Anda di halaman 1dari 26

BAB 1

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dijelaskan hal-hal yang berkaitan dengan topik
penelitian secara umum, meliputi latar belakang penelitian, pertanyaan
penelitian, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, ruang lingkup laporan
penelitian berupa ruang lingkup materi, ruang lingkup wilayah dan ruang
lingkup waktu, serta metodologi penelitian dan sistematika penulisan
laporan.

1.1 Latar Belakang


Kota Bandung merupakan ibu kota Provinsi Jawa Barat sekaligus
merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia. Hal tersebut
berpengaruh terhadap jumlah penduduk yang ada di Kota Bandung,
menurut data dari Badan Pusat Statistik, pada tahun 2016 jumlah penduduk
di Kota Bandung adalah sekitar 2.490.620 jiwa atau merupakan yang
terbesar diantara kota lain di Provinsi Jawa Barat. Salah satu implikasi dari
tingginya jumlah penduduk tersebut adalah tingginya jumlah kendaraan
bermotor di Kota Bandung, menurut data dari Badan Pusat Statistik, pada
tahun 2016 jumlah kendaraan bermotor pribadi roda empat dan roda dua
di Kota Bandung adalah sekitar 1.701.614 buah dan merupakan yang
terbesar diantara kota atau kabupaten lain di Provinsi Jawa Barat.
Tingginya jumlah kendaraan berpengaruh terhadap kemacetan yang terjadi
di Kota Bandung.
Kemudian menurut Dudi Prayudi, Kepala Bidang Transportasi dan
Parkir Dinas Perhubungan Kota Bandung selain dari jumlah kendaraan yang
benyak, jalan di Kota Bandung yang relatif sempit serta banyaknya
persimpangan membuat Kota Bandung sulit terhindar dari kemacetan.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung untuk
mengurangi kemacetan adalah menyediakan trotoar yang aman dan
nyaman untuk pejalan kaki yaitu dengan melakukan revitalisasi sejumlah
trotoar yang ada di Kota Bandung, menurut Sekretaris Dinas Pekerjaan
Umum Kota Bandung, Agus Syarifudin. Kemudian menurut walikota

1
Bandung Ridwan Kamil, revitalisasi trotoar juga dilakukan untuk memenuhi
hak yang dimiliki oleh pedestrian dan salah satu revitalisasi trotoar yang
dianggap paling berhasil adalah revitalisasi trotoar di Jalan Dago. Oleh
karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi dan
pengalaman masyarakat terhadap fasilitas trotoar di Jalan Dago saat ini.

1.2 Pertanyaan Penelitian


Dari latar belakang diatas dapat dibuat beberapa pertanyaan penelitian.
Adapun pertanyaan penelitiannya adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana persepsi masyarakat terhadap kondisi fasilitas trotoar di
Jalan Dago?
2. Bagaimana pengalaman masyarakat terhadap trotoar di Jalan Dago?

1.3 Tujuan dan Sasaran


Tujuan :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi persepsi dan
pengalaman masyarakat terhadap fasilitas trotoar di Jalan Dago.

Sasaran :

Sasaran dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui persepsi masyarakat terhadap konsisi trotoar di Jalan


Dago.
2. Mengetahui pengalaman masyarakat terhadap trotoar di Jalan Dago.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dari penelitian ini terdiri atas ruang lingkup materi, ruang
lingkup wilayah, dan ruang lingkup waktu.

1.4.1 Ruang Lingkup Materi


Ruang lingkup materi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah persepsi dan pengalaman masyarakat yang berusia diatas 50
tahun terhadap kondisi trotoar di Jalan Dago. Adapun variabel yang
ditinjau adalah kondisi, kelayakan, kemanan, kenyamanan,

2
kemudahan, dan harapan untuk kondisi trotoar di Jalan Dago ke
depannya.

1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah


Ruang lingkup wilayah untuk pengambilan data pada penelitian
ini adalah trotoar di Jalan Dago, dari daerah Pasar Simpang hingga
Jalan Layang Pasopati yang akan ditunjukkan oleh peta berikut.

Gambar 1.1 Peta Deliniasi Wiliayah Penelitian

Sumber : Google.Maps , 2018

1.4.3 Ruang Lingkup Waktu


Waktu pengambilan data dilakukan pada tanggal 17 – 20 April
2018. Kemudian, waktu untuk pembuatan laporan dilakukan pada
tanggal 27 - 30 April 2018.

1.5 Metodologi Penelitian

Metoda penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini


mencakup dua hal, yaitu metoda pengumpulan data dan metoda analisis
data.

3
1.5.1 Metoda Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data primer yang digunakan didapat melalui wawancara enam
orang masyarakat pengguna trotoar di Jalan Dago yang berusia
diatas lima pukuh tahun.
2. Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan didapatkan melalui tinjauan
buku dan literatur ilmiah terkait serta melalui data dari web
resmi Badan Pusat Statistik.

1.5.2 Metoda Analisis Data


Metoda analisis data yang digunakan pada penelitian ini
adalah metode analisis deskriptif dengan menggunakan aplikasi
Atlas.ti.

1.6 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan laporan praktikum ini adalah sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan
Pada bagian pendahuluan, penulis menguraikan latar belakang pembuatan
laporan, pertanyaan penelitian, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai,
ruang lingkup laporan penelitian mencakup ruang lingkup materi, ruang
lingkup wilayah dan ruang lingkup waktu, serta metodologi penelitian dan
sistematika penulisan laporan.

Bab II Dasar Teori


Pada bab ini, penulis akan menjelaskan tentang teori pengalaman , teori
persepsi, teori analisis kualitatif, serta penggunaan analisis kualitatif
menggunakan aplikasi Atlas.ti.

Bab III Hasil Wawancara


Pada bab ini, penulis akan memaparkan hasil dari wawancara yang telah
dilakukan terhadap enam orang responden.

