan oleh Kementerian Keuangan
melalui sistem SPAN. Data DIPA berupa rencana penerimaan/pendapatan dan rencana belanja selama
setahun untuk tahun yang akan datang. Meskipun data DIPA dapat diinput dari modul penganggaran,
namun data DIPA tersebut belum dapat dijadikan acuan pagu sebagai dasar pelaksanaan anggaran dan
pelaporan sebelum adanya pengesahan. Hal ini berlaku tidak hanya untuk Pagu Awal saja yang bersumber
dari DIPA Awal, namun berlaku sama ketika ada proses revisi anggaran. Setelah data DIPA (Awal maupun
Revisi) yang sudah disahkan dari SPAN diterima pada SAKTI melalui modul penganggaran, maka secara
otomatis pagu anggaran sebagai dasar pelaksanaan anggaran sudah diaktifkan. Data DIPA tersebut akan
terlebih dahulu dikirim ke modul GL untuk dilakukan pembentukan COA (Chart of Account) kemudian
diposting dan dilakukan penjurnalan. Setelah COA terbentuk, barulah kemudian transaksi pelaksanaan
anggaran dari Modul Komitmen, Pembayaran, Bendahara, Aset dan Persediaan dapat dilakukan. Adapun
parameter data DIPA yang digunakan dalam pelaksanaan anggaran adalah Nomor DIPA, Tanggal DIPA,
Kode COA (12 Segmen), Jenis Kontrak (SC,CC,NC), Informasi Blokir, Versi DIPA (Revisi), Fungsi dan sub
fungsi.
9
PEMBUATAN USULAN STANDAR BIAYA KELUARAN (SBK) DAN PEMBUATAN RKA-K/L
Dasar Hukum:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 Tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian Negara/Lembaga
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 71/PMK.02/2013 Tentang Pedoman Standar Biaya, Standar
Struktur Biaya, dan Indeksasi Dalam Penyusunan RKA-K/L, sebagaimana diubah dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 51/PMK.02/2014 Tentang Perubahan Atas PMK Nomor
71/PMK.02/2013.
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 86/PMK.02/2017 Tentang Standar Biaya Keluaran Tahun
Anggaran 2018
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 223/PMK.05/2015 Tentang Pelaksanaan Piloting Sistem
Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi
Fitur – fitur yang terkait dengan proses penganggaran adalah sebagai berikut :
1. Penyusunan Anggaran Menyediakan fitur–fitur Review Baseline Satker, RUH Kertas Kerja, RUH
Penerimaan/Pendapatan, Konsolidasi Kertas Kerja menjadi RKAKL, Pengiriman ADK RKAKL , Penerimaan
ADK DIPA, Penguncian Pagu Anggaran (Fund Blocking), Penentuan Status History Anggaran (RKAKL, DIPA,
Revisi, dll), Pencetakan Laporan (report) terkait RKAKL, DIPA, dll.
2. Penyusunan SBK Menyediakan fitur RUH Usulan SBK (Standar Biaya Keluaran)
3. Perencanaan Realisasi Anggaran Menyediakan fitur – fitur RUH POK, RUH Renkas (Perencanaan Kas), RUH
Rencana Penerimaan/Pendapatan, Perhitungan otomatis halaman III DIPA, Perhitungan Otomatis AFP
(Annual Financial Plan) dan Pencetakan Laporan (report) terkait POK, Hal III DIPA dan Realisasi Penyerapan
Anggaran.
1
0
i. Approver membuat ADK usulan SBK dan menyampaikan kepada Operator Portal untuk diunggah
di Portal.
Pembuatan RKA-K/L
Proses ini merupakan proses penyusunan rencana kerja dan anggaran Satuan kerja yang nantinya
akan disahkan menjadi dokumen pelaksanaan anggaran (DIPA) tahun anggaran berikutnya. Proses yang
ada pada aplikasi SAKTI dimulai dari usulan Satuan kerja yang nantinya akan disampaikan ke level Unit
Eselon I dan selanjutnya akan disampaikan ke Direktorat Jenderal Anggaran. Kegiatan ini melibatkan dua
level user, yaitu: Operator dan Approver (KPA), baik itu di level Satker, Unit Eselon I, maupun DJA.
Proses Penyusunan RKA Satker Menggunakan Aplikasi SAKTI dilakukan melalui beberapa langkah
sebagai berikut:
I. Level Satuan Kerja
1. Operator login Aplikasi SAKTI untuk tahun yang akan datang (T+1), kemudian masuk ke Modul
Penganggaran
2. Ada tiga cara untuk memulai pembuatan RKA Satker, yaitu: konversi data RKAKL dari aplikasi RKAKL
(bagi Satker yang baru pertama kali menggunakan SAKTI), Migrasi Data RKAKL tahun sebelumnya
(bagi Satker yang sudah menggunakan SAKTI sebelumnya), dan melakukan perekaman dari awal.
3. Pilih Status History, sebagai berikut: a. History Awal: RKAKL AWAL. b. Histori Tujuan: RKAKL AWAL.
c. Sehingga muncul Histori Tujuan seperti gambar di bawah ini, kemudian klik tombol
Satker yang baru pertama kali menggunakan aplikasi SAKTI dapat melakukan konversi data dari
aplikasi RKAKL Online. Dari aplikasi RKAKL online tersebut dilakukan konversi dan validasi data
sampai membentuk ADK RKAKL. ADK ini siap untuk dikonversi ke modul penganggaran SAKTI.
Untuk Satker/pengguna yang sudah pernah menggunakan aplikasi SAKTI, proses penyusunan
RKAKL-nya dapat melalui menu Migrasi RKAKL, kemudian gunakan tombol Mapping Kode untuk
melakukan penyesuaian terhadap data tahun sebelumnya dengan tahun yang akan datang,
selanjutnya klik tombol Proses.
4. M
a
s
uk menu RUH Belanja kemudian klik tombol Satker. Klik tombol Simpan, kemudian lakukan
perubahan data belanja yang diperlukan. Jika ingin meng-edit data, klik tombol (edit). Setelah
perubahan/revisi selesai, klik kembali tombol (simpan ).
5. Setelah melakukan perubahan pada menu Belanja, lakukan kembali penyesuaian rencana
penarikan pada menu POK dan Rencana Penerimaan/Pendapatan (jika ada).
