BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD
1945 alenia 4 adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut diselenggarakan program pembangunan
nasional secara berkelanjutan, terencana dan terarah termasuk pembangunan di bidang
kesehatan. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari
pembangunan nasional.
Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan
berperan penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia
Indonesia.Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan
berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Puskesmas yang
selanjutnya disebut dengan Unit Pelaksana Teknis Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
merupakan penanggungjawabupaya kesehatan untuk jenjang tingkat pertama. Ada tiga
fungsi dasar Puskesmas yaitu pertama, sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, kedua sebagai pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat,
dan ketiga sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan di wilayahnya, maka perlu
ditunjang oleh manajemen Puskesmas yang baik yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian, serta pengawasan dan pertanggungjawaban. Dimana
dalam fungsi perencanaan tersebut, Puskesmas harus membuat Rencana Tahunan dan
Rencana Lima Tahunan (Rencana Strategis atau Renstra) meliputi rencana kegiatan,
tujuan sasaran serta kebutuhan biaya dan penganggarannya.
5
Reformasi yang signifikan dibidang keuangan negara telah menyebabkan
pergeseran dari penganggaran tradisional ke penganggaran berbasis kinerja. Anggaran
berbasis kinerja lebih menekankan pada proses apa yang dihasilkan (output), bukan
hanya sekedar membiayai masukan (input). Perubahan ini penting dalam rangka proses
pembelajaran yang lebih rasional untuk mempergunakan sumber daya yang dimiliki,
mengingat tingkat kebutuhan dana yang makin tinggi sementara sumber dana yang
tersedia tetap terbatas.
Penganggaran berbasis kinerja dapat diterapkan pada instansi pemerintah yang
tugas dan fungsinya memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dengan demikian,
instansi tersebut dapat menerapkan pola pengelolaan keuangan yang fleksibel dengan
menonjolkan produktifitas, efesiensi dan efektifitas sebagai bagian dalam
pembaharuan manajemen keuangan sektor publik maupun dalam peningkatan standar
pelayanan pemerintah kepada masyarakat yang disebut dengan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD).
Puskesmas merupakan instansi pemerintah yang tugas dan fungsinya
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, sehingga Puskesmas juga dapat
menerapkan PPK BLUD. Untuk dapat menerapkan PPK BLUD, ada beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi yaitu persyaratan teknis, substantive dan
admninistratif. Salah satu persyaratan administratif yang harus dipenuhi oleh
Puskesmas adalah adanya Rencana Strategis Bisnis (RSB).
6
1.3 Maksud dan Tujuan
Rencana Strategis Bisnis (RSB) ini disusun dengan maksud dan tujuan adalah
sebagai berikut :
1. Sebagai salah satu persyaratan administratif yang harus dibuat sebagai dokumen 5
tahunan dari unit kerja SKPD yang akan menerapkan PPK-BLUD.
a. Menjabarkan gambaran tentang kondisi Puskesmas dan sekaligus memahami
arah dan tujuan yang ingin dicapai dalam rangka mewujudkan visi dan misi
Puskesmas, yang mengacu kepada Rencana Strategis Dinas Kesehatan
Kabupaten Tanah Bumbu dan RPJMP Kabupaten Tanah Bumbu.
2. Tersedianya acuan bagi Puskesmas untuk perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian (P1,P2,P3) program dan kegiatan tahunan yang terkait dengan
pembiayaan baik yang bersumber dari pendapatan Puskesmas, APBD, Hibah
maupun sumber lainnya yang sah.
3. Tersedianya satu tolak ukur untuk mengukur pencapaian kinerja tahunan
Puskesmas, sesuai dengan arah kebijakan operasional BLUD.
7
10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggarakan Pemerintah Daerah.
11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara.
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Badan Layanan
Umum Daerah.
13. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 8 Tahun 2007 tentang
Retribusi Pelayanan Kesehatan.
14. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 6 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tanah Bumbu.
15. Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Nomor
46/SK/2009 tentang Pembentukan Tim Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah Unit Pelaksanaan Teknis Kesehatan Masyarakat di
Kabupaten Tanah Bumbu.
8
Bab III Isu Strategis dan Analisa Lingkungan, yang meliputi Isu Strategis, serta
Analisa Lingkungan baik internal maupun eksternal.
Bab IV Visi, Misi, Moto, dan Kebijakan, yang meliputi Visi Puskesmas Giri
Mulya, Misi Puskesmas Giri Mulya, Moto Puskesmas Giri Mulya,
Strategi dan Kebijakan dalam mencapai visi dan misi Puskesmas.
Bab VII Matriks, yang menggambarkan tentang Matriks Rencana Program Lima
Tahunan, Matriks Rencana Pembiayaan Lima Tahunan, Matriks
Proyeksi Arus Kas/Anggaran, Matriks Proyeksi Neraca, dan Matriks
Proyeksi Laporan Operasional Anggaran pada Puskesmas Giri Mulya
periode Tahun 2011 – 2015.
