Anda di halaman 1dari 6

1.

Pengertian Ruanglingkup dan Tujuan


Pengertian dari Ruang lingkup adalah Batasan. Ruang lingkup juga dapat dikemukakan
pada bagian variabel-variabel yang diteliti, populasi atau subjek penelitian, dan lokasi
penelitian. Penggambaran Ruang lingkup Dapat Kita Nilai Dari data karakteristik responden
perlu dilakukan untuk memperoleh gambaran yang komprehensif tentang bagaimana keadaan
responden penelitian kita, yang boleh jadi diperlukan untuk melihat data hasil pengukuran
variabel-variabel yang diteliti. Sebagai Contoh Ruang lingkup Pada populasi dan sampel
Dapat digunakan jika penelitian yang dilakukan mengambil sampel sebagai subjek
penelitian, Akan tetapi jika sasaran penelitiannya adalah seluruh anggota populasi, akan lebih
cocok digunakan istilah subjek penelitian, terutama dalam penelitian eksperimental.
Tujuan merupakan penjabaran dari visi dan misi dan juga merupakan hal yang akan dicapai
atau dihasilkan oleh organisasi atau perusahaan. Tujuan usaha berupa target yang mana ia
bersifat kuantitatif dan merupakan sebuah pencapaian ukuran keberhasilan kinerja
perusahaan berdasarkan simpulan yang Kami ambil dari situs Brainly.
Dalam merumuskan tujuan ini, kita harus bersikap cerdas atau smart,
specific, measurable, action-oriented, realistic dan timely atau spesifik atau khusus, bisa
diukur, memiliki orientasi pada tindakan, realistis, serta ada jelas penentuan waktu.
2. Latar Belakang Lahirnya IPS
Ide IPS berasal dari literature pendidikan Amerika Serikat. Nama asli IPS di Amerika
Serikat adalah social studies. Istilah tersebut pertama kali digunakan seebagai nama sebuah
lembaga yang diberi nama committe of social studies. Lembaga ini merupakan himpunan
tenaga ahli yang berminat pada kurikulum ilmu-ilmu social ditingkat sekolah dan ahli-ahli
ilmu social yang mempunyai minat yang sama. Dalam perkembangannyastudy social
dimasukkan dalam kurikulum untuk dipelajari oleh peserta didik mulai dari jenjang
pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Secara lebih sfesifik study social mulai dimuat
dalam kurikulum 1975 dengan nama ilmu pengetahuan social (IPS). IPS merupakan sebuah
mata pelajaran yang dipelajari dari tingkat pendidikan dasar sampai tingkta pendidikan tinggi
pada jurusan atau program study tertentu.
Pembahasan mengenai latar belakang lahirnya IPS akan dilihat dari dua aspek:
a. Latar belakang sosiologis
Tinjauan terhadap latar belakang sosiologis difokuskan pada tempat lahirnya IPS yang
pada awalnya bernama social studies. IPS dengan nama social studies pertama kali
digunakan dalam kurikulum sekolah rugby di inggris pada tahun 1827. Dr. Thomas
Arnold, derektur sekolah tersebut adalah orang pertama yang berjasa memasukkan IPS
(social studies) kedalam kurikulum sekolah .
b. Latar belakang pedagogis
Di samping sebagai reaksi atau keadaan masyarakat, seperti di Inggris, Amerika dan
Indonesia.lahirnya IPS jugs dilatar belakangi oleh keinginan untuk menyiapkan peserta
didik agar menjadi warga masyarakat yang bertanggung jawab, yakni dapat mewujudkan
kewajiban dan hak-haknya dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik di harapkan akan
menjadi warga masyarakat yang tidak individualistik, yang hanya mementingkan
kebutuhan sendidri, dan mengesampingkan kebutuhan yang lain atau warga masyarakat
lainnya. Dalam teori pendidikan digambarkan bahwa peserta didik dan masyarakat
merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh menyeluruh. Dalam kehidupan
mereka tidak memisahkan suatu aspek kehidupan dari aspek kehidupan yang lain.
3. Perkembangan IPS di Indonesia
IPS sebagai sebuah bidang keilmuan yang dinamis, karena mempelajari tentang
keadaan masyarakat yang cepat perkembangannya, tidak lepas dari perkembangan.
Pengembangan kurikulum IPS merupakan jawaban terhadap tuntutan kebutuhan masyarakat
yang akan mempelajarinya. Perkembangan IPS di Indonesia dilatarbelakangi oleh beberapa
hal berikut.
1. Pengalaman hidup masa lampau dengan situasi sosialnya yang labil memerlukan masa
depan yang lebih mantap dan utuh sebagai suatu bangsa yang bulat.
2. Laju perkembangan pendidikan, teknologi, dan budaya Indonesia memerlukan kebijakan
pendidikan pengajaran yang seirama dengan laju perkembangan tersebut.
3. Agar output pendidikan persekolahan benar-benar lebih relevan dengan tuntutan
masyarakat yang ia akan menjadi bagiannya dan materi yang dimuat dalam kurikulum
atau dipelajari peserta didik dapat bermanfaat.
Segi lain yang menyebabkan dikembangkannya kurikulum IPS sebagai mata
pelajaran wajib bagi setiap anak didik adalah menyiapkan mereka kelak apabila terjun ke
dalam kehidupan masyarakat. Sejak diberlakukan kurikulum tahun 1964 sampai kurikulum
1968, program pengajaran ilmu-ilmu sosial masih menggunakan cara-cara (pendekatan)
tradisional. Ilmu sosial seperti sejarah, geografi (ilmu bumi), dan ekonomi masih disajikan
secara terpisah. Sejumlah ahli menyadari bahwa sebenarnya sistem tersebut telah usang dan
tidak relevan.
Terkait dengan pengembangan kurikulum IPS, seorang ahli pendidikan, guru besar
pada IKIP Malang, Prof. Dr. Soepartinah Pakasi, dapat dianggap sebagai penganut sosial
studies yang pertama di Indonesia. Pada tahun 1968 beliau menerapkan pola pengajaran
sosial studies pada sekolah percobaan IKIP Malang yang dipimpinnya.
Dalam penerapannya, guru-guru social studies di sekolah-sekolah tersebut disamping
diberi pedoman pelatihan keterampilan secara khusus juga didampingi oleh sebuah regu
dosen jurusan sejarah, geografi, dan ekonomi. Dalam lingkup nasional ide-ide untuk
menerapkan pengajaran sosial studies mulai ramai diperbincangkan sekitar tahun 1971/1972.
Untuk menyongsong dilaksanakannya pengajaran sosial studies, telah dilaksanakan seminar-
seminar sosial seperti "Seminar Sejarah" di Yogyakarta pada tahun 1971, "Seminar Geografi"
di Semarang pada tahun 1972, dan seminar "Kependudukan" di Bandung pada tahun 1973.
Pada tahun 1972, oleh Badan Penelitian Pendidikan (sekarang menjadi Badan
Penelitian Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan = BP3K) di Jakarta Diselenggarakan
pertemuan para ahli pendidikan berbagai disiplin ilmu dari IKIP dan lembaga-lembaga lain
untuk membahas masalah rencana pembaharuan kurikulum sekolah di Indonesia. Pertemuan
tersebut menyepakati penerapan prinsip kerja kurikulum Broadfield untuk mata pelajaran
ilmu-ilmu sosial, yaitu sistem kurikulum yang mengelompokkan mata pelajaran sejenis yang
menjadi satu bidang studi. Disepakati pula untuk mata pelajaran kemasyarakatan (ilmu
sosial) seperti sejarah, geografi, ekonomi dan lain-lain dikelompokkan dalam satu bidang
studi dengan nama Ilmu Pengetahuan Sosial.
4. IPS sebagai Ilmu dan Kajian Sosial
IPS sebagai ilmu sosial (social science) adalah bidang studi yang merupakan fusi atau paduan
sejumlah mata pelajaran sosial. Dapat juga dikatakan bahwa IPS merupakan mata pelajaran
yang menggunakan bagian-bagian tertentu dari ilmu sosial
IPS sebagai Kajian Sosial (Social Studies) adalah studi atau kajian masalah-masalah sosial
yang berasal dari ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk kepentingan tujuan pendidikan
di sekolah yaitu menciptakan warga negara yang baik
Persamaan antara IPS sebagai Ilmu Sosial (social sciences) dengan Kajian Sosial (social
studies) terletak pada sasaran yang diselidiki yaitu manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
Perbedaan antara IPS sebagai Ilmu Sosial (social sciences) dengan Kajian Sosial (social
studies) terletak pada tujuan masing-masing. Ilmu sosial pendekatannya bersifat disipliner
dari bidang ilmunya masing-masing, dan bertujuan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat
pada umumnya. Sedangkan Kajian sosial dalam meninjau suatu gejala sosial atau masalah
sosial dilihat dari berbagai aspek kehidupan, dan bertujuan untuk pendidikan di sekolah yaitu
menciptakan warga negara yang baik.

5. Hubungan IPS dan Ilmu Sosial


- Hubungan IPS dan Geografi
IPS mengambil materi dari geografi yang terkait dengan bumi, garis lintang, garis
bujur, arah, jarak, lokasi ruang, kondisi ruang serta lingkungan, sumber daya alam serta
interaksi antar bangsa dan manusia dengan lingkungan.
- Hubungan IPS dan Ekonomi
IPS mengambil materi ekonomi terkait dengan usaha manusia untuk mencapai
kemakmuran dan gejala-gejala serta hubungan yang timbul dari usaha tersebut.

- Hubungan IPS dan Ilmu Politik


IPS mengambil ilmu politik yang membahas usaha manusia mengorganisasikan
kekuasaan dalam mengatur manusia serta menyelenggarakan kepentingan rakyat dan bangsa.
- Hubungan IPS dan Ilmu Sejarah
IPS mengambil materi ilmu sejarah yang terkait dengan cara hidup manusia dilihat dari
kurun waktu masa lalu.
- Hubungan IPS dan Antropologi
IPS mengambil materi antropologi yang terkait dengan kajian hasil budidaya manusia
dalam menjaga eksistensinya dan usaha meningkatkan kehidupan baik aspek lahiriyah
maupun batiniyah.
- Hubungan IPS dan Sosiologi
IPS mengambil materi sosiologi yang mempelajari masyarakat secara umum dan
hubungan antar individu serta masyarakat tersebut.
- Hubungan IPS dan Psikologi Sosial
IPS mengambil materi psikologi sosial terkait dengan mempelajari perilaku individu,
kelompok, dan masyarakat yang dipengaruhi oleh situasi sosial, pengetahuan, pemikiran,
tanggapan, dan psikulasi.
- Hubungan IPS dan Ilmu Hukum
IPS mengambil materi ilmu hukum yang berkaitan dengan peraturan-peraturan tingkah
laku dalam masyarakat yang ditetapkan oleh pemerintah.
Hubungan antara IPS dengan ilmu-ilmu social saling berkaitan. Keduanya
berhubungan dengan kebutuhan dasar manusia, kemudian kebutuhan dasar tersebut dapat
dicapai dengan kegiatan dasar manusia. Kegiatan dasar menusia meliputi produksi dan
konsumsi, pemeliharaan dan perlindungan, konsumsi dan transport, estetika, pemerintahan
dan organisasi, dan pendidikan dan rekreasi. Keseluruhannya membentuk ilmu-ilmu social.
Dalam ilmu-ilmu social, terurai disiplin ilmu yang meliputi, antropologi, ekonomi, geografi,
sejarah, ilmu politik, psikologi social dan hokum. Dan di dalamnya terdapat fakta, konsep,
generalisasi yang dikembangkan membentuk ilmu Pengetahuan Sosial(IPS). Jadi IPS
merupakan penjabaran dari ilmu-ilmu social yang didalamnya terdapat fakta, konsep dan
generalisasi.
6. Fakta konsep dan generalisasi
Fakta
Fakta dapat diartikan sebagai suatu informasi atau data yang ada/terjadi dalam kehidupan
sehari-hari dan dikumpulkan dan dikajin oleh para ahli ilmu sosial yang terjamin
kebenarannya. Walaupun demikian fakta memiliki kekuatan yang terbatas unutk menjelaskan
suatu masalah. Fakta menunjuk pada kondisi yang khusus dan keberlakuannya terbatas
(kurang berlaku umum). Di bawah ini dikemukakan beberapa contoh fakta sebagai berikut:
1) Penduduk Indonesia berkonsentrasi di Pulau Jawa, Bali, dan Madura.
2) Ikrar Sumpah Pemuda terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928.
3) Gunung Galunggung meletus pada tahun 1982.
4) Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
5) Bandung adalah Ibu Kota Propinsi Jawa Barat.
6) Orde Reformasi dimulai tahun 1998.
Konsep
Terdapat dua makna yang dapat ditangkap bila mendengar istilah atau kata “konsep”. Untuk
membedakan kedua makna tentang kata konsep dapat dicontohkan dengan dua kalimat
berikut:
Pertama: Mahasiswa PPL itu belum selesai membuat konsep laporan praktek mengajar.
Kedua: Saya belum mengerti tentang konsep IPS yang diterangkan oleh dosen.
Pengertian atau makna kata konsep pada kalimat pertama berarti “rancangan” atau draff.
Sedangkan pengertian atau makna kata konsep pada kalimat kedua berarti gagasan atau ide,
pokok-pokok pikiran dalam pelajaran IPS.
Yang akan dijelaskan dalam uraian berikut ini adalah pengertian konsep pada kalimat kedua.
Konsep secara sederhana dapat diartikan sebagai penamaan (pemberian label) untuk sesuatu
yang membantu seseorang mengenal, mengerti, dan memahami tentang sesuatu tersebut.
Konsep adalah suatu kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan alat
intelektual yang membantu kegiatan berpikir dan memecahkan masalah. Apabila diperoleh
sejumlah informasi misalnya; ada sebuah benda yang dibuat dari kayu, memiliki empat buah
kaki, ada bidang datar di atas kaki tersebut yang dipergunakan untuk menulis; maka dengan
kemampuan mental kita, informasi atau fakta tersebut kita sederhanakan dengan cara
memberi nama atau label yaitu “meja tulis”.
Generalsasi
Generalisasi berasal dari kata “general” yang berarti umum atau menyeluruh. Oleh karena
itu, generalisasi merupakan pengambilan kesimpulan secara umum dari suatu gejala
informasi yang kita terima yang didukung oleh data dan fakta yang ada.
Fakih Samlawi (1998:9) mengemukakan bahwa: “Generalisasi merupakan sejumlah konsep
yang memiliki karakteristik dan makna. Generalisasi adalah pernyataan tentang hubungan
diantara konsep. Generalisasi mengungkapkan sejumlah besar informasi”. Kebenaran suatu
generalisasi ditentukan oleh rujukan pembuktian. Beberapa generalisasi yang kita terima hari
ini, mungkin pada masa yang akan datang harus diperbaiki, sehingga diperlukan bukti-bukti
yang baru pula.
Savage dan Armstrong (1996:26) dalam menyatakan: “Ketika angka pengangguran di
suatu negara meningkat, maka kejahatan dan kriminal pun meningkat pula.”
Dari generalisasi di atas terdapat berupa konsep yaitu: konsep pengangguran, konsep negara,
konsep kejahatan, dan konsep kriminal. Para siswa sangat perlu memahami konsep-konsep
tersebut sebelum ia dapat menangkap makna dari generalisasi di atas.

Anda mungkin juga menyukai