1
1
6. Lakukan Validasi pada menu Validasi Data Belanja, dan pastikan semua data telah valid
7. Setelah validasi data berhasil di level user Operator, lakukan login sebagai user Approver (KPA)
level Satker dan masuk status history yang sama dengan user Operator (RKAKL AWAL). Approver
melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan Operator, jika sudah sesuai beri tanda cek (√) pada kolom
V (validate), kemudian klik tombol (simpan).
1
2
8. Setelah Approver level Satker melakukan penyimpanan proses validasi maka data RKA tersebut
sudah mengalir ke SAKTI level Unit Eselon I. Selanjutnya, Operator SAKTI level Unit melakukan
login dengan status history sumber dan tujuan RKAKL AWAL dan tahun login T+1. Pilih data Satker
yang akan di-review. Operator Unit dapat melakukan perubahan terhadap data Satker-satker
yang ada di bawahnya (seperti Operator Satker melakukan perubahan pada menu RUH Belanja).
Kemudian lakukan validasi data belanja.
9. Setelah Operator level Unit selesai melakukan proses di menu RUH Belanja, selanjutnya lakukan
validasi di level user Approver level Unit. Lakukan login sebagai user Approver (KPA) level Unit
dan masuk status history yang sama dengan user Operator (RKAKL). Pilih Satker yang akan di-
review, kemudian lakukan penyesuaian. Selanjutnya Approver level Unit melakukan persetujuan
dengan melakukan centang pada kolom yang bertanda S (submit), seperti gambar berikut:
1
3
10. Setelah Approver level Unit melakukan penyimpanan proses validasi maka data RKA tersebut
sudah mengalir ke SAKTI level DJA. Selanjutnya, Operator SAKTI level DJA melakukan login dengan
status history sumber dan tujuan RKAKL AWAL dan tahun login T+1. Pilih data Satker yang akan
di-review. Operator DJA dapat melakukan perubahan terhadap data seluruh Satuan kerja.
Kemudian lakukan validasi data belanja. Setelah Operator level DJA selesai melakukan proses di
menu RUH Belanja, selanjutnya lakukan validasi di level user Approver level DJA. Lakukan login
sebagai user Approver (KPA) level DJA dan masuk status history yang sama dengan user Operator
(RKAKL).
Selanjutnya Approver level Unit melakukan persetujuan dengan melakukan centang pada kolom
yang bertanda A (approve). 16. Selanjutnya membuat ADK dan Kirim ADK tersebut ke SPAN
melalui menu ADK Kirim. 17. Proses penyusunan RKAKL menggunakan aplikasi SAKTI telah selesai.
Pembuatan RKA-K/L dalam Modul Penganggaran meliputi: a) Pembuatan Kertas Kerja dan RKA Satker;
dan b) Pembuatan RKA-K/L Unit Eselon I. Dalam Pembuatan RKA-K/L Data input yang dibutuhkan adalah
ADK GPP dari aplikasi Gaji/GPP, TPNBP dari aplikasi TPNBP, KPJM dari aplikasi KPJM, SBK dari aplikasi
SBK serta Dokumen RKA-Satker dan KAK/RAB
1
4
Pembuatan RKA-K/L Unit Eselon I
Pembuatan RKA-K/L Unit Eselon I dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut:
a. Operator menerima/mengunduh ADK Kertas Kerja dan RKA Satker;
b. Validator melakukan validasi data RKA-K/L. Unit Eselon I sesuai dengan Kertas Kerja dan RKA
Satker;
c. Dalam hal data RKA-K/L Unit Eselon I tidak sesuai, Validator mengembalikan data Kertas Kerja dan
RKA Satker kepada Operator untuk diperbaiki;
d. Dalam hal data RKA-K/L Unit Eselon I sesuai, Validator memberikan tanda validasi dan
menyampaikan RKA-K/L Unit Eselon I kepada Approver,
e. Approver meneliti kesesuaian data RKA-K/L Unit Eselon I dengan dokumen Kertas Kerja dan RKA
Satker;
f. Dalam hal data RKA-K/L Unit Eselon I tidak sesuai, Approver mengembalikan dokumen Kertas Kerja
dan RKA Satker kepada Operator melalui Validator untuk diperbaiki;
g. Dalam hal data usulan RKA-K/L Unit Eselon I sesuai, Approver melakukan persetujuan usulan RKA-
K/L Unit Eselon I dengan memberikan tanda persetujuan dan mengembalikan dokumen usulan
Kertas Kerja dan RKA Satker kepada Operator untuk ditatausahakan;
h. Approver membuat ADK RKA-K/L Unit Eselon I dan menyampaikan kepada Operator Portal untuk
diunggah di Portal;
i. Operator mencetak RKA-K/L Unit Eselon I untuk disahkan oleh Approver.
Dalam penyusunan RKA-K/L Unit Eselon I, Eselon I dapat melakukan perubahan atas Kertas
Kerja dan RKA Satker. Mekanisme penyusunan RKA-K/L mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan
mengenai Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-K/L.
1
5
AKTIVASI PAGU DIPA
2) Unduh ADK dan DIPA Petikan dengan menekan menu yang ada di pojok kanan bawah:
1
6
b. Proses Konversi Data DIPA pada SAKTI
1) Masuk Aplikasi SAKTI Modul Penganggaran sesuai dengan User dan Password serta
Tahun Anggaran saat ini.
2) Masuk Menu Utility => Konversi Data.
3) Cari direktori folder dimana tempat penyimpanan ADK DIPA berada dengan klik tombol
Browse. Pilih ADK dengan mencentang kolom ceklist kemudian klik tombol Terima DIPA.
Kemudian isikan data DIPA seperti gambar berikut lalu klik tombol OK.
10
4) Setelah muncul notifikasi seperti gambar di bawah ini, kemudian klik OK.
11
Hasil konversi data DIPA dapat dilihat pada form Belanja dan Form
Penerimaan/Pendapatan (jika Satker yang bersangkutan mempunyai data Pendapatan).
Pastikan total dana yang terkonversi sesuai dengan cetakan DIPA Petikan Satker yang
bersangkutan.
2) Hasil konversi data DIPA tersebut juga dapat dilihat melalui Modul General Ledger dan
Pelaporan (GLP) pada Menu Laporan => Laporan FA => pilih Tahun => Cetak Tampilan
cetakan Laporan FA sebagai berikut:
2) Untuk melihat bahwa proses ubah nomor DIPA telah berhasil dapat dilihat melalui Modul
General Ledger dan Pelaporan (GLP) pada Laporan FA.
