Nur Lia Pangestika-Fitk PDF
Nur Lia Pangestika-Fitk PDF
SKRIPSI
Oleh:
i
ABSTARCT
ii
KATA PENGANTAR
Dalam penyelesaian skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan, dukungan, doa,
dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, rasa terima kasih dan sayang
penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial dan dosen penasehat akademik yang senantiasa
memberikan motivasi dan semangat kepada peneliti untuk menyelesaikan
skripsi ini.
3. Bapak H. Syaripulloh, M. Si., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial yang senantiasa memberikan motivasi dan semangat
kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Dr. Maila Dinia Husnirahim, Ph. D., selaku Dosen Pembimbing I yang
telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing penulis dan dengan
iii
sabar memberikan arahan, nasehat, dan motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Neng Sri Nuraeni, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang juga
telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing penulis dan dengan
sabar memberikan arahan, nasehat, dan motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang tidak bisa
disebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa hormat penulis,
yang telah mendidik dan memberikan banyak ilmu kepada penulis dengan
penuh kesabaran.
7. Seluruh guru dan staf SMA Negeri 5 Depok, terutama Bapak Ahmad
Zarkasih, S. Pd., selaku kepala sekolah yang telah memberikan izin dan
bantuan kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMA Negeri 5
Depok.
8. Siswa dan siswi SMA Negeri 5 Depok yang telah membantu penulis
dalam pengisian kuisioneer penelitian sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
9. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Amin Nurroziqin dan Ibunda Paniati
serta adikku tercinta Rafandra Rizqi Pangestu yang telah memberikan
banyak motivasi,curahan perhatian berupa moril maupun materil serta doa
yang selalu teriring setiap saat.
10. Teman-teman jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial angkatan 2014
khususnya konsentrasi Ekonomi, atas pengalaman yang dijalani bersama
selama perkuliahan.
11. Untuk semua yang secara langsung maupun tidak langsung membantu
penulis dalam menyusun penelitian ini yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Hanya ucapan terimakasih yang mampu penulis sampaikan dan seraya berdoa
mudah-mudahan segala kebaikan yang diberikan memperoleh ganjaran amal
kebaikan yang berlipat ganda oleh Allah SWT. Mudah-mudahan penelitian skripsi
ini dapat bermanfaat. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
iv
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang baik dari
para pembaca.
Penulis
v
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
PERNYATAAN UJI REFERENSI
PERNYATAAN KARYA ILMIYAH
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR TABEL x
DAFTAR LAMPIRAN xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah 5
C. Pembatasan Masalah 5
D. Perumusan Masalah 6
E. Tujuan Penelitian 6
F. Manfaat Penelitian 6
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori 8
1. Landasan Teori 8
2. Kajian Literatur 9
B. Penelitian Relevan 29
C. Kerangkan Berpikir 31
D. Hipotesis Penelitian 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 33
1. Tempat Penelitian 33
2. Waktu Penelitian 33
B. Metode Penelitian 34
C. Populasi dan Sampel 34
vi
1. Populasi 34
2. Sampel 35
D. Teknik Pengumpulan Data 36
1. Angket 36
2. Observasi 40
E. Teknik Analisis Data 41
1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 41
2. Uji Prasyarat 43
a. Uji Asumsi Klasik 43
b. Uji Hipotesis 45
c. Uji Koefisien Korelasi 45
d. Uji Koefisien Determinasi 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 47
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 47
a. Profil Sekolah 47
b. Visi dan Misi Sekolah 49
2. Deskripsi Data 49
a. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 49
b. Tabulasi Angket Pemanfaatan Media Sosial WhatsApp 50
c. Tabulasi Angket Penyebaran Informasi Pembelajaran 59
3. Pengujian Pesyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis 66
a. Uji Asumsi Klasik 66
b. Uji Hipotesis t 70
c. Pengujian Koefisien Korelasi dan
Koefisien Determinasi 70
B. Pembahasan Hasil Penelitian 72
C. Keterbatasan Penelitian 76
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan 77
B. Implikasi 77
C. Saran 78
vii
DAFTAR PUSTAKA 79
UJI REFERENSI
LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
x
Tabel 4.13 Sebagian Besar Guru Di SMAN 5 Depok Memiliki
Kemampuan yang Baik dalam Memanfaatkan
Fitur-Fitur pada Aplikasi WhatsApp 58
Tabel 4.14 Sebagian Besar Guru Di SMAN 5 Depok Sering
Berinteraksi dan Menyebarkan Informasi kepada Siswa
dengan Menggunakan Media Sosial WhatsApp 58
Tabel 4.15 Pihak Sekolah Perlu Membuat Grup dengan Siswa
SMAN 5 Depok 59
Tabel 4.16 Grup yang Dibuat Oleh Pihak Sekolah Saat Ini
Sudah Sering Digunakan untuk Menyebarkan Informasi
Pembelajaran 60
Tabel 4.17 Sebagian Besar Guru di SMAN 5 Depok Sudah
Membuat Grup WhatsApp dengan Siswa 60
Tabel 4.18 Sebagian Besar Guru di SMAN 5 Depok Sering
Membagikan Bahan Ajar Kepada Siswa Melalui
Grup Kelas 61
Tabel 4.19 Sebagian Besar Guru di SMAN 5 Depok Memberikan
Kesempatan Kepada Siswa untuk Berdiskusi
di Grup Kelas 62
Tabel 4.20 Sebagian Besar Guru di SMAN 5 Depok Sering
Memberikan Pengumuman Kepada Siswa Terkait
Kegiatan Pembelajaran Melalui Grup Kelas 62
Tabel 4.21 Sebagian Besar Guru di SMAN 5 Depok Sering
Memanfaatkan Fitur Whatsapp yang Menarik dalam
Menyebarkan Informasi Pembelajaran 63
Tabel 4.22 Seluruh Informasi Pembelajaran yang Diberikan
oleh Guru Menjadi Lebih Jelas Jika Menggunakan
WhatsApp 64
Tabel 4.23 Seluruh Siswa di SMAN 5 Depok Memiliki Grup
WhatsApp 64
Tabel 4.24 Sebagian Besar Siswa di SMAN 5 Depok Sering Membagikan
Materi Pembelajaran Melalui Chat Group 65
xi
Tabel 4.25 Sebagian Besar Siswa SMAN 5 Depok Mendapatkan
Informasi Pembelajaran dengan Mudah dan Cepat Jika
Menggunakan Media Sosial WhatsApp 66
Tabel 4.26 Uji Normalitas 67
Tabel 4.27 Test of Homogeneity of Variances 68
Tabel 4.28 Uji Linearitas 69
Tabel 4.29 Uji Hipotesis t 70
xii
DAFTAR LAMPIRAN
WhatsApp (Variabel X)
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
https://m.liputan6.com/amp/2634027/3-media-sosial-favorit-pengguna-internet-
indonesia
2
https://play.google.com/store/apps/top , diakses pada tanggal 8 April 2018 pukul 21:19
WIB
3
Ibid, diakses pada tanggal 8 April 2018 pukul 21:19
4
Ibid, diakses pada tanggal 8 April 2018 pukul 21:19
1
fitur yang tersedia. Beberapa fitur yang ada pada aplikasi WhatsApp antara
lain Chat Group, WhatsApp di Web dan Desktop, Panggilan Suara dan Video
WhatsApp, Enskripsi End-To-End, Pengiriman Foto dan Video, Pesan Suara,
dan Dokumen. Media sosial WhatsApp melalui bereagam fitur yang
disediakan dapat digunakan untuk kegiatan yang lebih bermanfaat, misalnya
5
untuk pendidikan. WhatsApp dalam dunia pendidikan termasuk ke dalam
teknologi pendidikan yang dapat difungsikan sebagai alat atau media
komunikasi dalam pengelolaan pendidikan dan pengembangan pendidikan. 6
Sebagai pengelolaan pendidikan, fungsi WhatsApp meliputi kegiatan
pengelolaan organisasi kependidikan dan pengelolaan manusia yang terlibat
dalam dunia pendidikan.7 Sedangkan fungsi WhatsApp dalam pengembangan
pendidikan meliputi kegiatan pemanfaatan teknologi pendidikan sehingga
penggunaan fitur-fitur WhatsApp dalam kegiatan pembelajaran dapat
meningkatkan efektifitas pembelajaran.8
Fitur Chat Group misalnya dapat digunakan oleh guru dan siswa untuk
melakukan komunikasi maupun diskusi pembelajaran melalui media sosial
dan penyebaran informasi lain yang terkait dengan kegiatan belajar. Selain itu,
fitur pengiriman dokumen pada aplikasi WhatsApp juga dapat dimanfaatkan
untuk mempermudah siswa dalam mengirimkan tugas maupun media
pembelajaran dalam bentuk power point maupun dokumen sehingga
penyebaran informasi pembelajaran menjadi lebih maksimal. Pemanfaatan
aplikasi WhatsApp selain dalam kegiatan belajar dapat digunakan oleh guru
/pihak sekolah dan wali murid. Pihak sekolah dapat melakukan komunikasi
dengan wali murid melalui fitur WhatsApp seperti pengiriman foto, video, dan
yang lainnya sehingga wali murid dapat memonitor aktifitas siswa di sekolah
dan dapat memperoleh informasi lain seperti pengumuman atau informasi
penting lainnya melalui komunikasi dengan guru atau pihak sekolah. Beberapa
peneliti telah melakukan penelitian terkait pemanfaatan sosial media.
5
Ishak Abdulhak dan Deni Darmawan, Teknologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2015), hlm.110
6
Ibid, h. 110
7
Loc. Cit
8
Loc. Cit
2
Salah satunya adalah Yuyun Linda Wahyuni dari UIN Sunan Kalijaga
yang melakukan penelitian berjudul Efektifitas Komunikasi melalui Aplikasi
WhatsApp (Studi terhadap Guru KPI 2012 di WhatsApp pada Mahasiswa KPI
Angkatan 2012). Penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui nilai dan
intensitas penggunaan aplikasi WhatsApp, bahasa komunikasi yang
digunakan, serta kepuasan mahasiswa dalam berdiskusi di grup KPI 2012
pada aplikasi WhatsApp. Hasil dari penelitian tersebut adalah terdapat
kepuasan dalam menggunakan aplikasi WhatsApp untuk bersosialisasi
terutama di grup KPI 2012 yang ditandai dengan adanya komunikasi yang
efektif. Namun, sebagian mahasiswa kurang ikut berpartisipasi dalam grup
KPI 2012.9
Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini dilakukan untuk
menemukan pengaruh dari pemanfaatan aplikasi WhatsApp terhadap
penyebaran informasi pembelajaran pada tingkat Sekolah Menengah Atas
(SMA). Sebelumnya, peneliti telah melakukan pengamatan pada salah satu
Sekolah Menengah Atas di Depok dan ditemukan informasi bahwa saat ini
pihak sekolah, siswa, maupun guru telah melakukan komunikasi dan
menyebarkan informasi terkait kegiatan pembelajaran melalui WhatsApp.
Komunikasi antara sekolah dan siswa dilakukan melalui Group WhatsApp
yang anggotanya diwakili oleh beberapa Ketua Kelas dan Wali Kelas.
