Anda di halaman 1dari 22

PSIKOLOGI KEREKAYASAAN

DAFTAR ISI

Kata Pengantar 2

Daftar isi 3

I. Pembahasan

1. System mesin-operator 4
2. Rancangan Kendali 5
3. Sampul Ruang Kerja 6
4. Flexiplace: Titik Puncak dalam
Sampul Ruang Kerja Perorangan 7
5. Robot: Sistem Mesin-Operator jenis baru 8
6. Penutup Mengenai Pendekatan Faktor Manusia
terhadap Rancangan Pekerjaan 8
7. Perluasan Pekerjaan 9
8. Penelitian Perluasan Pekerjaan 10
9. Model Karakteristik Pekerjaan 10
10. Pendekatan Psikologis terhadap Rancangan
Pekerjaan 10
11. Pendapat Penutup Mengenai Rancangan Pekerjaan 11
12. Kondisi Fisik 11

1) Suhu di Tempat Kerja 13


2) Kebisingan di Tempat Kerja 16
3) Arsitektur dan Penampilan 16
4) Pembagian Tempat Kerja 17
5) Pengaturan Kantor 18
6) Warna Dinding 18
7) Catatan Penutup 22

Daftar Pustaka 23
Psikologi Rekayasa (Engineering Psychology)

Para psikolog di bidang psikologi rekayasa juga memberi pengertian terhadap factor manusia pada
rancangan tempat kerja, interaksi antara manusia dengan mesin, dan kelelahan fisik, mental dan stress.
Salah satu contoh adalah kegiatan-kegiatan dalam bagian ini meliputi merancang cara yang optimal untuk
menggambar sebuah peta, merancang kursi agar sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan manusia serta
menemukan berbagai rencana kerja yang optimal, desain interior, arsitektur, keindahan, dan kenyamanan
tempat kerja.

Psikologi rekayasa (engineering psychology) dikenal di Amerika, sementara di Eropa dikenal dengan
sebutan ergonomic yang mengantisipasi pada pemahaman terhadap kecakapan sumber daya manusia
dalam kaitannya dengan sistemmanusia dengan mesin, termasuk rancangan peralatan kerja dan
permesinan (mekanik) untuk meningkatkan produktivitas dan keamanan para pegawai. Perangkat dan
peralatan kerja, mesin-mesin di rancang bagi pengoperasian karyawan secara efisien dan efektif.
Bagaimanapun juga manusia di batasi oleh bentuk-bentuk kekuatan, reaksi dan waktu, koordinasi,
kepekaan alat indra dalam menangkap suara, warna, kelembaban udara yang dapat mempengaruhi
produktivitas kerja. Psikologi rekayasa mencoba untuk memodifikasi lingkungan kerja yang
menguntungkan untuk keterampilan-keterampilan dan bakat-bakat karyawan. Factor-faktor psikologi
rekayasa, time in motion study, dan ergonomic adalah nama-nama lain dari bidang tersebut secara khusus.

1. System mesin-operator

Istilah system mesin-operator berarti bahwa manusia dan mesin bekerja bersama untu
menyelesaikan satu pekerjaan. Meskipun mereka bekerja bersama, mereka melaksanakan tugas yang
berbeda. Seringkali manusia memegang kendali, dan mesin melakukan “kerjanya”. Mesin jahit yang
biasa adalah system seperti ini. System mesin-operator yang lain memerlukan operator untuk
memperhatikan berbagai macam bentuk tampilan dan melakukan penyesuaian berdasarkan apa yang
dilihatnya. Contoh, mesin fotocopy mempunyai tampilan yang dapat dilihat yang menyatakan kepada
operator bilamana mulai memasukkan, bilamana kertas harus ditambahkan, dan bilamana perawatan
diperlukan. Tambahan lagi kualitas dari keluaran memberikan informasi mengenai peyesuaian lainnya,
seperti penempatan bahan yang akan disalin dan perubahan yang bersifat kontras dari salinannya.

Sistem mesin-operator dasar yang digambarkan Gambar 8-1 mempunyai padanannya dalam bebagai
pekerjaan industry. Karyawan mengoperasikan kendali dan membuat penyesuaian berdasarkan
informasi yang diberikan oleh berbagai tampilan atau keluaran mesin (atau keduanya). Namun
kedatangan jaman elektronika dan computer telah memberikan kepada organisasi: mesin yang jauh
lebih rumit. Pekerjaan yang dilakukan oleh mesin-mesin yang modern tersebut terutama dalah
pengorganisasian dan tampilan informasi. Operator manusia menggunakan informasi ini untuk terus
menerus melakukan sejumlah keputusan yang merupakan bagian utama dari pekerjaan-nya.
Peralatan yang digunakan oleh pengendali lalu lintas udara di suatu daerah. Tetapi pengontrolan
yang harus membuat keputusan mengenai pergerakan pesawat terbang berdasarkan informasi tadi.
Semakin rumitnya mesin-mesin modern menyebabkan semakin besarnya tuntutan akan kemampuan
persepsi dan kognitif dari operator manusia. Tuntutan-tuntutan ini juga menambah tekanan bagi
psikolog factor manusia untuk membantu para perancang industry membuat mekanisme kendali dan
tampilan yang kompatibel dengan kemampuan manusia.

2. Rancangan Kendali

Kendali mesin adalah alat yang digunakan untuk mengaktifkan dan mengoperasikan mesin. Anda
dapat menganggapnya sebagai penghubung antara manusia dan mesin dalam system mesin-operator.
Contoh- contoh yang banyak dikenal termasuk kunci, pedal,tombol, switch dan lain sebagainya.

Banyak mesin seperti mesin tik, mempunyai kendali yang sederhana. Lainnya, seperti pesawat
terbang atau mesin yang digunakan untuk merekam acara televisi, mempunyai banyak sekali kendali.
Dalam merancang kendali tersebut, banyak keputusan yang harus diambil untuk menentukan rupa,
bentuk dan letaknya relative terhadap kapasitas manusia, tujuan dan kendali.

Perbandingan lima kendali yang sederhana:

Komponen Kecepatan Akurasi Upaya yang diperlukan Kisaran Kerja

Putaran Tangan Buruk Baik Moderat Moderat

Knob(continuous)
Kecil Buruk Baik Amat buruk Moderat
Besar Amat buruk Moderat Buruk Moderat
Knob (clock stops) Baik Baik Amat buruk Amat buruk
Tombol tekan Baik Amat buruk Amat buruk Amat buruk

Pedal Baik Buruk Baik Amat buruk

Lima kendali yang sederhana dan sering digunakan dibandingkan dengan empat kriteria operasi
manusiawi ada dalam table di atas. Kriteria tersebutadalah kecepatan kendali yang dapat digunakan
seorang operator untuk membuat penyesuaian yang diperlukan, ketepatan kendali yang dapat digunakan
operator , usaha fisik yang diperlukan untuk menggunakan kendali dan range dari tanggapan yang dapat
diterima oleh kendali
Jika anda mempelajari tabel diatas anda akan melihat bahwa terdapat saling dukung antara kriteria
yang berlaku bagi kendali. Contoh, pedal yang memungkinkan kecepatan yang tinggi, tetapi tidak tepat
sekali, handwheel mempunyai karakteristik sebaliknya. Jika sebuah mesin mempunyai beberapa
kendali, keadaan menjadi semakin rumit. Setiap kendali harus kompatibel dengan yang lain, dengan
tujuannya sendiri dan dengan kemampuan operator.

