Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Resiko yang terjadi dimasa depan dalam kehidupan seseorang dapat muncul

berupa kecelakaan, sakit, resiko di berhentikan dalam pekerjaannya bahkan resiko

kematian. Resiko tersebut yang dihadapi harus setidaknya ditanggulangi sehingga

tidak menimbulkan kerugian yang sangat besar.

Pengurangan resiko yang tidak di harapkan dan tidak diinginkan dimasa depan

atau dimasa yang akan datang, dapat diatasi dengan dilakukan pertanggungan atau

asuransi. Hukum pertanggungan atau hukum asuransi ini muncul, akan mengikatkan

diri untuk mengganti sebuah kerugian yang dilandaskan dan didasari atas perjanjian

hubungan timbal balik antara penanggung dengan penutup asuransi. Hal tersebut akan

memberikan jaminan rasa aman bagi seseorang dalam menghadapi sebuah resiko

kegiatan.

Oleh karena itu, penulis tertarik memilih permasalahan mengenai hukum

asuransi tersebut untuk dipelajari, dijabarkan dan dijelaskan dalam makalah ini, untuk

itu penulis mengangkatnya dalam sebuah judul “HUKUM ASURANSI”


B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari Asuransi ?

2. Bagaimana tujuan dan manfaat dari Asuransi ?

3. Bagaimana penggolongan jenis jenis Asuransi dan Polis Asuransi ?

4. Bagaimana terjadinya dan berakhirnya Asuransi?


BAB II

HUKUM ASURANSI

A. Pengertian Asuransi

Asuransi atau pertanggungan yang merupakan sesuatu yang sudah dikenal

dikalangan masyarakat, dalam pengertiaannya asuransi dapat di definisikan menjadi

beberpa makna, yaitu sebagai berikut :

1. Menurut KUHD pasal 246 menyatakan bahwa asuransi atau pertanggungan

adalah suatu perjanjian, dengan mana seseorang penanggung mengikatkan diri

kepada tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan

penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan

keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu

peristiwa tak tertentu.

2. Pertanggungan adalah perjanjian timbale balik antara penanggung dengan

penutup asuransi, dimana penanggung dapat mengikatkan diri untuk

mengganti kerugian, dan atau membayar sejumlah uang (santunan) yang

ditetapkan pada waktu penutupan perjanjian, kepada penutup asuransi atau

orang lain yang ditunjuk, pada waktu terjadinya evenement, sedangkan

penutup asuransi mengikatkan diri untuk membayar uang premi

(Purwosutjipto, H.MN, 1986).


3. Menurut pasal 1774 KUH Perdata, “suatu persetujuan untung untungan

(kansovereenkomst) adalah suatu perbuatan yang hasilnya, mengenai untung

ruginya, baik bagi semua pihak maupun bagi sementara pihak, bergantung

kepada suatu kejadian yang belum tentu.

Sehingga dapat disimpulkan dari pengertian diatas bahwa asuransi memiliki

unsur unsur yang terdiri dari :

1. Subjek asuransi / subjek hukumnya yaitu penanggung dan tertanggung;

2. Adanya persetujuan antara penaggung dan tertanggung;

3. Adanya benda asuransi dan kepentingan tertanggung;

4. Adanya tujuan yang ingin dicapai;

5. Adanya resiko atau premi;

6. Munculnya evenement (peristiwa yang tidak pasti) dang anti kerugian;

7. Adanya syarat syarat yang berlaku;

8. Munculnya polis asuransi.

B. Tujuan dan Manfaat Asuransi

1. Tujuan Asuransi
Menurut Prof. Abdulqadir Muhammad, secara garis besar asuransi memiliki

tujuan sebagai berikut :


a. Pengalihan Resiko

Tertanggung mengadakan asuransi dengan tujuan mengalihkan resiko

yang mengancam harta kekayaan atau jiwanya. dengan membayar

sejumlah premi kepada perusahaan asuransi (penanggung), sejak itu pula

resiko beralih kepada penanggung.

b. Pembayaran Ganti Kerugian

Jika suatu ketika telah terjadi suatu peristiwa yang menimbulkan kerugian

( resiko berubah menjadi kerugian), maka kepada tertanggung akan

dibayarkan ganti kerugian yang besarnya seimbang dengan jumlah

asuransinya. dalam praktiknya kerugiaan yang timbul itu dapat bersifat

sebagian ( partial los), tidak semuanya berupa kerugian total (total los).

dengan demikian, tertanggung mengadakan asuransi bertujuan untuk

memperoleh pembayaran ganti kerugianyang benar benar di derita.