9
BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS
10
poliklinik. Kedudukan Puskesmas Giri Mulya diantara berbagai sarana
pelayanan kesehatan strata pertama adalah sebagai mitra. Di wilayah kerja
Puskesmas Giri Mulya terdapat pula berbagai bentuk upaya kesehatan
berbasis dan bersumberdaya masyarakat seperti Posyandu, Poskesdes dan
Pos UKK. Kedudukan PuskesmasGiri Mulya diantara berbagai bentuk
upaya kesehatan berbasis dan bersumberdaya masyarakat adalah sebagai
Pembina.
11
b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pelayanan yang bersifat public(Public goods) dengan tujuan utama
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit
tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan,
jenis pelayanan tersebut adalah promosi kesehatan, pemberantasan
penyakit, perbaikan gizi, KIA dan KB, Kesehatan jiwa dan lainnya.
12
5. Koordinator Upaya Kesehatan Penunjang.
a. Sub Koordinator Farmasi.
b. Sub Koordinator SP2TP.
c. Sub Koordinator Laboratorium Sederhana.
6. Koordinator Jejaring Pelayanan.
a. Sub Koordinator Puskesmas Pembantu Buahan Kaja.
b. Sub Koordinator Puskesmas Pembantu Buahan.
c. Sub Koordinator Puskesmas Pembantu Kerta.
d. Sub Koordinator Puskesmas Pembantu Puhu.
e. Sub Koordinator Puskesmas Pembantu Bukian.
f. Sub Koordinator Puskesmas Pembantu Melinggih Kelod.
g. Sub Koordinator Puskesmas Pembantu Kelusa.
h. Sub Koordinator Puskesmas Pembantu Bresela.
i. Sub Koordinator Polindes Marga Tengah.
j. Sub Koordinator Puskesmas Keliling.
13
Transportasi cukup terjangkau dari semua desa/dusun bisa dilalui kendaraan
roda dua dan roda empat dengan waktu tempuh ke Puskesmas maksimal dengan waktu
tempuh terlama 25 menit. Batas – batas wilayah kerja Puskesmas adalah :
14
2.5.2 Sarana Pelayanan Kesehatan Pemerintah
Puskesmas Giri Mulya adalah Puskesmas dengan jejaring pelayanan
pemerintah terdiri dari 6 Poskesdes.
2.5.5 Dana
Kegiatan operasional Puskesmas Giri Mulya ditunjang dengan pendanaan yang
bersumber dari APBD II, APBN (Dekon Propinsi, Depkes RI) Pihak III (PT
Askes), Masyarakat (JPKM) dan Sumber lain lain yang sah.
15
Upaya Kesehatan Wajib adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen
nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus
diselenggarakan oleh setiap Puskesmas yang ada di wilayah Indonesia.Upaya
kesehatan wajib Puskesmas Giri Mulya meliputi :
a. Upaya Promosi Kesehatan.
b. Upaya Kesehatan lingkungan.
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana.
d. Upaya Perbaiki Gizi Masyarakat.
e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular.
f. Upaya Pengobatan Dasar.
16
Hasil pencapaian kinerja Puskesmas Giri Mulya dapat diukur dari pencapaian
kinerja kegiatan tahun 2017 dan 2018, yang diperbandingkan dengan target dari
indikator kinerja Indonesia Sehat 2019 dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Dinas
Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu adalah sebagai berikut :
17
tinggi 2 kali setahun
8. Keluarga Sadar Gizi 65 45,8
9. Ibu hamil yang diukur LILA nya 100 100 100
10. Ibu hamil KEK yang ditangani 100 100 100
11. Ibu Nifas yang mendapat Vit A 100 95 92,7
12. Ibu hamil minum tablet besi 90 tab 90 99,03 92,24
13. PMT Pemulihan Kalimantan Selatanta kurang gizi dari 100 100 100
keluarga miskin (Maskin)
E. PEMBERANTASANDANPENCEGAHAN
PENYAKITMENULAR (P2PM)
1. Desa /Kelurahan yang mengalami KLB tetangani < 24 100 100 100
jam
2. Desa/Kelurahan bebas rawan gizi 80 100 100
3. AFPrate per 100.000 penduduk umur < 15 th >1 0 0
4. Penemuan suspek TB Paru 80 13,04 25,5
5. Penemuan BTA + TB Paru 10 4,35 20,8
6. Kesembuhan TB Paru BTA + 85 100 100
7. Pemeriksa Kontak serumah penderita TB Paru BTA + 100 100 100
8. Klien yang mendapat penanganan HIV-AIDS 100 100 100
9. Penderita DBD yang ditangani 100 100 100
10. Kalimantan Selatanta dengan diare yang ditangani 100 100 100
11. Penderita malaria yang diobati 100 100 100
12. Penderita kusta yang RFT 100 100 100
13. Infeksi menular seksual diobati 100 100 100