Cara yang paling cepat dan efisien guna melaksanakan tugas tertentu. Usaha-usaha ini tidak selalu
dihargai oleh karyawan yang terlibat, karena dapat membawa peningkatan standar produksi. Bila cara
yang lebih efisien ditemukan, orang dapat melakukannya lebih cepat sehingga menejemen dapat
mengharapkan produksi yang lebih tinggi dengan pembayaran yang sama.

Meskipun penelitian secara ilmiah tentang metode kerja mempunyai pengaruh yang selalu tidak
dipandang positif, tetapi perlu diingat bahwa cara yang paling efisien melakukan pekerjaan adalah juga
cara kerja yang paling kurang melelahkan. Jika sebuah organisasi dapat memperoleh manfaat dari
metode kerja yang baru yang memungkinkan produksi lebih besar, demikian juga dengan karyawannya.
Promorsi kerja yang efisien hanyalah salah satu tujuan dari mereka yang meneliti tentang metode kerja,
dan tidak dapat dipisahkan dari tujuan yang lain-mengurangi kelelahan karyawan dan peningkatan
keselamatan.

Mereka yang melakukan metode kerja menggunakan berbagai macam ukuran untuk menolongnya
menentukan metode yang terbaik guna melaksanakan tugas tertentu. Diantaranya adalah jumlah
pemakaian energy, detak jantung dan jenis usaha otot yang terlibat. Terdapat dua jenis usaha demikian.
Satu adalah usaha dinamik, dimana secara bergantian otot berkontraksi dan rileks. Yang lain yaitu usaha
statik, dimana terdapat keadaan otot yang berkontraksi agak lama.

Perbedaan psikologi antara usaha dinamik static berarti bahwa tugas yang memerlukan usaha
dinamik mendekati keadaan alami, sedangkan tugas yang memerlukan usaha statik mengarah
kepemakaian energy yang lebih tinggi dan peningkatan laju detak jantung. Hasilnya orang yang
melakukan tugas ini memerlukan periode istirahat yang lebih lama dan lebih sering. Mereka juga
mungkin sekali mengalami penurunan keadaan persendian, otot dan tendon.

Cara yang paling mudah diikuti dalam metode kerja fase dari rancangan pekerjaan adalah kurangi
jumlah usaha statik yang diperlukan untuk melaksanakan tugas sebanyak mungkin. Meskipun usaha
statik dalam banyak pekerjaan dapat dikurangi atau di hilangkan, pekerjaan lain dengan usaha seperti
itu tidaklah mudah diubah . satu cara untuk mengimbangi akibat negative dari tugas tersebut adalah
memberikan periode istirahat yang lebih lama. Cara yang lain adalah memberikan sejumlah tugas
alternative yang tidak memerlukan usaha ini dan membiarkannya berganti tugas.
3. Sampul Ruang Kerja

Dari sudut pandang rancangan pekerjaan, bagian lingkungan kerja yang paling diminati adalah bagian
yang digunakan oleh seorang karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Ruang ini dinamakan sampul
ruang kerja untuk memberikan gambaran ruang yang fisiknya tiga dimensi yang mengelilingi dan unik
terhadap seorang karyawan. Sampul ruang kerja adalah ruang yang diberikan kepada dan ditempati oleh
seorang karyawan dalam pelaksanaan tugas pekerjaannya yang utama.

Beberapa orang, seperti misalnya para sales representative yang bepergian, tidak mempunyai sampul
ruang kerja. Lainnya seperti karyawan pemeliharaan lantai bawah, sampul ruang kerjanya adalah kantor,
pribadi atau dipakai bersama atau ruang didaerah yang lebih besar. Diantara pertanyaan yang harus
dijawab dalam perancangan ruang ini untuk prestasi kerja yang efektif adalah sebagai berikut:

 Berapa tinggi permukaan kerja seharusnya?


 Jenis kursi bagaimana paling baik bagi seseorang yang sebagian besar waktunya duduk?
 Dimana seharusnya alat bantu dan pasokan yang digunakan secara teratur, tetapi tidak terus-
menerus disimpan?
 Dimana seharusnya peragaan diletakkan relatif terkendali, jika peralatan demikian digunakan?
 Seberapa kecilnya sampel ruang kerja tanpa menyebabkan orang yang menempatinya merasa
dibatasi atau tertutup?

Anda dapat melihat bahwa solusi yang optimum untuk rancangan sampul ruang kerja adalah
menyesuaikan setiap ruangan dengan orang yang menempatinya, tetapi tentu saja. Hal ini jarang sekali
praktis. Sebagai komprominya, dua prinsip berikut merupakan pedoman umum:

1) Bila mungkin, belilah elemen ruang kerja yang dapat diatur dan disesuaikan. Ini termasuk kursi,
meja gambar dan rak penyimpan.

Elemen yang tidak dapat diatur seharusnya dirancang bagi orang yang paling mengalami
ketidaknyamanan dari beberapa alternative pengaturan . contoh, rak-rak yang tetap seharusnya
ditempatkan sedemikian rupa sehingga orang yang pendek mudah mencapainya, sedang
permukaan kerja yang tidak dapat diatur seharusnya pada ketinggian yang nyaman bagi orang yang
lebih tinggi. Membungkuk dalam waktu yang cukup lama seringkali menyebabkan rasa sakit pada
leher dan punggung; karyawan yang lebih pendek dapat diberi landasan yang dapat ditinggikan
untuk berpijak selama bekerja dipermukaan yang demikian.

4. Flexiplace: Titik Puncak dalam

Sampul Ruang Kerja Perorangan

Meskipun kebanyakan organisasi tidak dapat melakukanpenyesuaian sampul ruang kerja terhadap
karyawan perorangan, computer dan kemajuankomunikasi elektronika memungkinkan sedikit orang
mempunyai kata akhir dalam rancangan perorangan rumahnya sendiri. Perluasan dari tempat kerja
yang dapat diterima ini dinamakan sebagai flexiplace.

Bekerja dirumah bukanlah hal yang baru, tetapi melakukan tugas-tugas kantor dirumah secara rutin
memang hal yang baru. Sekarang ini memungkinkan bagi sekretaris untuk membawa pekerjaan dikte,
tugas pengetikan, dan pengiriman hasilnya langsug kembali ke kantor tanpa perlu meninggalkan rumah.
Namun “telecommuting (pertukaran jarak jauh)” tidaklah hanya terbatas pada karyawan administratif.
Mereka yang dewasa ini menikmati manfaat pkerjaan teratur tanpa kerugian harus pergi ke kantor
setiap hari adalah pialang, wartawan, analis pasar dan pemrogram computer.