12
PEMBUATAN ADK REVISI DIPA
Dalam hal pelaksanaan anggaran memerlukan adanya revisi anggaran, Kementerian Negara/Lembaga
dapat melakukan revisi DIPA. Pembuatan ADK Revisi DIPA dilakukan dengan mekanisme sebagai
berikut:
1. Operator melakukan R/U/H data DIPA berdasarkan perintah KPA dan/atau dokumen usulan
Revisi Anggaran;
2. Validator melakukan validasi data Revisi DIPA sesuai dengan dokumen usulan Revisi Anggaran
3. Dalam hal data Revisi DIPA tidak sesuai, Validator mengembalikan dokumen usulan Revisi
Anggaran kepada Operator untuk diperbaiki
4. Dalam hal data Revisi DIPA sesuai, Validator memberikan tanda validasi dan menyampaikan
dokumen usulan Revisi Anggaran kepada Approver
5. Approver meneliti kesesuaian data Revisi DIPA dengan dokumen usulan Revisi Anggaran
6. Dalam hal data Revisi DIPA tidak sesuai, Approver mengembalikan dokumen usulan Revisi
Anggaran kepada Operator melalui Validator untuk diperbaiki
7. Dalam hal data Revisi DIPA sesuai, Approver melakukan persetujuan Revisi DIPA dengan
memberikan tanda persetujuan dan mengembalikan dokumen usulan Revisi Anggaran kepada
Operator untuk ditatausahakan.
8. Dalam hal Revisi DIPA berdasarkan ketentuan yang berlaku merupakan kewenangan Satker,
Approver memerintahkan kepada Operator untuk melakukan penyesuaian data Pagu
9. Dalam hal Revisi DIPA berdasarkan ketentuan yang berlaku merupakan kewenangan Kanwil
DJPB/DJA, Approver membuat ADK Revisi DIPA dan menyampaikan kepada Operator Portal
untuk diunggah ke Portal
Atas proses Revisi DIPA, Satker menerima ADK Revisi DIPA untuk diunggah ke dalam Modul
Penganggaran. Mekanisme Revisi DIPA mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan mengenai Revisi
Anggaran.
Kegiatan ini melibatkan dua level user pada baik pada Satuan kerja maupun Unit Eselon I, yaitu:
Operator dan Approver (KPA).
13
4) Masuk Menu RUH Belanja kemudian klik tombol Satker, akan muncul seperti gambar di
bawah, lalu klik OK.
5) Pilih (centang) semua Output yang ditampilkan kemudian klik OK. Catatan: pastikan
output yang tampil tercentang semua agar datanya tersimpan di status history yang
baru.
6) Klik (simpan) terlebih dahulu agar tombol-tombol pada form RUH Belanja menjadi aktif.
7) Lakukan revisi yang diperlukan. Jika ingin mengubah data, klik tombol (edit). Setelah
perubahan/revisi telah selesai, klik tombol (simpan).
14
8) Setelah melakukan perubahan pada menu Belanja, lakukan kembali penyesuaian rencana
penarikan pada menu POK dan Rencana Penerimaan/Pendapatan (jika ada).
9) Lakukan Validasi pada menu Validasi Data Belanja, dan pastikan semua data telah valid
15
Jika berhasil akan muncul notifikasi seperti gambar berikut:
11) Setelah validasi data berhasil di level user Operator, lakukan login sebagai user Approver
(KPA) dan masuk status history yang sama dengan user Operator.
12) Approver (KPA) masuk ke menu RUH Belanja, Pilih (centang) semua Output yang
ditampilkan kemudian klik OK.
13) Klik (simpan) terlebih dahulu kemudian lakukan pemeriksaan hasil pekerjaan Operator.
14) Jika sudah sesuai beri tanda cek (√) pada kolom V (validate), kemudian klik tombol
(simpan) kembali.
16
Setelah klik Simpan, akan muncul notifikasi seperti gambar berikut:
15) Setelah Approver/KPA Satker melakukan penyimpanan, maka data usulan revisi DIPA
Satker tersebut secara otomatis telah terkirim ke level Unit Eselon I-nya.
16) Proses Usulan revisi DIPA pada level Satker selesai.
17
3) Pilih data Satker mana yang akan dilakukan review seperti contoh berikut:
4) Lakukan penyesuaian/revisi terhadap data Satker tersebut, setelah selesai lalu klik
tombol save
18
5) Setelah penyesuaian selesai dilakukan, lakukan Validasi Data Belanja. Pilih kode Satker
dengan men-centang pada kotak, kemudian klik tombol proses
6) Setelah validasi data berhasil di level user Operator UNIT, lakukan login sebagai user
Approver (KPA) UNIT dan masuk status history yang sama dengan user Operator Unit-
nya, kemudian masuk ke form RUH Belanja.
7) Klik (simpan) terlebih dahulu kemudian lakukan pemeriksaan hasil pekerjaan Operator
Unit.
8) Approver (KPA) melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan Operator, jika sudah sesuai beri
tanda cek (√) pada kolom S (submit), kemudian klik tombol (simpan).
19
Setelah itu klik tombol simpan , akan muncul notifikasi seperti gambar berikut:
9) Setelah Approver UNIT melakukan penyimpanan, maka data usulan revisi DIPA Satker
tersebut secara otomatis telah terkirim ke level DJA.
10) Proses Usulan revisi DIPA pada level Unit Eselon I selesai.
20
c. Masukkan kode Satker mana yang akan dibuatkan usulan revisinya pada kolom
pencarian, kemudian klik tombol cari seperti contoh berikut:
d. Klik pada data Satker yang akan kita buatkan revisinya, kemudian klik ok
e. Pilih (centang) semua Output yang ditampilkan kemudian klik OK.
Catatan: pastikan output yang tampil tercentang semua agar datanya tersimpan di status
history yang baru.
21
Kolom validate (V) akan otomatis langsung tercentang pada layar ini. Lakukan klik tombol
save terlebih dahulu.
g. Untuk pembuatan usulan revisi, klik tombol buat usulan DIPA
h. Selanjutnya akan muncul notifikasi sebagai berikut:
Kemudian klik ok
i. Lalu klik tombol buat usulan DIPA sehingga akan muncul informasi usulan revisi DIPA
untuk Satker tersebut seperti pada gambar berikut:
j. Lakukan perubahan pada data Belanja tersebut, kemudian klik save setelah perubahan
selesai dilakukan.
k. Selanjutnya, Setelah melakukan perubahan pada menu Belanja, lakukan kembali
penyesuaian rencana penarikan pada menu POK dan Rencana Penerimaan/Pendapatan
(jika ada).
l. Lakukan Validasi pada menu Validasi Data Belanja, dan pastikan semua data telah valid.