2. Manfaat Asuransi
a. Asuransi dapat memberikan rasa aman dalam menjalankan usaha.

b. Asuransi dapat menaikan efisiensi dan kegiatan perusahaan;

c. Asuransi cenderung kearah perkiraan penilaian biaya yang layak;

d. Asuransi sebagai dasar pertimbangan pemberian suatu kredit;

e. Asuransi dapat mengurangi timbulnya kerugian;

f. Asuransi merupakan alat pembentuk modal pendapatan masa depan;

g. Asuransi merupakan alat pembangunan.


C. Jenis Jenis Asuransi dan Polis Asuransi

1. Jenis Jenis Asuransi

Secara garis besar, Asuransi pada umumnya dibagi menjadi 2, yaitu Asuransi

Kerugian dan Asuransi Jiwa.

1) Asuransi Kerugian terdiri dari : Asuransi Kebakaran; Asuransi

Kehilangan dan Kerusakan; Asuransi Laut; Asuransi Pengangkutan

serta Asuransi Kredit.

2) Asuransi Jiwa terdiri dari : Asuransi Kecelakaan; Asuransi Kesehatan;

Asuransi Jiwa Kredit.

2. Polis Asuransi

Fungsi polis menurut pasal 225 KUHD, perjanjian asuransi harus dibuat

secara tertulis dalam bentuk akta atau disebut dengan polis yang memuat

kesepakatan, syarat dan janji khusus yang menjadi dasar pemenuhan hak dan

kewajiban kedua pihak dalam mencapai tujuan asuransi. Dengan demikian, polis

digunkan sebagai alat bukti tertulis tentang telah terjadinya perjanjian asuransi

antara tertanggung dan penanggung. Mengenai syarat syarat khusus kecuali

mengenai asuransi jiwa telah ditentukan dalam pasal 256 Kitab Undang Undang

Hukum Dagang. Polis sendiri sering memuat janji janji khusus yang lazim

disebut klausula Asuransi yang digunakan untuk mengetahui batas tanggung

jawab penanggung dalam pembayaran ganti rugi apabila terjadi peristiwa yang

menimbulkan kerugian. Klausula yang dimaksudkan terdiri dari :


1) Klausula Premier Risque : klausula yang menyatakn apabila terjadi pada

asuransi dibawah nilai benda terjadi kerugian, penanggung wajib bayar

seluruhnya. Biasanya di gunakan dalam asuransi pencurian.

2) Klausula All Risk : klausula yang menentukan bahwa penanggung

memikul segala resiko atau benda yang di asuransikan.

3) Klausula Total Los Only : klausula yang menyatakan bahwa penaggung

hanya menanggung kerugian yang merupakan kerugiaan keseluruhan

total atas benda yang diasuransikan.

4) Klausula All Seen : Klausula yang menyatakan bahwa penanggung sudah

mengetahu keadaan benda untuk diasuransikan.

5) Klausula Renunsiasi : klausula yang menyatakan bahwa apabila terjadi

kerugian, penanggung tidak akan menggugat tertanggung dengan alasan

pasal 251 KUHD.

6) Klausula Free Particular Average (FPA) : Penanggung dibebaskan dari

kewajiban membayar ganti kerugiaan yang timbul akibat peristiwa

khusus, seperti asuransi laut.

7) Klausula Bank (Banker’s Clause) : Klausa yang muncul sebagai akibat

adanya hubungan utang piutang antara debitur dan kreditur dimana objek

pertanggungannya adalah menjadi jaminan bank.

D. Terjadinya, Berlakunya dan Berakhirnya Asuransi

1. Terjadinya Asuransi

Asuransi akan terjadi apabila memenuhi keterangan :


1) Adanya perjanjian konsensual, yaitu perjanjian diantara kedua

belah pihak telah tercapai sesuai kehendak untuk mengadakan

perjanjian.

