Anda di halaman 1dari 9

FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA TAHAP EKSEKUSI PROYEK DI

KONSTRUKSI EPC YANG BERPENGARUH KEPADA KINERJA


WAKTU (BERBASIS PMBOK GUIDE 2008) STUDI KASUS PT X DAN
PT Y

RIZKI ALSAN

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Indonesia

E-mail : rizkialsan168@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini membahas tentang faktor-faktor risiko di tahap pelaksanaan konstruksi pada
proyek EPC yang berpengaruh kepada kinerja waktu pelaksanaan proyek. Tujuan penelitian
ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor risiko dominan serta identifikasi respon risiko agar
dapat dihindari dan bermanfaat untuk proyek selanjutnya. Penelitian dilakukan pada dua
perusahaan besar EPC di Indonesia. Pengambilan data diperoleh melalui survei dengan
membagikan kuisioner yang berisi 37 faktor risiko pada tahap eksekusi proyek EPC yang
diajukan penulis berbasis PMBOK Guide kepada responden yang merupakan karyawan
perusahaan. Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis menggunakan software
SPSS 20.0 serta metode risk. Hasil pengolahan data serta analilis risiko diperoleh sepuluh
besar faktor-faktor risiko dominan yang berpengaruh terhadap waktu penyelesaian proyek
EPC serta identifikasi respon risiko dari setiap faktor tersebut.

Abstract

This study discusses the risk factors in the direct and manage executing on EPC projects that
affect the performance of the project implementation time . The purpose of this study was to
identify risk factors and identifying dominant response in order to avoid risks and useful for
future projects . The study was conducted in two major EPC company in Indonesia. Retrieval
of data obtained through the survey by distributing a questionnaire containing 37 risk factors
in the execution phase of the proposed project EPC based writer PMBOK Guide to
respondents who are employees of the company . The data obtained were then processed and
analyzed using SPSS 20.0 software and methods of risk . The results of data processing and
risk analyze obtained ten dominant risk factors that influence the EPC project completion
time and the identification of risk response of each of these factors.

Keywords : risk factor, direct and manage executing, time performance, EPC

1. Pendahuluan Indonesia (MP3EI) hingga 2025 (JAKARTA IFT) –.


Saat ini rata-rata pertumbuhan sektor tersebut per tahun
1.1 Latar Belakang mencapai 6%-7%. Bambang Goeritno, Kepala Badan
Pertumbuhan sektor konstruksi diperkirakan Pembina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum,
dapat mencapai 10%-15% seiring program Masterplan mengatakan tanpa adanya program Masterplan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

