Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dobit Indra basuki

NIM : 150332607961

PENGARUH KONSENTRASI KOH DAN Mg(OH)2 PADA AKTIVASI ZEOLIT


ALAM DAN VARIASI PANJANG KOLOM UNTUK MENURUNKAN KADAR Pb2+
DALAM LIMBAH CAIR INDUSTRI DAUR ULANG KERTAS

LATAR BELAKANG
Dalam era globalisasi saat ini efek bertambahnya jumlah penduduk mengakibatkan
bertambahnya kebutuhan sehari-hari, salah satunya kebutuhan kertas. Salah satu contoh
penggunaan kertas adalah sebagai alat tulis, media cetak, majalah, dan pembungkus.
Peningkatan kebutuhan kertas ini dapat terlihat dari peningkatan jumlah bahan baku. Bahan
baku dalam pembuatan kertas salah satunya adalah kayu. Kayu merupakan bahan dasar
dalam pembuatan kertas karena mengandung beberapa komponen seperti selulosa dan
hemiselulosa. Meningkatnya jumlah permintaan kayu sebagai bahan baku pembuatan kertas
menyebabkan berkurangnya jumlah hutan. Eksploitasi hutan ini disebabkan karena kebutuhan
kayu yang tidak tercukupi.
Dalam hal ini telah dikembangkan cara baru untuk produksi kertas dengan ramah
lingkungan menggunakan bahan baku kertas bekas. Dengan menggunakan bahan baku kertas
bekas dapat mengurangi penggundulan hutan sebagai paru-paru bumi. Terdapat banyak
limbah sampah kertas bekas yang dibuang begitu saja atau dibakar yang akan menyebabkan
lingkungan menjadi tercemar. Penggunaan kertas bekas sebagai bahan baku industri kertas
juga mempunyai kendala. Masalah utama penggunaan kertas bekas yaitu terdapatnya
kandungan logam berat pada limbah cair industri. Limbah cair yang mengandung logam berat
ini sangat berbahaya bagi kehidupan lingkungan. Logam berat pada limbah cair tersebut
berasal dari penguraian atau proses deinking tinta pada kertas bekas.
Bahan tercemar logam berat sering menjadi perhatian, karena ion-ion logam bersifat
toksik meskipun pada konsentrasi yang rendah. Logam berat yang terdapat pada limbah cair
industri kertas berupa Pb, Ca, Cr, Zn, Cu, Hg, dsb. Unsur-unsur tersebut sangat berbahaya
bagi biota air yang dialiri limbah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk menurunkan kadar
logam berat pada limbah seperti pengendapan dan adsorpsi. Metode yang digunakan untuk
menurunkan kadar logam berat pada limbah cair adalah metode adsorpsi. Metode adsorpsi
digunakan karena lebih efisien daripada metode pengendapan yang memerlukan waktu dan
biaya yang besar. Adsorpsi merupakan proses penyerapan pada lapisan permukaan atau antar
fasa, dimana molekul dari suatu materi terkumpul pada adsorben.
Metode adsorpsi memerlukan bantuan suatu zat yang digunakan sebagai adsorbennya.
Dalam hal ini, digunakan zeolit alam sebagai adsorben pada metode adsorpsi. Metode
adsorpsi dilakukan dengan menggunakan kolom kromatografi dan zeolit alam digunakan
sebagai fasa diam pada kolom kromatografi. Digunakannya zeolit sebagai fasa diam karena
zeolit alam memiliki sifat sebagai absorben, katalisator, dan penukar ion. Zeolit alam sebagai
adsorben sangat dipengaruhi oleh suhu kalsinasi dan aktivasi. Aktivasi zeolit alam dapat
dilakukan secara fisika maupun kimia. Aktivasi zeolit dilakukan karena untuk menghilangkan
pengotor dan mengaktifkan jumlah situs aktif pada zeolit. Sedangkan kalsinasi dilakukan
bertujuan untuk menghilangkan kandungan air.
Metode adsorpsi menggunakan zeolit sebagai penukar ion pada kromatografi kolom ini
