Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam industri kimia banyak terdapat berbagai alat yang digunakan untuk
mempermudah proses yang terjadi dalam suatu industri kimia . Alat – alat tersebut
mempunyai fungsi tertentu sesuai dengan proses kimia yang dikerjakan serta jenis
bahan baku . Pemilihan alat menjadi hal yang penting karena berpengaruh pada
perlakuan yang diberikan. Produk yang dihasilkan tidak akan sesuai dengan yang
diinginkan apabila alat yang digunakan tidak sesuai.
Evaporator merupakan salah satu alat penguap yang banyak digunakan di
industri kimia untuk memekatkan suatu larutan atau evaporator merupakan suatu
alat yang memiliki fungsi untuk mengubah keseluruhan atau sebagian suatu pelarut
dari sebuah larutan berbentuk cair menjadi uap sehingga hanya menyisakan larutan
yang lebih padat atau kental.
Peristiwa yang terjadi pada proses di evaporator adalah evaporasi.
Sedangkan pengertian evaporasi sendiri merupakan proses perubahan molekul yang
memiliki fasa cair dengan spontan menjadi fasa gas. Proses ini adalah kebalikan
dari kondensasi. Evaporasi merupakan suatu proses penguapan sebagian dari
pelarut sehingga didapatkan larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi.
Tujuan dari evaporasi itu sendiri yaitu untuk memekatkan larutan yang terdiri dari
zat terlarut yang tidak mudah menguap dan pelarut yang mudah menguap. Dalam
kebanyakan proses evaporasi, pelarutnya adalah air.
Faktor dasar yang mempengaruhi laju penguapan adalah laju panas
dipindahkan ke bahan cair, jumlah panas yang dibutuhkan untuk menguapkan
setiap puond air, suhu maksimum yang diperkenankan untuk bahan cair, tekanan
pada saat penguapan terjadi, perubahan yang lain terjadi didalam bahan selama
proses penguapan berlangsung.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Penguapan ?

1
2. Prinsip kerja dari Penguapan
3. Jenis-jenis alat evaporator
4. Pengaplikasian penguapan

1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa itu penguapan
2. Mengetahui prinsip kerja penguapan
3. Mengetahui jenis-jenis evaporator
4. Mengetahui bagaimana pengaplikasian penguapan

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Evaporasi ( Penguapan )

Evaporasi merupakan suatu proses penguapan sebagian dari pelarut


sehinggadidapatkan larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Tujuan
dari evaporasi itu sendiri yaitu untuk memekatkan larutan yang terdiri dari zat
terlarut yang tak mudah menguap dan pelarut yang mudah menguap. Dalam
kebanyakan proses evaporasi , pelarutnya adalah air.

Evaporasi tidak sama dengan pengeringan,dalam evaporasi sisa penguapan


adalah zat cair, kadang-kadang zat cair yang sangat viskos, dan bukan zat padat.
Begitu pula, evaporasi berbeda dengan distilasi, karena disini uapnya biasanya
komponen tunggal, dan walaupun uap itu merupakan campuran, dalam proses
evaporasi ini tidak ada usaha untuk memisahkannya menjadi fraksi-fraksi. Biasanya
dalam evaporasi, zat cair pekat itulah yang merupakan produk yang berharga dan
uapnya biasanya dikondensasikan dan dibuang. Proses evaporasi terdiri dari dua
peristiwa yang berlangsung :

1. Interface evaporation, yaitu transformasi air menjadi uap air di permukaan


tanah. Nilai ini tergantung dari tenaga yang tersimpan.
2. Vertikal vapour transfers, yaitu perpindahan lapisan yang kenyang dengan
uap air dari interface ke uap (atmosfer bebas)
Besar kecilnya penguapan dari permukaan air bebas dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu:
a. Kelembaban udara (semakin lembab semakin kecil penguapannya)
b. Tekanan udara
c. Kedalaman dan luas permukaan, semakin luas semakin besar penguapannya
d. Kualitas air, semakin banyak unsur kimia, biologi dan fisika, penguapan
semakinkecil.
e. Kecepatan angin.
f. Topografi, semakin tinggi daerah semakin dingin dan penguapan semakin
kecil
3
g. Sinar matahari
h. Temperatur