Faktor-faktor..., Rizki Alsan, FT, 2014


Indonesia pada 2010, kapitalisasi pasar konstruksi  Mengidentifikasi respon risiko tersebut agar
hanya mencapai Rp 180 triliun. Menurut Ir Istanto dapat dihindari dan bermanfaat untuk proyek
Oerip, Direktur Eksekutif GANEPRI (media tren selanjutnya.
konstruksi 2013), sebagai gambaran, pada tahun 2012 1.4 Manfaat Penelitian
investasi di bidang migas sebesar USD 25 miliyar, di 1. Penulis, sebagai sarana membentuk pola pikir
mana 35% adalah untuk pekerjaan EPC. yang ilmiah dan tersistem dalam mengatasi
Proyek EPC memiliki tantangan yang sangat sebuah masalah. Menambah wawasan penulis
tinggi, mulai dari saling ketergantungan antar aktifitas terhadap penelitian mengenai faktor-faktor
yang ada, fase overlaps antar aktifitas tersebut, risiko di tahap construction yang menyebabkan
pemecahan aktifitas menjadi aktifitas-aktifitas pekerjaan keterlambatan waktu pelaksanaan proyek EPC.
yang lebih detail, kompleksitas struktur organisasi, dan 2. Civitas akademika dan khalayak profesional
ketidakpastian dalam akurasi prediksi yang timbul dalam bidang konstruksi agar hasil penelitian
selama masa pelaksanaan. Kegiatan yang paling ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan untuk
menantang dalam proyek ini adalah kegiatan dalam penelitian selanjutnya.
pembuatan anggaran dan jadwal pelaksanaan proyek 2. Metode Penelitian
karena harus dibuat dan diketahui sebelum proyek 2.1 Landasan Teori
dimulai. 2.1.1 Proyek EPC
Salah satu hasil review proyek PLTU 10.000 Menurut Tahir (2004), proyek EPC
MW oleh kontraktor listrik Tiongkok dievaluasi akibat (engineering, procurement, construction) adalah
masalah keterlambatan penyelesaian proyek. Meski suatu proyek dengan menggunakan kontrak lump
sudah berjalan sekitar lima tahun, sampai Maret 2011, sump turnkey dengan aktivitas pengerjaan
baru 9,4% yang dapat diselesaikan dan tidak ada engineering, procurement dan construction
satupun yang telah mencapai commercial operation date dikerjakan secara keseluruhan.
(COD). Faktor internal yang terjadi adanya Menurut Peraturan Menteri Perindustrian RI
ketidaksesuian desain boiler dengan spesifikasi batu Nomor: 54/M-IND/PER/3/2012, Perusahaan
bara, faktor tenaga kerja, serta ketidaksesuian gambar Engineering, Procurement, Construction, yang
proyek. selanjutnya disebut Perusahaan EPC, adalah badan
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan usaha layanan gabungan perencanaan/ perancangan/
agar segala risiko yang menyebabkan keterlambatan rancang bangun pengadaan peralatan dan material,
waktu penyelesaian proyek dapat diantisipasi agar dan pelaksanaan jasa konstruksi (pembangunan)
proyek yang dikerjakan tepat waktu sesuai dengan termasuk operasi, pemeliharaan dan pengujian yang
perencanaan yang dibuat. memiliki sertifikasi, klasifikasi dan kualifikasi
1.2 Penelitian Terdahulu Yang Relevan sesuai peraturan perundang-undangan.
 Nama : Juanto Sitorus (tesis 2008) a. Engineering
Judul : Faktor-faktor risiko yang Berpengaruh Menurut Ning dan Yeo tahun 2002,
terhadap Kinerja Waktu proyek EPC gas di engineering adalah sebuah proses dimana
Indonesia keinginan owner yang telah memenuhi syarat
 Nama : Wahyu Hidayat (tesis 2008) yang jelas akan dikomunikasikan kepada
Judul : Faktor-faktor risiko yang menyebabkan kontraktor. Tahap desain memiliki tingkat
rendahnya produktivitas tenaga kerja terampil tertinggi dalam pengaruh proyek karena banyak
yang berpengaruh terhadap keterlambatan keputusan penting akan dibuat selama
waktu proyek perencanaan pra-proyek dan rekayasa fase. Hasil
 Nama : Izin Hendri Riyatno (tesis 2008) perencanaan yang dibuat ini akan berpengaruh
Judul : Identifikasi Faktor-faktor Risiko yang pada jumlah dana serta sumber daya yang
Berpengaruh di Tahap Engineering pada diperlukan guna keberhasilan dan penyelesaian
Proyek EPC Terhadap Kinerja Biaya (Review proyek.
Terhadap Prosedur Engineering di PT X) Menurut Istanto, Direktur Eksekutif
 Nama : Kresna Muliyadi (skripsi 2013) GANEPRI (media tren kostruksi 2013), dalam
Judul : Faktor-faktor Risiko Di tahap Design and Build konsultan dapat dilakukan oleh
Pengadaan pada proyek EPC yang perusahaan di luar badan usaha kontraktor .
menyebabkan keterlambatan waktu Namun mengingat porsi kontraktor 90% dan
penyelesaian proyek konsultan 10% maka kontraktor berperan lebih
1.3 Tujuan Penelitian penting. Akan tetapi, resiko terbesar dalam
 Mengidentifikasi faktor-faktor risiko utama proyek EPC berada di tahap engineering,
pada tahap pelaksanaan konstruksi yang sehingga pekerjaan engineering biasanya tidak
menyebabkan terjadinya keterlambatan diserahkan ke pihak luar. Jadi, pada umumnya
waktu di proyek EPC. untuk perusahaan EPC, disamping harus
memiliki kemampuan financial yang kuat juga

