Anda di halaman 1dari 15

1.

Jawaban pertanyaan LO (Learning Objective)


A. IRK tentang sistem pencernaan
 Surat Al-A’raf Ayat 31

Terjemah Arti: Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap
(memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
 Surat Al-Ma’idah Ayat 88

Terjemah Arti: Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang
Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang
kamu beriman kepada-Nya.
 Surat Al-Baqarah Ayat 172

Terjemah Arti: Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki


yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada
Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.

B. Definisi sistem pencernaan


System pencernaan atau system gastrointestinal (mulai dari mulut sampai
anus) adalah system organ dalam manusia yang berguna untuk menerima
makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energy, menyerap zat-zat gizi
ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat
dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
C. Anatomi dan Fisiologi sistem Pencernaan
 Saluran pencernaan terdiri dari:
1. Mulut
Mulut merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan
air pada manusia. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir.
Bagian dalam mulut terdapat lidah, gigi, dan kelenjar ludah.
2. Tenggorokan (Faring)
Faring merupakan penghubung antara rongga mulut dan
kerongkongan. Di dalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel)
yaitu kelenjanr limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan
merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan
antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya di belakang rongga
mulut dan rongga hidung, di depan ruas tuang belakang.
3. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung berotot pada vertebrata yang dilalui
sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung.
Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses
peristaltic. Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang
belakang.
Menurut histologi. Esofagus dibagi menjadi tiga bagaian:
 Bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)
 Bagian tengah (campuranm otot rangka dan otot halus)
 Serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).
4. Lambung (Ventrikulus)
Lambung berupa satu kantong yang terletak di bawah sekat rongga
badan. Lambung dapat dibagi menjadi tiga daerah, yaitu daerah kardia,
fundus, dan pylorus. Kardia adalah bagian atas, daerah pintu masuk
makanan dari kerongkongan. Fundus adalah bagian tengah, bentuknya
membulat. Pylorus adalah bagian bawah, daerah yang berhubungan
dengan usus duabelas jari (duodenum).
Dinding lambung tersusun ,enjadi empat lapisan, yakni mucosa,
submucosa, muscularis, dan serosa. Mucosa ialah lapisan dimana sel-
sel mengeluarkan berbagai jenis cairan, seperti enzim, asam lambung,
dan hormone. Submucosa ialah lapisan dimana pembuluh darah arteri
dan vena dapat ditemukan untuk menyalurkan nutrisi dan oksigen ke
sel-sel perut sekaligus untuk membawa nutrisi yang diserap, urea, dan
karbon dioksida dari sel-sel tersebut. Muscularis adalah lapisan otot
yang membantu perut dalam pencernaan mekanis. Lapisan ini dibagi
menjadi 3 lapisan otot, yakni otot melingkar, memanjang, dan
menyerong. Kontraksi dari ketiga macam otot tersebut mengakibatkan
gerak peristaltic (gerak menggelombang) yang menyebabkan makanan
dalam lambung diaduk-aduk. Lapisan terluar serosa berfungsi sebagai
lapisan pelindung lambung. Sel-sel di lapisan ini mengeluarkan sejenis
cairan untuk mengurangi gaya gesekan yang terjadi antara perut
dengan anggota tubuh lainnya.
Di lapisan mucosa terdapat 3 jenis sel yang berfungsi dalam
pencernaan yaitu:
1. Sel goblet (goblet cell), sel goblet berfungsi memproduksi mucus
atau lendir untuk menjaga lapisan terluar sel agar tidak rusak
karena enzim pepsin dan asam lambung.
2. Sel parietal (parietal cell), sel parietal berfungsi memproduksi asam
lambung [Hydrochloric acid] yang berguna mengaktifkan enzim
pepsin.
3. Sel chief (chief cell), sel chief berfungsi memproduksi pepsinogen,
yaitu enzim pepsin dalam bentuk tidak aktif. Bentuk tidak aktif
enzim tersebut diproduksi supaya tidak mencerna protein yang
dimiliki oleh sel tersebut yang dapat menyebabkan kematian pada
sel tersebut.