4
Bab VI Analisis
Pada bab ini, penulis akan menjelaskan tentang agenda pengkodean,
persepsi, pengalaman serta interpretasi terhadap bidang perencanaan
wilayah dan kota.

Bab V Kesimpulan dan Saran


Pada bagian penutup, penulis menyimpulkan hasil penelitian dari analisis-
analisis yang telah dipaparkan di bab sebelumnya, dan memberikan saran
terhadap studi dan praktikum.

5
BAB 2
DASAR TEORI

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai dasar teori yang digunakan seperti teori
pengalaman, teori persepsi, teori trotoar, teori analisis kualitatif, serta
Pengunaan analisis kualitatif menggunakan aplikasi Atlas.Ti.

2.1 Teori subtansi

Penjelasan teori secara singkat yang berkaitan dengan substansi yang


digunakan dalam penelitian.
2.1.1 Teori Tentang Pengalaman
Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami,
dijalani maupun dirasakan, baik sudah lama maupun yang baru saja
terjadi (Mapp dalam Saparwati,2012). Pengalaman dapat diartikan
juga sebagai memori episodik, yaitu memori yang menerima dan
menyimpan peristiwa yang terjadi atau dialami individu pada waktu
dan tempat tertantu, yang berfungsi sebagai referensi otobiografi
(Bapistaet al,dalam Saparwati, 2012). Pengalaman adalah
pengamatan yang merupakan kombinasi pengelihatan, penciuman,
pendengaran serta pengalaman masa lalu (Notoatmojo dalam
Saparwati, 2012). Dari beberapa pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa pengalaman adalah sesuatu yang pernah dialami,
dijalani maupun dirasakan yang kemudian disimpan dalam memori.
Pengalaman merupakan peristiwa yang tertangkap oleh panca indera
dan tersimpan dalam memori. Pengalaman dapat diperoleh ataupun
dirasakan saat peristiwa baru saja terjadi maupun sudah lama
berlangsung. Pengalaman yang terjadi dapat diberikan kepada siapa
saja untuk digunakan dan menjadi pedoman serta pembelajaran
manusia. (Notoatmojodalam Saparwati,2012)
Setiap orang mempunyai pengalaman yang berbeda walaupun
melihat suatu obyek yang sama, hal ini dipengaruhi oleh : tingkat
pengetahuan dan pendidikan seseorang, pelaku atau faktor pada

6
pihak yang mempunyai pengalaman, faktor obyek atau target yang
dipersepsikan dan faktor situasi dimana pengalaman itu dilakukan.
Umur, tingkat pendidikan, latar belakang sosial ekonomi, budaya,
lingkungan fisik, pekerjaan, kepribadian dan pengalaman hidup
setiap individu juga ikut menentukan pengalaman. (Notoatmojo
dalam Saparwati,2012) Pengalaman setiap orang terhadap suatu
obyek dapat berbeda – beda karena pengalaman mempunyai sifat
subyektif, yang dipengaruhi oleh isi memorinya. Apapun yang
memasuki indera dan diperhatikan akan disimpan di dalam
memorinya dan akan digunakan sebagai referensi untuk menanggapi
hal yang baru.

2.1.2 Teori Tentang Persepsi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:759), “persepsi adalah


tanggapan langsung dari suatu serapan atau proses seseorang
mengetahui beberapa hal melalui panca indera”. Sedangkan menurut
Imam Muchoyar ( 1991:24 ), persepsi adalah suatu proses perubahan
seorang terhadap informasi suatu obyek yang masuk pada diri
seseorang melalui pengalaman dengan menggunakan indera-indera
yang dimiliki dan proses tersebut bertahan dengan pemberian arti
atau gambaran atau penginterpretasikan terhadap obyek tersebut.

Menurut pendapat Dimyati Mahmud (1990:45), manusia dalam


mengamati obyek secara psikologis memakai sudut pandangnya
sendiri-sendiri dengan diwarnai oleh nilai-nilai dan kepribadiannya,
karena kondisi manusia tidak selalu statis. Dalam kondisi sadar,
manusia selalu dipengaruhi oleh berbagai stimulus yang ada di
lingkungannya. Stimulus itu akan mengusik manusia melalui indera
dengan penglihatan maupun indera lainnya. Stimulus yang
mendapatkan tanggapan terbesar adalah stimulus yang mempunyai
intensitas rangsangan yang terbesar pula. Stimulus yang mampu
memberikan rangsangan cukup besar yaitu yang melibatkan banyak
organ dan indera manusia. Persepsi seseorang tentang suatu oybek,

7
kejadian atau informasi sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor
internal dan eksternal (Dimyati Mahmud, 1990:45).

Faktor internal meliputi kemampuan dan ketajaman alat indera


dan perhatian yang terkonsentrasi. Sedangkan faktor eksternal yaitu
rangsangan yang jelas. Meskipun alat indera seseorang cukup baik dan
sehat tetapi jika kurang terkonsentrasi maka persepsi seseorang
terhadap suatu obyek sangat mungkin menjadi berlainan. Begitu pula
jika faktor internalnya telah terpenuhi tetapi faktor eksternalnya
tidak memberikan rangsangan yang cukup apalagi informasinya
kabur, maka persepsi seseorang terhadap suatu obyek tersebut
menjadi berbeda (Dimyati Mahmud, 1990:47-49).

