01 GDL Wiwinwulan 991 1 Ktiwiwi 5 PDF
01 GDL Wiwinwulan 991 1 Ktiwiwi 5 PDF
T
DENGAN ASFIKSIA SEDANG DI RSUD
SURAKARTA
Disusun Oleh :
Wiwin Wulandari
B12 055
Diajukan Oleh :
Wiwin Wulandari
B12 055
Pembimbing
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Wiwin Wulandari
B12 055
PENGUJI I PENGUJI II
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang
berjudul : ”Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada Bayi Ny. T dengan Asfiksia
Sedang di RSUD Surakarta Tahun 2015”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan
maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari
Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti., M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Retno Wulandari., SST, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan
Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Ernawati., SST, M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4. Dr. Willy Handoko Widjaja, MARS selaku direktur RSUD Surakarta yang
telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data.
5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga
Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, 2015
Penulis
iv
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015
Wiwin Wulandari
B12055
INTISARI
v
MOTTO
1. “Learn from the past, live for today and plan for tomorrow”
(Albert Einstein)
2. “The best revenge for the people who have insulted you is the success that
you can show them later”
3. ” Everything will be ok in the end, if it’s not ok, it’s not the end”
(John Lennon)
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, akhirnya terselesaikan karya tulis dengan penuh kerja keras dan
emosi ini. Dengan segala kerendahan hati saya persembahkan kepada :
1. Papa dan Mama tercinta atas setiap tetes keringat dan setiap doa yang tak
pernah henti diberikan, hanya ucapan terima kasih yang tak mungkin bisa
menggantikan pengorbanan kalian, dan berusaha untuk lulus tepat waktu
yang bisa saya lakukan untuk menghargainya.
2. Adik tercintaku Luky yang selalu bikin kesel, jangan nakal terus yaa cah
bagus, mbak sayang kamu dek.
3. Buat kaka’ (Eko sugiyanto) kekasih tercinta yang selalu memberi semangat,
selalu ada waktu adek pusing bahkan nangis karena KTI ini, makasih sayang.
4. Buat teman – teman tercinta tanpa terkecuali yang juga membantu untuk
menyelesaikan KTI terutama Za’a yang jail dan cerewet, Winda, Yuni, sukses
buat kita semua pokoknya.
5. Untuk Bu Anis Nur Hidayati SST, M.Kes selaku pembimbing akademik dan
ibu yang cantik yang selalu memberi dukungan dan Bu Ernawati SST, M.Kes
yang membimbing untuk menyelesaikan KTI ini.
6. Almamater tercinta
vi
CURICULUM VITAE
Riwayat Pendidikan
1. SD N 02 Kwangsan Jumapolo, Karanganyar LULUS TAHUN 2006
2. SMP N 01 Jumapolo, Karanganyar LULUS TAHUN 2009
3. SMK N 01 Karanganyar LULUS TAHUN 2012
4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan Tahun
2012
vii
DAFTAR ISI
viii
BAB III METODOLOGI
A. Jenis Studi Kasus ................................................................... 44
B. Lokasi Studi Kasus ................................................................ 44
C. Subyek Studi Kasus ............................................................... 44
D. Waktu Studi Kasus ................................................................ 44
E. Instrumen Studi Kasus ........................................................... 45
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 45
G. Alat dan Bahan ...................................................................... 48
H. Jadwal Studi Kasus ................................................................. 49
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus ....................................................................... 50
B. Pembahasan ............................................................................ 71
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 78
B. Saran ....................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), AKB hanya turun dari
34/1.000 kelahiran hidup tahun 2007 menjadi 32/1.000 kelahiran hidup tahun
Kematian Bayi (AKB) turun menjadi 16 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun
2015. Untuk mencapai target tersebut perlu percepatan yang lebih besar dan
AKB menurut WHO, setiap tahunnya kira-kira 3% (3,6 juta) dari 120 juta
bayi lahir mengalami asfiksia, hampir satu juta bayi ini kemudian meninggal.