Di bagian dinding lambung sebelah dalam terdapat kelenjar-kelenjar


yang menghasilkan getah lambung. Getah lambung mengandung asam
lambung (HCI), pepsin, musin, dan renin. Asam lambung berperan
sebagainpembunuh mikroorganisme dan mengaktifkan enzim
pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin merupakan enzim yang merubah
protein menjadi molekul yang lebih kecil. Musin merupakan mukosa
protein yang melicinkan makanan. Renin merupakan enzim yang
berperan mengubah kaseinogen menjadi kasein. Kasein digumpalkan
oleh Ca2+ dari susu sehingga dapat dicerna oleh pepsin. Tanpa adanya
renin susu yang berwujud cair akan lewat begitu saja di dalam
lambung dan usus tanpa sempat dicerna.

5. Usus halus
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang
terletak di antara lambung dan usus besar. Pada usus dua belas jari
terdapat dua muara saluran yaitu dari pancreas dan kantung emepedu.
Usus halus terdiri dari tiga bagian, yaitu:
1) Usus dua belas jari (duodenum)
Usus dua belas jari terletak setelah lambung setelah lambung dan
menghubungkannya ke usus kosong. Usus dua belas jari
merupakan bagian terpendek dari usus halus. Secara histologis,
terdapat kelenjar Brunner yang menghasilkan lendir. Dinding usus
dua belas jari tersusun atas lapisan yang sangat tipis yang
membentuk mukosa otot.
2) Usus kososng (jejunum)
Usus kosong adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus
dua belas jari dan usus penyerapan. Pada orang dewasa, panjang
seluruh usus halus antara 2-8 m, 1-2 m adalah bagian usus kosong.
Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh
dengan mesentreium.
Permukaan dalam usus kosng berupa membrane mucus dan
terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus.
Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yaitu
berkurangya kelenjar Brunner. Secara histologis pula dapat
dibedakan dengan usus penyerapan, yaitu sedikitnya sel goblet dan
plak peyeri. Agak sulit membedakan usu kosong dan usus
penyerapan secara maksroskopik.
3) Usus penyerap (ileum)
Usus penyerapan adalah bagian yterakhir dari usus halus. Pada
system pencernaan manusia, ini memiliki panjang sekitar 2-4 m
dan terletak setelah duodenum dan jejenum, dan dilanjutkan oleh
usu buntu. Ileum memiliki Ph antara 7 dan 8 (netral atau sedikit
basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam
empedu.
Enzim yang dihasilkan usus halus:
 Enterokinase, mengaktifkan enzim trypsinogen pancreas
menjadi tripsin yang kemudian mengurai protein dan peptide
yang lebih kecil
 Aminopeptidase, Tetrapeptidase, dan dipeptidase yang
mengurai peptidase menjadi asam amino bebas
 Maltase, isomaltase, lactase, dan sukrase yang memecah
disakarida maltisa, laktosa, dan sukrosa menjadi monosakarida
 Lipase usus yang memecah monogliserida menjadi asam lemak
dan gliserol
 Erepsin menyempurnakan pencernaaan protein menjadi asam
amino
 Lactase, mengubah lactase menjadi monosakarida
 Maltose, mengubah maltose menjadi monosakarida
 Sukrosa, mengubah sukrosa menjadi monosakarida
6. Usus besar
Usus besar adalah bagian antar usus buntu dan rectum. Fungsi utama
organ ini adalah menyerap air dari feses. Pada mamalia, kolon terdiri
dari:
1. Cecum, yaitu kantong buntu yang bersambung dengan kolon
menanjak, terletak pada fossa iliaca dekstra.
2. Appendix vermiformis, yaitu pipa buntu dengan panjang 3-10 cm,
yang bentuknya seperti cacing.
3. Kolon menanjak (ascending), panjangnya 12-20 cm
4. Kolon melintang (transverse), panjangnya 40-50 cm, bagian
posteriornya digantung oleh mesocolon transversum.
5. Kolon menurun (descending), terbentang dari flexura coli sinistra
sampai colon sigmoideum pada fossa iliaca sinistra.
6. Kolon sigmoid, panjangnya 15-50 cm. penggantungnya mesocolon
sigmoideum.
7. Rectum, yaitu mulai dari batas colon sigmoid, dengan panjang 12
cm. berfungsi menyimpan feses sementara.
8. Canalis analis, yaitu bagian terakhir tractus digestivus yang
berakhir sebagai anus pada perineum. Pada dindingnya terdapat
musculus sphincter ani externus dan musculus sphincter ani
internus.
Fungsi usus besar yaitu:
• Menyimpan dan eliminasi sissa makanan
• Menjaga kesimbangan cairan dan elektrolit dengan cara
menyerap air
• Mendegradasi bakteri
 System pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak di luar saluran
pencernaan, yaitu:
1. Pancreas
Pancreas adalah organ pada system pencernaan yang memiliki dua
fungsi utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa
hormone penting seperti insulin. Pancreas yerletak pada bagian
posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum.
Pancreas terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu:
• Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
• Puylau pancreas, menghasilkan hormon
Pancreas melepaskan enzim pencernaan ke duodenum dan melepaskan
hormone ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pancreas akan
mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah
protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh
dandilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika
telah mencapai saluran pencernaan. Pancreas juga melepaskan
sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi
duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.
Hasil sekresi dan komposisis cairan pancreas:
• Enzim proteolitik pancreas (protase)
⁃ Trypsinogen
⁃ Kimotripsin
⁃ karboksipeptidase
• Lipase pancreas
• Amilase pancreas
• Ribonuclease dan deoksiribonuklease
2. Hati
Hati terbagi atas 2 lapisan utama yaitu:
1. Permukaan atas berbentuk cembung, terletak di bawah diafragma
2. Permukaan tidak rata dan memperlihatkan lekukan fisura
transfersus dan fisura longitudinal yang memisahkan belahan
kanan dan kiri. Di bagian atas hati selanjutnya dibagi menjadi 4
lobus yakni lobus kanan, kiri, caudate, dan quadratus.