2.1.3 Teori Tentang Trotoar


`Menurut keputusan Direktur Jenderal Bina Marga
No.76/KPTS/Db/1999 tanggal 20 Desember 1999 yang dimaksud
dengan trotoar adalah bagian dari jalan raya yang khusus disediakan
untuk pejalan kaki yang terletak didaerah manfaat jalan, yang diberi
lapisan permukaan dengan elevasi yang lebih tinggi dari permukaan
perkerasan jalan, dan pada umumnya sejajar dengan jalur lalu lintas
kendaraan.
Menurut Iswanto (2006), elemen-elemen pendukung yang harus
terdapat pada jalur trotoar yaitu :
1. Lahan parkir kendaraan bermotor.
2. Saluran air baik yang tertutup maupun terbuka.
3. Sarana penghijauan jalan.
4. Tempat sampah
5. Halte bus
6. Telepon umum.
Dalam Petunjuk Perencanaan Trotoar (1990), untuk dapat
memberikan pelayanan yang optimal kepada pejalan kaki, trotoar
harus diperkeras, diberi pembatas (dapat berupa kereb atau batas
penghalang) dan diberi elevasi tinggi dari permukaan perkerasan
jalan. Tipikal konstruksi trotoar dapat dibuat antara lain dari blok
beton, beton atau plesteran. Permukaan trotoar harus rata dan

8
mempunyai kemiringan melintang 2-4 % supaya tidak terjadi
genangan air. Kemiringan memanjang trotoar disesuaikan dengan
kemiringan memanjang jalan dan disarankan kemiringan memanjang
maksimum 10%. Namun pada kenyataannya saat ini trotoar sudah
banyak yang di salah gunakan dan banyak mengalami perubahan, baik
secara fisik maupun fungsi. Karena perubahan tersebut pada saat ini
berkembang dengan pesat sehingga beberapa trotoar di Bandung
jarang digunakan atau dapat dikatakan tidak lagi dilewati. Karena
pejalan kaki sering harus turun ke jalan raya sebagai pengganti
trotoar. Selain itu trotoar bukan tempat untuk parkir karena bentuk
fisik trotoar, lebar dan tinggi diatur sedemikian rupa agar pejalan
kaki dapat berjalan dengan nyaman. Dengan adanya kendaran
bermotor yang pakir diatas trotoar, secara otomatis akan menjadikan
lebar trotoar semakin sempit, karena lebar trotoar dihitung dari
rating pejalan kaki yang melintas di daerah tersebut. Jumlah pejalan
kaki yang melintas harus disertai dengan lebar yang memadai, akan
menjadikan pejalan kaki lebih aman dan nyaman.

2.2 Teori Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif merupakan metoda pengumpulan,


pengorganisasian, dan penginterpretasian data dalam bentuk kata
untuk mendapatkan gambaran tentang realitas dari makna kata-kata
tersebut secara benar. Analisis kualitatif memiliki kelebihan dan
kelemahan sebagai berikut,

Kekuatan:

 Dapat menangkap dan mengkaji fenomena yang terjadi dan


memberikan gambaran terhadap objek secara utuh.
 Berhasil mengungkapkan lebih dari sekedar deksipsi kejadian.

Kelemahan:

 Kurang memiliki dasar teoritis yang kuat terhadap variabel yang


diamati.

9
 Konformitas hasil dengan literatur pendahulu sulit dinilai karena
variasi konteks dalam setiap kasus yang besar.
 Variasi konteks dari setiap kasus yang ditemukan menjadikan
sulitnya mengeneralisasi temuan.
 Replikasi sulit dilakukan karena subjektivitas peneliti yang
dipengaruhi konteks masalah.
 Membutuhkan waktu yang lama di lapangan karena peneliti harus
turun langsung.

Pengumpulan data kualitatif diawali dengan menentukan sumber


data. Data harus mampu menjelaskan gejala sosial secara utuh.
Sampeh hanya sumber yang dapat memberikan informasi yang
diambil dengan menemukan iformasi keunci yang penuh dengan
informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Pemilihan sampel
dapat ditentukan melalui teknik Pursosive Sampling, yaitu pemilihan
sampel secara sengaja dengan tujuan terentu dan Snowball Sampling,
yaitu pemilihan responden sampel yang dapat memberikan informasi
hingga mencapai taraf kejenuhan dan ketuntasan.

Data yang telah didapat, kemudian diolah melalui proses yang


terdiri dari dua tahap, yaitu pemberian kode siklus pertama dan
pemberian siklus ke dua. Pemberian kode siklus pertama (Open
Coding) merupakan proses pemberian kode/label untuk menjelaskan
suatu data/teks ke dalam infromasi yang sederhana. Tujuan
pemberian kode tersebut untuk mengelompokkan hasil data agar
peneliti bisa dengan cepat menemukan, dan mengelompokan segmen
yang berkaitan dengan pertanyaan penelitian, hipotesis atau tema
penelitian.

Kode dapat dikembangkan melalui 2 pendekatan, yaitu deductive


code dan inductive code. Deductive code merupakan pengembangan
kode sebelum pengeumpulan data dimana kode-kodenya dihasilkan
dari kerangka konseptual, pertanyaan penelitian, dan variabel yang
digunakan peneliti. Lain halnya dengan inductive code yang
dikembangkan setelah atau selama pengumpulan data sehingga lebih

10
terbuka dengan keumungkinan yang ada di lapangan. Untuk
pemberian siklus pertama dapat dilakukan melalui 3 pendekatan,
yaitu:

 Deskriptif: Merangkum data dalam satu kata atau kalimat pendek.


 In Vivo: Menggunakan kata dari bahasa partisipan sebagai kodenya.
 Proses: Menyiratkan tindakan dan dinamika waktu.

Pemberian kode siklus pertama dapat dilakukan dengan metode


pengalaman subjektif, yaitu emotion (emosi/pengalama), values
(nilai, sikap,keyakinan), dan evaluating (penilaian). Setelah
pemberian kode siklus pertama, berikutnya adalah pemberian kode
siklus kedua (aksial code). Pola pengkodean yang dilakukan
merupakan upaya mengelompokan hasil pengkodean sebelumnya ke
jumlah yang lebih kecil dengan pola yang biasanya terdiri dari 4
fungsi, yaitu kategori/tema, penyebab/penjelasan, hubungan antar
manusai, dan konstruksi teoritis.