masa BBL (usia dibawah satu bulan). Setiap 6 menit terdapat satu BBL yang
Rendah (29%), asfiksia (27%), trauma lahir, tetanus neonatorum, infeksi lain,
kelahiran hidup maka terjadi penurunan angka tetapi ada peningkatan kinerja
1
2
mengetahui sebelum dan sesudah bayi lahir, apakah bayi mempunyai resiko
asfiksia atau tidak. Pada keadaan tersebut, bicarakan dengan ibu dan keluarga
keadaan tanpa faktor resikopun bayi dapat mengalami asfiksia. Oleh karena
itu bidan harus siap melakukan resusitasi bayi setiap menolong persalinan
(JNPK-KR, 2008).
September 2014 terdapat Bayi Baru Lahir (BBL) sebesar 1.879 orang. BBL
61 orang (3,25%), Berat Badan Lahir Rendah sebesar 202 orang (10,7%),
Berat Badan Lahir Besar sebesar 169 orang (8,99%), Tetanus sebesar 5 orang
bayi baru lahir akibat asfiksia, didukung dengan data yang diperoleh serta
hasil studi pendahuluan di atas maka penulis tertarik untuk mengambil studi
kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada Bayi Ny. T
B. Perumusan Masalah
bayi baru lahir pada bayi Ny. T dengan Asfiksia Sedang di RSUD Surakarta?”
1. Tujuan Umum
Varney.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu :
1) Melakukan pengkajian data bayi baru lahir pada bayi Ny. T dengan
2) Melakukan interpretasi data bayi baru lahir pada bayi Ny. T dengan
4) Melakukan antisipasi atau tindakan segera bayi baru lahir pada bayi
asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan asfiksia sedang pada bayi
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Profesi
a. Bagi Institusi
b. Bagi Instansi
1. Titis Arum Putri (2012), STIKes Kusuma Husada Surakarta dengan judul
“Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Ny. T dengan Asfiksia Sedang
injeksi kalfoxim 1 x 160 mg/hari, injeksi Vit. K secara IM. Hasil dari
asuhan yang diberikan adalah keadaan bayi baik dan tidak terjadi
hipotermi.
Bayi Baru Lahir pada Bayi Ny. H dengan Asfiksia Sedang di Ruang
keadaan bayi semakin membaik. Keadaan umum bayi baik, denyut jantung
6
lebih dari 100 kali/menit, menangis kuat, nafas teratur, gerak aktif dan
tidak sianosis.
studi kasus dengan Karya Tulis Ilmiah yang dibuat oleh penulis, perbedaan
tersebut antara lain adalah subyek studi kasus, lokasi studi kasus, dan
permberian terapi.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
a. Pengertian
Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi lahir dari kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai
sempurna;
7
8
11) Reflek sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik
13) Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 48 jam
1) Sistem pernapasan
mekanik).
2) Sirkulasi darah
ke bilik kiri jantung. Dari bilik kiri darah dipompa melalui aorta
sehingga tekanan jantung kiri lebih besar dari pada jantung kanan
(O2 yang naik), duktus arteriosus akan berobliterasi, ini terjadi pada
hari pertama.
10
Aliran darah paru pada hari pertama ialah 4-5 liter per menit/ m2.
Wahyuni (2012) :
(1) Evaporasi
(2) Konduksi
(3) Konveksi
(4) Radiasi
4) Metabolisme
lemak.
12
relatif banyak air dan kadar natrium relatif lebih besar dari kalium
karena :
tubulus proksimal.
dewasa.
6) Immunoglobulin
stress imunologis.
7) Traktus digestivus
pankreas. Bayi sudah reflek hisap dan menelan, sehingga pada saat
bayi lahir sudah bisa minum ASI. Gumoh sering terjadi akibat dari
8) Hati
memakan waktu agak lama. Enzim hati belum aktif benar pada waktu
bayi baru lahir, daya detoksifikasi hati pada neonatus juga belum
14
tindakan segera :
a) Keringkan bayi atau ganti kain yang basah dan bungkus dengan
(frekuensi < 30 atau > 60 x/menit, tarikan dinding dada ke dalam atau
merintih).
