Keterpurukan
Evolusi Utopia
4JJ l
Aqidah
Al-Quran
Surgawi
dan Hadist
Syari’ah
Sifat Kesempurnaan
Sifat Keabadian
Ideal
Sifat Kemutlakan Kekuasaan Tuhan
Nilai
Kebenaran
Manusia
Kebaikan
Keadilan
Ideal
Keyakinan Masalah
Realitas
Keterpurukan
Evolusi Utopia
Evolusi Pikir (Aguste Comte) Evolusi Budaya (P. Sorokin) Evolusi Peradaban (Willy Brand)
Theologis Idealisional Masyarakat Agraris
Metafisika Masyarakat Industrial
Indrawi
Positifisme Masyarakat Informasi
Ideologi
Pemberdayaan Pemberdayaan
Sumber Daya Sumber Daya
Alam (SDA) Manusia (SDM)
4. SEBUAH PENEGASAN KOMITMEN (DOKTRINASI) :
Rincian Materi
Kehidupan di dunia merupakan tempat berkumpulnya masalah, yang dengan masalah itu Allah
ingin melihat kualitas diri kita apakah mampu menghadapinya dengan terus meminta pertolongan
padaNya dan menjadi hambanya yang bertaqwa atau malah sebaliknya, menjadi lemah dan fasiq.
Membiarkan masalah begitu saja bukanlah sebuah penyelesaian, karena umat yang tidak
menyadari akan terus terjerumus sedangkan kita yang mengetahui mempunyai kewajiban untuk
mengajak mereka kepada jalan yang benar. Oleh karena itu untuk mengantisipasi hal tersebut, kita
perlu mengetahui apa sebenarnya masalah yang senantiasa di tubuh umat Islam dan bagaimana
cara penyelesaiannya.
b) Watak
Manusia memiliki watak yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Masing masing memiliki
kekhasan serta memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Watak merupakan hasil dari
interaski lingkungan dan bawaan seseorang sehingga terkadang sulit untuk dirubah. Watak
biasanya menjadi ciri bagi pribadi tertentu. Namun demikian watak yang terbantuk tidak
sesuai dengan fitrah manusia itu dapat dirubah dengan pendidikan Islam.
c) Syahwat
Permasalahn yang berkaitan dengan syahwat ini sudah ada sejak adanya manusia. Seperti
kisah habil dan kabil, kisah Nabi Yusuf AS yang digoda oleh Zulaikha, kisah isteri nabi yang
ingin mendapatkan harta sehingga nabi berdiam diri selama dua bulan. Atau kisah
Tsa’labah yang terlambat sholat berjama’ah karena sibuk mengurusi binatang ternaknya.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an
d) Insting
Insting dapat berupa keinginan makan dan minum, kecenderungan hati nurani (naluri),
sensitifitas terhadap persoalan, daya respon tehadap suatu aksi. Setiap manusia memiliki
insting yang berbeda-beda. Insting ini ada yang bernilai positif misalnya sesuai dengan fitrah
ada juga yang negatif yang menjauhi fitrahnya. Dengan insting yang berbeda-beda inilah
setiap orang mempunyai cara yang berbeda dalam menyikapi permasalahan umat.
B. Faktor-faktor Penyebab Kelemahan Umat Islam
Antara lain adalah:
1. Faktor Eksternal: Ghozwul Fikr (perang pemikiran)
Ghozwul Fikri adalah serangan pemikiran secara bertubi-tubi yang tersusun secara
sistematik, teratur dan terancang dengan baik yang dilakukan untuk merubah
kepribadian, gaya hidup, dan tingkah laku pada umat Islam. Ghozwul fikri ini bertujuan
merusak akhlak, menghancurkan pemikiran, melarutkan kepribadian, dan menjadikan
muslim keluar dari ahgamanya. Ghozwul fikri ini merupakan strategi baru yang ditemukan
oleh orang-orang kafir setelah melihat kenyataan kekalahan nasrani pada masa perang
salib. Usaha ini mulai dilaksanakan sebelum jatuhnya Khilafah Islamiyah, dimulai dengan
memutuskan hubungan di antara negeri Islam sehingga memunculkan paham nasionalisme,
kekauman, dan kebangsaan. Pemisahan segala aspek-aspek kehidupan dari nilai-nilai luhur
agama Islam. Dapat dilihat dengan munculnya orientalisme, kristenisasi, dan gerakan
pembebasan perempuan yang sudah menunjukkan hasilnya pada sebagian umat Islam,
mereka telah berubah menjadi jahiliyah (bodoh). Firman Allah dalam
QS Al-Maidah: 50;
”Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik
daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?”
Pelaku dari Ghazwul fikri ini secara umum terdiri dari orang-orang yahudi, Nasrani, Majusi,
Musyrikin, Munafikin, Atheis, dan orang kafir. Mereka biasa disebut dengan mustakbiruun
(orang-orang yang melampaui batas),
“…bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan pula (jalan) mereka yang sesat.”