Informasi yang disebarkan biasanya berupa pengumuman kegiatan sekolah
seperti hari libur, jadwal ujian, pembagian hasil belajar siswa, dan lain
sebagainya. Namun, untuk penyebaran informasi yang sifatnya rahasia, pihak
sekolah membuat Chat Group yang anggotanya hanya terdiri dan Kepala
Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, dan Staff Tata Usaha. Tidak hanya pihak
sekolah, guru juga membuat Chat Group dengan siswa agar komunikasi dan
penyebaran informasi pembelajaran menjadi lebih fokus. Guru yang membuat
Chat Group adalah guru mata pelajaran dan juga wali kelas. Berdasarkan
wawancara dengan seorang siswa SMA, diperoleh informasi bahwa melalui
Chat Group tersebut siswa dan guru dapat menyebarkan informasi
9
Yuyun Linda Wahyuni, Skripsi Efektifitas Komunikasi melalui Aplikasi Whatsapp (Studi
terhadap Guru KPI 2012 di Whatsapp pada Mahasiswa KPI Angkatan 2012)
3
pembelajaran seperti membagikan materi pembelajaran dalam bentuk power
point, document, maupun yang lainnya, berdiskusi tentang materi
pemebelajaran, hingga mengirimkan tugas dan memberi kabar terkait absensi
atau kehadiran siswa. Ada beberapa wali kelas yang juga memasukkan orang
tua murid ke dalam Group agar orang tua bisa mengetahui perkembangan dan
kegiatan anak-anaknya di sekolah.
Meskipun siswa sudah masuk ke dalam Chat Group yang dibentuk oleh
guru atau wali kelas, siswa juga memiliki Group tersendiri yang anggotanya
adalah siswa dalam satu kelas yang sama atau seluruh siswa untuk satu
angkatan. Chat Group siswa penggunaannya lebih luas dibanding Chat Group
yang dibuat oleh guru maupun wali kelas. Chat Group siswa digunakan untuk
penyebaran informasi terkait pembelajaran maupun di luar pembelajaran.
Untuk kegiatan pembelajaran, siswa saling berbagi materi pembelajaran dan
berdiskusi. Berdasarkan wawancara dengan siswa SMA Negeri 5 Depok dan
pengamatan peneliti, diketahui bahwa penggunaan WhatsApp dikalangan
siswa SMA lebih dominan adalah untuk kegiatan di luar kegiatan
pembelajaran. Penyebaran informasi di luar pembelajaran dilakukan untuk
berbagi informasi terkait acara angkatan, info beasiswa, info lomba, dan yang
paling sering adalah untuk sekedar berbincang-bincang dan untuk melakukan
transaksi jual beli online.
Meskipun komunikasi dan penyebaran informasi pembelajaran telah
dilakukan menggunakan teknologi WhatsApp, ternyata ada beberapa masalah
komunikasi yang terjadi, yakni bagi wali murid yang tidak memiliki
WhatsApp mengalami kesulitan untuk mendapatkan informasi terkait
perkembangan anaknya di sekolah. Selain itu, bagi siswa yang tidak
menggunakan media sosial WhatsApp atau kurang aktif pada media sosial
WhatsApp juga mengalami kesulitan karena banyak kehilangan informasi
terkait pembelajaran. Bahkan, ketika anggota Group sedang berdiskusi,
banyak siswa yang pasif sehingga diskusi menjadi kurang maksimal.
Meskipun media sosial WhatsApp memudahkan pihak sekolah, guru, dan
siswa dalam berkomunikasi, tetapi berdasarkan pengamatan peneliti masih
sering terjadi miss communication atau kesalah pahaman dalam menerima
4
informasi baik dari pihak sekolah kepada siswa, guru kepada siswa, ataupun
siswa dengan siswa. Hal ini menjadikan penyebaran informasi pembelajaran
masih kurang maksimal meskipun sudah menggunakan WhatsApp.
Dalam penelitian ini, peneliti memilih SMA Negeri 5 Depok sebagai objek
penelitian karena SMA Negeri 5 Depok masih menemukan kendala dalam
penyebaran informasi pembelajaran meskipun sudah menggunakan WhatsApp.
Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh
Pemanfaatan Media Sosial WhatsApp terhadap Penyebaran Informasi
Pembelajaran di SMA Negeri 5 Depok.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, dapat
diidentifikasi beberapa masalah, antara lain:
1. WhatsApp di kalangan pelajar tingkat Sekolah Menengah Atas lebih
dominan digunakan untuk komunikasi non formal atau di luar
pembelajaran
2. Tidak semua siswa menjadi pengguna aktif WhatsApp
3. Sering terjadi kesalah pahaman atau miss communication dalam
penerimaan informasi
4. Tidak semua siswa aktif dalam kegiatan diskusi di grup WhatsApp
5. Sering terjadi gangguan jaringan pada penggunaan media sosial WhatsApp
C. Pembatasan Masalah
Penelitian dibatasi pada pengaruh pemanfaatan media sosial WhatsApp
terhadap penyebaran informasi pembelajaran di SMA Negeri 5 Depok.
D. Rumusan Masalah
Pertanyaan pada penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh
pemanfaatan media sosial WhatsApp terhadap penyebaran informasi
pembelajaran di SMA Negeri 5 Depok?
5
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan media sosial WhatsApp terhadap
penyebaran informasi pembelajaran di SMA Negeri 5 Depok.
Jika tujuan tersebut tercapai, maka kita dapat mengetahui fitur-fitur
WhatsApp yang dapat dimanfaatkan dalam pendidikan, pemanfaatan media
sosial WhatsApp pada tingkat Sekolah Menengah Atas, kendala yang dihadapi
dalam penyebaran informasi, dan Gambaran pengaruh pemanfaatan media
sosial WhatsApp terhadap penyebaran informasi pembelajaran di SMA Negeri
5 Depok
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat baik secara teoritis
maupun secara praktis terhadap pihak sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dan
sumbangsih pemikiran dalam rangka memperkaya khazanah
pendidikan khususnya mengenai pemanfaatan media sosial WhatsApp
dalam penyebaran informasi pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa SMA Negeri 5 Depok, penelitian ini diharapkan
mampu menjadi masukan dalam memanfaatkan WhatsApp sebagai
bagian dari kegiatan pembelajaran sehingga penyebaran informasi
pembelajaran menjadi lebih maksimal.
b. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pemanfaataan media
sosial WhatsApp.
c. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan masukan bagi sekolah, khususnya SMA Negeri 5 Depok
untuk terus memperhatikan dan meningkatkan efektifitas
penyebaran informasi pembelajaran melalui media sosial
WhatsApp.
6
d. Bagi pembuat kebijakan, penelitian ini diharapkan mampu
memberikan masukan agar perkembangan teknologi komunikasi
khususnya media sosial WhatsApp dapat lebih dimaksimalkan
untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan Indonesia.
e. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
referensi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian
tentang pengaruh pemanfaatan media sosial WhatsApp terhadap
penyebaran informasi pembelajaran.
7
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Landasan Teori
Teori yang menjadi landasan pada penelitian ini adalah Teori Media
Baru dan Teori Pemrosesan Informasi. Teori Media Baru dikemukakan
oleh Mark Poster yang isinya mengemukakan bahwa teknologi interaktif
dan komunikasi jaringan khususnya dunia maya, akan mengubah
masyarakat.10 Teori ini menjelaskan bahwa era media baru digambarkan
oleh desentralisasi, komunikasi dua arah, diluar kendali situasi, bersifat
demokratisasi, mengangkat kesadaran individu, dan orientasi individu.
Artinya, media baru memungkinkan adanya komunikasi yang lebih
terbuka dan bersifat fleksibel sehingga manusia dapat mengembangkan
orientasi dalam pengetahuan baru dalam dunia demokratis di masyarakat.11
Teori Pemrosesan Informasi dikemukakan oleh Gagne yang isinya
menganggap bahwa lingkungan memiliki peranan penting dalam belajar.
Dasar asumsi dari teori ini adalah belajar merupakan faktor yang penting
dalam perkembangan, dan perkembangan merupakan hasil kumulatif dari
proses belajar. Menurut teori Gagne, ada delapan fase pada proses
pembelajaran, yakni motivasi, pemahaman, pemerolehan, penahanan,
ingatan kembali, generalisasi, perlakuan, dan umpan balik.12 Teori ini
menjelaskan bahwa dalam kegiatan belajar, pemrosesan informasi akan
berbeda atara individu yang satu dengan individu yang lainnya. Hal ini
ditentukan oleh penafsiran atau interpretasi seseorang terhadap informasi
yang didapatkan melalui lingkungan belajarnya.
Alasan peneliti menggunakan Teori Media Baru dan Teori
Pemrosesan Informasi adalah kedua teori tersebut sesuai dengan topik
penelitian yang membahas mengenai pemanfaatan media sosial terhadap
10
Stephen W. Little Jhon dan Karen A. Foss, Theories of Human Communications 9 ed,
terj. Mohammad Yusuf Hamdan (Jakarta: Salemba Humanika), 2009, h. 379
11
Ibid, h. 379
12
Ishak Abdulhak dan Deni Darmawan, Teknologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2015), hlm.76
8
penyebaran informasi pembelajaran. Media sosial termasuk ke dalam salah
satu jenis media baru dan penyebaran informasi pembelajaran berkaitan
dengan Teori Pemrosesan Informasi yang fokus pada pemahaman peserta
didik berdasarkan informasi yang diterimanya.
2. Kajian Literatur
a. Media Sosial
Media sosial berasal dari dua kata yakni media dan sosial. Media
Menurut KBBI adalah alat, (sarana) komunikasi.13 Beberapa ahli,
seperti Laughey dan Mc Quail dalam Nasrullah juga menjelaskan
bahwa media sosial merupakan alat komunikasi. Berdasarkan
pengertian di atas, daopat dipahami bahwa media merupakan suatu
alat yang digunakan dalam kegiatan komunikasi.14 Kata sosial
menurut KBBI berarti segala sesuatu yang berkenaan dengan
masyarakat. Menurut Fuchs dalam Nasrullah, definisi sosial dalam
media sosial adalah individu yang ada dalam komunitas tidak hanya
ada pada sebuah lingkungan, melainkan harus berkolaborasi dengan
lingkungan lain sehingga tercipta suatu kerja sama karena kerja sama
merupakan karakter dari sosial.15 Berdasarkan pemaparan di atas,
Nasrullah menyimpulkan bahwa:
“Media sosial adalah media di internet yang memungkinkan
peggunanya untuk merepresentasikan dirinya sehingga dirinya
mampu berinteraksi, bekerja sama, berbagi, berkomunikasi dengan
pengguna lain, dan membentuk ikatan sosial secara virtual” 16
13
KBBI Daring, diaskes pada tanggal 4 April 2018
14
Nasrullah, Rulli, Media Sosial (Prespektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi),
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2017), h.3
15
Ibid, h. 7
16
Ibid, h. 11
9
menarik perhatian pengguna lain. Semua informasi yang
dipublikasikan melalui jejaring sosial ini bersifat real time
seperti apa yang sedang terjadi. Jejaring sosial menyediakan
beberapa konten bagi penggunanya sehingga pengguna
memiliki ruang untuk berkomunikasi dan berinteraksi.17
Contoh jejaring sosial adalah Facebook, Instagram, Twitter,
dan Path.18
17
Ibid, h, 11
18
Google Play Store, diakses pada tanggal 9 April 2018 pukul 16:27 WIB
19
Nasrullah, Rulli, Media Sosial (Prespektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi),
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2017), h.42
20
https://www.blogger.com/about/?hl=id diakses pada tanggal 18 April 2018 pukul 12:15
WIB
10
Sedangkan, nusantarahost merupakan salah satu hosting blog
berbayar yang biasanya digunakan untuk kegiatan bisnis.21
Contoh blog dapat dilihat pada Gambar 2.2
21
https://www.nusantarahost.co.id diakses pada tanggal 18 April 2018 pukul 12:17 WIB
22
Nasrullah, Rulli, Media Sosial (Prespektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi),
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2017), h. 43
23
Google Play Store, diakses pada tanggal 9 April 2018 pukul 16:30 WIB
11
Gambar 2.3 Contoh Micro Blog
sumber: Twitter.com diakses pada tanggal pada 4 April 2018
4) Media berbagi (media sharing)
Media sharing adalah sosial media yang menyediakan fasilitas
bagi penggunanya untuk berbagi media seperti dokumen (file),
video, audio, Gambar, dan media yang lainnya. Melalui media
sharing ini, anggota atau pengguna dapat juga menyimpan
berbagai Gambar maupun video secara online. Beberapa
contoh media sharing, antara lain YouTube, Flickr, Photo
bucket, dan juga WhatsApp. YouTube merupakan media sosial
yang digunakan untuk memutar video atau mengunggah video
untuk dibagikan kepada pengguna lainnya.24 Sedangkan Flickr
adalah media sosial yang digunakan untuk mengunggah,
mengakses, mengatur/mengedit foto.25 Photo bucket
penggunaannya hampir sama seperti Flickr, yakni untuk
mengedit dan membagikan foto. Namun, Photo bucket juga
dapat digunakan untuk mengGambar di smartphone.26 Contoh
Photo bucket misalnya Sketsa, Meitu, PicsArt, dan lain-lain.