Karyawan yang bekerja dirumah mungkin mengalami tekanan rendah, karena ia dapat menentukan
sendiri kecepatan kerjanya, dan ia tidak perlu mengalami keharusan pulang pergi kekantor. Karyawan
yang cacat telah meningkatkan kesempatan kerjanya, sebagaimana juga perorangan yang harus
dirumah untuk merawat anak, orang tua yang berumur, atau suami atau isteri yang sakit. Karyawan
jarak jauh juga mempunyai pilihan berganti perusahaan demikian saja dengan plugging in
(memasukkan)” ke system lain.

Meskipun bertumbuh, flexiplace tidak menjadi subjek penelitian, dan sebagian besar bukti-bukti yang
kita miliki mengenai pengaruhnya bersal dari wawancara dengan pesertanya. Seperti yang diperkirakan
ada yang senang bekerja dirumah, tetapi ada juga yang tidak. Pertambahan yang tetap dalam
penggunaan flexiplace berarti setiap masalah baru yang berkaitan, seperti aturan ukuran kesehatan dan
keamanan mungkin memerlukan penyelesaian yang baru. Namun pengalaman di luar dengan sales
representative yang telah lama bekerja dengan versi flexiplacenya sendiri, telah menunjukkan bahwa
masalah tersebut bukanlah suatu hal yang tidak dapat diatasi.

5. Robot: Sistem Mesin-Operator Jenis Baru

Kebanyakan orang berpikir bahwa robot industry sebagai sesuatu yang modern, produk lain dari abad
ruang angkasa. Memang benar pengembangan dan penggunaan robot dalam segala skala mempunyai
sejarah kurang dari setengah abad. Robot Swiss adalah salah satu hasil percobaa, banyak robot dewasa
ini merupakan hasil produksi masal, dan mereka digunakan oleh industry. Banyak beberapa robot yang
melaksanakan beberapa fungsi yang secara tradisionil dilakukan oleh sekertaris, mesin penjawad
telepon yang biasa. Dan ada model yang lebih baru, mesin yang dapat berbicara. Bila diaktifkan
mekanismenya, ia akan mengatakan berapa banyak panggilan telepon yang telah diterima dan
menanyakan apa yang hendak dilakukan.

Departemen pemesanan katalog di Sears, Roebuck and Company menggunakan mesin untuk
menelepon pelanggan dan memberitahukan bahwa pesanannya sudah siap. Teknologi ini telah
memberikan perubahan yang besar sekali dalam rancangan pekerjaan bagian penjual melalui katalog,
namun tidak semuanya dihargai oleh karyawan. Seseorang merasa kehilangan kesempatan berbicara
dengan pelanggan secara pribadi; ia merasa bahwa computer telah menghilangkan kemanusiaan dalam
kerjanya.
6. Penutup mengenai Pendekatan Faktor Manusia terhadap Rancangan Pekerjaan

Inti dari pendekatan manusia terhadap rancangan pekerjaan adalah keharmonisan diantara
kemampuan fisik, kognitif, dan pandangan manusia, alat-alat bantu dan mesin; dan lingkungan kerja.
Tujuan mereka yang bekerja dibidang ini adalah menolong orang melakukan pekerjaan dengan aman,
efektif dan efisien dengan meminimumkan ketegangan dan kelelahan kerja.

Pendekatan psikologi terhadap rancangan pekerjaan mempunyai karakteristik yang menganggap


efektivitas dan efisiensi berkolerasi dengan kepuasan kerja yang sedang dilaksanakan. Banyak psikolog
yakin bahwa kepuasan ini adalah kunci yang memungkinkan orang memenuhi kebutuhan akan
aktualisasi diri sendiri (self actualization) atau pemenuhan diri sendiri (self fulfillment), dan pemenuhan
kebutuhan tersebut sangat penting untuk motivasi kerja (salah satuhal yang menyebabkan beberapa
orang mengacu pada pendekatan psikologi terhadap rancangan pekerjaan sebagai pendekatan dengan
motivasi). Berbeda dengan pendekatan factor manusia, yang menekankan lingkungan, pendekatan ini
menekankan orangnya.

Tiga dari teknik rancangan pekerjaan secara psikologi yang paling luas digunakan akan dipelajari disini.
Metode ini biasanya diterapkan bila timbul masalah dalam organisasi yang menggunakan strategi
rancangan pekerjaan yang berorientasi efisien tradisionil. Para psikolog melihat sejumlah masalah kerja
yang mereka yakini dan menganjurkan pemeriksaan aspek rancangan pekerjaan secara psikologi.
Masalah yang terlihat antara lain pemborosan waktu, keterlambatan kronis, pencurian oleh karyawan,
kualitas kerja buruk, keluar masuknya karyawan, bolos dan pemborosan material.

7. Perluasan pekerjaan

Keputusan dasar dalam rancangan pekerjaan adalah berupa banyaknya tugas yang harus dimasukkan
dalam definisi sebuah pekerjaan. Pada ujung yang paling ekstrim dari kemungkinan-kemungkinan
terletak (a) pelaksanaan tugas berkali-kali dan (b) pelaksanaan semua tugas yang membuat satu
pekerjaan yang lengkap. Di beberapa restoran misalnya tugas melayani pelanggan dibagi antara
pelayan, pelayan minuman anggur, pelayan yang mencatat pesanan, pelayan dapur yang mengantarkan
makanan ke meja dan seorang lain yang membersihkan. Di restoran lain, satu orang melakukan semua
fungsi tersebut.

Bukanlah suatu hal yang mengejutkan bahwa pembatasan jumlah tugas pkerjaan yang harus dilakukan
satu orang berhasil dengan baik dan dipandang dari sudut efektivitas dan efisiensi. Spesialisasi
memungkinkan setiap karyawan berkonsentrasi menghasilkan sesuatu yang sangat baik pada satu atau
beberapa pekerjaan.

Kerugian-kerugian lain dari pekerjaan spesialisasi di pandang dari orang yang melakukannya adalah
sebagai berikut:

 Orang mempunyai sedikit kendali terhadap kecepatan kerja, hal ini dapat membuat kelelahan
dan frustasi
 Jarang sekali terdapat kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, karena
kesempatan untuk mempelajari keahlian baru pada pekerjaan yang sangat terbatas
 Terdapat sedikit sekali kesempatan untuk menunjukkan kreativitas atau inisiatif dalam
pekerjaan yang demikian
 Terdapat sedikit sekali kepuasan yang dapat diperoleh dalam pekerjaan yang demikian karena
setiap karyawan hanya melaksanakan bagian yang kecil dari seluruh tugas.

Para psikolog berhipotesa bahwa spesialisasi tugas membuat frustasi orang akan kebutuhan variasi,
tantangan dan perasaan memberikan kontribusi yang berarti terhadap tujuan kelompok. Sejauh hal ini
benar, maka perluasan pekerjaan seharusnya menghilangkan permasalahan tersebut.