Evaporasi dapat diartikan sebagai proses penguapan daripada liquid (cairan)


dengan penambahan panas (Robert B. Long, 1995). Panas dapat disuplai dengan
berbagai cara, diantaranya secara alami dan penambahan steam. Evaporasi
didasarkan pada proses pendidihan secara intensif, yaitu :

- Pemberian panas ke dalam cairan. Makin tinggi pressure makin besar panas
yang dibutuhkan jadi pressure perlu diturunkan untuk mendapatkan kondisi
operasi yang optimal.
- Pembentukan gelembung-gelembung (bubbles) akibat uap. Peristiwa
Bubbling yaitu terbentuknya nukleat sebagai awal pembentukan
gelembung.
- Pemisahan uap dari cairan. Evaporasi atau penguapan juga dapat
didefinisikan sebagai perpindahan kalor ke dalam zat cair mendidih (Warren
L. Mc Cabe, 1999).

Perbedaan evaporasi dengan proses lain adalah:

- Evaporasi dengan pengeringan.

Evaporasi tidak sama dengan pengeringan, dalam evaporasi sisa penguapan


adalah zat cair kadang-kadang zat cair yang sangat viskos dan bukan zat padat.
Perbedaan lainnya adalah, pada evaporasi cairan yang diuapkan dalam kuantitas
relatif banyak,sedangkan pada pengeringan sedikit.

- Evaporasi dengan distilasi.

Evaporasi berbeda pula dari distilasi, karena uapnya biasa dalam komponen
tunggal, dan walaupun uap itu dalam bentuk campuran, dalam proses evaporasi ini
tidak ada usaha untuk memisahkannya menjadi fraksi-fraksi. Selain itu, evaporasi
biasanya digunakan untuk menghilangkan pelarut-pelarut volatil, seperti air, dari
pengotor nonvolatil. Contoh pengotor nonvolatil seperti lumpur dan limbah

4
radioaktif. Sedangkan distilasi digunakan untuk pemisahan bahan-bahan
nonvolatil.

- Evaporasi dengan kristalisasi

Evaporasi lain dari kristalisasi dalam hal pemekatan larutan dan bukan
pembuatan zatpadat atau kristal. Evaporasi hanya menghasilkan lumpur kristal
dalam larutan induk(mother liquor). Evaporasi secara luas biasanya digunakan
untuk mengurangi volumecairan atau slurry atau untuk mendapatkan kembali
pelarut pada recycle. Cara ini biasanya menjadikan konsentrasi padatan dalam
liquid semakin besar sehingga terbentuk kristal. Faktor-faktor yang mempengaruhi
percepatan evaporasi antara lain :

1. Suhu; walaupun cairan bisa evaporasi di bawah suhu titik didihnya, namun
prosesnya akan cepat terjadi ketika suhu di sekeliling lebih tinggi. Hal ini
terjadi karena evaporasi menyerap kalor laten dari sekelilingnya. Dengan
demikian, semakin hangat suhu sekeliling semakin banyak jumlah kalor
yang terserap untuk mempercepat evaporasi.
2. Kelembapan udara; jika kelembapan udara kurang, berarti udara sekitar
kering. Semakinkering udara (sedikitnya kandungan uap air di dalam udara)
semakin cepat evaporasi terjadi. Contohnya, tetesan air yang berada di
kepingan gelas di ruang terbuka lebih cepat terevaporasi lebih cepat
daripada tetesan air di dalam botol gelas. Hal ini menjelaskan mengapa
pakaian lebih cepat kering di daerah kelembapan udaranya rendah.
3. Tekanan; semakin besar tekanan yang dialami semakin lambat evaporasi
terjadi. Padatetesan air yang berada di gelas botol yang udaranya telah
dikosongkan (tekanan udaraberkurang), maka akan cepat terevaporasi.
4. Gerakan udara; pakaian akan lebih cepat kering ketika berada di ruang yang
sirkulasi udara atau angin lancar karena membantu pergerakan molekul air.
Hal ini sama sajadengan mengurangi kelembapan udara.
5. Sifat cairan; cairan dengan titik didih yang rendah terevaporasi lebih cepat
daripada cairan yang titik didihnya besar. Contoh, raksa dengan titik didih
357°C lebih susah terevapporasi daripada eter yang titik didihnya 35°C.

