Anda di halaman 1dari 10

Kode Mk : PWK18506

Mata Kuliah : Studio Tata Letak Perumahan


Tanggal : 09 November 2018
Dosen : DIPL.ING. Usup h. Somantri MSC
Asisten : IR. Maryadi pramadjaja. IAI

LAPORAN PRAKTIKUM
ANALISA PERANCANGAN TAPAK
Tugas Ini Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Studio Tata Letak Perumahan

Disusun Oleh:
Rifki Sani Putra (163060011)
Azhar Hidayat (163060013)
Jesica Audina (163060015)
Nurul Inaayah M (163060020)
Anbiya Fathur R (163060022)

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
2018
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 3
1.2 Tujuan dan Sasaran.............................................................................................. 4
1.2.1 Tujuan ......................................................................................................... 4
1.2.2 Sasaran ........................................................................................................ 4
BAB II................................................................................................................................. 6
TINJAUAN TEORI ............................................................................................................ 6
BAB III ............................................................................................................................... 8
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 8
3.1 Tahap Perhitungan Kavling ...................................................................................... 8
BAB IV ............................................................................................................................. 10
KESIMPULAN ................................................................................................................. 10

2
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perencanaan merupakan hubungan antara kenyataan yang ada sekarang
inidengan keadaan yang diinginkan pada masa yang akan datang (Arthur, 1983 :
68).Dalam mencapai keinginan pada masa mendatang ada tahapan perencanaan
yangdibutuhkan agar menghasilkan kondisi yang terbaik untuk keberlangsungan
hidupmanusia.

Perencanaan tapak (site plan) adalah seni menata lingkungan buatan


manusiadan lingkungan alamiah, guna menunjang kegiatan manusia (Brogden,
1985). Olehkarena itu, antara lingkungan buatan dan alamiah memiliki hubungan
yang erat.Lingkungan alamiah mencakup sistem ekologi seperti air, udara, tanah,
tumbuhan,dan lain-lain. Lingkungan buatan manusia mencakup bentuk ruang
yang dibangun,contohnya bangunan, bendungan, tempat pengolahan sampah, dan
sebagainya.Lingkungan buatan dan alamiah yang direncanakan dengan baik dapat
mendukungaktivitas manusia di kawasan tersebut (Snyder dan Catanese, 1989
: 181).

Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan


tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan sarana dan
prasarana lingkungan (UU No.4 tahun 1992). Oleh karena itu, perumahan
merupakan salah satu elemen penting dalam pembangunan suatu wilayah.
Mengacu pada pentingnya fungsi perumahan dalam perencanaan suatu wilayah
diperlukan upaya untuk dapat memahami permasalahan dan potensi yang
terkandung dalam suatukelompok hunian. Tidak hanya itu saja, perlu adanya
identifikasi dan analisis yang berkaitan serta menjadi masukan berharga bagi
perencanaan suatu kawasan. Oleh karena itulah diperlukan suatu latihan dan
simulasi yang berorientasi ke kondisi riil lapangan tentang kondisi dan kualitas
suatu kelompok hunian. Menurut Ettingger, kriteria perumahan sebaiknya
memenuhi standar yang baik ditinjau dari berbagai aspek antara lain sebagai
berikut :

3
1. Ditinjau dari segi kesehatan dan keamanan dapat melindungi penghuninya
dari cuaca hujan, kelembaban dan kebisingan, mempunyai ventilasi yang
cukup, sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah serta dilengkapi
dengan prasarana air, listrik dan sanitasi yang cukup.
2. Mempunyai cukup ruangan untuk berbagai kegiatan di dalam rumah
dengan privasi yang tinggi.
3. Mempunyai cukup akses pada tetangga, fasilitas kesehatan, pendidikan,
rekreasi, agama, perbelanjaan dan lain sebagainya.
Pemilihan tapak dapat dilakukan dengan melakukan suatu analisis
perbandingan pada beberapa tapak yang tersedia untuk program yang sama yang
telah ditentukan sebelumnya. Faktor–faktor kepentingan meliputi lokasi tapak
dalam wilayahnya, kemudahan pencapaiannya, perhubungannya dengan
pertokoan, industri, transportasi, dan lain-lain tergantung pada kegunaan yang
diusulkan. Praktikum kali ini kami menganalisis sebuah tapak kavling perumahan
Type 36/72 Type 45/90 dan Type 72/120, dengan perbandingan perumahan ideal
1:2:3 dan sarana penunjang pintu gerbang, masjid kecil (12x12/300) , RTH + 2Bh
Lap Volley Ball dan pos Satpam (2x2/12). Luas Lahan 1,5 Ha, BCR/KDB
Kavling 60% sisanya Jalan dan sarana penunjang penunjang.

