Anda di halaman 1dari 4

PENENTUAN PANJANG GELOMBANG CAHAYA TAMPAK

Aldi Prasetyo Hari (140310170024)*, Puji Nugraha (140310170022)


Program studi Fisika, MIPA Universitas Padjadjaran
Juma’t, 15 Maret 2019

Asisten : Alfi Habibie

Abstrak

Praktikum ini dilakukan bertujuan untuk menentukan panjang gelombang cahaya tampak dengan
metode difraksi dan interferensi. Pada percobaan ini digunakan 4 variasi spektrum warna cahaya
yakni spektrum warna merah, kuning, hijau dan biru. Dimana masing-masing spektrum warna cahaya
tampak tersebut memiliki panjang gelombang dan frekuensinya masing-masing. Dengan
memanfaatkan sifat-sifat cahaya sebagai gelombang, yakni difraksi dan interferensi panjang
gelombang dari masing-masing spektrum tersebut dapat diketahui. Selain variasi spektrum warna
cahaya tampak yang digunakan, variasi jarak celah ke layar pun dilakukan. Digunakan dua variasi
jarak (L) yakni 150 cm dan 200 cm. Variasi jarak (L) tersebut dilakukan sebagai pembanding apakah
panjang gelombang untuk satu spektrum warna cahaya tampak akan berbeda pada jarak L=150 cm
dan 200 cm. Dari variasi-variasi tersebut diperoleh data jarak terang pusat ke terang orde ke-5 pada
arah kanan dan kiri. Dengan menggunakan data yang diperoleh saat percobaan, didapatkan hasil
percobaan panjang gelombang dan KSR untuk masing- masing spektrum cahaya tampak. Pada variasi
L = 150 cm : merah = 740 nm 1,3% ; kuning = 626,7 nm 6,2% ; hijau = 604,4 nm 6,0% dan biru =
562,2 nm 13,6%. Pada variasi L = 200 cm : merah = 651,7 nm 13,1% ; kuning = 576,7 nm 2,3% ;
hijau = 540 nm 5,3% dan biru = 546,7 nm 10,4% .

Kata kunci: Difraksi, Interferensi, Spectrum.

I. Pendahuluan spektrum warna tersebut terurai secara tersusun


akibat pembelokan dengan sudut sebesar ϴ.
Cahaya tampak merupakan salah satu spektrum Pembelokan tersebut karena antara spektrum warna
gelombang elektromagnetik. Spektrum gelombang cahaya memiliki panjang gelombang yang berbeda-
elektromagnetik ini memiliki rentang panjang beda. Oleh karena adanya faktor panjang
gelombang dari 390 nm hingga 780 nm. Cahaya gelombang yang mempengaruhi besar sudut ϴ,
tampak ini merupakan spektrum elektromagnetik maka dengan menggunakan konsep difraksi dan
yang dapat dilihat oleh mata. Cahaya tampak ini interferensi panjang gelombang suatu spektrum
terdiri dari spektrum warna yang berbeda-beda, warna dapat ditentukan.
spektrum warna tersebut bergantung pada rentang Difraksi merupakan peristiwa pembelokkan
panjang gelombang tertentu dan frekuensi tertentu. arah rambat gelombang yang melalui suatu celah
Spektrum warna yang berbeda-beda pada cahaya sempit. Semakin sempit lebar celah, pembelokan
tampak ini pun menunjukkan tingkat energi yang arah gelombang semakin besar. Interferensi adalah
berbeda pula. Cahaya merupakan salah satu jenis peristiwa penggabungan dua atau lebih gelombang
gelombang elektromagnetik dimana dalam yang koheren. Interferensi dapat bersifat konstruktif
perambatannya ia tidak memerlukan medium. Oleh dan destruktif. Interferensi konstruktif terjadi saat
karena itu, cahaya tampak memiliki parameter- beda fase kedua gelombang sama dengan nol,
parameter gelombang yakni panjang gelombang Sedangkan interferensi destruktif jika beda fasenya
(λ), cepat rambat gelombang (𝑣) dan frekuensi (𝑓) adalah 180 derajat, sehingga kedua gelombang
serta periode (𝑇). Selain itu ia pun memiliki sifat saling menghilangkan dan menghasilkan garis
sifat cahaya sebagai gelombang diantaranya adalah gelap.
transmisi, dispersi, polarisasi, refleksi, refraksi, Kondisi untuk interferensi konstruktif pada
difraksi dan interferensi. difraksi celah ganda dapat dituliskan sebagai:
Seperti yang telah kita ketahui bersama, cahaya
matahari merupakan cahaya polikromatik dimana d sin ϴ = n λ (1)
cahaya tersebut dapat diuraikan menjadi berbagai
macam warna cahaya. Hal ini membuktikan bahwa dengan ϴ dianggap sangat kecil sehingga sin ϴ =
𝑃
cahaya tampak tersusun dari berbagai macam tan ϴ= sehingga :
𝐿
spektrum cahaya warna. Saat cahaya polikromatik 𝑃
d =nλ (2)
dikenakan pada prisma cahaya tersebut akan terurai 𝐿
menjadi berbagai macam warna, dimana antara atau
𝑃
λ=d
𝐿 .𝑛
dengan :
d = lebar celah (m)
P = jarak dari terang pusat ke terang ke-n (m)
L = jarak dari celah ke layar (m)
λ = panjang gelombang (m)