14. Gigitan binatang penular rabies tertangani 100 100 100
F. KESEHATAN LINGKUNGAN
1. Institusi dibina 70 40,5 50,6
2. Rumah bangunan bebas jentik nyamuk aedes 95 93,8 95,8
3. Tempat umum (TTU/TPM) diawasi 85 81,2 86,3
4. TTU/TPM yang memenuhi syarat 85 84,7 88
5. Sarana air bersih perkotaan 100 100 100
6. Sarana air bersih pedesaan 90 100 100
7. Jamban keluarga perkotaan 93 100 100
8. Jamban keluarga pedesaan 83 90,1 95,6
9. SPAL perkotaan 93 63,9 70,1
10. SPAL pedesaan 83 53,9 57,8
11. Adanya unit klinik sanitasi Puskesmas 1 0 0
G. PROMOSI KESEHATAN
1. Rumah tangga sehat (PHBS) 65 46,4 63,4
2. Bayi dengan ASI Eksklusif 80 57,7 60,0
3. Desa dengan garam yang beryodium baik 90 50,8 67,2
4. Posyandu dengan PURNAMA 40 100 100
5. Penyuluhan P3 NAFSA 15 13,6 19,4
6. Masyarakat dengan JPK pra bayar 65 14,4 42,5
7. Masyarakat miskin dengan JPK 100 100 100
H. PENGOBATAN DASAR
1. Utilisasi rawat jalan 15 83,6 94,92
2. Utilisasi rawat inap 1,5 0,4 0,31
I. USAHA KESEHATAN SEKOLAH
18
1. Penjaringan siswa SD kls 1 Baru 100 100 100
2. Penjaringan siswa kls 1 SMP SMU/SMK baru 100 100 100
J. KESEHATAN USIA LANJUT
1. Pelayanan usia lanjut 70 44 47
2. Puskesmas santun lansia 100 100 100
3. Desa dengan Posyandu Lansia 90 100 100
K. KESEHATAN JIWA
1. Pelayanan gangguan jiwa diPuskesmas 15
L. PERAWATAN KESEHATAN
1. Perkesmas Ibu hamil risti 100 100 100
2. Perkesmas Neonatal risti 100 100 100
3. Perkesmas Kalimantan Selatanta risti 100 100 100
4. Perkesmas Penderita TB Paru BTA+ 100 100 100
M. KESEHATAN MULUT & GIGI
1. Utilisasi pelayanan gigi & mulut 3 1,4 1,84
2. Ibu hamil dengan pelayanan gigi & mulut yang ANC 80 48,7 48,7
di Puskesmas
3. Desa binaan UKGMD 10 9,6 9,6
4. Ratio penambalan dan pencabutan 3:1 2,57:1 1,43:1
N. KESEHATAN MATA
1. Screaning penderita 10
2. Penemuan mata katarak 10
3. Penderita katarak tertangani 80
O. KESEHATAN KERJA
1. Pelayanan kesehatan kerja pada pekerja formal 80 14,4 11,5
P. REGISTRASI RAWAT JALAN
1. Pendaftaran rawat jalan di Puskesmas dengan SIK 100 45,6 100
2. Pengelolaan Rekam Medik 100 65,3 77,5
Q. FARMASI
1. Ketersediaan Obat sesuai kebutuhan 90 80,5 90,2
2. Ketersediaan Essential 100 90,4 95,2
3. Ketersediaan Obat generic 100 100 100
R. LABORATORIUM
1. Pelayanan Laboratorium sederhana 100 100 100
S. PENCATATAN & PELAPORAN
1. Keterpaduan laporan (SP2TP) 100 100 100
2. Ketepatan pengiriman laporan 100 80 90
T. PENGELOLAAN LIMBAH
1. Kelola limbah medis sesuai standar 100 100 100
2. Kelola limbah non medis sesuai standar 100 100 100
BAB III
ISU STRATEGIS DAN ANALISA LINGKUNGAN
19
3.1 Isu Strategis
1. Kesehatan merupakan hak asasi manusia belum sepenuhnya di jadikan investasi
dalam pengembangan bangsa.
2. Belum optimalnya arah pembangunan menuju Indonesia sehat dengan beberapa
indikator yaitu :
a. Lingkungan yang sehat belum sepenuhnya mendukung kehidupan setiap orang.
b. Masih banyak masyarakat belum berperilakau hidup bersih dan sehat.
c. Akses terhadap kesehatan yang bermutu masih kurang.
3. Adanya beban ganda dalam penanggulangan penyakit yaitu belum tuntasnya
masalah penyakit menular dan tidak menular.
4. Banyaknya faktor yang berpengaruh yang berdampak terhadap pembangunan
kesehatan seperti krisis ekonomi, social, budaya, perilaku tidak sehat, kurang
peduli terhadap kesehatan.
5. Kuantitas dan kualitas sumber daya kesehatan manusia perlu ditingkatkan baik
kompetensi maupun ratio penempatannya di masing – masing Puskesmas.
6. Minimnya anggaran untuk menunjang operasional kegiatan Puskesmas yang
tersedia dari Pemerintah Daerah sehingga sangat berpengaruh terhadap mutu
pelayanan.
7. Sistem pengelolaan keuangan dengan mekanisme APBD berpengaruh terhadap
azas kemanfaatan, baik terhadap pemberi pelayanan maupun yang menerima
pelayanan.
20
d. Adanya dasar hukum sebagai landasan kerja (Peraturan daerah,
PeraturanMenteri, atau Prosedur tetap).
e. Adanya uraian tegas dan tupoksi yang jelas.
f. Komitmen petugas yang tinggi untuk peningkatan kinerja.