Salah satu media sosial yang juga termasuk ke dalam media
sharing adalah WhatsApp. WhatsApp dapat digunakan untukk
24
Google Play Store, diakses pada tanggal 9 April 2018 pukul 16:33 WIB
25
Google Play Store, diakses pada tanggal 9 April 2018 pukul 16:42 WIB
26
Google Play Store, diakses pada tanggal 9 April 2018 pukul 16:43 WIB
12
berbagi foto, video, hingga dokumen oleh para
27
penggunanya.
27
Google Play Store, diakses pada tanggal 9 April 2018 pukul 16:44 WIB
28
Nasrullah, Rulli, Media Sosial (Prespektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi, h.
44-45
13
Gambar 2.5 Contoh Social Bookmarking
sumber: https://www.reddit.com/ diakses pada 4 April 2018
6) Media konten bersama atau Wiki
Media konten bersama adalah media sosial yang situsnya
merupakan hasil dari kolaborasi para penggunanya. Setiap
pengguna dapat berkontribusi dalam wiki dan juga dapat
melihat perubahan-perubahan yang terjadi pada laman tersebut
sehingga pengguna dapat mengetahui data terakhir yang
dimasukkan, valid atau tidaknya informasi yang dimasukkan,
dan sebagainya. Menurut Saxena, ada dua jenis wiki. Pertama,
wiki publik yaitu wiki yang kontennya dapat diakses oleh
pengguna secara bebas. Kedua, wiki yang sifatnya privasi
yaitu wiki yang hanya bisa disunting atau dikolaborasi dengan
terbatas.29
29
Ibid, h. 46-47
14
Gambar 2.6 Contoh Media Konten Bersama (Wiki)
sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan diakses pada 4 April 2018
15
jenis telepon di seluruh penjuru dunia.30 Pada awalnya, WhatsApp
diluncurkan sebagai alternatif SMS. Namun, saat ini aplikasi media
sosial WhatsApp dapat digunakan untuk mengirim dan menerima
berbagai macam media dalam bentuk teks, foto, video, dokumen, dan
lokasi, bahkan WhatsApp saat ini dapat digunakan untuk melakukan
panggilan suara dan panggilan video. Pesan dan panggilan
menggunakan WhatsApp dapat diamankan dengan enskripsi end-to-
end, sehingga tidak ada pihak ketiga termasuk WhatsApp yang dapat
membaca pesan atau mendengar panggilan para penggunanya.31
Sebagai sebuah aplikasi, WhatsApp dilengkapi dengan beberapa fitur
yang memudahkan penggunanya melakukan komunikasi. Fitur
tersebut diantaranya adalah:
1) Chat Group
Di dalam fitur Chat Group ini, pengguna WhatsApp dapat
membagikan pesan, foto, dn video hinnga 256 orang sekaligus.
Pengguna WhatsApp juga dapat membisukan atau menyesuaikan
pemberitahuan, dan masih banyak lagi. Dengan menggunakan
fitur tersebut, pengguna WhatsApp dapat tetap terhubung dengan
orang-orang terdekat dan penting seperti keluarga, rekan kerja,
dan lain-lain.32
30
https://www.whatsapp.com/about/ diakses pada tanggal 9 November 2017 pukul 14.46
WIB
31
https://www.whatsapp.com/features/ diakses pada tanggal 9 November 2017 pukul
14.46 WIB
32
Ibid, diakses pada tanggal 9 November 2017 pukul 14.46 WIB
16
2) WhatsApp di Web dan Desktop
Dengan fitur ini, para pengguna WhatsApp dapat dengan lancar
menyinkronkan semua chat ke komputer agar dapat melakukan
chat dengan perangkat apa pun yang paling nyaman.33
33
Ibid, diakses pada tanggal 9 November 2017 pukul 14.46 WIB
34
Ibid, diakses pada tanggal 9 November 2017 pukul 14.46 WIB
35
https://www.whatsapp.com/features/ diakses pada tanggal 9 November 2017 pukul
14.46 WIB
17
ponsel atau komputer. Dengan fitur foto dan video di WhatsApp,
pengguna dapat dengan cepat mengirim foto dan video meskipun
sedang berada dalam koneksi yang lambat.36
6) Pesan Suara
Melalui fitur ini, pengguna dapat mengatakan segalahal hanya
dengan satu ketukan. Pesan Suara bisa dilakukan untuk hanya
menyapa atau pun bercerita panjang.37
7) Dokumen
Fitur yang satu ini sangat bermanfaat bagi pelajar, mahasiswa,
bahkan pekerja kantor dalam mengirim PDF, dokumen,
spreadsheet, slideshow, dan masih banyak lagi. Fitur ini
memudahkan pengiriman file tanpa harus menggunakan email
atau aplikasi berbagai file. Masimal dokumen yang dikirim
ukurannya hingga 100 MB.38
36
Ibid, diakses pada tanggal 9 November 2017 pukul 14.46 WIB
37
Ibid, diakses pada tanggal 9 November 2017 pukul 14.46 WIB
38
Ibid, diakses pada tanggal 9 November 2017 pukul 14.46 WIB
39
Hendro Kusumo danEko Prasetyo Moro. Pengaruh Penggunaan WhatsApps Messenger
terhadap prestasi belajar Mahasiswa kelas KKH di PBIO FKIP UAD, Universitas Ahmad Dahlan,
2016.
40
Nasrullah, Rulli, Media Sosial (Prespektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi),
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2017), h. 70
18
3) Berubahnya praktik dan ruang komunikasi yang sebelumnya
dipelihara secara demokratis.41
4)
Menggeser daya fokus, kecepatan mengatasi ruang, keteraturan
berubah, waktu bergerak standar, dan masyarakat kehilangan nilai-
nilai yang mengatur masyarakat. 42
Tatanan masyarakat menjadi terpecah
5) bahkan memisahkan interaksi satu sama
lain karena komunikasi yang tidak langsung.43
6) Teks akan menjadi satu-satunya sarana komunikasi yang paling
mendominasi.44
7) Teks menjadi sarana untuk melakukan tindakan negatif seperti
pelecehan atau ejekan.45
41
Ibid, h. 71
42
Ibiid, h. 71
43
Ibid, h. 71
44
Nasrullah, Rulli, Media Sosial (Prespektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi),
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2017), h. 82
45
Ibid, h. 82
46
KBBI Daring, diakses pada tanggal 26 maret 2018 pukul 21:09 WIB
47
Ibid, diakses pada tanggal 26 maret 2018 pukul 21:12 WIB
19
menerima informasi dan kesadaran dari komunikan bahwa informasi
yang diterima haruslah informasi yang berguna atau bermanfaat.48
Ada beberapa ciri informasi yang berkualitas menurut Mc. Leod.
Pertama, informasi yang berkualitas adalah informasi yang akurat.
Artinya, mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Untuk mengetahui
keakuratan data, dapat dilakukan dengan bertanya kepada beberapa
orang yang berbeda. Jika hasilnya sama, maka informasi tersebut
dianggap akurat. Kedua, informasi yang berkualitas adalah informasi
yang tepat waktu atau sesuai dengan kebutuhan. Ketiga, informasi
yang berkualitas harus seuai dengan data yang dibutuhkan. Keempat,
informasi yang berkualitas harus diberikan secara utuh dan lengkap.49
Berdasarkan pemaparan di atas tentang penyebaran dan informasi,
dapat dipahami bahwa penyebaran informasi berarti proses
menyebarkan fakta yang dilakukan dalam suatu kegiatan. Kegiatan
dalam penyebaran informasi yang dibahas pada penelitian ini adalah
kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran berasal dari kata belajar yang artinya (v) berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu, (v) berlatih, (v) berubah tingkah
laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.50 Berdasarkan
pengerian belajar inilah dapat diketahui bahwa pembelajaran
merupakan suatu proses yang membuat seseorang menjadi berubah
baik pola pikir atau bahkan tingkah laku dari orang tersebut, yang
disebabkan oleh pengalaman. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
bahwa penyebaran informasi pembelajaran, berarti proses penyebaran
fakta yang dilakukan untuk membuat seseorang berubah dari pola pikir
dan tingkah laku yang lama, menjadi seseorang dengan pola pikir dan
tingkah laku yang lebih baik dari sebelumnya dan proses tersebut
terjadi melalui pengalaman yang dialaminya.
48
Nasrullah, Rulli, Media Sosial (Prespektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi),
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2017), h. 87
49
Ishak Abdulhak dan Deni Darmawan, Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Teori dan Aplikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015), hlm.3
50
KBBI Daring, diakses pada tanggal 23 Maret 2018 pukul 21:27 WIB
20
b. Proses penyebaran informasi
Kegiatan komunikasi atau proses penyebaran informasi
mengandung beberapa komponen yang saling berhubungan satu
dengan yang lainnya. Jika tiga komponen utama dalam komunikasi,
yaitu komunikator, codding, dan komunikan sudah terpenuhi, maka
proses penyebaran inforamsi akan berlangsung. Ilustrasi dari
berjalannya proses penyebaran informasi akan tampak seperti pada
gambar 2.9.
51
Ibid, hlm. 12
52
Ibid, hm. 13-14
21
kembali informasi yang dikirim oleh komunikator agar komunikasi
yang dikirim dapat dipahami oleh komunikan. Proses penyandian
kembali ini akan berlangsung sesuai kemampuan komunikator,
sehingga prosesnya dapat berjalan secara cepat maupun lambat.53
53
Ibid, hlm. 13-14
54
Yosal Iriantara dan Usep Syaripudin, Komunikasi Pendidikan, hlm. 52
55
Ibid, hlm. 71
56
Ibid, hlm. 91
57
Ibid, hlm. 54
58
Yosal Iriantara dan Usep Syaripudin, Komunikasi Pendidikan, hlm. 72
59
Ibid, hlm. 76
60
Loc. Cit
22
3) Sebagai pembimbing, yakni guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk melatih keterampilan sampai benar-benar
61
menguasainya .
4) Sebagai manajer, guru membangun suasana yang efektf dan
membuat kelompok belajar. Melalui kelompok belajar, guru
memutuskan komposisi tugas kelompok dan cara siswa
dikelompokkan62.
5) Sebagai koordinator dan inovator, guru mampu mendesain sumber
belajar, media belajar, dan alat bantu pembelajaran yang tradisional
maupun modern63.
Apa pun penyebaran informasi yang dilakukan oleh guru kepada
siswa dalam kegiatan pembelajaran yang utama dan harus diperhatikan
adalah mengingatkan siswa pada tujuan pembelajaran guna memonitor
kemajuan belajar siswa64.
Penyebaran informasi pada bidang pendidikan, yang selanjutnya
adalah komunikasi antara sekolah dengan orang tua siswa. Informasi
yang disebarkan biasanya terkait keuangan, perilaku siswa,
pengambilan keputusan, maupun kepentingan lain terkait peserta didik
dan sekolah.
