Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN

KEGIATAN PEMANTAUAN WILAYAH SETEMPAT-GIZI (PWS-GIZI)


TINGKAT KOTA KUPANG
TAHUN 2019
I. PENDAHULUAN
Masalah gizi terjadi di setiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam kandungan
(janin), bayi, anak, remaja, dewasa dan usia lanjut. Periode dua tahun pertama kehidupan
merupakan masa kritis, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan
yang sangat pesat. Gangguan gizi yang terjadi pada periode ini bersifat permanen, tidak
dapat dipulihkan walaupun kebutuhan gizi pada masa selanjutnya terpenuhi.
Kurang gizi masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Hal ini ditandai
dengan masih tingginya prevalensi balita gizi kurang dimana hasil riskesdas tahun 2018
terdapat 17,7% balita dengan gizi kurang 17,3% ibu hamil mengalami Kekurangan
Energi Kronis (KEK) yang dapat meningkatkan resiko melahirkan BBLR, sedangkan
angka bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) di Indonesia 6,2%.. Bayi dengan
BBLR akan berpotensi mengalami gizi buruk. Setiap anak dengan status gizi buruk
mempunyai resiko kehilangan IQ sebesar 10 – 13 point. Potensi kehilangan IQ sebesar
50 point per orang juga terdapat pada penduduk yang tinggal di daerah rawan gangguan
akibat kurang yodium(GAKY). Masalah kurang vitamin A masih perlu diwaspadai,
meskipun Indonesia menyatakan bebas masalah xeropthalmia pada survey vitamin A.
Masalah kurang vitamin A selain berdampak pada resiko kebutaaan juga berdampak
pada resiko kematian karena infeksi.
Permasalahan gizi Kota Kupang Tahun 2016, balita dengan berat badan di bawah
garis merah (BGM) adalah 2,27%, dari balita ditimbang 67,5 % yang ada di Kota
Kupang. Dari jumlah balita BGM, yang status gizinya sangat kurus (Gizi Buruk
menurut indikator BB/TB) adalah 1,47%. Sedangkan kurang lebih 14% ibu hamil tidak
mendapat tablet tambah darah minimal 90 tablet, dan angka KEK 15,7% yang berpotensi
melahirkan BBLR, sementara BBLR Kota Kupang tahun 2018 adalah 4%. Sedang anak
dibawah 6 bulan yang mendapat ASI saja hanya 42,9%.
Permasalahan gizi bukan hanya menjadi urusan sektor kesehatan saja melainkan
menjadi urusan lintas sektor karena berkaitan faktor pangan, penyakit, pendidikan, akses
terhadap fasilitas pelayanan dan lain-lain. Program perbaikan gizi yang dilaksanakan
sektor kesehatan antara lain pemberian tablet besi pada ibu hamil, pemberian vitamin A
kepada balita (anak-anak di bawah lima tahun), pemantauan pertumbuhan dan
penyuluhan makanan sehat di posyandu dan fasilitas kesehatan, penanganan balita gizi
buruk, pemasyarakatan garam beryodium.
Intervensi terhadap masalah gizi dapat dilakukan dengan tepat oleh para
pengelola/pelaksana program, bila tersedia data/informasi yang akurat dan
berkesinambungan. Data tersebut dipantau secara terus menerus melalui evaluasi
Pemantauan Wilayah Setempat – Gizi (PWS-Gizi). Untuk mengetahui cakupan
pencapaian program perbaikan gizi maka Dinas Kesehatan perlu melakukan kegiatan
Pemantauan Wilayah Setempat – Gizi (PWS-Gizi) guna mengetahui besaran masalah
gizi dan menentukan tindakan yang tepat untuk memecahkan masalah tersebut.

II. TUJUAN
A. TUJUAN UMUM
Tersedianya informasi secara terus menerus, cepat, tepat dan akurat sebagai dasar
penetuan tindakan dalam upaya untuk pencegahan dan penanggulangan masalah
gizi
B. TUJUAN KHUSUS
1. Diperolehnya data prevalensi Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (Bumil KEK)
2. Diperolehnya data cakupan 90 Tablet Tambahan Darah (TTD) pada ibu hamil
3. Diperolehnya data prevalensi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
4. Diperolehnya data cakupan ASI Eksklusif 0 – 5 bulan
5. Diperolehnya data cakupan Pemantauan Pertumbuhan
6. Diperolehnya data cakupan distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi pada
bayi, balita dan ibu nifas
7. Terolahnya data indikator PWS-Gizi
8. Diperolehnya hasil analisis dan interpretasi data PWS-Gizi
9. Dirumuskan rekomendasi dan rencana tindak lanjut PWS-Gizi

III. MATERI DAN METODE


A. MATERI :
 Pemantauan Wilayah Setempat – Gizi (PWS-Gizi)
 Presentasi Cakupan PWS-Gizi Januari s/d Juni 2019 (Semester I)
B. METODE
 Penyajian informasi PWS-Gizi Januari s/d Juni 2019 oleh Dinas Kesehatan
 Tanya jawab
 Diskusi
IV. PELAKSANA
Pelaksana kegiatan ini adalah Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kota Kupang

V. PESERTA
Peserta kegiatan ini adalah Puskesmas dan lintas program terkait di Dinas
Kesehatan Kota Kupang, jumlah peserta sebanyak 50 orang yang terdiri dari :
1. Puskesmas Se – Kota Kupang : 36 orang
2. UPTD Gudang Farmasi : 1 orang
3. Dinas Kesehatan : 13 orang

VI. NARASUMBER
Kegiatan akan difasilitasi oleh Narasumber dari Dinas Kesehatan Kota Kupang.

VII. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


A. WAKTU
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada tanggal ...................2109.

B. TEMPAT
..............................

VIII. BIAYA
Seluruh biaya pertemuan ini dibebankan pada DPA - OPD Dinas Kesehatan Kota
Kupang Tahun Anggaran 2019.

XI. PENUTUP
Demikian kerangka acuan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Kupang, ............2019

Mengetahui, Mengetahui,
Kepala Bidang Kesga Kepala Seksi Gizi

I G. A. Ngurah Suarnawa, S.KM, M. Kes Marianah, SKM


NIP. 19691229 199303 1 007 NIP. 19721114 199703 2 003

Anda mungkin juga menyukai