8. Penelitian Peluasan Pekerjaan

Hasil-hasil dari penelitian awal terhadap pengaruh perluasan pekerjaan hampir selalu positif. Cerita
sukses yang klasik dilaporkan oleh Killbridge (1960). Dalam studi tersebut perluasan pekerjaan dari
perakitan pompa air dari satu tugas menjadi merakit, memeriksa dan menguji keseluruhan pompa
menghasilkan penghematan yang cukup besar bagi perusahaan yang bersangkutan. Bila kepuasan
pekerjaan, bukan prestasi kerja adalah kriterianya, hasilnya lebih memuaskan lagi.

9. Model Karakteristik Pekerjaan

Literature tentang perkayaan pekerjaan yang mula-mula, terdiri dari banyak cerita kesuksesan (misalnya
Ford, 1973; Paul, Robertson, & Herzberg, 1969), dan dengan cara yang parallel masalah-masalah praktis
mulai timbul. Namun tidak seperti perluasan pekerjaan, perkayaan pekerjaan tetap menjadi bagian
utama dalam I/O. Sampai sejauh ini, hal itu mungkin disebabkan oleh kenyataan bahwa perluasan
adalah bagian dari perkayaan.

Meskipun sejumlah psikolog I/O telah terlibat dalam pengembangan teori perkayaan pekerjaan yang
dilakukan oleh Hackman dan Oldham (1976) dan model karakteristik pekerjaan mereka. Para peneliti
tadi mengidentifikasi lima karakteristik pekerjaan yang mempengaruhi sejauh mana orang melaporkan
bahwa ia mengalami kepuasan kerja dan motivasi kerja internal-pengalaman tersebut berpusat ke
pendekatan psikologi. Karakteristik tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1) Variasi Keahlian. Pekerjaan yang memerlukan berbagai macam keahlian yang berbeda akan
lebih berarti daripada yang hanya memerlukan satu atau sedikit keahlian.
2) Identitas Tugas. Pekerjaan yang meliputi seluruh bagian dari kerja lebih berarti daripada
pekerjaan yang hanya merupakan sebagian dari pekerjaan keseluruhan.
3) Arti Tugas. Pekerjaan yang mempunyai arti yang dapat diidentifikasi lebih berarti daripada yang
tidak.
4) Umpan Balik Pekerjaan. Pekerjaan yang didalamnya terdapat kemungkinan umpan balik
mengenai prestasi kerja karyawan lebih berarti daripada yang tidak.
Lima karakteristik pekerjaan tersebut (dinamakan dimensi pekerjaan inti) secara teoritis diperkirakan
akan mempengaruhi perilaku dan sikap karyawan dengan menciptakan tiga keadaan psikologi kritis
dalam pikiran pemegang.

10. Pendekatan Psikologis terhadap Rancangan Pekerjaan

Rancangan pekerjaan menurut model karakteristik pekerjaan atau pendekatan sosio-teknis atau
pendekatan psikologik yang lain berdampak pada system organisasi (Oldham & Hackman, 1980). Jika
anda memberikan satu kelompok karyawan keahlian yang baru dan lebih banyak tanggung jawab untuk
mengambil keputusan, mendeteksi dan mengoreksi kesalahan, maka anda mengubah bagaimana
pekerjaan tersebut dilakukan oleh pengawasnya. Pengubahan pekerjaan tersebut juga mempengaruhi
aktivitas menejernya, dan seterusnya. Meskipun rancangan pekerjaan secara psikologis tidak sendiri
dalam mempengaruhi system organisasi, isyu yang terlibat cenderung lebih filosofis, politis dan
emosional daripada isyu yang terkait dalam pendekatan factor manusia terhadap rancangan pekerjaan.
Kebanyakan orang lebih mirip secara fisik daripada psikologis.

11. Pendapat Penutup Mengenai Rancangan Pekerjaan

Dua pandangan yang sangat bebeda mengenai rancangan pekerjaan telah didiskusikan. Meskipun
seharusnya saling melengkapi satu terhadap yang lain dalam teori, tetapi jarang sekali system-sistem itu
dapat diterapkan dengan terpadu. Bila dipikirkan perencanaan yang penuh kesadaran diberikan
terhadap rancangan pekerjaan (perlu diperhatikan bahwa tidak selalu demikian), maka seringkali
diberikan kepada aspek factor manusia.

12. Kondisi Fisik

Keinginan untuk melakukan pekerjaan dengan baik dan memberikan sumbangan yang penting kepada
organisasinya, membawa banyak orang untuk mendorong dirinya sendiri melebihi batas-batas
kemampuan yang normal sampai akhirnya mencapai keadaan yang dinamakan “keletihan kerja”. Para
ahli psikolog dan yang lainnya yang menaruh perhatian terhdap permasalahan tersebut telah melakukan
penyelidikan terhadap berbagai macam strategi untuk mengatasi keletihan kerja.

Para ahli psikologi industry/organisasi telah meneliti lingkungan kerja fisik sejak awal dibidang ini.
Meskipun seringkali dilupakan, eksperimen Hawthorne yang terkenal itu asal mulanya dirancang untuk
menyelidiki pengaruh perubahan-perubahan yang dilakukan pada berbagai aspek lingkungan terhadap
prestasi kerja karyawan.

Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik sehingga dicapai suatu hasil yang optimal
bila ditunjang oleh lingkungan fisik yang baik dimana harus meliputi segala hal yang bersangkutan
dengan kelima indera manusia, yaitu :
· Penglihatan
· Pendengaran
· Rasa panas/dingin
· Penciuman
· Keindahan

Unsur Penglihatan

Untuk mengerjakan suatu pekerjaan yang memerlukan ketelitian dibutuhkan system pencahayaan yang
baik. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi kemampuan mata manusia untuk dapat melihat obyek
dengan jelas adalah besar kecilnya obyek, derajat kontras obyek dengan sekelilingnya, luminesensi
(brightness) dan lamanya melihat. Aspek pencahayaan lain yang harus diperhatikan adalah letak dari
sumber cahaya. Penempatan sumber cahaya yang salah dapat mengakibatkan mata menjadi silau, maka
sebaiknya mata tidak langsung menerima cahaya langsung dari sumbernya melainkan cahaya tersebut
harus mengenai obyek yang akan dikerjakan yang selanjutnya dipantulkan oleh obyek tersebut ke mata.
Sudut penglihatan horisontal, normal dan diagonal yang dilakukan selama bekerja sering berpengaruh
terhadap kesehatan mata dan syaraf penglihatan. Begitu pula dengan perbedaan penglihatan pada
warnawarna yang kontras akan menyebabkan mata menjadi sakit. Rekomendasi untuk menjaga
kesehatan mata bagi orang yang bekerja di dalam ruang adalah sebagai
berikut :
1. Perbandingan cahaya kontras pada bagian pusat dengan daerah sekeliling penglihatan adalah 1 :
3
2. Perbandingan obyek penyinaran dengan bagian luar, maksimal 1 : 10
3. Di tempat tempat kerja, permukaan terang diusahakan pada bagian tengah dan yang lebih gelap
pada bagian luar.
4. Refleksi cahaya yang bisa ditolerir adalah sebagai berikut :
a. Langitlangit
: 80 – 90%
b. Permukaan dinding
: 40 – 60%
c. Perabot (meubel)
: 25 – 45%
d. Permukaan lantai
: 20 – 40%