61
Ibid, hlm. 77
62
Yosal Iriantara dan Usep Syaripudin, Komunikasi Pendidikan, hlm. 77
63
Ibid, hlm. 78
64
Ibid, hlm. 82
23
komputer pada satuan-satuan kerja dalam organisasi yang online
dengan komputer utama atau dikenal dengan istilah mainframe, dan
lain-lain.65
Menurut Arni Muhammad, informasi dapat disampaikan melalui
dua cara, yakni secara verbal dan non verbal. Komunikasi verbal
adalah komunikasi yang menggunakan simbol atau kata-kata yang
disampaikan secara lisan maupun tulisan.66 Komunikasi verbal
dilakukan untuk mempengaruhi tingkah laku pendengar atau penerima
informasi.67 Sedangkan komunikasi tulisan digunakan apabila
keputusan yang akan disampaikan dituliskan pada kertas atau media
lain dan dapat dibaca kapan saja oleh penerima informasi. Komunikasi
lisan terdiri dari berbagai macam tipe antara lain, instruksi, penjelasan,
laporan lisan, lobbying, dan lain sebagainya. 68 Untuk menyampaikan
informasi secara lisan perlu dilakukan beberapa persiapan. Pertama,
pemilihan subjek atau informasi yang akan disampaikan. Kedua,
menentukan tujuan dari penyampaian informasi tersebut. Ketiga, orang
yang menyampaikan informasi harus menganalisis pendengar atau
penerima informasi supaya tujuan informasi dapat tercapai. Keempat,
mengumpulkan materi informasi yang akan disampaikan. Kelima,
orang yang menyampaikan informasi harus menyusun poin atau garis
besar dari materi informasi yang akan disampaikan.69 Sedangkan
komunikasi tulisan biasanya berupa surat, memo, buku petunjuk,
laporan dan lain-lain. Dalam menyampaikan informasi secara tulisan
harus memperhatikan beberapa hal, yakni penampilan media tulisan
yang digunakan, pemilihan kata-kata yang digunakan, kebenaran cara
menulis, ringkasan isi, kejelasan dan sopan santun dalam penulisan.70
65
Deni Darmawan, Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi Teori dan Aplikasi,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya), hlm.11
66
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), hlm. 95
67
Ibid, hlm. 96
68
Ibid, hlm. 96
69
Ibid, hlm. 96
70
Ibid, hlm. 97
24
Menurut Dr. Yosal Iriantara dan Usep Syaripudin, penyampaian
informasi dilakukan melalui dua teknik yaitu persuasif dan koersif.71
Komunikasi persuasif merupakan tekhnik komunikasi yang
menggunakan kata-kata membujuk sehingga biasanya komunikasi
persuasif lebih sering digunakan dalam kegiatan sehari-hari baik secara
langsung maupun menggunakan media. Sedangkan komunikasi koersif
merupakan tekhnik komunikasi yang selain menggunakan kata-kata,
komunikasi ini juga menggunakan kekuatan dan kekuasaan.72
Dalam bidang pendidikan, komunikasi antara pihak sekolah, guru,
maupun siswa dapat dilakukan melalui media komunikasi seperti yang
disajikan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1
Media Komunikasi Pendidikan
71
Yosal Iriantara dan Usep Syaripudin, Komunikasi Pendidikan, (Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2013), hlm. 16
72
Ibid, hlm. 16-17
25
Gambar 2.10 Tingkat Kekayaan Media
73
Ibid, hlm. 55
26
Manfaat informasi pada umumnya adalah untuk mendukung tugas-
tugas dari penerima informasi.74 Misalnya informasi dalam lingkungan
keluarga diperlukan untuk mendukung terciptanya keluarga yang
berkualitas melalui berbagai media informasi yang ada seperti majalah,
surat kabar, televisi dan sebagainya. Melalui media tersebut anggota
keluarga memiliki wawasan yang luas dan berkembang. 75 Sedangkan
manfaat informasi dalam organisasi sekolah atau lembaga pendidikan
informasi bermanfaat untuk mendukung tugas-tugas lembaga seperti
informasi edukatif, informasi riset, dan informasi reaktif76 sehingga
dapat memberikan manfaat bagi peserta didik diantaranya untuk
memperluas pengetahuan pendidik, untuk memungkinkan terjadinya
kegiatan pembelajaran yang dinamis dan fleksibel, untuk mengatasi
keterbatasan pada bahan ajar dan untuk memberikan kontribusi pada
pengayaan bahan ajar. 77
74
Pawit M. Yusup, Ilmu Informasi, Komunikasi, dan Kepustakaan, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2009), hlm. 16
75
Ibid, hlm. 16
76
Ibid, hlm. 16
77
Ishak Abdulhak dan Deni Darmawan, Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Teori dan Aplikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015), h.60
78
Syuryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2015), h.67
27
antropologis. Hambatan psikologis terjadi akibat perbedaan yang
sifatnya kultural seperti kebiasaan, adat istiadat, dan lain sebagainya.
Kelima, hambatan semantik. Hambatan semantik terjadi akibat adanya
perbedaan bahasa sehingga mengganggu perhatian pengirim dan
penerima pesan.79
79
Ibid, h. 67
28
Tabel 2.2 (Lanjutan)
29
kuantitatif
eksperimental
dengan pre test
dan post test
satu grup
eksperimen
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teori yang telah dipaparkan, penulis membuat skema
kerangka berpikir dalam penelitian ini yang ditunjukkan pada Gambar 2.11:
30
adalah media sosial WhatsApp sdan Variabel Y pada penelitian ini adalah
penyebaran informasi pembelajaran. Media dan penyebaran informasi saling
berkaitan karena dalam penyebaran informasi, media menjadi alat agar proses
penyampaian informasi menjadi lebih mudah. Sehingga penelitian ini
dilakukan untuk mencari informasi apakah media mempengaruhi penyebaran
informasi. Jika media sosial mempengaruhi penyebaran informasi, maka
melalui media yang ada penyebaran informasi akan menjadi lebih maksimal
dan efektif.
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran, maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Hipotesis alternatif (Ha) : Ada pengaruh yang signifikan antara pemanfaatan
media sosial WhatsApp (variabel X) terhadap
penyebaran informasi pembelajaran (variabel Y).
Hipotesis nihil (Ho) : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara
pemanfaatan media sosial WhatsApp (variabel X)
terhadap penyebaran informasi pembelajaran
(variabel Y).
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tabel 3.1
Waktu Penelitian
DESKRIPSI 2018
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst
Mengajukan proposal
penelitian
Menghubungi dosen
pembimbing
Menyelesaikan BAB I
Menyelesaikan BAB 2
Membuat Desain
Penelitian
Merumuskan Instrumen
Penelitian
Menguji Instrumen
Penelitian
Mengumpulkan Data
Menganalisa Data
Membuat Kesimpulan
Penelitian
32
B. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menguji hipotesis
atau memecahkan masalah atas dasar deduksi teori, dengan pengukuran
menggunakan data statistik.80 Jenis penelitian kuantitatif yang digunakan
adalah kuantitatif asosiatif hubungan kausal, yang dilakukan untuk
mengetahui hubungan sebab akibat antara variabel independen (variabel yang
mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi). 81
Penentuan metode penelitian kuantitatif asosiatif didasarkan pada kecocokan
metode tersebut dengan judul peneliltian yang ditujukan untuk menemukan
pengaruh antara varibel independen (pemanfaatan media sosial WhatsApp)
dengan variabel dependen (penyebaran informasi pembelajaran).
80
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori dan Aplikasi,
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), h. 101
81
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Cetakan ke-14,
(Bandung: Alfabeta, 2011), h.37
82
Riduwan, Pengantar Statistika Sosial, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 6
33
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri tertentu
sesuai dengan keadaan yang diteliti.83 Sampel pada penelitian ini
didapatkan menggunakan pengembangan dari Isaac dan Michael dalam
buku Sugiyono84, dengan melihat Tabel penentuan jumlah sampel85 seperti
pada Tabel 3.1.
Tabel 3.2
Penentuan Jumlah Sampel (Isaac Michael)
N S N S N S
1% 5% 10% 1% 5% 10% 1% 5% 10%
10 10 10 10 280 197 155 138 2800 537 310 247
15 15 14 14 290 202 158 140 3000 543 312 248
20 19 19 19 300 207 161 143 3500 558 317 251
25 24 23 23 320 216 167 147 4000 569 320 254
30 29 28 27 340 225 172 151 4500 578 323 255
35 33 32 31 360 234 177 155 5000 586 326 257
40 38 36 35 380 242 182 158 6000 598 329 259
45 42 40 39 400 250 186 162 7000 606 332 261
50 47 44 42 420 257 191 165 8000 613 334 263
55 51 48 46 440 265 195 168 9000 618 335 263
60 55 51 49 460 272 198 171 10000 622 336 263
65 59 55 53 480 279 202 173 15000 635 340 266
70 63 58 56 500 285 205 176 20000 642 342 267
75 67 62 59 550 301 213 182 30000 649 344 268
80 71 65 62 600 315 221 187 40000 563 345 269
85 75 68 65 650 329 227 191 50000 655 346 269
90 79 72 68 700 341 233 195 75000 658 346 270
95 83 75 71 750 352 238 199 100000 658 347 270
100 87 78 73 800 363 243 202 150000 661 347 270
110 94 84 78 850 373 247 205 200000 661 347 270
120 102 89 83 900 382 251 208 250000 662 348 270
130 109 95 88 950 391 255 211 300000 662 348 270
140 116 100 92 1000 399 258 213 350000 662 348 270
150 122 105 97 1100 414 265 217 400000 662 348 270
160 129 110 101 1200 427 270 221 450000 663 348 270
170 135 114 105 1300 440 275 224 500000 663 348 270
180 142 119 108 1400 450 279 227 550000 663 348 270
190 148 123 112 1500 460 283 229 600000 663 348 270
200 154 127 115 1600 469 286 232 650000 663 348 270
210 160 131 118 1700 477 289 234 700000 663 348 270
220 165 135 122 1800 485 292 235 750000 663 348 270
230 171 139 125 1900 492 294 237 800000 663 348 271
83
Ibid, h. 8
84
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Cetakan ke-14, h. 87
85
Ibid, h. 87
34
Tabel 3.2 (Lanjutan)
240 176 142 127 2000 498 297 238 850000 663 348 271
250 182 146 130 2200 510 301 241 900000 663 348 271
260 187 149 133 2400 520 304 243 950000 663 348 271
270 192 152 135 2600 529 307 245 1000000 663 348 271
∞ 664 349 272
86
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, h.85
87
Ibid, h.94
88
Ibid, h. 94
35
Tabel 3.3
Instrumen Penelitian
V1 : Pemanfaatan Media Sosial WhatsApp
Variabel Dimensi Indikator/ Pernyataan Skala No
SS S TS STS Soal
Pemanfaatan Siswa dapat 1. Menurut saya, siswa SMA 1
media sosial menggunakan Negeri 5 Depok sebagian
WhatsApp media sosial bessar memiliki smartphone
WhatsApp yang mendukung penggunaan
aplikasi WhatsApp
2. Menurut saya, siswa SMAN 5 2
Depok sering berkomunikasi
dengan keluarga dan sahabat
menggunakan WhatsApp
3. Menurut saya, sebagian besar 3
siswa SMA 5 Depok
mengetahui fitur-fitur yang ada
pada WhatsApp
4. Menurut saya, siswa SMA 5 4
Depok menguasai penggunaan
semua fitur yang ada pada
WhatsApp dengan baik
5. Menurut saya, jaringan internet 5
saat menggunakan WhatsApp
selalu stabil
Wali murid 1. Orang tua saya memilliki 6
dapat smarphone yang mendukung
menggunakan penggunaan aplikasi WhatsApp
WhatsApp 2. Menurut saya, koneksi internet 7
yang digunakan oleh orang tua
saya selalu berfungsi dengan
baik
3. Orang tua saya menguasai 8
dengan baik cara menggunakan
WhatsApp dan fitur-fiturnya
4. Orang tua saya sering 9
berkomunikasi menggunakan
WhatsApp
Sekolah 1. Menurut saya, sekolah harus 10
mendukung memberikan fasilitas internet
penggunaan (wifi) kepada siswa
WhatsApp 2. Menurut saya, jaringan internet 11
oleh siswa melalui wifi sekolah selalu
stabil
3. Menurut saya, sekolah sering 12
menggunakan WhatsApp untuk
berkomunikasi dengan guru/
siswa
36
Tabel 3.3 (Lanjutan)
37
Tabel 3.3 (Lanjutan)
38
2. Observasi; dilakukan untuk mengamati penyebaran informasi
pembelajaran melalui media sosial Whatsapp sehingga hasil observasi
tersebut dapat memperoleh kesimpulan. Observasi yang dilakukan dalam
penelitian ini termasuk ke dalam jenis observasi non partisipan, yakni
peneliti tidak terlibat langsung dengan orang-orang yang diamati atau
hanya sebagai pengamat independen.89 Obseravasi non partisipan
dilakukan dengan tidak berstruktur karena peneliti belum mengetahui
secara pasti apa yang akan diamati. Peneliti akan melakukan pengamatan
bebas, dengan mencatat hal-hal yang menarik dan melakukan analisis
untuk mendapatkan kesimpulan.90 Pemberian skor untuk lembar
observasi pada penelitian ini, yaitu91:
a. Skor 4, jika memenuhi 3 bukti
b. Skor 3, jika memenuhi 2 bukti
c. Skor 2, jika hanya memenuhi 1 bukti
d. Skor 1, jika tidak ada bukti yang terpenuhi
Adapun lembar observasi penelitian ada pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4
Lembar Observasi
No Objek yang diamati Bukti bagi setiap objek Ya Tidak Skor
1 Fasilitas pendukung a. Memiliki smartphone
aplikasi WhatsApp b. Terdapat fasilitas wifi di
sekolah
c. Sinyal internet stabil
2 Penggunaan a. WhatsApp diaktifkan saat
WhatsApp KBM berlangsung
b. Siswa memanfaatkan fitur
WhatsApp
c. WhatsApp digunakan setiap
hari
3 Efektifitas a. Informasi yang diterima jelas
komunikasi b. Informasi yang diterima
pembelajaran lengkap
c. Informasi yang diterima
dibuat dengan lebih menarik
89
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, h.145
90
Ibid, h. 146
91
Suharsimi Arikunto, Pengembangan Instrumen Penelitian dan Penilaian Program,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017), h. 73
39
Peneliti akan melakukan observasi pada bulan Juli 2018. Observasi akan
dilakukan sebanyak satu kali, selama satu minggu hingga data observasi
yang diperlukan lengkap.