15
prong
Bayi yang sangat kecil (< 1500 g atau < 32 minggu) sering terjadi
minum, ikterus berat, infeksi. Bayi rentan hipotermi jika tidak dalam
inkubator.
4) Letargi
gerakan), sangat mungkin bayi sakit berat dan harus segera dirujuk ke
5) Hipotermi
Hipotermi dapat terjadi secara cepat pada bayi sangat kecil atau
6) Kejang
2. Asfiksia
a. Pengertian
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas
secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Keadaan ini biasanya
dengan keadaan ibu, tali pusat atau masalah pada bayi selama atau
b. Penyebab asfiksia
gawat janin yang berlanjut menjadi asfiksia pada sesaat bayi baru lahir.
pada bayi baru lahir, diantaranya adalah faktor ibu, tali pusat bayi dan
kondisi bayi.
17
1) Faktor ibu
g) Penyakit ibu
lahir.
3) Faktor bayi
gawat janin. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor berikut ini :
c) Kelainan kongenital
Tanda-tanda dan gejala bayi mengalami asfiksia pada bayi baru lahir
meliputi :
3) Penurunan kesadaran
d. Klasifikasi asfiksia
Tanda Nilai
0 1 2
Warna Biru/pucat Tubuh kemerahan, Seluruh tubuh
ekstremitas biru kemerahan
Frekuensi Tidak ada Lambat <100/menit >100/menit
jantung
Refleks Tidak ada Gerakan sedikit Gerakan
kuat/melawan
Aktivitas/tonus Lumpuh/lemah Ekstremitas fleksi Gerakan aktif
otot
Usaha napas Tidak ada Lambat tidak Menangis kuat
teratur
Sumber : Wahyuni, 2012
Biasanya didapat frekuensi jantung >100 kali/ menit, tonus otot buruk,
Didapat frekuensi jantung <100 kali/ menit, tonus otot buruk, biru
1) Sebelum lahir
uterus, akan tetapi alveoli di paru janin masih terisi oleh cairan, bukan
2) Setelah lahir
bergantung pada paru sebagai sumber utama oksigen, karena itu dalam
beberapa saat cairan paru harus diserap dari alveoli, setelah itu paru
seluruh tubuh.
pertama dan tarikan napas yang dalam akan mendorong cairan dari
adekuat dalam pembuluh darah. Warna kulit bayi akan berubah dari
tetap terisi cairan dan pembuluh darah arteri sistemik tidak mendapat
oksigen.
arteriol pada organ seperti usus, ginjal, otot dan kulit, namun
demikian aliran darah ke jantung dan otak tetap stabil atau meningkat
22
Aspek yang sangat penting dari resusitasi bayi baru lahir adalah
Akan tetapi, penilaian bayi harus segera dimulai sesudah bayi lahir.
denyut jantung atau warna bayi, maka penilaian ini harus dilakukan
keadaan bayi dan penilaian efektifitas upaya resusitasi. Jadi nilai APGAR
(JNPK-KR, 2008).
untuk membuka alveoli paru agar bayi bisa bernapas spontan dan
teratur.
24
dada bayi
5) Apabila nilai apgar pada menit ke lima sudah baik (7-10) lakukan
1. Pengertian
rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang
dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien.
1) Data subjektif
a) Biodata
dilahirkan.
bayi.
dan lain-lain.
27
b) Keluhan utama
tonus otot kurang baik atau baik, biru, refleksi masih ada
(Ridha, 2014).
(Wiknjosastro, 2009)
d) Penyuluhan
nutrisi atau tidak, pada pola nutrisi yang perlu dikaji meliputi
(Manuaba, 2008).
(Muslihatun, 2009).
(Varney, 2007).
(Muslihatun, 2009).
2) Data obyektif
a) Pemeriksaan khusus
b) Pemeriksaan umum
Pemeriksaan tanda-tanda :
(1) Laju nafas 40-60 kali per menit, periksa kesulitan bernapas
(2013) :
dan kepala.
menyusui.
kita.
naik.
