Anda di halaman 1dari 2

A.

Asas Legalitas

Asas legalitas merupakan dasar untuk menjadikan suatu perbuatan dapat dipidana atau
tidak, seperti yang tercantum dalam Pasal 1 Ayat (1) KUHP. Dalam Bahasa Latin dikenal
dengan istilah nullum delictum, nulla poena sine praevia lege poenarli (Tiada kejahatan,
tiada hukuman pidana tanpa undang-undang hukum pidana terlebih dahulu. Prodjodikoro
(2011:43) menyatakan asas legalitas didalam Pasal 1 Ayat (1) KUHP ini hanya menentukan
bahwa sanksi pidananya saja harus ditentukan dengan undang-undang. Norma-normanya
mengikuti sistem dalam bidang hukum masing-masing, yaitu hukum perdata, hukum tata
negara atau hukum tata usaha negara yang memberikan peranan sepenuhnya kepada adat
kebiasaan dan peraturan lain yang bukan undang-undang, seperti peraturan pemerintah,
peraturan menteri, peraturan jawaban dan macam instruksi dalam dinas administrasi. Dalam
asas ini juga dinyatakan bahwa suatu perbuatan akan dipidana jika telah diatur terlebih
dahulu didalam undang-undang pidana nasional. Kemudian jika ada perbuatan yang
dilakukan dan diduga memenuhi unsur-unsur yang ditentukan didalam peraturan perundang-
undangan, baru pelakunya dapat diberlakukan undang-undang pidana nasional itu.

B. Asas Nebis in Idem

Asas nebis in idem adalah seseorang tidak dapat dituntut atas perkara sama yang sudah
diputus oleh hakim (Pasal 76 Ayat (1) KUHP). Asas ini berlaku atas suat perkara pidana yang
sudah diadili dan atau dijatuhi putusan yang sudah berkekuatan hukum tetap dan mengikat (in
kracht van bewijs) yang pasti oleh badan peradilan pidana. Asas ini tidak berlaku secara
absolut khususnya berkenaan dengan kasus-kasus kejahatan yang tunduk pada yurisdiksi
Mahkamah Pidana Internasional. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan dalam Statuta Roma
Pasal 20 Ayat (3) sebagai berikut:

“Tidak seorangpun yang telah diadili oleh suatu pengadilan lain untuk perbuatan yang juga
dilarang berdasarkan pasal 6,7, atau 8 boleh diadili oleh Mahkamah berkenaan dengan
perbuatan yang sama kecuali kalau proses perkara dalam pengadilan lain itu :

a. Adalah dengan tujuan untuk melindungi orang yang bersangkutan dari tanggung
jawab pidana untuk kejahatan yang berada di dalam yurisdiksi Mahkamah; atau
b. Sebaliknya tidak dilakukan secara mandiri atau tidak memihak sesuai dengan norma-
norma mengenai proses yang diakui oleh hukum internasional dan dilakukan dengan
cara yang dalam keadaan itu tidak sesuai dengan maksud untuk membawa orang yang
bersangkutan ke depan Mahkamah.”

Di dalam hukum pidana internasional, dasar untuk saling menghormati di dalam asas ini
yaitu karena asas persamaan, kedaulatan, dan kesamaan derajat negara-negara.

Anda mungkin juga menyukai