DASAR-DASAR OSEANOGRAFI
Oleh :
Kelompok 11 B
Imroatun Istiqomah L1A017014
Dewi Haryanti L1A017021
Rismatul Khasanah L1A018014
Sabrina Nurudiniyah A L1A018011
Moransyah Burhanuddin L1B017001
Bimo Adhi Nur Wicaksono L1C016056
Adilla Reandinny A S L1C017002
2019
I.TUJUAN PRAKTIKUM
2.1.1. Makrozoobentos
2.1.2. Temperatur
Alat yang digunakan pada saat pengukuran Temperatur adalah
termometer dan alat tulis.
Bahan yang digunakan pada saat pengukuran Temperatur adalah air
laut.
2.1.3. Kecerahan
laut.
2.1.5.
air laut.
2.1.7. Kedalaman
tongkat pengukur kedalaman atau tali berskala yang diberi pemberat dan
alat tulis.
2.1.8. Gelombang
2.1.9.
2.1.10.
tongkat pengukur kedalaman atau tali berskala yang diberi pemberat, tali
2.2.1. Makrozoobentos
Hasil
2.2.2. Temperatur
Termometer
Catat hasilnya
Hasil
2.2.3. Kecerahan
Dihitung kecerahannya
Hasil
2.2.4. Kecepatan Arus
hasil
2.2.5.
2.2.6. Pasang Surut
Dokumentasi
2.2.7. Kedalaman
Hasil
2.2.8. Gelombang
Diamati pergerakan
gelombang yang melintas
pada tali
2.2.9.
2.2.10.
Line transek
dipasang sejajar
garis pantai
Diamati kedalaman,
kecerahan, suhu
disetiap titik
Dicatat hasilnya
3.1. Hasil
Waktu
Temperatur (0C) Salinitas (0/00) Tinggi Pasang-
Pengamatan
Surut (cm)
12.30 33 20 54
15.30 34 22,3 70
16.30 33,9 23 81
22.30 31 25 11,5
23.30 31 20,3 6
00.30 30 17 1
01.30 29,3 21 2
Waktu
I II III I II III
Pengamatan
12.30 38 46 60 6 33 49
14.30 57 60 83 17 26 33,5
15.30 65 72 85 25 30 34
16.30 76 77 92 20,5 19 28
17.30 83 88 93 28 28,5 29
18.30 67 64 85
19.30 68 65 78
20.30 43 44 65
21.30 25 28 40
22.30 10 12 25
23.30 5 7 20
00.30 2 1 12
01.30 2 2 17
02.30 2 2 17
03.30 11 18 35
04.30 29 29 57
05.30 52 47 61 52 47 61
Waktu pH
12.30 7
00.30 7
Waktu f v
h (m) A (m) n t (s) T (s) (m) s (m)
(Hz) (m/s)
10 140 0,0714
10 120 0,0833
10 235 0,0425
10 174 0,0574
II Berkarang 100%
1 50
2 48
3 50
4 47
5 55
6 53
7 55
8 58
9 40
10 66
11 33
12 55
13 62
14 62
15 60
16 68
17 58
18 67
19 70
20 71
Tabel 8. Makrobentos
3.2. Pembahasan
3.2.1. Makroozoobentos
3.2.2. Temperatur
Sebaran suhu air laut disuatu perairan dipengaruhi oleh banyak faktor
antara lain radiasi sinar matahari, letak geografis perairan, sirkulasi arus,
kedalaman laut, angin dan musim (Sidjabat, 1974). Sebaran suhu air
permukaan menunjukkan nilai 28,2-29oC mendominasi hampir seluruh
perairan ini mulai dari dekat pantai sampai lepas pantai sedangkan suhu
>29,8oC sebarannya berada di perairan bagian utara perairan dekat pantai.
Ssuhu air di perairan dekat pantai relatif lebih tinggi daripada di lepas
pantai. Kondisi ini disebabkan karena pergerakan massa air tawar dari aliran
sungai-sungai yang dengan mudah masuk ke perairan dekat pantai. Gerakan
massa air ini yang dapat menimbulkan panas, akibat terjadi gesekan antara
molekul air, sehingga suhu air laut di perairan dekat pantai lebih hangat
dibanding dengan massa air di perairan lepas pantai (Tarigan dan Edward,
2000 dalam Patty, 2014).