Unsur Pendengaran

Selaput gendang akan mengalami kerusakan akibat kebisingan suaradengan intensitas melebihi 85 dB.
Efek lain yang dapat terjadi dari gangguan suara adalah naiknya tekanan darah, percepatan detak
jantung, pengerutan pembuluh darah kulit dan bertambahnya ketegangan syaraf. Klasifikasi kebisingan
yang bias ditolerir adalah sebagai berikut(3) :
1. 30 – 40 dB : sangat sunyi
2. 50 – 60 dB : agak sepi / mulai bising
3. 60 – 70 dB : bising
4. 70 dB : sangat bising

Dari penelitian diketahui bahwa penggunaan musik yang dikaitkan dengan irama kerja mampu
meningkatkan produktivitas. Selain itu musik dianggap mampu menjembatani kerja otak kiri dan kanan
serta membangkitkan daya imajinasi dan emosional manusia. Stress disebabkan karena organ otak
sebelah kiri bekerja terlalu berat bila dibanding dengan otak sebelah kanan. Akibatnya orang akan
menjadi gelisah, cemas, takut dan jantung berdetak keras. Ketidakseimbangan tersebut harus
dinormalkan kembali dan salah satu cara yang paling efektif adalah dengan mempergunakan musik.

Unsur Rasa

Untuk menyelenggarakan aktivitasnya agar terlaksana secara baik, manusia memerlukan kondisi fisik
tertentu di sekitarnya yang dianggap nyaman. Salah satu persyaratan yang tidak kalah pentingnya
adalah persyaratan akan kondisi udara di dalam ruang dimana ia berada yang tidak mengganggu
tubuhnya. Suhu ruang yang terlalu rendah akan mengakibatkan efek dingin, dimana pekerja akan
kedinginan atau menggigil sehingga kemampuan kerjanya menurun. Sementara suhu ruang yang tinggi
akan mengakibatkan efek panas yang dapat mengakibatkan tubuh berkeringat dan tentu mengganggu
kemampuan bekerja. Produktivitas cenderung menurun atau tidak maksimum pada kondisi udara yang
tidak nyaman. Dari uraian tersebut jelas bahwa di luar beberapa persyaratan lain yang diperlukan,
persyaratan akan suhu ruang yang nyaman sangat diperlukan bagi tubuh manusia dalam rangka
menyelenggarakan aktifitasnya agar berjalan dengan baik. Untuk mencapai kenyamanan fisik maka
keadaan udara direkomendasikan sebagai berikut:

berdasarkan suhu kulit optimal sebesar


33,5 oC:
Suhu udara : 20 s.d. 23oC
Kelembaban udara : 50 – 60%
Kecepatan angin : 0,02 – 0,04 m/det

1. Suhu ditempat Kerja

Para ahli psikologi yang meneliti pengaruh suhu terhadap perilaku kerja mencoba mendapatkan batas-
batas saat sebagian besar orang masih dapat melakukan pekerjaan dengan nyaman dan efektif.
Kelembaban, arus udara, dengan jumlah ukuran dan suhu dari objek dan bahan yang ada ditempat kerja
semuanya mempengaruhi reaksi orang terhadap suhu udara. Pakaian dan bagaimana pekerjaan
dilaksanakan juga mempengaruhi reaksi tersebut. Akhirnya perbedaan fisiologis masing-masing orang
dapat mempunyai pengaruh besar terhadap persepsi kenyamanan. Beberapa orang tidak merasa dingin
sampai suhu mencapai sekitar 40 derajat-50 derajat Fahrenhait. Lainnya segera menggigil begitu suhu
turun dibawah 65 derajat Fahrenhait.

Para ahli riset yang meneliti berbagai cara untuk mengukur suhu efektif melakukan penelitian dasar.
Dalam bidang ini kebanyakan ahli psikologi lebih tertarik pada riset terapan, khusunya dalam hubungan
antara suhu efektif dan unjuk kerja. Mereka menemukan bahwa hawa yang sangat panas dan sangat
dingin mengarah pada perubahan-perubahan fisiologis yang dapat mempunyai pengaruh yang dramatic
pada unjuk kerja. Namun pengaruh sebenarnya sangat bervariasi.

Suhu udara

1. Temperatur dan kelembaban ruangan


Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia mempunyai temperatur yang berbeda-beda.
Adapun beberapa temperatur disetiap anggota tubuh manusia dalam keadaan normal dalah sebagai
berikut :
 Mulut = 37 0 C
 Dada (kulit) = 34.4 – 35 0 C
 Garis pinggang (kulit) = 35 – 36 0 C
 Rectum (rambut) = 37.5 0 C
 Betis (kulit) = 36.5 – 38.3 0 C
 Kaki = 36.5 – 38.3 0 C

Tubuh manusia akan selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan normal dengan suatu sistem
tubuh yang sangat sempurna sehingga dapat menyesuaikan temperatur tubuh sesuai dengan
perubahan-perubahan temperatur yang ada diluar tubuh. Akan tetapi kemampuan manusia untuk
menyesuaikan diri ada batasnya.

Temperatur dan kelembaban akan mempengaruhi sistem kerja yang ada, baik terhadap pekerja itu
sendiri dan juga terhadap peralatan atau mesin yang digunakan oleh pekerja itu. Sehingga ukuran ideal
untuk tiap sistem kerja akan berbeda-beda tergantung pada manusia yang menjalaninya dan peralatan
yang digunakan atau dioperasikan. Misalnya saja temperatur dan kelembaban yang digunakan untuk
laboratorium Sistem Produksi dengan laboratorium Komputer akan berbeda karena sifat dari peralatan
yang berbeda pula.

Namun secara umum menurut Tichaver tempertur yang akan berpengaruh terhadap kerja menusia
sehingga mampu bekerja secara optimal dan pada akhirnya menimbulkan produktifitas yang tinggi
adalah pada tingkat 24 0 C sampai 27 0 C. Sedangkan menurut DR. Suma’mur bahwa suhu nikmatkerja
bagi orang Indonesia berkisar antara 24 0 C sampai 26 0 C. Namun bukan berarti manusia tidak bisa
bekerja sama sekali pada suhu diluar itu, karena tubuh manusia dapat mempertahankan keadaan
normal terhadap perubahan yang terjadi diluar tubuh jika temperatur tersebut tidak lebih dari 20%
untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin. Produksi panas dalam tubuh manusia tergantung
pada kegiatan fisik tubuh, makanan, pengaruh berbagai bahan kimia, dan gangguan pada sistem
pengaturan panas tubuh. Tubuh manusia dapat menyesuaikan diri karena kemampuannya untuk
melakukan proses konveksi, radiasi, konduksi dan penguapan (evaporasi) jika terjadi kekurangan atau
kelebihan panas.