Faktor-faktor..., Rizki Alsan, FT, 2014


memiliki kemampuan engineering dan project of Contract for EPC Turnkey Project FIDIC
management yang handal. Kemampuan project mencetuskan sebagai berikut :
management dibutuhkan mengingat proyek EPC 1. Tanggung jawab desain adalah sepenuhnya
memiliki rantai pasok yang panjang, melibatkan menjadi tanggung jawab kontraktor.
vendor baik di dalam maupun luar negeri. 2. Pemilik mensyaratkan spesifikasi
b. Procurement performansi tertentu untuk didesain oleh
Menurut PMBOK guide (2008), kegiatan kontraktor.
pengadaan meliputi kegiatan-kegiatan pengadaan 3. Kontraktor melaksanakan semua pekerjaan
barang dan jasa. Proses di dalam pengadaan engineering, procurement, construction
barang dan jasa adalah perencanaan pembelian, hingga tersedia fasilitas secara lengkap dan
perencanaan kontrak, penerimaan penawaran siap beroperasi pada saat penyerahan.
dari vendor, evaluasi penawaran dan penentuan 4. Tidak ada konsultan perencana maupun
pemenang, pengelolaan kontrak dan penutupan pengawas (engineer) tetapi langsung
kontrak. dilakukan oleh pemilik.
Menurut Radian Z Hozen, kegiatan 5. Harga kontrak dalam bentuk harga borongan
pengadaan barang meliputi kegiatan-kegiatan tetap dan pasti (lumpsum).
pembelian, ekspedisi, pengapalan dan 6. Adanya suatu prosedur testing termasuk tes
transportasi, serta inspeksi dan pengendalian setelah penyelesaian (test after completion).
mutu untuk seluruh peralatan dan material 7. Setiap klaim yang muncul didasarkan suatu
pabrik. Peralatan dan material yang dibeli bisa prosedur yang sangat ketat.
berasal dari dalam maupun luar negeri. Setelah 8. Kontraktor mengambil alih semua resiko
barang yang dibeli tiba di lokasi proyek kegiatan pelaksanaan dan pemilik menangani resiko
selanjutnya adalah penyimpanan dan selebihnya terhadap resiko pada tahap
mengeluarkan untuk keperluan konstruksi. pelaksanaan.
Sedangkan untuk pengadaan jasa meliputi 9. Harga kontrak final dan waktu penyelesaian
kegiatan-kegiatan subcontracting, seperti lebih pasti.
pemaketan pekerjaan, proses pemilihan sampai Skema proyek EPC yang paling ideal adalah sesuai
penunjukan, perencanaan pekerjaan, koordinasi skema FIDIC, selain skema seperti diatas terdapat juga
dan pengendalian pekerjaan subkontraktor. skema proyek EPC seperti di bawah ini :
c. Construction  Design-Build, dalam proyek EPC pemilik
Kegiatan konstruksi dilaksanakan ketika melakukan pengawasan langsung terhadap
survei lokasi telah diselesaikan dan keputusan kontraktor utama sedangkan konsultan dilibatkan
pemilihannya telah diambil, serta persiapan lain sebagai wakil pemilik yang mengawasi
yang diperlukan telah tersedia seperti gambar, pelaksanaan pekerjaan kontraktor. Proses ini
material, dan peralatan (Iman Soeharto 1995). menekankan pada tanggung jawab desain dan
Menurut Iman Soeharto (1995), kegiatan konstruksi pada satu kontraktor secara terintegrasi
konstruksi (construction) adalah pekerjaan termasuk pengadaan dan pelaksanaan testingnya.
mendirikan atau membangun instalasi dengan  EPC dengan suplai dari pemilik, pemilik
cara seefisien mungkin, berdasarkan atas segala melakukan sendiri pengadaan beberapa item
sesuatu yang diputuskan pada tahap desain peralatan, barang maupun jasa sehingga ada
(engineering). Garis besar lingkup pekerjaan beberapa bagian yang menjadi lingkup tanggung
konstruksi adalah membangun fasilitas jawab pemilik dalam pelaksanaan proyek EPC.
sementara, mempersiapkan lahan, menyiapkan  EPC dengan pemilihan subkontraktor yang
infrastruktur, mendirikan fasilitas fabrikasi, disetujui pemilik, kebanyakan dalam proyek EPC
mendirikan bangunan dan pekerjaan sipil di Indonesia kontraktor menunjuk subkontraktor
lainnya, memasang berbagai macam peralatan, atau merk tertentu yang harus dipakai untuk suatu
memasang perpipaan, memasang instalasi listrik item mesin dan peralatan hal ini masih dianggap
dan instrumentasi, memasang perlengkapan sebagai bentuk proyek EPC.
keselamatan, memasang isolasi dan pengecatan,  EPC Commissioning (EPCC), pemilik
melakukan testing, uji coba, dan start-up. menganggap kontraktor utama masih belum
mampu menyelesaikan kewajiban sehingga ada
c.1 Skema Proyek EPC commissioning sebagai bagian tanggung jawab
FIDIC (Federation Internationale Des kontraktor utama.
Ingenierus-Conseils) adalah sebuah organisasi  EPC Lumpsum Turnkey, pada skema ini seluruh
standar internasional di Perancis untuk industri pesyaratan EPC dipenuhi oleh kontraktor utama
konstruksi yang mana didirikan oleh tiga dengan harga pekerjaan yang menyeluruh, tetap
negara. Negara anggota pendiri FIDIC adalah dan pasti. Pemilik menerima suatu fasilitas yang
Belgia, Perancis dan Swiss. Dalam Conditions telah disediakan oleh kontraktor dalam kondisi