Kecerahan
60
50
40
Kecerahan (Cm)
30 Kecerahan
Column1
20 Column2
10
0
1 2 . 3 01 3 . 3 01 4 . 3 01 5 . 3 01 6 . 3 01 7 . 3 01 8 . 3 01 9 . 3 02 0 . 3 02 1 . 3 02 2 . 3 02 3 . 3 02 4 . 3 0 1 . 3 0 2 . 3 0 3 . 3 0 4 . 3 0 5 . 3 0
Waktu
perairan. Pengukuran kecerahan menggunakan alat yang biasa disebut secchi disc.
mendeskripsikan kelengkapan badan perairan secara optikal dan kunci index untuk
refleksi dari nilai turbiditas suatu perairan. Cahaya bidang di bawah permukaan air
merupakan faktor penting dari perairan ekosistem, yang memiliki efek langsung
pada pertumbuhan terendam tanaman (Li et al., 2014). Kejernihan air atau
pasokan sumber daya untuk organisme fotosintetik dan filter feeder. Nilai
padatan tersuspensi. Kecerahan perairan akan menurun bila mendekati pantai dan
meningkat bila menjauhi pantai. Hal ini dipengaruhi oleh adanya berbagai aktifitas
di sepanjang sungai seperti adanya partikel-partikel daratan (lumpur, pasir, bahan-
Kurangnya tingkat kecerahan bisa saja disebabkan oleh adanya pengaruh dari
hujan ataupun limbah industri yang sangat dekat dengan objek penelitian. Menurut
Effendi (2003) dalam Paramitha (2014) nilai kecerahan dipengaruhi oleh keadaan
akan menurun bila mendekati pantai dan meningkat bila menjauhi pantai. Hal ini
ke laut. Dengan rendahnya nilai kecerahan di laut, maka nilai produktivitas primer
yang ada pada daerah tersebut juga rendah, dimana hal ini disebabkan karena
rendahnya penetrasi cahaya yang masuk yang digunakan oleh fitoplankton untuk
menurun bila mendekati pantai dan meningkat bila menjauhi pantai. Hal ini
Hasil dari pengamatan berupa grafik diperoleh data adalah hasil pengukuran
pada tiang pancang yaitu 0 – 53,3 cm. Kecerahan tertinggi terjadi pada pagi hari
pukul 05.30 WIB sebesar 53,3. Kecerahan terendah terjadi pukul 16.30 WIB sebesar
22,5 dan untuk pukul 18.30 – 04.30 WIB tidak ada cahaya yang masuk ke perairain.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada grafik diatas menunjukan
bahwa kecerahan lebih rendah terjadi pada sore hari dan pada pagi hari
cahaya yang masuk bahwa semakin sore penetrasi cahaya semakin kecil. Hal ini
100% umumnya pada kedalaman <5 m yaitu zona litoral hingga, sedangkan
perairan yang lebih dalam (>10 m) zona neritik hingga abisal tingkat kecerahannya
lebih kecil yakni <70% yang disebabkan oleh kemampuan tingkat intensitas cahaya
Pengaruh kecerahan terhadap biota yaitu tingkat kecerahan dan kekeruhan sangat
kualitas air. Tingkat kecerahan air laut sangat menentukan tingkat fotosintesis biota
0.07
0.06
kecepatan (m/s)
0.05
0.04
0.03 kecepatan
arus
0.02
0.01
0
13:00 16:00
waktu
pembatas. Hal ini karena arus membuat kehidupan air tergenang dan mengalir
menjadi sangat berbeda. Arus juga mengatur perbedaan di beberapa tempat dari
suatu aliran air (Purba dkk, 2015). Arus lautan memiliki banyak fungsi pada
lautan, tetapi juga mendistribusikan kembali panas dan nutrisi (Martono, 2016).
arus laut, letak arus laut, dan proses terjadinya arus laut. Berdasarkan
temperaturnya arus laut dibagi menjadi 2 bagian, yaitu arus panas dan arus dingin.
Berdasarkan letaknya arus laut dibagi menjadi 2 bagian,yaitu arus permukaan laut
di samudera dan arus di kedalaman samudera. Berdasarkan proses terjadi arus laut
dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu arus karena tiupan angin, arus pasang surut,
arus yang terjadi dan paling kecil adalah 0,04870 m/s pada pukul 16.30 sedangkan
di posisi tertinggi ada pada pukul 13.30 adalah 0,0724 m/s. Menurut penelitian
terendah adalah 0,028 m/s. sedangkan kecepatan arus tertinggi mencapai 0,167
m/s. Pola permukaan arus di perairan Jepara bergerak ke arah barat dan barat
daya. Menurut Fahmi et al (2014), kecepatan arus yang mengalir di dekat teluk lebih
dipengaruhi oleh pasang surut sedangkan pengaruh angin muson sangat kecil.
