Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH POLIO

TUGAS KELOMPOK III

Nama Kelompok

Jumrah : 183112540120028

Kasmayanti : 183112540120029

Wina argiany : 183112540120033

Lili afrida ince : 183112540120035

UNIVERSITAS NASIONAL

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI SARJANAH TERAPAN

JAKARTA

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Virus polio dapat melumpuhkan bahkan membunuh virus ini menular
melalui air dan kotoran manusia. Sifatnya sangat menular dan selalu
menyerang anak balita. Dua puluh tahun silam, polio melumpuhkan 1.000 anak
tiap hari di seluruh penjuru dunia. Tapi pada tahun 1988 muncul gerakan
pemberantasan polio Global. Lalu pada tahun 2004, hanya 1,266 kasus polio
yang dilaporkan muncul diseluruh dunia. Umumnya kasus tersebut hanya
terjadi di enem negara kurang dari setahun ini, anggapan dunia bebas polio
sudah berakhir.

Pada awal maret 2005, indonesia muncul kasus polio pertama selama
satu dasa warsa. Artinya, reputasi sebagai negeri bebas polio yang disandang
selama 10 tahun pun hilang ketika seorang anak berusia 20 bulan di Jawa Barat
terjangkit penyakit ini. (Lebih lanjut baca”polio cerita dari Jawa Barat )
menurut analisa, virus tersebut dibawa dari sebelah utara Nigeria. Sejak itu
polio menyebar ke beberapa daerah di Indonesia dan menyerang anak-anak
yang tidak di imunisasi. Polio bisa mengakibatkan kelumpuhan dan kematian.
Virusnya cenderung menyebar dan menular dengan cepat apalagi di tempat-
tempat yang kebersihannya buruk.

Indonesia sekarang mewakili satu per lima dari seluruh penderita polio
secara global tahun ini. Kalau tidak dihentikan segerah, virus ini akan segerah
tersebar ke seluruh pelosok negeri dan bahkan ke negara-negara tetangga
terutama daerah yang anda cakupan imunisasinya masih rendah.
Indonesia merupakan Negara ke-16 yang dijangkiti kembali virus
tersebut. Banyak pihak khwatir tingginya kasus polio di indonesia akan
menjadikan indonesia menjadi pengekspor virus ke negara - negara lain,
khususnya di Asia Timur. Wabah polio yang baru saja terjadi di indonesia dapat
dipandang sebagai sebuah krisis kesehataan dengan implikasi global.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian polio
2. Jenis-jenis polio
3. Mekanisme penyebaran polio
4. Langkah pencegahan polio

C. Tujuan
Tujuan dari makala ini
1. Sebagai tugas mahasiswa
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui hal-hal yang berhubungan
dengan penyakit polio
BAB II

PEMBAHASAN

A. pengertian

Poliomielitis atau polio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh


yang disebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus
yang dinamakan poliovirus (PV) masuk ketubuh melalui mulut,
menginfeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan
mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan
kadang kelumpuhan (paralisis).

B. Gejala Kinik

Tanda klinik penyakit polio pada manusia sangat jelas. Sebagian


besar (90%) infeksi virus polio menyebabkan inapparent infection,
sedangkan 5% menampilkan gejala abortive infection, 1% nonparalytic,
dan sisanya menunjukan tanda klinik paralitik. Bagi penderita dengan
tanda klinik paralitik 30% akan sembuh, 30% menunjukan kelumpuhan
ringan, 30% menunjukan kelumpuhan berat, dan 10% menunjukan
gejala berat serta bisa menimbulkan kematian. Masa inkubasi biasanya
3-35 hari.

Penderita sebelum ditemukan vaksin terutama berusia di bawah 5


tahun. Setelah adanya perbaikan sanitasi serta penemuan vaksin, usia
penderita bergeser pada kelompok anak usia di atas 5 tahun.
C. Stadium akut

Sejak ada gejala klinis hingga dua minggu ditandai dengan suhu
tubuh meningkat, jarang terjadi lebih dari 10 hari, kadang disertai sakit
kepala dan muntah. Kelumpuhan terjadi dalam seminggu permulaan
sakit. Kelumpuhan itu terjadi akibat kerusakan sel-sel motor neuron di
medula spinalis (tulang belakang) oleh invasi virus. Kelumpuhan
tersebut bersifat asimetris sehingga menimbulkan deformitas
(gangguan bentuk tubuh) yang cenderung menetap atau bahkan
menjadi lebih berat. Sebagian besar kelumpuhan terjadi padaa tungkai
(78,6%), sedangkan 41,4% akan mengenai lengan. Kelumpuhan itu
berjalan bertahap dan memakan waktu dua hari hingga dua bulan.