Fungsi hati:

• Sekresi: hati memproduksi empedu yang berperan dalam


emulsifikasi dan absorbs lemak serta menghasilkan enzim
glikogenik yang mengubah glukosa dan glikogen.
• Metabolisme:
a. Mempertahankan homeostatic gula darah
b. Menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen dan mengubah
menjadi glukosa kembali bila diperlukan tubuh
c. Mengurai protein dari sel-sel tubuh dan sel darah merah
yang rusak dan hasilnya berupa urea dari asam amino
berlebih dan sisa nitrogen. Ureum yang dihasilakan akan
dikeluarkan melalui ginjal
d. Mensintesis lemak dari karbohidrat dan protein
• Penyimpanan:
a. Menyimpan glikogen, lemak, vitamin A,D,E,E,K dan zat
besi berupa ferritin
b. Mengubah zat makanan yang diabsorbsi dari usus dan
disimpan di suatu tempat dalam tubuh
• Detoksifikasi:
a. Menginaktivasi hormone dan detoksifikasi toksin dan obat
serta memfagositosis eritrosit dan zat asing yang
terdisintegrasi dalam darah
b. Mengubah zat buangan dan bahan racun untuk disekresi
dalam empedu dan urin
• Membentuk dan menghancurkan sel-sel darah merah selama 6
bualn masa kehidupan fetus yang kemudian diambil alih oleh
tulang belakang.
3. Kandung empedu
Kandung empedu adalah organ berbentuk buah pir yang dapat
menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses
pencernaan. Pada manusia, panjang kandung emepedu adalah sekitar
7-10 cm dan berwarna hijau gelap-bukan karena warna jaringannya,
melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini
terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalu saluran
empadu.
Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:
• Membantu pencernaan dan penyerapan lemak
• Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh,
terutama haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel
darah merah dan kelebuhan kolesterol.
 Sistem pencernaan juga meliputi kelenjar-kelenjar, yaitu:
1. Kelenjar ludah
Kelenjar ludah adalah kelenjar majemuk bertandan, yang berarti terdiri
dari gabungan kelompok alveoli berbentuk kantong dan membentuk
lubang-lubang kecil. Saluran-saluran dari setiap alveolus bersatu untuk
membentuk saluran yang lebih besar yang mengantar sekretnya ke
saluran utama dan melalui ini secret dituangkan ke dalam mulut.
2. Kelenjar parotis
Kelenjar parotis adalah kelenjar yang terbesar. Satu terletak di sebelah
kiri dan satu di sebelah kanan dan terletak agak di bawah telinga.
Sekretnya dikeluarkan ke mulut lewat saluran Stensen, yang bermuara
di pipi sebelah dalam, berhadapan dengan geraham dua atas.
3. Kelenjar submandibularis
Kelenjar ini berukuran lebih kecil dari kelenjar parotis. Kelenjar ini
terletak di kedua sisi tulang rahang, dan berukuran kira-kira sebesar
buah kenari. Sekretnya dituangkan ke mulut melalui saluran Wharton,
yang bermuara di dasar mulut dekat frenulum linguae.
4. Kelenjar sublingualis
Merupakan kelenjar ludah terkecil yang terletak di bawah lidah di
sebelah kanan dan kiri frenulum linguae dan menuangkan sekretnya
melalui beberapa saluran kecil, fungsi kelenjar ini juga membantu pada
saat proses pencernaan, makanan yang masuk akan tercampur kelenjar
sehingga memudahkan makanan untuk ditelan.

