Anda di halaman 1dari 3

LEUKOSIT

Leukosit atau sel darah putih adalah sel darah yang mengandung inti. Saat
keadaaan normal jumlah leukosit dewasa berkisar antara 5000-10.000/mm3. Bila
jumlah leukosit lebih dari 10.000.mm3, keadaan ini disebut leukositosis, da bila
kurang dari 5000/mm3 disebut sebagai leucopenia.13,14

Leukosit adalah unit pertahan tubuh yang mobile, sebagian dibentuk dalam
sumsum tulang (granulosit, monosit dan limfosit) dan sebagian lagi pada jaringan
limfe(limfosit dan sel-sel plasma). Sel-sel kemudian diangkut mengikuti aliran
darah. Sebagian besar leukosit ditransportasikan khusus pada daerah yang
meradang untuk menyediakan pertahanan terhadap agen-agen infeksius.
Granulosit dan monosit mempunyai kemampuan khusus mencari dan merusak
setiap benda asing yang menyerang. Dalam keadaan normal, pada sumsum tulang
terdapat berbagai leukosit imatur dan matur yang disimpan sebagai cadangan
untuk dilepas dalam sirkulasi darah. Jumlah tiap jenis leukosit dalam sirkulasi
darah perifer sangat terbtas namun dapat berubah sesuai kebutuhan.

Lukosit terdiri dari dua golongan utama yaitu agranular da granular. Leukosit
agranular terdiri dari 2 jenis yaitu limfosit dan monosit. Sedangkan leukosit
granular terdiri dari 3 jenis yaitu neutrofil, eosinofil dan basofil.

Pasien dengan apendisitis pada umumnya mengalami leukositosis, yaitu


peningkatan jumlah leukosit diatas 10.000 sel/mm3. Leukositosis dapat terjadi
secara fisiologi maupun patologik. Leukositosis fisiologi dikarenakan respon
fisiologi tubuh terhadap stress sebgai efek dari epinefrin. Sedangkan leukositosis
yang patologi sering diikuti oleh peningkatan absolut dari saah satu atau lebih
jenis leukosit yang disebabkan oleh infeksi, peradangan, nekrosis jaringan dan
gangguan metabolik. Peningkatan leukosit dalam darah menunjukan adanya
proses infeksi atau peradangan dalam tubuh. Sesuai fungsinya dalam perahan
tubuh, leukosit akan bermigrasi dari lumen pembuluh darah ke tempat yang
mengalami radang, sehingga saat proses peradangan berlangsung terjadi
peningkatan jumlah leukosit semakin tinggi jumlah leukosit menandakan proses
peradangan yang hebat dan semakin luas daerah peradangannya.15
Peelitian yang dilakukan oleh Beltran et al di Rumah Sakit De Ovalle Chili,
menyimpulkan bahwa jumlah leukosit dapat membantu menegakkan diagnosis
apendisitis. Beberapa jam setelah terjadinya proses peradagan dalam tubuh
leukosit akan dikeluarkan dari pembluh darah menunju jaringan yang meradang.
Peningkatan jumlah leukosit dikarenakan dilepaskannya mediator-mediator
kimiawi dan faktor penginduksi luekositosis secara bersamaan dari jaringan yang
meradang. Faktor-faktor ini akan masuk kedalam pembuluh dara dan merangsang
peepasan leukosit yang terdapat didalam sumsum tulang menuju tempat yang
terinflamasi.

LAMA PERAWATAN

Perkembangan global dan perubahan gaya hidup manusia tahun terakhirdi


Indonesia, masyarakat Indonesia megalami perkembangan dan peningkatan angka
kesakitan dan kematian. Untuk mengatasi berbagai macam keluhan penyakit,
berbagai tindakan telah dilakuakn ,mulai dari tindakaan yang paling ringan yaitu
secara konservatif atau non bedah sampai pada tindakan yang paling berat yaitu
operatif atau tindakan bedah.

Data WHO menunjukan bahwa selama lebih dari satu abad, peawatan bedah
telah menjadi komponen penting dari perawatan kesehatan di seluruh dunia. Data
tabulasi Nasional Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2009,
menjabarkan bahwa tindakan edah menempati ururtan ke-11dari 50 pola penyakit
di Indonesia dengan presentase 12,8% dan diperkirakan 32% diantaranya
merupakan bedah laparatomi.

Laparatomi merupakan jenis operasi bedah mayor yang dilakukan di daerah


abdomen. Pembedahan dilakukan dengan penyayatan ada lapisan-lapisan dinding
abdomen untuk mendapatkan baian organ abdomen ang mengalai masalah seperti
hemoragi, perforasi, kanker, dan obstruksi. Sayatan pada bedah laparatomi
menimbulkan luka yang berukuran besar dan dalam berdampak terhadap
perubahan pola penyakit. Selama beberapa sehingga membuthkan waktu
penyembuhan yang lama dan perawatan berkelanjutan, pasien akan menerima
pemantauan selama di umah sakit dan mengharuskan pasien mendapat pelayanan
rawat inap selama beberapa hari.16

Lama rawat inap atau length of stay (LOS) aalah salah satu unsur atasu aspek
asuhan dan pelayanan di rumah sakt yang dapat dinilai atau diukur. Lama rawat
inap pasien pasca operasi laparatomi merupakan jumlah hari rawat pasien sejak
menjalani operasi sampai saat pasien sembuh da dapat dipulangkan.17

Penyembuhan atau pemulihan pasca operasi pengangkatan kandung empedu


atau kolesistektomi membutuhkan waktu yang lama awat inap dirumah sakit
selama tida sampe lima hari da masa pemulihan sedikitnya membutuhkan waktu
selama empat minggu. Hal ini juga serupa dengan lama perawatan pasca seksio
sesarea yang dijabarkan oleh Kasdu (2003), dimana dibutuhkan waktu perawtana
normal selama tiga sampai lima hari dan proses pengangkatan jahitan pasca
operasi bersih adalah lima sampai tujuh hari sesuai dengan penyembuhan luka
yang terjadi.18

Dalam penelitian dinyatakan bahwa lama hari rawat pada pasien pasca operasi
bervariasi yaitu tujuh sampai 30 hari dengan rata-rata hari rawat antara tujuh
samapi 14 hari sebanyak 74,2 % dan lama perawatan jangka panjang (lebih dari
14 hari ) sebanyak 25,8%.17

Lama perawatan yang memanjang disebabkan karena beberapa faktor , yaitu


faktor ekstrinsik an faktor intrinsik. Faktor ekstrinsik terdiri dri dari pemenuh
nutrisi yang tidak adekuat, teknik operasi, obat-obatan, dan manajemen luka.
Sedangkan faktor intrinsik terdiri dari usia, ganggua sirkulasi, nyeri dan penyakit
penyerta. Faktor lainnya adalah mobilisasi.19

Anda mungkin juga menyukai