5
2.2 Evaporator (Alat Penguap)

Evaporator adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah sebagian atau


keseluruhan sebuah pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap.
Evaporator mempunyai dua prinsip dasar, untuk menukar panas dan untuk
memisahkan uap yang terbentuk dari cairan. Evaporator umumnya terdiri dari
tigabagian, yaitu penukar panas, bagian evaporasi(tempat di mana cairan mendidih
lalu menguap), dan pemisah untuk memisahkan uap dari cairan lalu dimasukkan ke
dalam kondenser (untuk diembunkan /kondensasi) atau ke peralatan lainnya.
Hasil dari evaporator (produk yang diinginkan) biasanya dapat berupa
padatan atau larutan berkonsentrasi. Larutan yang sudah dievaporasi bisa saja
terdiri dari beberapa komponen volatil(mudah menguap). Evaporator biasanya
digunakan dalam industry kimiadan industri makanan. Pada industri kimia,
contohnya garam diperoleh dari airasin jenuh (merupakan contoh dari proses
pemurnian) dalam evaporator. Evaporato rmengubah air menjadi uap, menyisakan
residu mineral di dalam evaporator. Uap dikondensasikan menjadi air yang sudah
dihilangkan garamnya. Pada system pendinginan, efek pendinginan diperoleh dari
penyerapan panas oleh cairan pendinginyang menguap dengan cepat (penguapan
membutuhkan energi panas). Evaporator juga digunakan untuk memproduksi air
minum, memisahkannya dari air laut atau zat kontaminasi lain.

2.3 Prinsip Kerja Evaporator


- Pemekatan larutan didasarkan pada perbedaan titik didih yang sangat
besarantara zat-zatnya.
- Titik didih cairan murni dipengaruhi oleh tekanan.
- Dijalankan pada suhu yang lebih rendah dari titik didih normal.
- Titik didih cairan yang mengandung zat tidak mudah menguap
(misalnya:gula) akan tergantung tekanan dan kadar zat tersebut.
- Beda titik didih larutan dan titik didih cairan murni disebut Kenaikan titik
didih.
- Harus dipanaskan ke suhu yang lebih tinggi yang ada diefek awal.
2.4 Jenis – Jenis Evaporator
6
2.4.1 Jenis - jenis evaporator berdasarkan prosesnya adalah :
1. Evaporator Efek Tunggal (single effect)
Evaporator efek tunggal (single effect) adalah bahwa produk hanya melalui
satu buah ruang penguapan dan panas diberikan oleh satu luas permukaan pindah
panas.

Gambar 2.1 Evaporator Efek Tunggal


2. Evaporator Efek Ganda
Di dalam proses penguapan bahan dapat digunakan dua, tiga, empat atau
lebih dalam sekali proses, inilah yang disebut dengan evaporator efek majemuk.
Penggunaan evaporator efek majemuk berprinsip pada penggunaan uap yang
dihasilkan dari evaporator sebelumnya. Tujuan penggunaan evaporator efek
majemuk adalah untuk menghemat panas secara keseluruhan, hingga akhirnya
dapat mengurangi ongkos produksi. Keuntungan evaporator efek majemuk adalah
merupakan penghematan yaitu dengan menggunakan uap yang dihasilkan dari alat
penguapan untuk memberikan panas pada alat penguapan lain dan dengan
memadatkan kembali uap tersebut. Apabila dibandingkan antara alat penguapan n-
efek, kebutuhan uap diperkirakan 1/n kali, dan permukaan pindah panas berukuran
n-kali dari pada yang dibutuhkan untuk alat penguapan berefek tunggal, untuk