2) Adanya pembuktian kesepakatan dilakukan dengan segala catatan,

nota, suara perhitungan atau lainnya.

3) Pembuktian janji janji dan syarat syaratnya harus tertulis dalam

polis asuransi.

2. Berlakunya Asuransi

Masa berlaku asuransi akan didasarkan pada penutupan yang terjadi,

dimana hak dan kewajiban dari penanggung dan tertanggung akan timbul pada

saat ditutupnya asuransi walaupun polis belum diterbitkan. Biasanya

penutupan Asuransi dalam Praktiknya dibuktikan dengan disetujuinya aplikasi

atau ditandatanganinya kontrak sementara (cover note) dan dibayarnya premi.

3. Berakhirnya Asuransi

Ada 4 hal yang menyebabkan perjanjian asuransi berakhir, antara lain :

1) Terjadinya evenemt, satu satunya evenemt yang menjadi beban

penanggung adalah meninggalnya tertanggung. Akibatnya muncul

asuransi jiwa antara tertanggung dan penanggung. Apabila dalam

jangka waktu perjanjian tertanggung meninggal, penanggung

berkewajiban membayar uang santunan kepada yang ditunjuk oleh

tertanggung atau ahliwarisnya. Akibatnya, suatu perjanjian yang


dibuat oleh pihak pihak berakhir apabila hak dan kewajiban

masing masing pihat terpenuhi.

2) Jangka waktu telah berakhir, asuransi jiwa berakhir sejak jangka

waktu berlaku asuransi habis diikuti dengan pengembaliaan uang

sejumlah uang kepada tertanggung.

3) Asuransi Gugur, sesuai ketentuan pasal 306 KUHD yang

menyatakan apabila orang yang diasuransikan jiwanya pada saat

diadakan asuransi ternyata sudah meninggal, maka asuransinya

gugur, meskipun tertanggung tidak mengetahui kematian tersebut,

kecuali jika diperjanjikan lain.

4) Asuransi dibatalkan, pembatalan asuransi akan mengakhiri

perjanjian asuransi. Pembatalan ini terjadi karena tertanggung

tidak melanjutkan pembayaran premi sesuai dengan perjanjian atau

karena permohonan tertanggung sendiri.


BAB III

KESIMPULAN

Asuransi atau pertanggungan merupakan suatu perjanjian yang memuat unsur

unsur asuransi antara duabelah pihak tertanggung dan penanggung untuk memperoleh

premi dan penggantian atas kerugian dalam suatu peristiwa tertentu. Secara garis

besar, asuransi memiliki manfaat yang baik dalam keberadaannya serta memiliki 2

tujuan utama, yaitu digunakan sebagai pengalihan resiko dan pembayaran ganti

kerugian.

Asuransi dibedakan menjadi 2 pengelompokan, yaitu asuransi kerugian dan

asuransi jiwa. Selain itu, asuransi harus memuat polis asuransi yang memuat syarat

dan janji khusus yang menjadi dasar pemenuhan hak dan kewajiban kedua pihak

dalam mencapai tujuan asuransi, dimana syarat khusus dalam polisnya sendiri

memuat macam macam klausula asuransi untuk mengetahui batas tanggung jawab

penanggung dalam pembayaran ganti rugi apabila terjadi peristiwa yang

menimbulkan kerugian.

Terjadinya asuransi didasarkan pada 3 hal, yaitu adanya perjanjian

konsensual, adanya kesepakatan sebelum adanya polis, dan adanya polis asuransi.

Masa berlakunya asuransi didasarkan pada waktu sampai asuransi itu mengalami

penutupan, sedangkan berakhirnya asuransi terjadi karena 4 hal, yaitu terjadinya

eventment, jangka waktu telah berakhir, asuransi gugur dan asuransi dibatalkan.
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad,Abdullqadir.1999. Hukum Asuransi Indonesia.Bandung : PT Citra


Aditya Bakti

Prodjodikoro, Wirjono 1986. Hukum Asuransi di Indonesia, PT Intermasa

Republik Indonesia. 2015. UU RI Nomor 40 Tahun 2014, Jakarta : Sinar Grafika

Guntara,Denny.2016. Jurnal Justisi Ilmu Hukum Vol.1. ISSN 2528-2638

Anda mungkin juga menyukai