Anda di halaman 1dari 6

RANGKUMAN

MENGELOLA KEGIATAN MEMPRODUKSI


BARANG DAN JASA

KELOMPOK 1 :
1. MARATUS SHALIHAH
1703101095
2. ANGGRAENI HERLINA W
1703101098
3. SEKAR DEWI MULA W
1703101111
4. ANINDYA AGUSTIN
1703101117
5. RIZA MAYASARI
1703101125
A. TAHUN PELAJARAN 2017/2018PROSES PRODUKSI
DAN TUJUAN YANG PERLU DICAPAI
Memproduksi atau melakukan kegiatan proses produksi merupakan usaha untuk
mengubah sesuatu barang menjadi barang lainnya atau usaha untuk mewujudkan sesuatu
jasa. Untuk melakukan perubahan transformasi tersebut diperlukan faktor-faktor
produksi. Di samping itu diperlukan bahan mentah atau barang setengah jadi yang akan
ditransformasikan menjadi barang lain.
Kegiatan memproduksi dikelola oleh bagian atau departemen produksi dan
operasi. Dengan demikian hal-hal yang berkaitan dengan pengurusan (pengelolaan)
kegiatan memproduksi digolongkan sebagai manajemen produksi dan operasi. Tanggung
jawab tersebut meliputi merancang dan melaksanakan proses transformasi atau konversi
yang paling efisien.

1. Bentuk-bentuk Proses Produksi


a. Berdasarkan bagaimana bahan mentah diubah menjadi barang lain :
1. Proses Analytic
Proses ini merupakan suatu bentuk proses produksi yang menciptakan
beberapa barang dari suatu jenis bahan mentah. Pada umumnya proses ini
berlaku terhadap sesuatu barang yang dihasilkan oleh sector primer terutama
pertanian dan pertambangan, menjadi beberapa barang setengah jadi atau
barang jadi.
2. Proses synthetic
Proses ini merupakan proses ini menggabungkan beberapa input atau
bahan mentah menjadi barang lain. Proses ini biasanya berlaku di industry
pengolahan atau manufaktur. Proses synthetic dibagi lagi menjadi 2 yaitu
proses pabrikasi dan assembling. Membuat pakaian dan perabot digolongkan
sebagai pabrikasi karena berbagai bahan diproses menjadi barang baru.
Sedangkan membuat sepeda, sepeda motor dan mobil digolongkan sebagai
proses assembling karena berbagai komponen yang sudah dibuat dipasang
bersama untuk menciptkan barang-barang tersebut

b. Berdasarkan bagaimana peralatan produksi digunakan


1. Proses Continous
Proses produksi digolongkan sebagai continous, atau beroperasi secara
terus menerus, apabila proses produksi berlaku sepanjang waktu tanpa
membuat perubahan terhadap susunan peralatan produksi yang digunakan.
Sebagai akibat dari cara pemrosesan ini, bentuk barang yang dihasilkan juga
tidak mengalami perubahan.
2. Proses Intermittent
Proses ini terjadi apabila (1) mesin tidak digunakan secara terus-menerus
dan (2) dari waktu ke waktu alat produksi disesuaikan dengan perubahan
barang yang akan diproduksi.

2. Tujuan yang Perlu Dicapai


a. Menigkatkan efisiensi
Efisiensi merupakan hubungan antara input atau bahan mentah dengan
output atau produksi. Jika perusahaan dapat menghasilkan barang atau jasa lebih
banyak sementara nilai bahan baku tetap, maka dapat dikatakan efisiensi telah
ditigkatkan . ketika beberapa informasi yang diterima menyatakan bahwa ada
perusahaan yang mneginvestasikan uangnya pada peralatan baru, merancang
system jaringan computer, memperpendek rantai penawaran barang, alasan-alasan
ini biasa digunakan untuk memotong biaya atau dikenal sebagai meningkatan
efisiensi

b. Menigkatkan produktivitas
Produktivitas merupakan ukuran detail atau terinci mengenai efisiensi dan
perubahannya dari waktu ke waktu. Produktivitas merupakan perbandingan antara
seluruh produk barang dan jasa yang diproduksi pada waktu tertentudibagi dengan
banyaknya jam kerja yang dibutuhkanuntuk menghasilkan outputtersebut. Dengan
kata lain, produktivitas merupakan ukuran efisiensi dari para pekerja.