D. Stadium subakut

(dua minggu hingga dua bulan) di taandai dengan menghilangnya


deman dalam waktu 24 jam atau kadang suhu tidak terlalu tinggi. Kadang itu
disertai kekakuan otot dan nyeri otot ringan. Kelumpuhan anggota gerak
yang layuh dan biasanya salah satu sisi. Stadium konvalescent (dua bulan
hingga dua tahun) ditandai pulihnya kekuatan otot lemah. Sekitar 50%-70%
fungsi otot pulih dalam waktu 6-9 bulan setelah fase akut. Kemudian setelah
usia dua tahun, di perkirakan tidak terjadi lagi perbaikan kekuatan otot.
Stadium kronik atau dua tahun lebih sejak gejala awal penyakit biasanya
menunjukan kekuatan otot yang mencapai tingkat menetap dan kelumphan
otot permanen.
E. Jenis Polio
1. Polio non-paraalisis
Polio non-paralisis menyebabkann demam, muntah, sakit perut, llesuh, dan
sensitif, terjadi kram otot pada leher dan punggung, otot terasa lembek jika
disentuh
2. Polio paralisis spinal
Strain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang, menghancurkan sel
tanduk anterior yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot
tungkai. Meskipun strain ini dapat menyebabkan kelumpuhan permanen,
kurang dari satu penderita dari 200 penderita akan mengalami kelumpuhan.
Kelumpuhan paling sering ditemukan terjadi pada kaki. Setelah virus polio
menyerang usus, virus ini akann diserap oleh pembuluh darah kapiler pada
dinding usus diangkut seluruh tubuh. Virus polio menyerang saraf tulang
belakaang dan saraf motorik yang mengontrol gerakan fisisk. Pada periode
inilah muncul gejala seperti flu. Namun, pada penderita yang tidak memiliki
kekebalan atau belum divaksinasi, virus ini biasanya akan menyerang seluruh
bagian batang saraf tulang belakang dan bataang otak. Infeksi ini akan
mempengaruhi sistem saraf pusat menyebar sepanjang serabut saraf. Seiring
dengan berkembang biaknya virus dalam sistem saraaf pusat, virus akan
menghancurkan syaraaf motorik. Syaraf motorik tidak memiliki kemampuan
regenerasi dan otot yang berhubungan dengannya tidak akan bereaksi
terhadap perintah dari sistem saraf pusat. Kelumpuhan pada kaki
menyebabkan tungkai menjadi lemas kondisi ini disebut acute flsccid
psrslysis (AFP). Infeksi parah pada sistem saraf pusat dapat menyebabkan
kelumpuhan padaa bataang tubuh dan otot pada toraks (dada) dan
abdomen (perut), disebut quadriplegia.
3. Polio bulbar
Polio jenis ini disebabkan ooleh tidak adanya kekebalan alami sehingga
batang otak ikut terserang. Batang otak mengandung syaraf motorik yang
mengatur pernapasan dan saraf kranial, yang mengirim sinyal ke berbagai
saraf yang mengontrol pergerakan bola mata; safar trigeminal daan saraf
muka yang berhubungan dengan pipi, kelenjar air mata, gusi, dan otot muka;
saraf auditori yang mengatur pendengaran, saraf glossofaringeal yang
membantu proses menelan dan berbagai fungsi di kerongkongan;
pergerakan lidah dan rasa, dan saraf yang mengirim sinyal ke jantung, usus,
paru-paru, dan saraf tambahaan yang mengatur pergerakan leher. Alat
bantu pernapasan, polio bulbar dapat menyebabkan kematian. Lima hingga
sepuluh persen penderita yang menderita polio bulbar akan meninggal
ketika otot pernapasan mereka tidak dapat bekerja. Kematian biasanya
terjadi setelah tejadi kerusakan pada saraf kranial yang bertugas mengirim
perintah bernapas ke paru-paru. Penderita juga dapat meninggal karena
kerusakan pada fungsi penelanan, korban dapat ‘tenggelam’ dalam
sekresinya sendiri kecuali dilakukan penyedotan atau diberi perlakuan
trakeostomi untuk menyedot cairan yang disekresikan sebelum masuk
kedalam paru-paru. Namun trakeostomi juga sulit dilakukan apabila
penderita telah menggunakan paru-paru besi (iron lung). Alat ini membantu
paru-paru yang lemah dengan cara menambah dan mengurangi tekanan
udara di dalam tabung. Kalau tekanan udara ditambah, paru-paru akan
mengempis, kalau tekanan udara dikurangi, paru-paru akan mengembang.
Dengan demikian udara terpompa keluar masuk paru-paru. Infeksi yang jauh
lebih parah pada otak dapat menyebabkan koma dan kematian.
Tingkat kematian karena polio bulbar berkisar 25-75% tergantung usia
penderita. Hingga saat ini, mereka yang bertahan hidup dari polio jenis ini
harus hidup dengan paru-paru besi atau alat bantu pernapasan. Polio bulbar
dan spinal sering menyerang bersamaan dan merupakan sub kelas dari polio
paralisis. Polio paralisis tidak bersifat permanen. Penderita yang sembuh
dapat memiliki fungsi tubuh yang mendekati normal.