22
Pilih data yang akan divalidasi dengan memberi centang, kemudian klik tombol proses m.
Setelah validasi data berhasil di level user Operator UNIT, lakukan login sebagai user
Approver (KPA) UNIT, kemudian masuk ke form RUH Belanja.
Pilih data Satker dengan meng-klik tombol
23
Pilih semua output yang akan ditampilkan dengan meng-klik pilih , output akan terpilih
semua,kemudian klik ok
o. Klik (simpan) terlebih dahulu kemudian akan muncul notifikasi sebagai berikut:
Kemudian klik ok
p. Berikan tanda centang pada kolom S (submit) seperti pada gambar berikut:
24
Setelah itu klik tombol save , akan muncul notifikasi seperti gambar berikut:
q. Setelah Approver UNIT melakukan penyimpanan, maka data usulan revisi DIPA Satker
tersebut secara otomatis telah terkirim ke level DJA.
r. Progres revisi DIPA tersebut dapat dipantau melalui menu Monitoring seperti pada
gambar berikut:
25
Petunjuk Teknis Revisi DIPA dengan menggunakan Aplikasi SAKTI
4) Masuk Menu RUH Belanja kemudian klik tombol Satker, akan muncul seperti gambar di
bawah, lalu klik OK.
5) Pilih (centang) semua Output yang ditampilkan kemudian klik OK. Catatan: pastikan
output yang tampil tercentang semua agar datanya tersimpan di status history yang
baru.
26
6) Lakukan revisi yang diperlukan. Jika ingin meng-edit data, klik tombol (edit). Setelah
perubahan/revisi telah selesai, klik tombol (simpan).
27
Pilih data yang akan divalidasi, kemudian klik tombol Proses
9) Jika muncul notifikasi “Data Belum Valid”, lihat kode kegagalan pada hasil validasi di
tombol Cetak Validasi untuk mengetahui data-data mana saja yang belum valid dan klik
tombol Lihat Kode Validasi untuk mengetahui keterangan dari kode-kode validasi. Data
hanya dapat divalidate oleh Approver apabila kegagalan validasi sudah disesuaikan.
28
10) Setelah validasi data berhasil di level user Operator, lakukan login sebagai user
Approver(KPA) dan masuk status history yang sama dengan user Operator.
11) Approver melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan Operator, jika sudah sesuai beri tanda
cek (√) pada kolom V (validate), kemudian klik tombol (simpan).
29
12) Setelah Approver melakukan penyimpanan, maka lakukan proses pembuatan ADK
Usulan Revisi (level operator ataupun approver) pada menu ADK > RKAKL POK > Kirim,
seperti pada gambar berikut:
Keterangan:
Jenis ADK: - SPAN: untuk pengiriman ADK usulan revisi ke Kanwil DJPb atau DJA- SAKTI:
untuk melakukan backup data usulan Revisi ke PC lokal. Tahun Anggaran: terisi sesuai
dengan tahun login Direktori Tujuan: lokasi tempat penyimpanan ADK.
Pilih data yang akan dibuatkan ADK usulan revisi dengan mencentang/beri tanda cek (√)
pada data tersebut, kemudian klik tombol Proses.
Jika berhasil akan muncul notifikasi seperti berikut:
30
13) Hasil bentukan adk usulan revisi akan terbentuk pada direktori yang telah kita
pilih sebelumnya seperti pada gambar berikut:
31
PEMBUATAN ADK PERENCANAAN KAS
Perencanaan Kas adalah akumulasi RPD Dana, dan Harian, Proyeksi pengeluaran/ penerimaan unit
eselon I Kementerian Keuangan selama periode tertentu untuk pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan
Belanja Negara yang dituangkan dalam perencanaan kas pemerintah pusat (Pasal 1 PMK Nomor 197 Tahun
2017 tentang Rencana Penarikan Dana, Rencana Penerimaan Dana, dan Perencanaan Kas). Perencanaan Kas
Harian pada dasarnya adalah pendetilan dari POK (Petunjuk Operasional Kegiatan). Jumlah total Renkas
Harian dalam satu bulan dibatasi oleh nominal pada POK. Setiap satuan kerja wajib membuat Renkas Harian
sebelum mengajukan permintaan pembayaran ke KPPN atas jumlah SPM tertentu. Jangka waktu
pembuatan Renkas Harian dapat bervariasi, antara 5 atau 10 atau 15 hari tergantung dengan jumlah SPM
dan tipe KPPN bersangkutan. SAKTI mengirim data Renkas Harian secara otomatis setelah dilakukan
persetujuan oleh PPK. Data yang sudah terkirim dapat diakses oleh KPPN dan Direktorat PKN-DJPB melalului
online monitoring SPAN.
Dalam rangka penyusunan Standar Biaya Keluaran (SBK), Kementerian Negara/Lembaga c. q. Unit
Eselon I Kementerian Negara/Lembaga mengajukan usulan SBK kepada Kementerian Keuangan c. q.
Direktorat Jenderal Anggaran menggunakan dokumen dan ADK (Arsip Data Komputer) Usulan SBK yang
bersumber dari Modul Penganggaran. Data DIPA termasuk Revisi DIPA dalam Database SAKTI dapat
digunakan sebagai bahan Perencanaan Kas (Renkas) bagi Direktorat Jenderal Perbendaharaan c. q.
Direktorat Pengelolaan Kas Negara.
Renkas sebagaimana merupakan akumulasi dari Rencana Penarikan Dana, Rencana Penerimaan
Dana, dan Proyeksi Pengeluaran/Penerimaan Unit Eselon I Kementerian Keuangan selama periode tertentu
dalam rangka pelaksanaan APBN. Rencana Penarikan Dana dan Rencana Penerimaan Dana disusun
berdasarkan ADK Renkas pada satker. Pembuatan ADK Renkas dilakukan dengan mekanisme sebagai
berikut:
a. Operator melakukan perekaman data Renkas yang terdiri atas:
1. Rencana Penarikan Dana dan pemutakhirannya;
2. Rencana Penerimaan Dana dan pemutakhirannya.
b. Validator melakukan validasi data Renkas;
c. Dalam hal data Renkas tidak sesuai dengan dokumen pendukung, maka Validator
menginformasikan kepada Operator untuk diperbaiki;
d. Dalam hal data Renkas sesuai dengan dokumen pendukung, maka Validator memberikan tanda
validasi dan menginformasikan kepada Approver;
e. Berdasarkan informasi yang diterima dari Validator, Approver meneliti kesesuaian data Renkas
dengan dokumen pendukung;
f. Dalam hal data Renkas tidak sesuai, Approver menginformasikan kepada Operator
melalui Validator untuk diperbaiki;
g. Dalam hal data Renkas sesuai, Approver melakukan persetujuan dengan memberikan
tanda persetujuan dan mengembalikan dokumen pendukung Revisi Anggaran kepada
Operator untuk ditatausahakan;
h. Approver membuat ADK Renkas dan menyampaikan kepada diunggah ke Portal.