Faktor-faktor..., Rizki Alsan, FT, 2014


siap beroperasi dengan produk yang telah Definisi kegiatan adalah proses identifikasi
memenuhi syarat dan spesifikasi tertentu. kegiatan spesifik yang dilakukan untuk
menghasilkan deliverable proyek. Deliverable
c.2 Perusahaan EPC di Indonesia adalah produk yang dihasilkan yang merupakan
Menurut Direktur Operasi PT Rekayasa Industri, Ir bagian dari proyek seperti perangkat keras atau
Alex Dharma Balen (media tren konstruksi 2013), ciri perangkat lunak, dokumen perncanaan, atau hasil
melekat pada kontraktor EPC tak lain adalah SDM. rapat/ pertemuan. Pekerjaan yang ada dalam
Haketkatnya, proyek EPC merupakan jasa yang proyek biasanya dijabarkan dalam komponen yang
memiliki batasan skup, biaya dan waktu, sedang proses lebih kecil yang menggambarkan kegiatan yang
untuk mendapatkannya melalui tender fight ini tentu diperlukan untuk menyelesaikan proyek. Kegiatan
mengandung banyak faktor serta risiko yang perlu tersebut merupakan dasar untuk mengestimasi,
dipertimbangkan. Dalam implementasi proyek itu menjadwalkan, mengeksekusi, memonitor, dan
sendiri yang dilaksanakan dengan skema multi years, mengontrol proyek.
segala risiko dan faktor eksternal harus menjadi beban 2. Urutan Kegiatan
kontraktor. Urutan Kegiatan adalah proses identifikasi
Menurut Arisman M, proyek dengan skema hubungan setiap kegiatan yang ada dalam proyek
engineering, procurement dan construction (EPC) mulai dan diurutkan berdasarkan urutan yang logis.
banyak ada di Indonesia semenjak berdirinya dua Setiap kegiatan kecuali yang kegiatan pertama dan
perusahaan EPC di Indonesia yaitu PT. Rekayasa terakhir dihubungkan oleh sebuah predecessor
Industri dan PT IKPT pada tahun 1981. Data dari (adalah hubungan keterkaitan antarpekerjaan,
GAPENRI (Gabungan Perusahaan Nasional Rancang yaitu suatu keterhubungan antara suatu pekerjaan
Bangun Indonesia) menunjukan daftar perusahaan yang dengan pekerjaan sebelumnya) dan sebuah
bergerak dalam jasa EPC di Indonesia dengan successor (simpul yang berada di bawah simpul).
pengalaman lebih dari 10 tahun. Dalam mengurutkan kegiatan, dapat digunakan lag
diantara kegiatan untuk mendukung terbentuknya
Tabel 1. Daftar perusahaan EPC di Indonesia dengan jadwal proyek yang realistis dan dapat dicapai.
pengalaman minimal 10 tahun. Proses mengurutkan kegiatan dapat dilakukan
dengan menggunakan software, maupun secara
manual.
3. Estimasi Sumber Daya Kegiatan
Estimasi sumber daya kegiatan adalah proses
mengestimasi tipe dan jumlah material, pekerja
serta peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan
kegiatan tersebut.
4. Estimasi Durasi Kegiatan
Estimasi durasi kegiatan adalah proses
menghitung waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan setiap kegiatan dengan sumber
daya yang sudah ditetapkan. Estimasi durasi
Sumber : GANEPRI bergantung pada input data yang tersedia. Semakin
akurat dan detail input data yang tersedia, semakin
2.1.2 Kinerja Waktu Proyek akurat juga estimasi durasi yang dilakukan.
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000), 5. Pengembangan Jadwal
mengemukakan pengertian kinerja sebagai berikut Pengembangan jadwal adalah proses analisa
“Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara urutan kegiatan, durasi, sumber daya yang
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dibutuhkan, dan batasan jadwal untuk membuat
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan jadwal proyek. Ouput yang dihasilkan adalah
tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. jadwal penyelesaian proyek. Pengembangan
Kinerja waktu berkaitan dengan manajemen waktu jadwal merupakan proses yang berulang untuk
yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek sesuai membuat jadwal proyek yang acceptable.
dengan waktu yang telah ditetapkan. Pemilihan alat 6. Pengendalian Jadwal
yang tepat dan efektif akan mempengaruhi kecepatan Pengendalian jadwal merupakan proses
proses konstruksi, pemindahan atau distribusi material monitor status proyek untuk memperbarui
dengan cepat, baik arah horizontal maupun vertikal. kemajuan proyek dan mengatur perubahan pada
Menurut PMBOK Guide (2008), proses manajemen jadwal proyek. Hal yang perlu diperhatikan dalam
waktu proyek meliputi: pengendalian jadwal adalah:
1. Definisi Kegiatan  Menentukan status dari jadwal proyek

Faktor-faktor..., Rizki Alsan, FT, 2014


 Pengaruh dari faktor yang menyebabkan Kegiatan konstruksi bertugas mendirikan atau
perubahan jadwal membangun instalasi dengan cara seefisien mungkin,
 Menentukan perubahan jadwal proyek berdasarkan atas segala sesuatu yang telah diputuskan
 Mengatur perubahan jadwal yang terjadi pada tahap desain dan engineering.

