TINJAUAN PUSTAKA
1.4 Epidemiologi
Telah diketahui bahwa dipepsia merupkan masalah yang sering terjadi
diseluruh dunia. Di Amerika Serikat, prevalensi dispepsia mencapai 2%. Setiap
tahunnya, terdapat 9% populasi menunjukkan gejala setelah sebelumnya tidak
memiliki gejala dispepsia.2 Dispepsia fungsional, pada tahun 2010, dilaporkan
memiliki tingkat prevalensi tinggi, yakni 5% dari seluruh kunjungan ke sarana
layanan kesehatan primer. Bahkan, sebuah studi tahun 2011 di Denmark
mengungkapkan bahwa 1 dari 5 pasien yang datang dengan dispepsia ternyata
telah terinfeksi H. Pylori yang terdeteksi setelah dilakukan pemeriksaan lanjutan.4
1.5 Patofisiologi
Sekitar 40% pasien dengan dispepsia fungsional mengalami keterlambatan
pengosongan lambung. Meskipun demikian, masih merupakan kontroversi apakah
gambaran klinis yang spesifik berhubungan dengan pengosongan lambung yang
terlambat, dan juga apakah perbaikan pengosongan lambung dapat membantu
memperkirakan perbaikan gejala pada dispesia fungsional. Pengosongan lambung
yang terlambat lebih sering terjadi pada perempuan, berat badan rendah, terlalu
kenyang, mual, muntah.2
Berbagai hipotesis mekanisme telah diajukan untuk menerangkan
patogenesis terjadinya dispepsia fungsional, antara lain: sekresi asam lambung,
dismotilitas gastrointestinal, hipersensitivitas viseral, disfungsi autonom, diet dan
faktor lingkungan, psikologis.2
1.6 Diagnosis
Diagnosis dispepsia fungsional menurut Roma III5:
Kriteria diagnostik dispepsia fungsional terpenuhi bila 2 poin di bawah ini
seluruhnya terpenuhi:
a. Salah satu atau lebih dari gejala-gejala di bawah ini:
Rasa penuh setelah makan yang mengganggu
Perasaan cepat kenyang
Nyeri ulu hati
Rasa terbakar di daerah ulu hati/epigastrium
1.8 Terapi
Eksremitas
Atas : Akral hangat (+/+), edema (-/-)
Bawah : Akral hangat (+/+), edema (-/-)
Genitalia dan Anorektal
Tidak diperiksa
Elektrolit
Natrium 142 136 - 145 Mmol/L
Kalium 1,5 3,5 – 5,1 Mmol/L
Klorida serum 107 97 - 111 Mmol/L
2.5 Diagnosis
Sindroma dispepsia tipe like ulcer
periodik paralisis ec hipokalemi ec GI loss
2.6 Tatalaksana
- Ist / diet DL II / O2 3l/i
- IVFD Wida Kaen II 8 jam/ kolf
- Inj. Cefotaxime 2x1 gr
- KSR 2x1 tab
- PCT 3x500 gr
- Lansoprazole 1x30 mg
- Sucralfat syr 3x2 cth (p.o)
- Domperidon 2x10 mg tab
- Drip KCl 23 mEq dalam 200cc NaCl 0,9% habis dalam 4 jam
2.8 Follow Up
1 Oktober 2019