Mekanisme penyusunan Renkas mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan mengenai Rencana
Realisasi Penarikan Dana, Rencana Penerimaan Dana, dan Perencanaan Kas (PMK No. 197/PMK.05/2017).
32
Petunjuk Teknis Renkas pada Aplikasi SAKTI
1. Memilih History DIPA
a) Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengunggah dokumen ADK DIPA Awal. Masuk ke Modul
Anggaran kemudian pilih Menu Utility
b) Pilih menu Memilih Status History
c) Akan muncul kolom Status Histori Tujuan dan Status Histori Sumber, pilih “DIPA AWAL – Revisi ke 0”
33
d) Klik “OK”
2. Proses Konversi DIPA
a) Apabila sukses membaca ADK, Secara otomatis uraian DIPA akan muncul pada kolom seperti pada
gambar diatas. Klik pada kotak kecil di sisi kanan.
b) Klik “Terima DIPA”
34
c) Akan muncul kotak Input Tanggal DIPA. Isi uraian seperti Nomor DIPA, Tanggal DIPA, dan Tanggal Revisi
sesuai dengan data pada DIPA Petikan (tanggal revisi cukup disamakan dengan tanggal DIPA)
d) Klik “OK”
e) Apabila sukses, akan muncul notifikasi konversi ADK berhasil dilakukan
1. Akan muncul tabel yang berisi kode beserta uraian Program, Output , Kegiatan, beserta jumlah pagu
2. Klik dua kali pada Komponen (3 digit dan bold text) seperti pada contoh diatas untuk memunculkan sub
komponen dibawahnya.
3. Pada deskripsi sub komponen, akan muncul opsi Rencana Penarikan seperti pada gambar diatas
4. Klik tombol Rencana Penarikan untuk merekam Renkas
36
1. Setelah mengklik tombol Rencana Penarikan, akan muncul pop up box yang berisi detil rencana
penarikan. Pada kolom Dasar Hitung, terdapat beberapa opsi yaitu Persen, Jumlah Penarikan, Rata-rata, dan
Rata-rata Gaji. User dapat mengklik tombol persen apabila ingin mengisi nominal renkas sesuai dengan
penghitungan suatu presentase. Pada contoh diatas, opsi yang dipilih adalah Jumlah Penarikan, yaitu user
dapat mengisi nominal rencana kas secara bebas.
2. Isi jumlah nominal rencana kas pada bulan berjalan. Pada contoh diatas, nominal yang diisi berjumlah
Rp200.000.000,- lalu klik tombol Simpan.
3. Lakukan hal yang sama sampai seluruh pagu dibuatkan Rencana Penarikan Dana-nya.
37
1. Selanjutnya, pilih Menu Renkas Harian
2. Klik tombol […] pada opsi Satker
3. Akan muncul pop up box Pencarian Satuan Kerja, klik pada satker yang dipilih
4. Klik “OK”
1. Akan muncul tabel yang berisi Tanggal, Uraian, Realisasi/Rencana beserta Potongan seperti pada gambar
diatas
2. Pada menu POK sebelumnya, nominal renkas yang direkam adalah Rp200.000.000,- maka waktu
pencairan yang dibutuhkan adalah sebanyak 5 hari kerja (dengan asumsi bahwa satker contoh adalah satker
kecil, silahkan berpedoman pada PMK 197/PMK.05/2017 tentang Rencana Penarikan Dana, Rencana
Penerimaan Dana, dan Perencanaan Kas untuk petunjuk lebih lanjut mengenai Renkas). Maka, pencairan
dilakukan pada tanggal 20 April 2017 (dengan asumsi bahwa pada Jumat tanggal 14 April 2017 adalah
Tanggal Merah). Klik tombol Rekam pada opsi tanggal 20-04-2017.
38
1. Akan muncul tabel seperti pada gambar diatas. Klik pada Uraian Belanja sehingga warna tabel berubah
menjadi biru. Pada contoh diatas, akun yang akan dilakukan rencana penarikan adalah akun 52 – Belanja
Barang. Pada praktiknya, silahkan menyesuaikan akun sesuai dengan kebutuhan terkait Transfer DAK/Dana
Desa.
2. Isi kolom Rencana Harian dengan nominal yang sama dengan nominal yang diinput pada POK
3. Klik “OK”
4. Klik “Simpan”
5. Klik “OK” pada notifikasi sukses
6. Klik tombol “Kembali”
1. Anda akan kembali pada tampilan tabel sebelumnya. Pada kolom V dan A terdapat dua kotak kosong
yang artinya rencana penarikan kas belum divalidasi dan di approve. Silahkan login menggunakan user PPK
untuk melakukan validasi dan kemudian login dengan user KPA untuk melakukan approve secara
berjenjang.
39
1. Setelah melakukan login dengan user valangd, Klik menu Modul Penganggaran RUH
2. Pilih Renkas Harian
3. Klik pada tombol […] untuk memilih satker dan memunculkan tabel uraian dibawahnya
4. Lakukan klik pada kotak kecil di sisi kanan tanggal rencana penarikan sesuai yang telah direkam oleh
operator pada tahap sebelumnya. Apabila berhasil, akan muncul tanda centang pada kotak dengan
deskripsi V seperti pada gambar diatas. Seperti yang dapat dilihat pada gambar diatas, kotak dengan
deskripsi A terkunci dikarenakan yang memiliki wewenang atas Approval adalah user KPA.
5. Klik Simpan Validasi
6. Approver Renkas Harian (User Approver Modul Anggaran)
Login dengan user KPA dan lakukan langkah-langkah yang sama seperti Validator Renkas Harian.
1. Setelah melakukan login dengan user KPA, Klik menu Modul Penganggaran RUH
40
2. Pilih Renkas Harian
3. Klik pada tombol […] untuk memilih satker dan memunculkan tabel uraian dibawahnya
4. Lakukan klik pada kotak kecil di sisi kanan tanggal rencana penarikan sesuai yang telah direkam oleh
operator pada tahap sebelumnya. Apabila berhasil, akan muncul tanda centang pada kotak dengan
deskripsi A.