Kegiatan analisis perancangan tapak ini diharapkan dapat membekali


keterampilan mahasiswa dalam melakukan perencanan suatu tapak.

1.2 Tujuan dan Sasaran


1.2.1 Tujuan
Melatih dan menambah kemampuan mahasiswa dalam merancang tapak
dan penataan lingkungan perumahan dengan memperhatikan ;

 Sifat dan karakter fungsi perumahan


 Standar teknis terkait.
1.2.2 Sasaran
 Memahami karakter lingkungan perumahan secara sederhana.

4
 Menguasai konsep dan teknik perencanaan tapak untuk berbagai jenis
lingkungan perumahan

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

Perancangan tapak ini di pengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti


aspek urban dan analisa tapak, seperti penentuan letak akses masuk utama dan
samping, sirkulasi dan parkir serta penataan zoning bangunan. Secara Urban,
lokasi tapak yang sangat dekat dengan area-area perdagangan dan fasilitas umum
menjadikan area pusat menjadi salah satu bagian dari area-area tersebut, sehingga
perlu adanya suatu kekhasan tersendiri bagi bangunan. Bangunan yang di
rencanakan memiliki beberapa massa bangunan yang menyebar sesuai dengan
fungsinya, sehingga di perlukan suatu bentuk yang dapat terlihat secara visual
sebagai penangkap (vocal point) dari area pusat. Selain itu juga di harapkan dari
bangunan ini akan dapat menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi lingkungan
sekitarnya (Boedhi, 2014).

Arsitektur lanskap sebagai seni yang fungsi terpentingnya untuk


menciptakan dan melestarikan keindahan lingkungan di sekitar tempat hidup
manusia dan pada pemandangan alam yang lebih luas lagi. Secara garis besar
bidang kajian arsitektur lanskap sendiri dapat diklasifikasikan atas perencanaan
lanskap, perencanaan tapak dan perencanaan detail lanskap. Luasan lahan, tujuan
dan sasaran penggunaan taman sangat mempengaruhi desain taman. Banyak
komponen penting penyususn lanskap baik yang tersususn secara alami maupun
buatan. Komponen penyusun tersebut terbagi dalam soft material dan hard
material. Soft material dalam hal ini berupa tanaman berfungsi untu menambah
nilai estetika serta meningkatkan kualitas lingkungan (Lestar dan Ira, 2008).

Perancangan lansekap merupakan pemikiran kombinasi elemen soft


material dan elemen hard material, serta menghasilkan produk teknis seni, tetapi
penyajiannya harus selalu teknis dan semua yang digambarkan harus jelas dan
bisa dilaksanakan. Perancangan lansekap merupakan suatu proses sintesis kreatif,
kontinyu, tanpa akhir dan dapat bertambah. Di dalam perencanaan lansekap
terdapat urutan kerja yang panjang yang terdiri dari bagian-bagian pekerjaan yang

6
paling berhubungan, sehinga bila terjadi perubahan dari suatu bagian akan
mempengaruhi bagian lain. Untuk memperdalam kajian arsitek lansekap
dibutuhkan pemahaman tentang pengaturan ruang dan masa di alam terbuka juga
memerlukan “ilham” sebagai wujud dari seni, sehingga dapat menghubungkan
elemen-elemen lansekap alami dan buatan manusia (Fatmasari 2013).

Terdapat tiga tipe rumah yang digolongkan ke dalam rumah sederhana,


yaitu tipe 36, 45, dan 72. Berikut adalah penjelasan lebih lengkap mengenai
tipe-tipe rumah tersebut :

1. Tipe 36

Rumah tipe 36 adalah rumah yang mempunyai luas bangunan 36 m2.