c. Meningkatkan kualitas
Kualitas adalah salah satu alas an yang membuat konsumen mau membeli
barang suatu perusahaan atau mau menggunakan jasa suatu perusahaan. Konsep
kualitas sangat subjektif, karena secara definisi kualitas merupakan suatu hasil
memproduksi barang dan jasa dengan cirri dan karakter tertentu dengan standar
kepuasan seperti apa yang diduga oleh konsumen.

d. Membedakan produksi barang dan jasa


Hal-hal yang harus diperhatikan yaitu kaitan antara produksi barang dan
jasa, penentuan lokasi produksi, tata ruang kegiatan memproduksi, dan kegiatan
mempromosikan barang yang diproduksi.

e. Kaitan antara produksi barang dan jasa


Produk jasa selalu dibutuhkan sejak barang diproses maupun saat barang
pada saat barang dipasarkan. Jasa bank dan institusi keuangan diperlukan untuk
kegiatan menghasilkan barang. Dalam menjual barang diperlukan jasa
pengangkutan dan jasa perusahaan dagang

f. Penentuan lokasi uasaha


lokasi industry pengolahan dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu
indutri pengolahan yang lokasinya mendekati sumber bahan mentah. Ini terutama
berlaku terhadap indutri yang memproses barang primer, seperti pabrik
pemrosesan karet dan kelapa sawit. Industry pengolahan lain yang dikenal dengan
footloose industries, menentukan lokasinya berdasarkan unsure biaya produksi.

g. Tata ruang kegiatan produksi


Tata ruang untuk memproduksi barang sangat dipengaruhi oleh kebutuhan
mewujudkan efisiensi. Pertama kali ia bergantung pada bentuk peralatan produksi
yang digunakan. Selanjutnya pertimbangan yang kedua adalah menentukan letak
alat-alat produksi sehingga penggunaannya mencapai tahap yang paling efisien

h. Kegiatan mempromosikan barang


Kegiatan mempromosikan dan memperkenalkan barang adalah jauh lebih
giat di dalam perusahaan yang menghasilkan barang daripada perusahaan yang
menghasilkan jasa.

B. SEJARAH PERKEMBANGAN PROSES PRODUKSI


1. Periode Revolusi Industri
Revolusi industry yang dimulai di abad 18 di Inggris yang kemudian masuk ke trans-
atlantik dan sampailah semangat tersebut ke AS sebelum tahun 1860-an. Pada saat itu
terjadi proses substitusi dari kekuatan yang bersandar pada tenaga kerja atau manusia
diganti dengan kekuatan mesin.

2. Proses manajemen ilmiah (scientific management)


Periode antara tahun 1890-1920 dikatakan sebagai masa berkembangnya manajemen
ilmiah (scientific management). Esensi dari sifat perkembangan pemrosesan dalam
periode ini adalah bagaimana metode ilmiah digunakan dalam menjalankan kegitan
memproduksi, sehingga setiap pekerja dapat menjalankan pekerjaannya secara efisien
dan efektif.