(QS Al-Fatihah: 7).
Salah satu penyebab kemunduran umat Islam adalah akibat mempelajari Islam hanya
karena mengikuti sehingga pemahaman yang ada pun sekedar pemahaman ikut-ikutan
(taqlid buta), bukan pemahaman yang berlandaskan ilmu pengetahuan. Padahal Allah
telah berfirman:
”Dan janganlah kamu mengikuti apa ynag kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan
diminta pertanggungjawabannya.” (Q.S. Al-Isra’: 36)
2) Terpecah belah karena perbedaan masalah furu’ (cabang)
Oleh musuh-musuh Islam. Sudah saatnya bagi umat Islam untuk memperkuat kesatuan
hati dan tali ukhuwah. Firman Allah:
“dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu
membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat
mempersatukan hati mereka, akakn tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka.
Sesuangguhnya Dia Mahaperkasa lagi Mhabijaksana.” (Q.S. Al-Anfal: 63)
3) Adanya perasaan rendah diri dan tidak tsiqoh pada ummat Islam
Di antara umat Islam saat ini banyak yang tidak memiliki Izzah Islam, merasa enggan
untuk menunjukkan identitas keislamannya.”. Padahal Islam itu tinggi dan tidak ada
yang menandingi ketinggiannya (al Islamu ya’lu wa laa yu’la ‘alaihi), demikian sabda
Rasulullah. Maka Izzah Islam harus bangkit pada diri tiap-tiap umat Islam, karena orang
yang paling tinggi derajatnya di muka bumi ini sesungguhnya adalah orang-orang yang
beriman.
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal
kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang
beriman.” (Q.S. Ali-Imran: 139)
4) Adanya gejala taqlid dengan semua yang datang dari kaum kafir
Bagi seorang muslim yang tidak lagi memiliki izzah Islam akan mudah baginya untuk
berkiblat dan mengikuti sesuatu yang lain, yang datang dari luar Islam bahkan orang
kafir sekalipun. Dan tentu saja hal ini menjadi bukti kelemahan padahal Allah sudah
berfirman:
“wahai orang-orang yang beriman! janganlah kamu menjadikan orang yahudi dan
nasrani sebagai teman setia(mu); mereka satu sama lain saling melindungi.
Barangsiapa di antara kamu yang menjadikan mereka teman setia, maka
sesungguhnya dia termasuk golongan mereka. Sungguh Allah tidak memberi petunjuk
kepad aorang-orang yang zalim.” (Q.S. Al-Maidah: 51)
Dan rasulullah telah bersabda “ Keutamaan seorang alim (ahli ilmu) atas seorang abid
(ahli ibadah) seperti keutamaanku atas orang yang paling rendah derajatnya
(HR. Tirmidzi).
“Barang siapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan
baginya jalan menuju surga”
(Hr.Muslim, Ibdi Hibban dan Al hakim)
Islam telah pula melahirkan ilmuan besar dalam sejarah seperti Ibnu sina (avicena),
Ibnu Rusyid (Averroes), Al Khawarijmi dll.
Menuntut ilmu, memahami dan mengamalkannya dengan niat yang ikhlas dan dengan
cara yang sesuai dengan syariat Islam serta menyerahkan hasilnya hanya kepada
Allah (bertawakkal
5. Ummat islam harus menerapkan syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan
6. Mendidik generasi Islam dengan manhaj (system) pendidikan yang syamil (sempurna)
“dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk dengan kekuatan yang kamu
miliki dan dari pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh Allah, musuhmu
dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya. Apa saja yang kamu
infaqkan di jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak
8. Dengan perjuangan dan pengorbanan yang total sebagai bukti dari ungkapan cinta
kepada Allah dan Rasulnya. Sebab tiada cinta tanpa usaha dan pengorbanan.
PROBLEMATIKA UMAT ISLAM
Mengapa kita perlu untuk membahas materi problematika umat Islam. Sebenarnya urgensi dari
materi ini adalah bagaimana agar setiap muslim memiliki kepedulian dan perhatian terhadap
masalah yang dihadapi Islam dan kaum muslimin.
Seseorang yang tidak memiliki perhatian dan kepedulian terhadap problematika yang dihadapi
umat Islam, maka dalam sebuah riwayat disebutkan itu bukan umat Muhammad SAW . Siapa yang
tidur di waktu malam dan tidak pernah risau dengan masalah-masalah yang dihadapi kaum
muslimin, maka hakekatnya dia itu bukan umat Muhammad SAW.
Problematika atau problem merupakan kata serapan yang bermakna masalah-masalah yang belum
terpecahkan, belum ada solusinya.
Realita sekarang menunjukkan bahwa eksistensi ummat Islam seperti yang disebutkan dalam al
Qur’an dan Hadits serta realitas umat terdahulu hilang atau dengan kata lain, umat Islam sekarang
sedang terpuruk.