dilakukan untuk menukar ion logam pada limbah dengan ion pada zeolit aktif. Logam berat
yang akan diteliti ini adalah logam berat Pb2+. Penelitian sebelumnya menjelaskan tentang
pengaruh konsentrasi NaOH pada aktivasi zeolit untuk menurunkan kadar Pb2+ pada limbah
industri (Nurhidayat, 2013). Dalam hal ini, zeolit alam yang telah teraktivasi dimodifikasi
menggunakan NaOH. Ion Na+ dari zeolit termodifikasi akan bertukar dengan ion Pb2+ pada
limbah. Kadar logam berat Pb2+ pada limbah cair daur ulang kertas sebesar 0,3137 ppm. s
Hasil dari penelitian sebelumnya menjelaskan bahwa semakin tinggi konsentrasi ion Na+,
maka semakin besar penurunan kadar logam berat pada limbah (Nurhidayat, 2013). Tetapi
dalam hasil penelitian tersebut diketahui bahwa ion Na+ memiliki batas optimum penyerapan.
Batas optimum penyerapan ion Pb2+ menggunakan zeolit-Na yaitu pada konsentrasi 1,4 M /
0,3137 ppm. Batas optimum pertukaran ion karena terjadi proses kejenuhan. Hal ini dapat
menurunkan proses penyerapan atau pertukaran ion Na+ dengan Pb2+ sehingga didapatkan
hasil yang kurang maksimal efektivitasnya.
Dari penelitian-penelitian sebelumnya variabel yang belum dikembangkan adalah
penggunaan kation-kation lain sebagai pengganti ion Na+. Penelitian sebelumnya
menggunakan zeolit-Na untuk menurunkan kadar logam berat Pb2+ memiliki kelemahan yaitu
batas optimum penyerapan logam pada konsentrasi 1,4M sehingga kurang efektif dalam
menurunkan logam. Dalam hal ini dapat digunakan ion K+, Rb+, Sr2+, Cr3+ dan ion-ion yang
memiliki jari-jari ion yang lebih besar. Hal ini karena luas permukaan dan penyerapan pada
pertukaran ion untuk menurunkan kadar logam berat tidak dipengaruhi oleh seberapa besar
muatan ion melainkan jari-jari ion sebagai pengaktif. Secara teori telah dijelaskan bahwa
prinsip pertukaran ion dipengaruhi oleh jari-jari ionnya dan semakin tinggi jari-jari ion yang
digunakan akan menghasilkan penyerapan yang maksimal. Dalam penelitian yang akan
dilakukan, digunakan kation K+ dan Mg2+ sebagai pengganti ion Na+. Hasil yang didapatkan
nanti akan dibandingkan supaya mengetahui efektivitas pertukaran ion-ion tersebut untuk
menurunkan kadar logam pada limbah.Jika ditinjau dari kereaktifan logam, diketahui deret
voltanya yaitu:
K > Na > Mg > Pb > (H) > Ca > Hg
Menurut teori kereaktifan logam dijelaskan bahwa semakin ke kiri kedudukan logam semakin
reaktif. Jadi, dapat dikatakan bahwa semakin ke kiri kedudukan logam maka dapat mendesak
atau mereduksi logam sebelah kanan sehingga reaksi dapat berlangsung (spontan). Ion K+
dan ion Mg2+ dapat mereduksi ion Pb2+ berlangsung spontan, jadi dari data deret kereaktifan
logam juga dapat dijadikan landasan teori untuk pertukaran ion antara zeolit-K atau zeolit-Mg
dengan ion logam.
Analisis dilakukan dengan menggunakan instrumen XRD, SEM-EDX, dan Surface
area analyzer (SAA) dengan metode BET. XRD digunakan untuk mengetahui karakteristik
struktur zeolit. SEM digunakan untuk mengetahui detail permukaan dan kandungan unsur
pada zeolit. SEM dengan detektor EDX diharapkan dapat mengidentifikasi perubahan pori-
pori zeolit sebelum dan sesudah modifikasi. Metode BET (Brunaeur Emmet Teller)
digunakan untuk mengetahui karakterisasi permukaan suatu material yang meliputi surface
area (SA, m2/g), diameter pori (D) dan volume pori (Vpr, cc/g).

Anda mungkin juga menyukai