7
pekerjaan yang sama. Salah satu Contoh evaporator efek ganda berdasarkan
umpannya adalah :

Gambar 2.2 Evaporator ganda umpan maju

2.4.2 Jenis evaporator berdasarkan bentuknya:


1. Falling Film Evaporator
Pada evaporator jenis ini cocok untuk mengoparasikan zat yang sensitif
terhadap panas pada konsentrasi tinggi,contohnya pada pemekatan orange juice.
Evaporator ini berbentuk tabung panjang (4-8 meter) yang dilapisi dengan jaket uap
(steam jacket). Distribusi larutan yang seragam sangat penting. Larutan masuk dan
memperoleh gaya gerak karena arah larutan yang menurun. Kecepatan gerakan larutan
akan mempengaruhi karakteristik medium pemanas yag juga mengalir menurun. Tipe
ini cocok untuk menangani larutan kental sehingga sering digunakan untuk industri
kimia, makanan, dan fermentasi.
Proses :
Cairan yang akan dipekatkan dimasukkan dari bagian atas kolom yang
8
kemudian mengalir kebawah bagian tube yang telah dipanaskan, (besarnya tube 1
2-10o diameter). Pada bagian bawah dilengkapi pompa untuik mensirkulasi
cairan keatas guna mendapatkan konsentrasi yang diinginkan. Problem utama
alat ini adalah bagaiman kita dapat mendistribusikan liquid secara merata ke
tube bagian dalam sebagai film. Dalam hal ini kita bisa memasang :
- Plate yang berlubang pada bagian atas tube
- Spider distributor pada masing-masing tube
- Spray nozzle pada masing-masing tube.

2. Rising Film (Long Tube Vertical) Evaporator


Pada evaporator tipe ini, pendidihan berlangsung di dalam tabung dengan
sumber panas berasal dari luar tabung (biasanya uap). Buih air akan timbul dan
menimbulkan sirkulasi.
Proses :
Long vertikal tube evaporator (kestner evaporator) dengan sirkulasi
alam (natural circulation) dimana liquida masuk kedalam tube dan steam mengalir
diluarnya (dalam steam chest) liquida yang masuk tube tingginya tidak lebih dari 2
atau 3 ft diatas dasar tube. Setelagh mengalami pendidihan maka kecepatan
liquida didalam akan tinggi,sehingga pada vapor head dipasang buffle

9
(deflektor) untuk mencegah buih atau busa yang terjadi. Pada alat ini dipasang
reflux untuk mempertinggi ukuran tube. 1 1/4 - 2 1/2 inc diameter. 10 – 20 ft panjang.
Tube panjang gunanya:
- Memperlancar konduksi panas
- Memperbesar kecepatan aliran liquida dalam tube hingga tidak terjadi
kristalisasi dalam tube.
Alat ini cocok untuk cairan atau larutan yang berbusa dan sensitive pada
panas,dan tidak cocok untuk larutan yang membentuk salting (garam).

RisingFilmEvaporator

- Long Tube Evaporator dengan Forced Circulation


Ada 2 macam force circulation:
1. Dengan Internal Heating Element

10
2. Dengan External Heating element
Pada evaporator jenis ini larutan dipompa melalui HE karena adanya tekanan
hidrostatik dari liquida sendiri maka mendidihnya larutan dalam tube dapat dicegah
dan larutan baru mendidih ini di dalam evaporator secara flashing,dimana larutan
yang mendidih tersebut bila terdapat entraitment dan buih akan dipecahkan oleh
deflector sehingga terjadi penetesan kembali. Letak HE bila didalam evaporator
atau diluar evaporator yang sering dipakai dipabrik-pabrik adalah LTVE dengan
external heating karena mudah dalam membersihkan, perbaikan, dan penggantian
tube.