Berdasarkan PMBOK Guide (2008), kinerja waktu 2.1.3.1 Manajemen Proyek


dapat diukur dengan menggunakan metode Earned Berdasarkan PMBOK Guide, manajemen proyek
Value Management (EVM). Metode ini dilakukan melalui aplikasi yang sesuai dan integrasi dari
menggabungkan lingkup proyek, kinerja biaya dan 42 proses manajemen proyek (9 knowledge areas of
waktu untuk mengukur progress dan kinerja Project Management) yang dikelompokkan secara logis
proyek. Dalam melakukan pengukuran, EVM yang dibagi dalam 5 kelompok proses. Proses proyek
menggunakan parameter sebagai berikut: adalah rangkaian tindakan yang saling berhubungan
1. Planned Value (PV). Planned Value merupakan yang dilakukan untuk memperoleh produk, hasil atau
nilai anggaran untuk suatu paket pekerjaan yang jasa sesuai spesifikasi. Dalam proses proyek ada dua
dipadukan dengan jadwal pelaksanaannya. kategori yakni mendeskripsikan dan menyusun kegiatan
2. Earned Value (EV). Earned Value merupakan proyek, melakukan spesifikasi dan membuat produk
nilai dari hasil sudut pandang nilai pekerjaan yang proyek.
telah diselesaikan terhadap anggaran yang 5 kelompok proses dalam manajemen proyek
disediakan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut. adalah:
3. Actual Cost (AC). Actual Cost merupakan jumlah  Initiating : mendefinisikan proyek baru dengan
biaya aktual dari pekerjaan yang telah dilaksanakan. memperoleh otorisasi untuk memulai proyek.
Varian yang digunakan sebagai dasar  Planning : menyusun lingkup proyek,
pengukuran adalah: menyempurnakan tujuan, dan mendefinisikan
1. Schedule Variance (SV), merupakan alat ukur rangkaian tindakan untuk mencapai tujuan.
yang dapat menunjukkan kinerja waktu proyek.  Executing : menyelesaikan pekerjaan yang telah
Schedule Variance merupakan Earned Value didefinisikan dalam rencana manajemen proyek
dikurangi Planned Value. (SV = EV-PV) untuk memenuhi spesifikasi proyek.
2. Cost Variance (CV), merupakan alat ukur yang  Monitoring and controlling : untuk melacak, review,
menunjukkan kinerja biaya dalam proyek. Cost dan mencocokan progres dan kinerja proyek,
Variance dapat diketahui dengan mengurangi identifikasi area di mana perlu dirubah dan
Earned Value dengan Actual Cost. (CV = EV-AC) menginisiasi perubahan tersebut.
Varian diatas dapat dirubah menjadi indikator  Closing : finalisasi seluruh aktivitas di semua
yang menunjukkan kinerja biaya dan waktu. kelompok proses untuk mengakhiri proyek/ fase
Indikator tersebut adalah: secara formal.
1. Schedule Performance Index (SPI), merupakan 9 knowledge areas of Project Management yang ada
perbandingan earned value terhadap planned dalam manajemen proyek berbasis PMBOK Guide :
value. Jika SPI bernilai kurang dari 1, maka 1. Project Integration Management
pekerjaan yang dilakukan lebih lambat dari yang 2. Project Scope Management
direncanakan. Jika nilai SPI lebih dari 1, maka 3. Project Time Management
pekerjaan yang dilakukan lebih cepat dari yang 4. Project Cost Management
direncanakan. 5. Project Quality Management
2. Cost Performance Index (CPI), merupakan 6. Project Human Resources Management
perbandingan earned value terhadap actual cost. 7. Project Communications Management
Jika nilai CPI kurang dari 1, maka biaya yang 8. Project Risk Management
dikeluarkan untuk suatu pekerjaan melebihi biaya 9. Project Procurement Management
yang direncanakan. Jika nilai CPI lebih dari 1,
maka biaya yang dikeluarkan untuk suatu 2.1.3.2 Direct and Manage Project Eexecution
pekerjaan lebih kecil dari biaya yang Merupakan proses melaksanakan kegiatan yang
direncanakan. telah didefinisikan di dalam manajemen perencanaan
proyek untuk mencapai tujuan proyek Dalam
2.1.3 Manajemen Pelaksanaan Konstruksi manajemen pelaksanaan proyek terdapat 7 knowledge
Menurut Iman Soeharto (1995), bila pekerjaan area yang menjadi faktor kebutuhan yang harus
survei telah selesai, keputusan pemilihan telah diambil, dilakukan yakni :
serta persiapan keperluan lain yang diperlukan telah 1. Penentuan tim proyek
tersedia seperti gambar, material dan peralatan, maka 2. Pengembangan tim proyek
titik berat kegiatan proyek akan berangsur-angsur 3. Manajemen tim proyek
pindah ke lokasi proyek, yaitu kegiatan konstruksi. 4. Distribusi informasi
Kegiatan konstruksi berbeda dengan engineering. 5. Manajemen ekspektasi stakeholders