21
b. Dampak gloKalimantan Selatansasi mendukung rivalisasi yang tidak sehat.
c. Perilaku masyarakat terhadap lingkungan yang sehat belum optimal.
d. Berubahnya pola penyakit baik yang menular maupun yang tidak menular.
BAB IV
VISI, MISI, MOTO, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
22
merupakan gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang hidup di lingkungan
yang sehat dan perilaku hidup masyarakatnya yang juga sehat, mampu menjangkau
pelayanan kesehatan yang ada di wilayahnya dengan mendapatkan pelayanan yang
bermutu, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi – tingginya.
Visi merupakan gambaran tentang arah yang akan dituju dimasa depan yang secara
sadar harus terwujud dalam kurun waktu tertentu.Adapun visi dari Puskesmas Giri
Mulyaadalah “Mewujudkan Masyarakat Kecamatan Kuranji Yang Mandiri Untuk
Hidup Sehat”.
23
kesehatan masyarakat merasa nyaman dan puas.
R : Ramah yaitu dalam setiap program, dilaksanakan dengan sepenuh hati oleh
petugas dan melibatkan masyarakat sehingga akan terjalin suasana
kekeluargaan, saling mengayomi saling bersinergi mencapai tujuan.
I : Inovatif yaitu secara terus menerus melaksanakan program-program inovatif
atau terobosan baru, sehingga sinkronisasi program di Puskesmas menjadi up
to date atau terkini sesuai perkembangan jaman.
M : Maju yaitu setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas Giri Mulya,
dilakukan secara bersama-sama melibatkan masyarakat dengan bersinergi
dengan lintas sektor sehingga Puskesmas Girimulya sebagai Puskesmas
selalu maju (update) sebagai garda terdepan pelayanan masyarakat tingkat
pertama.
U : Unggul, Dalam memberikan pelayanan Puskesmas Giri Mulya selalu unggul
dalam prestasi dan meningkatkan profesionalisme pelayanan.
L : Lugas, dalam memberikan pelayanan yang merata kepada seluruh
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Giri Mulya.
Y : Yakin Bisa, dalam upaya kesehatan yang diberikan yakin bisa dapat
memberikan hasil yang terbaik bagi peningkatan derajat kesehatan
masyarakat menuju Indonesia Sehat.
A : Amanah, dalam melaksanakan tugas setiap program yang dijalankan ,
amanah dalam menjaga keselamatan pasien.
4.4 Strategi
Puskesmas Giri Mulya sebagai pengembangan pelayanan kesehatan masyarakat
di wilayah kerja Kecamatan Giri Mulya, berdasarkan visi dan misinya mempunyai
strategi dalam periode 2020-2025 sebagai berikut :
1. Meluaskan jangkauan pelayanan kesehatan dengan optimalisasi pelayanan
Poskesdes dengan tenaga bidan yang ada di Desa.
2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan baik dari aspek Quality of care maupun
Quality of service.
3. Peningkatan sarana dan prasarana termasuk obat-obatan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
24
4. Memperdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat untuk berperan aktif dalam
penyelenggaraan setiap upaya kesehatan Puskesmas.
5. Meningkatkan keterpaduan (program dan sektoral) untuk mengatasi keterbatasan
sumber daya untuk memperoleh hasil yang optimal.
6. Meningkatkan upaya rujukan baik rujukan kesehatan perorangan maupun rujukan
kesehatan masyarakat.
7. Peningkatan pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK).
8. Peningkatan Pembiayaan kesehatan dan Mekanisme Pengelolaannya.
Dalam melaksanakan strategi tersebut ada beberapa faktor sebagai kunci penentu
keberhasilan dalam melaksanakan visi dan misi Puskesmas yaitu :
1. Komitmen untuk menumbuhkan dan membudayakan prinsip – prinsip dalam
pemberian pelayanan yang focus pada pelanggan.
2. Peningkatan professional SDM.
3. Pengembangan sarana prasarana.
4. Pengembangan jenis dan cakupan pelayanan.
5. Peningkatan pemasaran pelayanan Puskesmas.
6. Pelayanan kesehatan bermutu dan unggul.
7. Komitmen tinggi, itikad moral, disiplin tinggi dalam mewujudkan kepuasan
pasien.
8. Tarif sesuai dengan unit cost.
9. Pengembangan standar operasional pelayanan.
10. Pengelolaan sumber daya yang efektif dan efisien.
11. Standar pembangian jasa pelayanan untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai.
12. Pengembangan Kerja Sama Operasional (KSO) dengan pihak ketiga.
4.5 Kebijakan
Untuk tercapai visi dan misi Puskesmas, tidak lepas dari kebijakan Dinas
Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu (RPJMD) Kabupaten Tanah Bumbu tahun 2008-
2013, sebagai berikut :
1. Menciptakan pelayanan kesehatan tingkat dasar yang prima dengan biaya
terjangkau.
25
2. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan yang memadai dengan mengoptimalkan
jejaring Puskesmas.
3. Melaksanakan Jaminan Pelayanan Kesehatan kepada sekelompok masyarakat
yang rentan ( Jamkesmas, JPKM mandiri/subsidi, JKBM).
