Anda di halaman 1dari 9

Nama Kelompok 3 :

1. Dewi Nur Oktaviani (108116039)


2. Indri Wahyuni (108116049)
3. Desy Nur Annisa (108116059)
Mata Kuliah : Keperwatan Gawat Darurat
Dosen Pengampu : Dewi Prasetyani, M.Kep

HUBUNGAN KEGAWATDARURATAN DENGAN WAKTU TANGGAP PADA


PASIEN JANTUNG KORONER
1. Judul jurnal dan nama peneliti
a. Judul jurnal : Hubungan Kegawatdaruratan Dengan Waktu Tanggap Pada
Pasien Jantung Koroner
b. Nama peneliti : Apriani, Syafitri Febriani
2. Latar belakang masalah penelitian
Kegawatdaruratan secara umum dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dinilai
sebagai ketergantungan seseorang dalam menerima tindakan medis atau evaluasi
tindakan operasi dengan segera. Waktu tanggap adalah kecepatan dan ketepatan
pelayanan waktu yang dibutuhkan pasien untuk mendapatkan pertolongan yang
sesuai dengan kegawatdaruratan penyakitnya sejak memasuki pintu IGD. Waktu
tanggap yang baik bagi pasien yaitu < 5 menit, jika lewat dari itu maka dapat
mengakibatkan nyawa pasien dalam bahaya bahkan dapat menyebabkan kematian.
3. Rumusan masalah penelitian
Berdasarkan studi pendahuluan di Medical Record Rumah Sakit Islam Siti
Khadijah Palembang diketahui bahwa terjadi penurunan jumlah kasus PJK
sebanyak 10% di tahun 2015. Sedangkan pada tahun 2016 hanya terjadi penurunan
1%. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Maatilu (2014) di IGD RSUP Prof. DR.
R. D. Kandou Manado didapatkan hasil bahwa response time perawat dalam
penanganan kasus gawat darurat rata-rata lambat (>5 menit). Begitu pula dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Noor (2009) di IGD RSUP Persahabatan yang
menyatakan bahwa waktu tanggap 7.45 menit.
4. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kegawatdararuratan
dengan waktu tanggap pada pasien jantung koroner di IGD RSI Siti Khadijah
Palembang
5. Metode penelitian
Penelitian adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu
penelitian yang menekankan waktu observasi data variable independen dan
dependen dinilai pada suatu saat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
perawat di IGD RSI Siti Khadijah PalembangTahun 2017 yang berjumlah 30
orang. Teknik Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Total Sampling.
Maka jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 30
responden.
6. Prosedur
Data yang diperoleh dicatat pada lembar observasi. Kemudian data penelitian ini
dianalisis dengan menggunakan uji chi square. Berdasarkan hasil analisis data
dengan uji chi square menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
kegawatdaruratan dengan waktu tanggap pada pasien jantung coroner dengan ρ-
value=0,003.
7. Hasil penelitian
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square didapatkan p-value=0,003 ≤
α=0,05 sehingga ada hubungan yang signifikan antara kegawatdaruratan terhadap
waktu tanggap (kecepatan) pada pasien jantung koroner di IGD RSI Siti Khadijah
Palembang.
8. Pembahasan
a. Kegawatdaruratan pada Pasien Jantung Koroner
Hasil penelitian diketahui bahwa dari 30 responden, responden dengan
kegawatdaruratan prioritas I sebanyak 5 responden (16,7%), responden
dengan kegawatdaruratan prioritas II sebanyak 22 responden (73,3%),
sedangkan responden dengan kegawatdaruratan prioritas III sebanyak
sebanyak 3 responden (10,0%).
Peneliti berasumsi bahwa pasien yang datang ke IGD RSI Siti Khadijah
Palembang lebih banyak pada prioritas II dibandingkan dengan prioritas I dan
III. Hal tersebut dibuktikan dari hasil analisis univariat variabel independen.