Menurut Firdaus et al., (2014) bahwa faktor yangmempengaruhi arus antara lain
gaya gravitasi, tekananangin, seismik, dan gaya koriolis, serta gaya friksi. Arus laut
di kedalaman laut yang lebih dalam banyak dipengaruhi oleh keadaan pasang surut
dan sifat sifat fisik lainnya seperti perbedaan temperatur, salinitas, dan tekanan.
Adapun karakteristik arus laut di perairan Indonesia dipengaruhi oleh angin dan
3.2.5.
Pasang Surut
90
80
Tinggi Pasang-Surut (cm)
70
60
50
40
30
20
10
0
Waktu
Pasang surut merupakan salah satu gejala alam yang ada di laut, yaitu
suatu gerakan vertikal dari seluruh partikel massa air laut dari permukaan
sampai bagian terdalam dari dasar laut yang disebabkan oleh pengaruh dari
gaya tarik menarik antara bumi dan benda – benda angkasa terutama
pelabuhan yang dilakukan dari hasil pengamatan pasang surut adalah selain
pasut dapat dilakukan dengan alat pengukur (gauge) yang diukur setiap jam
adalah rotasi bumi pada sumbunya, dan revolusi bulan terhadap matahari,
coriolis), dan gesekan dasar. Selain itu juga terdapat beberapa faktor lokal
dasar laut, lebar selat, bentuk teluk, dan sebagainya, sehingga berbagai
lokasi memiliki ciri pasang surut yang berlainan (Wyrtki, 1961 dalam Sangari,
2014).
Menurut Wyrtki (1961) dalam Sangari (2014), pasang surut di Indonesia
dibagi menjadi 4 yaitu: pasang surut harian tunggal (Diurnal Tide), pasang
surut harian ganda (Semi Diurnal Tide), pasang surut campuran condong
harian tunggal (Mixed Tide, Prevailing Diurnal), dan pasang surut campuran
condong harian ganda (Mixed Tide, Prevailing Semi Diurnal). Pasang surut
harian tunggal (Diurnal Tide) Merupakan pasang surut yang hanya terjadi
satu kali pasang dan satu kali surut dalam satu hari, ini terdapat di Selat
Karimata. Pasang surut harian ganda (Semi Diurnal Tide) merupakan pasang
surut yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut yang tingginya hampir
sama dalam satu hari, ini terdapat di Selat Malaka hingga laut Andaman.
Diurnal) merupakan pasang surut yang tiap harinya terjadi satu kali pasang
dan satu kali surut tetapi terkadang dengan dua kali pasang dan dua kali
surut yang sangat berbeda dalam tinggi dan waktu, ini terdapat di Pantai
Selatan Kalimantan dan Pantai Utara Jawa Barat. Pasang surut campuran
pasang surut yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari
tetapi terkadang terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dengan memiliki
tinggi dan waktu yang berbeda, ini terdapat di Pantai Selatan Jawa dan
pukul 16.30 dengan tinggi 80 cm dan surut terendah terjadi pada pukul 00.30
dengan tinggi 1 cm sedangkan menurut data tidal predicion dari web BIG
diperoleh data pasang surut tertinggi di Teluk Awur Jepara terjadi pada
pukul 10.00 dengan ketinggian 0,371 m dan surut terendah terjadi pada
pukul 18.00 dengan ketinggian -0.310 m. Tipe Pasang surut di Teluk Awur
3.2.7. Kedalaman
kedalaman
100
80
kedalaman (cm)
60
40
20
0
10.3
21.3
7.3
8.3
9.3
11.3
12.3
13.3
14.3
15.3
16.3
17.3
18.3
19.3
20.3
22.3
23.3
0.3
1.3
2.3
3.3
4.3
5.3
Waktu
Series 1
Menurut Vakily (1989 1981 dalam Sari dan Harlyan, 2014), menyatakan
bahwa dengan bertambahnya kedalaman maka penetrasi cahaya matahari
kedalam air semakin berkurang sehingga akan menjadi faktor pembatas
dalam distribusi secara vertikal dan semakin dalam perairan intensitas
cahaya matahari akan semakin berkurang, sehingga akan menyebabkan
berkurangnya ketersediaan makanan. Ditambahkan bahwa bertambahnya
kedalaman maka ketersediaan makanan menjadi faktor pembatas bagi
fitoplankton yang menjadi makanan bagi kerang muda (spat) sehingga
kerang banyak tumbuh di dekat permukaan air. Kedalaman yang rendah
akan meningkatkan kekeruhan karena adanya resuspensi sedimen ke kolom
air.