5. Klik Simpan Validasi
1. Operator yang sudah sukses mencatat sampai dengan approve Renkas pada Modul Anggaran langsung
melakukan perekaman SPP untuk kemudian dilanjutkan menjadi SPM dengan cara masuk ke Modul
Pembayaran RUH SPP Catat/Ubah SPP
2. Pilih Jenis SPP tipe 237 – LS Banyak Penerima
3. Klik “Tambah”
41
1. Klik “Tambah” pada Dasar Pembayaran
2. Isikan data Informasi SPP seperti pada contoh gambar diatas 3. Pada kolom Jatuh Tempo, isikan data yang
sama dengan data pada Renkas yang telah direkam di Modul Anggaran. SPP dibuat pada tanggal yang sama
dengan renkas, sehingga Jatuh tempo yang diisi adalah 5 hari sesuai dengan data Rencana penarikan dana
yang telah direkam pada Modul Anggaran (lihat poin pencatatan Rencana penarikan dana pada gambar-
gambar sebelumnya). Pada contoh diatas, SPM dibuat pada tanggal 20 April 2017 (sama dengan perekaman
Renkas) dan jatuh temponya 5 hari, maka tanggal pembayarannya adalah 28 April 2017 (asumsi 24 April
adalah tanggal merah hari libur nasional).
4. Isikan uraian SPP/SPM
5. Klik Tombol Supplier Header dan pilih Supplier Header terkait Transfer DAK/Dana Desa
6. Klik “Tambah” dan pilih penerima Transfer DAK/Dana Desa
7. Pastikan semua penerima yang telah ditambah memiliki data yang benar
8. Isikan nilai Transfer sesuai dengan data riil masing-masing Pemda
9. Klik tombol RUH Akun kemudian isikan rincian data terkait Transfer DAK/Dana Desa dan klik simpan
seperti pada screenshot dibawah ini:
42
1. Setelah melakukan simpan, operator dapat melanjutkan pembuatan SPM sampai dengan upload ADK
SPM melalui Portal SPAN.
2. Setelah berhasil mengupload ADK SPM, operator dapat mengajukan SPM ke FO Pencairan Dana KPPN
3. Seksi Pencairan Dana KPPN kemudian memproses SPM menjadi SPPT dengan contoh kasus sebagai
berikut:
a. Apabila SPM tertanggal 20 April 2017 seperti contoh diatas diproses sebelum jam 3 sore, maka tanggal
SPPT mengikuti tanggal hari itu (20 April 2017) dan proses PPR juga dilakukan pada hari itu dengan
mencatat jatuh tempo SPM 5 hari.
b. Apabila SPM tertanggal 20 April 2017 seperti contoh diatas diproses setelah jam 3 sore, maka tanggal
SPPT tetap mengikuti tanggal hari itu (20 April 2017) dan proses PPR oleh seksi bank dilakukan keesokan
harinya namun jatuh tempo SPM tetap 5 hari.
4. Apabila KPPN sudah sukses menerbitkan SP2D atas SPM Renkas DAK Fisik/Dana Desa tersebut, maka
operator SAKTI dapat mencatat SP2D dengan merujuk pada User Manual Transfer DAK yang dibagikan pada
saat Lokakarya DAK.
43
3. Pilih/klik satu atau beberapa jenis belanja per bidang/kegiatan. Pada contoh dibawah ini, bidang yang
dipilih adalah 63 yaitu Kesehatan
4. Buka persetujuan/approve dengan melakukan pelepasan centang (uncheck) pada kolom bertanda A
menggunakan user KPA, kemudian klik tombol simpan approval.
5. Buka validasi dengan melakukan pelepasan centang (uncheck) pada kolom bertanda V menggunakan user
validator anggaran, kemudian klik tombol simpan validasi.
1. Setelah perubahan telah dilakukan, lakukan proses validasi dan approval kembali.
2. Data akan segera ter-update di OMSPAN setelah beberapa waktu. 3. Jika RPD tidak jadi dicairkan pada
saat tanggal jatuh tempo, maka RPD harus dibatalkan (diubah menjadi 0) pada hari itu juga, jika tidak maka
ada kemungkinan akan terjadi ketidakcukupan pagu saat membuat RPD pada hari berikutnya.
44
4. Penginputan surat dispensasi dilakukan pada aplikasi konverter dengan alamat:
portalsakti.kemenkeu.go.id
3. Akan muncul semua surat dispensasi yang telah dibuat. Untuk menambahkan, klik icon + TAMBAH yang
ada di pojok kanan atas, seperti pada gambar di bawah berikut:
45
4. Isikan parameter berikut ini seperti pada gambar berikut:
Keterangan isian:
- KODE SATKER: isikan kode enam digit kode satker yang akan diajukan dispensasinya, kemudian klik enter.
- NO SURAT: Isi secara manual nomor surat yang berasal dari Satker terkait pengajuan dispensasinya.
- TGL SURAT: pilih tanggal surat sesuai dengan surat dispensasi yang diajukan oleh Satker.
- NO SPM: Cari nomor SPM yang akan diajukan dispensasinya
- TGL SPM: pilih tanggal SPM sesuai dengan nomor SPM yang akan diajukan dispensasinya.
- ADK SPM: Pilih ADK SPM sesuai dengan nomor SPM-nya
- NILAI SPM: Pilih jumlah dana sesuai dengan NO SPM dan ADK SPM-nya.
- KETERANGAN: Isikan keterangan secara manual terkait pemberian dispensasi yang diberikan oleh KPPN
kepada Satuan kerja.
46
Contoh hasil penginputan parameter sebagai berikut:
48
2. Apabila RPD bulanan dan Renkas harian belum dilakukan perekaman sebelum data DIPA revisi dikonversi
ke SAKTI, silakan lakukan konversi data DIPA terlebih dahulu kemudian lakukan perekaman RPD bulanan
dan Renkas harian namun perekaman cukup dilakukan pada bulan-bulan dan tanggal-tanggal yang
direncanakan saja, tanpa perlu merekam sesuai dengan total jumlah pagu DIPA yang tersedia. Untuk RPD
bulanan, perekaman tidak perlu dilakukan validasi dan approval, sedangkan Renkas harian tetap
memerlukan proses validasi dan approval.