Data yang diolah dapat ditampilkan dalam 3 bentuk, yaitu Narasi


(menyampaikan hasil penelitian dengan suatu paragraf/cerita),
Matriks (menyederhakan tampilan dengan ilustrasi), dan Jejaring
(menunjukan keterhubungan kode dan klaster hasil penelitian)

2.3 Penggunaan Analisis Kualitatif dengan Aplikasi Atlas.ti

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai prosedur dari Analisis


kualitatif menggunakan aplikasi Atlas.ti. Berikut merupakan langkah-
langkah melakukan pengkodean,
1) Pilih Create new Project > Beri Nama > Klik Create.
2) Add document(s) > Add file(s) > Masukkan file yang akan dianalisis.
3) File dapat di masukan lebih dari satu yang dimana nantinya berbentuk
tab baru.
4) Drag kata/kalimat yang akan dianalisis > klik kanan > klik Open Coding
> Beri nama kode.
Setelah melakukan Open Coding lalu dilakukan Aksial Code

11
5) Pilih Home > Lalu Codes pada tab Managers > Pilih kode yang sejenis
> Klik kanan > New Code Group
6) Berikan Comment untuk setiap kode.
7) Buka Code Managers > Excel Export (tab Codes) > Pilih filtered Items
> Centang Code, comment, code groups> Export > Excel akan
terbuka.
8) Pada bagian Explore > Klik Networks > Create Network (di bagian
atas) > lalu beri nama > Create
9) Code Managers > Select All > Drag ke New Network.
10) Pilih salah satu kode > Tahan titik merah di kiri atas > Arahkan ke
kode lain > Pilih hubungannya.
11) Pilih salah satu kode > klik kanan > Import Neighbors > Import Group
Neighbors. Untuk membuat hubungan baru
12) Pada New Network > Klik Relation Manager di bagian Links > New
Relation
13) Klik tanda hubungan > Kilk kanan
Untuk mengubah ke bentuk image
14) Klik Import/Eksport > Eksport Bitmap.

12
BAB 3
HASIL WAWANCARA

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai konteks wawancara, konten


wawancara, serta komentar keberjalanan wawancara dari wawancara yang telah
dilakukan kepada semua narasumber.

3.1 Narasumber 1

1. Konteks Wawancara
Pada wawancara narasumber pertama, kami mewawancarai lelaki yang
berumur 58 tahu bernama Pak Suherman. Kami melakukan wawancara
ketika sore hari, setelah hujan dan ketika itu suasana tidak terlalu ramai.
Sebelum diwawancara, narasumber sedang duduk santai di bangku yang ada
di trotoar, sehingga kami memilih beliau sebagai narasumber. Kemudian
kami meminta izin dan bertanya kesediaan beliau untuk diwawancarai.
Kami melakukan wawancara sembari duduk di bangku troroar Jalan Dago
dan ketika diwawancarai narasumber terlihat sangat antusias sehingga
bercerita sangat panjang lebar dan wawancara yang terjadi pun sangat
mengalir dan menyebabkan waktu wawancara menjadi sedikit lama.

2. Konten Wawancara
Ketika wawancara, di awal kami menanyakan tentang pertanyaan
pembuka yaitu tentang intensitas serta pengalaman narasumber dalam
berjalan kaki di trotoar Jalan Dago, kemudian membahas tentang persepsi
narasumber terhadap kondisi trotoar di Jalan Dago itu sendiri yang
dijabarkan dalam pertanyaan mengenai fasilitas di trotoar Jalan Dago,
kondisi kenyamanan, perbedaan kondisi antara sebelum dan sesudah
dilakukan renovasi, masalah yang ditemukan menurut narasumber serta
harapan narasumber untuk kondisi trotoar di Jalan Dago ke depannya. Dan
salah satu poin penting yang didapat dari wawancara dengan narasumber
adalah tentang fasilitas shelter bagi penumpang kendaraan umum yang
belum tersedia di trotoar Jalan Dago.

13
3. Komentar Keberjalanan Wawancara
Wawancara yang dilakukan terhadap Pak Suherman sangat terbuka
karena narasumber sendiri sangat antusias dan serius dalam menjawab
pertanyaan yang kami berikan, dan menurut kami jawaban- jawaban yang
diberikan narasumber sangat lengkap dalam artian narasumber tidak pelit
dalam menjawab pertanyaan yang kami berikan.

3.2 Narasumber 2

1. Konteks Wawancara
Pada wawancara yang kedua kami mewawancarai Pak Endang, seorang
lelaki yang berusia 75 tahun. Kami melakukan wawancara ketika siang hari
saat kondisi ramai, ketika itu narasumber sedang berdiri di daerah trotoar
dan kami meminta izin kepada narasumber untuk di wawancara,
narasumber pun bersedia dan kami melakukan wawancara sembari duduk
di pangkalan ojek yang ada di daerah trotoar Jalan Dago karena ternyata
Pak Endang sendiri adalah pengemudi ojek pangkalan di trotoar Jalan Dago.
Pada awal kami melakukan wawancara narasumber terlihat antusias dalam
menjawab pertanyaan yang kami berikan namun di akhir wawancara beliau
menjawab secara terburu- buru karena harus mengantarkan penumpang
ojeknya. Namun pertanyaan yang kami berikan ddapat terjawab semua oleh
narasumber.

2. Konten Wawancara
Ketika wawancara, di awal kami menanyakan pertanyaan pembuka yaitu
tentang intensitas serta pengalaman narasumber dalam berjalan kaki di
trotoar Jalan Dago dan kecenderungan narasumber untuk lebih memilih
antara berjalan kaki atau menggunakan kendaraan bermotor karena
narasumber sendiri adalah seorang tukang ojek di sekitar trotoar Jalan
Dago, kemudian membahas tentang persepsi narasumber terhadap kondisi
trotoar di Jalan Dago itu sendiri yang dijabarkan dalam pertanyaan
mengenai fasilitas di trotoar Jalan Dago, kondisi kenyamanan, perbedaan
kondisi antara sebelum dan sesudah dilakukan renovasi, masalah yang
ditemukan menurut narasumber serta harapan narasumber untuk kondisi

14
trotoar di Jalan Dago ke depannya. Dan salah satu komentar narasumber
terhadap trotoar Jalan Dago adalah ketika hujan trrotoar mengalami banjir
yang lumayan deras sehingga menggangu pengguna jalan.