4. Memberdayakan masyarakat dalam pembangunan kesehatan.
5. Mendorong dan meningkatkan kemitraan dengan pihak terkait.
6. Mendorong dan meningkatkan perilakau hidup bersih dan sehat (PHBS) serta
menciptakan lingkungan yang sehat.
7. Meningkatkan upaya kesehatan Puskesmas baik perorangan maupun masyarakat.
8. Meningkatkan penampilan Puskesmas dan jaringannya.
9. Meningkatkan kompotensi tenaga Puskesmas.
10. Meningkatakan jumlah, jenis dan mutu obat serta perbekalan kesehatan.
11. Meningkatkan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) dengan pemanfaatan teknologi
informasi yang modern.
12. Meningkatkan system pembiayaan kesehatan.
BAB V
GAMBARAN RENCANA LIMA TAHUNAN
26
(ada sekitar 13 program kerja) sesuai dengan tujuan, kegiatan pokok dan indikator
kinerjanya yaitu :
27
2) Menyediakan pelayanan alkon termasuk pelayanan efek samping KB.
c. Indikator kinerja
1) Persentase cakupan peserta KB baru.
2) Persentase cakupan peserta KB aktif.
3) Persentase cakupan kejadian komplikasi KB.
4) Persentase cakupan kegagalan KB.
5) Persentase cakupan kejadian Drop Out KB.
6) Persentase cakupan PUS maskin ber KB.
7) Persentase cakupan PUS 4 T ber KB.
8) Persentase cakupan PUS dengan penyakit kronis ber KB.
9) Persentase cakupan ibu pasca bersalin/Abortus ber KB.
28
5.1.4 Program Peningkatan Gizi
a. Tujuan
Meningkatkan status gizi masyarakat melalui pemantauan status gizi (ibu
hamil, Kalimantan Selatanta).
b. Kegiatan pokok
1) Penimbangan di puskesmas dan posyandu (SKDN).
2) Pengukuran LILA (Lingkar Lengan Atas) ibu hamil.
3) Pemeriksaan HB pada ibu hamil.
4) Pemberian makanan tambahan (PMT) pemulihan maupun penyuluhan
pada Kalimantan Selatanta gangguan status gizi dan ibu hamil KEK.
5) Memberikan penyuluhan gizi.
6) Pemberian Vitamin A dosis tinggi pada Kalimantan Selatanta dan ibu
nifas.
7) Pemberian tablet besi pada ibu hamil.
8) Pemberian obat cacing pada anak sekolah SD yang risiko tinggi.
c. Indikator kinerja
1) Persentase Kalimantan Selatanta yang dating setiap bulan nimbang di
posyandu.
2) Persentase Kalimantan Selatanta yang naik berat badannya setiap
bulan di posyandu.
3) Ibu hamil yang anemia tidak lebih dari 5%.
4) Kalimantan Selatanta dengan status gizi kurang dan buruk tertangani
dengan PMT pemulihan.
5) Persentase ibu hamil yang diukur LILA nya.
6) Ibu Hamil KEK tertangani dengan PMT pemulihan.
7) Persentase Kalimantan Selatanta mendapatkan VIT A dosis tinggi 2
kali setahun.
8) Persentase ibu nifas dapat Vit A dosis tinggi.
9) Persentase ibu hamil dapat tablet besi 90 tablet.
10) Persentase anak SD yang risiko tinggi dapat obat cacing 6 bulan sekali.
5.1.5 Program Kesehatan Lingkungan
a. Tujuan
29
Menanggulangi dan menghilangkan unsur-unsur fisik pada lingkungan,
sehingga faktor lingkungan yang kurang sehat tidak menjadi faktor risiko
timbulnya penyakit menular di masyarakat.
b. Kegiatan pokok
1) Penyuluhan tentang pemanfaatan jamban keluarga yang sehat.
2) Penyuluhan tentang pemanfaatan sarana air bersih yang sehat.
3) Pengambilan dan pemeriksaan sampel air dan lingkungan.
4) Pemeriksaan tempat-tempat umum (TTU).
5) Penyuluhan tentang system pembuangan air limbah (SPAL).
c. Indikator kinerja
1) Persentase rumah tangga (RT) yang memiliki dan memanfaatkan
jamban sehat.
2) Persentase rumahtangga yang mengakses air bersih yang sehat.
3) Tidak adanya air bersih dan lingkungan yang berisiko/risiko rendah
berdasarkan hasil sampel laboratorium.
4) Persentase TTU yang memenuhi syarat kesehatan.
5) Persentase rumah tangga yang memiliki SPAL.
6) Persentase desa bebas jentik nyamuk Aedes.
c. Indikator kinerja
1) Persentase utilisasi pengobatan rawat jalan.
2) Persentase pelayanan UGD.
30
3) Terlaksananya upaya rujukan sesuai standar.
31
c. Indikator kinerja
1) Persentase penjaringan anak kelas 1 SD, SMP, dan SMU.
2) Persentase sekolah sehat (PHBS Sekolah).
3) Persentase sekolah SD yang memiliki dokter kecil.