REVIU SAKTI
Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) adalah aplikasi yang dibangun guna mendukung
implementasi Sistem Perbendaharaandan Anggaran Negara (SPAN). SAKTI pada dasarnya adalah SPAN
untuk tingkat satuan kerja yang tidak mendapat akses langsung ke SPAN. Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat
Instansi (SAKTI) dibangun guna mendukung perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban
pengelolaan keuangan negara pada tingkat Kementerian dan Lembaga. Dengan SAKTI ini satuan kerja
(entitas akuntansi dan pelaporan) mengelola anggaran dan menyusun laporan keuangan berbasis akrual.
Sayangnya, sampai saat ini belum seluruh satuan kerja (satker) di kementerian atau lembaga yang ada di
Indonesia menggunakan SAKTI.
SAKTI adalah gabungan dari beberapa aplikasi yang telah digunakan pada tingkat satker saat
ini.Selain menggabungkan beberapa aplikasi yang dahulunya terpisah-pisah juga mengadopsi proses bisnis
yang baru sesuai dengan proses bisnis yang dianut oleh SPAN. Berikut beberapa modul yang ada di SAKTI :
(1). Modul Penganggaran, (2). Modul Komitmen, (3). Modul Pembayaran, (4). Modul Bendahara, (5). Modul
Persediaan, (6). Modul Aset Tetap, (7). Modul Pelaporan,dan (8). Modul Administrator. Modul-modul
tersebut mengakses satu database bersama, sehingga tidak lagi terjadi duplikasi data seperti pada aplikasi
sekarang. Desain pengembangan Aplikasi SAKTI merupakan kelanjutan dari aplikasi-aplikasi eksisting yang
telah digunakan dalam pengelolaan keuangan negara sehingga ada beberapa modul dalam Aplikasi SAKTI
yang membutuhkan inputan data migrasi ataupun konversi agar transaksi yang sudah ada tidak perlu
diinputkan secara manual kembali dalam Aplikasi SAKTI.
Mengingat SAKTI nanti akan mengadopsi proses bisnis yang dianut oleh SPAN, interaksi antara
SATKER dan KPPN akan meningkat. Untuk mengakomodasi peningkatan interaksi tersebut, akan disediakan
jembatan komunikasi antara SATKER dan KPPN berupa Portal SPAN dan SMS Gateway. Fasilitas ini dapat
digunakan SATKER untuk menyampaikan data maupun menerima informasi dari SPAN. Sehubungan dengan
49
pola komunikasi tidak langsung ini, maka proses pengecekan atas keabsahan suatu dokumen akan
dikerjakan oleh sistem. Rekan-rekan di Front Office (FO) KPPN tidak perlu lagi melakukan pengecekan
manual terhadap keaslian suatu tanda tangan pejabat. Tanda tangan tersebut akan digantikan dengan
penggunaan PIN Pejabat yang hanya diketahui oleh pejabat yang bersangkutan. Oleh karena itu tanggung
jawab dan risiko atas penyalahgunaan PIN menjadi tanggung jawab pejabat dimaksud.
Hal lain yang berbeda dari aplikasi SATKER yang ada sekarang adalah dari sisi pengguna (user).
Penggoperasian SAKTI akan banyak melibatkan pengguna dengan kewenangan yang berbeda-beda, mulai
dari pengguna sebagai KPA, Bendahara, PPK, PPSPM, dan operator masing-masing modul. ADK suatu modul
tidak akan terbentuk bilamana semua pengguna yang berwenang belum terlibat dan melakukan
persetujuan terhadap suatu proses yang dikerjakan.
Untuk merintis aplikasi yang benar-benar terintegrasi secara nasional, SATKER lingkup
DJPBN(Kantor Pusat, Kanwil, dan KPPN) akan menggunakan SAKTI Online. Pengguna (client) SAKTI Online
adalah seluruh unit DJPBN yang tersebar di seluruh Indonesia, sementara database SAKTI terpusat di
Jakarta. Bagi SATKER lain di luar DJPBN, koneksi antara client dan database SAKTI akan dihubungkan dengan
LAN dalam lingkup kantornya. Untuk SATKER kecil dan benar-benar minim fasilitas, penggunaan SAKTI
cukup dengan satu unit komputer (standalone), client dan database berada di dalam komputer tersebut.
Dengan adanya SAKTI diharapkan dapat memudahkan satker dalam pengelolaan keuangan negara.
SAKTI menuntun Satker melakukan pencairan secara online. Uangnya nanti akan langsung ditransfer ke
rekening Satker masing-masing. Dengan adanya SAKTI diharapkan kinerja Ditjen Perbendaharaan maupun
Satker dapat menjadi semakin efektif. Selain itu dengan adanya SAKTI diharapkan dapat menghindari
terjadinya pungli.
Alternatif 1 :
Modul penganggaran yang digunakan sudah full proses dari perencanaan anggaran 2015 (SBK,
Reviu Baseline, RKAKL,DIPA) sampai dengan proses revisi anggaran 2014. Jika alternatif ini yang dipilih,
maka migrasi data yang diperlukan adalah RKAKL DIPA 2014 yang telah disahkan sebagai acuan review
baseline penganggaran 2015 dan juga data awal transaksi 2014 yang mendukung proses revisi di tahun
berjalan, dan SBK usulan tahun 2013 sebagai acuan pembuatan SBK usulan tahun 2014.
Alternatif 2 :
Modul penganggaran yang digunakan hanya sebagian yaitu hanya menggunakan proses
perencanaan 2015 saja. Jika alternatif ini yang dipilih, maka migrasi data yang diperlukan adalah RKAKL DIPA
2014 yang telah disahkan, sebagai acuan reviu baseline penganggaran 2015, dan SBK usulan tahun 2013.
Selain itu, dibutuhkan juga konversi data RKAKL DIPA Revisi 2014 dari legacy sistem pada setiap proses revisi
sebagai sumber data transaksi 2014 untuk kebutuhan modul pelaksanaan sampai dengan pelaporan.
50
ANALISIS
SAKTI (Sistem Akuntansi Keuangan Tingkat Instansi) merupakan program transformasi berskala besar
dibidang keuangan negara yang bertujuan meningkatkan efisiensi, efektivitas, akuntabilitas dan
transparansi dalam pengelolaan anggaran dan perbendaharaan negara pada tingkat instansi melalui
penyempurnaan proses bisnis dan pemanfaatan teknologi informasi yang terintegrasi. Pengembangan
SAKTI berfokus pada penyempurnaan proses bisnis dan pemanfaatan teknologi informasi yang terintegrasi.