1. LTE dengan Forced-Circulation with Internal Heating Proses


Proses :
Feed masuk, kemudian dipompa menuju tube-tube dan mengisinya
hingga hamper penuh. Stean dimasukkan pada pipa-pipa yang menyelubungi pipa
feed,sehingga membuat feed mendidih. Percikan-percikanb feed atau uap yang
masih mengandung air yang sangat halus ditangkap oleh deflector dan terjadi
penetasan kembali,sedangkan uap yang bebas air keluar melalui saluran vapor.
Sedangkan cairan kental yang terbentuk jika telah memenuhi syarat untuk keluar
dikeluarkan melalui saluran thick liquor,jika belum memenuhi syarat maka
direcycle.
2. LTE deengan Forced-Circulation with External Heating
Proses :
Feed masuk kemudian dipompa menuju HE kemudian mendidih dan
dimasukkan kedalam evaporator (dengan cara tangensial untuk mempercepat
pemisahan uap air dan liquida). Uap air naik keatas dan liquida mengalir kebawah.
Jika liquida yang sudah cukup kental maka dikeluarkan melalui discharge. Jika
belum memenuhi syarat untuk keluar maka direcycle kembali.

Perbedaan Internal Heating dan External Heating


Internal :
- Pemeriharaan dan perbaikkan sukar
- Jarang dipakai

11
- Pemanasan terjadi didalam tabung
External :
- Pemeliharaan dan perbaikkan lebih mudah
- Lebih umum dipakai
- Pemanasan terjadi diluar tabung dan
- Memakan tempat yang luas.

3. Horizontal-tabung Evaporator (Horizontal Tube Evaporator)

Disebut horizontal karena tube-tubenya terletak horizontal, karena


kondisinya yang demikian, harga evaporator ini relative murah dengan
konstruksi design yang memudahkan penggantian tube-tubenya. HTE
merupakan evaporator yang sudah tua dan jarang digunakan. Tube –tube dalam HTE
merupakan tempat masaknya pemanas (biasanya steam). Evaporator horisontal-
tabung merupakan pengembangan dari panci terbuka, di mana panci tertutup dalam,
umumnya dalam silinder vertikal. Tabung pemanas disusun dalam bundel
horisontal direndam dalam cairan di bagian bawah silinder. Sirkulasi cairan agak
miskin dalam jenis evaporator.

Kekurangannya :
- Perpindahan panasnya (rate heat-transfer) rendah
sekali,khususnya untuk liquid yang vicous
- Karena sirkulasi yang kecil
- Mudah terjadi kerak pada bagian luar tube
- Pembersihan sukar dilakukan

Karena alasan-alasan itulah,alat ini cocok untuk :


- Larutan non viscous (encer)
- Larutan yang tidak mengandung endapan atau difosit ~ Larutan yang
tidak terjadi endapan kristal
- Kapasitas kecil
- Larutan yang tidak menimbulkan buih (foaming)

12
Proses:
Feed masuk (diluar pipa), baru kemudian steam (didalam pipa), didalam
pipa atau tube terjadi perpindahan panas karena adanya pemanasan, sehingga
liquid yang diluarnya mendidih dan uap yang terjadi mengalir keatas,
kemidian liquidnya menjadi pekat, lalu dikeluarkan melalui lubang bagian
dasar evaporator, sedangkan kondensat dikeluarkan melalui lubang yang sudah
disediakan, demikian juga gas non kondensat dikeluarkan melalui vent.

4. Vertikal-tabung Evaporator (Vertikal Tube Evaporator)


Evaporator jenis ini yang sering digunakan adalah tipe standart. Pada
mulanya vertikal tube evaporator yang dibuat tanpa adanya “down tube” ( ruang
kosong antara 2 tube-sheet ) tetapi kemudian dengan adanya “down tube” ini
lebih menguntungkan pada perpindahan panas.Dibanding dengan horisontal tube
evaporator perpindahan panas vertikal tube evaporator lebih baik. Aliran liquida
yang ada didalam vertikal tube evaporator terjadi karena perbedaan density. Kerak-
kerak yang mungkin terjadi mudah dibersihkan. Dengan menggunakan tabung
vertikal, bukan horizontal, sirkulasi alami dari cairan dipanaskan dapat dibuat untuk
memberikan transfer panas yang baik.