32
(Ridha, 2014).
tanda lahir.
mulutnya.
dorsofleksi.
pusatnya.
keras.
permukaan datar.
(9) Reflek tonik neck : ekstremitas pada satu sisi ketika kepala
e) Pemeriksaan penunjang
(Estiwidani, 2008).
1) Diagnosa kebidanan
Diagnosa Kebidanan :
sedang.
Data Dasar :
DO : 1. KU : Kurang
3. Kulit kebiruan
4. Gerakan lemah
36
2) Masalah
Masalah :
3) Kebutuhan
Kebutuhan :
d. Langkah IV : Antisipasi
konsultasi atau dokter untuk ditangani bersama dengan anggota tim yang
Antisipasi :
tidak bernapas.
ventilasi
Rencana Tindakan:
dada bayi
atau tidak
6) Menurut Arif dan Weni (2009), Apabila nilai apgar pada menit ke
lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya (Estiwidani, 2008).
Pelaksanaan :
dada bayi
atau tidak
5) Menurut Arif dan Weni (2009), memertahankan suhu tubuh agar tidak
6) Apabila nilai apgar pada menit ke lima sudah baik (7-10) menurut
(Estiwidani, 2008).
berhasil, bayi menangis dan bernapas nomal sesudah langkah awal atau
perbaikan tonus otot atau bergerak aktif (Indrayani dan Moudy, 2013).
3. Data Perkembangan
kebidanan pada bayi baru lahir dengan asfiksia sedang ini menggunakan
S : Subjektif
melalui anamnesa.
42
O : Objektif
P : Plan
C. LANDASAN HUKUM
3. Perawatan bayi
6. Pemberian imunisasi
7. Pemberian penyuluhan
(Kepmenkes, 2010).
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis laporan ini adalah studi kasus dengan metode diskriptif yaitu metode
yang diusulkan tersebut kedalam jenis atau metode yang mana tentang
Studi kasus ini akan menggambarkan Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru
mengambil kasus (Notoatmodjo, 2010). Subyek untuk kasus ini adalah Bayi
Waktu untuk studi kasus adalah rentang waktu yang digunakan penulis
untuk mencari kasus (Notoatmodjo, 2010). Studi Kasus ini telah dilaksanakan
44
45
dengan menggunakan format asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dari 7
antara lain :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari subyek
a. Wawancara
didokumentasikan.
b. Observasi
(Notoatmodjo, 2010).
Pada kasus ini yang diobservasi adalah tanda – tanda vital, dan
c. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi
mengumpulkan data.
47
sampai kaki.
2) Palpasi
3) Auskultasi
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari lingkungan studi kasus
a. Studi dokumentasi
Surakarta berupa data bayi baru lahir dari bulan Januari sampai
September 2014 .
48
b. Studi kepustakaan
2008 – 2014.
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam teknik pengumpulan data antara lain :
b. Buku tulis
c. Bolpoint
b. Stetoskop
c. Termometer
f. Pita pengukur
49
g. Alat resusitasi
Menggunakan alat :
(Notoatmodjo, 2010)
Jadwal terlampir.
BAB IV
A. TINJAUAN KASUS
1. PENGKAJIAN
a. IDENTITAS
1) Identitas Bayi
50
51
PADA IBU
18 April 2015
f) Imunisasi TT
bidan yaitu pada saat akan menikah dan saat hamil usia kehamilan
2 bulan.
(1)Plasenta :
(b) Panjang : 49 cm
3) Riwayat penyakit
diare.
53
tangan.
penyakit lainnya.