D. Mekanisme sistem Pencernaan


Pencernaan berlangsung secara mekanik dan kimia, meliputi proses sebagai
berikut:
1. Ingesti
Ingesti adalah suatu proses masuknya makanan dan cairan dari
lingkungan ke dalam tubuh melalui proses menelan baik melalui
koordinasi gerakan volunter dan involunter.Tahap pertama adalah
koordinasi otot lengan dan tangan membawa makanan ke mulut.
2. Mastikasi
Terjadi proses mengunyah yaitu proses penyederhanaan ukuran makanan
yang melibatkan gigi,otot mulut, gusi dan lidah. pemotongan dan
penggilingan, dilakukan oleh gigi, kemudian bercampur dengan saliva
sebelum ditelan.
3. Peristaltis
Tahap selanjutnya setelah makanan dikunyah adalah proses menelan,
merupakan bergeraknya makanan dari mulut ke esofagus menuju
lambung.Proses ini terjadi secara refleks akibat penekanan pada bagian
faring membentuk gelombang kontraksi otot polos involunter yang
menggerakkan makanan tertelan melalui saluran pencernaan.
4. Digesti
Merupakan rangkaian kegiatan fisik dan kimia pada makanan yang di
bawa kedalam lambung dan usus halus. Pada proses ini terjadi
penyederhanaan ukuran makanan dengan hidrolisis kimia (penguraian)
molekul besar menjadi molekul kecil sehingga dapat di absorbsi oleh
intestinal.
Proses digesti protein,lemak dan karbohidrat:
 Digesti Karbohidrat: Proses dimulai pada mulut,dibantu oleh
enzim ptialin yang mengubah amilum menjadi maltosa.Proses
dibantu oleh enzim amilaseyang dihasilkan pankreas.Lalu proses
ini dilakukan di usus halus melalui proses mekanik dan kimiawi.
 Digesti protein:Pada digesti protein di lambung, terjadi
pengubahan protein menjadi pepton oleh enzim pepsin. Pepton
kemudian didigesti lagi menjadi peptida yang lebih kecil di
duodenum oleh enzim tripsin yang di hasilkan pankreas.Peptida
didigesti lagi menjadi asam amino yang siap untuk diabsorbsi
 Digesti Lemak : Pada proses awal digesti lemak, lemak tersebut
diemulsi di lambung,lalu diurai menjadi asam lemak dan gliserol
oleh enzim lipase yang dihasilkan pankreas. Hasil penguraian
akan diabsorbsi di usus.
5. Absorbsi
Absorbsi merupakan proses nutrien diserap usus melalui saluran darah
dan getah bening menuju ke hepar .Di lambung hanya terjadi absorbsi
alkohol, pada usus halus terjadi proses utama yaitu 90% dari nutrien yang
sudah dicerna dan sedikit absorbsi air.
Secara spesifik, absorpsi yang terjadi di usus halus adalah:
⁃ Pada usus halus bagian atas mengabsorbsi vitamin yang larut
dalam air,asam lemak,dan gliserol,natrium,kalsium.Fe,serta
klorida.
⁃ halus bagian tengah mengabsorbsi monosakarida,asam amino,dan
zat lainnya.
⁃ Usus halus bagian bawah mengabsorbsi garam empedu dan
vitamin B12.
Absorpsi air paling banyak dilakukan pada kolon.
6. Egesti (defekasi)
Defekasi adalah proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna, juga
bakteri dalam bentuk feses keluar dari saluran pencernaan.
Refleks dalam Proses Defekasi
1) Refleks Defekasi Intrinsik
Berawal dari feses yang masuk rektum sehingga terjadi distensi
rektum, yang kemudian menyebabkan rangsangan pada fleksus
mesenterika dan terjadilah gerakan perilstaltik.
Feses tiba di anus, secara sistematis spingter interna relaksasi maka