13
Dalam vertikal tube evaporator dapat dibagi lagi menjadi beberapa
bagian antara lain:
a. Standard Vertikal Tube Evaporator
Untuk jenis ini letak tube pada body evaporator adalah vertical.
Proses
Feed masuk evaporator kemudian masuk tube melalui bawah (tinggi
cairan hampir sama dengan tinggi tube) steam masuk ke pembungkus tube
(dirongga steam). Jadi cairan berada didalam tube sedangkan steam berada
diluarnya, cairan akan mendidih didalam tube. Cairan yang sudah pekat keluar
disalurkan melaluyi down take dan dikeluarkan dari bawah evaporator,
sedangkan kondensat, vapol, dan non kondensat gas keluar dari tempat ytang
sudah disediakan. Luas down take 75-100% dari luias gabungan seluruh tube.
b. Basket Vertikal Tube Evaporator
Bentuk tube sama dengan standard vertikal tube evaporator hanya disini
ditambahkan buffel atau deflector untuk menampung entraintment (percikan) yang
terjadi didalam basket evaporator karena liquida mendidih didalam tube,maka
liquida didalam tube bergerak naik ke atas kemudian jatuh kembali melalui
saluran yang sudah ditentukan.
Proses
14
Feed masuk evaporator kemudian melalui bagian bawah masuk kedalam
tube-tubenya. Steam dimasukkan ke pembungkus tube, hingga mendidihkan feed
dalam tube. Cairan yang telah pekat keluar melalui saluran bagian dasar
evaporator,sedangkan uap yang mungkin masih mengandung air yang sangat halus
ditangkap oleh deflector untuk kemudian dimasukkan pipa lagi,sedangkan uap
yang bebas air keluar melalui saluran bagian atas evaporator.

5. Plate Evaporator
Mempunyai luas permukaan yang besar, Plate biasanya tidak rata dan
ditopangoleh bingkai (frame). Uap mengalir melalui ruang-ruang di antara plate.
Uap mengalir secara co-current dan counter current terhadap larutan. Larutan dan
uap masuk ke separasi yang nantinya uap akan disalurkan ke condenser. Eveporator
jenis ini sering dipakai pada industri susu dan fermntasi karena fleksibilitas
ruangan. Tidak efektif untuk larutan kental dan padatan.

15
A = Product
B = Concentrate
C = Condensate
D = Heating steam
E = Vapour
1 = Main separator
2 = Pre-separator
3 = Plate calandria

6. Multiple Effect Evaporator


Multiple effect evaporators merupakan peralatan yang dirancang dengan
tujuan meningkatkan efisiensi energi dari proses evaporasi yang berlangsung
dengan menggunakan energi panas dari steam (uap) untuk menguapkan air. Prinsip
dasar dari jenis evaporator ini yaitu menggunakan panas/kalor yang
dilepaskan/disediakan dari proses kondensasi pada satu efek untuk memberikan
panas bagi efek lainnya. Uap yang terbentuk dari separator first effect akan
memanasi komponen yang sedang berada di unit second effect, ketika steam awal
(steam langsung) sedang memanasi komponen yang berada pada unit first effect.

Pada suatu multiple-effect evaporator, air dididihkan pada suatu rangkaian


wadah (vessel), masing-masingnya dilangsungkan pada tekanan yang lebih rendah
16
dibandingkan dengan dengan unit sebelumnya. Karena titik didih dari air
berkurang/menurun seiring dengan penurunan tekanan maka uap yang terbentuk
dari satu wadah dapat digunakan untuk memanaskan unit berikutnya dan hanya
pada vessel pertama.(pada tekanan tertingi) membutuhkan sumber panas eksternal.
Laju uap dan air pendingin bagi unit double effect diperkirakan 50% dibandingkan
dengan unit single effect. Laju alir berbagai jenis bagi multiple effect berkisar
antara 3000 LPH sampai dengan 50,000 LPH