Faktor-faktor..., Rizki Alsan, FT, 2014


6. Melakukan penjaminan kualitas identifikasi masalah dan resolusi, dan tindakan
7. Melakukan pengadaan terhadap masing-masing masalah,
Ada 4 tahapan dalam proses eksekusi proyek  Database proses pengukuran yang digunakan
menurut PMBOK Guide 2008, yakni : untuk mengumpulkan dan membuat data
1. Project management plan pengukuran yang memenuhi pada proses dan
Rencana manajemen proyek mengintegrasikan produk,
dan mengkonsolidasikan semua rencana pengelolaan  Data dari proyek terdahulu yang serupa
anak perusahaan dan berdasarkan dari proses (cakupan, biaya, penjadwalan, pengukuran
perencanaan namun tidak terbatas pada: kinerja dasar, kalender proyek, jadwal proyek,
 Siklus hidup yang dipilih untuk proyek dan bagan jaringan, daftar resiko, respon
proses yang akan diterapkan pada setiap tahap perencanaan, dan definisi dampak resiko),
 Bagaimana pekerjaan akan dilakukan untuk  Masalah dan database yang berisi masalah yang
mencapai tujuan proyek terjadi pada proyek terdahulu dan status dari
 Sebuah rencana manajemen perubahan yang masalah tersebut pada proyek terdahulu, kontrol
mendokumentasikan bagaimana perubahan akan informasi, resolusi masalah, pemecahan masalah.
dipantau dan dikontrol
2. Approve change request Tabel 2.2. Direct and Manage Executing Project
Adalah bagian dari proses kontrol perubahan,
yang menunjukan suatu perubahan akan disetujui
atau tidak. Perubahan yang disetujui akan
diinformasikan kepada tim proyek. Perubahan
permintaan yang terjadi, berpengaruh terhadap
memperluas atau memperkecil lingkup proyek.
Perubahan permintaan juga dapat merubah aturan
dari perencanaan proyek, prosedur, biaya, anggaran,
merevisi jadwal yang telah dibuat sebelumnya. Sumber : PMBOK Guide (2008)
Perubahan permintaan biasanya berupa tindakan Penelitian ini membahas tentang input dari tabel di
preventif dan korektif. atas. Dengan mengkaji faktor yang menyebabkan
3. Enterprise environmental factors keterlambatan waktu di proyek EPC pada tahap
Faktor lingkungan perusahaan dapat berpengaruh pelaksanaan konstruksi berbasis PMBOK Guide (2008).
dalam proses pelaksanaan proyek, tetapi hanya Berdasarkan 4 elemen dalam kolom input
terbatas pada : mendefinisikan faktor-faktor yang mungkin terjadi yang
 Organisasi, perusahaan atau struktur pelanggan menyebabkan keterlambatan waktu di proyek EPC.
dan struktur, Manajemen eksekusi proyek termasuk di dalam
 Infrastruktur (fasilitas yang ada dan peralatan manajemen integrasi proyek. Menurut PMBOK Guide
modal), (2008), manajemen integrasi proyek adalah penerapan
 Administrasi kepegawaian (pedoman pengetahuan, keahlian, peralatan dan teknik dalam
mempekerjakan atau memecat pegawai, dan pengerjaan proyek untuk memenuhi kebutuhan proyek.
catatan pelatihan),
 Toleransi risiko stakeholder, 2.1.4 Manajemen Risiko
 Sistem manajemen informasi proyek (alat suite 2.1.4.1 Manajemen Risiko
otomatis, seperti perangkat lunak penjadwalan, Menurut Soeharto (1995), secara umum pengertian
sistem manajemen konfigurasi, koleksi informasi risiko dikaitkan dengan kemungkinan (probabilitas)
dan sistem distribusi, koleksi informasi dan terjadinya peristiwa di luar yang diharapkan. Secara
sistem distribusi atau antarmuka web untuk spesifik, batasan risiko suatu proyek adalah variabilitas
sistem otomatis online lainnya) pendapatan sebagai dampak dari variasi aliran kas
4. Organizational process assets masuk dan keluar selama umur investasi yang
Aset proses organisasi dapat mempengaruhi bersangkutan. Menurut PMBOK guide, manajemen
proses pelaksanaan proyek, tetapi hanya terbatas risiko proyek adalah proses mendefinisikan bagaimana
pada : melakukan identifikasi risiko dalam aktivitas proyek.
 Pedoman standar dan instruksi kerja, Identifikasi risiko adalah proses bagaimana menentukan
 Penjelasan kebutuhan komunikasi dengan media apa saja risiko yang berpengaruh terhadap proyek dan
komunikasi, catatan retensi, dan keamanan mendokumentasikan karakteristik dari risiko tersebut.
komunikasi, Risiko adalah kejadian yang tidak pasti, jika terjadi
 Masalah dan prosedur kerusakan masalah mempunyai dampak positif atau negatif terhadap
mendefinisikan masalah serta kontrol masalah, sasaran proyek.