4) Persentase sekolah yang mampu melaksanakan pelayanan kesehatan
primer (P3K) dengan sarana ruang UKS.
5) Persentase anak sekolah dengan gigi sehat.
6) Persentase anak sekolah dengan pemantauan status gizi.
32
b. Kegiatan pokok
1) Mengenali penderita yang memerlukan pelayanan kesehatan psikiatri.
2) Memberikan pertolongan pertama psikiatri, pengobatan atau merujuk
ke rumah sakit jiwa.
3) Memberikan penyuluhan kesehatan jiwa kepada penduduk.
4) Memberikan perawatan lanjutan dan rehabilitas sosial untuk penderita
dan keluarganya setelah pasien dirawat di rumah sakit jiwa.
c. Indikator kinerja
1) Persentase utilisasi pengobatan penderita jiwa di Puskesmas.
2) Tidak adanya penderita jiwa yang dipasung di tingkat keluarga.
33
c. Indikator kinerja
1) Persentase sediaan yang di periksa.
2) Persentase sediaan yang dirujuk.
3) Persentase tingkat kebenaran hasil pemeriksa sediaan.
34
d. P2 Kusta
e. P2 TB Paru
f. P2 Malaria
g. P2 MS, HIV/AIDS
h. P2 Gigitan HPR
i. Imunisasi
j. Surveilans dan Avian Influensa
3. Subkor Perbaikan Gizi Masyarakat
4. Subkor Kesehatan Lingkungan
5. Subkor Promosi Kesehatan
6. Subkor Pengobatan
a. Rawat Jalan Umum
b. Rawat Jalan Gigi dan Mulut
c. Unit Gawat Darurat
d. P3K dan Pelayanan Kesehatan Sosial
e. Rujukan
II. UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN
1. Subkor Upaya Kesehatan Sekolah
2. Subkor Kesehatan Gigi dan Mulut
3. Subkor Perkesmas
4. Subkor Kesehatan Khusus
a. Upaya Kesehatan Kerja
b. Upaya Kesehatan Olah Raga
c. Upaya Kesehatan Jiwa
d. Upaya Kesehatan Mata
e. Upaya Kesehatan Lanjut Usia (Usila)
f. Upaya Pengobatan Tradisional
35
Untuk mencapai visi,misi dan motto pelayanan,dan juga sesuai dengan tujuan
pelayanan yaitu dengan memberikan pelayanan prima,akan tercapai pelayanan yang
bermutu,maka setiap program berpedoman pada prosedur pelaksanaan dan standar
pelayanan.Alur Prosedur Pelaksanaan Pelayanan dalam Gedung dapat diketahui pada
gambar 5.1 dibawah ini.
Pasien datang
Pendaftaran
(Loket)
Laboratorium
Konseling Apotik/Farmasi
5.5.1 Tujuan
Sebagai acuan pelayanan dalam gedung sejak pasien datang sampai dengan
selesai pelayanan sehingga memperlancar proses pelayanan baik secara
administrasi maupun teknis medis.
36
Prosedur pelayanan ini pelaksanaannya meliputi mulai dari registrasi pasien
datang,penemuan/pembuatan rekam medik,pelayanan di masing-masing
poliklinik,dan pelayanan penunjang lainnya sesuai indikasi.
5.5.3 Prosedur
a. Persiapan
Semua petugas sesuai jadwal aktif mengadakan proses persiapan pra
pelayanan (tempat,alat,sarana dan prasarana lainnya) sesuai bidang tugas
masing-masing.
b. Pendaftaran Pasien
Pramu Usada
1) Mempersilakan masuk dengan menyampaikan salam,memperkenalkan
diri dan menawarkan apa yang bisa dibantu.
2) Mempersilakan mengambil nomor antrian kemudian mendaftarkan diri
di petugas pendaftaran,dan dipersilakan duduk pada tempat yang
tersedia kalau harus menunggu antrian.
3) Mendahulukan pasien lanjut usia atau pasien yang menunjukkan gejala
sakit yang lebih berat.
4) Untuk pasien dalam keadaan gawat darurat langsung dipersilakan ke
ruang pelayanan gawat darurat (UGD).
Petugas Registrasi
1) Menyampaikan salam kemudian menanyakan dan memasukkan data
selengkap mungkin yang berkaitan dengan keadaan pasien.
2) Membuatkan kartu kunjungan bagi pasien yang belum pernah
terdaftar/terdaftar.
3) Mempersilakan pasien untuk menunggu di masing-masing ruang
tunggu sesuai poliklinik.
4) Menyerahkan data ke ruang rekam medic untuk dilakukan
penemuan/pembuatan buku catatan medik (berlaku bagi pasien lama).
5) Membuat catatan medik bagi pasien yang baru pertama berkunjung
dan dianggap tidak punya catatan medik dalam family folder.
37
1) Menemukan catatan medik sesuai dengan catatan identitas petugas
registrasi (berlaku bagi pasien lama).
2) Mendistribusikan catatan medik ke poliklinik pelayanan sesuai dengan
jenis pelayanan yang diminta dan atau diberikan.
c. Pelayanan Poliklinik
Pramu Usada
1) Membantu memperlancar proses pelayanan ke masing-masing
poliklinik pelayanan.