3. Periode Produksi Masal


Perkembangan proses produksi terus berlanjut. Periode manajemen ilmiah digantikan
oleh periode produksi massal yang bermula dari inovasi Hendry Ford dalam
memproduksi mobil. Dengan inovasi tersebut Ford mampu memberikan sumbangan
pada perkembangan proses produksi dari satu masa ke masa lainnya. Proses produksi
yang diperkenalkannya dapat meningkatkan produktivitas melalui penemuan
rancangan arus kerja yang membawa barang sepanjang alat produksi yang
diperlakukannya dari area kerja satu ke area kerja lainnya sehingga pekerja dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik

4. Otomatisai Dan Robotisasi


Perkembangan produksi memasuki tahapan otomatisasi dan robotisasi semenjak
pertengahan tahun 1940-an. Abad kedua puluh merupakan Abad otomatisasi dan
robotisasi dalam memproduksi barang dan jasa. Casb register , mesin tik elektronika,
otomatisasi mesin-mesin yang tersedia di tempat-tempat kerja membuat produktivitas
pekerja semakin dapat ditingkatkan.

5. Periode Komputerisasi
Perkembangan proses produksi yang dapat dinikmati saat ini adalah komputerisasi.
Beberapa inovasi dalam meningkatkan efisien dalam dunia bisnis dihasilkan dari
substitusi yang luar biasa dari modal terhadap tenaga kerja adalah computer.

C. MERANCANG KEGIATAN MEMPRODUKSI


Menyusun rencana kegiatan memproduksi meliputi 5 kegiatan penting yaitu :
1. Meramalkan Permintaan
Langkah pertama dalam merancang kegiatan produksi dalam perusahaan
manufaktur adalah menentukan jumlah produksi barang yang dibutuhkan pasaran
dalam suatu jangka waktu tertentu. Untuk melaksanakan langkah ini beberapa
kegiatan perlu dilaksanakan. Beberapa kegiatan tersebut adalah :
a. Mengumpulkan informasi mengenai kebutuhan para pelanggan
b. Melakukan riset mengenai besarnya pasar dan persaingan yang dihadapi
dalam pasaran tersebut
c. Apabila diperlukan, meminta jasa konsultan atau orang-orang yang
mempunyai kompetensi untuk melihat prospek perusahaan dalam memasarkan
barangnya.

Selain untuk mengetahui volume produksi yang dibutuhkan, kegiatan-kegiatan


tersebut dibutuhkan untuk mengetahui situasi perekonomian masa kini dan masa
depan, dan tingkat persaingan yang dihadapi.
2. Merencanakan Kapasitas Produksi
Sebagai hasil kegiatan memprakirakan permintaan masa kini dan
perkembangannya di masa depan, perusahaan akan dapat melakukan estimasi tentang
jumlah produksi yang perlu dicapai masa kini dan perkembangannya di masa depan

3. Memilih Lokasi Pabrik atau Usaha


Dalam menyelesaikan persoalan ini, menejemen harus terlebih dahulu
mempertimbangkan biaya-biaya yang akan dikeluarkan di daerah mana pabrik akan
didirikan. Pengeluaran-pengeluaran untuk tenaga kerja, membeli tanah, membangun
pabrik dan biaya listrik serta pengeluaran lainnya perlu diestimasikan.

4. Merancang Tata Letak Pabrik


Tata letak pabrik berkaitan dengan pemilihan lokasi. Lokasi yang dimaksud
terkait dengan ruang produksi, proses produksi, mesin-mesin, fungsi pendukung dan
aktivitas lainnya untuk operasi untuk menghasilkan sebuah atau beberapa produk.
Secara umum ada tiga jenis dasar penentuan tata letak produksi, yaitu :
a. Tata letak berdasarkan proses
Tata letak ini ditentukan dengan cara mengelompokkan semua ppekerja yang
melakukan pekerja yang sama
b. Tata letak bedasar produk
Assembly line adalah tata letak fasilitas produksi berdasarkan barang yang
dihasilkan. Brang yang dibuat akan melalui suatu proses produksi dengan satu
pola yang tetap dan dilakukan pada jumlah yang besar dan dibuat secara berulang-
ulang.
c. Tata letak posisi tetap (fixed position layout)
Fasilitas produksi dalam posisi tetap berlaku untuk pembuatan produk-produk
yang sangat besar dan tak mungkin dipindah-pindahkan misalnya konstruksi
lapangan terbang, bangunan pencakar langit, jembatan, rumah, jalan tol.