92
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D h. 238
93
Ibid, h.121
40
= Deviasi standar skor Y dalam arti tiap skor sebagai satu
unit (di mana i – 1)
N = number of cases
Uji validitas akan dilakukan pada bulan Mei 2018 di kelas XI SMA
Negeri 5 Depok dengan jumlah 30 sampel uji. Alasan peneliti memilih
kelas XI sebagai objek untuk pengujian validitas, karena kelas XI
memiliki kesamaan karakterisik dengan sampel yakni menggunakan
media sosial WhatsApp dalam penyebaran informasi pembelajaran.
Namun, memiliki perbedaan yakni dari jenjang kelas dan lama
penggunaan WhatsApp.
b. Uji reliabilitas
Uji reliabilitas berarti kemampuan mengandalkan (konsistensi)95,
atau disebut juga uji yang dilakukan untuk melihat derajat stabilitas,
konsitensi, daya prediksi, dan akurasi. Uji reliabilitas dilakukan untuk
melihat seberapa skor-skor yang diperoleh seseorang itu akan menjadi
sama jika orang tersebut diperiksa ulang dengan tes yang sama pada
kesempatan berbeda.96 Uji reabilitas menggunakan Uji Reliabilitas
dengan rumus Alpha Cronbach. Rumus Alpha Cronbanch digunakan
untuk mengukur keselarasan varian data dari butir-butir pertanyaan
dengan varian total. Rumus Alpha yang digunakan adalah :
94
Ali Idris Soenarto, Metodologi Penelitian dengan Aplikasi Statistika, (Depok: PT
Taramedia Bakti Persada, 2015), h. 134
95
W. Lawrance Neuman, Social Research Methods: Qualitative and
QuantitativeApproaches, ter. Edina T. Sofia, (Jakarta: PT Indeks, 2013), hlm. 234
96
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, h.130
41
Dimana:
2. Uji Prasyarat
a. Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji normalitas suatu
data. Karena pada statistik parametrik mensyaratkan bahwa data
setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal 98.
Uji normalitas data menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov. Uji
Kolmogorov-Smirnov adalah uji yang digunakan untuk
mengetahui normal atau tidaknya suatu data yang berdasarkan pada
fungsi distribusi empiris.99 Betikut ini adalah ketentuan dalam Uji
Kolmogorov-Smirnov:
97
Ali Idris Soenarto, Metodologi Penelitian dengan Aplikasi Statistika, h. 156
98
Nana, Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014), h.171
99
Agus Widarjono, Analisis Statistika Multivariat Terapan, (Yogyakarta: Sekolah Tinggi
Ilmu Manajemen YKPM,2010), h. 111
42
Jika probabilitas lebih besar dari tingkat signifikasi (α) maka H0
diterima. Sebaliknya, jika probabilitas lebih kecil dari tingkat
signifikasi (α) maka Ha ditolak.100
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui bahwa kelas
eksperimen dan kelas kontrol memiliki tingkat homogenitas yang
sama.101 Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Levene‟s test of homogeneity of variance untuk menguji
asumsi Anova bahwa valiabel independen bersifaat homogen.102
Betikut ini adalah ketentuan dalam Uji Homogenitas Levene:
3) Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk melihat benar tidaknya
spesifikasi model yang digunakan.104 Uji linearitas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji linearitas Ramsey Test. Uji Ramsey
Test (Uji F) ini dilakukan dengan membuat asumsi atau keyakinan
sebelum melakukan uji105. Asumsi yang digunakan antara lain:
Jika Fhitung < FTabel, maka terdapat hubungan yang linear antara
variabel bebas dengan variabel terikat.
Jika Fhitung > FTabel, maka tidak terdapat hubungan yang linear
antara variabel bebas dengan variabel terikat.
100
Ibid, h. 111
101
Ibid, h.217
102
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21,
(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013), h. 74-75
103
Ibid, h. 75
104
Ibid, h. 166
105
Ibid, h. 167
43
b. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk menjawab hipotesis yang telah
ditentukan. Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan Uji
Statistik t, yaitu uji yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh
variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel
dependen106 dengan ketentuan, jika nilai signifikasi pada Tabel
coefficiens < 0,05 maka H0 diterima. Sebaliknya jika nilai signifikasi
pada Tabel coefficiens > 0,05 maka H0 ditolak.107
Tabel 3.5
Nilai Korelasi dan Tingkat Hubungan
No Nilai Korelasi (r) Tingkat Hubungan
1 0,00-0,199 Sangat Rendah
2 0,20-0,399 Rendah
3 0,40-0,599 Sedang
4 0,60-0,799 Kuat
5 0,80-1,000 Sangat Kuat
106
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21, , h. 99
107
Ibid, h. 101
108
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, h. 184
44
d. Koefiseien Determinasi
Setelah melakukan uji hipotesis statistik, peneliti mencari
informasi seberapa besar pengaruh yang diberikan oleh pemanfaatan
media sosial WhatsApp terhadap penyebaran informasi pembelajaran
melalui R2 atau koefisien determinasi.109 Nilai koefisien determinasi
adalah antara nol sampai satu (0-1). Semakin kecil nilai R2 maka
semakin kecil pula pengaruh yang diberikan oleh varianbel
independen kepada variabel dependen, sebaliknya, apabila nilai R 2
mendekati satu, maka pengaruh yang diberikan oleh variabel
independen kepada variabel dependen semakin besar.110
109
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21, h. 97
110
Ibid, h. 97
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian
a. Profil Sekolah
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5 Depok berdiri sejak
tahun 2001. Sebelum memiliki bangunan tersendiri, SMA Negeri 5
Depok menggunakan bangunan SMA Muhammadiyah Sawangan yang
berlokasi di Jalan Abdul Wahab Sawangan Lama Kota Depok. Setelah
satu tahun menempati bangunan SMA Muhammadiyah Sawangan,
akhirnya pada tahun 2002 SMA Negeri 5 Depok memiliki tempat
belajar sendiri yang terdiri dari tiga ruang belajar, satu ruang guru dan
kepala sekolah yang berlokasi di perumahan Rivaria. Pada awal mula
berdirinya SMA Negeri 5 Depok dipimpin oleh ibu Erry Indriana.
Kemudian, kepemimpinan ibu Erry Indriana dilanjutkan oleh Bapak
Drs. Juamit dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2006. Pada tahun
2006, kepemimpinan dilanjutkan oleh Ibu Jasni Erawati yang pada
masanya SMA Negeri 5 Depok menambah jumlah ruang kelas dua
lantai dan tiga lantai.111
SMA Negeri 5 Depok merupakan salah satu sekolah favorit di
Depok yang terakreditasi A, karena setiap tahunnya siswa siswi SMA
Negeri 5 Depok semakin banyak yang diterima di Perguruan Tinggi
Negeri (PTN) seluruh Indonesia. SMA Negeri 5 Depok selain fokus
terhadap kegiatan pendidikan juga fokus pada kegiatan pemberdayaan
lingkungan. Salah satu prestasi SMA Negeri 5 Depok di bidang
lingkungan adalah terpilihnya SMA Negeri 5 Depok sebagai sekolah
yang meraih Adiwiyata Tingkat Provinsi Jawa Barat pada tahun 2013
dan pada tahun 2015 SMA Negeri 5 Depok medapatkan pennghargaan
sebagai peraih Adiwiyata Tingkat Nasional. Prestasi Non Akademik
lainnya yang diperoleh SMA Negeri 5 Depok adalah terpilihnya SMA
111
Data Sekolah SMA Negeri 5 Depok
46
Negeri 5 Depok sebagai wakil Indonesia dalam misi kebudayaan di
Zylan Festival Children di Taiwan dan misi kebudayaann di
Bulgaria.112
Sejak awal berdirinya hingga tahu 2018 ini, SMA Negeri 5
Depok telah dipimpin oleh beberapa Kepala Sekolah113. kepala sekolah
pertama SMA Negeri 5 Depok adalah ibu Erry Indriana 2001-2003
yang kemudian kepemimpinannya digantikan oleh bapak Drs Jumait
dari tahun 2003 hingga tahun 2006. Kemudian bapak Drs.Jumait
digantikan lagi oleh ibu Jasni Evawati yang kepemimpinannya
berlangsung sejak tahun 2006 hingga tahun 2008. Dra Wartini
melanjutkan kepemimpinan ibu Jasni mulai dari tahun 2008 hingga
2010. Dra. Desry Ningsih selanjutnya pada tahun 2010 menggantikan
ibu Dra Wartini hingga tahun 2013. Kepemimpinan SMA Negeri 5
Depok dilanjutkan oleh bapak Drs Dede Agus Suherman yang hanya
bertahan selama satu tahun yakni dari tahun 3013 hingga tahun 2014.
Setelah bapak Drs Dede Agus, bapak Sahadi, S.Pd kemudian dipercaya
untuk memegang tanggung jawab sebagai kepala sekolah SMA Negeri
5 Depok selanjutnya. Kemudian bapak Achmad Zarkasih, S.Pd
menjadi kepala SMA Negeri 5 Depok menggantikan bapak Sahadi
dari tahun 2014 hingga sekarang ini.