Faktor-faktor..., Rizki Alsan, FT, 2014


Berdasarkan PMBOK Guide, proses manajemen 4) Pelaksanaan analisis risiko secara kuantitatif
risiko proyek adalah sebagai berikut: Melakukan analisis risiko kuantitatif berarti
1) Perencanaan Risiko membuat analisis terperinci mengenai dampak
Perencanaan risiko merupakan proses risiko terhadap keseluruhan proyek. Analisa risiko
mendefinisikan bagaimana cara melaksanakan kuantitatif dilakukan pada risiko yang memiliki
manajemen resiko pada setiap kegiatan yang ada prioritas yang tinggi berdasarkan analisis risiko
dalam proyek . Perencanaan resiko sangat penting kualitatif yang sudah dilaksanakan.
dilakukan untuk menunjang keberhasilan 5) Respon risiko
penanganan risiko. Respon risiko merupakan proses pengembangan
2) Identifikasi Risiko pilihan untuk memperbesar kesempatan dan
Identifikasi risiko adalah proses penentuan mengurangi ancaman pada proyek. Respon risiko
risiko yang mungkin terjadi. Identifikasi risiko mengelompokkan risiko berdasarkan prioritasnya,
merupaka proses yang terus menerus dilakukan, menempatkan sumber daya, waktu dan
karena risiko yang baru akan muncul seiring perencanaan seperlunya utnuk menangani risiko.
dengan berjalannya proyek. Respon risiko harus sesuai dengan tingkat
Penentuan identifikasi resiko dibantu dengan tools prioritasnya, efektif dalam menempatkan sumber
dan techniques antara lain : daya, realistis, disetujui semua pihak dan
 Brainstorming mempunyai orang yang bertanggung jawab atas
Untuk mendapatkan daftar yang komperhensif risiko tersebut.
dari risiko proyek. Brainstorming dilakukan 6) Monitor dan kontrol risiko
dengan cara mengundang beberapa orang dalam Monitor dan kontrol risiko adalah proses
suatu ruangan untuk berbagi ide tentang resiko implementasi respon risiko, mengikuti
proyek dengan satu orang yang memimpin. perkembangan risiko yang ditangani,
 Delphi Technique mengidentifikasi risiko baru yang muncul, dan
Dilakukan dengan cara mencapai konsensus para mengevaluasi efektifitas respon risiko yang
ahli tanpa nama dengan membagigan suatu dilakukan.
kuisioner untuk mendapatkan ide resiko yang Menurut PMBOK guide, risk respone planning
dominan pada proyek. Respon yang ada adalah suatu proses mengembangkan suatu pilihan
diringkas untuk komentar ahli lebih lanjut. dan menentukan suatu tindakan dalam
Proses ini mengalamai beberapa kali putaran meningkatkan peluang dan mengurangi ancaman
proses. Proses ini sangat membantu mengurangi terhadap sasaran proyek. Hal ini meliputi
bias pada data dan menjaga adanya pendapat identifikasi dan memberikan tugas kepada individu
yang tidak semestinya. atau kelompok untuk mengambil tanggung jawab
 Interviewing terhadap masing-masing tanggapan risiko yang
Wawancara identifikasi resiko proyek. telah disetujui. Proses ini memastikan bahwa risiko
Dilakukan terhadap anggota tim proyek dan yang diidentifikasi adalah dengan baik dan tepat.
stakeholder lainnya yang telah berpengalaman Efektivitas dari perencanaan tanggapan akan
dalam mengidentifikasi resiko proyek. secara langsung menentukan apakah ada
 Root Cause Identification peningkatan atau pengurangan risiko proyek.
Teknik ini dilakukan untuk mengetahui 2.2 Ruang Lingkup Penelitian
penyebab risiko yang esensial, dan yang akan
mempertajam definisi risiko, kemudian dibuat ke 2.3 Hipotesis
dalam grup diklasifikasikan berdasarkan Penulis membuat hipotesa penelitian sebagai
penyebab. berikut. “Dengan mengetahui faktor risiko yang
 Strength, Weakness, Opportunities, Threats dominan yang terjadi pada pelaksanaan konstruksi di
(SWOT) analysis proyek EPC maka dapat diminimalisir faktor tersebut
Teknik ini dilakukan berdasarkan perspektif sehingga meningkatkan kinerja waktu proyek di proyek
SWOT untuk meningkatkan pemahaman resiko EPC” .
yang lebih luas. 2.4 Metode dan Teknik
3) Pelaksanaan analisa risiko secara kualitatif Pada penelitian kali ini penulis melakukan
Hal ini dilakukan dengan cara membuat skala pengambilan data dengan metode survei lapangan
prioritas terhadap risiko yang sudah teridentifikasi dengan membagikan kuisioner ke dua perusahaan besar
dan mengelompokkannya berdasarkan EPC yang terletak di DKI Jakarta. Data yang diperoleh
kemungkinan terjadinya risiko tersebut dan kemudian diolah dan dianalisis oleh penulis.
dampaknya pada proyek. Pelaksanaan proyek
dapat ditingkatkan dengan cara memfokuskan 2.5 Proses Pengumpulan Data
penanganan pada risiko yang memiliki prioritas Pengambilan data dilakukan selama 1 bulan didapat
yang tinggi. melalui penyebaran kuisioner ke pegawai perusahaan

Faktor-faktor..., Rizki Alsan, FT, 2014


yang sebelumnya melalui persetujuan pihak manajemen eksekusi proyek terhadap perubahan waktu setelah
perusahaan. proses pengumpulan, pengolahan, serta analisis data.