Dalam Modul Penganggaran, berdasarkan analisis yang kami lakukan, kami menemukan bahwa modul
pengganggaran SAKTI memiliki beberapa kelebihan yaitu
o Memiliki fungsi otorisasi
Salah satu prinsip keamanan sistem Informasi adalah dengan menerapkan mekanisme Maker dan
Checker, dimana dalam melakukan sebuah transaksi setidaknya dibutuhkan dua orang untuk
menyelesaikan transaksi tersebut. Individu pertama bertugas untuk membuat transaksi sedangkan
Individu yang lain terlibat dalam melakukan otorisasi/ persetujuan. Disini pemisahan wewenang
memainkan peranan yang penting. Dalam modul pengganggaran SAKTI, user dibagi menjadi 2
bagian yaitu operator yang berfungsi sebagai melakukan fungsi teknis atas data transaksi terkait
penganggaran sedangkan approver berfungsi sebagai pihak yang yang diberikan kewenangan dan
tanggung jawab untuk menyetujui semua data transaksi penganggaran yang sudah divalidasi
o Memiliki fungsi locking anggaran
Fitur ini terkait dengan fitur perhitungan ketersediaan dana /FA (Fund Availability) yang dihitung
otomatis oleh sistem pada modul GL. Dimana nilai FA akan dipengaruhi oleh pagu anggaran yang
dikurangi dengan realisasi pelaksanaan anggaran yang sudah diposting dan dijurnal pada modul GL.
Realisasi Pelaksanaan anggaran yang dimaksud terdiri dari : Kontrak, Resume Tagihan, Realisasi
Belanja (SP2D), Bon/Kuitansi dan Pengembalian Belanja. Nilai FA akan bergerak secara real time
setiap kali ada transaksi pelaksanaan anggaran yang menghasilkan nilai akhir akumulatif per satu
tahun anggaran. Pada saat revisi anggaran akan dilakukan pada modul penganggaran, sistem akan
secara otomatis melakukan “locking pagu” dan memberikan notifikasi apabila nilai yang direvisi
melebihi nilai FA. Locking pagu merupakan proses pembatasan terhadap pagu anggaran yang akan
direvisi dengan menyesuaikan nilai FA yang dihitung otomatis secara sistem modul GL sehingga
pagu yang direvisi tidak melebihi nilai FA. Fitur ini digunakan untuk menghindari adanya pagu minus
akibat revisi yang tidak menyesuaikan dengan realisasi pelaksanaan anggaran.
Terkait dengan revisi anggaran, terdapat PMK No. 11/PMK.02/2018 tentang Tata Cara Revisi
Anggaran Tahun Anggaran 2018, dimana Dalam hal Revisi Anggaran dilakukan dalam rangka
pelaksanaan:
a. pergeseran anggaran untuk belanja pegawai;
b. pergeseran anggaran dari Bagian Anggaran 999 . 08 (BA BUN Pengelolaan Belanja Lainnya) ke
bagian anggaran Kementerian/ Lembaga;
c. Kegiatan yang dananya bersumber dari Penerimaan Negara Bukan Pajak, pinjaman luar negeri,
hibah luar negeri terencana, dan hibah dalam negeri terencana, pinjaman dalam negeri, serta
SBSN;
d. Kegiatan Kementerian/ Lembaga yang merupakan tindak lanjut dari hasil sidang kabinet yang
ditetapkan setelah terbitnya Undang-Undang mengenai perubahan atas Undang-Undang
mengenai APBN Tahun Anggaran 2018; dan/atau
e. Kegiatan-Kegiatan yang membutuhkan data/ dokumen yang harus mendapat persetujuan dari
unit eksternal Kementerian/ Lembaga seperti persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat,
persetujuan Menteri Keuangan, hasil audit eksternal, dan sejenisnya,
51
batas akhir penerimaan usul Revisi Anggaran oleh Direktorat Jenderal Anggaran ditetapkan paling
lambat pada tanggal tanggal 14 Desember 2018.
Untuk sistem aplikasi, terdapat ketentuan peralihan dimana disebutkan Dalam hal Sistem Aplikasi
yang clibangun oleh Kementerian Keuangan belum sepenuhnya tersedia, penyelesaian usul Revisi
Anggaran ke Kementerian Keuangan, disampaikan dengan surat elektronik kedinasan yang telah
terdaftar dalam database.
Dalam hal terjadi kendala teknis berupa terganggunya jaringan listrik dan/ atau internet, atau
gangguan lain yang tidak diperkirakan sebelumnya, penyampaian usul Revisi Anggaran ke
Kementerian Keuangan dapat disampaikan secara manual (persuratan).
o Lebih efektif dan efisien
SAKTI dapat mengeliminasi cost atau biaya yang dikeluarkan dalam manajemen operasional suatu
instansi. Pimpinan KL atau satker selaku Pengguna Anggaran (PA) atau Kuasa PA dapat secara
langsung memonitor pelaksanaan dan pelaporan anggaran by system melalui SAKTI, tanpa harus
menunggu cetakan/harcopy suatu laporan keuangan Prinsip less paper yang dimiliki SAKTI akan
berdampak pada penghematan anggaran operasional. SAKTI merupakan bagian dari SPAN sehingga
interaksi antara keduanya dapat dilakukan secara langsung tanpa melalui proses konversi
sebagaimana yang berjalan selama ini dan juga dilakukan secara online.
o Integrasi Database
SAKTI merupakan sistem dengan platform ERP (Enterprise Resource Planning) dengan sistem
database yang terpusat dan terhubung secara online. ERP merupakan suatu sistem yang
mengintegrasikan semua data dan proses dalam suatu organisasi dengan menggunakan database
yang terintegrasi (Diamond & Khaemani 2005). Integrasi tersebut akan memudahkan satker dalam
menggunakan dan meningkatkan akurasi data transaksi keuangannya serta penyajian informasi
yang realtime. Duplikasi pekerjaan dan entry data seringkali menyebabkan terjadinya perbedaan
data antara satu sistem dengan sistem lainnya sehingga informasi yang dihasilkan pun menjadi tidak
akurat.
Sedangkan beberapa kekurangan modul penganggaran dalam aplikasi SAKTI yang mungkin timbul dalam
penerapannya adalah:
o Satker masih terbiasa dengan sistem sebelum penerapan SAKTI/ manual dalam penyususan RKAKL.
o Kemampuan teknis SDM di bidang TI yang belum merata.
o Masih terdapat banyak bug yang memerlukan penyempurnaan.
o Keterbasan sarana IT di satker-satker tertentu.
52