Pada persamaan (1) dapat dilihat jika besar sudut ϴ


sebanding dengan panjang gelombang, semakin
besar panjang gelombang maka semakin besar
sudut pembelokan arah gelombangnya. Sama
halnya dengan persamaan (2) jarak yang antara titik
terang pusat dengan orde ke-n (P) sebanding
dengan panjang gelombang (λ) semakin besar
panjang gelombang suatu spektrum warna maka
jarak antara terang pusat dengan terang orde ke-n
pun akan semakin besar. Gambar 2. Diagram Alir Percobaan Penentuan
Panjang Gelombang Cahaya
Tampak.
II. Metode Penelitian
Percobaan ini dilakukan di ruangan yang gelap
2.1 Gambar Alat Percobaan agar pola terang yang terbentuk dapat dengan jelas
teramati. Sumber cahaya yang digunakan adalah
lampu halogen yang kemudian dihubungkan ke catu
daya 12 Volt, lampu halogen memiliki nyala yang
sangat terang sehingga sumber cahaya yang
memancar setelah diberi filter warna dapat dengan
mudah diamati oleh mata. Kemudaian memasang
Gambar 1. Pola hasil terjadinya difraksi dan filter warna, dimana pada percobaan ini digunakan
interferensi. empat variasi filter warna. Filter warna tersebut
antara lain filter cahaya berwarna merah, filter
2.2 Alat Percobaan cahaya berwarna kuning, filter cahaya berwarna
hijau dan filter berwarna biru. Setelah itu mengatur
Pada praktikum ini alat yang digunakan terdiri jarak L dimana pada percobaan ini digunakan 2
dari sumber cahaya menggunakan lampu halogen variasi jarak yakni 2 meter dan 1,5 meter. Prosedur
karena nyala lampu terang, filter cahaya berwarna selanjutnya dilakukan secara paralel oleh 2 orang
sebagai filter untuk memvariasikan cahaya yang dimana ada yang mengamati dan menentukan jarak
akan digunakan dan ditentukan panjang dari terang pusat ke terang orde ke-5 dimana saat
gelombangnya untuk masing-masing warna, tiang letak penanda tepat atau sejajar dengan terang orde
penopang dilengkapi dengan penggaris horizontal ke 5 maka akan di stop dan ada yang berperan
dan simetris digunakan untuk menandakan jarak untuk menggeser penanda mistar ke arah kiri serta
terang pusat ke terang orde ke 5 yang diamati dan, ke arah kanan secara bergantian. Kemudian akan
celah ganda yang dipasang pada bingkai kotak pada diperoleh data berupa jarak terang pusat ke terang
layar digunakan untuk mengamati pola gelap terang orde 5 dengan mengacu pada letak penanda mistar
yang dihasilkan dan menentukan jarak terang pusat pada arah kanan dan arah kiri. Berdasarkan data-
ke terang orde ke-5. data yang diperoleh tersebut kemudian dianalisis
dengan perhitungan serta membandingkannya
2.3 Prosedur Percobaan antara panjang gelombang spektrum cahaya warna
hasil percobaan dengan nilai literatur panjang
gelombang spektrum warna cahaya.

III. Hasil dan Pembahasan


3.1 Data Percobaan dan Pengolahan Data

Dari percobaan didapat data hasil pengukuran


sebagai berikut :
0,01 .6,52
λ= = 651,7 x 10-7 cm
5. 200
Tabel 1. Data hasil percobaan dan pengolahan
data.
 Menghitung KSR
λ𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛− λ𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟
| | x 100%
λ𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟
651,7 nm− 750 nm
| | x 100%
750 nm
KSR = 13,1 %