terjadilah defekasi
2) Refleks Defekasi Parasimpatis
Feses yang masuk ke rektum akan merangsang saraf rektum yang
kemudian diteruskan ke spinal cord.
Dari spinal cord kemudian dikembalikan ke kolon desenden, sigmoid
dan rektum yang menyebabkan intensifnya peristaltik, relaksasi
spinter internal, maka terjadilah defekasi.
Dorongan feses juga dipengaruhi oleh :
⁃ Kontraksi otot abdomen
⁃ Tekanan diafragma
⁃ Kontraksi otot elevator
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi system pencernaan
1. Pola makan
Makan secara teratur sangat penting untuk menjaga fungsi organ
pencernaan agar tetap baik dan sehat. Saat pencernaan dibiarkan kosong
terlalu lama menyebabkan terjadinya gangguan pada pencernaan.
Asupan yang seimbang harus mengandung zat gizi karbohidrat, protein,
vitamin dan mineral yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Ketika
seseorang yang rajin menkonsumsi sayur dan buah-buahan yang
mencukupi bagi tubuh, demikian juga asupan karbohidrat dan protein
mencukupi bagi tubuh.
Mengkonsumsi serat yang cukup, yaitu sekitar 25 gram serat pada setiap
harinya. Karena serat dapat membantu kerja usus besar menjadi baik dan
teratur, sehingga dengan begitu pola BAB juga akan teratur.
2. Stres
Lambung dan usus memiliki saraf yang langsung terhubung ke otak.
Bahkan 95% serotonin tubuh atau hormon yang mengatur suasana hati
ditemukan di sistem pencernaan. Oleh karena itu ketika stres, maka terjadi
gangguan di pencernaan yang mampu menutup aliran darah ke sistem
pencernaan, mengganggu kontraksi organ pencernaan dan mengurangi
sekresi enzim pencernaan.
3. Olahraga teratur
Manfaat olah raga bagi sistem pencernaan yang telah terdokumentasikan
dengan baik adalah gerakan usus yang lebih baik yang membantu
mengatasi sembelit, penggunaan energi yang meningkat yang dapat
membantu mengurangi timbunan lemak pada hati, pelepasan endorphin
selama olah raga meningkatkan rasa sehat dan bahagia serta memperbaiki
suasana hati, dan perbaikan pada sensitivitas insulin, yang dapat
membantu orang yang memiliki kondisi perlemakan hati.
Meski demikian, olah raga, khususnya dalam bentuk aktivitas yang berat
atau menguras tenaga, dapat menyebabkan penggunaan otot-otot perut
secara berulang di daerah perut, yang kemudian memberikan tekanan pada
saluran pencernaan, termasuk lambung, usus halus dan besar. Tekanan
tersebut dapat memperparah kondisi pencernaan tertentu.
4. Cukup cairan
Kekurangan cairan dapat mengakibatkan proses pencernaan terganggu.
Usus tidak dapat menyerap nutrisi dari makanan dengan sempurna. Minum
air putih setidaknya 2 liter setiap hari dapat menyehatkan pencernaan dan
mengurangi sembelit dan kembung.
5. Cukup tidur
Seseorang yang yang kekurangan waktu tidur, meskipun ia akan tidur pada
pagi harinya tidaklah baik karena saat pagi hari sangat baik untuk
beraktifitas. Sehingga, kebiasaan kurang tidur membuat imun dan
metabolisme tubuh menjadi terganggu, yang akhirnya tubuh akan rentan
terkena penyakit termasuk gangguan pencernaan.
6. Kebersihan
Gangguan pencernaan seperti diare sering terjadi karena kurangnya
kebersihan makanan dan minuman konsumsi, dan juga karna
ketidakbersihan dari tangan.