F. Mekanisme penyebaran
Virus ditularkan infeksi droplet dari oral-faring (mulut dan tengorokan)
atau tinja penderita infeksi. Penularan terutama terjadi langsung dari
manusia ke manusia melalui fekal-oral (dari tinja ke mulut). Fekal-oral berarti
minuman atau makanan yang tercemar virus olio yang berasal dari tinja
penderita masuk ke mulut manusia sehat lainnya. Sementara itu, oral-oral
adalah penyebaran dari air liur penderita yang masuk ke mulut manusia
sehat lainnya.
Virus poolio sangat tahan terhadap alkohol dan lisol, namun peka
terhadap formaldehide dan larutan chlor. Suhu tinggi cepat mematikan virus,
tetapi pada keadaan beku dapat bertahan bertahun-tahun. Ketahanan virus
di tanah dan air sangat bergantung pada kelembapan suhu dan mikroba
lainnya. Virus itu dapat bertahan lama pada air limbah dan air permukaan,
bahkan hingga berkilo-kilometer dari sumber penularaan.
Meski penularan terutama akibat tercemarnya lingkungan oleh virus
polio dari penderita yang infeksius, virus itu hidup di lingkungaan terbatas.
Salah satu inaang atau mahluk hidup perantara yaang dapat dibuktikan
hingga saat ini adaalah manusia.
G. Pencegahan
Dalam World Health Assembly 1988 yang diikuti sebagian besar negra
di dunia, dibuat kesepakataan untuk melakukan eradikasi polio (Erapo)
tahun 2000. Artinya, dunia bebas polio pada 2000. Program Erapo pertama
yang dilakukan adaalah melakukan imunsasi tinggi dan menyeluruh.
Kemudian, diikuti pekan imunisasi nasional yang dilakukan Depkes 1995,
1996, dan 1997. Imunisasi polio yang harus diberikan sesuai rekomendasi
WHO adalah sejak lahir sebanyak 4 kali dengan interval 6-8 minnggu.
Kemudian, diulang usia 1,5 tahun, dan 15 tahun. Upaya ketiga adalah
survailance accute flaccid paralysis atau penemuan penderita yaang dicurigai
lumpuh lyuh pada usia di bawaah 15 tahun. Mereka harus diperiksa tinjanya
untuk memastikan karena polio atau bukan.
Tindakan lain adalah melakukan mopping-up yakni, pemberian
vaksinasi massal di daerah yang ditemukan penderita polio terhadap anak
usia di bawah lima tahun tanpa melihat status imunisasi polio sebelumnya.
BAB III
PENUTUP

I. Kesimpulan
a) Masih terdapat Negara-negara di dunia yaang mempunyai virus
polio liar yang akan menjadi ancaman bagi Negara-negara yang
rentan (cakupan imunisasi rendah).
b) Cakupan imunisasi polio masih belum merata di beberapa desa
c) Tiga factor resiko utama terjadinya KLB yaitu:
 Tingkat imunitas masyarakat rendah
 Sanitasi yang tidak baik
 Adanya kemudahan transportasi
II. Saran
 Meningkatkan komitmen politik dalam upaya kesehatan
masyarakat
 Meningkatkan kehandalan infrastruktur kesehatan
 Meningkatkan peran seluruh masyarakat, profesional maupun
media dalam mensukseskan upaya indonesia menghentikan
penyebaran virus polio.
Daftar pustaka

1. Wikipedia
2. http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=153

Anda mungkin juga menyukai