3. Komentar Keberjalanan Wawancara


Dari wawancara yang dilakukan terhadap Pak Endang, secara keseluruhan
dapat selesai dengan baik namun ada beberapa hal yang terkait konteks
yang menurut sedikit menghambat di akhir keberjalanan wawancara yaitu
karena narasumber harus mengantar penumpang ojeknya sehingga
membuat narasumber menjadi tidak fokus dan wawancara harus segera
diselesaikan.

3.3 Narasumber 3

1. Konteks Wawancara
Pada wawancara berikutnya, kami mewawancarai Ibu Siti Juariyah,
perempuan berusia 77 tahun yang sedang berjalan di trotoar Jalan Dago.
Pada waktu itu kami mewawancarai narasumber ketika siang hari ketika
suasana sedang lumayan ramai. Kami memilih beliau sebagai narasumber
karena beliau terlihat sangat rama dan juga sedang tidak sibuk. Kami
terlebih dahulu meminta kesediaan dari narasumber untuk di wawancara.
Kami melakukan wawancara sembari berdiri di tempat rindang yang ada di
sekitaran Jalan Dago. Saat di wawancara terlihat narasumber sangat
antusias dan ekspresif dalam menjawab bahkan sedikit banyak
menceritakan tentang pribadinya. Akhirnya wawancara berjalan sangat
mengalir dan menarik

2. Konten Wawancara
Pada awal wawancara kami menanyakan pertanyaan pembuka yaitu
tentang intensitas serta pengalaman narasumber dalam berjalan kaki di
trotoar Jalan Dago dan kecenderungan narasumber untuk lebih memilih
antara berjalan kaki atau menggunakan kendaraan bermotor, kemudian
membahas tentang persepsi narasumber terhadap kondisi trotoar di Jalan
Dago itu sendiri yang dijabarkan dalam pertanyaan mengenai fasilitas di

15
trotoar Jalan Dago, kondisi kenyamanan, perbedaan kondisi antara sebelum
dan sesudah dilakukan renovasi, masalah yang ditemukan menurut
narasumber serta harapan narasumber untuk kondisi trotoar di Jalan Dago
ke depannya. Salah satu komentar narasumber terhadap fasilitas trotoar
Jalan Dago adalah kondisi kebersihan yang kadang masih kurang karena
kesadaran masyarakatnya sendiri.

3. Komentar Keberjalanan Wawancara


Dari wawancara yang dilakukan kepada narasumber, secara keseluruhan
berjalan dengan baik hanya saja terkadang narasumber seringkali bercerita
tentang pribadinya sehingga terkadang jawaban yang diberikan berlainan
dengan konteks yang ditanyakan.

3.4 Narasumber 4

1. Konteks Wawancara
Pada wawancara keempat, kami mewawancara pada hari selasa sore,
setelah cukup lama menelusuri trotoar dago akhirnya kami bertemu dengan
tiga ibu-ibu yang sedang duduk-duduk di trotoar Jalan Dago. Dari tiga ibu-
ibu yang ada hanya satu yang sesuai kriteria yang di tentukan yaitu diatas
50 tahun. Pada saat itu keadaan gerimis dan mereka sedang menunggu
cucu-cucu mereka yang tengah bermain air mancur. Ibu yang kami
wawancarai bernama Ibu Suhana yang berumur 64 tahun dan bertempat
tinggal di daerah Sekelo. Pada saat itu Ibu Suhana bersedia dengan untuk
kami wawancarai karena dia sedang santai hanya menjaga cucu-cucunya.

2. Konten Wawancara
Ibu Suhana sendiri dalam keseharian lebih memilih berjalan kaki di
bandingan menggunakan kendaraan. Ibu Suhana sendiri memilih berjalan
kaki karena menurutnya lebih santai dan ibu suhana ingin menikmati masa
tua nya dengan berjalan kaki karena menurutnya lebih cepat serta. Jika
harus menggunakan kendaraan menurut ibu suhana cukup lama seperti
harus menunngu dulu jika menggunakan angkutan umum belum lagi macet.
Ibu suhana sendiri menggunakan trotoar dago cukup sering terutama di hari
minggu karena terdapat cfd sehingga dipergunakan juga sebagai hiburan

16
untuk melepaskan penat bagi ibu suhana. Menurut ibu suhana trotoar Jalan
Dago sendiri sudah cukup nyaman, karena ibu suhana sendiri sering
menggunakan sehingg menurutnya nyaman. Namun menurut ibu suhana
sendiri kenyaman yang dia rasakan belum tentu juga dirasakan oleh orang
lain. Selain itu juga permasalah PKL yang menggunakan trotoar
mengganggu kenyamanan karena menghalangi dan menggangu. Selain itu
di trotoar Jalan Dago memiliki pemandangan yang indah yang membuat ibu
suhana merasa lebih nyaman. Menurut narasumber keamanan di trotoar
sangatlah penting karena banyak anak kecil apalagi mereka yang sering
membawa anak kecil sehingga faktor keamanan sangat di perhtikan. Jadi
perlu ada nya pengawasan di trotoar agar tidak ada tindak kejahatan yang
terjadi.

Harapan dari ibu suhana sendiri ingin diadakan tempat khusus untuk PKL
yang telah digurus karena menurutnya sepanjang Jalan Dago sulit untuk
mencari makan. Ibu suhana berpikir bahwa kalo nongkrong-nongkrong aja
lama kelamaan lapar dan butuh minum juga tetapi sulit didapat. Selain itu
juga di perbanyak fasilitas untuk anak-anak, karena mereka sering
membawa anak-anak dan juga agar anak-anak bisa lebih nyaman dan aman
saat menggunakan trotoar.