Keuntungan Multiple Effect Evaporator

17
Keuntungan utama penggunaan sistem Multiple Effect Evaporators yaitu
energi yang ekonomis dan efisien. Ekonomi energi bagi multiple effect evaporators
bergantung pada jumlah unit efek (number of effects) dan berkisar dari 220 kkal
energi panas per 1 kg air yang diuapkan. Untuk Triple Effect Evaporator sampai
dengan 120 kkal untuk sebuah Six Effect Evaporator. Oleh karena biaya operasi
dari sistem Multiple Effect Evaporators ekonomis maka sistem dengan aliran
dengan debit besar menyukai aplikasi ini pada semua sektor industri dan khususnya
pada proses produksi garam dan desalinasi air.

Sistem ini sudah terbukti sangat ekonomis, dengan prosesnya menggunakan


gas panas dengan suhu di atas 250 0C atau biaya uap yang rendah pada tekanan
moderat sekitar 7 bar sampai 21 bar yang dibangkitkan dari energi biomassa/
batubara/ waste heat yang tersedia.
Aplikasi Multiple Effect Evaporators :
1. Proses Desalinasi Air Laut
2. Produksi Garam
3. Industri Air ( Daur ulang air dari sungai penyulingan )
4. Pelepasan Senyawa Kimia dengan cairan 0 % (zero liquid)
5. Cat

2.5 Aplikasi Evaporator di Bidang Indusri Kimia


Aplikasi dari evaporator antrara lain digunakan pada pabrik gula, pabrik,
garam, industri bahan kimia, industri makanan dan minuman, dan kilang minyak.
Proses evaporasi telah dikenal sejak dahulu, yaitu untuk membuat garam dengan
cara menguapkan air dengan bantuan energi matahari dan angin.
Kegunaan utama dari evaporator adalah menguapkan air pada larutan
sehingga larutan memiliki konsentrasi tertentu. Pada industri makanan dan
minuman, agar memiliki mutu yang sama pada jangka waktu yang lama,
dibutuhkan evaporasi. Misalnya untuk pengawetan adalah pembuatan susu kental
manis.
Evaporasi merupakan satu unit operasi yang penting dan biasa dipakai
dalam industri kimia dan mineral, misalnya industri aluminium dan gula.
18
Evaporator juga digunakan untuk mengolah limbah radioaktif cair. Kegunaan
lainnya adalah mendaur ulang pelarut mahal seperti hexane ataupun sodium
hydroxide pada kraft pulping bisa juga untuk menguapkan limbah agar proses
penanganan limbah lebih murah. Contoh-contoh Operasi Evaporasi dalam Industri
Kimia lainnya yaitu : Pemekatan larutan NaOH, Pemekatan larutan KNO3,
Pemekatan larutan NaCL, Pemekatan larutan nitrat dan lain-lain.

2.6 Vaporizer

Vaporizer adalah suatu perangkat yang digunakan untuk mengektraksi suatu


bahan dimana bahan yang diperoleh berupa uap. Uap dapat diekstraksi dengan cara
memanfaatkan semua kaca pemanas, ekstraksi, dan sebuah ruang ekstraksi venturi
berurutan. Sebuah vaporizer memanaskan bahan dalam vakum parsial sehingga
senyawa aktif yang terkandung dalamnya menjadi uap. Tidak terjadi pembakaran,
sehingga tidak ada asap.

Uap air idealnya tidak mengandung partikel lain dan secara signifikan
menurunkan konsentrasi gas beracun seperti karbon monoksida. Uap air diekstraksi
dalam berbagai bentuk didalam bilik-bilik ekstraksi yang termasuk lubang lurus,
venturi atau venturi urutan, dan yang dibuat dari bahan-bahan yang berbeda
termasuk logam dan kaca. Uap air yang diekstraksi kemudian adalah menghisap
secara langsung melalui suatu selang atau pipa yang termasuk uap air untuk
keaktifan yang paling tinggi. Pada vaporizer tidak ada asap dihasilkan, suhu-suhu
lebih dingin, dan lebih sedikit bahan yang diperlukan untuk mencapai tingkat
tertentu.