Saat ini, SMA Negeri 5 Depok memiliki fasilitas sarana dan
pra sarana yang cukup lengkap, dengan jumlah guru sebanyak 55
orang dengan bidang pelajarannya masing-masing. Jumlah siswa 1.277
orang yang tergabung dalam 29 rombongan belajar dengan penerapan
Kurikulum 2013 Revisi 2016 pada setiap mata pelajaran yang ada.114
112
Data Sekolah SMA Negeri 5 Depok
113
Data Sekolah SMA Negeri 5 Depok
114
Data Sekolah SMA Negeri 5 Depok
47
kependidikan115. Visi SMA Negeri 5 Depok yaitu “BERAKHLAK
MULIA, BERPRESTASI, BERBUDAYA DAN PEDULI
LINGKUNGAN”. Setelah Visi dibuat, SMA Negeri 5 Depok
merancang beberapa Misi yang akan dilakukan demi tercapainya Misi.
Visi SMA Negeri 5 Depok yang pertama, meningkatkan ketaqwaan
terhadap tuhan yang maha esa. Kedua, Membangun potensi warga
sekolah secara optimalMeningkatkan profesionalisme personal dan
membudayakan etos kerja religius cerdas dan peduli lingkungan.
Ketiga, Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik. Keempat,
menjadikan sekolah unggulan di propinsi jawa barat. Kelima,
menciptakan budaya kekeluargaan menyenangkan dan jauh dari
kekerasan. Keenam, Mengembangakan intelektual, kreatif, inovatif dan
kewirausahaan. Ketujuh, menjadikan sekolah “cyber school” tingkat
jawa barat. Kedelapan, membina sekolah imbas adiwiyata mampu
recyle, reuse, reduce sampah dan pembuatan mini komposter.
2. Desksripsi Data
a. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Data responden berdasarkan jenis kelamin mengGambarkan
jumlah responden laki-laki dan jumlah responden perempuan yang
merupakan siswa SMA Negeri 5 Depok kelas XII. Deskripsi data
responden berdasarkan jenis kelamin disajikan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
115
Data Sekolah SMA Negeri 5 Depok
48
Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
42%
Laki-Laki
58%
Perempuan
Tabel 4.2
Siswa SMA Negeri 5 Depok Sebagian Besar Memiliki
Smartphone yang Mendukung Penggunaan Aplikasi WhatsApp
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)
Sangat Setuju 100 53,8
Setuju 74 39,8
Tidak Setuju 7 3,8
Sangat Tidak Setuju 5 2,7
Jumlah 186 100
sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 23
49
setuju sebanyak 100 orang dengan presentase 53,8%, menjawab setuju
74 orang dengan presentase 39,8%, menjawab tidak setuju 7 orang
dengan presentase 3,8%, dan menjawab sangat tidak setuju sebanyak 5
orang dengan presentase 2,7%. Maka hal ini menunjukkan responden
sangat setuju bahwa siswa SMA Negeri 5 Depok sebagian bessar
memiliki smartphone yang mendukung penggunaan aplikasi
WhatsApp.
Tabel 4.3
Siswa SMAN 5 Depok Sering Berkomunikasi dengan
Keluarga dan Sahabat Menggunakan WhatsApp
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)
Sangat Setuju 107 57,5
Setuju 66 35,5
Tidak Setuju 8 4,3
Sangat Tidak Setuju 5 2,7
Jumlah 186 100
sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 23
50
Tabel 4.4
Sebagian Besar Siswa SMA 5 Depok Mengetahui Fitur-Fitur
yang Ada pada WhatsApp
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)
Sangat Setuju 75 40,3
Setuju 92 49,5
Tidak Setuju 14 7,5
Sangat Tidak Setuju 5 2,7
Jumlah 186 100
sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 23
Tabel 4.5
Jaringan Internet Saat Menggunakan WhatsApp Selalu Stabil
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)
Sangat Setuju 34 18,3
Setuju 99 53,2
Tidak Setuju 50 26,9
Sangat Tidak Setuju 3 1,6
Jumlah 186 100
sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 23
51
sebanyak 3 orang dengan presentase 1,6%. Maka hal ini menunjukkan
responden setuju bahwa jaringan internet saat menggunakan WhatsApp
selalu stabil.
Tabel 4.6
Orang Tua Saya Memilliki Smarphone yang Mendukung
Penggunaan Aplikasi WhatsApp
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)
Sangat Setuju 65 34,9
Setuju 105 56,5
Tidak Setuju 14 7,5
Sangat Tidak Setuju 2 1,1
Jumlah 186 100
sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 23
Tabel 4.7
Koneksi Internet yang Digunakan Oleh Orang Tua Saya Selalu
Berfungsi dengan Baik
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)
Sangat Setuju 39 21
Setuju 116 62,4
Tidak Setuju 28 15,1
Sangat Tidak Setuju 3 1,6
Jumlah 186 100
sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 23
52
Berdasarkan Tabel 4.7 pernyataan tentang koneksi internet yang
digunakan oleh orang tua saya selalu berfungsi dengan baik, responden
yang menjawab sangat setuju sebanyak 39 orang dengan presentase
21%, menjawab setuju 116 orang dengan presentase 62,4%, menjawab
tidak setuju 28 orang dengan presentase 15,1%, dan menjawab sangat
tidak setuju sebanyak 3 orang dengan presentase 1,6%. Maka hal ini
menunjukkan responden setuju bahwa koneksi internet yang
digunakan oleh orang tua mereka selalu berfungsi dengan baik.
Tabel 4.8
Orang Tua Saya Menguasai dengan Baik Cara Menggunakan
WhatsApp dan Fitur-Fiturnya
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)
Sangat Setuju 26 14
Setuju 118 63,4
Tidak Setuju 35 18,8
Sangat Tidak Setuju 7 3,8
Jumlah 186 100
sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 23
53
Tabel 4.9
Orang Tua Saya Sering Berkomunikasi Menggunakan
WhatsApp
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)
Sangat Setuju 75 40,3
Setuju 87 46,8
Tidak Setuju 19 10,2
Sangat Tidak Setuju 5 2,7
Jumlah 186 100
sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 23
Tabel 4.10
Sekolah Harus Memberikan Fasilitas Internet (Wifi) kepada
Siswa
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)
Sangat Setuju 58 31,2
Setuju 74 39,8
Tidak Setuju 40 21,5
Sangat Tidak Setuju 14 7,5
Jumlah 186 100
sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 23
54
setuju sebanyak 14 orang dengan presentase 7,5%. Maka hal ini
menunjukkan responden setuju bahwa sekolah harus memberikan
fasilitas internet (wifi) kepada siswa.
Tabel 4.11
Sekolah Sering Menggunakan Whatsapp untuk Berkomunikasi
Dengan Guru/ Siswa
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)
Sangat Setuju 32 17,2
Setuju 81 28
Tidak Setuju 52 43,5
Sangat Tidak Setuju 21 17,2
Jumlah 186 100
sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 23
Tabel 4.12
Sebagian Besar Guru Di SMAN 5 Depok Memiliki Smartphone
yang Mendukung Penggunaan WhatsApp
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)
Sangat Setuju 86 46,2
Setuju 83 44,6
Tidak Setuju 13 7
Sangat Tidak Setuju 4 2,2
Jumlah 186 100
sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 23
55
Berdasarkan Tabel 4.12 pernyataan tentang sebagian besar guru di
SMAN 5 Depok memiliki smartphone yang mendukung penggunaan
WhatsApp, responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 86 orang
dengan presentase 46,2%, menjawab setuju 83 orang dengan
presentase 44,6%, menjawab tidak setuju 13 orang dengan presentase
7%, dan menjawab sangat tidak setuju sebanyak 4 orang dengan
presentase 2,2%. Maka hal ini menunjukkan responden sangat setuju
bahwa sebagian besar guru di SMAN 5 Depok memiliki smartphone
yang mendukung penggunaan WhatsApp
Tabel 4.13
Sebagian Besar Guru Di SMAN 5 Depok Memiliki
Kemampuan yang Baik dalam Memanfaatkan Fitur-Fitur
pada Aplikasi WhatsApp
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)
Sangat Setuju 46 24,7
Setuju 119 64
Tidak Setuju 17 9,1
Sangat Tidak Setuju 4 2,2
Jumlah 186 100
sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 23
56
Tabel 4.14
Sebagian Besar Guru Di SMAN 5 Depok Sering Berinteraksi
dan Menyebarkan Informasi kepada Siswa dengan
Menggunakan Media Sosial WhatsApp
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)
Sangat Setuju 52 28
Setuju 102 54,8
Tidak Setuju 25 13,4
Sangat Tidak Setuju 7 3,8
Jumlah 186 100
sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 23
57
c. Tabulasi Angket Penyebaran Informasi Pembelajaran
Tabulasi data angket penyebaran informasi pembelajaran
dengan frekuensi dari setiap jawaban responden beserta presentasenya
dari setiap item pertanyaan yang ada dalam angket penelitian disajikan
pada Tabel 4.15 sampai dengan Tabel. 4.25.
Tabel 4.15
Pihak Sekolah Perlu Membuat Grup dengan Siswa SMAN 5
Depok
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)
Sangat Setuju 35 18,8
Setuju 85 45,7
Tidak Setuju 46 24,7
Sangat Tidak Setuju 20 10,8
Jumlah 186 100
sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 23
Tabel 4.16
Grup yang Dibuat Oleh Pihak Sekolah Saat Ini Sudah Sering
Digunakan untuk Menyebarkan Informasi Pembelajaran
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)
Sangat Setuju 40 21,5
Setuju 91 48,9
Tidak Setuju 40 21,5
Sangat Tidak Setuju 15 8,1
Jumlah 186 100
sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 23
58
Berdasarkan Tabel 4.16 pernyataan tentang grup yang dibuat oleh
pihak sekolah saat ini sudah sering digunakan untuk menyebarkan
informasi pembelajaran, responden yang menjawab sangat setuju
sebanyak 40 orang dengan presentase 21,5%, menjawab setuju 91
orang dengan presentase 48,9%, menjawab tidak setuju 40 orang
dengan presentase 21,5%, dan menjawab sangat tidak setuju sebanyak
15 orang dengan presentase 8,1%. Maka hal ini menunjukkan
responden setuju bahwa grup yang dibuat oleh pihak sekolah saat ini
sudah sering digunakan untuk menyebarkan informasi pembelajaran.
Tabel 4.17
Sebagian Besar Guru di SMAN 5 Depok Sudah Membuat
Grup WhatsApp dengan Siswa
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)
Sangat Setuju 59 31,7
Setuju 91 48,9
Tidak Setuju 29 15,6
Sangat Tidak Setuju 7 3,8
Jumlah 186 100
sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 23
59
Tabel 4.18
Sebagian Besar Guru di SMAN 5 Depok Sering Membagikan
Bahan Ajar Kepada Siswa Melalui Grup Kelas
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)
Sangat Setuju 52 28
Setuju 87 46,8
Tidak Setuju 38 20,4
Sangat Tidak Setuju 9 4,8
Jumlah 186 100
sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 23
Tabel 4.19
Sebagian Besar Guru di SMAN 5 Depok Memberikan
Kesempatan Kepada Siswa untuk Berdiskusi di Grup Kelas
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)
Sangat Setuju 44 23,7
Setuju 85 45,7
Tidak Setuju 41 22
Sangat Tidak Setuju 16 8,6
Jumlah 186 100
sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 23
60
orang dengan presentase 45,7%, menjawab tidak setuju 41 orang
dengan presentase 22%, dan menjawab sangat tidak setuju sebanyak
16 orang dengan presentase 8,6%. Maka hal ini menunjukkan
responden setuju bahwa sebagian besar guru di SMAN 5 Depok
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi di grup kelas.
