Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN BACA

PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU DAN SENI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas

Pada Mata Kuliah Landasan Pendidikan yang diampu oleh

Dra. Hj. Ani Hendriani, M.Pd

oleh :

Lutphia Rizki Pratama

NIM. 1904251

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2019
Laporan Baca Bab IV
Pendidikan Sebagai Ilmu dan Seni

Tim Penyusun Buku Ajar Mata Kuliah Landasan Pendidikan. (2017). Landasan
Pendidikan. (cetakan pertama). Bandung: Upi Press.

Suatu disiplin dapat dipandang sebagai pengetahuan apabila disiplin


tersebut memiliki status keilmuan yang jelas, karena kejelasan status keilmuan
pendidikan akan memperkuat eksistensinya manakala diuji menurut kaidah-
kaidah ilmu pengetahuan. Sehubung dengan pentingnya status keilmuan suatu
disiplin ilmu, tak terkecuali pendidikan, pada bab ini akan diuraikan garis besar
tentang status keilmuan pendidikan. Pendidikan sebagai pengetauan ilmiah akan
dipaparkan kedalam tiga pokok bahasan, yaitu pengertian ilmu dan ilmu
pengetahuan, karakteristik atau ciri-ciri suatu pengetahuan ilmiah, serta
karakteristik ilmu pendidikan sebagai ilmu pengetahuan yang otonom.
Selanjutnya diuraikan pula hubungan pendidikan dengan ilmu-ilmu lain dan
klasifikasi pendidikan sebagai ilmu pengetahuan (hlm. 43).

Definisi pengetahuan dikemukakan oleh banyak pendapat, tetapi pada


dasarnya ilmu pengetahuan adalah seperangkat atau sejumlah pengetahuan yang
disusun menurut suatu sistem berfikir kritis dan teratur, dengan tujuan untuk
memperoleh pemahaman tentang suatu hal (hlm. 47).

The Liang Gie (1987) mengemukakan bahwa pembagian ilmu harus


didasarkan pada kriteria yang jelas. Ada yang membaginya berdasarkan isi ilmu
pengetahuan, dan ada juuga yang mengklasifikasikannya berdasarkan sifat dari
ilmu tersebut. Salah satu contoh klasifikasi ilmu berdasarkan isi pengetahuannya,
yaitu ilmu kealaman (fisika, kimia, biologi, dan astronomi), ilmu sosial (sosiologi,
ekonomi, politik dan lainnya), serta ilmu-ilmu kemanusiaan (filsafat, bahasa, dan
seni). Sedangkan contoh klasifikasi ilmu berdasarkan sifat pengetahuannya yaitu
ilmu matematika, ilmu-ilmu sosial, ilmu-ilmu tingkah laku dan humanoria (hlm.
48).
Suatu disiplin ilmu perlu memiliki karakteristik dan kriteria yang jelas
dalam landasan, obyek, studi, metode, fungsi, dan isi/substansinya. Landasan ilmu
berkenaan dengan gagasan yang dijadikan sandaran para ilmuan untuk
mengembangkan pemikirannya. Obyek studi yaitu suatu bidang yang menjadi
bahan pengkajian dan penyelidikannya.metode ilmu adalah prosedur kerja yang
sistematis untuk memperoleh suatu produk ilmu yang benar dan dapat dipercaya.
Ilmu pengetahuan juga harus memiliki fungsi menjelaskan, memprediksi, dan
mengontrol fenomena kehidupan sesuai obyek studinya (hlm. 51-55).

Ilmu pendidikan merupakan seperangkat pengetahuan, pendapat atau


pandangan mengenai fenomena/gejala pendidikan yang disusun secara sistematis
sebagai hasil pemikiran kritis dengan menggunakan riset tertentu. Karakteristik
ilmu pendidikan yaitu, memiliki landasan keilmuan yang tepat, ilmu yang bersifat
normatif, dan ilmu yang bersifat teoritis praktis. Suatu disiplin ilmu dapat
dikategorikan sebagai ilmu pengetahuan apabila memenuhi tiga persyaratan, yaitu
memiliki obyek material dan formal, sistematika yang jelas, dan memiliki metode
yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah (hlm. 56).

Ilmu pendidikan hanya akan berdiri kokoh dan berkembang pesat apabila
berlandaskan agama, pandangan hidup, filsafat hidup, ilmu pengetahuan dan
teknologi serta ilmu-ilmu lainnya. Obyek ilmu pengetahuan terdiri atas obyek
material (manusia) dan formal (peningkatan kualitas hidup manusia). Metode
penelitian dalam ilmu pendidikan yang dominan dipakai adalah survey,
eksperimen, studi kasus, kaji tindak, dan penelitian masa depan. Didalam ilmu
pendidikan terdapat postulat, asumsi, konsep teori, generalisasi, hukum, prinsip,
dan model (hlm. 57-59).

Dalam buku ini dijelaskan bawha fungsi dari pendidikan sebagai ilmu
pengetahuan yaitu utuk menjelskan, memprediksi dan mengontrol gejala atau
fenomena pendidikan. Disini juga dijelaskan cabang-cabang ilmu pendidikan
menurut para ahli seperti M.J Langeveld (ilmu mendidik teoritis dan praktis),
Redja Mudyahardjo (ilmu pendidikan makro dan mikro), serta Madjid Noor (ilmu
pendidikan teoritis dan praktis) (hlm. 61-63).

Dalam buku ini dijelaskan bahwa pelajaran tentang prinsip-prinsip dan


konsep-konsep yang telah dikemukakan para ahli perlu dilengkapi dengan ikut
serta dalam proses belajar mengajar yang dialami ataupun dikelola sendiri (hlm.
66). Bentuk pembelajaran zaman sekarang bisa dilakukan baik secara tatap muka
maupun dengan pengajaran berkomputer, tetapi pengajaran didalam kelas
merupakan cara yang paling umum dipraktekan didalam maupun luar sekolah.
Kedua bentuk pembelajaran itu memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-
masing (hlm. 67).

Pemaparan materi pada bab ini seberannya sudah lengkap dan terstruktur,
tetapi buku ini masih memiliki kekurangan berupa menggunakan kalimat yang
sulit dipahami dan juga isi buku didominasi oleh paragraf panjang yang membuat
jenuh pembaca.

Buku ini menawarkan isi bacaan yang lengkap dan medalam. Pada bab IV
ini dijelaskan bahwa suatu disiplin ilmu harus memiliki syarat-syarat yang jelas
serta ilmu pendidikan dapat dipandang sebagai pengetahuan ilmiah jika memiliki
konsep pengetahuan, klasifikasi pengetahuan, karakteristik dan kriteria ilmu
pengetahuan, obyek studi ilmu, dan fungsi ilmu. Oleh kerena itu, buku ini
khususnya pada bab IV mampu membekali pembaca agar dapat lebih memahami
tentang pendidikan sebagai ilmu dan seni.

Referensi:

Tim Penyusun Buku Ajar Mata Kuliah Landasan Pendidikan. (2017). Landasan
Pendidikan. (cetakan pertama). Bandung: Upi Press.

Anda mungkin juga menyukai