54
1) Menular
2) Menurun
e) Riwayat operasi
Nilai
Tanda 1 Menit 5 Menit 5 Menit
I I II
0 1 2
2) Pemeriksaan Umum
b) Kesadaran : somnolent
c) TTV :
(3) Suhu : 36 °C
3) Eliminasi
d. Pemeriksaan Penunjang
2. INTERPRETASI DATA
a. DIAGNOSA KEBIDANAN
Data Dasar:
Dasar Subjektif :
1) Ibu mengatakan baru saja melahirkan bayi pada tanggal 17 April 2015
Dasar Objektif :
2) Kesadaran : somnolent
(c) Suhu : 36 °C
b. MASALAH
1) Bayi kesulitan bernapas karena masih ada lendir pada jalan napas
c. KEBUTUHAN
2) Oksigenasi
3. DIAGNOSA POTENSIAL
4. TINDAKAN SEGERA
5. RENCANA TINDAKAN
liter/ menit
6. PELAKSANAAN
7. EVALUASI
kehangatan
h. Telah dilakukan advice dokter spesialis anak untuk tindakan dan terapi
dengan merawat bayi dalam inkubator dalam suhu 33OC dan terpasang
3) Suhu : 36oC
DATA PERKEMBANGAN I
S : Subyektif
Ibu mengatakan merasa senang karena bayinya sudah menangis dengan kuat.
O : Obyektif
c. Suhu : 360C
A : Assesment
Bayi Ny. T umur 20 menit, jenis kelamin perempuan dengan riwayat asfiksia
sedang.
P : Planning
Hasil :
1) Pemeriksaan Fisik
61
hidrocephalus, normal
anemis)
normal
ada retraksi
2) Pemeriksaan Reflek
Hasil :
a. Lingkar kepala : 33 cm
b. Lingkar dada : 34 cm
d. LLA : 11 cm
Hasil : Vit. K telah disuntikkan dengan dosis 1 mg dipaha kiri dan Hb0
Hasil : bayi telah diberikan salf mata dan tidak ada tanda – tanda infeksi
Hasil: BAB (+) mekonium warna hijau kehitaman, konsistensi lembek dan
Hasil: Bayi telah diganti popoknya dan tampak lebih tenang dan nyaman.
dengan teratur.
Hasil : Pernapasan bayi baik dan teratur dan O2 dilepas pada pukul 13.30
WIB.
Hasil : bayi telah dalam keadaan baik dan stabil dan dipindahakan ke
DATA PERKEMBANGAN II
S : Subjektif
O : Objektif
1. Keadaan umum bayi baik, bayi berada di box bayi, warna kulitnya
kemerahan, tidak sianosis, tidak tampak ikterik, reflek hisap dan telan kuat.
b. Suhu : 36,6oC
4. BAB (+) 2 kali, konsistensi lembek, warna kehitaman dan BAK (+) 2 kali,
A : Assesment
Bayi Ny. T umur 1 hari, jenis kelamin perempuan dengan riwayat asfiksia
sedang.
65
P : Planning
batas normal.
Hasil: BAB (+) konsistensi lembek, warna hitam kehijauan dan BAK (+)
Hasil: bayi digantikan pakaian dan popok setelah BAB atau BAK, bayi
Hasil : nutrisi pada bayi telah terpenuhi dengan diberikan ASI sebanyak 10
cc melalui dot.
66
S : Subjektif
O : Objektif
1. Keadaan umum bayi baik, bayi berada di box bayi, warna kulitnya
kemerahan, tidak sianosis, tidak tampak ikterik, reflek hisap dan telan
kuat.
b. Suhu : 36,9oC
4. BAB (+) 3 kali, konsistensi lembek, warna kehitaman dan BAK (+) 4 kali,
A : Assesment
Bayi Ny. T umur 2 hari, jenis kelamin perempuan dengan riwayat asfiksia
sedang.
67
P : Planning
batas normal.
Hasil : Ibu menyusui bayinya selama + 20 menit, ASI keluar lancar, reflek
rawat gabung.
Hasil: bayi telah dipindah ke ruang rawat gabung dengan ibu pukul 08.45
WIB.