3. Komentar Keberjalanan Wawancara


Dari wawancara yang dilakukan kepada narasumber, secara keseluruhan
berjalan dengan baik dan narasumber cukup terbuka,di sela wawancara
tekadang kami melakukan canda tawa. Hanya saja terkadang teman Ibu
Suhana juga ikut menjawab pertanyaan yang diberikan sehingga Ibu Suhana
menjadi tidak fokus.

3.5 Narasumber 5

1. Konteks Wawancara
Pada wawancara kelima, kami mewawancarai pada hari sabtu siang, saat
itu Narasumber baru saja keluar dari Bank yang ada di Jalan Dago.
Narasumber sendiri bermana Ibu Erna yang berumur 53 tahun, dia
bertemapt tinggal di sekitaran Gazibu yang lebih tepatnya di belakang

17
Telkom. Pada saat itu keadaan cukup panas, dan Ibu Erna bersedia di
wawancara namun dia meminta agar tidak terlalu lama karena cukup
terburu-buru.

2. Konten Wawancara
Bu Erna sendiri dalam keseharian lebih memilih kendaraan karena lebih
cepat dan Ibu Erna juga sudah cukup tua sehingga tidak kuat jika harus
berjalan jauh. Ibu Erna sendiri tidak terlalu sering ke daerah trotoar Jalan
Dago,pling hanya ke CFD atau seperti saat di wawanara yang sedang
memiliki urusan. Menurut Ibu Erna sendiri trotoar Jalan Dago sudah tertata
dan bagus, karena jika di bandingkan dulu maka sudah lebih baik. Dahulu
itu trotoar Jalan Dago itu jalannya rusak, namun sekarang sudah bagus dan
banyak tanaman serta bunga-bungan jadi banyak pemadangan.
Menurut Bu Erna sendiri aspek penting untuk trotoar adalah kebersihan
Karena kalo kotor itu orang akan jadi malas untuk jalan. Selain itu keadaan
trotoar harus jalannya bagus, nyaman dan saat malam juga penerangannya
cukup. Cuma menurut Ibu Erna sendiri di trotoar kurang tempat untuk
buang sampah. Sehingga untuk membuang sampah. Untung saja suda ada
yang membersihkan sehingga trotoar selalu bersih. Harapan kedepannya
mungkin diperbanyak pembangunan serta penambahan tempat sampah di
trotoar Jalan Dago.
3. Komentar Keberjalanan Wawancara
Dari wawancara yang dilakukan kepada narasumber, secara keseluruhan
berjalan dengan lancar dan narasumber terbuka, namun narasumber cukup
terburu buru sehingga data yang di dapat tidak terlalu banyak.

3.6 Narasumber 6

1. Konteks Wawancara
Pada wawancara keenam, kami mewawancara pada hari kamis sore, pada
saat itu kami bertemu dengan seorang bapak-bapak yang baru saja keluar
dari sebuah toko makanan yang berada di jalan dago, setelah itu kami
meminta izin untuk mewawancarai. Narasumber yang kami wawancarai
bernama Bapak Mamat yang berumur 60 tahun yang tinggal di daerah dago
atas, pada saat itu Pak Mamat baru saja membeli beberapa makanan untuk

18
acara yang akan diadakan dirumahnya. Pada saat itu kami duduk di sekitar
toko tersebut, serta pada saat itu pun keadaan cuaca cukup mendukung
tidk terlalu panas dan juga tidak hujan.

2. Konten Wawancara
Pak Mamat sendiri dalam keseharian menyusuaikan untuk menggunkan
kendaraan dan berjalan kaki karena di sesuaikan dengan jarak yang akan di
tempuh. Jika jarak relatif dekat maka Pak Mamat memilih berjalan kaki
namun jika jauh maka dia akan memilih menggunakan kendaraan. Kalo
menurut Pak Mamat bejalan kaki di Trotoar Kota Bandung itu cukup nyaman
walau terkadang banyak PKL yang menghalagi sehingga harus jalan di jalan
raya. Namun, saat ini trotoar yang ada di Bandung menurutnya sudah bagus
karena sudah banyak di renovasi antara lain di daerah riau, alun-alun, dan
juga di jalan dago. Untuk trotoar jalan dago sendiri sudah baik dan bagus,
enak di pandang karena terdapat banyak tanaman. Selain itu juga trotoar
di jalan dago sudah nyaman karena sudah tidak ada pkl, namun walau sudah
tidak ada pkl tetapi banyak motor dan mobil yang parkir di trotoar,padahal
menurut Pak Mamat bahwa trotoar diperuntukan untuk pelajan kaki bukan
untuk kendraan. Aspek yang penting untuk trotoar menurut Pak Mamat
sendiri adalah kebesihan karena jika bersih maka orang akan enak untuk
jalan, kalau kotor maka orang akan jadi malas untuk berjalan di trotar.
Selain itu juga PKL dan permasalahan parkir karena itu dapat menggangu
untuk jalan kaki. Akses jalan dago juga cukup mudah karena terdapat
banyak toko sehingga orang akan lebih mudah berdatangan ke jalan dago.
Harapan untuk trotoar jalan dago sendiri Pak Mamat harap bisa rawat saja
apa yang udah ada , dan lebih ditingkatkan juga fasilitaas-fasilitasnya.
Serta buat pkl dan yang parkir paling di tindak lanjuti agar nantiya pejalan
kaki bisa lebih nyaman buat jalan di trotoar.

3. Komentar Keberjalanan Wawancara


Dari wawancara yang dilakukan kepada narasumber, secara keseluruhan
berjalan dengan lancar dan narasumber terbuka, narasumber pun tekadang
menceritakan hal-hal yang pernah ia rasakan saat tinggal di Kota Bandung
semenjak lahir.

19
BAB 4
ANALISIS

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengolahan data menggunakan


analisis kualitatif serta intepretasinya terhadap bidang Perencanaan Wilayah dan
Kota.

4.1 Agenda Pengkodean

Berisi tabel mengenai open coding, axial coding, dan concept.