Selain temperatur juga yang perlu diperhatikan adalah kelembaban, yaitu banyaknya kadar air yang
terkandungt dalam udara dan biasanya dinyatakan dalam prosentase. Kelembaban ini sangat
berhubungan dengan temperatur udara, kecepatan gerak udara dan radiasi panas yang sama-sama
mempengaruhi keadaan tubuh manusia pada saat menerima atau melepas panas dari tubuhnya.
Bilamana temperatur udara sangat panas dan kelembaban udara sangat tinggi, hal ini akan
menyebabkan pengurangan panas dari tubuh kita secara besar-besaran karena sistem evaporasi dan
pengaruh lainnya adalah akan mempercepat denyut jantung karena keperluan akan oksigen menjadi
meningkat.

Oleh karena itu disini para praktikan harus jeli melihat fungsi ruangan dan ketahanan tubuh manusia
terhadap tempertur dan kelembaban udara agar pekerja tidak perlu bekerja keras melekukan
penyesuaian terhadap lingkungan atau peralatan yang digunakan.

Temperatur ruangan dan kelembaban dapat mempengaruhi kenyamanan pekerja dalam menjalankan
tugasnya. Suhu yang tinggi akan diiringi oleh peningkatan kadar kelembaban sehingga pekerja cept
merasa lelah. Temperatur yang sesuai untuk pekerja adalah antara 20 - 25 0 C, sedangkan kadar
kelembaban yang memberikan kenyamanan bagi para pera pekerja adalah antara 45% - 75%.

Temperatur dan Unjuk Kerja Tugas Kognitif

Chart Title
6
Waktu kerja sebelum unjuk kerja

5
4
3
(dalam jam)
menurun

2
1
0
90°F 100°F 110°F 120°F
Axis Title

Suhu di Tempat kerja

Sejumlah besar penelitian yang dilakukan baik dilapangan maupun laboraturium menunjukkan bahwa
dua factor yang paling besar pengaruhnya terhadap pengaruh suhu ekstrim ditempat kerja adalah sifat
kerja yang dilakukan dan lamanya karyawan mengalami suhu ekstrim tersebut. Kebanyakan penelitian
tentang kerja mental atau kognitif menunjukkan, bahwa subyek yang melaksanakan pekerjaan demikian
dibawah pengaruh suhu tinggi yang berkepanjangan membuat lebih banyak kesalahan daripada subyek
yang bekerja dibawah suhu yang lebih rendah (misalnya Fine & Korbick, 1978).

Pekerjaan manual yang berat umumnya dilaksanakan lebih baik pada suhu udara yang sedikit lebih
sejuk. Rekomendasi spesifik untuk berbagai tugas kerja ditawarkan The American Society of Heating,
Refrigerating, and Air Conditioning Engieneers (ASHARE) dalam bukunya funda mentals handbook
(ASHARE, 1985). Rekomendasi ASHARE di dasarkan pada pengandaian bahwa suhu tempat kerja dapat
dikendalikan, tetapi tentu saja hal ini tidak selalu demikian. Banyak orang yang bekerja di luar ruangan.
Jika terjadi suhu yang ekstrim, baik kesehatan maupun prestasi kerja karyawan dapat mengalami
gangguan yang hebat, kecuali pengaruh fisiologikal yang mungkin terjadi dapat digantikan rotasi
pekerjaan atau waktu istirahat.

2. Kebisingan Di Tempat Kerja

Suara diciptakan oleh getaran yang menyebabkan gelombang berjalan keluar dari sumber getaran. Para
ilmuan mengukur kelombang ini dalam ukuran frekwensi dan intensitas, yang kemudian diartikan
sebagai nada (pitch) dan kenyaringan (loudness) oleh pendengarnya.

Kebisingan tempat kerja, seperti yang di temukan dipabrik dan kantor, dating dari perkakas, mesin-
mesin, dan orang-orang yang melaksanakan kerjaan. Kebisingan yang demikian sudah menjadi bagian
dari kerja disebagian besar organisasi, dan mengurangi kebisingan tersebut sudah lama menjadi
prioritas para insiyur teknik indrustri dan psikologi I/O yang berminat dalam bidang ini.

Selaput gendang akan mengalami kerusakan akibat kebisingan suara dengan intensitas melebihi 85 dB.
Efek lain yang dapat terjadi dari gangguan suara adalah naiknya tekanan darah, percepatan detak
jantung, pengerutan pembuluh darah kulit dan bertambahnya ketegangan syaraf. Klasifikasi kebisingan
yang bias ditolerir adalah sebagai berikut(3) :
1. 30 – 40 dB : sangat sunyi
2. 50 – 60 dB : agak sepi / mulai bising
3. 60 – 70 dB : bising
4. 70 dB : sangat bising

Dari penelitian diketahui bahwa penggunaan musik yang dikaitkan dengan irama kerja mampu
meningkatkan produktivitas. Selain itu musik dianggap mampu menjembatani kerja otak kiri dan kanan
serta membangkitkan daya imajinasi dan emosional manusia. Stress disebabkan karena organ otak
sebelah kiri bekerja terlalu berat bila dibanding dengan otak sebelah kanan. Akibatnya orang akan
menjadi gelisah, cemas, takut dan jantung berdetak keras. Ketidakseimbangan tersebut harus
dinormalkan kembali dan salah satu cara yang paling efektif adalah dengan mempergunakan musik.
3.Arsitektur Dan Penampilan

Rasa tertarik para psikolog I/O terhadap hubungan antara perilaku karyawan dan sikapnya dengan
berbagai macam ciri dari tata letak dan penampilan fisik lingkungan kerja adalah suatu hal yang relative
baru. Meskipun penyelidikan demikian belum membentuk bagian yang cukup besar dari literatur yang
berkaitan, tetapi mereka tampil dengan frekwensi yang besar. Beberapa penilaian yang di lakukan dalam
bidan ini di ringkaskan disini. Diskusi yang lebih rinci dapat ditemukan dalam review oleh Davis (1984).

Pertanyaan Penelitian : apa hubungan antara lamanya mengalami yang tinggi dan kehilangan
pendengaran?

Jenis Penelitian : pengamatan lapangan

Subyek : enam puluh tiga operator alat berat.

Variable :

 Lamanya mengalami kebisingan. Definisi operasi : Jumlah tahun dalam pekerjaan tersebut.
Intensitas kebisingan. Definisi operasi : tingkat frekwensi dari kebisingan peralatan.
 Kehilangan pendengaran karyawan. Definisi operasi : harga rata-rata kehilangan pendengaran
dalam decibel diatas hilangnya pendengaran normal yang disebabkan usia.