Hasil: BAB (+) konsistensi lembek, warna hitam kehijauan dan BAK (+)
Hasil: bayi telah dimandikan, pakaian dan popok telah diganti, bayi telah
DATA PERKEMBANGAN IV
S : Subjektif
O : Objektif
1. Keadaan umum bayi baik, bayi berada di box bayi di ruang rawat gabung,
warna kulitnya kemerahan, tidak ada sianosis, tidak tampak ikterik, reflek
b. Suhu : 37,2 °C
c. Pernapasan : 57 x/ menit
4. BAB (+) konsistensi lembek, warna hitam kehijauan dan BAK (+) warna
kuning jernih.
A : Assesment
Bayi Ny. T umur 2 hari, jenis kelamin perempuan dengan riwayat asfiksia
sedang.
P : Planning
1. Memberitahu ibu dan keluarga Vital sign dan keadaan umum bayi.
Hasil: BAB (+) 3 kali, konsistensi lembek, warna hitam kehijauan dan
Hasil : Ibu bersedia akan merawat tali pusat dengan benar yaitu cara
mencuci atau membersihkan tali pusat bayi dari bagian ujung ke bagian
dengan memberikan ASI setiap 2 jam sekali atau setiap bayi menginginkan
(ASI on demand).
Hasil : Ibu bersedia memberikan ASI saja kepada bayinya selama 6 bulan
penuh tanpa makanan pendamping dan disusui setiap 2 jam sekali atau bila
bayi menginginkan.
diperbolehkan pulang.
B. Pembahasan
lahan. Adapun rincian hasil pembahasan antara teori dan praktik yang penulis
Menurut Estiwidani, dkk, (2008) pada tahap awal data diperoleh dengan
pula dengan Biasanya didapat frekuensi jantung >100 kali/menit, tonus otot
Pada bayi Ny. T data subjektif diperoleh dari keluarga dan tenaga
kesehatan. Data objektif pada bayi Ny. T diperoleh data tanda-tanda bayi
dengan asfiksia sedang yaitu APGAR score pada menit pertama adalah 5
yang ditandai dengan denyut jantung lebih dari 100 x/menit, pernapasan 35
x/menit lambat dan tidak teratur, tonus otot kurang baik, reflek kurang, dan
tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus nyata yang penulis kaji.
Menurut teori Estiwidani, dkk, (2008) yaitu diagnosa yang tegakkan oleh
diagnosa kebidanan.
Diagnosis kebidanan yang dapat ditegakkan pada kasus ini adalah Bayi
Ny. T baru lahir spontan umur 10 menit dengan asfiksia sedang. Diagnosis
Masalah yang muncul pada kasus ini adalah jalan napas tidak efektif
yang menyebabkan pemasukan oksigen dalam tubuh bayi baru lahir tidak
adekuat. Dasar adalah masih terdapatnya lendir pada mulut dan hidung
pengukuran suhu bayi yaitu 36oC dan dalam masalah ini bayi
sesuai dengan teori Wildan dan Hidayat, (2008) yang menyebutkan bahwa
didukung oleh data subjektif dan data objektif dan kebutuhan disesuaikan
dengan kebutuhan pasien saat itu. Kebutuhan pada kasus ini adalah
teori dan praktek dilahan pada diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan.
Menurut Ridha, (2014) apabila tidak segera ditangani dengan tepat dan
setelah kelahiran, maka akan terjadi asfiksia yang lebih berat (Ridha, 2014).
Diagnosa potensial ini tidak muncul karena kondisi asfiksia sedang dapat
potensial terjadi asfiksia berat. Pada kasus tersebut antisipasi yang bisa
Maka pada tahap ini penulis telah melakukan antisipasi secara benar
tindakan segera oleh bidan untuk konsultasi atau dokter untuk ditangani
bersama dengan anggota tim yang lain sesuai dengan kondisi klien.
74
Tindakan segera pada kasus By. Ny. T ini adalah melakukan kolaborasi
dengan dokter spesialis anak untuk pemberian terapi dan tindakan yang
5. Rencana Tindakan
bersihkan jalan nafas, potong tali pusat, apabila bayi tidak menangis
Perencanaan pada kasus By. Ny. T dengan asfiksia sedang antara lain
selanjutnya dengan rawat dalam inkubator lalu pasang O2 1,5 liter/ menit,
Ny. T tidak sesuai dengan teori dan praktik dilapangan yaitu pada
pemberian terapi.