3.2 Analisa

Berdasarkan data yang terlampir pada tabel 1, dapat


diketahui jika panjang gelombang suatu spektrum
warna cahaya sebanding dengan jarak titik terang
orde ke-n ke titik terang pusat. Dari hasil percobaan
pada table 1 tersebut dapat dibandingkan antara 4
spektrum warna cahaya yang digunakan, missal
pada jarak L=150 cm dapat dilihat data yang
Berikut pengolahan data dengan menggunakan diperoleh yakni panjang gelombang (λ) merah 740
sample spectrum warna merah pada jarak : nm, kuning 626,7 nm, hijau 604 nm dan biru 562
L=150 cm nm. Data (λ) tersebut pun sesuai dengan jarak
 Menghitung P terang orde 5 ke terang pusat karena antara λ
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛+𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑘𝑖𝑟𝑖 dengan P memiliki hubungan kesebandingan
P=
2
5,50+5,40 semakin besar λ maka jarak antara terang pusat
P1 = = 5,45 cm dengan terang orde ke 5 pun semakin besar.
2
5,40+5,70
P2 = = 5,55 cm Besarnya jarak P tersebut karena faktor lebar celah
102
5,70+5,60 dan panjang gelombang yang dimiliki suatu
P3 = = 5,65 cm spektrum. Saat panjang gelombang spektrum merah
2
melewati celah ( λgelombang >>lebar celah) maka
 Menghitung P rata-rata gelombang spektrum merah akan dibelokkan lebih
𝑃1+𝑃2+𝑃3
Prata-rata = jauh sebesar ϴ sehingga jarak terang orde ke-n pun
3
5,45+5,55+5,65 akan semakin jauh. Terlebih lagi saat menggunakan
Prata-rata = = 5,55 cm kisi yang banyak maka akan semakin besar ϴ
3
karena banyak kisi (N) sebanding dengan besar ϴ.
 Menghitung λ Berbeda halnya pada spektrum warna biru dimana
𝑑.𝑃
λ= panjang gelombangnya lebih pendek daripada
𝑛. 𝐿
0,01 .5,55 panjang gelombang spektrum warna merah, oleh
λ= = 740 x 10-7 cm karena itu jarak antara terang pusat dengan terang
5. 150
 Menghitung KSR orde ke-5 lebih dekat daripada spektrum merah
|
λ𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛− λ𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟
| x 100% sebagai akibat pembelokan gelombang sebesar ϴ
λ𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟
740 nm− 750 nm yang tidak terlalu besar yang didasari oleh panjang
| | x 100% gelombang spektrum biru yang lebih pendek
750 nm
KSR = 1,3 % dibandingkan panjang gelombang spectrum merah.
Berdasarkan data yang diperoleh, berikut panjang
L=200 cm gelombang hasil percobaan yang didapat :
 Menghitung P Pada L=150 cm;
P=
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛+𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑘𝑖𝑟𝑖 -merah 740 nm -hijau 604 nm
6,40+6,70
2 -kuning 626 nm -biru 562 nm
P1 =
2
= 6,55 cm Pada L=200 cm
P2 =
6,30+6,60
= 6,45 cm -merah 651 nm -hijau 540 nm
2
6,40+6,70 -kuning 576 nm -biru 546 nm
P3 = = 6,55 cm Kemudian panjang gelombang hasil percobaan
2
tersebut dibandingkan dengan panjang gelombang
 Menghitung P rata-rata literatur sehingga diperoleh kesalahan relatif dari
Prata-rata =
𝑃1+𝑃2+𝑃3 percobaan yakni :
3
6,45+6,55+6,55 Pada L=150 cm;
Prata-rata = = 6,52 cm -merah 1,3% -hijau 6%
3
-kuning 6,2% -biru 13,6%
 Menghitung λ Pada L=200 cm
λ=
𝑑.𝑃 -merah 13,1% -hijau 5,3%
𝑛. 𝐿 -kuning 2,3% -biru 10,4%
Berdasarkan KSR yang diperoleh tersebut, dapat
dikatakan percobaan yang telah dilakukan berhasil
atau sesuai dengan real nya. Hal tersebut karena
KSR yang diperoleh kurang dari 20% dan pada
percobaan yang telah dilakukan KSR terbesarnya
yakni 13,6% dan yang terkecil yakni 2,3%. Adapun
faktor yang mempengaruhi kesalahan dalam
percobaan yaitu kesalahan dalam pengamatan garis
penanda mistar yang disejajarkan dengan terang
orde ke-5 dimana pengamatan tersebut dilakukan
dengan manual. Selain itu posisi tiang penyangga
sumber cahaya berikut penanda mistar tidak dalam
posisi yang lurus dan mudah sekali untuk tergeses
sehingga dalam prakteknya hal tersebut
mempengaruhi ketepatan dalam penentuan
kesejajaran antara penanda mistar dengan terang
orde ke-5.

IV. Kesimpulan
Besar panjang gelombang cahaya tampak
dengan menggunakan konsep difraksi dan
interferensi dalam percobaan ini adalah:
Pada L=150 cm;
-merah 740 nm -hijau 604 nm
-kuning 626 nm -biru 562 nm
Pada L=200 cm
-merah 651 nm -hijau 540 nm
-kuning 576 nm -biru 546 nm

Daftar Pustaka
Jurnal
[1] Moh.Nashir Tsalatsim, Masturi , Penentuan
Panjang Gelombang Sinar Menggunakan
Interferensi Celah Ganda Sederhana. 4 (2014),
p. 69-73.
Buku
[2] Abdullah, Mikrajudin.2006. Fisika Dasar II.
Bandung : ITB.
[3] Resnick, Halliday.2005. Fisika Dasar Jilid II.
Jakarta : Erlangga.
[4] Tipler, Paul.1991. Fisika Untuk Sains Dan
Teknik Jilid II. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai