Anda di halaman 1dari 118

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN

PENINGKATAN KOSA KATA BAHASA INGGRIS MENGGUNAKAN METODE


MEMORIZING “ONE DAY THREE WORDS” PADA PESERTA DIDIK KELAS VIIE
SMPN 6 BATU

PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN

Semester Ganjil 2014/2015

Oleh:

Hadija Rahmona Marasabessy

NIM. 201110100311262

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2014

1
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya
sehingga peneliti dapat menyelesaikan PTK sebagai tugas laporan kegiatan PPL yang
berjudul “Peningkatan Kosakata Bahasa Inggris Menggunakan Metode Memorizing “One
Day Three Words” Pada Peserta Didik Kelas VIIE SMPN 6 Batu”.
Penelitian laporan ini dapat terselesaikan, tidak lepas dari bantuan serta semangat dari
berbagai pihak untuk itu peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Budi Prasetyo, S.Pd selaku kepala sekolah SMP Negeri 6 Batu. Terimakasih atas ma-
sukan dan semua ilmu yang telah diberikan dan juga dedikasinya terhadap ilmu pendidi-
kan.
2. Rizki Lestiono, M.A selaku pembimbing yang telah banyak bersabar dalam
mengarahkan dan membimbing penyusunan laporan ini.
3. Sri Ekowati, S.Pd selaku guru pamong yang telah banyak mendampingi selama program
PPL di SMPN 6 Batu.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini masih
jauh dari kesempurnaan. Peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
kesempurnaan laporan ini. Akhirnya peneliti berharap, semoga karya sederhana ini dapat
bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 15 Oktober 2014

Peneliti

3
DAFTAR ISI
Halaman

Halaman Judul ............................................................................................... 1

Halaman Pengesahan .................................................................................... 2

Kata Pengantar .............................................................................................. 3

Daftar Isi ....................................................................................................... 4

Daftar Gambar .............................................................................................. 5

Daftar Lampiran ............................................................................................. 6

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 7
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................... 8
1.3. Tujuan .................................................................................................. 8
1.4. Manfaat ................................................................................................. 8
1.5. Batasan Masalah .................................................................................. 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA


2.1. Kajian Pustaka ..................................................................................... 10
2.2. Konsep ................................................................................................. 10
2.3. Landasan Teori .................................................................................... 14

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN


3.1. Pendekatan Penelitian .......................................................................... 34
3.2. Lokasi Penelitian ................................................................................ 34
3.3. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 34
3.4. Instrumen Penelitian ............................................................................. 35
3.5. Prosedur Penelitian ............................................................................... 35
3.6. Metode dan Teknik Pengumpulan Data .............................................. 37
3.7. Metode dan Teknik Analisis Data......................................................... 37
Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data ...................................... 39

4
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian ..................................................................................... 40
4.1.1 Deskripsi Awal ........................................................................ 40
4.1.2 Deskripsi Siklus I .................................................................... 63
4.1.3 Deskripsi Siklus II ................................................................... 67
4.2. Pembahasan ......................................................................................... 69

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


5.1. Simpulan .............................................................................................. 76
5.2. Saran .................................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 78

5
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Observasi Aktivitas Guru pada Siklus 1……………….. 79


Lampiran 2. Lembar Observer Aktivitas Guru pada Siklus 2………………… 80
Lampiran 3. RPP Siklus 1…………………………………………………….. 81
Lampiran 4. RPP Siklus 2…………………………………………………… 98
Lampiran 5. Soal Siklus 1……………………………………………………. 106
Lampiran 6. Soal Siklus 2……………………………………………………. 107
Lampiran 7. Silabus Pembelajaran…………………………………………… 109
Lampiran 8. Foto-foto PTK………………………………………………….. 118

6
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada umumnya, peserta didik-peserta didik yang baru memulai untuk belajar bahasa
Inggris sangat membutuhkan pengetahuan mengenai kosakata karena dengan adanya
pengetahuan kosakata yang baik dan memadai, maka peserta didik akan mampu untuk
mengerti maksud dari bahasa Inggris tersebut. Kosakata seseorang didefinisikan sebagai
himpunan semua kata yang dimengerti oleh orang tersebut atau semua kata yang
kemungkinan akan digunakan oleh orang tersebut untuk menyusun kalimat baru (Wikipedia,
2010)
Kosakata sebagai salah satu unsur bahasa, mempunyai peran penting dalam penguasaan
keempat keterampilan bahasa. Menguasai kosakata/pembendaharaan kata sangat penting
terutama untuk peserta didik yang belajar bahasa asing seperti yang dikutip dari Internasional
Collier- Macmillan: “Sekali seorang peserta didik dapat menguasai bentuk tatabahasa dari
sebuah bahasa, tugas dia selanjutnya adalah menguasai kosakata yang dia butuhkan.”
Semakin banyak kosakata dalam bahasa Inggris yang dikuasai, maka akan semakin mudah
pula dipelajari dan dipahami bahasa asing tersebut.
Pandangan empiris berpendapat bahwa semua keterampilan manusia diperoleh dengan
proses belajar. Manusia sejak lahir telah mengalami proses belajar. Hal ini menandakan
bahwa bahasa harus dipelajari. Kemampuan berbahasa adalah satu kemampuan hasil belajar
dan bukan diwariskan.
Salah satu metode yang dikembangkan baru-baru ini meningkatkan penguasaan terhadap
bahasa asing (menghafal Al-Qur’an) adalah metode “One Day One Ayah” yang dipelopori
oleh ustadz Yusuf Mansyur. Dalam metode ini, setiap harinya seseorang menghafal satu ayat
setiap harinya untuk memudahkan menghafal Al-Qur’an. Untuk meningkatkan penguasaan
kosakata dalam bahasa Inggris, peneliti mencoba memodifikasi metode ini dengan nama
“One Day Three Words”. Setiap hari, peserta didik harus memulai menghafal tiga kosa kata
baru. Pemolehan tata bahasa difokuskan pada latihan tata bahasa yang dilakukan secara
berulang-ulang sehingga dapat teringat oleh peserta didik.
Dari hasil observasi pada wal proses pembelajaran, keadaan peserta didik dalam kelas VII
E dapat terbilang ber-variatif. Dari proses pembelajaran awal, dapat diidentifikasi minat
belajar peserta didik dalam belajas bahasa Inggris sangat tinggi, namun kemampuan

7
pronounciation dan penguasaan kosa kata yang masih minim menyulitkan peserta didik untuk
berkomunikasi dengan bahasa Inggris. Ketika proses pembelajaran berlangsung, setelah guru
memberikan contoh dan meminta peserta didik untuk membuat text yang baru, rata-rata
setiap peserta didik selalu menanyakan kata dalam bahasa Inggris yang ingin digunakanya.
Setiap awal guru menyampaikan text, beberapa peserta didik selalu menanyakan
terjemahan dari kosakata yang ada di dalam text, dan apabila guru mengganti kata tersebut
dengan sinonimnya, peserta didik mulai mengalami kebingungan karena minimnya kosakata
yang dikuasai mereka. Dari permasalahan ini, maka peneliti ingin meningkatkan penguasaan
kosakata peserta didik menggunakan metode memorizing “One Day Three Words”.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang diangkat dalam penelitian ini
adalah: “Apakah melalui penerapan metode memorizing “One Day Three Words” dapat
meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris di kelas VII E SMPN 6 Batu?”

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Secara umum, tujuan penelitian ini adalah pencarian informasi lebih lanjut mengenai
penguasaan kosakata melalui penerapan metode memorizing “One Day Three
Words” pada kelas VII E agar diketahui secara pasti sejauh mana metode memorizing
“One Day Three Words” itu mampu memberikan peningkatan dalam penguasaan
kosakata peserta didik.
1.3.2 Tujuan Khusus
Untuk menganalisis sejauh mana peningkatan penguasaan kosa kata bahasa Inggris di
kelas VII E SMPN 6 Batu melalui penerapan metode memorizing “One Day Three
Words”.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dapat dilihat, baik dari segi manfaat teoretis maupun dari segi
manfaat praktis seperti berikut ini:
1.4.1 Manfaat Teoretis
Secara teoretis diharapkan penelitian ini mampu memberikan kontribusi pada penerapan
teori linguistik, terutama dalam pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing untuk

8
peserta didik berkebangsaan Indonesia. Dengan adanya penelitian ini, dapat dikatakan
bahwa teori linguistik semakin memberikan maanfaat pada kemajuan bahasa terutama
dalam hal dunia pendidikan.

1.4.2 Manfaat Praktis


Secara praktisnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan keuntungan pada
peserta didik, guru dan peneliti lainnya yang membahas hal serupa. Keuntungan tersebut
seperti berikut:
a. Untuk peserta didik: penelitian ini diharapkan dapat membantu peserta didik dalam
mempelajari kosakata dengan cara yang baik dan menyenangkan lewat metode
Memorizing “One Day Three Words”.
b. Untuk guru: hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih
mengenai keunggulan pembelajaran kosakata dengan menggunakan metode Memorizing
“One Day Three Words”.
c. Untuk peneliti lainnya: penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi
dalam mengadakan beberapa penelitian untuk mendapatkan nilai yang lebih baik.

1.5 Batasan Masalah


Permasalahan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini dibatasi pada perbaikan penguasaan
kosakata dengan menggunakan metode memorizing “One Day Three Words” yang
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kosakata Bahasa Inggris pada kelas VII E
SMPN 6 Batu.

9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Pustaka

Teknik pembelajaran Memorizing “One Day Three Words” merupakan teknik yang
diadaptasi dari slogan One Day One Ayah yang dipupulerkan oleh Ust. Yusuf Mansur.
Teknik ini juga merupakan penggabungan antara Encoding dan Elaborasi. Menurut Siegler,
Encoding merupakan proses memasukkan informasi ke dalam otak dengan menyandikan
informasi yang relevan dan mengabaikan informasi yang tidak relevan (Robert Siegler dalam
Santrock, 2011: 311). Sedangkan menurut Terry, elaborasi adalah pemrosesan informasi
secara mendalam seperti mengaitkan contoh-contoh yang terkait dengan informasi awal
(Terry dalam Santrock, 2011: 316).
Dalam teknik pembelajaran yang menggabungkan antara encoding dan elaborasi ini,
peserta didik tidak dipaksa untuk menghafalkan kata-kata dalam proses pembelajaran tetapi
dipancing secara tidak langsung dengan mengaitkan suatu informasi dengan definisi-definisi
tertentu dan juga informasi-informasi lain yang berhubungan dengan informasi awal tersebut.
Teknik ini juga tidak memberatkan peserta didik dengan metode hafalan kuno dengan banyak
kata-kata yang harus dihafal dalam jangka waktu tertentu. Pada setiap kali pertemuan,
peneliti hanya memberikan satu kata pancingan untuk kemudian dianalisis oleh peserta didik
dan dideskribsikan menjadi beberapa kalimat yang kemudian menjadi satu paragraf utuh
maupun dialog sederhana. Teknik ini dipercaya akan berhasil meningkatkan jumlah kosakata
bahasa Inggris yang dimiliki peserta didik yang secara tidak langsung juga meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam keterampilan menulis khususnya meningkatkan fokus
peserta didik dalam menulis.

2.2 Konsep

Secara umum konsep adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri umum
sekelompok objek, peristiwa, atau fenomena lainnya. Dalam penelitian ini, dicermati
beberapa konsep penting yang dijadikan dasar acuan dalam penelitian yang akan dilakukan.
Konsep tersebut meliputi konsep pembelajaran dan pembelajaran, konsep metode
memorizing “One Day Three Words”, konsep kosakata, konsep pemerolehan bahasa kedua,
dan konsep linguistik struktural.

10
2.2.1 Peningkatan dan Penguasaan

Peningkatan adalah suatu proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan, dsb)
(KBBI3) Peningkatan dalam hal ini adalah suatu proses meningkatkan pengetahuan tentang
kosakata bagi peserta didik.
Penguasaan adalah proses, cara, perbuatan menguasai atau mengusahakan.
Penguasaan dapat juga berarti pemahaman atau kesanggupan untuk menggunakan
(pengetahuan, kepandaian, dsb) (kbbi3) Menurut kamus umum bahasa Indonesia, penguasaan
berarti perbuatan (hal dsb) menguasai atau menguasakan.

2.2.2 Kosakata

Kosakata adalah perbendaharaan kata (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa 1995:527)
Kosakata adalah semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa, kekayaan kata yang dimiliki
oleh seorang pembicara atau penulis, kata yang dipakai dalam suatu bidang ilmu
pengetahuan. Daftar kata yang disusun seperti kamus disertai penjelasan secara singkat dan
praktis. Kosakata (Inggris: vocabulary) adalah himpunan kata yang diketahui oleh seseorang
atau entitas lain, atau merupakan bagian dari suatubahasa tertentu. Kosakata seseorang
didefinisikan sebagai himpunan semua kata-kata yang dimengerti oleh orang tersebut atau
semua kata-kata yang kemungkinan akan digunakan oleh orang tersebut untuk menyusun
kalimat baru. Kekayaan kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan gambaran
dari intelejensia atau tingkat pendidikannya (Wikipedia.com).

Menurut Kridalaksana (1993), kosakata adalah komponen bahasa yang memberikan


informasi tentang arti dan kata-kata yang digunakan dalam bahasa sedangkan dalam
Webster‟s Ninth College Dictionary, kosakata dirumuskan seperti berikut.

a. Sebuah daftar atau kumpulan kata dan frasa yang biasanya tersusun secara baik dan
dijelaskan atau diberi definisi.
b. Jumlah atau persediaan kata-kata yang dimiliki oleh suatu bahasa dalam suatu bidang
pengetahuan.
c. Sebuah daftar atau kumpulan dari istilah atau kode yang tersedia untuk digunakan.
Hatch dan Brown menyatakan bahwa kosakata adalah suatu daftar atau rangkaian kata
untuk suatu bahasa tertentu yang mungkin digunakan oleh pembicara perseorangan. Kamus
Webster juga menyatakan bahwa kosakata adalah sebuah daftar atau kumpulan dari kata yang

11
tersusun secara alphabet dan dijelaskan, persediaan kata yang digunakan dalam suatu bahasa
bagi kelas, individu dan lain sebagainya.

Menurut Roget (1980), kosakata dijelaskan, seperti berikut.


a. Sebuah daftar kata yang sering diberi pengertian atau diterjemahkan yang termasuk
didalamnya berupa ungkapan dan dua kata kerja;
b. Semua kata dari suatu bahasa;
c. Ekspresi asli dari bidang tertentu, subjek, perdagangan atau kebudayaan.

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kosakata adalah komponen suatu bahasa
dan jumlah kata yang dimiliki oleh seseorang, profesi dan sebagainya, dalam suatu
komunikasi dan segala aspek dari kehidupan seperti perdagangan, pendidikan, bisnis, sosial,
politik, dan sebagainya.

2.2.3 Metode

Dalam pembelajaran dan pembelajaran bahasa, terdapat beberapa metode yang dapat
digunakan. Pengertian metode serta pengertian pendekatan dan teknik pembelajaran
dijelaskan dalam pembahasan ini. Pendekatan dan teknik diikutsertakan karena terdapat
pengertian yang tumpang tindih mengenai metode dengan pendekatan dan teknik. Ketiga
istilah tersebut mempunyai ikatan yang sangat erat dan saling menentukan. Maka dari itu,
akan dijelaskan pula pengertian pendekatan dan teknik dalam konteks pembelajaran.
Metode adalah cara yang digunakan untuk memahami sebuah objek bahasan sebagai
bahan ilmu yang bersangkutan. Menurut Bisno (1969), metode adalah cara yang
digeneralisasikan dengan baik agar dapat diterima atau digunakan secara sama dalam satu
disiplin, praktik atau bidang disiplin praktik. (googlechrome.com)

Pada hakikatnya, metode adalah suatu prosedur untuk mencapai suatu tujuan yang
telah ditetapkan yang meliputi pemilihan bahan, urutan bahan, penyajian bahan, dan
pengulangan bahan. (Solchan dkk, 1997)

Menurut Iskandarwassid & Suhendar (2009), metode adalah sebuah prosedur untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Adapun sifat dari sebuah metode adalah prosedural.
Menurut Agung (1991:1), metode berasal dari kata metha dan hodos. Metha artinya
dilalui dan hodos artinya jalan atau cara. Jadi, pengertian dari metode adalah jalan atau cara
yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.

12
Menurut Surakhmad (1991:96), metode adalah cara yang di dalamnya merupakan
suatu alat untuk mencapai tujuan. Jadi, bila dikaitkan dengan pembelajaran, metode memiliki
arti cara-cara yang digunakan dalam pembelajaran suatu bidang tertentu. Depdikbud
(1992/1993:13)

Sumber lain mengatakan bahwa metode adalah rencana keseluruhan suguhan materi
bahasa yang baik yang tidak ada yang menyangkal dan kesemuanya itu berdasarkan
pendekatan yang dipilih. Pendekatan bersifat aksiomatik dan metode bersifat prosedural. Dari
satu pendekatan, ada banyak metode yang bisa digunakan (Allen and Campbell, 1985).

Pendekatan adalah sikap atau pandangan tentang sesuatu yang biasanya berupa
asumsi atau seperangkat asumsi yang saling berhubungan dengan sesuatu. Oleh sebab itu,
pendekatan bersifat aksiomatis. Artinya, tidak perlu dibuktikan lagi kebenarannya. Di dalam
pembelajaran bahasa, pendekatan merupakan pandangan, filsafat, atau kepercayaan tentang
hakikat bahasa dan pembelajaran bahasa yang diyakini oleh guru bahasa. (Solchan dkk, 1997)

Dikatakan pula bahwa pendekatan merupakan sikap atau pandangan tentang sesuatu
yang biasanya berupa asumsi atau seperangkat asumsi yang saling berkaitan. Dalam
pembelajaran atau pembelajaran bahasa, pendekatan merupakan pandangan, filsafat, atau
kepercayaan tentang hakikat bahasa dan hakikat pembelajaran atau pembelajaran bahasa yang
diyakini dan tidak perlu dibuktikan lagi kebenarannya. (Iskandarwassid, 2009)

Pendekatan berisi tentang pandangan, filosofi, suatu artikel kebenaran_sesuatu yang


dipercaya tapi tidak wajib untuk dibuktikan (Allen, 1985), sedangkan teknik adalah cara-cara
dan alat-alat yang digunakan guru dalam kelas. Dengan demikian, teknik adalah daya upaya,
usaha-usaha, atau cara-cara yang digunakan guru untuk mencapai tujuan langsung dalam
pelaksanaan pembelajaran di kelas pada saat itu. Sumber lain mengatakan bahwa teknik
adalah sebuah cara khas yang operasional, yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan, berpegang pada proses sistematis yang terdapat dalam metode. Oleh
karena itu, teknik lebih bersifat tindakan nyata berupa usaha atau upaya yang dgunakan untuk
mencapai tujuan (Iskandarwassid, 2009) Teknik harus konsisten dengan metode dan tentu
selaras dengan pendekatan yang digunakan. Teknik tergantung pada guru, seni mengajarnya
dan menurut komposisi kelas. (Allen and Campbell, 1985)

13
2.2.4 Pembelajaran

Berdasarkan Cambridge International Dictionary of English, pembelajaran berarti


memberikan (seseorang) pengetahuan untuk mengajarkan atau melatih (seseorang),
sedangkan dalam Longman Dictionary of Contempory English menyatakan bahwa
pembelajaran adalah untuk menunjukkan seseorang bagaimana melakukan sesuatu atau untuk
mengganti ide seseorang.

Pembelajaran dapat pula diartikan dengan kegiatan pendidikan dimana telah


terjadinya interaksi belajar mengajar antara komponen-komponen pembelajaran, khususnya
antara guru dan peserta didik dengan komponen-komponen pembelajaran lainnya.
Pembelajaran erat hubungannya dengan pembelajar dan pembelajaran. Pembelajar sama
artinya dengan peserta didik sedangkan pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang
relatif permanen, terjadi sebagai hasil pengalaman. Pembelajaran bahasa memiliki dua sisi
untuk itu, yaitu mengetahui dan melakukan (competence and performance), yang pertama
berasosiasi dengan media dan yang kedua dengan mediasi perspektif pada arti (mediation
perspective on meaning) (Widdowson, 1990).

Menurut Darsono (2000: 71) pembelajaran harus mampu membina kemahiran pada
peserta didik secara kreatif sehingga dapat menghadapi situasi sejenis atau bahkan situasi
yang baru sama sekali dengan cara yang memuaskan.

2.2.5 Memorizing “One Day Three Words”

Teknik pembelajaran Memorizing “One Day Three Words” merupakan teknik yang
diadaptasi dari slogan One Day One Ayah yang dipupulerkan oleh Ust. Yusuf Mansur.
Teknik ini juga merupakan penggabungan antara Encoding dan Elaborasi. Menurut Siegler,
Encoding merupakan proses memasukkan informasi ke dalam otak dengan menyandikan
informasi yang relevan dan mengabaikan informasi yang tidak relevan (Robert Siegler dalam
Santrock, 2011: 311). Sedangkan menurut Terry, elaborasi adalah pemrosesan informasi
secara mendalam seperti mengaitkan contoh-contoh yang terkait dengan informasi awal
(Terry dalam Santrock, 2011: 316).

2.3 Landasan Teori

Teori utama yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori mengenai kosakata dan
teori yang mendasari pokok-pokok pembahasan memorizing “One Day Three Words”. Teori

14
kosakata terdiri atas teori strategi pembelajaran kosakata menurut Singleton (2008), teori
tentang aspek-aspek kosakata menurut Redman (2001) dan teori kelas kata menurut George
Stern (2003) dan Margono (2006).

2.3.1 Strategi Pembelajaran Kosakata

Pembelajaran kosakata dapat dikembangkan secara umum berdasarkan kelas kata


yang ada. Dari satu kata dapat dikembangkan dengan luas dan mendapatkan kelas kata yang
lainnya dengan menghubungkan kata-kata tersebut. Misalnya, kata book “buku” yang masuk
dalam kelas kata benda (noun) dapat dikembangkan dengan pertanyaan: “apa yang dapat
anda lakukan dengan kata ini?” jawabnya adalah: membaca (read), menulis (write),
digunakan (used), dll. Berdasarkan jawaban yang ada, muncul kelas kata baru yaitu kelas kata
kerja (verb). Bila terdapat pertanyaan tentang: “bagaimanakah buku itu?” maka jawaban yang
muncul adalah: tebal (thick), tipis (thin), berat (heavy), ringan (light), menarik (interesting),
jelek (bad), dll yang memunculkan kelas kata baru, yaitu kelas kata sifat (adjective). Lain
halnya bila menggunakan kalimat pertanyaan “bagaimanakah pada umumnya orang
membaca buku?” maka jawaban yang ada adalah: dengan membaca pelan (read slowly),
membaca cepat (read fast), dll. Jawaban tersebut memunculkan kelas kata keterangan
(adverb) yang lebih menekankan pada cara. Bila ingin lebih mengembangkan penguasaan
kosakata tersebut dengan mencari kelas kata depan (preposition) maka dapat dilakukan
dengan pertanyaan “dimanakah pada umumnya orang membaca buku?” maka jawabanya
adalah: di perpustakaan (at the library), di kamar (in the room), di kelas (at the classroom), di
bawah pohon (under the tree), dll.

Menurut Singleton (2008), pembelajar bahasa pada umumnya penerima yang pasif,
walaupun dalam beberapa prosedur pembelajaran, pembelajar tersebut dapat ikut
berpartisipasi. Pengajar memberikan makna dan bentuk dari suatu leksikal. Arti leksikal
tersebut dapat disajikan, baik secara lisan maupun tertulis. Cara yang pada umumnya
digunakan dalam mengajarkan kosakata adalah sebagai berikut.

a. Menghubungkan antara bahasa kedua (bahasa Inggris) dengan bahasa pertama (bahasa
Indonesia).
Strategi pembelajaran bahasa ini biasanya digunakan pada saat memeriksa
pemahaman peserta didik tetapi dapat pula digunakan saat mencari persamaan dan perbedaan
antara bahasa 2 dengan bahasa 1, terutama saat hal yang sedang dipelajari ini dirasa akan
menimbulkan banyak kesalahan.

15
b. Mendefinisikan arti.
Definisi dapat berbentuk sebagai: sinonim, antonim, definisi analitik (X is a Y which),
definisi taksonomi (Autumn is a season), memberikan contoh atau lawan kata, memberikan
superordinat dari suatu bentuk kata (rose is a flower), menjelaskan fungsi, definisi gramatikal
(worse, comparison of bad), definisi melalui penghubungan (danger, lives have not been
protected), definisi dengan pengklasifikasian (family, a group of people), dan definisi penuh.
c. Presentasi dengan menghubungkan kata-kata
Pengajar menciptakan suatu situasi (skenario) yang mendekati dengan konteks apa
yang ingin diajarkan. Konteks dapat diberikan dalam satu kalimat saja, tetapi pengajar juga
dapat memberikan beberapa kalimat dimana kata yang dimaksud juga muncul. Peserta didik
lalu menebak arti dari kalimat-kalimat tersebut.
d. Menghubungkan secara langsung antara arti kata dengan benda atau peristiwa.
Strategi ini sering digunakan untuk peserta didik yang pemula atau masih kecil.
Prosedurnya meliputi demonstrasi dan bantuan gambar (secara visual) yang juga dapat
digunakan sebagai isyarat untuk dapat mengingat suatu kata.
e. Keterlibatan aktif dari peserta didik dalam suatu presentasi
Disini pengajar memberikan dorongan kepada peserta didik untuk menemukan arti
kata dari bagian-bagiannya atau dengan memberikan bantuan, seperti pengajar menunjukkan
sebuah gambar dan mengundang peserta didik untuk memberikan penjelasan atau pengajar
dapat memberikan suatu kata dan membiarkan peserta didik mencari definisi atau
sinonimnya.

Dalam rangka untuk menghasilkan hubungan antara arti kata dengan bentuknya,
peserta didik perlu untuk distimulasi atau dirangsang untuk memahami pelafalan dari suatu
kata tersebut. Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan.
a. Latihan Oral (oral drill)
Pengajar melafalkan kata beberapa kali dan peserta didik mendengarkan, kemudian
peserta didik mengulanginya dengan suara lantang (berkelompok atau perseorangan),
selanjutnya peserta didik melafalkan kata-kata tersebut kepada diri mereka sendiri (dengan
suara yang pelan).

b. Tulisan fonetik dan grafik presentasi


Tulisan fonetik dan grafik presentasi di sini dimaksudkan agar peserta didik lebih
mudah mempelajari pelafalan bunyi dari suatu kata seperti bunyi yang panjang dituliskan
dengan tanda di atas atau di sekitarnya.

16
c. Menjelaskan dengan bentuk grafik
Cara ini dapat digunakan dengan menulis di papan tulis, menggaris bawahi kata yang
dipelajari atau menebalkannya untuk memudahkan melihat.
d. Mendorong peserta didik untuk mencoba dan melafalkan.

2.3.2 Aspek-Aspek Kosakata

Menurut Redman (2001), terdapat beberapa aspek penting dalam kosakata yang perlu
diperhatikan dalam mengajar kosakata, yaitu:
a. Batasan antara arti konseptual
Tidak hanya mengetahui apa maksud dari suatu kata yang dimaksud, tetapi juga
mampu mengetahui di mana batasan tersebut dibedakan dari suatu kata yang mempunyai
makna yang mirip (contohnya: cup, mug)
b. Polisemi
Polisemi membedakan antara beragam makna dari satu kata yang memiliki makna
serupa (head: of a person, of a pin, of an organization).
c. Homonim
Homonim membedakan antara banyak makna dari sebuah bentuk kata yang memiliki
beberapa makna yang masih berhubungan (e.g. a file: used to put papers in or a tool).

d. Homofon
Homofon merupakan pemahaman suatu kata yang memiliki pelafalan sama tetapi cara
pengucapan dan makna yang berbeda (e.g. mints, mince, muscle, mussel).
e. Sinonim
Sinonim memberikan pengertian dari suatu kata yang berbeda dengan makna kata
yang sama (e.g. extend, increase, expand).
f. Arti Afektif
Arti afektif membedakan makna denotasi dan konotasi yang tergantung dari sikap
pembicara atau situasi. Asosiasi kebudayaan sosial adalah salah satu faktor penting lainnya.
g. Style, register, dialek

Style, register, dialek Mampu membedakan tingkatan yang berbeda dari suatu bahasa
resmi, akibat dari konteks dan topik yang berbeda sama halnya dengan perbedaan dalam
variasi geografik.

17
h. Terjemahan
Kesadaran antara perbedaan tertentu dan persamaan antara bahasa asli dengan bahasa
asing.
i. Potongan bahasa / chunks of language
Beragam kata kerja, idiom, kata sanding yang kuat maupun yang lemah, frasa
leksikal.

j. Tatabahasa dari Kosakata


Mempelajari peraturan yang ada yang memberikan peserta didik kesempatan untuk membuat
bentuk lain dari suatu kata atau bahkan membuat kata yang berbeda dari satu kata (e.g. sleep,
slept, sleeping, able, enable, disability).
k. Pelafalan
Memiliki kemampuan untuk menyadari dan mengatakan suatu kata dalam percakapan atau
pidato.

2.3.3 Kelas Kata

Belajar alphabet adalah langkah awal untuk dapat membaca dan menulis. Dengan
belajar tentang bagian dari berbicara dan menulis, kita mulai untuk mengerti kegunaan dan
fungsi dari suatu kata dan bagaimana kata kata dapat tergabung dan menyatu membuat
sebuah komunikasi yang bermakna. Kebanyakan peserta didik tidak mampu berkomunikasi
dan menulis secara gramatikal yang benar karena mereka tidak memiliki kegunaan dan fungsi
dari tiap tiap bagian dari berbicara dan menulis tersebut. Bagian bagian tersebut akan
dijelaskan sebagai berikut.

1. Noun (Kata Benda)

Noun (kata benda) sering ditujukan untuk menamai seseorang, tempat atau benda. Berikut
adalah contoh dari noun: lake, sea, girl, friend, square, day, library, India, Indonesia, idea,
truth, uncle, holyday, eye, Susilo Bambang Yudhoyono, class, dll. Susilo Bambang
Yudhoyono adalah noun karena nama dari seseorang, India adalah noun karena nama tempat.

Noun (kata benda) dapat dibedakan menjadi dua sub kelas. Satu diantaranya memiliki dua
bagian.
a. Proper Nouns
Proper Nouns adalah nama orang-orang, tempat, dan sesuatu yang biasanya diawali
dengan huruf kapital pada bagian awal penulisan.

18
Contoh: Debbie Mars
Australia Sydney Opera House [Proper Noun Group]
b. Common Nouns
Common Nouns biasanya tidak diawali dengan huruf kapital pada awal penulisan
katanya, kecuali saat kata tersebut terletak pada awal kalimat. Common Nouns dapat
dibedakan menjadi dua bagian:
Count Nouns cup loaf stalk
Coin plank sheet
Count nouns merupakan kata benda yang dapat dihitung dan memiliki bentuk
tunggal dan bentuk jamak.

Noncount Nouns money bread hay


milk wood paper
Noncount Nouns merupakan kata benda yang tidak dapat dihitung dan dalam
bentuk tunggalnya tidak dapat ditambahkan kata a atau an didepan kata
tersebut.

Dalam mempelajari kosakata, salah satu cara yang dapat dilakukan agar pengetahuan
mengenai kosakata tersebut meningkat salah satunya adalah dengan menambahkan
keterangan (modifier) pada awal atau akhir kata benda (membentuk frasa benda). Frasa benda
baik panjang maupun keruwetannya tidak dapat dibatasi (kecuali oleh daya pikir kita sendiri)
karena unsur dalam frasa itu dapat diperluas strukturnya (Margono, 2006:1) Perhatikan
contoh dibawah ini.

The breathtakingly beautiful tall girl standing in the corner of the room who became
very angry because you knocked over her glass of wine when you were hastily and
unattentively entering the room with your new wife is Maria.
Dalam frasa benda diatas unsur girl merupakan head (inti) yang diberi keterangan
(modifier) di depannya dan dibelakangnya. Terutama unsur leksikal (kata benda, kata sifat,
kata kerja) dalam frasa benda dapat diberi keterangan bersusun. Modifier yang berwujud
noun biasanya mempunyai hubungan yang erat dengan headnya sehingga terbentuk struktur
yang menyerupai kata majemuk, misalnya patung kayu Bali. Berikut contoh struktur seperti
itu (office furniture) yang dapat diperluas dengan menambahkan kata lain di depannya
sebagai modifier. Berikut contoh meluaskan kata benda dengan menambahkan modifier di

19
depan head. Perhatikan bahwa kita menerjemahkannya masih mengikuti aturan umum, dari
kanan ke kiri.

Bahasa Inggris Bahasa Indonesia


office furniture “mebel kantor‟
tax office furniture “mebel kantor pajak‟
income tax office furniture “mebel kantor pajak pendapatan‟
overseas income tax office furniture “mebel kantor pajak pendapatan luar
negeri‟
middle east overseas income tax “mebel kantor pendapatan
office furniture luar negeri Timur Tengah”
Dari tabel perluasan kata benda diatas, dapat dilihat bahwa dari satu kata
inti/head : furniture/mebel, dapat meluas menjadi 6 kosakata yaitu kata office, tax, income,
overseas, middle, dan east.

Akhiran Pembentuk Kata Benda

Berikut ini akan dijelaskan beberapa akhiran yang dapat membentuk suatu kata menjadi kata
benda.
a) Pembentuk agen atau objek
-er : driver, employer, examiner, writer
-or : actor, collector, director, educator, elevator, protector, sailor, visitor
-ar : beggar, liar
-ant : accountant, assistant, attendant, combatant, pollutant, servant
-ist : biologist, chemist, economist, dentist, scientist
-ee : employee, examinee, refugee, referee, invitee, presentee
b) Pembentuk kata benda dari kata kerja (verb)

-age : breakage, coverage, leakage („kebocoran‟), drainage, marriage


-al : approval, arrival, refusal
-ance : acceptance, appearance, performance
-ery : delivery, discovery, recovery
-ment : agreement, arrangement, employment, management
-sion :collision, decision, division, confusion
-ation : education, attention, solution

20
-ure : departure, failure, closure

c) Pembentuk kata benda abstrak dari kata sifat (adjective)


-ance/-ence : imporatance, absence, presence, diligence
-ity : ability, activity, divinity, equality
-ness : darkness, happiness, kindness
-th : length, strength, truth, width
Berikut akan dijelaskan mengenai bentuk kata benda yang sama dengan kata kerja dan kata
sifat.
Bentuk Kata Benda dan Kata Kerja yang Sama
Aim fall move smile
answer guess note stop
cause hope order talk
change influence plan trouble
demand interest play walk
doubt joke quarrel water
dream laugh rest work
end lock result
Bentuk Kata Benda dan Kata Sifat yang Sama
Alternative ideal
bilingual, monolingual, multilingual manual
essential native
individual potential
Catatan
(1) Kata sifat dapat difungsikan sebagai kata benda untuk membuat acuan umum, the poor
(orang-orang miskin), the rich (orang-orang kaya), the strong (orang-orang kuat).
(2) Untuk nama bangsa dan bahasa, bentuk kata benda dan kata sifat sama, an Indonesia
(orang Indonesia), he speaks Indonesian.

Kata Benda Kongret dan Abstrak


Secara semantik ada kata benda kongkret seperti pig, kata benda abstrak seperti
difficulty. Kata benda abstrak dapat tergolong count (remark/remarks) maupun uncount
(warmth/warmths). Jika kata benda itu mengacu kepada konsep, kata benda itu tergolong
uncountable, jika mengacu kepada peristiwa, kata benda itu biasanya tergolong countable.
Contoh kata benda abstrak countable:

21
meeting – meetings
arrival – arrivals
discovery – discoveries
Contoh kata benda abstrak uncountable:
Employment, happiness, honesty, literature, sleep

NOUN Common Count Noun Concrete book, toy


Noun Abstract difficulty, beauty
Uncount Noun Concrete gold, iron, butter
Abstract music, homework
Proper Noun Joni, Sarah, London
Contoh kata benda yang dapat berfungsi sebagai count dan uncount
(dis)agreement difficulty noise success
Abuse dislike pain thought
Beer fear pleasure fruit
protest war space stone
cake shampoo rain water
chicken improvement snow coffee
language sound conversation land
toothpaste detergent business life

2) Verb (Kata Kerja)


Verb (kata kerja) sering ditujukan sebagai sebuah kata yang menunjukkan aksi atau
tindakan. Verb adalah inti dari suatu kalimat, jadi setiap kalimat harus memiliki verb.
Memperhatikan verb adalah langkah yang paling penting untuk mengerti maksud dari sebuah
kalimat. Dalam kalimat “The dog bit a man”, bit adalah verb yang menunjukkan
aksi/kegiatan dari kalimat. Dalam kalimat “The man is sitting on a chair”, walaupun
aksi/kegiatannya tidak menunjukkan banyak aktivitas, sitting adalah verb dari kalimat
tersebut. Perbedaan dari verbs menunjukkan perbedaan makna yang berkaitan dengan
maksud-maksud tertentu seperti tensis (past, present, future), orang (orang I, orang ke II,
orang ke III), nomber (singular, plural) dan bentuk kalimat (aktif, pasif).
Verb (kata kerja) dapat membentuk sebuah kelas kata, adapun bagian-bagiannya
adalah:
a. Melakukan suatu pekerjaan:

22
take, went, jumping, talks, ran
b. Dapat membuat suatu bentuk –ing, atau infinitive (bentuk to-):
to swim/swimming to read/reading
to be/being to take/taking
c. Dapat dikombinasikan dengan kata benda, determiners, dan kata ganti, untuk
memberitahu kita siapa (atau apa) yang dilakukan, untuk apa, dan untuk siapa.
We slept soundly.
They played hockey.
Adam gave Tia a present.
d. Dapat muncul baik dalam bentuk sendiri (single verns) maupun dalam bentuk
kelompok (verbs groups) - yaitu suatu untaian kata yang berkombinasi
membentuk satu arti.
Single Verbs
know learns discover understood
Verbs Groups
have known is learning will discover may have understood
Kata kerja mempunyai dua bagian sub kelas:
a) lexical verbs (dapat dikatakan “dictionary verbs”) adalah kata kerja yang mempunyai
arti. Run, jump, sit, stand;
b) auxiliary verbs/kata kerja bantu (dapat dikatakan “helping verbs”) adalah kata kerja
yang biasanya digunakan untuk tujuan gramatikal daripada untuk arti;
They have all gone
They will not return
They did not see the snow
Kata kerja yang ditebalkan diatas tidak memiliki arti, mereka adalah auxiliary (kata kerja
bantu). Tanpa mereka kalimat tetap memiliki arti tetapi tidak gramatikal.
They all gone
They not return
They not see the show
3) Adjective (Kata Sifat)
Adjective (kata sifat) sering ditujukan sebagai sebuah kata yang menjelaskan atau
memberikan informasi lebih tentang noun atau pronoun. Adjective menjelaskan nouns dalam
bentuk sebagai keterangan ukuran, warna, dan number. Dalam kalimat “The lazy cat sat on
the rug”, kata lazy adalah adjective yang memberikan informasi lebih mengenai noun (cat).

23
Banyak kata sifat yang muncul memang berfungsi sebagai kata sifat, seperti: long, short,
blue, red tetapi banyak pula kata sifat yang terbentuk dari bentuk dari kelas kata lainnya
(termasuk kata sifat) dengan adanya penambahan akhiran.
Noun (kata benda) Adjective (kata sifat)
memory memorable
person personal
fame famous

Verb (kata kerja) Adjective (kata sifat)


Depend dependent
Cease ceaseless
forget forgetful

Adjective (kata sifat) Adjective (kata sifat)


Green greenish
intense intensive
optic optical

Adjectives memiliki tiga sub kelas sebagai berikut.


a. Descriptive Adjective
Descriptive adjective adalah tipe adjective yang paling umum. Beberapa dari tipe ini
terbentuk dari anggota kelas kata lain yang diikuti oleh akhiran. (reason → reasonable,
wonder → wonderful). Jenis adjective yang kedua, descriptive adjective sangat berbeda
dengan adjective jenis determiners, seperti diungkapkan oleh Frank (1972: 110), "Descriptive
adjectives usually indicate an inherent quality (beautiful, intelligent), or a physical state
such asage, size, color. Inflectional and derivational endings can be added only to this type
of adjective."
Artinya, semua kata sifat (adjective) yang menyatakan kualitas, kondisi fisik sepeti
usia/umur, ukuran dan warna disebut descriptive adjective. Berbeda dengan determiner yang
bentuknya paten tidak bisa ditambahkan akhiran, descriptive adjective malah sangat mungkin
diimbuhi akhiran karena jenis adjective ini saja yang bisa diperbolehkan.
Contoh:
Jenis adjective yang tidak bisa ditambahkan akhiran (determiner)
The sexy girl went for a walk.

24
(determiner the tidak bisa ditambahkan akhiran apapun karena bentuknya tidak bisa diganggu
gugat).
The sexiest girl went for a walk.
(descriptive adjective sexy bisa diberi imbuhan -est menjadi sexiest).
Beberapa contoh descriptive adjective yang menyatakan kualitas:
beautiful
smart
ugly
pretty
stupid
clever
patient
honest
b. Proper Adjectives
Adjective (“adjectives of origin”) tipe ini biasanya dibentuk dengan akhiran dari
proper nouns. Layaknya seperti proper nouns, proper adjectives biasanya dimulai dengan
huruf kapital.
Proper Noun Proper Adjective
Australia Australian
China Chinese
Shakespeare Shakesperian
Hobart Hobartian

c. Verbal Adjectives
Kata sifat verbal adalah kata kerja yang berfungsi sebagai kata sifat.
1) Bentuk –ing (present participle):
Shaking taking noting
2) Bentuk –en (past participle), biasanya dengan akhiran –en atau –ed.
Shaken taken noted
Dari penjelasan diatas, kita dapat merangkum akhiran kata yang dimiliki oleh kata
sifat yang diderivasi dari kelas kata lain, seperti yang dijelaskan oleh Margono (2006:1).
-able : [„rawan terhadap, cenderung untuk, dapat di-„] fit for, tending to, given to‟]
comfortable, drinkable, eatable, lovable, notable, regrettable, reliable, workable; [„dapat
menyebabkan‟]: agreeable, changeable, knowledgeable, peaceable, perishable

25
-al : [„bercirikan‟] cultural, directional, fictional, hormonal, medical, organizational,
spectral, tidal, musical
-an : [„termasuk, tergolong‟]: American, Wesleyan, Slavian, urban, suburban
-ant : [„dalam keadaan, atau bertindak sebagai‟]: ascendant, elegant, expectorant, pretendant
propellant, somnambulant; catatan sebagai suffiks pembentuk kata benda pelaku atau alat:
tenant, defendant, applicant, contestant, propellant, lubricant, deodorant
-ar : [„termasuk, bersifat, seperti‟] linear, molecular, nuclear, polar, spectacular, triangular,
anmular, oracular, angular, muscular, titular, angular, circular, linear, muscular, nuclear,
polar, titular
-en : [„terbuat dari‟]: earthen, golden, wooden, woolen; catatan: [„tidak produktif karena ada
kecenderungan besar menggunakan kata benda sebagai modifier seperti pada: gold cup,
wheat cake‟]
-ent : [„berbuat atau berada dengan cara tertentu‟]: apparent, dependent, reverent, subsequent
-ial : [lihat –al; „terkait dengan‟]: martial, manorial
-ible : [„variasi dari –able, akhiran untuk kata-kata dari bahasa Latin]: credible, horrible,
legible, sensible, visible
-ic : 1[„bersifat atau berbentuk‟]: panoramic; 2[„terkait dengan atau berisi‟]: alcoholic,
boric, cinammic, oleic; 3[„seperti atau bercirikan‟]: Byronic, quixotic, Puritanic; 4[„terkait
dengan, menggunakan, menunjukkan‟]: Vedic, electronic, atomic; 5[„bercirikan atau
menunjukkan‟]: nostalgic, affected with, allergic, paraplegic, 6[„disebabkan oleh‟]:
amoebic; 7[„cenderung menghasilkan‟]: analgesic
-ious : „mengandung, mempunyai‟]: atrocious, hilarious, clamorous, glamourous,
pretentious
-ish : [„bersifat, seperti, cenderung seperti‟]: amateurish, childish, foolish, selfish, bookish,
boyish, girlish, freakish; [„agak, mendekati, kurang lebih‟]: brownish, reddish, whitish,
fiftyish, sevenish, [„termasuk‟]: British; Danish; English; Spanish
-ive : [„berhubungan dengan‟]: attractive, coordinative, expensive, productive, corrective,
destructive, detective, passive, sportive
-ful : [„penuh denganm mempunyai, bersifat‟]: eventful, joyful, painful, shameful, beautiful,
careful, thoughtful, useful, peaceful, boastful, [„cenderung untuk‟]: wakeful, harmful,
[„menyerupai‟]: masterful; [„dapat‟]: mournful, bashful
-less : [„tanpa‟]: careless, childless, helpless, useless
-ous : [„berisikan‟]: dangerous, courageous, gaseous (dari gas), piteous (dari pity),
poisonous, spacious (dari space), vigorous (dari vigour)

26
-y : [„mengandung‟]: dirty, dusty, sleepy, funny, muddy, woolly (dari wool)
Akhiran kata sifat yang utama:
-able: comfortable -ish: greyish
-ful: playful -less: useless
-al: physical -ous: dangerous
-ic: scientific -y: dirty
Banyak kata sifat yang tidak mempunyai akhiran, misalnya good, hot, little, young,
fat. Kita juga tidak dapat mengidentifikasi kata sebagai kata sifat hanya karena dapat
diinfleksi (dalam perbandingan) walaupun benar bahwa banyak kata sifat dapat diinfleksikan
untuk komparatif dan superlatif (eg. Short-shorter-shortest).
Empat Kriteria Kata Sifat
a) Dapat berfungsi sebagai atributif (yang terletak di antara determiner dan kata benda,
misalnya an ugly painting.
b) Dapat berfungsi sebagai predikatif (sebagai komplemen subjek), atau sebagai komplemen
objek.
The painting is ugly
I thought the painting ugly
c) Dapat diberi premodifier very.
They are very happy
The very happy children
d) Dapat mengambil bentuk komparatif dan superlatif baik secara infleksi [=dengan akhiran –
er dan –est] maupun secara perifrastik [= dengan menggunakan more dan most].
Happy-happier-happiest [secara infleksi]
Intelligent-more intelligent-most intelligent [secara perifrastik]

4) Adverb (Kata Keterangan)


Adverb (kata keterangan) biasanya dimaksudkan sebagai kata yang memberikan
informasi lebih tentang verb, adjective atau adverb lainnya. Adverbs menjelaskan verbs,
adjectives, and adverbs dalam hal keterangan waktu, frekuensi, dan tingkah laku. Dalam
kalimat “Roy runs very fast” very menjelaskan adverb (fast) dan memberikan informasi
mengenai seberapa cepat Roy berlari.
Banyak adverbs muncul sebagai adverbs: here, there, now, then, tetapi banyak pula
adverbs yang terbentuk dari adjective dengan penambahan akhiran –ly.
Adjective Adverb

27
Slow slowly
steady steadily
bright brightly
whole wholly

Tidak semua kata yang diakhiri dengan akhiran –ly adalah adverb. Beberapa
adjectives juga diakhiri dengan akhiran –ly. Kita dapat melihat bahwa itu adalah adjective
dari kenyataan bahwa mereka memodifikasi nouns.
They had a kindly manner
Adjective noun
It was a friendly thing to do
Adjective noun

Klasifikasi Bentuk
Secara morfologi adverb (kata keterangan) dapat dikelompokkan sebagai berikut.
a) Adverb sederhana, misalnya: just, only, well. Banyak adverb sederhana terkait dengan
makna „posisi‟ dan „tempat‟: back, down, near, out, under.
b) Adverb majemuk, misalnya: somehow, somewhere, therefore, dan yang formal:
whereupon, herewith, whereto.
c) Adverb derivasional. Banyak dari adverb yang diderivasi dari adjective (kata sifat) dengan
diberi akhiran –ly:
oddly, interestingly, warmly, quckly
Contoh adverb tipe lain dengan afiks derivasional lain:
Clockwise, sideways, cowboystyle, schoolboy-fashion, northward(s)

Membedakan Adverb dari Kelas Kata Lain


No Contoh dalam kalimat Ulasan
1 -You write well Well = Adverb
-I‟m not (feeling) well. Well = Adjective
[„Saya merasa tidak
sehat‟]

28
2. - An early riser gets up Sejumlah adjective (kata
early sifat) berbentuk sama
- An ambitioud man has dengan adverb (kata
high aims. He aims high. keterangan)
- He gave a low bow. He
bow low.
- Run in a straight line.
Run straight to the tape.
3. I can‟t see the road Clearly = adverb
clearly. Wipe the Clear = adjective
windscreen clear.
4. - This is hard work. We -Hard work = pekerjaan
have to work hard. berat (hard = adjective).
-work hard = bekerja
berat (hard = adverb)

Pembentukan Adverb dari Adjective dengan Akhiran –ly


a) Adjective berakhiran –le diubah menjadi adverbial dengan akhiran –ly.
simple-simply
whole-wholly
b) Adjective berakhiran konsonan +y, diubah menjadi adverb berakhiran –ily.
happy-happily
Dalam beberapa hal akhiran y pada adjective tidak diubah
dry-dryly/drily
shy-slily/slyly
c) Adjective berakhiran –ic dan –ical diubah menjadi –ically.
economic, economical-economically
tragic, tragical-tragically
Kekecualian:
public-publicly, *publically
d) Participle berakhiran –ed diubah menjadi –edly dengan ucapan [idli].
assured-assuredly
learned-learnedly

29
marked-markedly
e) Adjective berakhiran –ary diubah menjadi –arily
secondary-secondarily
primary-primarily
5) Pronoun (Kata Ganti)
Pronoun (kata ganti) sering dimaksudkan sebagai sebuah kata yang bisa digunakan
sebagai sebuah noun. Contohnya, “John is a student”, pronoun „he‟ dapat digunakan
menggantikan tempat noun (John) dan kalimatnya menjadi “He is a student”. Pronouns dapat
sering digunakan jadi tidak perlu untuk mengulang noun berkali-kali.
Pronoun dapat dibedakan menjadi empat sub kelas:
a. Personal Pronoun
Personal pronoun mengacu pada kamu, aku dan kepada orang lain. Daftar dibawah
ini menunjukkan bentuk yang berbeda dari personal pronouns.
Subjective Objective Possessive [Possessive Emphatic
Pronouns Pronouns Pronouns Determiners] Reflexive
Pronouns
I me mine [my] myself
You you yours [your] yourself
He him his [his] himself
She her hers [her] herself
It it its [its] itself
We us ours [our] ourselves
You you yours [your] yourselves
They them theirs [their] themselves
b. Indefinite Pronouns
Indefinite Pronouns adalah some-, any-, no-, every- yang dikombinasikan dengan –
body, -one, -thing:
somebody anybody nobody everybody
someone anyone no one everyone
something anything nothing everything
c. Interogative Pronouns
Interogative Pronouns adalah pronouns yang digunakan dalam bentuk Tanya.
Terdapat lima interrogative pronouns:
who? whom? whose? what? which

30
d. Relative Pronouns
Relative Pronouns terletak pada bagian depan dari adjective clauses (disebut juga
dengan relative clauses) yang memodifikasi sebuah noun atau sebuah pronoun. Relative
Pronouns yang paling umum adalah:
Who whom whose which
That when where
6) Preposition (kata depan/preposisi)
Preposition (kata depan) adalah sebuah kata yang menunjukkan hubungan dengan
kata-kata lainnya dalam suatu kalimat. Hubungan tersebut antara lain; arah, tempat, waktu,
sebab, cara, dan jumlah. Dalam kalimat “He went to the store”, „to‟ adalah sebuah
preposition yang menunnjukkan arah. Dalam kalimat “They came by bus”, „by‟ adalah
sebuah preposition yang menunjukkan cara. Dalam kalimat “They will be here at three
o‟clock”, „at‟ adalah preposition yang menunjukkan waktu dan dalam kalimat “It is under
the table”, „under‟ adalah preposition yang menunjukkan tempat.
Preposition dapat diidentifikasi berdasarkan fungsinya yang menunjukkan hubungan
antara sesuatu. Berikut adalah daftar dari lima puluh Preposition (kata depan) yang paling
umum.
Aboard behind in over
About below inside past
Above beneath into plus
Across beside like round
after between minus through
against beyond near to
along by next towards
amid despite of under
among down off unlike
around during on up
at except onto with
atop for opposite
before from out
Makna dasar preposition (kata depan/preposisi) berkaitan dengan ruang dan waktu,
tetapi biasanya preposition digunakan secara idiomatik, sehingga kita perlu memerhatikan
cara penggunaan dan maknanya yang khusus dalam kalimat. Dalam garis besarnya makna
preposition berkaitan dengan perihal berikut:

31
a) ruang (in, on, outside)
b) waktu (in, at, on, during, since, for)
c) arah atau gerak (into, up, down)
d) sebab (because of, due to, thank to, owing to, on account of)
e) hal (about, on, concerning, instead of)
f) alat, cara, dan lain-lain (with a hammer in amazement, in blue dress)
Preposisi yang sama mempunyai arti yang berbeda-beda sesuai dengan tautannya.
Sering artinya tidak dapat dipisahkan dari frasanya, seperti dalam of course, because of,
despite of, an account of (Margono, 2006:5)
7) Conjunction (Kata Penghubung)
Conjunction (kata penghubung) adalah sebuah kata yang menghubungkan kata-kata
atau kelompok kata lainnya. Dalam kalimat “Bill and Betty are friends”, conjunction „and‟
menghubungkan dua noun. Dalam kalimat, “It is early but we can go”, conjunction „but‟
menghubungkan dua kelompok kata.
Conjunction (kata penghubung) dapat dibedakan menjadi dua bagian:
a. Coordinating Conjuctions
And, but, either….or, neither….nor
b. Subordinating Conjuctions
Kata benda whoever, whichever, that
Adjectival who, whom, which, that
Adverbial if, unless, when, because
8) Interjections (Kata Seru)
Interjection adalah sebuah kata seperti ughh!, gosh!, wow!, yang menunjukkan
ungkapan emosi atau seperti senang, kaget, terkejut, dan jijik, tapi tidak menunjuk pada arti
lain. Interjections jarang digunakan dalam berbicara atau menulis.
Berdasarkan kegunaannya interjections dapat dibedakan menjadi:
a. Sosial Calls and Greetings
bless you good day hello please
bye-bye good morning how do you do sorry
congratulations good night hi thanks
b. Emotional Outbursts and Commands
boo hallelujah ouch whew
bravo hooray rack off wow
cool hush shoo yummy

32
c. Work and Sport Calls
check goal timber
checkmate play objection
fore on overruled
fault off on a point of order
d. Animal Sounds
woof miaow quack-quack moo
bow-bow purr oink-oink grr
e. Blasphemies and Obsenities
jeez (dari “jesus”) gosh (dari “God”)
bloody oath crap
f. Assent and Dissent
yes OK (atau okay) no
sure thing uh-uh yeah
nah nope

33
BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian sangatlah penting dalam suatu penelitian, karena dengan adanya
metode penelitian, akan ditunjukkan bagaimana penelitian tersebut terlaksana. Bab ini akan
membahas pendekatan penelitian yang digunakan, lokasi penelitian, jenis dan sumber data,
Instrumen penelitian, metode dan teknik pengumpulan data, metode dan teknik analisis data,
dan yang terakhir, yaitu metode dan teknik penyajian data.

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah pendekatan kualitatif dan
kuantitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk menjabarkan karakteristik data-data yang
ada, sedangkan pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengukur suatu nilai dari data yang
ada. Pendekatan kualitatif yang dilakukan nanti didasarkan pada penjabaran mengenai
penguasaan kosakata peserta didik yang belum belajar dengan menggunakan metode
memorizing “One Day Three Words” di kelas VII E SMPN 6 Batu yang didapat melalui
observasi dan pencatatan. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan pencarian data hasil tes
peserta didik, baik yang merupakan data hasil tes awal maupun data hasil tes akhir.

3.2 Lokasi Penelitian

Adapun lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebuah kelas, yaitu VII E
di SMPN 6 Batu yang bertempat di Jl. Raya Giripurno No.284, Bumiaji, Batu yang meneliti
peserta didik perseorangan.

3.3 Jenis dan Sumber Data

3.3.1 Jenis Data

Jenis data dapat berupa kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif (data yang berupa
kata-kata yang diuraikan dalam bentuk penjelasan) diperoleh dari catatan peneliti selama
penelitian berlangsung, sedangkan data kuantitatifnya (data yang berupa angka dan nilai-
nilai) diperoleh dari nilai hasil tes awal dan nilai hasil tes akhir.

34
3.3.2 Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah peserta didik pada SMPN 6 Batu, bertempat di Jl.
Raya Giripurno No.284, Bumiaji, Batu. Dari lima kelas VII yang ada (A, B, C, D, dan E),
kelas VII E lah yang terpilih untuk diteliti, yang jumlahnya 32 peserta didik. Usianya berkisar
antara 13-14 tahun. Peserta didik kelas VII dipilih karena para peserta didk tersebut memiliki
kemampuan yang kurang dalam penguasaan kosakata, dengan demikian nantinya
peningkatan kemampuan kosakata yang terjadi dapat terlihat lebih jelas.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dan catatan peneliti.

3.4.1 Tes

penelitian ini mempergunakan beberapa tes yang ada di kelas yang diteliti (dalam hal
ini adalah VII E) baik sebagai tes awal maupun tes akhir. Tes awal digunakan untuk
mengetahui mengenai kemampuan peserta didik dalam penguasaan kosakata sebelum
dilakukannya treatment atau sebelum peserta didik belajar dengan menggunakan metode
memorizing (One Day Three Words), sedangkan tes akhir digunakan sebagai alat ukur
tingkat kemampuan dan tingkat perkembangan penguasaan kosakata yang dicapai oleh anak
yang belajar di kelas VII E, sejauh mana metode Memorizing “One Day Three Words”
tersebut berhasil meningkatkan penguasaan peserta didik dalam kosakata. Bentuk tes tulis
tersebut akan dilampirkan di halaman lampiran.

3.4.2 Catatan Peneliti

Catatan peneliti mencatat semua situasi kondisi dari proses pembelajaran yang
menggunakan metode Memorizing “One Day Three Words” yang tersusun dari lembaran
observasi yang nantinya digunakan untuk mencari tahu hasil dari pengaplikasian metode
Memorizing “One Day Three Words”. Peneliti akan mencatat beberapa laporan penting yang
dianggap perlu.

3.5 Prosedur Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan penelitian tindakan kelas untuk meneliti


peningkatan yang didapat peserta didik dalam penguasaan kosakata dengan menggunakan
metode memorizing “One Day Three Words”. Menurut Kemmis dan Taggart (dalam Jayanti,

35
2008) dasar penelitian tindakan kelas terdiri atas proses perencanaan, pelaksanaan, observasi
dan refleksi yang termasuk dalam 1 siklus. Dalam penelitian tindakan kelas, biasanya
terdapat dua atau lebih siklus yang digunakan, tergantung pada kebutuhan hasil akhir yang
ingin dicapai. Dalam penelitian ini dilakukan dua siklus, sebagai berikut.

3.5.1 Proses Siklus 1

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini peneliti mempersiapkan (1) bahan pelajaran, (2)
rancangan tindakan dalam bentuk rencana pembelajaran, (3) rencana evaluasi yang meliputi
tes dan nontes.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan perencanaan. Pada saat awal pembelajaran,


peerta didik diberi contoh tentang “Pemaparan Jati Diri” beserta kosa kata bagaimana
menyatakan hubungan kekerabatan dalam bahasa Inggris, dan mendengarkan contoh
pengucapan yang diucapkan guru, peserta didik mengulangi perkataan yang didengar sambil
melihat dan menunjuk bagan family tree yang ditampilkan agar memudahkan
pemahamannya. Setelah selesai mendengarkan kosa kata tersebut, peserta didik mengulangi
kembali mengucapkan kata-kata yang terdapat di papan tulis tadi tanpa mendengarkan dari
guru. Pada pelaksanaan siklus I ini, kosa kata baru diperoleh peserta didik dari guru. Guru
memberikan beberapa kata dalam bahasa Inggris kemudian menerjemahkanya bersama-sama
peserta didik di kelas. Kata-kata tersebut kemudian harus dihafalkan oleh peserta didik.

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan dalam proses belajar mengajar berlangsung, pengamatan dapat


dilakukan dengan observasi atau pengamatan secara langsung. Pengambilan data dengan
observasi bertujuan untuk dapat secara langsung mengamati semua perilaku peserta didik,
baik yang positif maupun negatif selama proses belajar mengajar berlangsung.

d. Refleksi
Observasi pada siklus I dapat dijadikan sebagai pedoman. Situasi tersebut dapat
dipakai untuk pembenahan dan perbaikan pada tindakan siklus II. Ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan pada waktu proses belajar mengajar siklus I, misalnya ada beberapa

36
peserta didik yang tidak mengikuti perkataan yang diucap oleh guru, dan karena kosa kata
yang diperoleh dari guru, kosakata yang dimiliki peserta didik masih sangat mini. Dengan
kata lain pengamatan lebih intensif pada peserta didik sehingga dapat mencapai hasil belajar
yang optimal.

3.5.2 Proses Siklus II

Berdasarkan refleksi pada siklus I, perlu dilakukan kegiatan-kegiatan untuk


memperbaiki rencana dan tindakan yang telah terlaksana. Langkah-langkah kegiatan siklus II
terdapat perbedaan dengan langkah-langkah siklus I. Perbedaan itu terletak pada sasaran
kegiatan untuk melakukan perbaikan-perbaikan tindakan siklus sebelumnya. Pada
pelaksanaannya, materi-materi yang diajarkan berbeda dengan materi yang ada pada siklus I.
Materi yang diajarkan pada siklus II adalah “Count Things”. Selain itu pada siklus II, peserta
didik diminta untuk menghafal 3 kosakata baru setiap hari yang dicari oleh perseorangan
yang kemudian diucapkan oleh tiap peserta didik di depan kelas dan didengarkan oleh teman-
temanya untuk menambah kosakata yang dikuasai peserta didik sebelum pembelajaran
dimulai. Kosakata tersebut kemudian digunakan daam menyusun paragraph dalam
pembelajaran hari itu.

3.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, penelitian ini menggunakan metode


observasi untuk menjawab pertanyaan yang muncul dalam permasalahan penelitian. Di sini
peneliti mengobservasi kemampuan peserta didik dalam penguasaan kosakata sebelum dan
sesudah belajar dengan metode memorizing “One Day Three Words” di kelas VII E SMPN 6
Batu.

Adapun teknik yang digunakan di dalamnya adalah pencatatan data yang didapat
selama observasi. Begitu pula dengan pencatatan hasil tes awal (tes sebelum belajar dengan
metode memorizing “One Day Three Words”) dan tes akhir (tes setelah belajar dengan
menggunakan metode memorizing “One Day Three Words” di kelas VII E).

3.7 Metode dan Teknik Analisis Data

Terdapat dua jenis data, data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif didapat dari
catatan peneliti selama sebelum dan sesudah treatment atau saat peserta didik belum belajar
dengan menggunakan metode memorizing “One Day Three Words” dengan saat peserta

37
didik belajar dengan menggunakan metode memorizing “One Day Three Words”, sedangkan
data kuantitatif didapat dari nilai hasil tes awal dan nilai hasil tes akhir. Kedua data tersebut
dianalisis secara deskriptif. Data kuantitatif dianalisis untuk mendapatkan hasil sejauh
manakah peningkatan penguasaan kosakata peserta didik dengan membandingkan hasil dari
tes awal dengan hasil dari tes akhir. Nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik dari tes awal
dibandingkan dengan nilai rata-rata pada tes akhir. Nilai rata-rata peserta didik menunjukkan
tingkat penguasaan kosakata peserta didik setelah belajar menggunakan metode memorizing
“One Day Three Words”. Hasil tes akhir lebih tinggi dari tes awal, berarti peserta didik
dinyatakan mengalami peningkatan penguasaan kosakata atau mengalami peningkatan hasil
belajar dengan menggunakan metode memorizing “One Day Three Words” di kelas VII E.

Adapun cara untuk menganalisis hasil tes atau mengukur kemampuan peserta didik
dalam penguasaan kosakata menggunakan beberapa kriteria dari Hamalik (2001:120)
Criterion Referenced Evaluation yang dijabarkan sebagai berikut.
a. Nilai dari tiap peserta didik dihitung dengan menggunakan formula:
X = Jumlah jawaban yang benar x 100
Jumlah pertanyaan
b. Nilai rata-rata dari seluruh peserta didik yang diteliti akan dihitung menggunakan
formula berikut:
X= Total skor peserta didik x 100
Jumlah peserta didik

Kemampuan peserta didik dapat dilihat dari tabel berikut:


Kriteria Kemampuan peserta didik

No Skor (%) Tingkat Kemampuan


1 90% - 100% Sangat baik (Excellent)
2 80% - 89% Baik (Good)
3 65% - 79% Cukup (Sufficient)
4 55% - 64% Tidak cukup (Insufficient)
5 Kurang dari 55% Sangat jelek (Poor)
Penjelasan tingkat kemampuan peserta didik:
1. Excellent = Kemampuan peserta didik yang mampu menjawab soal 90% - 100% benar.
2. Good = Kemampuan peserta didik yang mampu menjawab 80 % - 89% benar.
3. Sufficient = Kemampuan peserta didik yang mampu menjawab 65 % - 79% benar.

38
4. Insufficeint = Kemampuan peserta didik yang mampu menjawab 55 % - 64% benar.
5. Poor = Kemampuan peserta didik yang mampu menjawab benar kurang dari 55%

3.8 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data

Analisis data dapat disajikan baik melalui metode formal atau nonformal. Ciri-ciri
metode formal adalah dengan ditampilkannya simbol-simbol, gambar, tabel dan catatan-
catatan. Ciri-ciri metode non formal adalah sebaliknya. Tujuan metode formal adalah
menyederhanakan penjelasan dari analisis data. Dalam penelitian ini digunakan metode
formal dan non formal yaitu berupa penjelasan secara deskriptif terhadap hasil penelitian
yang didapat dengan menyuguhkan beberapa bagan.

39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dipaparkan penjelasan tentang data yang didapat dari penelitian
yang dilakukan di lembaga kelas VII E SMPN 6 Batu yang menggunakan metode
memorizing “One Day Three Words” dalam upaya meningkatkan penguasaan kosakata
peserta didik.

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 Situasi dan Keadaan Belajar Peserta didik

Seperti yang telah disebutkan diatas, tempat dari penelitian ini adalah SMPN 6 Batu
yang bertempat di Jl. Raya Giripurno No.284, Bumiaji, Batu. Hari belajar bahasa Inggris di
kelas VII E yang disediakan yaitu dua kali seminggu pada hari selasa dan rabu. Waktu
pembelajaran yang disediakan yaitu antara rentang waktu dari pukul 15.30 wib – 14.50 wib.
Alur kelas yang terjadi di kelas VII E yaitu dimulai dengan Interaksi dua arah terjadi saat
pengecekan awal tersebut dengan tidak melupakan kebiasaan dalam memberikan salam
dalam bahasa Inggris. Pengecekan awal tersebut biasa disebut dengan feedback in.

Setelah selesai dengan pengecekan awal, guru sudah harus menentukan materi apa
yang akan diberikan kepada peserta didik pada saat itu. Bila peserta didik dirasa mampu dan
paham saat pengecekan awal, maka program belajarnya akan dimajukan satu langkah
kedepan, namun bila terdapat kesalahan atau pemahaman yang kurang dari materi
sebelumnya, materi tersebut akan diulang. Selanjutnya peserta didik harus diwajibkan maju
ke depan kelas untuk menyetorkan kosa-kata yang telah mereka hafalkan, fungsi dari secara
amandiri melafalkan kosa-katanya di depan kelas agar peserta didik yang mendengarkan juga
dapat memperkaya kosakata mereka dari teman sekelasnya. Kemudian dilanjutkan dengan
penjelasan dan pemberian contoh teks yang akan dipelajari pada hari itu. Begitu penjelasan
selesai dilakukan, barulah peserta didik diminta untuk membuat teks dengan kosa-kata yang
telah mereka hafalkan. atau yang biasa disebut feedback out. Proses belajar saat itu akan
diakhiri dengan pemberian PR membuat beberapa paragraph yang harus dikumpulkan saat
pertemuan berikutnya.

40
4.1.2 Penguasaan Kosakata Peserta Didik

4.1.2.1 Aspek-Aspek Kosakata

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, menurut Redman (2001), terdapat beberapa
aspek penting dalam kosakata yang perlu diperhatikan dalam mengajar kosakata, seperti
batasan antara arti konseptual, polisemi, homonim, homofon, sinonim, arti afektif, style,
register, dialek, terjemahan, potongan bahasa, tata bahasa dari kosakata, dan pelafalan. Dari
seluruh aspek-aspek kosakata yang ada, penelitian ini hanya membahas mengenai sinonim,
antonim dan terjemahan karena merupakan aspek yang dipelajari oleh peserta didik dalam
materi pembelajaran bahasa Inggris kelas VII.

a. Sinonim
Dalam pemahaman mengenai sinonim, peserta didik dapat dikategorikan sangat jelek.
Dapat dikatakan demikian karena sebagian besar peserta didik tidak mampu menjawab
dengan baik dan benar pembahasan mengenai sinonim atau persamaan kata dalam tes awal
yang diberikan. Peserta didik dianjurkan untuk dapat memberikan pengertian dari suatu kata
yang berbeda dengan makna kata yang sama yang telah disediakan. Sebagian besar peserta
didik hanya mampu menjawab lima soal benar dari sepuluh jumlah pertanyaan yang
diberikan.
Adapun kosakata yang terdapat dalam tes awal pada siklus I yang harus dijawab oleh
peserta didik, sebagai berikut.
pretty “cantik” = beautiful “cantik”
desk “meja” = table “meja”
hares “kelinci” = rabbit “kelinci”
woman “wanita” = female “wanita”
leg “kaki” = foot “kaki”
fast “cepat” = quick “cepat”
rock “batu” = stone “batu”
man “lelaki” = male “lelaki”
fridge “lemari es” = refrigerator “lemari es”

41
Dari keseluruhan kosakata yang ada, kosakata yang paling banyak tidak dikuasai
peserta didik adalah kosakata:
hares “kelinci” fridge “lemari es”
rooster “ayam jantan” female “wanita”

male “lelaki” quick “cepat”

Bila ditinjau lebih lanjut, kosakata tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut.
1) Hares “kelinci”
Kata hares merupakan kata benda (noun) tepatnya masuk kategori common nouns
yang dapat dihitung (count nouns). Kata hares juga merupakan kata benda kongkret. Seperti
yang telah diketahui, kata hares dikategorikan ke dalam common nouns karena pada
penulisannya tidak diawali dengan huruf kapital kecuali saat kata tersebut terletak pada awal
kalimat. Kata hares masuk kedalam kategori count nouns karena merupakan kata benda yang
dapat dihitung.
2) Fridge “lemari es”
Kata fridge dikategorikan ke dalam common nouns karena pada penulisannya tidak
diawali dengan huruf kapital kecuali saat kata tersebut terletak pada awal kalimat. Kata fridge
merupakan kata benda yang dapat dihitung, jadi masuk kedalam kategori count nouns. Kata
ini juga merupakan kata benda kongkret sama seperti kata hares.
3) Rooster “ayam jantan”
Sama halnya dengan kata hares dan fridge, kata rooster juga merupakan kata benda
(noun) yang masuk kategori common nouns (count nouns). Kata rooster tidak menggunakan
huruf kapital dalam penulisannya, kecuali bila kata tersebut terletak pada awal kalimat.
Bentuk jamak dari rooster adalah roosters, maka dari itu kata tersebut masuk kategori benda
yang dapat dihitung (count noun) karena memiliki bentuk jamak.
4) Female “wanita”
Kata female dapat masuk ke dalam kelas kata sifat. Kata female dalam kelas kata sifat
dapat masuk ke dalam kategori descriptive adjective yaitu tipe adjective yang paling umum.
Contoh: “female companion”
Kata female dapat berfungsi sebagai atributif dan sebagai predikatif.
That is a female worker (atributif)
That worker is a female (predikatif)

42
Kata female tidak dapat diberi premodifier very dan tidak dapat mengambil bentuk
komparatif dan superlatif baik secara infeksi maupun secara perifrastik.

5) Male “lelaki”
Kata male dapat dikatakan serupa dengan kata female. Kata male juga merupakan
kata benda (common nouns). Penulisan huruf awalnya menggunakan huruf kapital bila kata
ini diletakkan pada awal kalimat. Kata ini juga berfungsi sebagai atributif dan predikatif yang
mana merupakan kata sifat yang digunakan dengan sebuah kata benda atau sebagai
komplemen objek. Contoh: “male worker”, “I think that worker is male”.
6) Quick “cepat”
Kata quick dapat masuk ke dalam dua kelas kata; kata sifat dan kata keterangan. Saat
dikategorikan sebagai kata sifat, kata quick dapat berfungsi sebagai atributif, predikatif, dapat
diberi premodifier very dan dapat mengambil bentuk komparatif dan superlatif.
Contoh: To make a quick gateway „lolos dengan cepat‟ (atributif)
That runner is quick „pelari itu cepat‟ (predikatif)
He runs very quick „dia berlari sangat cepat‟
Saat berfungsi sebagai kata keterangan, kata quick dapat membentuk infinitive
(bentuk to-) yang diwujudkan dalam kata: to-quick freeze (membekukan cepat-cepat). Selain
itu, kata quick juga dapat diberi akhiran –ly hingga membentuk kata quickly tanpa merubah
kelas katanya sebagai kata keterangan. Quickly berarti “dengan cepat”.
Dari semua kosakata yang telah dijabarkan diatas, terlihat bahwa lebih banyak
terdapat kata benda dari pada kelas kata yang lainnya. Selain kosakata yang tidak diketahui
oleh peserta didik, terdapat pula kosakata yang sudah mampu dikuasai oleh peserta didik,
adapun kosakata tersebut adalah:
pretty “cantik” = beautiful “cantik”
foot “kaki” = leg “kaki”
desk “meja” = table “meja”

Kosakata tersebut rata-rata dapat diketahui oleh peserta didik dan dijawab dengan
benar. Bila dijabarkan lebih lanjut, maka dapat dilihat sebagai berikut.
1) Pretty “cantik” = beautiful “cantik”
Bila dilihat dari kelas katanya antara kata pretty dan kata beautiful sama-sama
merupakan kata sifat. Keduanya masuk ke dalam kategori descriptive adjective. Baik kata
pretty maupun beautiful sama-sama dapat berfungsi sebagai atributif dan predikatif. Kata

43
tersebut juga dapat diberi premodifier very. Kata pretty dapat mengambil bentuk komparatif
dan superlatif baik secara infeksi maupun secara perifrastik, sedangkan kata beautiful hanya
dapat mengambil bentuk komparatif dan superlatif secara perifrastik.
The pretty boy/the beautiful girl (afrikatif)
The doll is pretty/the doll is beautiful (predikatif)
The baby is very pretty/the baby is very beautiful
Pretty-prettier-prettiest/pretty-more pretty-most pretty
Beautiful-more beautiful-most beautiful
2) Foot “kaki” = leg “kaki”
Baik kata foot maupun leg merupakan kata benda yang memiliki makna sama yaitu
kaki. Kedua kata tersebut masuk kategori common nouns yang dapat dihitung (count nouns)
yang memiliki bentuk jamak. Kata foot dan leg dikategorikan ke dalam common nouns
karena pada penulisannya tidak diawali dengan huruf kapital kecuali saat kata tersebut
terletak pada awal kalimat. Kedua kata ini merupakan kata benda kongkret.
Tunggal Jamak
Foot Feet
Leg Legs

3) Desk “meja”= table “meja”


Sama halnya dengan kata foot dan leg, kata desk dan table merupakan kata benda
yang memiliki makna sama yaitu meja. Kedua kata tersebut masuk kategori common nouns
yang juga masuk ke dalam kategori kata benda kongkret yang dapat dihitung (count nouns).
Tunggal Jamak
Desk Desks
Table Tables
b. Antonim (lawan kata)
Menyangkut dalam strategi pembelajaran bahasa yang diungkapkan oleh Singleton
(2008), cara yang umumnya digunakan dalam mengajarkan kosakata salah satunya adalah
dengan memberikan pemahaman mengenai antonim atau lawan kata.
Adapun kosakata yang tersedia untuk dicari lawan katanya adalah:
brother “saudara laki-laki” granddaughter “cucu perempuan”
husband “suami” sister “saudara perempuan”
father “ayah” wife “isteri”
son “anak laki-laki” niece “keponakan perempuan”

44
nephew “keponakan laki-laki” aunt“tante”
Grandfather “Kakek” mother “ibu”
Uncle “Paman” Grandmother “nenek”
Dari kosakata tersebut, peserta didik mendapat kesulitan pada kata Niece, aunt dan
granddaughter. Peserta didik sering keliru mengenai lawan kata niece, yang selalu
dilawankan dengan uncle. Hal yang sama terjadi pada kata aunt yang juga sering dilawankan
dengan nephew. Sedangkan kata granddaughter sering membuat peserta didik menjawab
jawaban yang salah karena kebanyakan peserta didik belum mengetahui arti dari kata tersebut
sehingga tidak dapat menemukan lawan kata yang tepat. Peserta didik banyak mendapatkan
nilai rendah saat menyelesaikan soal mengenai antonim.

Bila ditinjau lebih jauh, kata niece, aunt, dan granddaughter merupakan kata benda
(noun).

c. Terjemahan
Selain dapat dikatakan terjadi secara tidak langsung, kategori terjemahan ini juga
memiliki bagian pertanyaan yang menanyakan arti, baik dalam bahasa Indonesia maupun
dalam bahasa Inggris. Peserta didik yang telah mampu menjawab benar soal-soal yang
diberikan pada tes awal, dapat dikategorikan mampu dalam menerjemahkan, karena bila
peserta didik tidak dapat menerjemahkan atau mencari maksud/bahasa target dalam soal-soal
yang ada, maka peserta didik pasti akan menjawab salah. Begitu pula dalam mencari lawan
kata/antonim. Bila peserta didik tidak mengetahui terlebih dahulu arti kata sebenarnya dari
bahasa Inggris yang dimaksud, maka peserta didik tidak akan mampu mencari lawan kata
yang benar. Bila peserta didik juga tidak mampu untuk menterjemahkan atau mengartikan
maksud dari kata dalam bahasa Inggris yang disajikan dalam tes awal, maka peserta didik
tidak akan dapat memilih gambar yang tepat untuk mengilustrasikan maksud dari kata-kata
tersebut. Kategori terjemahan akan dibagi menjadi tiga bahasan yang terdiri atas Terjemahan
dalam kata, terjemahan dalam frasa dan terjemahan dalam kalimat.

1) Terjemahan dalam Kata


Kosakata yang ada yang dapat dikatakan masuk ke dalam kategori Terjemahan dalam kata,
adalah:
old “tua” eye “mata” green “hijau”
butter “mentega” pretty “cantik” desk “meja”
cock “ayam jantan” hares “kelinci” leg “kaki”

45
rock “batu” rooster “ayam jantan” male “pria”
ship “kapal” bread “roti” fridge “lemari es”
sky “langit” river “sungai” thick “tebal”
light “ringan” left „kiri‟ heavy “berat”
watch “jam tangan” big “besar” long “panjang”
fat “gemuk” tall “tinggi” fast “cepat”
new “baru” good “bagus” monkey “monyet”
mouth “mulut” bread “roti” apple “apel”
cow “sapi” glasses „gelas‟ eight “delapan”
2) Terjemahan Dalam Frasa
small bird
kecil burung
burung kecil

a light box
sebuah ringan kotak
sebuah kotak ringan

a big bird
seekor besar burung
seekor burung besar

a heavy bag
sebuah berat tas
sebuah tas berat
3) Terjemahan Dalam Kalimat
The rabbit is jumping
def .art. kelinci aux (tobe) melompat
Kelinci itu sedang melompat

The dog is swimming


def. art. anjing aux (tobe) berenang
Anjing itu sedang berenang

46
The bear is drinking water
def. art. beruang aux (tobe) minum air
Beruang itu sedang minum air

The cat is under the sofa


def. art. kucing aux (tobe) dibawah def. art. sofa
Kucing itu ada dibawah sofa

The boy is running


def. art. Anak laki-laki aux (tobe) berlari
Anak laki-laki itu sedang berlari

The girl is laughing


def. art. Anak perempuan aux (tobe) tertawa
Anak perempuan itu sedang tertawa

The woman is drinking tea


def. art. wanita aux (tobe) minum teh
Wanita itu sedang minum teh

The dog is in the car


def. art. Anjing aux (tobe) prep. def. art. mobil
Anjing itu berada didalam mobil

Dari keseluruhan kosakata yang ada terdapat beberapa kosakata yang dirasa sulit
untuk peserta didik dalam pengerjaan tes awal. Adapun kosakata yang dimaksud yaitu:
thick “tebal‟ light “ringan”
heavy “berat” glasses “kacamata”
under “dibawah” rooster “ayam jantan”
fridge “kulkas” quick. “cepat”
female “wanita” hares “kelinci”
leg “kaki” rock “batu”
fast “cepat”

47
Jika diteliti lebih lanjut berdasarkan teori yang mendasari mengenai kelas kata, maka
kosakata diatas dapat dijabarkan sebagai berikut.

1) Thick “tebal”
Kata thick “tebal” merupakan kata sifat (adjective) yang masuk kedalam kategori
descriptive adjective. Kata thick dapat berfungsi sebagai atributif (eg. a thick book) dan
predikatif (eg. The book is thick). Kata ini juga dapat diberi premodifier very (the book is very
thick) dan dapat mengambil bentuk komparatif dan superlatif secara infeksi (thick-thicker-
thickest).
2) Light “ringan”
Sama halnya dengan kata thick, kata light merupakan kata sifat (adjective) yang
masuk kedalam kategori descriptive adjective. Kata light memang tidak diikuti oleh akhiran,
namun tetap merupakan kata sifat (descriptive adjective) karena mampu menjelaskan atau
memberikan informasi lebih tentang noun atau pronoun. Kata light dapat mengambil bentuk
komparatif dan superlatif secara infeksi (eg. Light-lighter-lightest) dan dapat berfungsi
sebagai atributif (eg. A light book) dan dapat berfungsi sebagai predikatif (eg. The bag is
light). Terakhir, kata light juga dapat diberi premodifier very (eg. The bag is very light).
3) Heavy “berat”
Kata heavy merupakan kata sifat (adjective) yang masuk kedalam kategori descriptive
adjective. Walaupun kata heavy tidak diikuti oleh akhiran, namun tetap merupakan kata sifat
(descriptive adjective) karena mampu menjelaskan atau memberikan informasi lebih tentang
noun atau pronoun. Kata heavy juga dapat berfungsi sebagai atributif, predikatif, dapat diberi
premodifier very dan dapat mengambil bentuk komparatif, superlatif secara infeksi.

a heavy bag (sebagai atributif)


This bag is heavy (sebagai predikatif)
This is a very heavy bag (dapat ditambah premodifier very)
heavy-heavier-heaviest (komparatif dan superlatif secara infeksi)
4) Under “dibawah”
Kata under merupakan kata depan yang menunjukkan hubungan dengan kata-kata
benda lainnya dalam suatu kalimat yaitu menunjukkan hubungan tempat. Kata under yang
berarti “di bawah” dapat memperluas penggunaan kosakata dengan menambahan kata benda
lainnya. Contoh: benda apa yang biasanya terdapat di bawah meja? Jawabannya adalah koran
(newspaper), buku (book), mainan (toy), pensil (pencil), pulpen (pen), dll. Dengan demikian

48
terdapat perluasan penggunaan kosakata yang dapat dikuasai peserta didik karena
menghubungkan antara kata under dengan kata lainnya.
8) Glasses “kacamata”
Kata glasses merupakan kata benda (noun) tepatnya masuk kategori common nouns
yang dapat dihitung (count nouns). Kata glasses dikategorikan ke dalam common nouns
karena pada penulisannya tidak diawali dengan huruf kapital kecuali saat kata tersebut
terletak pada awal kalimat. Kata glasses juga merupakan kata benda yang kongkret.

5) Quick. “cepat”
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kata quick dapat masuk ke dalam dua kelas
kata; kata sifat dan kata keterangan. Saat berfungsi sebagai kata sifat, kata quick masuk
kedalam kategori descriptive adjective. Kata quick merupakan kata sifat (descriptive
adjective) karena mampu menjelaskan atau memberikan informasi lebih tentang noun atau
pronoun.
Contoh: To make a quick gateway „lolos dengan cepat‟
Kata quick dapat berfungsi sebagai atributif, predikatif, dapat diberi premodifier very
dan dapat mengambil bentuk komparatif dan superlatif.
Contoh: To make a quick gateway „lolos dengan cepat‟ (atributif)
That runner is quick „pelari itu cepat‟ (predikatif)
He runs very quick „dia berlari sangat cepat‟
Saat berfungsi sebagai kata keterangan, kata quick dapat membentuk infinitive
(bentuk to-) yang diwujudkan dalam kata: to-quick freeze (membekukan cepat-cepat). Pada
dasarnya kata quick merupakan adverbs yang terbentuk dari adjective dengan penambahan
akhiran –ly. Penambahan akhiran –ly membentuk kata quickly tanpa merubah kelas katanya
sebagai kata keterangan. Quickly berarti “dengan cepat”.
6) Fridge „kulkas‟
Kata fridge merupakan kata benda (noun) kongkret. Fridge masuk kategori common nouns
karena pada penulisannya tidak diawali dengan huruf kapital kecuali saat kata tersebut
terletak pada awal kalimat. Karena memiliki bentuk jamak (fridge-fridges) jadi kata fridge
merupakan kata benda yang dapat dihitung, dan masuk kategori count nouns.
7) Hares “kelinci”
Kata hares merupakan kata benda (noun) tepatnya masuk kategori common nouns
yang dapat dihitung (count nouns). Kata hares dikategorikan ke dalam common nouns karena
pada penulisannya tidak diawali dengan huruf kapital kecuali saat kata tersebut terletak pada

49
awal kalimat. Hares merupakan bentuk jamak dari kata hare, dengan kata lain kata tesebut
memiliki bentuk tunggal dan jamak yang membuktikan bahwa kata hares merupakan kata
benda yang dapat dihitung.
8) Leg “kaki”
Kata leg merupakan kata benda kongkret yang masuk kategori common nouns. Bila
mendengar kata leg maka yang muncul dalam benak kita adalah kaki, baik kaki manusia
maupun kaki binatang. Normalnya manusia memiliki dua kaki dan binatang memiliki empat
kaki. Dengan pengetahuan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kata leg dapat dihitung,
maka dapat dikategorikan sebagai kata benda count nouns.
9) Fast “cepat”
Kata fast merupakan kata sifat (adjective) yang sering ditujukan sebagai sebuah kata
yang menjelaskan atau memberikan informasi lebih tentang noun. Kata fast dapat berfungsi
sebagai atributif (yang terletak di antara determiner dan nomina), dapat berfungsi sebagai
predikatif (sebagai komplemen subjek atau sebagai komplemen objek), dapat diberi
premodifier very, dan dapat mengambil bentuk komparatif, superlatif secara infeksi.
A fast car (atributif)
That car is fast (predikatif)
That car is very fast (premodifier very)
Fast-faster-fastest (bentuk komparatif dan superlatif secara infleksi)
10) Refrigerator “kulkas”
Kata refrigerator merupakan kata benda kongkret yang dapat dihitung. Bentuk
jamaknya adalah refrigerators. Karena kata ini tidak menggunakan huruf kapital pada
penulisannya (kecuali terletak di awal kalimat), maka kata refrigerator masuk kategori
common nouns.

4.1.2.2 Kelas Kata


Sebagian peserta didik belum memahami kelas kata yang ada, terutama mengenai
Noun (kata benda), Verb (kata kerja), Adjective (kata sifat) dan Preposition (kata depan).
a. Kata Benda
Kata benda yang ada berupa nama binatang, makanan, atau benda, seperti berikut.
cat “kucing”
butter “mentega” desk “meja” cow “sapi”
cock “ayam jantan” hares “kelinci” fridge “lemari es”
rock “batu” rooster “ayam jantan” glasses “gelas”

50
ship “kapal” bread “roti”
river “sungai” apple “apel”
watch “jam tangan” monkey “monyet”

Dari daftar kosakata diatas, terlihat bahwa terdapat beberapa kata yang kembali
muncul dalam pembahasan ini. Bila diteliti lebih lanjut, maka kosakata yang belum pernah
1) Cat “kucing”
Sama halnya dengan kata eye, kata cat merupakan kata benda (noun) yang masuk
kategori common nouns yang dapat dihitung (count nouns). Cat merupakan kata benda
kongkret dengan bentuk jamak cats.
2) Butter “mentega”
Kata butter merupakan kata benda (noun) tepatnya masuk kategori common nouns
dan tidak dapat dihitung (noncount nouns). Kata butter dikategorikan ke dalam common
nouns karena pada penulisannya tidak diawali dengan huruf kapital kecuali saat kata tersebut
terletak pada awal kalimat. Kata butter juga merupakan kata benda yang tidak dapat dihitung
sama halnya dengan kata water jadi masuk kategori noncount nouns.
3) Desk “meja”
Kata desk memiliki arti „meja‟. Seperti yang telah kita ketahui, meja merupakan
bahan yang biasanya terbuat dari kayu yang digunakan untuk alas menulis ataupun tempat
untuk belajar. Secara bentuk meja dapat dikatakan memiliki satuan. Kata benda ini adalah
kata benda nyata atau kongkret. Oleh karena meja adalah benda yang dapat dihitung maka
kata desk masuk kategori count nouns.

4) Cow “sapi”
Kata cow merupakan kata benda (noun) kongkret yang secara nyata dapat kita lihat
dan hitung. Dengan adanya landasan pemikiran diatas maka data disimpulkan bahwa kata
cow merupakan kata benda common nouns tepatnya count nouns (benda yang dapat
dihitung). Dari segi penulisannya, kata cow tidak menggunakan huruf kapital, terkecuali saat
kata tersebut terletak di awal kalimat. Bentuk jamak dari kata cow adalah cows.
5) Cock “ayam jantan”
Kata cock atau ayam jantan sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Saat
memikirkan kata ini, hal yang terlintas di benak kita adalah telur, daging, ayam goring, beras,
bulu, putih, dan lain-lain. Hal tersebut dapat berkembang menjadi lebih banyak lagi kosakata

51
yang diketahui peserta didik dengan mengaitkannya pada kata cock. Kata cock dapat masuk
ke common nouns dan count nouns.
6) Ship “kapal”
Kata ship merupakan kata benda yang dapat dihitung, tebukti dengan adanya bentuk
jamaknya yaitu ships. Dengan demikian kata ship dapat dikategorikan count nouns. Dalam
penulisannya, kata ship dapat memakai huruf kapital tapi hanya saat berada di awal kalimat.
Kata ini merupakan kata benda yang kongkret.

7) Watch “jam tangan”


Kata watch merupakan kata benda (noun) tepatnya masuk kategori common nouns
yang dapat dihitung (count nouns). Kata watch dikategorikan ke dalam common nouns karena
pada penulisannya tidak diawali dengan huruf kapital kecuali saat kata tersebut terletak pada
awal kalimat. Kata watch juga merupakan kata benda yang dapat dihitung, jadi masuk
kategori count nouns.
8) Monkey “monyet”
Dalam kosakata yang ada, terdapat lebih banyak kata benda dari pada kelas kata yang
lainnya seperti halnya kata monkey yang berarti „monyet‟ ini. Kata monkey merupakan kata
benda kongkret yang masuk kategori common nouns yang dapat dihitung (count nouns).
Dalam penulisannya, kata monkey ditulis dengan menggunakan huruf kapital di huruf paling
awal, bila kata tersebut terletak diawal kalimat. Bila kata monkey terletak di tengah-tengah
atau akhir kalimat, maka penulisannya tidak memakai huruf kapital.
9) Apple “apel”
Kata apple merupakan kata benda kongkret yang dapat dihitung count nouns. Kata ini
dikategorikan sebagai common nouns yang memiliki.bentuk jamak. Bentuk jamak dari kata
ini mungkin saja sudah tidak asing lagi bagi kita semua yaitu apples. Dengan adanya bentuk
jamak dari apple yaitu apples, maka menjadi sebuah bukti bahwa kata apple merupakan kata
benda yang bisa dihitung.

b. Kata Kerja
Kata kerja yang ada tidak sebanyak kata benda, kata kerja ini dikuasai pada saat mempelajar
kegiatan yang dilakukan bersama keluarga. Kata kerja yang ada adalah:
Walking “berjalan”
swimming “berenang”
running “berjalan”

52
drinking “minum”
laughing “tertawa”
jumping “melompat”
Adapun penjelasan lebih lanjutnya akan dijabarkan sebagai berikut:

1) Walking “berjalan”
Kata walking berasal dari kata walk. Kata walk adalah sebuah kata yang menunjukkan
aksi atau tindakan berjalan. Kelas kata verb memang dapat membuat suatu bentuk –ing, atau
infinitive (bentuk to-):
to walk/walking
to be/being to
Selain dapat membuat suatu bentuk –ing, atau infinitive, kata kerja walk juga dapat
diberi akhiran –s/es, atau akhiran –ed yang biasa disebut leksem. Kata walk dapat diberi
akhiran –s/es bila kata kerja tersebut digunakan dengan pronoun he, she, it, atau nama orang
(orang ketiga tunggal) atau saat berada dalam present / menerangkan tentang simple present
tense.

Contoh: He walks in the park every sunday


She washes the cups everyday
Kata walk diberi akhiran –ed saat kata tersebut berada dalam kejadian lampau (past
event)
Contoh: He decided to go home
She walked to school yesterday
Kata ini juga dikategorikan ke dalam lexical verbs (dapat dikatakan “dictionary
verbs”) adalah kata kerja yang mempunyai arti. Contoh lainnya adalah kata run, jump, sit,
dan stand.

2) Swimming “berenang”
Tidak jauh berbeda dengan kata walking, kata swimming juga adalah sebuah kata
kerja yang menunjukkan aksi atau tindakan berenang. Kata swimming berasal dari kata swim
yang berarti berenang. Kata ini juga terbentuk karena adanya penambahan bentuk –ing
diakhir kata. Kata swimming dapat dikategorikan ke dalam lexical verb (kata kerja yang
mempunyai arti walaupun dengan berdiri sendiri).
Contoh: She is swimming

53
Pronoun aux (to be) sedang berenang
Dia sedang berenang
Sedikit berbeda dengan kata walk, kata swim juga dapat diberi akhiran –s/es, namun
tidak dapat diberi akhiran –ed. Kata swim dapat diberi akhiran –s/es bila kata kerja tersebut
digunakan dengan pronoun he, she, it, atau nama orang (orang ketiga tunggal) atau dalam
simple present tense.

Contoh: He swims in the pool


Tina swims everyday

3) Running “berjalan”
Kata running juga adalah sebuah kata kerja yang menunjukkan aksi atau tindakan
berlari. Kata running berasal dari kata run yang berarti berlari. Kata ini juga terbentuk karena
adanya penambahan bentuk –ing diakhir kata. Kata running dapat dikategorikan ke dalam
lexical verb (kata kerja yang mempunyai arti walaupun dengan berdiri sendiri).
Contoh: She is running
Pronoun aux (to be) sedang berlari
Dia sedang berlari
Kata kerja run juga dapat diberi akhiran –s/es, namun tidak dapat ditambah akhiran –
ed. Sama halnya dengan kata swim, kata run dapat diberi akhiran –s/es bila kata kerja tersebut
digunakan dengan pronoun he, she, it, atau nama orang (orang ketiga tunggal)
Contoh: He runs in the park.
4) Drinking “minum”
Kata drinking juga adalah sebuah kata kerja yang menunjukkan aksi atau tindakan
meminum. Kata drinking berasal dari kata drink yang berarti minum. Kata ini juga terbentuk
karena adanya penambahan bentuk –ing diakhir kata. Kata drinking dapat dikategorikan ke
dalam lexical verb (kata kerja yang mempunyai arti walaupun dengan berdiri sendiri).

Contoh: She is drinking


Pronoun aux (to be) sedang minum
Dia sedang minum
Kata drink dapat ditambah dengan akhiran –e/es namun tidak dapat ditambah akhiran
–ed
Contoh: He drinks water

54
5) Laughing “tertawa”
Kata laughing berasal dari kata laugh yang berarti tertawa. Kata ini juga terbentuk
karena adanya penambahan bentuk –ing diakhir kata. Kata laughing dapat dikategorikan ke
dalam lexical verb (kata kerja yang mempunyai arti walaupun dengan berdiri sendiri).
Contoh: He is laughing
Pronoun aux (to be) sedang tertawa
Dia sedang tertawa
Kata laugh dapat diberi akhiran –s/es dan akhiran –ed.
Contoh: He laughs in the bathroom.
He laughed like crazy yesterday.

6) Jumping “melompat”
Kata Jumping berasal dari kata jump yang berarti lompat. Kata ini juga terbentuk
karena adanya penambahan bentuk –ing diakhir kata. Kata jumping dapat dikategorikan ke
dalam lexical verb (kata kerja yang mempunyai arti walaupun dengan berdiri sendiri).
Contoh: He is jumping
Pronoun aux (to be) sedang melompat
Dia sedang melompat

Sama halnya dengan kata walk, kata jump juga dapat diberi akhiran s/es dan akhiran –
ed
Contoh: Tina jumps in her bedroom everyday
Rani jumped into the floor and broke the vas yesterday.

c. Kata Sifat.
Adjective (kata sifat) yang ada berupa kata:
fat “gemuk” long “panjang”
quick “cepat” tall “tinggi”
good “bagus” heavy “berat”
big “besar” new “baru”
old “tua”

55
Dari hasil tes awal yang ada, pengetahuan peserta didik tentang adjective (kata sifat)
masih belum begitu baik, karena terdapat banyak kesalahan maupun jawaban yang
dikosongkan.
Penjabaran lebih lanjut mengenai kosakata diatas, akan dijelaskan sebagai berikut:
1) Fat “gemuk”
Kata fat dapat masuk ke dalam kelas kata sifat dan kelas kata benda. Saat masuk ke
dalam kelas kata benda, kata fat dapat terlihat pada kalimat: there is too much fat on this meat
(daging ini terlalu banyak mengandung gemuk). Saat dikategorikan sebagai kata sifat, kata fat
dapat terlihat pada kalimat: she is too fat (Ia terlalu gemuk). Kata fat disini merupakan kata
sifat (adjective) yang masuk kedalam kategori descriptive adjective atau tipe adjective yang
paling umum.
Kata fat juga dapat berfungsi sebagai atributif, predikatif dapat diberi premodifier
very dan dapat mengambil bentuk komparatif, superlatif secara infeksi.

Contoh: a fat boy (atributif)


The boy is fat (predikatif)
The boy is very fat
fat-fatter-fatest

2) Long “panjang”
Kata long merupakan kata sifat (adjective) yang masuk kedalam kategori descriptive
adjective yang mana merupakan tipe adjective yang paling umum.
Contoh: Three feet long „tiga kaki panjang‟
To make a long story short „untuk memperpendek cerita yang panjang‟
Sama halnya dengan kata fat, kata long juga dapat berfungsi sebagai atributif,
predikatif dapat diberi premodifier very dan dapat mengambil bentuk komparatif, superlatif
secara infeksi.
Contoh: a long pencil (atributif)
The pencil is long (predikatif)
The pencil is very long
long-longer-longest

3) Quick “cepat”

56
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kata quick dapat masuk ke dalam dua kelas
kata; kata sifat dan kata keterangan. Saat berfungsi sebagai kata sifat, kata quick masuk
kedalam kategori descriptive adjective. Kata quick merupakan kata sifat (descriptive
adjective) karena mampu menjelaskan atau memberikan informasi lebih tentang noun atau
pronoun.
Contoh: To make a quick gateway „lolos dengan cepat‟
Kata quick dapat berfungsi sebagai atributif, predikatif, dapat diberi premodifier very
dan dapat mengambil bentuk komparatif dan superlatif.

Contoh: To make a quick gateway „lolos dengan cepat‟ (atributif)


That runner is quick „pelari itu cepat‟ (predikatif)
He runs very quick „dia berlari sangat cepat‟
Saat berfungsi sebagai kata keterangan, kata quick dapat membentuk infinitive
(bentuk to-) yang diwujudkan dalam kata: to-quick freeze (membekukan cepat-cepat). Pada
dasarnya kata quick merupakan adverbs yang terbentuk dari adjective dengan penambahan
akhiran –ly. Penambahan akhiran –ly membentuk kata quickly tanpa merubah kelas katanya
sebagai kata keterangan. Quickly berarti “dengan cepat”.

4) Tall “tinggi”
Kata tall merupakan kata sifat (adjective) yang masuk kedalam kategori descriptive
adjective.
Contoh: How tall is she?
Bagaimana tinggi aux (tobe) pronoun (dia-perempuan)
Berapa tingginya?
He stands six feet tall
Pronoun (dia-laki-laki) berdiri enam kaki tinggi
Tingginya enam kaki
Kata tall juga dapat berfungsi sebagai atributif, predikatif dapat diberi premodifier
very dan dapat mengambil bentuk komparatif, superlatif secara infeksi.
Contoh: a tall girl(atributif)
The girl is tall (predikatif)
The girl is very tall
tall-taller-tallest

5) Good “bagus”

57
Kata good merupakan kata sifat (adjective) yang masuk kedalam kategori descriptive
adjective atau tipe adjective yang paling umum.
Contoh: good grades „angka-angka baik‟
He did me a good turn
Pronoun verb saya sebuah bagus perubahan
Dia berbuat baik kepada saya
How good of you to come
Bagaimana bagus dari kamu untuk datang
Sungguh bagus kamu untuk datang berkunjung
Kata good juga dapat berfungsi sebagai atributif, predikatif dapat diberi premodifier
very dan dapat mengambil bentuk komparatif, superlatif secara infeksi.
Contoh: a good student (atributif)
The student is good (predikatif)
The student is very good
good-better-best

6) Heavy “berat”
Sama halnya dengan kata-kata yang telah diuraikan diatasa, kata heavy juga
merupakan kata sifat (adjective) yang masuk kedalam kategori descriptive adjective.
Contoh: heavy bomber „pembom berat‟
heavy burden „beban yang berat‟
heavy cold „pilek yang berat‟
Kata heavy juga dapat berfungsi sebagai atributif, predikatif dapat diberi premodifier
very dan dapat mengambil bentuk komparatif, superlatif secara infeksi.

Contoh: a heavy box (atributif)


The box is heavy (predikatif)
The box is very heavy
heavy-heavier-heaviest

7) Big “besar”
Kata big merupakan kata sifat (adjective) yang masuk kedalam kategori descriptive
adjective.
Contoh: a big house „sebuah rumah besar‟

58
a big celebrity „seorang tokoh yang besar‟
you are a big girl now „kamu sudah gadis dewasa sekarang‟
Kata big juga dapat berfungsi sebagai atributif, predikatif dapat diberi premodifier
very dan dapat mengambil bentuk komparatif, superlatif secara infeksi.
Contoh: a big cat (atributif)
The cat is big (predikatif)
The cat is very big
big-bigger-biggest

8) New “baru”
Kata new merupakan kata sifat (adjective) yang juga masuk kedalam kategori
descriptive adjective.
Contoh: new pen „pulpen baru‟
new clothes „pakaian baru‟
Kata new juga dapat berfungsi sebagai atributif, predikatif dapat diberi premodifier
very dan dapat mengambil bentuk komparatif, superlatif secara infeksi.
Contoh: a new pen (atributif)

The pen is new (predikatif)


The pen is very new
new-newer-newest
9) Old “tua”
Kata old juga merupakan kata sifat (adjective) yang masuk kedalam kategori
descriptive adjective.
Contoh: old clothes „pakaian tua‟
old age „hari tua‟
to grow old „menjadi tua‟
Kata old juga dapat berfungsi sebagai atributif, predikatif dapat diberi premodifier
very dan dapat mengambil bentuk komparatif, superlatif secara infeksi.
Contoh: an old man (atributif)
The man is old (predikatif)
The man is very old
old-older-oldest

59
d. Kata Depan
Preposition (kata depan) yang ada pada tes awal peserta didik hanya terdiri atas kata
on, in dan under. Dari tiga preposition (kata depan) yang ada, yang mampu dikuasai oleh
peserta didik pada tes awalnya yaitu kata in dan under. Dari ketiga preposition diatas,
kesemuanya adalah merupakan kata depan yang menunjukkan keterangan tempat.
Dalam penelitian yang dilakukanterdapat beberapa anak yang mampu menjawab
benar mengenai soal pilihan jawaban saat terdengar kalimat “The dog is in the car” atau “The
cat is under the table”, namun masih lumayan banyak peserta didik yang belum menguasai
mengenai preposition (kata depan).

4.1.3 Penerapan Tes Awal Penguasaan Kosakata


Tes awal dilaksanakan pada tiap peserta didik yang belum belajar, atau tepatnya
sebelum peserta didik mendapatkan pembelajaran dengan metode memorizing “One Day
Three Wirds”. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman bahasa
Inggris mereka terutama dalam hal penguasaan kosakatanya.
Tes awal yang diberikan tes. Dimana guru menuliskan beberapa kata berjumlah 10
kata dalam bahasa inggris dan meminta peserta didik untuk menuliskan bahasa indonesianya.
Sesi berikutnya mencari sinonim dan antonim dengan cara menjodohkan. Peserta
didik diharuskan untuk menarik garis dan mencocokannya dengan bagian kanan. Apabila
peserta didik mengerti dengan makna kata yang dimaksud, peserta didik akan mampu untuk
mencari persamaan katanya. Kata yang digunakan adalah kata-kata yang sama dengan
sebelumnya

Sesi yang terakhir menentukan kelas kata. Sesi pertanyaan berikut ini dapat
dikategorikan cukup sulit karena diasumsikan banyak peserta didik yang belum begitu paham
saat mempelajarinya, tetapi sesi pertanyaan terakhir ini dimaksudkan untuk memberikan uji
coba untuk mengetahui hasil nyata dari kemampuan setiap peserta didik dalam hal kelas kata.
Jumlah soal yang disediakan adalah sepuluh soal dengan ketentuan peserta didik harus
mengisi pada tempat yang telah disediakan apakah kata dalam bahasa Inggris tersebut
tergolong dalam kelas kata benda (noun), kata sifat (adjective), kata kerja (verb) atau kata
depan (preposition). Dari sepuluh soal yang ada, lima soal adalah satu kata sifat, satu kata
benda, dua kata kerja dan satu kata depan. Total soal secara keseluruhan adalah 45 soal. Tes
yang digunakan dalam tes awal, tes akhir siklus I dan tes akhir siklus II adalah sama.

60
Dari hasil keseluruhan yang didapat pada tes awal terlihat nilai yang bervariasi. Untuk lebih
jelasnya, berikut akan ditampilkan daftar nilai tes awal dari 32 peserta didik.
1. Tabel hasil Data
No Total
Sesi I Sesi II Sesi III Sesi Sesi V Total
IV
1 5 5 5 6 3 24
2 5 5 3 5 2 20
3 3 3 4 5 1 16
4 4 4 3 2 2 15
5 6 3 3 3 2 17
6 5 2 2 2 1 12
7 6 4 4 4 2 20
8 5 3 2 3 0 13
9 5 7 5 5 1 23
10 6 6 3 2 1 18
11 6 5 4 2 1 16
12 4 5 2 3 2 16
13 7 6 3 2 1 19
14 6 5 5 4 1 21
15 6 7 6 5 1 25
16 6 5 4 3 1 19
17 6 4 4 2 0 16
18 6 6 5 2 1 20
19 6 4 5 5 1 21
20 5 5 5 3 2 20
21 5 6 5 4 0 20
22 4 3 5 5 2 19
23 6 7 4 5 3 25
24 6 6 5 5 3 25
25 6 5 6 5 2 24
26 7 5 5 3 2 22
27 5 4 6 3 2 20
28 5 4 6 4 1 20
29 6 6 5 4 0 21
30 4 5 6 6 1 22
31 5 5 5 4 1 20
32 5 5 6 3 2 21
Dari 45 soal yang tersedia, nilai yang terendah adalah 12 dan nilai yang tertinggi
adalah 25. Apabila dicari nilai tiap peserta didiknya, akan ditemukan nilai dalam persentase
dengan menggunakan rumus penghitungan Hamalik (2001:120) Criterion Referenced
Evaluation yang dirumuskan sebagai berikut:
X = Jumlah jawaban yang benar x 100%
Jumlah pertanyaan

61
Adapun daftar nilai tiap peserta didik pada tes awal akan ditampilkan pada tabel berikut.

2. Tabel Daftar Nilai Tiap Peserta didik pada Tes Awal

No Total Nilai Tiap No Total Nilai Tiap No Total Nilai Tiap No Total Nilai Tiap
Jawaban Peserta Jawaban Peserta Jawaban Peserta Jawaban Peserta
yg Benar didik yg Benar didik yg Benar didik yg Benar didik
Dalam % Dalam % Dalam % Dalam %
1 24 53,33% 11 16 35,55% 21 20 44,44% 31 20 44,44%
2 20 44,44% 12 16 35,55% 22 19 42,22% 32 21 46,66%
3 16 35,55% 13 19 42,22% 23 25 55,55%
4 15 33,33% 14 21 46,66% 24 25 55,55%
5 17 37,77% 15 25 55,55% 25 24 53,33%
6 12 26,66% 16 19 42,22% 26 22 48,88%
7 20 44,44% 17 16 35,55% 27 20 44,44%
8 13 28,88% 18 20 44,44% 28 20 44,44%
9 23 51,11% 19 21 46,66% 29 21 46,66%
10 18 40% 20 20 44,44% 30 22 48,88%
Jumlah Total Nilai Peserta didik 1396,84%=139684

Dari data yang telah dijabarkan di atas, akan dapat dihitung nilai rata-rata peserta didik pada
tes awal yang akan menggunakan rumus :
X= Total skor peserta didik x 100%
Jumlah peserta didik
X= x 100% = 44%
Dari pengamatan hasil tes awal yang dilakukan sebelum peserta didik belajar dengan
menggunakan metode memorizing “One Day Three Words”, didapatkan data dengan nilai
rata-rata sebesar 44%. Dari lima sesi yang ada, peserta didik menemui banyak kesulitan
dalam sesi keempat dan kelima yaitu untuk mencari lawan kata dari kata dalam bahasa
Inggris yang ditentukan dan mengklasifikasikan kata, sedangkan rata-rata peserta didik
mendapatkan nilai yang baik pada sesi ke dua.

kemampuan peserta didik, nilai rata-rata tes awal ini adalah masuk ke dalam kategori kurang
(poor).

62
4.2 Peningkatan Penguasaan Kosakata Peserta didik dengan Adanya Penerapan
Metode Memorizing “One Day Three Words”.
4.2.1 Penerapan PTK dalam Peningkatan Kosakata Peserta didik
Seperti yang telah diketahui, penerapan PTK pada penelitian kali ini, terdiri atas dua
siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi atau evaluasi dan
refleksi. Berikut akan dipaparkan mengenai bagian-bagian dari siklus I dan siklus II.
4.2.1.1 Siklus I
Siklus I yang dilakukan setelah adanya pengamatan awal dari tes yang dilakukan,
terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Dalam pelaksanaan, nantinya
akan dijelaskan mengenai jalannya proses pembelajaran dengan menggunakan metode
memorizing words “One Day Three Words” dan memaparkan mengenai pengaplikasian dari
teori yang digunakan. Dalam observasi yang dilakukan, nantinya akan dijelaskan pula
mengenai tes akhir siklus I dengan menyuguhkan beberapa tabel nilai beserta penjelasannya.
a. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan pada siklus I ini diawali dengan penyusunan materi yang
digunakan dalam tindakan kelas termasuk mempersiapkan buku catatan peserta didik sebagai
buku penilaian selama proses belajar mengajar berlangsung. Selain itu, disediakan beberapa
gambar agar mempermudah peserta didik dalam menebak kata apa yang akan digunakan.
Dalam hal perencanaan ini juga dilakukan pengembangan skenario pembelajaran dan
menyiapkan lembar kerja peserta didik. Mengembangkan format penilaian dan format
observasi pembelajaran juga dilakukan dalam perencanaan siklus I ini.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan belajar mengajar dilakukan dengan diawali dengan salam
pembuka/greetings. Kemudian guru mengecek kehadiran peserta didik. Peserta didik
diberikan penjelasan awal mengenai alur kelas, cara belajar termasuk cara menggunakan
kata-kata yang nantinya diminta kepada mereka untuk hafalkan, dan prosedur belajar atau
kriteria kelulusan. Setelah itu peserta didik diberikan materi pelajaran yang sudah ditetapkan
untuk dikerjakan saat itu. Adapun materi yang diberikan adalah pengetahuan tentang
kosakata yang sederhana terlebih dulu. Kata benda dan kata kerja adalah kosakata yang
diutamakan pada awal pembelajaran ini. Setiap kali peserta didik akan mengakhiri
pembelajaran saat itu, dilakukan pengamatan atau penilaian sederhana. Penilaian tersebut
dilakukan dengan cara interaksi dua arah secara langsung, atau yang sering disebut feedback.
Proses ini terus dilakukan secara berulang pada setiap pertemuan yang ada. Pelaksanaan
siklus I ini dilakukan selama kurang lebih 2 minggu.

63
Pelaksanaan proses pembelajaran yang berlangsung saat itu, setelah diteliti ternyata
sebagian besar sudah menggunakan cara umum dalam pembelajaran kosakata seperti teori
yang dikemukakan oleh David Singleton (2008) Adapun penjabarannya sebagai berikut.
a. Menghubungkan antara bahasa kedua (bahasa Inggris) dengan bahasa pertama (bahasa
Indonesia).
Strategi ini digunakan di kelas pada saat para pengajar melakukan interaksi pada
peserta didik untuk mengecek pemahaman peserta didik tentang arti kata dari bahasa Inggris.
Misal para pengajar menjelaskan mengenai ”kepemilikan” (my, your). Cara mereka
mengajarkannya yaitu dengan membandingkan ke bahasa 1 (bahasa Indonesia). Dalam
bahasa Indonesia my sama halnya dengan ”milik saya/milikku/punyaku” sedangkan dalam
bahasa Inggris, hanya terdapat kata my. Kata my mother bisa dimaksudkan dengan ”ibu milik
saya/ibu milikku/ibu ibuku”. Begitu pula dengan kata your. Dalam bahasa Inggris hanya
terdapat kata your (didepan objek), sedangkan dalam bahasa Indonesia dapat berupa ”milik
kamu/milikmu/punyamu” Kata your mother dapat dimaksudkan menjadi ”ibu milik kamu/ibu
milikku/pensil ibumu”.
b. Mendefinisikan arti.
Dari banyaknya cara dalam mendefinisikan arti seperti sinonim, antonim, definisi
analitik, definisi taksonomi, memberikan superordinat, definisi gramatikal dan yang lainnya,
para pengajar di kelas VIIE lebih cenderung mendefinisikan arti dengan memberikan
persamaan dari suatu kata/sinonim, definisi taksonomi, lawan kata/antonim dan definisi
penuh. Seperti misalnya saat peserta didik menanyakan arti kata pretty yang dirasa masih
asing, maka para pengajar akan memberikan persamaan katanya yang akan lebih lumrah
untuk peserta didik yaitu beautiful atau bila menjelaskan mengenai kata Sister maka pengajar
akan memberikan definisi taksonomi “my sister is so beautiful/pretty. Definisi antonim juga
dilakukan dalam pelaksanaannya, seperti misalnya bila peserta didik belum mengerti dengan
maksud kata “short” maka pengajar akan memberikan pemahaman dengan mengatakan short
adalah lawan kata dari panjang, jadi peserta didik akan lebih cepat mengerti bila kata “short”
adalah pendek.
c. Menghubungkan secara langsung antara arti kata dengan benda atau peristiwa.
Untuk poin berikut, sangatlah jelas terlihat pada metode yang diterapkan di Kelas
VIIE. Dikatakan demikian karena pada pembelajaran di kelas VII E, peserta didik diberikan
suatu kata dalam sebuah buku maupun dalam suatu lembar kerja yang lengkap dengan
gambarnya. Hal tersebut disebabkan karena dengan adanya gambar, peserta didik akan lebih

64
cepat menangkap maksud dan menjadi lebih cepat mengerti definisi suatu kata. Selain itu,
dengan adanya gambar, peserta didik akan mengingatnya lebih lama.
d. Latihan Oral (oral drill)
Poin ini juga sangat jelas terlihat pada metode memorizing “One Day Three Words”
yang diterapkan di VIIE. Seperti yang diketahui pada siklus I ini kata-kata yang nantinya
harus dihafalkan oleh peserta didik didapat langsung dari guru, setelah mendengar kata yang
diucapkan oleh guru, peserta didik wajib untuk menirukan pelafalan kata dari guru. Peserta
didik harus menirukannya dengan suara lantang (read aloud). Dengan adanya latihan oral ini,
maka peserta didik akan lebih cepat menguasai pelafalan kata dan cepat mengingat baik dari
segi arti maupun cara melafalkannya.
e. Mendorong peserta didik untuk mencoba dan melafalkan kata.
Poin yang terakhir yang diterapkan pada metode memorizing “One Day Three
Words” adalah mendorong peserta didik untuk mencoba melafalkan kata. Guru memberikan
catatan khusus (note), yaitu peserta didik harus membaca nyaring/lantang (read aloud) kata-
kata yang mereka hafalkan. Para pengajar juga akan selalu mengawasi dan mengingatkan
peserta didik untuk melafalkan kata dengan membaca nyaring.
Selain teori diatas, guru juga menerapkan teori verbal behavior dari Skinner (1997) Adapun
pokok-pokok pembahasan yang melandasi metode Memorizing “One Day Three Words”
menurut Skinner, 1957 adalah sebagai berikut.
a. Belajar bahasa asing itu adalah proses mekanis pembentukan kebiasaan, jadi merupakan
pemupukan deretan kebiasaan (North East Conference, 1961:44)
Hal ini diwujudkan dengan adanya kebiasaan membuat PR setiap hari yang dianjurkan oleh
pengajar untuk peserta didik-peserta didiknya. Dengan adanya kebiasaan membuat PR setiap
hari maka peserta didik akan terbiasa dengan latihan-latihan soal dan menjadi lebih terlatih.
b. Cara paling baik untuk membentuk kebiasaan-kebiasaan adalah: beberapa bulan yang
menggunakan pola latihan serius dan mekanik stimulus-respons (Politzer, 1965:17)
Pola yang dimaksud adalah sama halnya dengan pola belajar setiap hari tanpa menumpuk PR
yang diberikan dan mengumpulkannya tepat waktu. Mekanik stimulus-respon dapat
disimbolkan dengan hubungan antara PR dengan kebiasaan berlatih setiap hari. Bila peserta
didik diberi PR (stimulus) maka peserta didik akan terbiasa mengerjakannya dan terlatih
(respon).
c. Kebiasaan-kebiasaan itu diperkuat oleh “reinforcement” dan oleh karena itu sangat penting
bahwa peserta didik berbicara dalam bahasa asing sesering mungkin daripada hanya
mendengarkannya (Rivers, 1968 : 53)

65
Dalam hal ini dipaparkan bahwa dengan adanya peraturan untuk read aloud saat
peserta didik menyetorkan hafalanya di depan kelas, maka peserta didik telah diberikan
“reinforcement”. Dengan peserta didik read aloud apa yang dibaca, secara langsung peserta
didik akan berlatih berbicara bahasa Inggris dengan pelafalan yang baik dan tidak hanya
mendengarkannya saja dari guru melainkan juga dari suaranya sendiri.
d. Kebiasaan bahasa asing yang dapat dipupuk secara paling efisien dengan memberikan
jawaban-jawaban yang tepat dan tidak membuat kesalahan-kesalahan. Oleh karena itu pada
tiap latihan harus diikuti jawaban yang benar sebagai koreksi, sebagai feed back.
Di kelas VIIE terdapat pula sistem feedback, baik feedback awal atau feedback akhir.
Di bagian ini, peserta didik mendapatkan jawaban atau tanggapan yang benar dari pengajar
sehingga dikemudian harinya tidak akan ada lagi kesalahan, termasuk didalamnya kebenaran
tentang suatu pelafalan dari suatu kosakata.
Pada pembelajaran terdapat materi yang mampu menambah kosakata peserta didik
yang disajikan melalui dialog-dialog sederhana. Dialog-dialog tersebut harus ditirukan oleh
peserta didik berulang-ulang kali. Selain untuk memperkaya kosakaat, dialog tersebut juga
dapat melatih keterampilan berbicara yang memiliki pelafalan yang baik dan benar sesuai
pembicara aslinya.
e. peserta didik belajar pola-pola kalimat dan kenyataan-kenyataan / peristiwa-peristiwa
gramatikal dengan analogi menurut model-model yang diberikan. Bila latihan-latihan telah
berhasil dilakukan berulangkali, analogi berfikir akan membimbing peserta didik pada jalan
linguistik yang benar sama seperti yang terjadi pada peserta didik penutur asli dalam
mempelajari bahasa mereka sendiri (Brooks, 1964:139)
Hal diatas menekankan pengertian bahwa tata bahasa tidak diajarkan kepada peserta
didik diawal proses pembelajaran. Hal tersebut ditentukan dengan bertolak pada penutur asli
yang belajar bahasanya sendiri. Penutur asli tidak belajar mengenai tata bahasa terlebih
dahulu, melainkan belajar untuk berbicara seperti yang dibicarakan orang-orang disekitarnya.
Setelah terbiasa mendengar dan berbicara, barulah diberikan pemahaman tata bahasa
darimana dan bagaimana kalimat-kalimat itu terbentuk. Hal inipun telah diterapkan di kelas
VII E. Peserta didik hanya diberikan latihan-latihan setiap harinya baik mendengarkan dan
berbicara, membaca serta menulis. Setelah peserta didik dianggap telah terbiasa dengan
semua yang dipelajarinya, di tingkat atas, peserta didik akan diberikan pemahaman tata
bahasa, darimana dan bagaimana kalimat-kalimat yang mereka telah ketahui dapat terbentuk.

66
c. Observasi
Pada akhir proses belajar mengajar pada siklus I ini dilakukan penilaian terhadap hasil
belajar peserta didik. Observasi atau evaluasi yang dilakukan yaitu dengan memberikan tes
akhir.
d. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan dengan membahas hasil evaluasi, proses pembelajaran
dan lembar kerja peserta didik. Setelah kegiatan observasi atau evaluasi dilakukan dan telah
didapatkan hasil yang nyata dari pelaksanaan tes akhir seperti yang telah tertera diatas, maka
pada siklus II dilakukan peningkatan pembelajaran agar mendapatkan hasil yang lebih baik
dan merata. Semuanya akan disiasati dengan lebih memperbanyak proses feedback untuk
membantu agar peserta didik lebih ingat dan menguasai kosakata yang dipelajari. Selain itu,
kiat untuk memotivasi peserta didik untuk dapat mehafalkan tiga kata setiap harinya dengan
lebih rutin dan konsentrasi dirumah maupun di kelas. Bagi peserta didik yang dianggap telah
memiliki nilai yang memuaskan, maka tetap akan diberikan motivasi untuk terus
mempertahankan kemampuannya.
4.2.1.2 Siklus II
a. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan pada siklus II ini tidak jauh berbeda dengan yang terjadi
pada siklus I. Penyusunan materi yang digunakan dalam tindakan kelas pada siklus II ini
dilakukan dengan lebih hati-hati dan teliti berdasarkan kemampuan tiap peserta didiknya.

b. Pelaksanaan
Pelaksanaan program yang telah tersusun sesuai dengan program pembelajaran
dengan menerapkan metode memorizing “One Day Three Words” dan media pembelajaran
yang tetap berpedoman pada hasil siklus I. Pelaksanaan siklus II ini dilakukan selama kurang
lebih 2 minggu. Dalam pelaksanaannya, penerapan teori verbal behaviour yang mendasari
metode memorizing “One Day Three Words” tetap diaplikasikan seperti pada pelaksanaan
pada siklus I. Perbedaan yang ada dalam pelaksanaanya hanyalah kata-kata yang dihafalkan
oleh peserta didik dicari oleh mereka sendiri. Mereka tidak diberi lagi oleh guru namun guru
hanya memberitahukan kepada peserta didik jenis kata seperti apa yang harus mereka
hafalkan sebelumnya. Tentu saja batasan jenis kata yang diberikan oleh guru tergantung oleh
materi yang akan mereka pelajari. Kata yang telah mereka hafalkan ini, digunakan oleh
mereka saat menyusun kalimat.

67
c. Observasi
Seperti halnya pada observasi (evaluasi) pada siklus I, observasi proses belajar
mengajar pada siklus II ini juga dilakukan dengan memberikan penilaian terhadap hasil
belajar peserta didik. Observasi yang dilakukan yaitu dengan memberikan tes akhir.
d. Refleksi
Hasil tes akhir pada siklus II ini menunjukkan hasil yang lebih baik dari tes
sebelumnya. Hal tersebut terlihat dengan adanya peningkatan yang nyata dari tes awal, tes
akhir pada siklus I dan tes akhir pada siklus II.Terjadinya peningkatan dikarenakan peserta
didik telah mampu lebih memahami materi yang diberikan dengan menggunakan metode
memorizing “One Day Three Words”.

4.2.2 Hasil Tes Dalam Peningkatan Kosakata Peserta didik


4.2.2.1 Hasil Tes Akhir Siklus I
Dari data yang didapat, terlihat secara nyata adanya perubahan tingkat pemahaman
ataupun penguasaan peserta didik dalam kosakata. Seperti halnya pada hasil tes awal, hasil
tes pada siklus I ini juga akan dipaparkan secara detail. Berikut penjelasannya.
a. Aspek-Aspek Kosakata
Bila dilihat dari aspek-aspek kosakata yang ada, peserta didik juga telah mengalami
peningkatan penguasaan kosakata baik dalam hal sinonim, terjemahan, kelas kata dan
antonim.
1) Sinonim
Pembelajaran sinonim bagi peserta didik dapat dikatakan mengalami kemajuan,
walaupun kemajuan tersebut belum sangat memuaskan. Hasil tes awal peserta didik pada
bagian sinonim menunjukkan bahwa peserta didik belum begitu menguasainya. Nilai
terendah dan tertinggi untuk tes awal terdahulu adalah 1 dan 5, sedangkan nilai terendah dan
tertinggi pada tes akhir siklus I adalah 5 dan 8.
Kosakata yang paling banyak tidak dikuasai peserta didik hampir sama dengan
kosakata pada tes awal yaitu: hares, fridge, rooster, dan rock, sedangkan kosakata lainnya
rata-rata dapat diketahui oleh peserta didik dan dijawab dengan benar.
2) Antonim (lawan kata)
Pada sesi pertanyaan yang menanyakan tentang lawan kata, pada tes akhir siklus I ini
para peserta didik mendapatkan hasil yang lebih baik. Nilai tertinggi adalah 10 dan terendah
adalah 5. Bila dibandingkan dengan hasil tes sebelumnya, hasil tes

68
akhir siklus I ini cukup meningkat. Nilai terendah pada tes awal adalah 3 dan nilai
tertinggi adalah 6.
3) Terjemahan
Peningkatan yang terjadi dari pembelajaran mengenai terjemahan terlihat secara
nyata. Soal terjemahan dapat terlihat pada kesemua sesi soal, dari sesi pertama hingga
terakhir. Dikatakan demikian karena bila peserta didik tidak mampu menterjemahkan terlebih
dahulu kata dalam bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia, peserta didik tidak akan
mampu menjawab pertanyaan dengan benar, namun sesi pertanyaan yang benar-benar
menerjemahkan secara langsung terdapat pada sesi pertama, dan sesi kelima. Bila dilihat
secara langsung, hasil dari kesemua sesi dapat dikatakan meningkat.
Dari keseluruhan kosakata, terdapat beberapa kosakata yang masih dirasa sulit untuk
peserta didik dalam pengerjaan tes akhir siklus I. Adapun kosakata yang dimaksud adalah:
leg “kaki” fast “cepat”
rooster “ayam jantan” fridge “lemari es”
hares “kelinci” Tertawa‟ laughing”
Menari “Dancing” melukis “Painting”
Melihat “Seeing” Bersepeda “Bicycling”
b. Kelas Kata
Sebagian peserta didik sudah mulai memahami kelas kata yang ada, terutama noun
(kata benda), verb (kata kerja), adjective (kata sifat) dan preposition (kata depan). Walaupun
belum dapat dikatakan baik, hasil tes akhir pada siklus I ini dapat dikatakan sedikit
meningkat dari tes sebelumnya.

Hasil tes akhir pada siklus I yang telah terkumpul, akan dijabarkan pada tabel berikut ini.
3. Tabel Hasil Data Tes Akhir pada Siklus I

No Total
Sesi I Sesi II Sesi III Sesi Sesi V Total
IV
1 8 10 8 8 4 38
2 8 7 7 5 2 29
3 7 5 6 5 3 26
4 8 8 5 4 4 29
5 8 10 5 5 4 32
6 6 5 6 5 3 25
7 7 6 6 5 3 27
8 6 7 7 4 2 31

69
9 6 8 5 5 2 26
10 8 8 6 5 3 30
11 7 6 5 4 3 25
12 7 5 6 4 3 25
13 7 6 5 4 2 24
14 8 9 6 6 3 32
15 7 8 6 4 1 26
16 8 10 8 5 3 34
17 7 6 5 4 3 25
18 7 7 5 3 3 25
19 8 8 6 5 3 30
20 7 6 6 4 2 25
21 7 7 5 5 3 27
22 7 9 6 6 3 31
23 7 9 6 5 3 30
24 6 7 5 5 2 25
25 8 8 6 6 3 31
26 8 10 7 7 3 35
27 8 10 8 8 4 36
28 8 9 7 7 4 35
29 8 10 8 7 4 37
30 8 9 6 6 3 32
31 7 8 6 6 3 30
32 7 8 6 6 4 31

Dari hasil data pada observasi atau evaluasi siklus I yang dituangkan dalam tes akhir
diatas, terlihat bahwa nilai yang terendah adalah 53 dan yang tertinggi adalah 84. Nilai tiap
peserta didik dalam persentase, akan dituangkan pada tabel berikut.
4. Tabel Nilai Tiap Peserta didik dalam Persentase

No Total Nilai Tiap No Total Nilai Tiap No Total Nilai Tiap No Total Nilai Tiap
Jawaban Peserta Jawaban Peserta Jawaban Peserta Jawaban Peserta
yg Benar didik yg Benar didik yg Benar didik yg Benar didik
Dalam % Dalam % Dalam % Dalam %
1 38 84,44% 11 25 55,55% 21 27 60% 31 30 66,66%
2 29 64,44% 12 25 55,55% 22 31 68,88% 32 31 68,88%
3 26 57,77% 13 24 53,33% 23 30 56,66%
4 29 64,44% 14 32 71,11% 24 25 55,55%
5 32 71,11% 15 26 57,77% 25 31 68,88%
6 25 55,55% 16 34 75,55% 26 35 77,77%
7 27 60% 17 25 55,55% 27 36 80%
8 31 68,88% 18 25 55,55% 28 35 77,77%
9 26 57,77% 19 30 56,66% 29 37 82,22%
10 30 66,66% 20 25 55,55% 30 32 71,11%
Jumlah Total Nilai Peserta didik 2153,84%=215384

70
Dari data yang telah dijabarkan diatas, maka akan dapat dihitung nilai rata-rata
peserta didik pada tes akhir siklus I yang akan menggunakan rumus :
X= Total skor peserta didik x 100%
Jumlah peserta didik
X= x 100% = 67,30%
Hasil tersebut masih merupakan hasil yang bervariasi dan tidak merata. Peningkatan yang
terjadi dari tes awal ke tes akhir siklusI yaitu sebesar 23,3%. Untuk itu, pengamatan akan
dilanjutkan pada siklus II.

4.2.2.2 Hasil Tes Akhir Siklus II


Data yang didapat pada tes akhir siklus II menunjukkan terdapat perubahan tingkat
pemahaman ataupun penguasaan peserta didik dalam kosakata. Seperti halnya pada hasil tes
awal dan hasil tes siklus I, hasil tes pada siklus II ini juga akan dipaparkan secara detail.
Berikut penjelasannya.
a. Aspek-Aspek Kosakata
1) Sinonim
Pada pembahasan sinonim, peserta didik menjawab lebih baik daripada siklus I. Peningkatan
pemahaman sinonim pada tes akhir siklus II ini jauh lebih

memuaskan daripada sebelumnya. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 9 dan yang terendah
adalah 7.
2) Antonim (lawan kata)
Nilai tertinggi yang diperoleh peserta didik pada sesi pertanyaan mengenai antonim adalah 10
dan yang terendah adalah 7. Untuk pemaparan hasil lebih detail, akan disajikan dalam tabel.
3) Terjemahan
Sama halnya dengan pembelajaran sinonim, pembelajaran terjemahan pada tes akhir siklus II
mendapatkan hasil yang sangat baik. Pada sesi pertanyaan yang pertama pada tes akhir siklus
II ini, peserta didik mampu mendapatkan nilai tertinggi 10 dan nilai terendah 9. Sedangkan
pada sesi pertanyaan keempat, peserta didik mampu meraih nilai tertinggi 10 dan nilai
terendah 8.
b). Kelas Kata
Pemahaman peserta didik mengenai kelas kata (kata benda, kata kerja, kata sifat, dan kata
depan) memang tidak seperti pemahaman peserta didik pada sesi-sesi pembelajaran lainnya.

71
Pemahaman mengenai kelas kata ini memang sudah sangat baik dari sebelumnya, namun
belum dapat meraih nilai sempurna. Nilai tertingginya adalah 5 dan yang terendah adalah 4.
Adapun hasil tes akhir pada siklus II yang telah terkumpul, akan dijabarkan pada tabel
berikut ini.

5. Tabel Hasil Data Tes Akhir pada Siklus II

No Total
Sesi I Sesi II Sesi III Sesi Sesi V Total
IV
1 9 10 9 9 5 42
2 9 7 10 8 4 38
3 7 8 9 8 4 36
4 9 8 10 8 5 40
5 9 10 9 8 5 41
6 7 9 9 8 4 37
7 8 8 9 8 4 37
8 7 8 10 8 4 31
9 7 9 9 8 4 37
10 9 9 9 8 4 39
11 8 8 9 8 4 37
12 8 8 9 8 4 37
13 9 8 9 8 4 38
14 9 9 9 8 4 39
15 8 8 9 8 4 37
16 9 10 10 8 5 42
17 8 7 9 8 5 37
18 7 8 9 8 5 37
19 8 8 9 8 5 38
20 9 8 9 8 4 38
21 8 7 9 8 5 37
22 7 9 9 8 5 38
23 8 9 9 8 5 39
24 8 7 9 8 4 36
25 9 8 9 8 4 38
26 8 10 10 9 4 41
27 9 10 10 10 5 44
28 8 10 10 10 5 43
29 9 10 10 10 5 44
30 8 10 9 8 4 39
31 8 8 9 8 4 37
32 8 8 9 8 5 38
Dari hasil data pada observasi atau evaluasi siklus II yang dituangkan dalam tes akhir
diatas, terlihat bahwa nilai yang terendah adalah 80 dan yang tertinggi adalah 97,77. Nilai
tiap peserta didik dalam persentase, akan dituangkan pada tabel berikut.

72
6. Tabel Hasil Data Nilai Tiap Peserta didik pada Siklus II dalam Persentase

No Total Nilai Tiap No Total Nilai Tiap No Total Nilai Tiap No Total Nilai Tiap
Jawaban Peserta Jawaban Peserta Jawaban Peserta Jawaban Peserta
yg Benar didik yg Benar didik yg Benar didik yg Benar didik
Dalam % Dalam % Dalam % Dalam %
1 42 93,33% 11 37 82,22% 21 37 82,22% 31 37 82,22%
2 38 84,44% 12 37 82,22% 22 38 84,44% 32 38 84,44%
3 36 80% 13 38 84,44% 23 39 86,66%
4 40 88,88% 14 39 86,66% 24 36 80%
5 41 82,22% 15 37 82,22% 25 38 84,44%
6 37 82,22% 16 42 93,33% 26 41 82,22%
7 37 82,22% 17 37 82,22% 27 44 97,77%
8 31 68,88% 18 37 82,22% 28 43 95,55%
9 37 82,22% 19 38 84,44% 29 44 97,77,%
10 39 86,66% 20 38 84,44% 30 39 86,66%
Jumlah Total Nilai Peserta didik 2719,87%=27.1987

Dari data yang telah dijabarkan diatas, maka akan dapat dihitung nilai rata-rata peserta didik
pada tes akhir siklus II yang akan menggunakan rumus :
X= Total skor peserta didik x 100%
Jumlah peserta didik
X= x 100% = 84,99%

4.2.2.3 Perbandingan Hasil yang Menunjukkan Peningkatan Penguasaan Kosakata


Peserta didik
Dari keseluruhan hasil yang telah didapatkan, maka dapat kita bandingkan antara hasil
tes awal, tes akhir pada siklus I dan tes akhir pada siklus II. Untuk melihat secara lebih jelas
perbedaannya, maka hasil nilai yang ada akan disajikan menjadi satu tabel. Dengan demikian
akan terdapat tiga kolom nilai yang akan menunjukkan peningkatan kosakata melalui metode
memorizing “One Day Three Words” pada kelas VIIE seperti berikut.

73
7. Tabel Data yang Menunjukkan Peningkatan Penguasaan Kosakata Peserta didik di
Kelas VIIE Melalui Metode Memorizing “One Day Three Words”.

No Tes Tes Tes No Tes Tes Tes No Tes Tes Tes No Tes Tes Tes
awal Akhir Akhir Awal Akhir Akhir Awal Akhir Akhir Awal Akhir Akhir
Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II
1 53 84 93 11 36 56 82 21 44 44 82 31 20 67 82

2 44 64 84 12 36 56 82 22 42 51 84 32 21 69 85

3 35 58 80 13 42 53 84 23 56 67 87

4 33 64 89 14 47 71 87 24 56 56 67

5 37 71 91 15 55 58 82 25 53 51 84

6 27 77 82 16 42 76 93 26 49 77 91

7 44 60 82 17 35 56 82 27 44 80 97
8 29 69 69 18 44 56 82 28 44 77 96
9 51 58 82 19 47 67 84 29 47 82 97
10 40 67 87 20 44 56 84 30 22 71 87

8. Tabel Hasil Data Perbandingan dalam Persentase

No Tes awal Tes Tes No Tes Tes Tes No Tes Tes Tes No Tes Tes Tes
Akhir Akhir Awal Akhir Akhir Awal Akhir Akhir Awal Akhir Akhir
Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II
1 53,33% 84,44% 93,33% 11 35,55 55,55% 82,22% 21 44,44 60% 82,22% 31 44,44 66,66% 82,22%
% % %
2 44,44% 64,44% 84,44% 12 35,55 55,55% 82,22% 22 42,22 68,88% 84,44% 32 46,66 68,88% 84,44%
% % %
3 35,55% 57,77% 80% 13 42,22 53,33% 84,44% 23 55,55 56,66% 86,66%
% %
4 33,33% 64,44% 88,88% 14 46,66 71,11% 86,66% 24 55,55 55,55% 80%
% %
5 37,77% 71,11% 82,22% 15 55,55 57,77% 82,22% 25 53,33 68,88% 84,44%
% %
6 26,66% 55,55% 82,22% 16 42,22 75,55% 93,33% 26 48,88 77,77% 82,22%
% %
7 44,44% 60% 82,22% 17 35,55 55,55% 82,22% 27 44,44 80% 97,77%
% %
8 28,88% 68,88% 68,88% 18 44,44 55,55% 82,22% 28 44,44 77,77% 95,55%
% %
9 51,11% 57,77% 82,22% 19 46,66 56,66% 84,44% 29 46,66 82,22% 97,77,%
% %
10 40% 66,66% 86,66% 20 44,44 55,55% 84,44% 30 48,88 71,11% 86,66%
% %

74
Hasil rata-rata peserta didik pada tes akhir siklus II yaitu sebesar :
Hasil rata-rata peserta didik pada tes awal yaitu sebesar 44%, hasil rata-rata peserta
didik pada tes akhir siklus I yaitu sebesar 67,30% dan hasil rata-rata peserta didik pada tes
akhir siklus II yaitu sebesar 84,99%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil rata-rata
peserta didik dari tes awal hingga tes akhir pada siklus I terjadi peningkatan sebesar 23,3%
dan dari hasil rata-rata peserta didik pada tes akhir siklus I hingga tes akhir siklus II terjadi
peningkatan sebesar 17,69%. Dari keseluruhan, dapat dilihat peningkatan yang terjadi dari
hasil rata-rata peserta didik pada tes awal hingga hasil rata-rata peserta didik pada tes akhir
siklus II yaitu sebesar 40,99%.
Bila dilihat dari Kriteria Kemampuan peserta didik, hasil nilai peserta didik rata-rata pada tes
awal masuk kategori sangat jelek (poor), hasil nilai peserta didik rata-rata pada tes akhir di
siklus I masuk kategori cukup (sufficient). Yang terakhir, hasil nilai peserta didik rata-rata
pada tes akhir di siklus II mengalami peningkatan dan masuk kategori sangat baik (excellent).

75
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang didapat, sebagaimana yang telah
diuraikan dalam Bab IV, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut.
1. Hasil belajar peserta didik pada tes awal yang dilakukan sebelum peserta didik belajar
dengan menggunakan metode memorizing “One Day Three Words” rata-rata sebesar 44%
dan masuk ke dalam kategori kurang (poor).
2. Peningkatan yang terjadi sebelum dan setelah peserta didik belajar menggunakan metode
memorizing “One Day Three Words” di kelas VIIE adalah sebesar 40,99%. Dengan
perincian hasil rata-rata peserta didik dari tes awal hingga tes akhir pada siklus I terjadi
peningkatan sebesar 23,3% dan dari hasil rata-rata peserta didik pada tes akhir siklus I hingga
tes akhir siklus II terjadi peningkatan sebesar 17,69 %. Bila dilihat dari kriteria kemampuan
peserta didik, maka peningkatan yang ada yaitu dari kategori kurang (poor) naik menjadi
kategori sangat baik (excellent).
3. Faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya peningkatan penguasaan kosakata melalui
penerapan metode Memorizing “One Day Three Words” yaitu:
a. adanya penerapan metode memorizing “One Day Three Words” itu sendriri yang
memupuk kebiasaan yang ditumbuhkan setiap hari untuk melafalkan tiga kosakata yang baru
setiap harinya.
b. terdapat media gambar yang mampu mempermudah peserta didik dalam mengingat
kosakata yang dipelajari;

c. adanya pengulangan materi dengan tujuan untuk lebih mengingatkan peserta didik pada
kosakata yang dipelajari;
d. adanya motivasi yang diberikan oleh guru saat peserta didik merasa bosan dan lelah dalam
melafalkan.

5.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti menyarankan beberapa hal sebagai berikut.
1. Kepada kelas VIIE disarankan untuk terus meningkatkan kreatifitas dan kinerja dalam
menghadirkan materi-materi baru yang tidak jauh berbeda dengan yang sudah ada, tetapi
memiliki tampilan atau kemasan yang berbeda dan lebih menarik perhatian peserta didik agar
tidak cepat bosan dan tetap ingin belajar bahasa Inggris.

76
2. Kepada tenaga pengajar di kelas VII E disarankan untuk terus memotivasi peserta didik
agar tidak cepat bosan belajar dengan melafalkan kata-kata setiap harinya agar meningkatkan
penguasaan kosakata mereka. Selain itu juga diharapkan kepada para pengajar untuk lebih
sering memberikan tanya jawab untuk mengingatkan peserta didik pada kosakata-kosata yang
sudah dipelajari.

3. Kepada peserta didik disarankan untuk bisa memahami lebih baik lagi manfaat yang akan
didapat dari belajar dengan menggunakan metode memorizing “One Day Three Words”.
Kesadaran yang tinggi untuk belajar mandiri, akan meningkatkan penguasaan bahasa Inggris,
terutama dalam penguasaan kosakatanya.
4. Untuk peneliti lainnya, disarankan untuk lebih memperkenalkan kembali tentang metode
memorizing “One Day Three Words”, karena metode memorizing “One Day Three Words”
ini dapat meingkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris peserta didik secara efektif.

77
DAFTAR PUSTAKA

1. Longman Dictionary Contemporary English


2. Widdowson. 1990. mediation perspective on meaning.

3. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Bahasa Inggris, When English rings a

bell. Jakarta: Politeknik Negri Media Kreatif

4. metode pembelajaran bahasa dengan menggunakan metode Audiolingual pada tempat

kursus Kumon EFL dalam meningkatkan penguasaan kosakata peserta didik. Prabayanthi

5. Depdiknas. 2003. Kurikulum SMA. Pedoman Pengembangan Silabus dan Sistem

Penilaian Mata Pelajaran Bahasa Inggris. Jakarta : DEPDIKNAS.

6. Arikunto, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

7. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

8. Rosyada, Dede. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.

9. Penny Ur. 1991. A Course in Language Teaching: Practice and Theory. Cambridge

University Press.

78
Lampiran 1.

Lembar Observasi Siklus I

Pertanyaan Jumlah Peserta Didik


Jumlah Peserta didik yang hadir
Berapa banyak peserta didik yang
memperhatikan penjelasan guru?
Berapa banyak peserta didik yang mengikuti
kata-kata dalam bahasai Inggris yang
dicontohkan guru?
Berapa banyak peserta didik yang aktif
menjawab?
Berapa banyak peserta didik yang menjawab
dengan benar?
Berapa banyak peserta didik yang berani
maju ke depan kelas membacakan
kalimatnya?
Berapa banyak peserta didik yang keluar
masuk kelas saat pembelajaran berlangsung?

Observer: Selvi Fitriah Ditasari

79
Lampiran II

Lembar Observasi Siklus II

Pertanyaan Jumlah Peserta Didik


Jumlah Peserta didik yang hadir
Jumlah peserta didik yang menyetorkan hafalan
di depan kelas
Berapa banyak peserta didik yang
memperhatikan penjelasan guru?
Berapa banyak peserta didik yang mengikuti
kata-kata dalam bahasai Inggris yang
dicontohkan guru?
Berapa banyak peserta didik yang aktif
menjawab?
Berapa banyak peserta didik yang menjawab
dengan benar?
Berapa banyak peserta didik yang berani maju ke
depan kelas membacakan kalimatnya?
Berapa banyak peserta didik yang keluar masuk
kelas saat pembelajaran berlangsung?

Observer: Eriton

80
Lampiran 3: RPP Siklus I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Satuan Pendidikan : SMPN 06 Batu

Mata Pelajaran : Bahasa Inggris

Kelas/semester : VII/1 (satu)

Tema : I Love People Around Me

Materi Pokok : Teks lisan dan tulis untuk untuk pemaparan jati diri

Alokasi Waktu : 3 pertemuan (6 JP)

A. Kompetensi Inti

KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya


KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotongroyong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

1 3.4 Memahami fungsi sosial struktur teks dan 3.4.1 Mengidentifikasi fungsi sosial,
unsur kebahasaan dari teks lisan dan tulis struktur teks, dan unsur kebahasaan
untuk penyebutan jati diri dengan sangat

81
pendek dan sederhana. teks pemaparan jati diri.

2. 4.4 Menangkap makna pemaparan jati diri 4.4.1 Mengidentifikasi informasi


lisan dan tulis sangat pendek dan dalam teks lisan dan tulis tentang
sederhana. pemaparan jati diri.

Menyusun teks lisan dan tulis untuk


menyebutkan jati diri, sangat pendek
4.5
dan sederhana, dengan memperhatikan 4.5.1Menyusun teks lisan dan tulis
fungsi sosial, struktur teks, dan unsur tentang pemaparan jati diri
kebahasaan secara benar dan sesuai
dengan konteks.

C. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu mengidentifikasi fungsi sosial, struktur teks, unsur kebahasaan teks,
makna teks, serta menyusun teks lisan dan tulis tentang pemaparan jati diri untuk
melaksanakan komunikasi transaksional dan fungsional dengan guru dan teman,
menggunakan ungkapan dengan struktur teks yang runtut dengan unsur kebahasaan yang
benar dan sesuai konteks secara santun, peduli, jujur, disiplin, percaya diri,
bertanggungjawab, dan peduli.

D. Materi Pembelajaran

Fungsi sosial

Mengenalkan, menyebutkan identitas, untuk saling mengenal dan menjalin hubungan antar
pribadi dengan teman dan guru.

Struktur teks

82
(ungkapan hafalan, tidak perlu dijelaskan tata bahasanya)

a. My name is Arif, a-r-i-f. My father is Mr. Zainal. How do you spell your name?Who is she? I
have two sisters, Siska and Muti.Is she your friend? dan semacamnya.

b. My dad is a nurse? He helps the doctors. His father is a gardener. She is the janitor,
and she cleans the classrooms.,dan semacamnya.

Unsur kebahasaan

(1) Nama status hubungan keluarga, kekerabatan, teman, tetangga

(2) Nama profesi pekerjaan.

(3) Kata tanya Who? Which? How?

(4) Article a, an, the..

(5) Kata kerja yang menunjuk tindakan yang sangat lazim dan terkait dalam simple
present tense: be, have, work, live, dan sebagainya.

(6) Penyebutan kata benda singular dan plural (-s), dan children

(7) Ucapan, tekanan kata, Intonasi

(8) Ejaan dan tanda baca

(9) Tulisan tangan.

Topik

Diri sendiri, orang tua, kakak, adik, famili, tetangga, dan orang terdekat lainnya, dengan
memberikan keteladanan tentang perilaku jujur, disiplin, percaya diri, bertanggung jawab, dan
kerja sama.

E. Metode Pembelajaran

1. Metode Ilmiah ( scientific approach )


2. Model pembelajaran Project based learning

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Media
Buku, foto keluarga, dan pictures of family tree

83
2. Sumber Pembelajaran
a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Bahasa Inggris, When English
rings a bell. Jakarta: Politeknik Negri Media Kreatif. Hal. 67-82
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama

Pendahuluan (10 menit )

1) Guru memberi salam (greeting);


2) Guru memeriksa kehadiran Peserta didik;
3) Guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
4) Guru memberi motivasi belajar Peserta didik secara kontekstual sesuai manfaat dan
aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan
perbandingan lokal, nasional dan internasional;
5) Guru mengajukan tentang kaitan antara pengetahuan sebelumnya dengan materi yang
akan dipelajari;
6) Guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai;
7) Guru menyampaikan cakupan materi dan uraian kegiatan sesuaisilabus.
Kegiatan Inti 60 menit

PESERTA DIDIK Guru


Mengamati Stimulasi
 Peserta didik mendengarkan interaksi - Guru menyajikan teks tentang
memaparkan jati diri pemaparan jati diri
 Peserta didik mengikuti interaksi
memaparkan jati diri
 Peserta didik menirukan model interaksi
memaparkan jati diri
 Peserta didk membaca beberapa kartu
identitas
 Dengan bimbingan dan arahan guru,

84
Peserta didik mengidentifikasi ciri-ciri
interaksi tentang hari (fungsi sosial,
struktur teks, dan unsur kebahasaan.
Identifikasi masalah
Menanya

 Dengan bimbingan dan arahan guru,


- Guru meminta Peserta didik
Peserta didik mempertanyakan antara lain
mengidentifikasi masalah yang
perbedaan antara tentang memaparkan
berkaitan perbedaan ungkapan ten-
jati diri dalam bahasa Inggris, dengan
tang memaparkan jati diri dalam
perbedaan ungkapan yang ada dalam
bahasa inggris dengan bahasa
bahasa Indonesia.
indonesia.
Mengumpulkan data
Mengeksplorasi
- Guru memberikan kesempatan kepada
 Peserta didik memaparkan jati diri
Peserta didik untuk mengumpulkan
dengan bahasa Inggris dalam konteks
informasi sebanyak-banyaknya
simulasi dan kegiatan lain yang
dengan cara membaca berbagai
terstruktur
literatur yang berkaitan tentang hari

Data processing
Mengasosiasi
- Guru menjelaskan perbedaan
 Peserta didik membandingkan antara
ungkapan tentang memaparkan jati
ungkapan tentang memaparkan jati diri
diri dalam bahasa inggris dengan
dalam bahasa Inggris dan dalam bahasa
bahasa Indonesia
Peserta didik.

Verification
Mengomunikasikan
- Guru memberikan kesempatan kepada
 Peserta didik menyampaikan hasil ten-
Peserta didik untuk memaparkan jati
tang memaparkan jati diri dengan bahasa
diri mereka.
Inggris, di dalam dan di luar kelas.

Generalization / Menarik kesimpulan


- Guru memberikan kesimpulan
terhadap semua permasalahan yang
nantinya dijadikan sebagai konsep

85
dalam memahami perbedaan
ungkapan memaparkan jati diri yang
dipelajari.

Penutup (10 menit)

1) Peserta didik dan guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran dan manfaat-
manfaatnya.
2) Peserta didik dan guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
3) Guru memberikan penugasan berupa tabel yang berisikan jati diri teman-teman atau
orang terdekat mereka
4) Peserta didik memperhatikan informasi tentang rencana kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya.
5) Peserta didik dan guru mengucapkan salam perpisahan.

Pertemuan Kedua

Pendahuluan (10 menit )

1) Guru memberi salam (greeting);


2) Guru memeriksa kehadiran Peserta didik;
3) Guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
4) Guru memberi motivasi belajar Peserta didik secara kontekstual sesuai manfaat dan
aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan
perbandingan lokal, nasional dan internasional;
5) Guru mengajukan tentang kaitan antara pengetahuan sebelumnya dengan materi yang
akan dipelajari;
6) Guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai;
7) Guru menyampaikan cakupan materi dan uraian kegiatan sesuai silabus.

Kegiatan inti (60 menit)

86
PESERTA DIDIK Guru
Mengamati Stimulasi
 Peserta didik menyimak family tree dan - Guru menampilkan chart tentang
mengamati hubungan kekeluargaan family tree dan menginstruksikan
yang ada di dalamnya peserta didik untuk mengamati
hubungan kekeluargaan yang ada di
dalamnya.
Identifikasi masalah
Menanya
- Guru memberikan pertanyaan kepada
 Dengan bimbingan dan arahan guru,
peserta didik tentang hubungan
peserta didik mengidentifikasi hubungan
kekeluargaan dan jati diri mereka
kekeluargaan melalui gambar dan
memaparkan jati diri mereka.

Mengumpulkan data
Mengeksplorasi
- Guru menanyakan kepada salah satu
 Peserta didik mendeskripsikan
peserta didik siapa-siapa saja yang ada
hubungan kekeluargaan yang terdapat
dalam keluarganya dan memaparkan
dalam family tree serta jati diri mereka
jati diri mereka.
Data processing
Mengasosiasi
- Guru meminta peserta didik
 Peserta didik menyebutkan informasi
mendiskripsikan tentang keluarga dan
meliputi status dalam keluarga, umur dan
jati diri mereka.
pekerjaan.
- Guru mengobservasi peserta didik
bermain peran
Verification
Mengomunikasikan
- Guru meminta peserta didik untuk
 Peserta didik dapat memberikan
menuliskan atau menceritakan
informasi tentang keluarganya.
anggota keluarga beserta jati dirinya.

Generalization / Menarik kesimpulan


- Guru memberikan kesimpulan
terhadap semua permasalahan yang

87
nantinya dijadikan sebagai konsep
dalam memahami perbedaan
ungkapan yang dipelajari.
Penutup (10 menit)

1) Peserta didik dan guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran dan manfaat-
manfaatnya.
2) Peserta didik dan guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
3) Peserta didik memperhatikan informasi tentang rencana kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya.
4) Peserta didik dan guru mengucapkan salam perpisahan.
Pertemuan Ketiga

Pendahuluan (10 menit )

1) Guru memberi salam (greeting);


2) Guru memeriksa kehadiran Peserta didik;
3) Guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
4) Guru memberi motivasi belajar Peserta didik secara kontekstual sesuai manfaat dan
aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan
perbandingan lokal, nasional dan internasional;
5) Guru mengajukan tentang kaitan antara pengetahuan sebelumnya dengan materi yang
akan dipelajari;
6) Guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai;
7) Guru menyampaikan cakupan materi dan uraian kegiatan sesuai silabus.
Kegiatan inti (60 menit)

PESERTA DIDIK Guru


Mengamati Stimulasi
 Peserta didik mengamati gambar - Guru memperlihatkan gambar
tentang aktifitas yang dilakukan dalam tentang aktifitas yang dilakukan
keluarga bersama keluarga
Identifikasi masalah
Menanya

88
 Dengan bimbingan dan arahan guru, - Guru meminta Peserta didik mencari
Peserta didik mempertanyakan kegiatan informasi yang dilakukan
yang dilakukan mereka dengan keluarga
mereka

Mengumpulkan data
Mengeksplorasi
- Guru mengajak peserta didik untuk
 Peserta didik bertukar informasi tentang
bertukar informasi tentang kegiatan
kegiatan yang mereka lakukan dengan
yang mereka lakukan bersama
keluarga mereka
keluarga mereka.
Data processing
Mengasosiasi
- Guru meminta peserta didik
 Peserta didik menuliskan kegiatan yang
menuliskan kegiatan yang mereka
mereka lakukan bersama keluarga
lakukan bersama keluarga mereka
mereka dalam bentuk tabel beserta waktu
kegiatanya.

Verification
Mengomunikasikan
- Guru memberikan kesempatan kepada
 Peserta didik menceritakan kegiatan yang
Peserta didik untuk menceritakan
mereka lakukan bersama keluarga
kegiatan yang mereka lakukan
mereka
bersama keluarga mereka.
Generalization / Menarik kesimpulan
- Guru memberikan kesimpulan
terhadap semua permasalahan yang
nantinya dijadikan sebagai konsep
dalam memahami perbedaan
ungkapan yang dipelajari.
Penutup (10 menit)

1) Peserta didik dan guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran dan
manfaat-manfaatnya.
2) Peserta didik dan guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran.
3) Peserta didik memperhatikan informasi tentang rencana kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya.

89
4) Peserta didik dan guru mengucapkan salam perpisahan.
H. Penilaian Hasil Pembelajaran.

1. Sikap (Observasi) : Terlampir


2. Pengetahuan (Tes tertulis): Terlampir
3. Keterampilan (Role Play ) : Terlampir

Batu, 30 September 2014


Guru Pamong Guru Mata Pelajaran

Sri Ekowati Hadija R. Marasabessy

90
1. Penilaian Sikap
Nama peserta didik :

Kelas :

Materi Pokok :

No Nama Aspek yang Dinilai Jumlah Ket


Peserta Semangat Jujur Desiplin Percaya Tanggung
didik Diri Jawab

Keterangan:

1. Belum terlihat

2. Jarang terlihat

3. Kadang-kadang terlihat

4. Sering terlihat

5. Selalu terlihat

Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4, Skor Maksimal=4


Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
𝑆𝑘𝑜𝑟𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑥 4 = 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

91
2. Pengetahuan
A. Choose The correct Answer!
Text for question no. 1-5
My name is Alice. I am 13 years old. I am a slim girl. I am tall. My hair is curly and long. I have
brown eyes and pointed nose. I have a brother. His name is John. he is not very tall, but fat and
strong. He has short straight hair. He has brown eyes.
My father is Robert. He is 40 years old. He is tall and good looking. He has short curly hair. He is
thin, but strong. His eyes are brown. My mother is Anne. She is 35 years old. She is not very tall, but
pretty. She is slim. Her eyes are blue.

1. How old is Alice? She is...years old.


a. ten
b. twelve
c. thierteen
d. thierty

2. What is her brother, John like?


a. fat and strong.
b. tall and thin.
c. tall and beautiful.
d. short and pretty.

3. How is Mr. Robert’s hair? It is...


a. straight and short.
b. long and curly.
c. short and curly.
d. straight and long.

4. Who has blue eyes?...does.


a. John
b. Alice
c. Mr. Robert
d. Mrs. Anne

92
5. From the text we know that Mr. Robert is...
a. big.
b. stupid.
c. handsome.
d. intelligent.
Text for questions no. 6-10

Hello, I...(6)...Donny. I have a sister. She...(7)...Fanny. We...(8)...students of SMP Nusantara.


We...(9)...to school together. We usuallly...(10)...together, too.

6. a. am 9. a. go
b. is b. goes
c. are c. gone
d. does d. going

7. a. am 10. a. study
b. is b. studies
c. are c. studied
d. do d. studying

8. a. am
b. is
c. are
d. does

B. Match the words in column A with their opposites in column B

Column A Column B

1. Brother Daughter

2. Husband Granddaughter

3. Father Sister

93
4. Son Wife

5. Grandfather Niece

6. Grandson Aunt

7. Nephew Mother

8. Uncle Grandmother

C. Fill in the blanks

Mr. Sigit + Mrs. Sigit

Mr. Yanuar + Mrs. Yanuar Mr. Nugroho + Mrs.


Nugroho

Nita Prakoso Putri Saskia

1. Nita is Saskia’s....... 7. Mr.Yanuar is Nita’s.......


2. Putri is Nita’s....... 8. Prakoso is Mr. Yanuar’s.......
3. Mr. Sigit is Putri’s....... 9. Mrs. Yanuar is Putri’s.......
4. Mrs. Nugroho is Nita’s....... 10.Saskia is Mr. Yanuar’s.......
5. Mr. Sigit is Saskia’s....... 11. Mrs. Sigit is Mrs. Yanuar’s.......
6. Mr. And Mrs. Nugroho is Nita’s....... 12. Prakoso is Putri’s.......

94
3. Keterampilan (Role Play)
Soal (situasi) untuk menguji kemampuan peserta didik menggunakan ungkapan memaparkan jati
diri.Kartu di sebelah kiri untuk Peserta didik A dan kartu di sebelah kanan untuk Peserta didik B.

Kamu berperan sebagai Mytha, berusia 13 Kamu berperan sebagai Johan, berusia 14
tahun, sekolah di SMP 4 Batu, tinggal di Batu. tahun, sekolah di SMP 6 Batu, tinggal di
Kamu memiliki seorang bapak dan ibu, seorang Batu. Kamu memiliki seorang bapak dan ibu,
saudara laki-laki dan perempuan, satu empat saudara laki-laki dan dua saudara
keponakan, satu misan, seorang paman, bibi. perempuan, satu keponakan, satu misan,
Satu kakek dan nenek. Kamu bertemu dengan seorang paman, bibi. Satu kakek dan nenek.
seseorang (temanmu akan berperan sebagai
Kamu bertemu dengan seseorang
orang tersebut). Perkenalkan dirimu terlebih
(temanmu akan berperan sebagai orang
dahulu kepada dia. Tanyakan kepadanya nama
tersebut). Perkenalkan dirimu terlebih
orang tuanya, saudara laki-laki, perempuannya,
dahulu kepada dia. Tanyakan kepadanya
keponakan, misan, paman, bibi, kakek dan
nama orang tuanya, saudara laki-laki,
neneknya!
perempuannya, keponakan, misan, paman,
bibi, kakek dan neneknya!

95
Rubrik Penilaian:
Kemampuan Berbicara (Speaking Skill)

No Aspek yang Dinilai Kriteria Score

Hampir sempurna 5

Ada beberapa kesalahan namun tidak mengganggu


4
makna
Pengucapan
1
(Pronounciation) Ada beberapa kesalahan dan mengganggu makna 3

Banyak kesalahan dan mengganggu makna 2

Terlalu banyak kesalahan dan mengganggu makna 1

Hampir sempurna 5

Ada beberapa kesalahan namun tidak mengganggu


4
makna
2 Intonasi (Intonation)
Ada beberapa kesalahan dan mengganggu makna 3

Banyak kesalahan dan mengganggu makna 2

Terlalu banyak kesalahan dan mengganggu makna 1

Sangat lancer 5

Lancar 4

3 Kelancaran (Fluency) Cukup lancer 3

Kurang lancer 2

Tidak lancer 1

Sangat teliti 5

4 Ketelitian (Accuracy) Teliti 4

Cukup teliti 3

96
Kurang teliti 2

Tidak teliti 1

97
Lampiran 4 : RPP Siklus 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP Negeri 6 Batu

Mata Pelajaran : Bahasa Inggris

Kelas/Semester : VII/I

Materi Pokok : Teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan menanyakan nama dan
jumlah binatang,benda,dan bangunan publik

Alokasi Waktu : 12 JP (Pertemuan 1)

A. Kompetensi Inti (KI)

KI 1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya


KI 2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3: Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4: Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,
membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator

1.1 Mensyukuri kesempatan dapat • menunjukkan kesungguhan dalam


mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa belajar bahasa Inggris tentang nama
pengantar komunikasi internasional yang dan jumlah binatang, benda, dan
diwujudkan dalam semangat belajar bangunan publik.

2.1. Menunjukkan perilaku santun dan peduli • menunjukkan perilaku santun dan

98
dalam melaksanakan komunikasi peduli dalam melaksanakan
interpersonal dengan guru dan teman. komunikasi tentang nama dan jumlah
2.2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, binatang, benda, dan bangunan publik.
percaya diri, dan bertanggung jawab dalam
melaksanakan komunikasi transaksional • menunjukkan perilaku disiplin,
dengan guru dan teman. percaya diri, dan bertanggung jawab
2.3. Menunjukkan perilaku tanggung jawab, dalam melaksanakan komunikasi
peduli, kerjasama, dan cinta damai, dalam
tentang nama dan jumlah binatang,
melaksanakan komunikasi fungsional.
benda, dan bangunan publik.

3.5 Memahami fungsi sosial, struktur teks, • mengidentifikasi fungsi sosial,


dan unsur kebahasaan pada teks untuk struktur teks, dan unsur kebahasaan
menyatakan dan menanyakan nama dan teks tentang nama dan jumlah
jumlah binatang, benda, dan bangunan publik binatang, benda, dan bangunan publik.
yang dekat dengan kehidupan peserta didik
sehari-hari.

4.6 Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyusun teks lisan dan tulis tentang
menyatakan dan menanyakan nama binatang, nama dan jumlah binatang, benda, dan
benda, dan bangunan publik yang dekat bangunan publik. tingkah laku/
dengan kehidupan peserta didik sehari-hari, tindakan/fungsi dari orang, binatang,
dengan memperhatikan fungsi sosial, dan benda, dengan unsur kebahasaan
struktur teks, dan unsur kebahasaan yang yang benar dan sesuai konteks.
benar dan sesuai konteks.

C. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik terampil menggunakan nama binatang, benda dan nama bangunan
untuk melakukan komunikasi transaksional dengan struktur teks yang runtut dan
dengan unsur kebahasaan yang benar; dilandasi sikap jujur, disiplin, percaya diri, dan
bertanggung jawab.

D. Materi Pembelajaran

Fungsi Sosial : Mengenalkan, mengidentifikasi benda, binatang, bangunan umum

Struktur Teks :

- Ungkapan hafalan, tidak perlu dijelaskan tata bahasanya


Misalkan :

They are my cats.


There are many fireflies in the farm., What is it?
Are they your toys? Which one is your book?
How many cows do you have?

99
The hospital is near the post office.
The police station is in the corner

Unsur Kebahasaan:

 Nama binatang di lingkungan rumah dan sekolah peserta didik : hen, chicks, house
lizard, dragon fly, cockroaches, mosquitoes,dll
 Nama benda di lingkungan rumah dan sekolah : table, pillow, toy, mug, book shelf,
pen, bag, dll
 Nama bangunan umum : the post office, the bank, the hospital, dll
 Kata tanya :
- what ?
- which one?
- how many ?
 Penyebutan kata benda singular dengan a dan the, dan plural(s)
 Kata ganti it, they, this, that, those, these
 Ungkapan There is/are…., Are there….?
 Kata kerja yang menunjuk tindakan yang sangat lazim dan terkait dalam simple
present tense : be, have, go, play, get, take, dan sebagainya.
 Ucapan, tekanan kata, intonasi, ejaan, dan tulisan tangan.

Topik: Benda, binatang, bangunan umum yang terdapat di lingkungan peserta didik,
dengan memberikan keteladanan tentang perilaku jujur, disiplin, percaya diri, bertanggung
jawab, dan kerja sama.

E. Metode Pembelajaran

 Scientific approach
 Problem-Based Learning
F. Media, Pembelajaran

 Buku Teks wajib


 Real object (Lingkungan sekitar)
G. Sumber Belajar
b. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Bahasa Inggris, When English rings
a bell. Jakarta: Politeknik Negri Media Kreatif. Hal. 84-99
c. Lingkungan sekitar: Nama dan jumlah binatang, benda, dan bangunan publik yang
dekat dengan lingkungan sekitar sekolah

100
H. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan 1 (2x40)

Kegiatan Awal (10 Menit)


- Sebelum mulai pembelajaran guru menyiapkan peserta didik secara
psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran dan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang akan dipelajari;
mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas
yang akan dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan
tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;
- Peserta Didik Menuliskan kata yang telah mereka hafalkan di kertas
Kegiatan Inti (60 Menit)
PESERTA DIDIK Catatan

Mengamati Stimulasi
 Peserta didik mengamati dan  Guru meminta peserta didik
mengidentifikasi gambar benda di mengamati dan mengidentifikasi
kelas dan ruang disekolah (P.85) benda di kelas dan ruang disekolah
 Dengan bimbingan dan arahan  Guru membimbing peserta didik
guru, peserta didik mengidentifikasi
mengidentifikasi ciri-ciri struktur
ciri-ciri struktur teks dan unsur
teks dan unsur kebahasaan nama
kebahasaan nama dan jumlah
binatang, benda dan bangunan dan jumlah binatang, benda dan
publik (fungsi sosial, struktur teks, bangunan publik.
dan unsur kebahasaan.

Mempertanyakan
 Memberikan pertanyaan pengarah
Peserta didik diharapkan memberi terkait terkait nama benda di dalam
pertanyaan dengan bimbingan dan kelas kepada peserta didik dan luar
arahan guru, peserta didik kelas.
mempertanyakan nama benda yang  Memberi kesempatan/ mendorong
ada di dalam kelas dan luar kelas peserta didik lain untuk menjawab
dalam bahasa Inggris. pertanyaan sebelum menjelaskannya.
 Mencatat/menilai aspek sikap dan
kesungguhan/keaktifan peserta didik.
Mengeksplorasi
 Peserta didik menyebutkan nama  Guru meminta mereka menyebutkan
benda-benda di kelas dan luar kelas nama benda-benda di dalam kelas dan
dengan role play. ruang disekolah dengan bermain
peran.

Mengasosiasi
 Peserta didik membandingkan  Guru meminta peserta didik
ungkapan menyebutkan dan menganalisa dan mengidentifikasi

101
menanyakan nama benda di dalam ungkapan menyebutkan dan
kelas dan luar kelas dengan ungkapan menanyakan nama benda di dalam
bahasa Indonesia kelas dan luar kelas.

Mengkomunikasikan
 Secara bergantian peserta didik  Guru melakukan penilaian dalam
melakukan tanya jawab dengan keaktifan peserta didik dan
temannya tentang benda di kelas dan mengisi/menilai kedalam format
luar kelas. penilaian.
Penutup (10 menit)

6) Peserta didik dan guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran dan
manfaat-manfaatnya.
7) Peserta didik dan guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran.
8) Guru memberikan penugasan berupa tugas mandiri untuk menuliskan schedule mata
pelajaran mereka.
9) Peserta didik memperhatikan informasi tentang rencana kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya.
10) Peserta didik dan guru mengucapkan salam perpisahan.

I. Penilaian
1. Sikap (Observasi) : Terlampir
2. Pengetahuan (Tes tertulis): Terlampir
3. Penilaian ketrampilan berbicara, menulis dan membaca : Terlampir

Batu, 15 Oktober 2014


Guru Pamong Guru Mata Pelajaran

Sri Ekowati, S.Pd Hadija R. Marasabessy

102
Penilaian Sikap

Nama peserta didik :

Kelas :

Materi Pokok :

No Nama Aspek yang Dinilai Jumlah Ket


Peserta
Semangat Jujur Desiplin Percaya Tanggung
didik
Diri Jawab

Keterangan:

1. Belum terlihat

2. Jarang terlihat

3. Kadang-kadang terlihat

4. Sering terlihat

5. Selalu terlihat

Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4, Skor Maksimal=4


Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
𝑆𝑘𝑜𝑟𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑥 4 = 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

103
Lampiran 2: Instrumen Penilaian Pengetahuan

Observe the pictures. Name the thing. Write down the name and the number of the things !

One car …………………. ………………… …………………

………………… ……………….. … …………………. …………………

Penilaian ketrampilan berbicara, menulis dan membaca

Please describe the pictures !

Ex: There is a television. There are five plates.

104
Soal Siklus I

Soal Siklus I

A. Write down the sinonym of these words

pretty =
listen =
Dady =
tall =
woman =
Mommy =
Smart =
Big =
man =
Quick =
B. Write down the antonym of these words

Granddaughter =
Uncle =
Nephew =
Mother =
Son =
Sister =
Grandmother =
husband =
man =
step mother =

C. Write down the Indonesian of these words!


pretty =
listen =
fat =
see =
woman =
Mommy =
long =
Big =

105
man =
boy =
D. Write down the English of these words

Berjalan =

Melompat =

Berlari =

Tertawa =

Bersepeda =

Berenang =

Menari =

Menulis =

melukis =

melihat =

E. Decide whether the word belong to adjective (kata sifat), noun (kata benda), verb (kata
kerja), or preposition (kata depan)
Cantik =
Buku =
Meja =
Swimming =
Dancing =
On =

106
Lampiran 6: Soal Siklus 2

A. Write down the sinonym of these words

chair =
desk =
clock =
many =
sharpener =
good =
beautiful =
rullers =
pencil box =
Dictionaries =
B. Write down the antonym of these words

Many =
have =
colorfull =
new =
big =
heavy =
Pencil =
lamps =
bright =
good =

C. Write down the Indonesian of these words!


chair =
desk =
clock =
many =
sharpener =
good =
beautiful =
rullers =
pencil box =

107
Dictionaries =
D. Write down the English of these words

Banyak =

Besar =

meja =

majalah =

kamus =

gelas =

piring =

dua lampu =

tempat tidur =

lantai =

E. Decide whether the word belong to adjective (kata sifat), noun (kata benda), verb (kata
kerja), or preposition (kata depan)
indah =
lampu =
sofa =
duduk =
membawa =
in =

108
Lampiran 7

Silabus

SILABUS SMP/MTs
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Kelas : VII
Kompetensi Inti :

KI 1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya


KI 2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3: Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4: Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber
lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
KOMPETENSI MATERI Kegiatan PENILAIAN ALOKASI SUMBER
DASAR POKOK/MATE Pembelajaran WAKTU BELAJAR
RI
PEMBELAJARA
N

3.1 Memaha Teks lisan dan Mengamati KRITERIA PENILAIAN 8 JP  Buku Teks
mi fungsi tulis untuk wajib
 Peserta didik
sosial, pemaparan jati  Tingkat
melihat,  Keteladanan
struktur diri ketercapaian
mendengar, ucapan dan
teks, dan fungsi sosial
dan dan tindakan
unsur Fungsi sosial memaparkan
menyaksikan guru
kebahas dan
Mengenalkan, guru menggunaka
aan dari menanyakan
menyebutkan memaparkan n setiap
teks jati diri.
identitas, jati diri dalam tindakan
pemapar
untuk saling bahasa Inggris  Tingkat komunikasi
an jati
mengenal dan secara benar kelengkapan interpersonal
diri,
menjalin sesuai dan /
sesuai
hubungan kenyataan, keruntutan transaksiona
dengan
antar pribadi untuk dapat dalam l dengan
konteks
dengan teman dikenal peserta memaparkan benar dan
penggun
dan guru. didik secara dan akurat
aannya.
lebih dekat, menanyakan
4.4 Struktur teks dalam  Contoh
jati diri.
Menangk maksimal 6 peragaan
(ungkapan  Tingkat dalam
ap kalimat.
hafalan, tidak ketepatan bentuk
makna
perlu  Guru unsur rekaman
pemapar
dijelaskan tata mengulanginya kebahasaan: CD/VCD/
an jati

109
diri lisan bahasanya) berkali-kali, tata bahasa, DVD/kaset
dan tulis dan secara kosa kata,
a. My name is  Contoh
sangat interaktif ucapan,
Arif, a-r-i-f. interaksi
pendek mengajak tekanan kata,
My father is tertulis
dan peserta didik intonasi, ejaan,
Mr. Zainal.
sederhan untuk tanda baca,  Contoh teks
How do you
a. mengamati tulisan tangan. tertulis
spell your
secara jelas,
4.5 name?Who is  Sikap  Sumber dari
kalimat demi
Menyusu she? I have tanggung internet,
kalimat, isi
n teks two sisters, jawab, seperti:
pesan dan
lisan dan Siska and kerjasama,
unsur - www.daily
tulis Muti.Is she peduli, dan
kebahasaan english.co
untuk your friend? percaya diri
yang m
memapar dan yang menyertai
digunakan
kan dan semacamnya tindakan - http://am
dalam
menanya . memaparkan ericanengli
pemaparan jati
kan jati dan sh.state.go
b. My dad is a diri.
diri, menanyakan v/files/ae/
nurse? He
dengan  Peserta didik jati diri. resource_fi
helps the
sangat menirukan les
doctors. His
pendek guru
father is a - http://lear
dan mengatakan
gardener. nenglish.b
sederhan setiap kalimat. CARA PENILAIAN:
She is the ritishcoun
a,
janitor, and cil.org/en/
dengan Menanya Kinerja (praktik)
she cleans
memperh
the Dengan Simulasi
atikan
classrooms., bimbingan dan dan/atau
fungsi
dan arahan guru, bermain peran
sosial,
semacamnya peserta didik (role play) dalam
struktur
. menanyakan dan bentuk interaksi
teks, dan
unsur mempertanyakan dengan
Unsur antara lain memaparkan dan
kebahas
kebahasaan tentang menanyakan jati
aan yang
benar perbedaan antara diri.
(10) Nama
dan ungkapan
status
sesuai pemaparan jati Observasi:
hubungan
konteks. diri dalam bahasa (penilaian yang
keluarga,
Inggris dan dalam bertujuan untuk
kekerabata
bahasa Indonesia, memberikan
n, teman,
kemungkinan balikan secara
tetangga
menggunakan lebih cepat)
(11) Nama ungkapan lain,
profesi dsb.  Observasi
pekerjaan. terhadap
Mengumpulkan tindakan
(12) Kata tanya peserta didik
Informasi
Who? menggunakan
Which?  Peserta didik bahasa Inggris
How? mendengarkan untuk
(13) Article a, dan memaparkan
an, the.. menyaksikan dan
banyak contoh menanyakan
(14) Kata kerja interaksi jati diri, ketika
yang pemaparan jati muncul
menunjuk dalam bahasa kesempatan, di
tindakan Inggris dari dalam dan di
yang film, kaset, luar kelas.
sangat buku teks,
 Observasi

110
lazim dan dsb. terhadap
terkait kesungguhan,
 Peserta didik
dalam tanggung
mengikuti dan
simple jawab, dan
menirukan
present kerja sama
tense: be, contoh-contoh
peserta didik
interaksi
have, dalam proses
pemaparan jati
work, live, pembelajaran
diri dengan
dan di setiap
ucapan,
sebagainya tahapan.
tekanan kata,
.
intonasi, dan  Observasi
(15) Penyebuta sikap yang terhadap
n kata benar. kepedulian dan
benda kepercayaan
singular  Dengan
diri dalam
dan plural bimbingan dan
melaksanakan
(-s), dan arahan guru,
komunikasi, di
children peserta didik
dalam dan di
mengidentifika
luar kelas.
(16) Ucapan, si ciri-ciri
tekanan (fungsi sosial,
Penilaian diri:
kata, struktur teks,
Intonasi dan unsur Pernyataan
kebahasaan) peserta didik
(17) Ejaan dan
interaksi secara tertulis
tanda baca
pemaparan jati dalam jurnal
(18) Tulisan diri. belajar sederhana
tangan. berbahasa
 Secara Indonesia tentang
Topik kolaboratif, pengalaman
peserta didik belajar
Diri sendiri, berusaha memaparkan dan
orang tua, menggunakan menanyakan jati
kakak, adik, bahasa Inggris diri, termasuk
famili, untuk kemudahan dan
tetangga, dan memaparkan kesulitannya.
orang terdekat jati diri dalam
lainnya, konteks
Tes tertulis
dengan pembelajaran,
memberikan simulasi, role- Membaca dan
keteladanan play, dan menulis teks yang
tentang kegiatan lain menuntut
perilaku jujur, yang pemahaman dan
disiplin, terstruktur. kemampuan
percaya diri, menghasilkan teks
bertanggung Mengasosiasi yang di dalamnya
jawab, dan termasuk tindakan
kerja sama.  Peserta didik memaparkan dan
membandingka menanyakan jati
n ungkapan diri.
untuk
pemaparan diri
yang telah
dikumpulkan
dari berbagai
sumber
tersebut di
atas.
 Peserta didik

111
membandingka
n antara
ungkapan
untuk
pemaparan diri
yang telah
dipelajari
tersebut di atas
dengan yang
ada di sumber-
sumber lain,
atau dengan
yang
digunakan
dalam bahasa
lain.
 Peserta didik
memperoleh
balikan
(feedback) dari
guru dan
teman tentang
fungsi sosial
dan unsur
kebahasaan
yang
digunakan.

Mengkomunikasik
an
 Peserta didik
menggunakan
bahasa Inggris
untuk saling
memaparkan
jati diri agar
saling
mengenal
secara lebih
dekat.
 Peserta didik
berupaya
berbicara
secara lancar
dengan
ucapan,
tekanan kata,
intonasi yang
benar dan
menulis dengan
ejaan dan
tanda baca
yang benar,
serta tulisan
yang jelas dan
rapi.
 Peserta didik

112
membicarakan
permasalahan
yang dialami
dalam
memaparkan
jati diri dalam
bahasa Inggris
dan
menuliskannya
dalam jurnal
belajar
sederhana
dalam bahasa
Indonesia.
24 JP
3.2 Memaha Teks lisan dan Mengamati KRITERIA PENILAIAN  Buku Teks
mi fungsi tulis untuk wajib
sosial, menyatakan  Peserta didik
 TINGKAT
terbiasa atau  Keteladanan
struktur dan KETERCAPAIAN
sering ucapan dan
teks, dan menanyakan FUNGSI SOSIAL
mendengar tindakan
unsur nama dan MENYEBUTKAN
dan guru
kebahas jumlah DAN
menyaksikan menggunaka
aan pada binatang, MENANYAKAN
guru dan n setiap
teks benda, dan NAMA DAN
warga sekolah tindakan
untuk bangunan JUMLAH
lain komunikasi
menyata publik yang BINATANG,
menyebutkan interpersonal
kan dan dekat dengan BENDA, DAN
dan /
menanya kehidupan BANGUNAN
menanyakan transaksiona
kan peserta didik PUBLIK.
nama dan l dengan
nama sehari-hari
jumlah  TINGKAT benar dan
dan
binatang, KELENGKAPAN akurat
jumlah Fungsi sosial
benda, dan DAN
binatang,  Contoh
bangunan KERUNTUTAN
benda, Mengenalkan, peragaan
publik, dalam DALAM
dan mengidentifika dalam
bahasa Inggris MENYEBUTKAN
banguna si benda, bentuk
(keteladanan). DAN
n publik binatang, rekaman
MENANYAKAN
yang bangunan  Peserta didik CD/VCD/
NAMA DAN
dekat umum. dituntut DVD/kaset
JUMLAH
dengan untuk
BINATANG,  Contoh
kehidupa Struktur teks mencontoh
BENDA, DAN interaksi
n peserta kebiasaan
didik (ungkapan tersebut
BANGUNAN tertulis
PUBLIK.
sehari- hafalan, tidak dengan  Contoh teks
hari. perlu menyebutkan  TINGKAT tertulis
4.6 dijelaskan tata dan KETEPATAN
bahasanya) menanyakan UNSUR  Sumber dari
Menyusu internet,
nama dan KEBAHASAAN:
n teks a. It’s my jumlah TATA BAHASA, seperti:
lisan dan cricket. binatang, KOSA KATA, - www.daily
tulis They are benda, dan UCAPAN, english.co
untuk my cats. bangunan TEKANAN KATA, m
menyata There are publik, dalam INTONASI,
many bahasa Inggris EJAAN, TANDA - http://am
kan dan ericanengli
fireflies in dan bahasa BACA, TULISAN
menanya the farm., lainnya. sh.state.go
TANGAN.
kan What is it? v/files/ae/
nama How many Menanya  SIKAP resource_fi
TANGGUNG
cows do you

113
binatang, have? Dengan JAWAB, les
benda, bimbingan dan KERJASAMA,
b. Are they - http://lear
dan arahan guru, PEDULI, DAN
your toys? nenglish.b
peserta didik PERCAYA DIRI
banguna Which one ritishcoun
menanyakan dan YANG
n publik is your cil.org/en/
mempertanyakan MENYERTAI
yang book? What
antara lain TINDAKAN
dekat is in your
tentang MENYEBUTKAN
pocket?
dengan perbedaan antara DAN
Who has a
kehidupa cara MENANYAKAN
red pen?
n peserta menyebutkan dan NAMA DAN
c. The menanyakan JUMLAH
didik
hospital is nama dan jumlah BINATANG,
sehari- near the binatang, benda, BENDA, DAN
hari, post office. dan bangunan BANGUNAN
dengan The police publik, dalam PUBLIK.
memperh station is in bahasa Inggris
atikan the corner. dengan yang ada
fungsi dan dalam bahasa
semacamny Indonesia, CARA PENILAIAN:
sosial,
a. kemungkinan
struktur menggunakan KINERJA (PRAKTIK)
teks, dan Unsur ungkapan lain,
unsur kebahasaan akibat jika tidak SIMULASI DAN/ATAU
kebahas melakukan, dsb. BERMAIN PERAN
aan yang (1) Nama (ROLE PLAY) DALAM
Mengumpulkan
benar binatang BENTUK INTERAKSI
di Informasi
DENGAN
dan
lingkunga MENYEBUTKAN DAN
sesuai n rumah  Peserta didik MENANYAKAN NAMA
konteks. dan mendengarka DAN JUMLAH
sekolah n dan BINATANG, BENDA,
peserta menyaksikan DAN BANGUNAN
didik: banyak PUBLIK.
hen, contoh
chicks, interaksi OBSERVASI:
house dengan
lizard, menyebutkan
(PENILAIAN YANG
dragon dan
BERTUJUAN UNTUK
fly, menanyakan
MEMBERIKAN
cockroach nama dan
BALIKAN SECARA
es, jumlah
LEBIH CEPAT)
mosquito binatang,
es, dll. benda, dan
bangunan  OBSERVASI
(2) Nama TERHADAP
publik dalam
benda di TINDAKAN
bahasa Inggris
lingkunga PESERTA DIDIK
dari film,
n rumah MENGGUNAKAN
kaset, buku
dan BAHASA INGGRIS
teks, dsb.
sekolah: UNTUK
table,  Peserta didik MENYEBUTKAN
pillow, menirukan DAN
toy, mug, contoh-contoh MENANYAKAN
book interaksi NAMA DAN
shelf, dengan JUMLAH
pen, bag, menyebutkan BINATANG,
dll. dan BENDA, DAN
menanyakan BANGUNAN
(3) Nama nama dan PUBLIK, KETIKA

114
bangunan jumlah MUNCUL
umum: binatang, KESEMPATAN, DI
the post benda, dan DALAM DAN DI
office, the bangunan LUAR KELAS.
bank, the publik dalam
 OBSERVASI
hospital, bahasa Inggris
TERHADAP
dll. dengan
KESUNGGUHAN,
ucapan,
(4) Kata TANGGUNG
tekanan kata,
tanya JAWAB, DAN
intonasi, dan
What?Whi KERJA SAMA
sikap yang
ch one? PESERTA DIDIK
benar.
How DALAM PROSES
many?  Dengan PEMBELAJARAN
bimbingan DI SETIAP
(5) Penyebut
dan arahan TAHAPAN.
an kata
guru, peserta
benda  OBSERVASI
didik
singular TERHADAP
mengidentifik
dengan a KEPEDULIAN DAN
asi ciri-ciri
dan the, KEPERCAYAAN
(fungsi sosial,
dan plural DIRI DALAM
struktur teks,
(-s). MELAKSANAKAN
dan unsur
KOMUNIKASI, DI
(6) Kata kebahasaan)
DALAM DAN DI
ganti it, interaksi
LUAR KELAS.
they, this, menyebutkan
that, dan
those, menanyakan PENILAIAN DIRI:
these. nama dan
jumlah PERNYATAAN
(7) Ungkapan PESERTA DIDIK
binatang,
There SECARA TERTULIS
benda, dan
is/are..., DALAM JURNAL
bangunan
Are there BELAJAR SEDERHANA
publik.
...? BERBAHASA

(8) Kata kerja  Secara INDONESIA TENTANG


kolaboratif, PENGALAMAN
yang
peserta didik BELAJAR
menunjuk
berusaha MENYEBUTKAN DAN
tindakan
menggunakan MENANYAKAN NAMA
yang
sangat bahasa Inggris DAN JUMLAH

lazim dan untuk BINATANG, BENDA,


menyebutkan DAN BANGUNAN
terkait
dan PUBLIK, TERMASUK
dalam
menanyakan KEMUDAHAN DAN
simple
nama dan KESULITANNYA.
present
tense: be, jumlah
binatang, TES TERTULIS
have, go,
benda, dan
play,get,
bangunan MEMBACA DAN
take, dan
publik dalam MENULIS TEKS YANG
sebagainy
a. konteks MENUNTUT
pembelajaran, PEMAHAMAN DAN
(9) Ucapan, simulasi, role- KEMAMPUAN
tekanan play, dan MENGHASILKAN TEKS
kata, kegiatan lain YANG DI DALAMNYA
Intonasi yang TERMASUK
terstruktur. TINDAKAN
(10) Ejaan dan
MENYEBUTKAN DAN
tanda
MENANYAKAN NAMA

115
baca Mengasosiasi DAN JUMLAH
BINATANG, BENDA,
(11) Tulisan
 Peserta didik DAN BANGUNAN
tangan.
membandingk PUBLIK.
an ungkapan
Topik
menyebutkan
dan
Benda,
menanyakan
binatang,
nama dan
bangunan
jumlah
umum yang
binatang,
terdapat di
benda, dan
lingkungan
bangunan
peserta didik,
publik yang
dengan
telah
memberikan
dikumpulkan
keteladanan
dari berbagai
tentang
sumber
perilaku jujur,
tersebut di
disiplin,
atas.
percaya diri,
bertanggung  Peserta didik
jawab, dan membandingk
kerja sama. an ungkapan
menyebutkan
dan
menanyakan
nama dan
jumlah
binatang,
benda, dan
bangunan
publik yang
telah
dipelajari
tersebut di
atas dengan
yang ada di
sumber-
sumber lain,
atau dengan
yang
digunakan
dalam bahasa
lain.
 Peserta didik
memperoleh
balikan
(feedback) dari
guru dan
teman tentang
fungsi sosial
dan unsur
kebahasaan
yang
digunakan.

Mengkomunikasik

116
an
 Peserta didik
menggunakan
bahasa Inggris
setiap kali
muncul
kesempatan
untuk
menyebutkan
dan
menanyakan
nama dan
jumlah
binatang,
benda, dan
bangunan
publik, di
dalam dan di
luar kelas.
 Peserta didik
berupaya
berbicara
secara lancar
dengan
ucapan,
tekanan kata,
intonasi yang
benar dan
menulis
dengan ejaan
dan tanda
baca yang
benar, serta
tulisan yang
jelas dan rapi.
 Peserta didik
membicarakan
permasalahan
yang dialami
dalam
menggunakan
bahasa Inggris
untuk
menyebutkan
dan
menanyakan
nama dan
jumlah
binatang,
benda, dan
bangunan
publik dan
menuliskanny
a dalam jurnal
belajar
sederhana
dalasia.

117
Lampiran 8: Foto-foto

Gmbr1: Pengecekan awal Gmbr2: Penjlasan materi yang akan dipelajari

Gmbr3:salah satu peserta didik sedang Gmbr4: Controlling classroom

Mengerjakan worksheet

Gmbr5: Controlling classrroom Gmbr6: Peserta didik sedang mengerjakan


worksheet

118

Anda mungkin juga menyukai