75
6. Pelaksanaan
yang telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan
membersihkan jalan nafas dengan menghisap lendir dan kasa steril, apabila
kaki, mengelus-elus dada, perut atau punggung, jika bayi masih belum
ke mulut atau dengan ventilasi tekanan positif sampai bayi menagis dan
bernapas teratur.
Implementasi pada kasus By. Ny. T dengan asfiksia sedang antara lain
tindakan selanjutnya dengan rawat dalam inkubator lalu pasang O2 1,5 liter/
Maka dapat diambil kesimpulan tahap pelaksaan pada kasus By. Ny. T
tidak sesuai dengan teori dan praktik dilapangan yaitu tidak dilakukan
7. Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari asuhan kebidanan yang telah diberikan pada
menangis dan bernapas nomal sesudah langkah awal atau sesudah ventilasi.
kaki, mengelus-elus dada, perut atau punggung, bayi menangis kuat dan
perawatan sampai hari kedua diperoleh hasil tidak terjadi asfiksia berat,
keadaan umum By. Ny. T sudah membaik yang ditandai dengan menangis
kuat, nafas lebih teratur, gerakan aktif, semua anggota tubuh bayi
kemerahan, reflek hisap kuat, bayi tidak mengalami gangguan dalam buang
air besar dan buang air kecil. Keadaan bayi sesaat sebelum pulang adalah
baik, kulit kemerahan, refleks hisap dan telan (+) kuat, gerak aktif, hasil
Hal ini sesuai dengan hasil yang diharapkan dari asuhan kebidanan
yang telah diberikan pada Bayi Ny. T dengan asfiksia sedang din RSUD
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada bab terakhir penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada Bayi Ny. T dengan Asfiksia Sedang di
RSUD Surakarta” ini penulis dapat mengambil kesimpulan dan saran sebagai
berikut :
1. Dari pengkajian pada bayi Bayi Ny. T dengan asfiksia sedang diperoleh
APGAR score pada menit pertama dengan nilai 5, warna kulit tubuh
kesulitan bernapas karena lendir pada jalan napas dan terjadi hipotermi
asfiksia berat, tetapi pada kasus ini tidak terjadi karena telah dilakukan
78
79
4. Tindakan segera yang diberikan pada Bayi Ny. T dengan asfiksia sedang
menyeluruh yaitu dengan jaga kehangatan bayi, potong dan ikat tali pusat,
inkubator lalu pasang O2 1,5 liter/ menit, dan observasi KU dan VS bayi.
VS bayi.
Ny. T dengan asfiksia sedang hasilnya kondisi asfiksia bayi dapat teratasi
dan bayi dalam kondisi normal, nutrisi dan eliminasi baik. Maka diperoleh
hasil akhir bahwa asuhan yang telah diberikan berhasil dengan baik.
80
tekanan positif tetapi diberikan oksigen 1,5 liter/menit. Disamping itu bayi
dan untuk mempertahan kondisi Bayi Ny. T tetap dalam keadaan baik.
B. Saran
mengenai bayi baru lahir dengan asfiksia sedang, penulis memberikan saran
sebagai berikut :
1. Bagi Profesi
sehingga pelayanan yang dihasilkan lebih efektif dan efisien dapat tercapai
pada klien.
2. Bagi Instansi
sedang.
81
3. Bagi Institusi
Indrayani dan Moudy, 2013. Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta :
TIM
JNPK-KR. 2008. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal (APN). Jakarta : JNPK-
KR
Saifuddin, dkk. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Tridasa Printer
Saifuddin, dkk. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Tridasa Printer
Varney, H. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta. Edisi 4. Jakarta: ECG
Wahyuni, S. 2012. Asuhan Neonatus Bayi & Balita Penuntun Belajar Praktek
Klinik. Jakarta : EGC