Contohnya adalah sebuah rumah dengan ukuran 6m x 6m = 36 m2. Rumah
tipe 36 ini dapat dibangun di atas tanah seluas 60 m2 atau 72 m2. Jadi
biasanya rumah tipe ini disebut dengan rumah tipe 36/60 atau 36/72. Tipe
rumah 36 biasanya mempunyai 2 kamar tidur, 1 ruang tamu yang menyatu
dengan ruang keluarga, dapur, dan 1 kamar mandi.
2. Tipe 45

Rumah tipe 45 adalah tipe rumah yang mempunyai luas bangunan 45 m2,
contohnya ukuran rumah seperti 6 m x 7,5 m atau 8 m x 5,6 m. Rumah tipe 45
ini biasanya dibangun di atas tanah seluas 96 m2. Maka, rumah tipe ini sering
juga disebut dengan rumah tipe 45/96. Ruangan yang biasanya tersedia pada
rumah tipe ini antara lain 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 ruang tamu yang
menyatu dengan ruang keluarga, carport, dan teras rumah yang lumayan luas.

3. Tipe 72

Rumah tipe 72 biasanya mempunyai ukuran bangunan 6 m x 12 m. Rumah


ini sudah cukup luas dengan 3 kamar tidur, 2 kamar mandi, 1 ruang tamu,
ruang keluarga, garasi mobil, dan teras rumah. Rumah tipe 72.

7
BAB III

PEMBAHASAN

Pemilihan tapak dapat dilakukan dengan melakukan suatu analisis


perbandingan pada beberapa tapak yang tersedia untuk program yang sama yang
telah ditentukan sebelumnya. Faktor–faktor kepentingan meliputi lokasi tapak
dalam wilayahnya, kemudahan pencapaiannya, perhubungannya dengan
pertokoan, industri, transportasi, dan lain-lain tergantung pada kegunaan yang
diusulkan. Praktikum kali ini kami menganalisis sebuah tapak kavling perumahan
Type 36/72 Type 45/90 dan Type 72/120, dengan perbandingan perumahan ideal
1:2:3 dan sarana penunjang pintu gerbang, masjid kecil (12x12/300) , RTH + 2Bh
Lap Volley Ball dan pos Satpam (2x2/12). Luas Lahan 1,5 Ha, BCR/KDB
Kavling 60% sisanya Jalan dan sarana penunjang penunjang.

3.1 Tahap Perhitungan Kavling

Diketahui :

1. Luas lahan :1,5 Ha


2. Type 36/72, Type 45/90, Type 72/120.
3. BCR/KDB 60%
4. Sisa Jalan dan Sarana Penunjang 40%
5. Perbandingan = 1 : 2 : 3

Jawaban :

1. Luas lahan 1,5 Ha


1,5 Ha x 10.000 = 15.000 m2
2. BCR/KDB Kavling 60%
1,5 Ha x 60% x 10.000 = 9.000 m2 = 0,9 Ha
3. Jumlah kavling dengan masing masing perbandingan 1 : 2 :3
1+2+3=6
3
a. 9000 x 6 = 4.500 m2 = 0,45 Ha

8
2
b. 9000 x 6 = 3.000 m2 = 0,3 Ha
1
c. 9000 x 6 = 1.500 m2 = 0,15 Ha

4. Total Kavling dengan type rumah :


a. Type 36/72 m2
4500
m2 = 62 Kavling
72

b. Type 45/90 m2
3000
m2 = 33 Kavling
90

c. Type 72/120 m2
1500
m2 = 12 Kavling
120

Total Kavling = 62 + 33 + 12 = 107 Kavling

5. Sarana penunjang :
 Sirkulasi 15 %

1,5 Ha x 15 % x 10.000 = 2.250 m2 = 0,225 Ha

 RTH dan Sarana 25 %

1,5 Ha x 25 % x 10.000 = 3.750 m2 = 0,375 Ha

9
BAB IV

KESIMPULAN

Hasil analisis sebuah tapak kavling perumahan Type 36/72 Type 45/90 dan
Type 72/120, dengan perbandingan perumahan ideal 1:2:3 dan sarana penunjang
pintu gerbang, masjid kecil (12x12/300) , RTH + 2Bh Lap Volley Ball dan pos
Satpam (2x2/12). Luas Lahan 1,5 Ha, BCR/KDB Kavling 60% sisanya Jalan dan
sarana penunjang penunjang ialah total kavling = 62 + 33 + 12 = 107 kavling.

10

Anda mungkin juga menyukai