Tabel 4.20
Sebagian Besar Guru di SMAN 5 Depok Sering Memberikan
Pengumuman Kepada Siswa Terkait Kegiatan Pembelajaran
Melalui Grup Kelas
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)
Sangat Setuju 64 34,4
Setuju 95 51,1
Tidak Setuju 21 11,3
Sangat Tidak Setuju 6 3,2
Jumlah 186 100
sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 23
61
Tabel 4.21
Sebagian Besar Guru di SMAN 5 Depok Sering Memanfaatkan
Fitur Whatsapp yang Menarik dalam Menyebarkan Informasi
Pembelajaran
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)
Sangat Setuju 35 18,8
Setuju 84 45,2
Tidak Setuju 50 26,9
Sangat Tidak Setuju 17 9,1
Jumlah 186 100
sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 23
62
sebanyak 25 orang dengan presentase 13,4%, menjawab setuju 66
orang dengan presentase 35,5%, menjawab tidak setuju 70 orang
dengan presentase 37,6%, dan menjawab sangat tidak setuju sebanyak
25 orang dengan presentase 13,4%. Maka hal ini menunjukkan
responden tidak setuju bahwa seluruh informasi pembelajaran yang
diberikan oleh guru menjadi lebih jelas jika menggunakan WhatsApp.
Tabel 4.23
Seluruh Siswa di SMAN 5 Depok Memiliki Grup WhatsApp
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)
Sangat Setuju 44 23,7
Setuju 87 46,8
Tidak Setuju 47 25,3
Sangat Tidak Setuju 8 4,3
Jumlah 186 100
sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 23
63
Berdasarkan Tabel 4.24 pernyataan tentang sebagian besar siswa di
SMAN 5 Depok seiring membagikan materi pembelajaran melalui
Chat Group, responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 44
orang dengan presentase 23,7%, menjawab setuju 110 orang dengan
presentase 59,1%, menjawab tidak setuju 25 orang dengan presentase
13,4%, dan menjawab sangat tidak setuju sebanyak 7 orang dengan
presentase 3,8%. Maka hal ini menunjukkan responden setuju bahwa
sebagian besar siswa di SMAN 5 Depok seiring membagikan materi
pembelajaran melalui Chat Group.
Tabel 4.25
Sebagian Besar Siswa SMAN 5 Depok Mendapatkan Informasi
Pembelajaran dengan Mudah dan Cepat Jika Menggunakan
Media Sosial Whatsapp
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)
Sangat Setuju 50 26,9
Setuju 107 57,5
Tidak Setuju 25 13,4
Sangat Tidak Setuju 4 2,2
Jumlah 186 100
sumber : data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic 23
64
3. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis
a. Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui nilai residual
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan
pada penelitian ini adalah uji normalitas Kolmogorov Smirnov
dengan SPSS Statistic 23 dengan ketentuan, jika residual lebih
besar dari tingkat signifikasi (α) maka H0 diterima. Sebaliknya, jika
residual lebih kecil dari tingkat signifikasi (α) maka Ha ditolak.
Hasil dari uji normalitas ada pada Tabel 4.26.
Tabel 4.26
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 186
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 4.32908265
Most Extreme Differences Absolute .052
Positive .034
Negative -.052
Test Statistic .052
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
sumber : data primer hasil perhitungan menggunakan SPSS
Statistic 23
65
persebaran titik-titik pada garis diagonal yang ada. Hasil dari uji P-
Plot disajikan pada Gambar 4.2.
2) Uji Homogenitas
Selain uji normalitas, syarat yang harus dipenuhi peneliti
sebelum melaksanakan uji statistik adalah uji homogenitas. Uji
homogenitas menggunakan uji Anova dengan ketentuan, jika uji
homogenitas Levene menunjukkan bahwa F (nilai Levene Statistic
> 0,05) berarti H0 diterima. Sebaliknya, jika uji homogenitas
Levene menunjukkan bahwa F (nilai Levene Statistic < 0,05)
berarti H0 ditolak. Hasil uji anova disajikan pada Tabel 4.27.
66
Tabel 4.27
Test of Homogeneity of Variances
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
1.165 22 159 .287
Oneway Anova
sumber : data primer hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic
23
67
sumber : data primer hasil perhitungan menggunakan SPSS
Statistic 23
b. Uji Hipotesis
Berdasarkan tiga uji prasyarat yang telah dilakukan, diketahui
bahwa data peneltian berdistribusi normal, homogen, dan linear. Oleh
karena itu, Uji t atau uji hipotesis dapat dilakukan. Penentuan Uji t
pada penelitian ini dengan pertimbangan bahwa penelitian ini terdiri
dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Hasil dari Uji t dapat
dilihat pada Tabel 4.29.
Tabel 4.29
Uji Hipotesis t
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 7.854 2.261 3.473 .001
Pemanfaatan
Media Sosial
.591 .055 .620 10.732 .000
WhatsApp
(X)
a. Dependent Variable: Penyebaran Informasi Pembelajaran (Y)
sumber : data primer hasil perhitungan menggunakan SPSS Statistic
23
68
Media Sosial WhatsApp berpengaruh terhadap Penyebaran Informasi
Pembelajaran.
Tabel 4.30
Uji Koefisien Korelasi
Correlations
Penyebaran
Informasi
WhatsApp Pembelajaran
WhatsApp Pearson Correlation 1 .620**
Sig. (2-tailed) .000
N 186 186
Penyebaran Informasi Pearson Correlation .620** 1
Pembelajaran Sig. (2-tailed) .000
N 186 186
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
sumber : data primer hasil perhitungan menggunakan SPSS
Statistic
2) Koefisien Determinasi
69
Tabel 4.31
Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 .620a .385 .382 4.34083
116
Yosal Iriantara dan Usep Syaripudin, Komunikasi Pendidikan, hlm. 13
70
media sosial WhatsApp sudah melalu tahap pemilihan kode-kode dan sandi-
sandi yang tepat supaya pesan yang disampaikan dapat dipahami melalui
proses penyandian kembali oleh komunikan. Informasi yang disebarkan
berupa pengumuman maupun materi bahan ajar yang telah didesain dengan
menarik sehingga tujuan pembelajaran dapat terpenuhi.
Siswa, guru, maupun pihak sekolah telah mengetahui tentang penggunaan
media sosial WhatsApp melalui berbagai macam fitur yang tersedia. Fasilitas
yang mendukung penggunaan aplikasi WhatsApp seperti smartphone juga
sudah dimilliki oleh sebagian besar siswa dan guru di SMA Negeri 5 Depok.
Pihak sekolah pun menyediakan fasilitas wifi bagi siswa dan guru untuk
mengakses internet secara gratis di beberapa sudut sekolah.
Fitur-fitur WhatsApp yang dimanfaatkan dalam pendidikan di SMA Negeri
5 Depok antara lain Chat Group, foto, video, pesan suara, dan dokumen. Fitur
Chat Group dimanfaatkan oleh pihak sekolah untuk menyebarkan informasi
kepada guru dan staf tata usaha. Sedangkan, pemanfaatan fitur Chat Group
oleh siswa dilakukan untuk membagikan informasi tentang materi
pembelajaran, menyebarkan informasi pengumuman, dan berdiskusi. Tidak
hanya pihak sekolah dan siswa, guru SMA Negeri 5 Depok juga membuat
grup khusus dengan sesama guru dan juga antara guru dengan siswa. grup
sesama guru dimanfaatkan untuk menyebarkan informasi penting yang
berkaitan dengan kegiatan mengajar. Beberapa guru mata pelajaran dan wali
kelas juga memiliki grup khusus dengan siswa yang biasanya dimanfaatkan
untuk membagikan bahan ajar dalam bentuk foto, video, suara, hingga
dokumen. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa WhatsApp
memberikan kemudahan bagi siswa dan guru dalam bertukar informasi.
Fitur-fitur WhatsApp yang memberikan kemudahan penggunanya dalam
menerima informasi secara cepat sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Hendro Kusumo dan Eko Prasetyo Moro tentang Pengaruh
Penggunaan WhatsApps Messenger yang menunjukkan bahwa WhatsApp
membuat pertukaran informasi menjadi cepat dan mudah.117 Hasil penelitian
117
Hendro Kusumo dan Eko Prasetyo Moro. Pengaruh Penggunaan WhatsApps
Messenger terhadap prestasi belajar Mahasiswa kelas KKH di PBIO FKIP UAD, Universitas
Ahmad Dahlan, 2016.
71
tersebut juga sesuai dengan Teori Media Baru yang menjelaskan bahwa media
baru memungkinkan adanya komunikasi yang lebih terbuka dan bersifat
fleksibel sehingga manusia dapat mengembangkan orientasi dalam
pengetahuan baru dalam dunia demokratis di masyarakat.118
Siswa tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) biasanya memanfaatkan
media sosial WhatsApp yang dimiliki untuk berkomunikasi dengan keluarga
dan sahabat. Selain itu juga, WhatsApp dapat dimanfaatkan untuk
menyebarkan informasi berupa pengumuman dan membagikan materi
pelajaran sehingga tugas-tugas maupun kebutuhan pengguna dapat terpenuhi.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ishak Abdullah dan
Deni Darmawan yang menjelaskan bahwa manfaat informasi pada umumnya
adalah untuk mendukung tugas-tugas dari penerima informasi. Bagi dunia
pendidikan, informasi dapat memberikan manfaat bagi peserta didik
diantaranya untuk memperluas pengetahuan pendidik, untuk memungkinkan
terjadinya kegiatan pembelajaran yang dinamis dan fleksibel, untuk mengatasi
keterbatasan pada bahan ajar dan untuk memberikan kontribusi pada
pengayaan bahan ajar.119 Sedangkan menurut Pawit M. Yusuf, bagi dunia
keluarga informasi diperlukan untuk mendukung terciptanya keluarga yang
berkualitas.120 Dalam hal ini, WhatsApp memudahkan wali murid dalam
melakukan kontrol terhadap kegiatan maupun prestasi anak mereka di sekolah.
Meskipun WhatsApp memberikan banyak fasilitas dan kemudahan
bagi para penggunanya, namun sering terjadi hambatan dalam penyebaran
informasi melalui WhatsApp. Kendala yang terjadi adalah terjadinya kesalah
pahaman atau miss communication karena tidak semua orang memiliki
penafsiran yang sama atas sebuah informasi akibat kondisi psikologis
seseorang yang berbeda antara individu yang satu dengan yang lainnya. Hal
ini sejalan dengan Teori Pemrosesan Informasi dikemukakan oleh Gagne yang
isinya menganggap bahwa lingkungan memiliki peranan penting dalam
118
Ishak Abdulhak dan Deni Darmawan, Pendidikan Teknologi Informasi dan
Komunikasi Teori dan Aplikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015), h. 379
119
Ibid, h. 60
120
Pawit M. Yusup, Ilmu Informasi, Komunikasi, dan Kepustakaan, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2009), hlm. 16
72
belajar.121 Teori ini menjelaskan bahwa dalam kegiatan belajar, pemrosesan
informasi akan berbeda atara individu yang satu dengan individu yang lainnya.
Hal ini ditentukan oleh penafsiran atau interpretasi seseorang terhadap
informasi yang didapatkan melalui lingkungan belajarnya.
Selanjutnya, hasil perhitungan Uji t menunjukkan bahwa pemanfaatan
media sosial WhatsApp berpengaruh terhadap penyebaran informasi
pembelajaran. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Bagus Kurnia Wibisono tentang Efektivitas Penggunaan Grup Media
Sosial WhatsApp sebagai Media Edukasi Penanganan Pertama Cedera
Muskuloskeletal pada Pelatih Sepak Bola yang hasilnya menunjukkan bahwa
media sosial WhatsApp dapat dugunakan untuk media edukasi atau
pendidikan.122
Pada uji koefisien determinasi, signifiaksi Tabel R Square
menunjukkan bahwa pemanfaatan media sosial WhatsApp memiliki pengaruh
sebesar 38,5% terhadap penyebaran informasi pembelajaran dan sisanya
dipengaruhi faktor lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini. Deni
Darmawan, menjelaskan bahwa komunikasi dilakukan melalui dua cara, yaitu
dengan alat maupun tanpa alat.123 Berdasarkan cara penyebaran informasi,
informasi yang tersebar melalui media komunikasi baik telepon, e-mail,
maupun chat memiliki kekayaan informasi dengan kategori sedang hingga
rendah. Sedangkan, penyebaran informasi dengan cara tatap muka atau tanpa
alat memiliki kekayaan informasi dengan kategori tertinggi. 124 Di sekolah,
siswa banyak memperoleh informasi secara verbal yakni melalui tulisan yang
dilihat dari buku pelajaran, internet, dan papan pengumuman. Sedangkan,
informasi lisan diperoleh melalui penejelasan guru maupun teman sekolah.