Secara umum vaporizer digunakan untuk menguapkan cairan. Yang


membedakan vaporizer dengan evaporator adalah dimana evaporator berfungsi
untuk memekatkan suatu larutan dengan cara menguapkan airnya, sedangkan
vaporizer berfungsi untuk memekatkan suatu larutan dengan cara menguapkan
cairan selain air. Uap yang dihasilkan dari vaporizer digunakan untuk proses kimia,
bukan sebagai sumber panas seperti halnya steam pada boiler.
19
Vaporizer menggunakan elemen pemanas listrik, sering kali disertai
Thermostatic pengatur suhu. Harga vaporizer yang berkualitas tinggi sangat mahal,
mencapai beberapa ratus dolar AS. Dalam pemanasan secara konduksi, substansi
ditempatkan pada pelat logam yang kemudian dipanaskan untuk melepaskan
konstituen aktif. Konduksi vaporizer merupakan jenis pertama muncul yang
dipasaran, dan masih di produksi.

2.7 Deskripsi Proses

Tipe vaporizer yang digunakan adalah tipe thermosyphon vertikal, yaitu tipe
exchanger berbentuk vertikal dengan penguapan terjadi pada tubes. Sirkulasi cairan
melewati exchanger dipengaruhi oleh perbedaan densitas antara campuran cairan-
uap pada exchanger dengan cairan pada dasar kolom.

2.8 Metodologi Perancangan Vaporizer


2.8.1 Asumsi-Asumsi yang Digunakan

Tabel 6 Asumsi-asumsi yang digunakan dalam perancanganVaporizer Natural


Gas

No. Proses Asumsi

1 Aliran masuk Laju alir konstan/ tunak (perubahan laju alir =


0)
Aliran masuk natural gas diasumsikan hanya
terdapat metana dengan tujuan simplifikasi

2. Pertukaran panas Laju pemanasan fluida berlangsung secara


steady state

3. Aliran keluar Aliran keluar pada fluida proses diasumsikan

semua fasa cair dapat berubah menjadi

20
terdapat 1 fasa yaitu fasa gas.
Fasa pada aliran keluar service fluid
diasumsikan tetap berfasa gas karena dengan
temperatur dan tekanan keluaran pabrik,
steam tersebut masih berada pada kondisi
vapour, bukan liquid.

4. Penentuan service fluid Service fluid yang digunakan adalah air.

Data fisik fluida proses diasumsikan pada


tekanan operasi, yairu temperature diasumsikan
pada temperatur saturated karena terdapatnya
uap serta cair secara bersama dalam suhu
tersebut
5. Data fisik fluida

6. Penentuan kalor laten Nilai kalor laten metana berasal dari

metana interpolasi antara suhu 90,69 ᵒC dengan kalor

laten 0,8724 x 10-7 dengan suhu 190,56 ᵒC

dengan kalor laten 0

21
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Evaporasi merupakan suatu proses penguapan sebagian dari pelarut
sehingga didapatkan larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih
tinggi. Evaporator adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah sebagian atau
keseluruhan sebuah pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap.
Evaporator mempunyai dua prinsip dasar, untuk menukar panas dan untuk

22
memisahkan uap yang terbentuk dari cairan. Aplikasi dari evaporator antrara lain
digunakan pada pabrik gula, pabrik, garam, industri bahan kimia, industri makanan
dan minuman, dan kilang minyak.

3.2 Saran
Sebagainya para pembaca untuk mengambil materi ini tidak harus dari
makalah ini saja, tentunya banyak kekurangan dari makalah yang kita buat. Ada
bainya, apabila pembaca ingin mengambil materi dari makalah ini sebaiknya untuk
menambahkan materi agar makalah in menjadin sempurna dan berguna bagi para
pembaca yang lainya.

23

Anda mungkin juga menyukai