3.2.8. Gelombang
Gelombang laut adalah pergerakan naik dan turunnya air laut dengan
arah tegak lurus pemukaan air laut yang membentuk kurva/grafik
sinusoidal (Holthuijsen L.H., 2007 dalam Kurniawan, 2015). Gelombang laut
merupakan salah satu parameter laut yang dominan terhadap laju
mundurnya garis pantai. Gelombang laut terjadi karena hembusan angin
dipermukaan laut, perbedaan suhu air laut, perbedaan kadar garam dan
letusan gunung berapi yang berada dibawah atau permukaan laut. Proses
mundurnya garis pantai dari kedudukan semula antara lain disebabkan oleh
gelombang dan arus, serta tidak adanya keseimbangan sedimen yang masuk
dan keluar (Mulyabakti, 2016). Gelombang permukaan laut memiliki peran
yang penting dalam proses distribusi panas momentum, dan perubahan
material diantara 2 sistem atmosphere dan lautan (Qiao, et al, 2010).
3.2.9.
3.2.10.
-20
-30
Kedalaman
-40 -33
-40
-50
-47
-50-48-50
-60 -55-53-55 -55
-58 -58
-70 -62-62-60
-66 -68 -67-70
-80 -71
Panjang Garis Pantai
relief, baik secara relatif, maupun secara absolute. Informasi relief secara
(cut and fill) permukaan tanah asli terhadap ketinggian vertikal garis atau
adalah kedalaman dengan bidang acuan muka air laut rata-rata atau Duduk
Tengah (DT) atau dalam bahasa Inggris adalah Mean Sea Level (MSL)
(Satriadi, 2012).
Dari grafik di atas data kedalaman laut yang telah diperoleh adalah
masih belum besar. Dasar perairan tidak rata, yakni terkadang menurun
terjal dan kembali rata, maupun kembali naik karena terdapatnya sedimen.
kedalaman berkisar antara 47-55 cm, jarak 6-10 meter kontur dasar perairan
peningkatan nilai kedalaman pada jarak 15-20 meter dengan ledalaman 60-70
cm.
gerakan arus sehingga tidak terangkut mengikuti kecepatan dan arah arus.
cenderung resisten terhadap gerakan arus. Jika kekuatan arus cukup besar,
dimungkinkan karena material pasir yang berasal dari erosi dinding sungai
maupun erosi dasar laut pada daerah aliran sungai akan terbawa bersama
pengadukan oleh kapal nelayan atau kapal kapal besar seperti kapal
tongkang mengingat wilayah ini merupakan lalu lintas kapal untuk alur
pelayaran kapal. Sebaran sedimen jenis lanau (silt) dan pasir lanauan (silty
sand) terdapat pada daerah lepas pantai (offshore) dengan tingkat kemiringan
4.1. Kesimpulan
4.1.1.
4.1.2. Temperatur
yang paling tinggi berada pada waktu 14.30 WIB dan suhu terendah pada
4.1.3. Kecerahan
bahwa pada pukul 13.30 merupakan kecepatan arus tertinggi sebesar 0,0724
m/s dan kecepatan arus terendah terjadi pada pukul 16.30 sebesar 0,04870
m/s.
4.1.5.
pada pukul 16.30 merupakan pasang tertinggi dan surut terendah terjadi
4.1.7. Kedalaman
Perbedaan kedalaman yang terjadi selama 24 jam menunjukan bahwa
4.1.8. Gelombang
4.1.9.
4.1.10.
4.2. Saran
dijaga dengan baik agar tidak terjadi error dan pada saat pengukuran harus
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Perhitungan
Kecepatan Arus
t2 = 140 s
𝑆 10
V = 𝑡2 = 140 = 0,0714 m/s
t3 = 120 s
𝑆 10
V = 𝑡3 = 120 = 0,0833 m/s
0,0625+0,0714+0,0833
Vrata-rata = = 0,0724 m/s
3
t2 = 235 s
𝑆 10
V = 𝑡2 = 235 = 0,0425 m/s
t3 = 174 s
𝑆 10
V = 𝑡3 = 174 = 0,0574 m/s
0,0462+0,0425+0,0574
Vrata-rata = = 0,04870 m/s
3