Tabel 4.1 Agenda Pengkodean


Open coding Axial coding Concept
 Suka, apalagi kalo hari Intensitas Pengalaman
Minggu
 Iya sering
 Biasanya Seminggu
Sekali
 Setiap hari sekalian
Jemput Anak
 Perubahan yang Perbandingan Antara
Terjadi Sebelum dan Setelah
 Dari dulu yang Renovasi
Namanya Jalan Dago
tidak seperti ini
 Jalan Kaki Santai Kecenderungan
 Lebih Suka Berjalan Antara Berjalan Atau
Sekalian Olahraga Naik Motor
 Lebih suka Naik Motor
 Kecenderungan
Bermotor
 Kalau Hujan Banjir Masalah Persepsi
 Pencopetan
 PKL
 Parkir Sembarangan
 Tempat Samapah Fasilitas
Kurang
 Parkir Sembarangan
 Shelter Penumpang
 Tempat Duduk Buat
Santai
 Aksesibiltas Aspek

20
 Keamanan
 Kebersihan
 Kelayakan
 Kemudahan Akses
 Kenyamanan
 Kesadaran Masyarakat Harapan
 Penanganan
Pencopetan
 Pencegahan Banjir
 Peningkatan
Pemeliharaan

Sumber : Hasil Analisis

4.2 Persepsi

Dari hasil wawancara yang dilakukan, kami melihat variabel persepsi


publik melalui beberapa Axial Coding yang telah dibuat yaitu masalah,
fasilitas, aspek, dan harapan, kami memilih variabel tersebut karena kami
menilai bahwa variabel- variabel tersebut adalah variabel yang dirasakan
langsung sendiri oleh narasumber melalui panca indera yang dimiliknya, hal
ini sesuai dengan teori yang telah disebutkan pada bab kedua. Kemudian
dari jawaban yang telah diperoleh melalui wawancara terhadap
narasumber dapat dikatakan bahwa sebagian besar narasumber
mengatakan bahwa kondisi trotoar di Jalan Dago saat ini sudah memenuhi
beberapa aspek yang dianggap penting yaitu keamanan, kenyamanan,
kelayakan, dan kemudahan akses. Dari kenyamanan dan keamanan, trotoar
Jalan Dago dapat dikatakan baik menurut seluruh narasumber karena saat
ini sudah tersedia fasilitas- fasilitas pendukung seperti bangku, meja dan
juga keadaan jalurnya yang sudah rata dan tidak berlubang dan keadaannya
sangat berbeda dibandingkan sebelum renovasi dulu. Namun ada beberapa
persepsi narasumber yang mengatakan bahwa saat ini fasilitas di trotoar
Jalan Dago masih sedikit belum lengkap karena belum ada shelter untuk
penumpang kendaraan umum dan juga tempat sampah yang belum tersedia
banyak sehingga berdampak pada aspek kebersihan yang kurang baik
menurut narasumber karena banyak dari masyarakat yang membuang

21
sampah sembarangan karena belum tersedianya tempat sampah secara
menyeluruh.

Kemudian, dibalik kondisi trotoar Jalan Dago yang saat ini sudah lebih
baik saat ini, terdapat beberapa permasalahan menurut narasumber yang
sedikit banyak mengganggu kondisi trotoar Jalan Dago yaitu banjir yang
terjadi ketika hujan dimana banjir tersebut dinilai lumayan deras hingga
dapat mengganggu pejalan kaki yang melintas, adapun penyebab dari
banjir tersebut menurut narasumber adalah letak lubang saluran air yang
salah sehingga air tidak dapat mengalir ke dalam saluran serta seringkali
lubang saluran tersebut tersumbat oleh sampah. Selanjutnya adalah
banyaknya masyarakat yang parkir sembarangan di trotoar Jalan Dago
sehingga menghalangi pejalan kaki yang lewat yang menurut meraka hal
tersebut disebabkan oleh tidak tersedianya tempat parkir untuk umum.
Kemudian, masalah yang dikeluhkan oleh narasumber adalah masalah PKL
yang seringkali berdagang di sepanjang trotoar sehingga mengganggu jalur
pejalan kaki dan juga menurut narasumber di trotoar Jalan Dago dapat
terjadi pencopetan ketika kita tidak waspada.

Dari semua jawaban yang telah dipaparkan oleh narasumber, secara


umum kondisi trotoar Jalan Dago telah belum memenuhi semua elemen
pendukung yang harus ada di trotoar yang telah dipaparkan pada teori di
bab kedua, adapun elemen yang belum terpenuhi adalah kondisi saluran air
yang tidak berfungsi, tempat sampah, halte bus, serta telepon umum.
Namun untuk telepon umum, dari semua narasumber tidak terlalu
mempermasalahkan keberadaannya karena saat ini sangat jarang orang
yang menggunakan telepon umum.

4.3 Pengalaman

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan kami menganalisis variabel


pengalaman publik melalui Axial Coding yang telah dibuat yaitu intensitas
berjalan kaki, perbandingan kondisi antara sebelum dan setelah renovasi
dan kecenderungan narasumber untuk berjalan atau menggunakan
kendaraan. Kami memilih variabel tersebut karena berdasarkan sesuatu
yang pernah dialami maupun dirasakan langsung oleh narasumber, sesuai