F. Gangguan system pencernaan serta cara mencegah dan mengatasinya


1. Xerostomia
Xerostomia adalah penyakit pada rongga mulut yang di tandai dengan
rendahnya produksi air ludah. Pada seorang penderita xerostomia mulut
akan terlihat sangat kering dan makanan tidak tercerna dengan baik.
Xerostomia dapat di sebabkan oleh adanya gangguan pada pusat ludah,
saraf pembawa rangsang ludah, ataupun perubahan komposisi faal
elektrolit ludah.
Untuk mencegah dan mengatasi xerostomia dapat dilakukan dengan:
 Minum air putih yang cukup
 Tidak merokok
 Menjaga kebersihan gigi dan mulut
 Berkumur (disarankan dengan obat kumur mengandung xylitol
yang membantu merangsang air liur)
2. Parotitis
Parotitis atau gondong biasanya terjadi karena infeksi pada kelenjar ludah
di bawah telinga. Hal ini mengakibatkan kelenjar ludah menjadi membesar
atau membengkak.
Karena penyakit ini disebabkan oleh virus paramyxovirus, maka
pencegahannya dapat dilakukan dengan vaksin, selain itu menerapkan pola
hidup sehat, seperti mengurangi makanan tinggi garam dan gula, makanan
bergoreng dan santan, berolahraga rutin dan istirahat cukup.
Untuk mengobati penyakit ini dapat dengan istirahat yang cukup, minum
banyak air putih, serta pemilihan makanan yang tepa. Makanan yang tepat
dapat menurunkan risiko komplikasi dari gondongan dan mempercepat
proses penyembuhan.
3. Pankreasitis
Pankreatitis adalah radang pada kelenjar pankreas yang terjadi dengan dua
bentuk yang sangat berbeda yaitu akut dan kronis. Dalam kasus
pankreatitis akut, demam juga bisa terjadi dan gejalanya biasanya hilang
dalam beberapa hari. Dalam kasus pankreatitis kronis, kelebihan lemak
tinja dan diare juga bisa terjadi. Komplikasi yang dapat muncul adalah
infeksi, pendarahan, diabetes melitus atau permasalahan organ lainnya.
Cara mencegah dan mengobati pankreasitis adalah dengan tidak
menkonsumsi alcohol, tidak merokok, makan makanan yang rendah
lemak, dan membatasi asupan serat dalam sekali makan, karena terlalu
banyak serat dapat menyebabkan enzim pencernaan bekerja kurang efektif.
4. Ulkus
Tukak lambung atau ulkus biasanya di tandai dengan adanya luka-luka
pada bagian permukaan lambung. Biasanya penyakit gestritis yang tidak
segera di tangani akan mengakibatkan tukak lambung. Sebagian besar
tukak lambung di sebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori.
Penyakit ini biasanya hidup berkoloni dan menginfeksi pada bagian
lapisan mukosa lambung sehingga mengganggu fungsinya sebagai
pelindung. Akibatnya akan terjadi peradangan hebat pada lambung yang
yang kadang-kadang di sertai dengan perdarahan.
Untuk mencegah ulkus adalah menghindari alcohol, tidak merokok,
menghindari makanan yang dapat mengiritasi lambung seperti makanan
pedas, makanan berlemak, jeruk asam, juga suplemen zat besi.
5. Gestritis
Gestritis adalah peradangan atau pembengkakan pada mukosa lambung.