b. Waktu Tanggap (Kecepatan) pada Pasien Jantung Koroner
Hasil penelitian setelah dilakukan analisisdata, peneliti mendapatkan hasil
dari 30 responden yang mendapatkan waktu tanggap (kecepatan) sangat cepat
sebanyak 23 responden (76,7%) sedangkan waktu tanggap (kecepatan)
dengan cepat sebanyak 7 responden (23,3%).
Peneliti berasumsi bahwa pasien yang datang ke IGD RSI Siti Khadijah
Palembang dengan waktu tanggap sangat cepat lebih banyak dibandingkan
dengan waktu tanggap cepat. Ini merupakan hal yang sangat penting, karena
jika
pasien mendapatkan penanganan yang lambat maka dapat membahayakan
nyawa pasien atau bisa mengakibatkan kematian.
c. Waktu Tanggap (Ketepatan) pada Pasien Jantung Koroner
Berdasarkan hasil penelitian setelah dilakukan analisis data, peneliti
mendapatkan hasil dari 30 responden yang mendapatkan waktu tanggap
(ketepatan) tepat sebanyak 23 responden (76,7%) sedangkan waktu tanggap
(ketepatan) dengan tidak tepat sebanyak 7 responden (23,3%).
Hal ini menunjukkan bahwa pasien yang masuk ke IGD RSUD Panembahan
Senopati Bantul mendapatkan respon time yang tepat dari perawat dengan
pelayanan waktu < 5 menit dan keadaan ini menunjukkan jika sudah
terpenuhinya standar IGD sesuai dengan Apriani, Hubungan Kegawat
Daruratan dengan Waktu Tanggap pada Pasien Jantung Koroner 475
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tahun 2009 bahwa
indikator waktu tanggap di IGD adalah harus ≤ 5 menit.
d. Hubungan Kegawatdaruratan terhadap Waktu Tanggap (Kecepatan)
Hasil penelitian didapatkan tentang kegawatdaruratan terhadap waktu tanggap
(kecepatan) diperoleh data bahwa dari 30 responden yang termasuk ke dalam
prioritas II dengan waktu tanggap sangat cepat sebanyak 18 responden
(60,0%) dan waktu tanggap cepat sebanyak 4 responden (13,3%) responden,
lebih banyak di bandingkan dengan prioritas I dengan waktu tanggap sangat
cepat sebanyak 5
responden (16,7%) dan prioritas III dengan waktu tanggap cepat sebanyak 3
responden (10,0%). Dari hasil uji statistik pearson chi square diperoleh ρ-
value=0,003 (<ɑ 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
signifikan
antara kegawatdaruratan dengan waktu tanggap (kecepatan) pada pasien
jantung koroner.
e. Hubungan Kegawatdaruratan terhadap Waktu Tanggap (Ketepatan)
Hasil penelitian kegawatdaruratan terhadap waktu tanggap (ketepatan)
diperoleh data bahwa dari 30 responden yang termasuk ke dalam prioritas II
dengan waktu tanggap tepat sebanyak 18 responden (60,0%) dan waktu
tanggap tidak tepat sebanyak 4 responden (13,3%) lebih banyak di bandingkan
prioritas I dengan waktu tanggap tepat sebanyak 5 responden (16,7%) dan
prioritas III dengan waktu tanggap tidak tepat sebanyak 3 responden (10,0%).
Dari hasil uji statistic pearson chi square diperoleh ρ-value=0,003 (<ɑ 0,05).
Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan signifikan antara
kegawatdaruratan terhadap waktu tanggap (ketepatan) pada pasien jantung
koroner.
9. Kesimpulan dan Saran
Simpulan
1. Responden yang datang ke IGD RSI Siti Khadijah Palembang lebih banyak
pada prioritas II (73,3%).
2. Responden yang mendapatkan waktu tanggap (kecepatan) sangat cepat lebih
banyak yaitu sebesar 76,7%.
3. Responden yang mendapatkan waktu tanggap (ketepatan) sangat tepat juga
sebesar 76,7%.
4. Ada hubungan kegawatdaruratan dengan waktu tanggap (kecepatan) pada
pasien jantung koroner dengan ρ-value=0,003 (ρ<0,05).
5. Ada hubungan kegawatdaruratan dengan waktu tanggap (ketepatan) pada
pasien jantung koroner dengan ρ-value=0,003 (ρ<0,05).

Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan bagi RSI Siti Khadijah
Palembang untuk dapat memberikan pelatihan khusus mengenai
kegawatdaruratan bagi perawatperawat khususnya perawat IGD sehingga
waktu tanggap perawat menjadi lebih cepat dan tepat, yang akhirnya nyawa
pasien menjadi terselamatkan.

10. Referensi
Apriani & Syafitri Febriani. 2017. Hubungan Kegawatdaruratan dengan
Waktu Tanggap pada Pasien Jantung Koroner.Jurnal Kesehatan, 7 (3).
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN PENANGANAN
PERTAMA PADA PASIEN KEGAWATAN MUSKULOSKELETAL DI RSUP
Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO

1. Judul jurnal dan nama peneliti


a. Judul jurnal : Hubungan Karateristik Perawat Dengan Penanganan Pertama
Pada Pasien Kegawatan Muskuloskeletal DI RSUP Prof. Dr. D. KANDOU
MANADO
b. Nama peneliti : Daniel Piter Mawu Hendro Bidjuni Rivelino Hamel
2. Latar belakang masalah penelitian
Pelayanan gawat darurat bertujuan menyelamatkan kehidupan penderita, hingga
sering di manfaatkan untuk memperoleh pelayanan pertolongan pertama dan
bahkan pelayanan rawat jalan. Penyebab tingginya angka kematian dan kecacatan
akibat kegawatdaruratan adalah tingkat keparahan akibat kecelakaan, kurangnya
pengetahuan perawat terhadap peran dalam penanganan pasien gawat darurat
kecelakaan lalu lintas kurang memadainya peralatan dan sikap perawat UGD
dalam menangani pasien gawat darurat kecelakaan lalu lintas (Humardani, 2013).
3. Rumusan masalah penelitian
Perawat sebagai bagian dari tenaga kesehatan juga harus meningkatkan
profesionalisme dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Perawat juga dituntut
untuk melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan standart profesinya. Profesi
perawat sangat penting dalam penanganan pertolongan pertamadalam kecelakaan,
seperti yang diketahui bahwaperan perawat salah satunya adalah sebagai care
giveryaitu perawat memberikan pelayanan kesehatan berdasarkan diagnosis
keperawatan sehingga dapat menentukan perencanaan dan evaluasi dari masalah
tersebut (Manurung, 2009).
4. Tujuan telaah hasil penelitian
Mengetahui hubungan karakteristik perawat (umur, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, dan masa kerja) dengan penanganan pertolongan pertama pada pasien
kegawatan muskuloskeletal.
5. Metode penelitian
Menggunakan desain penelitian survey analitik dengan pendekatan cross
sectional. Populasi adalah seluruh perawat yang ada di instalasi gawat darurat
RSUP. Prof. DR. R. D. Kandou Manando di ruangan Triase, Resusitasi dan IRDB.
Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan jumlah 47
sampel. Pengumpulan data menggunakan kuesioner
6. Prosedur
Karakteristik perawat dan penanganan pertama di instalasi gawat darurat RSUP.
Prof. Dr. R. D. Kandou Manando di ukur secara bersamaan pada suatu waktu
dimana Karakteritik perawat diukur menggunakan kuesioner.
7. Hasil penelitian
a. hasil analisis menggunakan chi-square dengan tingkat kemaknaan 95%
(α=0.05) didapatkan nilai p= Hasil penelitan didapatkan bahwa sebagian besar
responden ada pada rentang usia 26-35 tahun yaitu sebnyak 20 responden
(42,6%) dan paling sedikit pada rentang usia 46-55 tahun sebanyak 3
responden (6,4%).
b. Hasil penelitan didapatkan bahwa sebagian besar responden ada pada rentang
usia 26-35 tahun yaitu sebnyak 20 responden (42,6%) dan paling sedikit pada
rentang usia 46-55 tahun sebanyak 3 responden (6,4%).
c. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden berjenis kelamin
perempuan yaitu sebanyak 35 responden (74,5%) dan sisanya adalah laki-laki
sebanyak 12 responden (25,5%).
d. Hasil penelitian dari 47 responden tentang penanganan pertolongan pertama
di Instalasi Gawat Darurat RSUP Prof. D.R. Kandou Manado didapatkan
sebagian besar berada dalam kategori baik yaitu sebanyak 36 responden
(76,6%), sedangkan responden dengan kinerja kurang baiksebanyak 11
responden (23,4%).
e. Hasil analisis pada tabel 4x2 didapatkan hasil uji pearson chi-square pada
tingkat kemaknaan 95% (α < 0,05) menunjukan nilai p = 0,094. Nilai p ini
lebih besar dari nilai α (0,05) menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan
antara umur dengan penanganan pertolongan pertama pada pasien kegawatan
muskuloskeletal di Instalasi Gawat Darurat RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado, dengan demikian Ho diterima.
f. Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan
pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
Pada usia produktif, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan
kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya
upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia produktif akan
lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan
intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir
tidak ada penurunan pada usia ini 0.094 untuk umur, p=0.703 untuk jenis
kelamin, p=1.000 untuk tingkat pendidikan, dan p=0.001 untuk masa kerja.
8. Kesimpulan dan Saran
Simpulan
Tidak terdapat hubungan antara umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan
dengan penanganan pertolongan pertama pada pasien kegawatan
muskuloskeletal. Terdapat hubungan antara masa kerja dengan penanganan
pertolongan pertama pada pasien kegawatan muskuloskeletal di Instalasi Gawat
Darurat RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.

Saran
Bagi perawat lebih pertahankan kualitas pelayanan kegawatdaruratan dalam
penanganan pertolongan pertama. Perlu di adakan program pelatihan
penanganan pertolongan pertama agar tetap terajaga pelayanan yang
profesional.
9. Referensi
Piter Mawu, Daniel. (2016). Hubungan Karakteristik Perawat Dengan
Penanganan Pertama Pada Pasien Kegawatan Muskuloskeletal Di Rsup Prof.
Dr. R. D. Kandou Manado. e-Jurnal Keperawatan, 4 (2).

Anda mungkin juga menyukai