22
dengan teori yang telah disebutkan pada bab kedua. Dari jawaban yang
diutarakan oleh narasumber didapatkan bahwa banyak dari narasumber
yang rutin menggunakan trotoar Jalan Dago ketika Hari Minggu karena di
trotoar Jalan Dago sendiri ketika Hari Minggu terdapat kegiatan Car Free
Day dimana kegiatan tersebut dapat membuat masyarakat tidak
menggunakan kendaraan untuk lewat disana namun berjalan kaki sehingga
menurut kami kegiatan tersebut berguna untuk memaksimalkan fungsi
trotoar. Kemudian menurut pengalaman narasumber sendiri saat ini kondisi
trotoar Jalan Dago sudah sangat berkembang dan sangat baik dibandingkan
dengan kondisinya sebelum di renovasi dahulu, hal itu mendapatkan respon
yang positif dari narasumber. Dan yang terakhir adalah kecenderungan
narasumber untuk berjalan kaki atau menggunakan kendaraan, dari
jawaban yang didapatkan ada sebagian narasumber yang memilih untuk
menggunakan kendaraan dikarenakan di usianya saat ini yaitu diatas 50
tahun sebagian narasumber merasa mudah lelah jika berjalan kaki sehingga
lebih memilih untuk menggunakan kendaraan, namun sebagian narasumber
juga menjawab lebih senang bepergian dengan berjalan kaki dibanding
menggunakan kendaraan untuk alasan kesehatan dan kondisi trotoar dan
menurut narasumber kondisi trotoar di Jalan Dago saat ini telah membantu
narasumber semakin merasa nyaman ketika berjalan di trotoar Jalan Dago.

4.4 Interpretasi Terhadap Perencanaan Wilayah dan Kota

Dalam dasar teori sudah dijelaskan bahwa pengalaman dan persektif


orang akan berbeda antara satu dengan yang lainya dikarenakan banyak
faktor mulai dari apa yang pernah mereka rasakan sampai dari sudut
pandang masing-masing terhadapat suatu objek.

Dari hasil analisis yang telah didapatkan bahwa kondisi trotoar di Jalan
Dago belum sepenuhnya maksimal jika dilihat dari elemen- elemen
pendukung yang harus ada dan juga fungsi dari trotoar itu sendiri. Dalam
konteks ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota, tujuan dari pembangunan
yang dilakukan adalah untuk menyejahterakan masyarakat dan salah satu
tujuan dari pembangunan trotoar di Kota Bandung sendiri adalah untuk

23
memenuhi hak pejalan kaki. Oleh karena itu perlu dilakukan pembangunan
elemen- elemen yang belum terpenuhi yang juga dikeluhkan oleh pejalan
kaki di dalam trotoar tersebut seperti tempat sampah dan shelter untuk
kendaraan umum, karena jika keberadaan trotoar dimaksimalkan sehingga
membuat orang nyaman untuk berjalan kaki maka pada akhirnya trotoar
itu sendiri dapat menjadi sebuah solusi bagi kemacetan yang ada di Kota
Bandung karena masyarakat akan merasakan sebuah keuntungan dengan
kondisi dan fasilitas yang ada di trotoar sehingga mereka akan lebih
memilih untuk berjalan kaki dibandingkan dengan menggunakan
kendaraan.

Kemudian terkait dengan fungsi trotoar, yaitu pada kenyataannya banyak


dari trotoar yang digunakan untuk berdagang oleh PKL dan juga untuk
parkir oleh masyarakat, hal ini juga perlu di intervensi yaitu dengan cara
melakukan penegasan dan pemberian sanksi kepada pelaku parkir
sembarangan serta penertiban dan sosialisasi terhadap PKL terkait fungsi
trotoar sebenarnya bukan untuk berdagang. Dan kemudian dalam
keberjalanan setelah pembangunan perlu terus dilaksanakan kegiatan
monitoring serta evaluasi yang melibatkan pihak dari masyarakat itu
sendiri. Sehingga dapat memaksimalkan tujuan dari pembangunan itu
sendiri serta mengetahui apa yang terjadi agar dalam pembangunan
selanjutnya dapat lebih baik.

24
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian yang
telah dilakukan serta saran yang penulis berikan terhadap studi maupun
praktikum.

4.1 Kesimpulan

 Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakkukan, didapatkan bahwa


persepsi publik terkait kondisi trotoar di Jalan Dago saat ini dilihat dari
variabel fasilitas, aspek, masalah serta harapan. Dari variabel fasilitas
sebagian besar sudah dinilai sangat baik oleh narasumber meskipun ada
failitas yang dikeluhkan karena tidak ada yaitu tempat sampah, tempat
parkir, serta shelter untuk kendaraan umum. Kemudian dari variabel
aspek sudah dirasakan cukup baik oleh narasumber seperti kenyamanan
dan keamanan yang dikarenakan fasilitas- fasilitas yang telah tersedia.
Dari variabel masalah didapatkan bahwa maslah yang terjadi disebabkan
oleh belum tersedianya beberapa failitas seperti tempat sampah sehingga
membuat masyarakat membuang sampah sembarangan sehingga
menyebabkan banjir terjadi di trotoar. Dan harapan masyarakat adalah
agar tersedianya fasilitas- fasilitas yang belum tersedia tersebut sehingga
dapat menangani masalah yang terjadi.
 Dari pengalaman yang dirasakan bahwa trotoar jalan dago sudah lebih
baik dari sebelum di renovasi, karena terjadi banyak peningkatan
perubahan. Kemudian banyak dari narasumber yang rutin menggunakan
trotoar di Jalan Dago karena adanya kegiatan Car Free Day yang dilakukan
setiap hari Minggu oleh Pemerintah Kota Bandung sehingga dapat
memaksimalkan fungsi trotoar di Jalan Dago itu sendiri.

4.2 Saran
1. Studi
- Perlu adanya penertiban tegas untuk kendaraan yng parkir di atas
trotoar karena mengganggu pelajan kaki yang merupakan

25
pengguna dari trotoar serta membuat trotoar jadi lebih cepat
rusak
- Menambah tempat sampah agar kebersihan lebih terjaga dan
pengguna dapat mudah untuk membuang sampah
- Pembangunan shelter untuk menunggu angkutan umum agar saat
hujan tiba para pejalan kaki pun bisa mudah meneduh dan mudah
untuk melakukan turun-naik angkutan umum

2. Praktikum
- Sebaiknya hasil dari laporan diberikan lebih cepat sebagai bahan
evaluasi dari pembuatan laporan selanjutnya.

26

Anda mungkin juga menyukai