Gestritis dapat di sebabkan oleh berbagai faktor yaitu iritasi, infeksi dan
ketidakteraturan dalam pola makan misalnya seperti makan terlambat atau
makan terlalu banyak dan memakan makanan yang banyak mengandung
bumbu pedas. Faktor tersebut dapat mengakibatkan ketidakseimbangan
zat-zat yang di hasilkan oleh lambung. Apabila terjadi ketidakseimbangan
di antara faktor-faktor tersebut misalnya asam yang berlebihan atau mukus
yang berkurang dapat mengakibatkan iritasi pada dinding lambung
sehingga bisa terjadi peradangan.
Cara mencegah dan mengatasi gastritis adalah dengan tidak merokok,
tidak mengkonsumsi alcohol, menerapkan pola makan sehat seperti makan
sedikit-sedikit tapi sering dan makan masakan yang matang, cuci tangan
sebelum makan untuk menghindari infeksi, serta tidak mengkonsumsi obat
tanpa izin dokter.
6. Apendisitis
Apendisitis adalah terjadinya perdangan atau infeksi pada umbai cacing
(Apendiks). Dalam kasus ringan biasanya penyakit ini bisa di sembuhkan
tanpa perawatan, tetapi sebagian besar kasus ini memerlukan laparotomi
dengan pemotongan umbai cacing yang terinfeksi. Apabila tidak terwat
penyakit ini akan mengkibatkan kematian kepada pengidap penyakit
tersebut. Hal tersebut dikarenakan terjadi peritonitis yaitu peradangan pada
selaput perut (peritoneum) dan shock ketika umbai cacing yang terinfeksi
hancur.
7. Diare
Diare merupakan penyakit yang merangsang para penderitanya untuk uang
air besar secara terus menerus. Selain itu fase yang di keluarkan masih
banyak mengandung air yang berlebihan. Kelainan sistem pencernaan ini
bisa di akibatkan karna infeks bakteri maupun protozoa pada usus besar.
Akibat infeksi tersebut proses penyerapan air di usus besar terganggu
sehingga fase menjadi encer atau cair. Diare dalam waktu lama dapat
mengakibatkan hilangnya air dan garam-garam mineral shingga dapat
mengakbatkan dehidrasi.
Upaya pencegahan diare tergantung kepada kedisiplinan seseorang dalam
menjaga kebersihan makanan dan minuman. Dengan menerapkan
kebiasaan bersih, seseorang dapat terhindar dari virus atau mikroorganisme
lain yang dapat menyebabkan diare. Seperti mencuci tangan sebelu dan
setelah makan, memakan masakan yang matang, dan minum air yang
matang.
8. Konstipasi
Konstipasi atau yang biasanya di sebut dengan sembelit terjadi karena
adanya penyerapan air yang berlebihan pada ssai makanan di usus besar.
Akibatnya feses menjadi kering dan keras sehingga sulit untuk
dikeluarkan.kelainan sistem pencernaan ini dapat di sebabkan oleh
kebiasaan sering menahan buang air besar, emosi seperti perasaan takut
atau cemas, terlalu banyak mengonsumsi daging, serta kurang
mengonsumsi makan yang banyak mengandung serat.
Untuk mencegah dan mengatasi sembelit adalah jangan melewatkan
makan, tambahan asupan serat perlahan, menggunakan pencahar terutama
yang alami sepeti susu, jus prune, konsumsi gandum, banyak minum air,
dan berolahraga.