Definisi ini akan dijadikan barometer untuk meneropong permasalahan umat Islam. Karena itu
secara sederhana, untuk kita melihat problematika tersebut, kita harus mengetahui dulu konsep
ideal bagaimana kondisi ideal umat Islam ini seharusnya.
Dalam Al-Quran disebutkan kondisi ideal bagaimana kondisi umat Islam seharusnya, dimana
kondisi ideal ini telah dimiliki dan sudah dipraktekkan oleh para pendahulu kita yaitu Rasulullah
Persatuan dan kesatuan umat pada saat itu tampak dalam tiga hal berikut ini:
a. Satu dalam aqidah.
b. Satu dalam kepemimpinan, yaitu di bawah kepemimpinan Rasulullah SAW berlanjut pada
masa Khulafa ar-Rasyidin.
c. Satu dalam jama’ah, saat itu tidak ada jama’ah yang masing-masing saling mengklaim diri
paling benar dan menyalahkan orang lain.
Begitu juga dalam bidang politik. Hampir dua pertiga dari jumlah negara di dunia saat ini
menjalankan sistem demokrasi yang nota bene merupakan warisan kebudayaan Yunani.
Sistem politik Islam, dianggap tidak relevan lagi dengan zaman modern. Makanya negara-
negara yang masih teguh menjalankan sistem politik Islam, meskipun tidak ideal, ataupun
negara-negara yang ingin menerapkan syariat Islam akan selalu ditekan dan dipaksa untuk
meninggalkan sistem politik Islam.
Bidang militer atau pertahanan, hampir tidak ada negara Islam yang kekuatan militernya
sanggup menyamai kekuatan militer AS, dan para sekutunya. Tidak mengherankan jika
kemudian mereka, musuh-musuh Islam, dengan sangat mudahnya menyerang dan
menghancurkan negara-negara Islam.
Dalam kebudayan, sangat jelas terasa bahwa budaya yang berkembang dan menjadi
panutan adalah budaya Barat yang bebas, permisif, dan semua istilah yang menunjukkan
keburukan yang itu bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Bidang-bidang lain menunjukkan
Pada intinya, kondisi umat Islam sekarang sedang mengalami kemunduran, dimana musuh-
Umat Islam sekarang justru berperilaku layaknya orang-orang kafir, mendorong kepada
untuk menjalankan ajaran agamanya secara benar, justru malah memunculkan keraguan-
ini sebagai alat untuk meraih kepentingan sesaat yang bersifat duniawi.
Meninggalkan jihad
Taqlid (ikut-ikutan)
Dalam perilaku
Tidak bisa dipungkiri, realitas umat Islam saat ini, berada di bawah bayang-bayang
kekuasaan dan pengaruh musuh-musuh Islam. Negara-negara Islam berada dalam
cengkeraman negara-negara kafir.
Kekuasaan dan pengaruh itu begitu kuatnya, hingga memaksa umat Islam untuk mengikuti
apa yang mereka kehendaki.
Diperparah dengan kondisi umat yang jauh dari agama, maka semakin kompleks masalah
yang dihadapi kaum muslimin. Apa yang datangnya dari Barat pasti dinilai baik dan
bermanfaat bagi kehidupan mereka, sedangkan yang datangnya dari Islam, mereka anggap
sudah ketinggalan zaman.
Dalam kehidupan bernegara, sistem yang digunakan yang datangnya dari Barat, yaitu
demokrasi. Demokrasi dengan segala turunannya dianggap sebagai jalan terbaik yang
memberikan kebaikan dan manfaat bagi seluruh rakyat.
Dalam level individu, pola pikir dan perilaku umat Islam tidak jauh berbeda dengan
perilakunya orang-orang kafir. Berpikir sebebas-bebasnya, berpakaian tapi tidak
berpakaian, berbicara seenaknya, dan apa saja yang menjadi karakaterisitik orang-orang
kafir diikuti oleh umat Islam.
Musibah yang terjadi pada umat Islam selain yang telah disebutkan di atas adalah kondisi
umat yang bercerai-berai, terpecah belah. Umat Islam tidak satu suara. Sehingga dengan
Sejarah membuktikan ketika umat Islam sudah tidak lagi bersatu, khilafah Utsmani runtuh.
Jika umat Islam saat itu bersatu, negara-negara kafir sperti Jerman, Prancis, Inggris, Rusia
dll., tidak akan mudah menaklukan kekuatan Islam. Bukannya waspada akan datangnya
ancaman dari musuh, tapi malah justru sibuk saling menyalahkan dan mengalahkan satu
sama lain. Umat semakin jauh dari ajaran Islam sebagaimana yang disampaikan oleh
Rasulullah SAW dan dibawa oleh para shahabatnya dulu, sehingga tidak heran jika muncul
faham-faham yang menyimpang baik itu dalam hal keyakinan (aqidah) maupun dalam hal
ibadah.
yayasan-yayasan, dll., yang mengklaim diri paling benar. Diperparah dengan sikap fanatik,