2.6 Analisa dan Interpretrasi Data


Tabel 4 Nilai Reabilitas
Tabel 2 Validitas Frekuensi dan dampak perubahan Cronbach's Alpha N of Items
waktu
Variabel (X) r hitung (Pearson Correlation r (a=0.05, df=33) Keterangan 0,924 36
X1 ,304 0,334 Tidak Valid
X2 ,173 0,334 Tidak Valid
Tabel 5 sklala perbandingan nilai
X3 ,384 0,334 Valid
Nilai Keterangan
X4 ,419 0,334 Valid
X5 ,288 0,334 Tidak Valid 1 Kriteria atau alternatif A sama penting dengan kriteria atau alternatif B
X6 ,260 0,334 Tidak Valid 3 A sedikit lebih penting dari B
X7 ,154 0,334 Tidak Valid 5 A jelas lebih penting dari B
X8 ,438 0,334 Valid 7 A sangat jelas lebih penting dari B
X9 ,340 0,334 Valid 9 A mutlak lebih penting dari B
X10 ,527 0,334 Valid 2, 4, 6, 8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan
X11 ,523 0,334 Valid
X12 ,467 0,334 Valid
X13 ,265 0,334 Tidak Valid
X14 ,588 0,334 Valid DAFTAR ACUAN
X15 ,495 0,334 Valid
X16 ,440 0,334 Valid 1. Abdalla M. Odehᵃ*, Hussein T. Battainehᵇ. 2002.
X17 ,454 0,334 Valid Construction delay : a quantitative analysis.
X18 ,603 0,334 Valid
X19 ,509 0,334 Valid
2. Ajibade Aibinuᵃ an Henry Agboola Odeyinkaᵇ. 2006.
X20 ,473 0,334 Valid Construction Delays and Their Causative Factor.
X21 ,488 0,334 Valid Nigeria.
X22 ,553 0,334 Valid 3. Ayman H. Al-Momani. 2000. Causes of
X23 ,609 0,334 Valid
X24 ,653 0,334 Valid
construction delay : traditional contracts.
X25 ,524 0,334 Valid 4. I. A. Rai Widhiawati. 2009. ANALISIS FAKTOR-
X26 ,466 0,334 Valid FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN
X27 ,615 0,334 Valid PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI. Skripsi.
X28 ,664 0,334 Valid
Bali.
X29 ,693 0,334 Valid
X30 ,741 0,334 Valid 5. Issaka Ndekugriᵃ; Nuhu Braimahᵇ; Rod Gamesonᶜ.
X31 ,516 0,334 Valid 2008. Delay Analysis within Construction
X32 ,313 0,334 Tidak Valid Contracting Organizations.
X33 ,580 0,334 Valid 6. MAJALAH MEDIA TREN UTAMA
X34 ,721 0,334 Valid
X35 ,691 0,334 Valid
KONSTRUKSI. (2013).
X36 ,613 0,334 Valid 7. Murali Sambasivan*, Yau Wen Soon. 2007. Causes
and effects of delays in Malaysian construction
Dari tabel di atas, setelah pengolahan menggunakan industry. Malaysia.
sofware SPSS 20.0 diperoleh bahwa terdapat 7 variabel 8. Nirmal Kumar Acharya, Young Dai Lee, Soo Young
yang tidak valid sehingga ke tujuh variabel tersebut di Kim, and Jong Chool Lee. 2006. Analysis of
eliminasi yang selanjutnya dilanjutkan dengan Construction Delay Factor : A Korean Perspective.
pengolahan data berikutnya. Korea.
9. Juanto Sitorus. 2008. FAKTOR-FARTOR RISIKO
Tabel 3 sepuluh besar peringkat risiko terhadap YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA
peubahan waktu WAKTU PROYEK EPC GAS DI INDONESIA.
No Nilai Rata-rata Lokal Variabel (X) Faktor-faktor yang berpengaruh Tesis. Depok
1 0,577028571 X32 angka ketidakhadiran
2 0,559857143 X11 manajemen dan pengawasan yang buruk
10. P. A KOUSHKI*, K. AL-RASHID and N.
3 0,549857143 X6 penundaan yang disebabkan oleh subkontraktor KARTAM. 2005. Delays and cost increases in the
4 0,510428571 X23 karakteristik bangunan sekitar lokasi proyek
5 0,507971429 X3 gambar yang tidak lengkap
construction of private residental project in Kuwait.
6 0,491942857 X25 kekurangan tenaga kerja 11. Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor: 54/M-
7 0,486657143 X14 peningkatan scope pekerjaan IND/PER/3/2012. Definisi EPC.
8 0,481371429 X27 ketersediaan peralatan
9 0,476285714 X8 jadwal kerja subkontraktor 12. Peter F. Kaming, Paul O. Olomolaiye, Gary D. Holt
10 0,472314286 X34 kecelakaan kerja & Frank C. Harris. 1997. Factors influencing
construction time and cost overun on high-rise
Tabel di atas merupakan hasil dari penelitian yakni project in Indonesia.
sepuluh besar peringkat risiko yang terjadi pada tahap 13. Yaw Frimpongᵃ, Jacob Oluwoyeᵇ, Lynn Crawfordᶜ.
2003. Causes of delay and cost overruns in

Faktor-faktor..., Rizki Alsan, FT, 2014


construction of groundwater projects in a developing
countries. Ghana as a case study.
14. Zaki M. Kraiem, ᵃ Student Member, ASCE, and
James E. Diekmann, ᵇ Member. CONCURRENT
DELAYS IN CONSTRUCTION PROJECTS,
ASCE.
15. Anwar Prabu Mangkunegara (2000:67) dalam
bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan
16. Fransiska Maria Farida. Pengaruh pengelolaan
subkontraktor oleh kontraktor utama terhadap
Kinerja Waktu Subkontraktor dalam tahap
konstruksi pada proyek bangunan bertingkat tinggi
di Jakarta
17. Yin, K Robert. Studi Kasus Desain & Metode
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002)
18. Iman Soeharto. 1999. Manajemen Proyek Dari
Konseptual Sampai Operasional. Jakarta: PT Gelora
Aksara Pratama hal.8
19. PMBOK Guide. 2008. A Guide to the Project
Management Body of Knowledge. 4th Edition
20. Jonathan, Sarwono. Metode riset skripsi
pendekatan kuantitatif menggunakan prosedur spss.
Jakarta: PT Elex media komputindo, 2012).
21. www.sispro.co.id
22. Harold Kerzner. 2006. Project Management: A
System to Planning, Scheduling and Controlling.
Ninth Edition, John Wiley & Sons, , hal 732
23. Thomas L. Saaty. 2000. “The Fundamentals of
Decision Making and Priority Theory With the
Analytic Hierarchy Process” ,AHP series, Vol. VI, 478
pp.
24. Juanto. 2008. Construction Schedule Performance,
International Journal of Project Management Vol. 17,
No.6, 1999, hal.353
25. manajemenproyekindonesia.com
26.
http://www.jpnn.com/read/2011/06/13/94898/Kontrakto
r-Listrik-Tiongkok-Dievaluasi-

Faktor-faktor..., Rizki Alsan, FT, 2014

Anda mungkin juga menyukai