Perawat/Bidan
1) Mencocokkan data diri pasien dan nama kepala keluarga dengan data
yang tertulis di buku/catatan medik pasien.
2) MengemKalimantan Selatankan status pasien ke ruang rekam medik
untuk dikonfirmasi kemKalimantan Selatan apabila ada perbedaan
prinsip dengan data diri pasien.
3) Menimbang berat badan pada semua anak di bawah 1 tahun atau pada
umur tertentu atas indikasi medis.
4) Mempersilakan duduk pada tempat yang telah tersedia.
5) Melengkapi status dengan kertas resep yang telah mencantumkan
identitas pasien dan dokter.
6) Melakukan anamnesa awal dan pemeriksaan tanda vital atau tanda
lainnya atas indikasi tertentu dan sesuai instruksi dokter.
7) Menulis semua hasil pemeriksaan awal pada status pasien.
8) Perawat/bidan menyerahkan status pasien yang berisi data awal ke
meja dokter.
Dokter Umum/Dokter Gigi
1) Menanyakan keluhan utama pasien.
2) Melakukan anmnesa terarah sesuai dengan keluhan pasien.
3) Melakukan pemeriksaan fisik diagnostik yang mengarah pada keluhan
utama pasien dan sesuai indikasi.
4) Merujuk untuk pemeriksaan penunjang (Laboratorium,EKG,USG dan
lainnya) kalau diperlukan atau karena sebagai penegak diagnose.
5) Menegakkan diagnosa pasti penyakit atau diagnosa kerja.
38
6) Memberikan terapi (resep) atau tindakan sesuai diagnose kerja
penyakit.
7) Melakukan rujukan apabila karena kompotensi diagnosa belum bisa
ditegakkan atau karena indikasi memerlukan perawatan di pelayanan
kesehatan tingkat lanjut.
8) Meminta tanda persetujuan pasien dan atau keluarganya apabila
memerlukan tindakan medis atau memerlukan rujukan.
9) Mencatat semua tahapan pemeriksaan,tindakan yang dilakukan pada
status pasien.
Perawat/Bidan
1) Menginput rekam medik dari buku status ke dalam system computer
(SIMPUS-SIK) dan register poliklinik serta buku-buku catatan bantu
yang berkaitan dengan setoran atau klaim administrasi keuangan.
2) Mencatat identitas dan status pasien
(Askes,Jamkesmas,JKBM,Umum),diagnose tujuan rujukan ke dalam
buku/register brujukan.
3) MengemKalimantan Selatankan status/catattan medik pasien dengan
lengkap kepada petugas catatan medik (RM/registrasi).
4) Melakukan rekapitulasi harian/bulanan yang berkaitan dengan data-
data untuk keperluan laporan bulanan.
d. Pelayanan Penunjang
Petugas Laboratorium/Elektromedik
1) Menyampaikan salam dan mempersilakan pasien untuk dudukdi
tempat yang telah disediakan.
2) Mencocokkan data diri pasien dengan format permintaan
pemeriksaan penunjang.
3) Menjelaskan dan meminta persetujuan kepada pasienmengenai
maksud dan teknik pengambilan specimen.
4) Melakukan tatalaksana pemeriksaan sesuai standar yang sudah
ditetapkan.
39
5) Menjelaskan kepada pasien mengenai informasi
hasilpemeriksaan(waktu selesainya) dan meminta nomor kontak
person kalau diperlukan.
6) Menginformasikan secara tertulis hasil pemeriksaan kepada
Dokter,perawat,bidan dan atau pasien tepat waktu.
7) Melakukan pencatatan terhadap jenis pemeriksaan,hasil pemeriksaan
serta catatan bantu lainnya yang berkaitan dengan administrasi
keuangan.
Petugas Konseling
1) Menyampaikan salam dan mempersilakan duduk.
2) Memperkenalkan diri serta mencocokkan data diri pasien dengan
catatan medik.
3) Melakukan anamnesa yang mengarah kepada keluhan utama atau
penyakit yang berkaitan dengan prilaku hidup bersih dan sehat.
4) Melakukan pengukuran terhadap berat badan dan tinggi badan atas
dasar indikasi.
5) Mencatat semua hasil anamnesa dan pemeriksaan di catatan medik
pasien.
6) Menganalisa hasil pemeriksaan maupun hasil anamnesa untuk
menentukan intervensi terhadap prilaku yang berkaitan dengan
penyakit.
7) Memberikan cara tatalaksana yang berkaitan dengan prilaku untuk
menjaga agar penyakit yang dideritanya biar sembuh terkendali dan
mencegah komplikasi.
8) Memberikan anjuran/saran secara tertulis kepada pasien/keluarganya
mengenai hal-hal yang harus dilakukan di rumah untuk membantu
proses penyembuhan/pemulihan kondisi penyakit.
9) Mencatat semua hasil kegiatan ke dalam buku catatan kerja dan
melaporkan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Petugas Apotik/Farmasi
1) Menyampaikan salam dan memberitahukan agar pasien menunjukkan
dan menyerahkan bukti/resep pengambilan obat.