D. MENGELOLA DAN MENGENDALIKAN PROSES PRODUKSI


1. Merencanakan Jadwal Kerja
Di setiap proses produksi, manajer harus mebuat jadwal kerja. Hal ini bertujuan
untuk menentukan berapa lama suatu pekerjaan dilaksanakan dan berapa banyak
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Penjadwalan kegiatan memproduksi ini, yang sering dikatakan sebagai master
production schedule (MPS), merupakan penjadwalan waktu dari tahapan pekerjaan
yang telah direncanakan dan akan dilaksanakan.
Dalam kegiatan memproses dan memproduksi penjadwalan kerja dapat menggunakan
2 cara yaitu :
a. Diagram Gantt
Apabila pekerjaan yang harus dilaksanakan relatif sederhana dan mudah dikelola,
kebanyakan perusahaan akan menggunakan Gantt Chart untuk melakukan
penjadwalan kegiatan memproduksi.

b. Diagram PERT
Untuk beberapa pekerjaan yang lebih rumit, dapat digunakan The Program
Evaluation and Review Technique (PERT). Program ini akan sangat membantu
para manajer tersebut dalam menyusun program kegiatan memproduksi. Untuk
setiap kegiatan perlu ditentukan durasi yang diperlukan untuk menyelesaikannya.
E. MENENTUKAN BARANG PERSEDIAAN (INVENTORY) YANG
DIPERLUKAN
Barang persediaan atau inventory adalah baran yang disimpan untuk dipakai dalam
produksi atau untuk dijual kepada konsumen. Tujuan utama manajemen inventory adalah
menekan dengan serendah rendahnya biaya penyimpanan dan pemesanan dan pada saat
yang sama barang tersebut tersedia dalam jumlah yang cukup untuk kebutuhan produksi
dan penjualan
1. Jenis-jenis inventory
Pada dasarnya ada 3 jenis inventory yang umumnya terdapat pada setiap perusahann,
yaitu,
a. Inventory bahan baku
b. Inventory dalam proses
c. Inventory barang jadi

2. Tingkat persediaan (level of Inventory)


Salah satu cara menentukan jumlah barang persediaan yang harus disimpan
adalah memperhiitungkan tiga jenis biaya yang terkait dengan jumlah inventory, yaitu
biaya pemesanan, biaya penyimpanan dan biaya persediaan kosong.

3. Perencananaan Kebutuhan Material


Salah satu system komputerisasi pengendalian inventory dan produksi adalah
perencanaan kebutuhan material (PKM). PKM identik dengan MRP (Manufacturing
Resource Planning). PKM mempergunakan satu jadwal rencana induk untuk
memastikan jumlah bahan mentah, buruh dan peralatan yang dibutuhkan untuk
membuat barang dalam jumlah tertentu dan dengan jumlah yang tepat.

4. System Just In Time


System pengendalian inventory yang lain dikembangkan di jepang dan sudah
diterapkan di Negara-negara maju. System ini dipakai untuk meminimalkan inventory
yang didasarkan pada asumsi bahwa materi yang dibutuhkan harus tiba di tempat
produksi pada saat dibutuhkan dan tidak perlu disimpan terlebih dahulu

5. Perencanaan Sumber Produksi


Yang lebih canggih dalam komputerisasi pengendalian inventory adalah
perencenaan sumber produksi (PSP), yaitu suatu penggunaan system komputerisasi
yang lebih rumit dari PKM. Perencanaan PSP identik dengan PRP (Production
Research Planning), PSP ini menyatukan semua departemen.
System ini dapat dipergunakan sebagai dasar perencanaan bisnis, bentuk
permulaan pertanggungjawaban meneger atau meramalkan dampak peracanaan
produksi terhadap laba perusahaan

Anda mungkin juga menyukai