Jadi, faktor lain yang juga mempengaruhi penyebaran informasi pembelajaran
selain WhatsApp adalah komunikasi di luar media sosial atau komunikasi
langsung antara pemberi informasi dengan penerima informasi. Dalam
121
Ishak Abdulhak dan Deni Darmawan, Pendidikan Teknologi Informasi dan
Komunikasi Teori dan Aplikasi, h. 76
122
Bagus Kurnia Wibisono, “Efektivitas Penggunaan Grup Media Sosial WhatsApp
sebagai Media Edukasi Penanganan Pertama Cedera Muskuloskeletal pada Pelatih Sepak Bola”,
Skripsi pada Universitas Negeri Yogyakarta, 2017
123
Op.Cit, hlm.11
124
Yosal Irian dan Usep Syaripudin, Komunikasi Pendidikan, hlm. 54
73
kegiatan pendidikan, komunikasi langsung bisa terjadi antara pihak sekolah
dengan siswa atau guru pada saat tertentu di sekolah, atau komunikasi antara
guru dan siswa saat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung. Namun,
untuk mengetahui apakah faktor lain ini memiliki pengaruh terhadap
penyebaran informasi pembelajaran, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
oleh peneliti yang lainnya.
C. Keterbatasan Penelitian
Peneletian ini telah dilakukan sebaik mungkin sesuai dengan prosedur
ilmiah dan keadaan yang ada di lapangan. Namun, penulis masih menemukan
beberapa keterbatasan dan kekurangan pada penelitian ini antara lain:
1. Keterbatasan waktu. Waktu penelitian terbatas karena pada saat
pengambilan data, SMA Negeri 5 Depok sedang dalam masa libur panjang
tahun ajaran baru sekaligus libur hari raya idul fitri.
2. Kesulitan dalam mengumpulkan data angket, karena jumlah sampel yang
cukup banyak.
3. Kemampuan yang kurang optimal dalam mengolah data penelitian
sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama.
74
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
pemanfaatan media sosial WhatsApp berpengaruh terhadap penyebaran
informasi pembelajaran di SMA Negeri 5 Depok. Fitur-fitur WhatsApp yang
dapat dimanfaatkan untuk menyebarkan informasi pembelajaran antara lain
Chat Group, foto, video, pesan suara, dan dokumen. Pemanfaatan media
sosial WhatsApp pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah untuk
berkomunikasi dengan keluarga dan sahabat, menyebarkan informasi berupa
pengumuman hingga membagikan materi pelajaran. Namun, ada kendala yang
dihadapi ketika menggunakan WhatsApp dalam menyebarkan informasi
pembelajaran yaitu terjadinya kesalahpahaman atau miss communication
karena tidak semua orang memiliki penafsiran yang sama dalam menerima
informasi. Dari hasil Uji Koefisien Determinasi, signifiaksi Tabel R Square
menunjukkan bahwa pemanfaatan media sosial WhatsApp memiliki pengaruh
sebesar 38,5% terhadap penyebaran informasi pembelajaran dan sisanya
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini, seperti
komunikasi di luar media sosial atau komunikasi langsung antara siswa dan
guru saat di sekolah.
B. Implikasi
1. Memberikan informasi mengenai dampak negatif penggunaan media sosial
di kalangan remaja.
2. Guru dapat menjadikan WhatsApp sebagai media pembelajaran berbasis e-
learning.
3. Wali murid dapat memantau kegiatan anak dan prestasi anak di sekolah.
C. Saran
1. Siswa
Bagi siswa agar dapat memanfaatkan media sosial yang dimiliki
khususnya WhatsApp untuk membagikan informasi pembelajaran dengan
75
tujuan yang positif sehingga kegiatan belajar dapat dilakukan secara
maksimal.
2. Guru
Bagi guru agar dapat mengembangkan keahlian dalam penggunaan media
sosial, sehingga fitur-fitur yang tersedia pada aplikasi WhatsApp dapat
dimanfaatkan secara maksimal dan penyebaran informasi pembelajaran
menjadi lebih menarik.
3. Sekolah
Bagi sekolah agar memberikan pelatihan kepada guru dalam penggunaan
media sosial WhatsApp, supaya guru-guru dapat mengembangkan
kemampuan dalam penggunaan media sosial melalui beragam fitur yang
tersedia sebagai media penyebaran informasi pembelajaran.
4. Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk mencari faktor lain yang dapat
mempengaruhi penyebaran informasi pembelaajran selain pemanfaatan
media sosial WhatsApp untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP)
dan sederajat, ataupun Madrasah Aliyah.
76
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Abdulhak, Ishak dan Deni Darmawan, Teknologi Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2015.
Arikunto, Suharsimi. Pengembangan Instrumen Penelitian dan Penilaian
Program. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013.
Idris Soenarto, Ali. Metodologi Penelitian dengan Aplikasi Statistika. Depok: PT
Taramedia Bakti Persada, 2015.
Iriantara, Yosal dan Usep Syaripudin, Komunikasi Pendidikan. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2013.
Little Jhon, Stephen W dan Karen A. Foss, Theories of Human Communication.
ed, terj. Mohammad Yusuf Hamdan, Jakarta: Salemba Humanika, 2009.
M. Yusup, Pawit. Ilmu Informasi, Komunikasi, dan Kepustakaan. Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2009.
Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009.
Nasrullah, Rulli. Media Sosial (Prespektif Komunikasi, Budaya, dan
Sosioteknologi). Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2017.
Neuman, W. Lawrance Social Research Methods: Qualitative and
QuantitativeApproaches. ter. Edina T. Sofia. Jakarta: PT Indeks, 2013.
Riduwan. Pengantar Statistika Sosial. Bandung: Alfabeta, 2009.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Cetakan ke-14.
Bandung: Alfabeta, 2011.
Syuryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: CV Pustaka Setia, 2015.
Widarjono, Agus. Analisis Statistika Multivariat Terapan, Yogyakarta: Sekolah
Tinggi Ilmu Manajemen YKPM,2010.
Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori dan Aplikasi.
Jakarta: PT Bumi Aksara. 2007.
77
SKRIPSI/JURNAL
Bagus Kurnia Wibisono, Efektivitas Penggunaan Grup Sosial Media WhatsApp
sebagai Media Edukasi Penanganan Pertama Cedera Muskuloskeletal pada
Pelatih Sepakbola. Skripsi pasda Universitas Negeri Yogyakarta, 2017.
Hendro Kusumo dan Eko Prasetyo Moro. Pengaruh Penggunaan WhatsApps
Messenger terhadap prestasi belajar Mahasiswa kelas KKH di PBIO FKIP
UAD, Universitas Ahmad Dahlan, 2016.
Linda Wahyuni, Yuyun. Efektifitas Komunikasi melalui Aplikasi Whatsapp (Studi
terhadap Guru KPI 2012 di Whatsapp pada Mahasiswa KPI Angkatan 2012).
Skirpsi pada UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2012.
Prajana, Andika. Pemanfaatan Aplikasi WhatsApp dalam Media Pembelajaran di
UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Jurnal pada UIN Ar-Raniry Banda Aceh, 2017.
Sitinjak, Erwin. LINE Group Chat sebagai Media Komunikasi. Jurnal pada
Universitas Sumatera Utara, 2015.
SUMBER LAIN/INTERNET
Google Play Store
https://www.blogger.com/about/?hl=id
https://www.nusantarahost.co.id
https://www.whatsapp.com/about/
https://www.whatsapp.com/features/
KBBI Daring
78
Lampiran 1
ANGKET PENELITIAN
A. Petunjuk Pengisian
1. Berilah tanda Check List ( ) pada kolom yang telah disediakan
2. Silahkan memilih salah satu alternatif jawaban,yaitu :
SS : Sangat setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
3. Setelah selesai mengisi angket, dimohon untuk mengembalikan angket
kepada peneliti
B. Karakteristik Responden
Nama :
Jurusan :
Jenis Kelamin :
C. Instumen Angket
N % Reliability Statistics
Cases Valid 30 100.0 Cronbach's
a
Excluded 0 .0 Alpha N of Items
Total 30 100.0 .867 15
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
N %
Total 30 100.0
ITEM_1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
ITEM_2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
ITEM_3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 5 2.7 2.7 2.7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
ITEM_5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
ITEM_6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
ITEM_7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
ITEM_9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
ITEM_10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
ITEM_11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
ITEM_13
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
ITEM_1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
ITEM_2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
ITEM_3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
ITEM_4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
ITEM_6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
ITEM_7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
ITEM_8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
ITEM_10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
ITEM_11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Unstandardized
Residual
N 186
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation 4.32908265
Most Extreme Differences Absolute .052
Positive .034
Negative -.052
Test Statistic .052
c,d
Asymp. Sig. (2-tailed) .200
ANOVA
Pemanfaatan Media Sosial WhatsApp
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 7.854 2.261 3.473 .001
Pemanfaatan
Media Sosial
.591 .055 .620 10.732 .000
WhatsApp
(X)
a. Dependent Variable: Penyebaran Informasi Pembelajaran (Y)
Hasil Uji Koefisien Korelasi
Correlations
Penyebaran
Informasi
WhatsApp Pembelajaran
WhatsApp Pearson Correlation 1 .620**
Sig. (2-tailed) .000
N 186 186
Penyebaran Informasi Pearson Correlation .620** 1
Pembelajaran Sig. (2-tailed) .000
N 186 186
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 .620a .385 .382 4.34083
a. Predictors: (Constant), Pemanfaatan Media Sosial
WhatsApp (X)
Lampiran 6
Dokumentasi Pemanfaatan Media Sosial WhatsApp SMA Negeri 5 Depok
Dokumentasi Pengisian Angket Kelas XII SMA Negeri 5 Depok
Lampiran 7
125
Riduwan, Pengantar Statistika Sosial, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 309
Lampiran 8
Lembar Observasi
Petunjuk
1. Berikan tanda centang pada kolom “Ya” jika bukti yang disebutkan sesuai
kenyataan.
2. Pemberian skor :
e. Beri skor 4, jika memenuhi 3 bukti
f. Beri skor 3, jika memenuhi 2 bukti
g. Beri skor 2, jika hanya memenuhi 1 bukti
h. Beri skor 1, jika tidak ada bukti yang terpenuhi
Biodata Penulis
Penulis bernama lengkap Nur Lia Pangestika lahir di Tangerang, tanggal 17 Juli
tahun 1996 yang merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan
Amin Nurroziqin dan Paniati. Penulis pernah menempuh pendidikan formal di SD
Negeri Cinangka 02 (2002-2008), MTs Al-Hidayah Cinangka (2008-2011), SMA
Negeri 5 Depok (2011-2014). Setelah lulus dari tingkat SMA, penulis
melanjutkan studi pada tahu 2014 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
konsentrasi Ekonomi. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemanfaatan Media Sosial
WhatsApp Terhadap Penyebaran Informasi Pembelajaran di SMA Negeri 5
Depok” di bawah bimbingan Ibu Dr. Maila Dinia Husnirahim, Ph. D dan Ibu
Neng Sri Nuraeni, M. Pd.diharapkan bisa bermanfaat bagi para pembaca.