40
2) Mencocokkan identitas pasien dengan identitas resep yangdiserahkan
maupun yang ada pada system computer (SIK).
3) Mempersilakan kepada pasien agar menunggu di tempat yang telah
tersedia selama proses pengambilan/peracikan obat.
4) Melakukan pengecekkan dan pengambilan obat sesuai dengan resep.
5) Menginformasikan kepada dokter kalau ada obat yang diminta
Melalui resep tidak tersedia atau tersedia dengan merk dagang
lain,agar mendapatkan informasi untuk penggantian item obat pada
resep.
6) Menuliskan nama,tanggal dan aturan pakai pada pembungkusatau
tempat obat dengan jelas.
7) Melakukan pemanggilan kepada pasien yang obatnya sudah siap untuk
diserahkan.
8) Memberikan penjelasan kepada pasien/keluarganya tentang cara
pemakaian obat dan dimohon untuk segera kontrol apabila terjadi
gangguan yang dirasakan akibat obat.
9) Menyampaikan salam dan permohonan maaf apabila terjadi
keterlambatan di dalam pemberian pelayanan.
10) Melakukan pengelolaan terhadap kertas/dokumen resep sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
11) Melaksanakan tugas pencatatan dan pelaporan terhadap barang dan
obat baik harian maupun bulanan pada setiap jenjang (kartu stok,buku
catatan obat),dan administrasi lainnya seperti keuangan.
Petugas Catatan Medik/RM
1) Menerima dan mengkonfirmasi kemKalimantan Selatan semua
buku/status catatan medik sesuai dengan jumlah pasien yang dilayani.
2) Mengedit semua buku/status catatan medik sesuai dengan standar
tatalaksana.
3) Menempatkan kemKalimantan Selatan buku/status catatan medik
sesuai dengan aturan yang telah disepakati untuk memudahkan
pencarian dan penemuan di saat pasien itu control kemKalimantan
Selatan.
41
4) Melakukan pengelolaan terhadap buku/status catatan medik yang
merupakan dokumen penting,sesuai dengan peraturan yang berlaku.
BAB VI
PROYEKSI KEUANGAN LIMA TAHUNAN
42
disajikan dalam bentuk matriks pada Bab VII sub 7.9Matriks Proyeksi Laporan
Operasional Anggaran Puskesmas Giri Mulya Periode Tahun 2011 – 2015, pada
halaman 62.
43
BAB VIII
PENUTUP
Rencana Strategis Bisnis Puskesmas Giri Mulya tahun 2011 - 2015 adalah
dokumen perencanaan 5 (lima) tahunan yang merupakan salah satu persyaratan
administratif unit kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang akan menerapkan
PPK-BLUD disamping persyaratan administratif lainnya.
Renstra bisnis BLUD ini merupakan penjabaran dari visi,misi dan program
Puskesmas Giri Mulya yang berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten Tanah Bumbu 2008-2013,Rencana Strategi Dinas Kesehatan
Kabupaten Tanah Bumbu 2008-2013.
Rencana Strategis Bisnis Puskesmas Giri Mulya tahun 2011 - 2015 diharapkan
dapat dijadikan sebagai :
1. Salah satu persyaratan administratif yang harus dibuat sebagai bahan
usulan dalam menuju PPK-BLUD
2. Sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Bisnis Anggaran BLUD (RBA-BLUD)
tahunan dan evaluasi kerja.
3. Pedoman perencanaan pembangunan kesehatan yang mempunyai
sinergisitas,keterpaduan dan sinkronisasi dengan rencana pembangunan di Kabupaten
Tanah Bumbu.
4. Bahan evaluasi oleh Tim Penilai dan Tim Pengawas BLUD Kabupaten Tanah Bumbu
di dalam menentukan arah kebijakan kepada Unit Kerja yang menerapkan PPK-
BLUD.
Seperti diketahui bahwa kesehatan adalah hak setiap warga Negara dengan
demikian masyarakat mulai lebih mengetahui akan hak dan kewajibannya selaku warga
Negara.Aparatur pemerintah dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai
penyelenggara pemerintahan,pembangunan dan pelayanan masyarakat dituntut untuk
memainkan peran yang lebih optimal khususnya dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
Masyarakat telah memandang bahwa pelayanan yang baik adalah haknya,oleh
karena itu pelayanan yang diselenggarakan oleh pemerintah bukan sekadar dalam rangka
pelaksanaan kewajiban saja seperti yang terjadi di masa lampau.
63
Puskesmas di era reformasi ini harus bisa tumbuh dan berkembang.Untuk dapat
tumbuh dan berkembang maka perlu diupayakan peningkatan mutu pelayanan kesehatan
Puskesmas yang berkesinambungan sesuai kebutuhan masyarakat sebagai pelanggan
(costumers).
Langkah strategis perlu ditempuh dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan
kualitas pelayanan,dengan cara memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada unit
pelayanan seperti Puskesmas yang merupakan ujung tombak dalam memberikan
pelayanan kesehatan tingkat pertama untuk melaksanakan manajemen pelayanan dan
pengelolaan keuangan secara mandiri diantaranya dengan menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD).
64