Tata Cara Umum : kehilangan pendengaran rata-rata dari karyawan diukur dan dianalisis dengan
lamanya waktu dipekerjaan dan tingkat kebisingan peralatan yang digunakan.
Hasil : hubungan antara tingkat kebisingan mesin dan harga rata-rata kehilangan pendengaran rata-rata
untuk tiga pekerja diperlihatkan dalam gambar dibawah ini

35
30
Karyawan dengan
25 masa kerja 19 tahun
20
15 Karyawan dengan
masa kerja 10-15
10 tahun
5
Karyawan dengan
0 masa kerja 20 tahun
atau lebih
Peningkatan Intensitas Kebisingan
4. Pembagian tempat kerja

Aspek kedua dari ciri arsitektur lingkungan kerja yang telah di selidiki adalah cara bagaimana ruangan
dibagi menjadi tempat kerja. Salah satu pilihan dari kemungkinan-kemungkinan yang ada adalah tiap
karyawan satu tempat, pilihan lain adalah kantor yang terbuka. Dalam tiga penelitian oleh Sundstrom,
Burt dan Kamp (1980) ada kesimpulan bahwa semua subyek penelitian tidak tergantung pada jenis
pekerjaanya, menyukai kantor tertutup yang tersendiri. Para penyelidik mendapatkan bahwa ruangan
perorangan yang secara fisik dan psikologis tersendiri.

Anda ingat bahwa kesimpulan berdasarkan analisi korelasi harus dilakukan dengan hati-hati. Penemuan
oleh Sundstrom dan koleganya tidak berdiri sendiri. Penelitian terus menemukan hubungan yang
positive antara adanya sekat kantor dan rasa tersendiri (privasi) dan kepuasan dengan keadaan kantor
(misalnya Oldham, 1988) karyawan yang bekerja dalam ruangan yang mempunyai sekat kemungkinan
besar menggunakan masa istirahat (coffee break) dikantor dan berinteraksi satu dengan yang lain.

5. Pengaturan Kantor

Cara bagaimana ruang pribadi diatur biasanya diserahkan kepada orang yang akan menempatinya. Para
ahli psikologi memiliki banyak bukti bahwa keputusan mengenai hal ini memperlihatkan kepada orang
lain mengenai orang yang menempatinya. Dalam satu penelitian mengenai reaksi mahasiswa terhadap
kantor fakultas, misalnya kesan persahabatan ditemukan berkaitan secara konsisten dengan pengaturan
meja terbuka (yaitu tidak ditempatkan berdempetan dengan dinding) (Morrow McElroy, 1981).

6. Warna dinding
Para psikolog telah lama memiliki minat mengenai pengaruh warna terhadap perilaku manusia. Implikasi
antar warna, perasaan dan prilaku manusia banyak dipraktekkan dalam berbagai aplikasi. Tempat kerja
yang memiliki resiko tinggi mendapat warna cat kuning dan kafetaria di cat hijau. Tempat kerja yang
modern sebaliknya, menggunakan sedikit atau tanpa warna didinding. Putih, putih pudar Tu kuning
muda adalah warna yang biasa digunakan, karena tidak mungkin mengganggu siapa saja dan mudah
mengecat kembali atau mengadakan sedikit perubahan. Terkecuali dari hal ini adalah penggunaan sandi
warna (colorur coding), yaitu penggunaan warna dinding untuk membedakan daerah kerja fungsionil,
departemen, atau pengelompokkan karyawan.

Sandi warna telah muncul untuk berbagai keadaan tahun-tahun terakhir ini. Pengarang telah mencatat
penggunaannya dalam kantor kelompok dokter, perusahaan pelayanan kredit, beberapa pusat
perawatan harian satu perusahaan asuransi dan sejumlah gedung universitas. Dalam satu sekolah bisnis
misalnya merah, kuning, biru dan putih membedakan daerah gedung yang digunakan oleh staff dan
fakultas akutansi, ekonomi, keuangan dan menejemen.

Pokok pikiran penggunaan sandi warna untuk gedung ada dua hal. Pertama mungkin membantu
identifikasi kelompok di antara karyawan. Kedua, mungkin memudahkan pelanggan, klien,
karyawan,atau pengunjung yang menemukan jalan dalam tempat kerja tersebut.
Selain bentuk, warna merupakan salah satu elemen penting dalam desain. Sebab sadar atau tidak, setiap
warna akan memberikan efek tersendiri bagi suatu desain dan juga yang melihat. Setiap warna, bahkan
hitam putih sekali pun mengandung arti dan makna tersendiri yang dapat menyampaikan suatu pesan
tertentu. Oleh karena itu, pengetahuan akan psikologi warna akan menjadi nilai plus bagi seorang
desainer.

Makna-makna dibalik warna berikut ini, diringkas dari creativebloq.com.

o Warna Merah
Arti makna warna merah; mengimplikasikan passion, energi, bahaya, agresi, kehangatan
dan panas. Penelitian menunjukkan bahwa warna merah bisa menstimulasi nafsu
makan, karena itulah banyak restoran atau produk makanan yang menggunakan warna
merah untuk logo mereka. Warna merah anak membuat logomu terlihat lebih dinamis.

o Warna Oranye
Arti makna warna oranye; sering dianggap sebagai warna dari inovasi dan pemikiran
modern. Warna ini juga mengandung arti muda, fun, serta keterjangkauan.

o Warna Kuning
Arti makna warna kuning; merupakan warna yang cerah, hangat dan bersahabat. Selain
merah, warna ini juga merupakan salah satu warna yang dapat menstimulasi nafsu
makan. Tetapi, kamu harus berhati-hati dalam pemakaiannya karena warna ini juga
mengandung konotasi negated seperti warna yang menandakan rasa pengecut dan juga
digunakan dalam rambu-rambu peringatan.

o Warna Hijau
Arti makna warna hijau; biasanya digunakan ketika ingin menonjolkan sifat natural dan
beradab dari suatu perusahaan. Warna ini juga memiliki arti lain seperti pertumbuhan
dan kesegaran, karenanya warna ini popular digunakan oleh produk-produk organik,
makanan vegetarian dan produk finansial.

o Warna Biru
Arti makna warna biru; adalah warna yang paling sering digunakan untuk logo
perusahaan. Warna ini menyiratkan profesionalisme, pemikiran yang serius, integritas,
ketulusan dan ketenangan. Biru juga diasosiasikan dengan otoritas dan kesuksesan.
Karena itulah warna ini populer digunakan oleh institusi financial dan badan
pemerintah.

o Warna Ungu
Arti makna warna ungu; mengesankan kemewahan dan royalty. Warna ini sejak lama
diasosiasikan dengan gereja, mengimplikasikan kebijaksanaan dan martabat. Sepanjang
sejarah yang ada, warna ini telah menjadi warna dari harta dan kekayaan.

o Warna Hitam
Arti makna warna hitam; memiliki makna ganda yang saling bertolak belakang. Di satu
sisi, ia menyiratkan kekuatan dan kecanggihan, tapi disisi lain ia diasosiasikan dengan
kejahatan dan kematian.

o Warna Putih
Arti makna warna putih; secara general dihubungkan dengan kemurnian, kebersihan,
kesederhanaan dan kenaifan. Pada prakteknya, logo berwarna putih akan selalu
membutuhkan bidang berwarna agar terlihat pada background putih. Oleh karena itu,
perusahaan biasanya akan membuat versi berwarna dari logo putih mereka agar dapat
digunakan pada background berwarna putih.

o Warna Coklat
Arti makna warna coklat; memiliki makna maskulin dan seringkali digunakan untuk
produk-produk yang berhubungan dengan alam terbuka dan aktivitas outdoors.