DAFTAR PUSTAKA

Judha, Mohamad. 2016. Rangkuman Sederhana Anatomi dan Fisiologi Untuk Mahasiswa
Kesehatan.Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Syaifuddin. 2013. Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta:
Salemba
Medika.
Pelajaran.co.id. (2015, 26 Juni). 8 Gangguan Sistem Pencernaan dan Cara Mengatasinya.
Diakses pada 12 Oktober 2019, melalui https://www.pelajaran.co.id/2015/26/8-
gangguan-sistem-pencernaan-dan-cara-mengatasinya.html.
Joseph, Novita. (2017, 14 Maret). 15 Penyakit dan Gangguan yang Paling Sering Menyerang
Sistem Pencernaan. Diakses pada 12 Oktober 2019, melalui
https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/penyakit-gangguan-sistem-pencernaan-
umum/.
Reinha.com. (2017, 10 Desember). Lima Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Pencernaan.
Diakses pada 12 Oktober 2019, melalui https://www.reinha.com/2017/12/lima-faktor-
yang-mempengaruhi-kesehatan-pencernaan/.
Bonnels.id. (2018, 21 Desember). Cara yang Efektif untuk Menjaga Kesehatan Organ.
Pencernaan. Diakses pada 12 Oktober 2019, melalui https://bonnels.id/blog/cara-
yang-efektif-untuk-menjaga-kesehatan-organ-pencernaan/.
Swari, Risky Candra. (2016, 8 Januari). Apa itu xerostomia?. 5 Cara Efektif Mencegah
Pankreatitis Agar Tubuh Tetap Sehat dan Aktif https://hellosehat.com/penyakit/mulut-
kering-xerostomia/.
Setiaputri, Karinta Ariani. (2018, 19 Agustus). 5 Pilihan Cara Mengobati Gondongan yang
Manjur. Diakses pada 12 Oktober 2019, melalui https://hellosehat.com/hidup-
sehat/tips-sehat/pilihan-cara-mengobati-gondongan/.
Andini, Widya Citra. (2019, 29 Januari). 5 Cara Efektif Mencegah Pankreatitis Agar Tubuh
Tetap Sehat dan Aktif. Diakses pada 12 Oktober 2019, melalui
https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/cara-mencegah-pankreatitis/.
Samiadi, Lika Aprilia. (2016, 31 Oktober). Cara Mengatasi Ulkus Lambung. Diakses pada 12
Oktober 2019, melalui https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/nyeri-kronis/cara-
mengatasi-ulkus-lambung/.
Joseph, Novita. (2016, 22 September). Apa Itu Gastritis?. Diakses pada 12 Oktober 2019,
melalui https://hellosehat.com/penyakit/gastritis-adalah-radang-lambung/.
Alodokter.com. (2017, 23 Agustus). Pencegahan Diare. Diakses pada 12 Oktober 2019,
melalui https://www.alodokter.com/diare/pencegahan.
Kompas.com. (2015, 16 November). 10 Cara Mengatasi dan Mencegah Sembelit. Diakses
pada
12 Oktober 2019, melalui
https://lifestyle.kompas.com/read/2015/11/16/193348623/10.Cara.Mengatasi.dan.Men
cegah.Sembelit?page=all.
Megawati, Cantik. (2014, 7 Februari). SISTEM DIGESTIVUS(proses pencernaan). Diakses
pada 12 Oktober 2019, melalui http://cantikmegawati.blogspot.com/2014/02/sistem-
digestivusproses-pencernaan.html.
Kusumaningrum, Febrianti Diah. (2015, 21 Februari). Stres mampu sebabkan 7 gangguan
pencernaan ini. Diakses pada 12 Oktober 2019, melalui
https://www.merdeka.com/sehat/stres-mampu-sebabkan-7-gangguan-pencernaan-
ini.html.

Anda mungkin juga menyukai