 Warna Merah Muda (Pink)


Arti makna warna merah muda (pink); dapat menjadi warna yang menyenangkan dan
menggoda, akan tetapi kesan feminin dari warna ini membuatnya sering dihindari
produk-produk yang tidak ditargetkan khusus untuk wanita.

Penting bagi seorang desainer grafis untuk mengetahui psikologi warna agar logo yang dihasilkan lebih
efektif dari segi tampilan dan efek yang ditimbulkan

Sumber lain menyebutkan http://ardimalaysia.tripod.com/Warna.htm

Psikologi Warna

Ahli fisiologi dan psikologi menjelaskan ada empat warna primer : merah, hijau, kuning dan biru.
Walaupun tidak diketahui secara pasti mengapa orang-orang menyukai warna dan kombinasi warna
tertentu. Tetapi yang jelas, setiap warna mempunyai karektor atau sifat ayng berbeza-beza. Bahkan
sejak dahulu warna diketahui mempunyai pengaruh terhadap manusia, namun baru belakangan ini
penggunaannya telah dimanfaatkan secara meluas dalam dunia otomotif, busana, permainan dan
sebagainya.

MERAH
Merah:
Warna ini melambangkan keadaan psikologi yang mengurangkan tenaga, mendorong makin cepatnya
denyut nadi, menaikkan tekanan darah dan mempercepat pernafasan. Warna ini mempunyai pengaruh
produktiviti,perjuangan,persaingan,keberahian.

1. Merah Terang :
Warna ini melambangkan kekuatan kemahuan atau cita-cita. Sifatnya : Agresif, Aktif, Eksentrik.
Pengaruhnya : Berkemahuan keras, penuh gairah, dominasi, jantan.

2. Merah Jambu :
Warna ini melambangkan romantisme, feminim. Warna ini mempunyai sifat menuntut dalam
kepasrahan,menggemaskan,jenaka.

BIRU
Warna ini melambangkan ketenangan yang sempurna. Mempunyai kesan menenangkan pada tekanan
darah, denyut nadi, dan tarikan nafas. Sementara semua menurun, mekanisme pertahanan tubuh
membangun organisme.

1. Biru Tua :
Warna ini melambangkan perasaan yang mendalam. Sifatnya : Konsentrasi, kooperatif, cerdas, perasa,
integratif. Pengaruhnya : Tenang, Bijaksana, Tidak Mudah Tersinggung, Ramai kawan.

2. Biru Muda :
Warna ini melambangkan keanjalan dari cita-cita. Sifatnya : Bertahan, Protektif, Tidak Berubah fikiran.
Pengaruhnya : Keras Kepala, Teguh, Sering Bangga Diri, Berpendirian tetap.

KUNING
Warna ini melambangkan kegembiraan. Warna ini mempunyai sifat : Leluasa dan santai, senang
menunda-nunda masalah. Berubah-ubah tapi penuh harapan, mempunyai cita-cita setinggi langit dan
semangatnya juga tinggi.

1.Kuning Terang :
Warna ini melambangkan sifat spontan yang eksentrik. Sifatnya : Toleran, Investigatif, Menonjol.
Pengaruhnya : Berubah-ubah sikap, berpengharapan, dermawan, tidak percaya.

HIIJAU
Warna ini melambangkan adanya suatu keinginan, ketabahan dan kekerasan hati. Mempunyai
kepribadian yang keras dan berkuasa. Warna ini mempunyai sifat : meningkatkan rasa bangga, perasaan
lebih superior dari yang lain. Orang yang menyukai warna ini umumnya senang dipuji, senang
menasihati orang lain.

ABU-ABU & HITAM


1. ABU-ABU :
Warna ini tidak menunjukkan erti yang jelas. Tidak terang dan sama sekali bebas dari kecenderungan
psikologi. Warna ini cenderung neutral.
2. HITAM :
Warna ini melambangkan kehidupan yang terhenti dan kerananya memberi kesan kehampaan,
kematian, kegelapan, kebinasaan, kerosakkan dan kepunahan.

COKLAT & UNGU


1. COKLAT :
Warna ini seringkali menunjukan ciri-ciri : suka merebut, tidak suka memberi hati, kurang toleran,
pesimis terhadap kesejahteraan dan kebahagian masa depan.

2. UNGU :
Warna ini adalah campuran warna merah dan biru yang melambangkan sifat Gempuran Keras yang
dilambangkan oleh warna biru. Perpaduan antara keintiman dan erotis atau menjurus pengertian yang
mendalam dan peka. Sifatnya sedikit kurang teliti tetapi selalu penuh harapan.

7. Catatan Penutup

Review kita mengenai penelitian tentang hubungan antara berbagai ciri arsitektur dari lingkungan kerja
dan perilaku kerja agak singkat, tetapi kami berharap dapat menarik perhatian anda. Ini merupakan
bidang penelitian yang relative baru, dan terus berkembang. Dalam salah satu penelitian baru-baru ini
mengenai variable-variabel ini, Oldham & Fried (1987) menemukan bahwa kombinasi kepadatan sosial,
gelapnya ruangan (fungsi dari warna dinding dan penerangan), jumlah sekat, jarak antar orang (jarak
antar meja) bertanggung jawab atas 24% varian keluar masuknya karyawan dan 30% varian kepuasan
kerja.

Sebagai tanggapan terhadap sejumlah pengaruh, pola distribusi jam kerja dinegara ini telah berkembang
secara berangsur menjadi suatu standar pengaturan yaitu delapan jam, lima hari seminggu. Organisasi
yang harus bekerja lebih dari delapan jam berurutan sehari biasanya dua atau lebih giliran (shift)
delapan jam. Namun akhir-akhir ini sejumlah variasi dari standar tersebut telah dibuat dan diterapkan.
DAFTAR PUSTAKA

DRS. Danuyasa A., Dipl. TEFL. Psikologi Industri atau Organisasi Modern: Edisi 2
CHAPANIS, A., and LINDENBAUM. L E. (1950). A reaction time study of four control-display linkages.
Human Factors, 1;1-7
DVORAK, A. (1943). There is a better typewriter keybord. National BusinessEducation Quarterly,
11:58:66
http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=52231

http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=52230

http://www.depkes.go.id/downloads/Ergonomi.PDFhttp://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s
&source=web&cd=15&ved=0CIUBEBYwDg&url=http%3A%2F%2Fxa.yimg.com%2Fkq%2Fgroups%2F1051
902%2F210393893%2Fname%2FErgonomi%2BComputer.pdf&ei=Iew0U4yQEYWyrAe42oGACA&usg=AF
QjCNGjAKsAgNDaZD8XVmvEaw4L-cjbpQ&sig2=swI0nG_xu-05fKE6wDDZeQ

http://www.ansn-indonesia.org/files/28.veronika.pdf

http://ardimalaysia.tripod.com/Warna.htm

http://www.depkes.go.id/downloads/Ergonomi.PDF

Journal :

http://journal.uii.ac.id/index.php/Teknoin/article/view/2111/1917

Anda mungkin juga menyukai