Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

A. PENDAHULUAN
Dalam keperawatan anak yang menjadi individu (klien) adalah anak yang diartikan
sebagai seseorang yang usianya kurang dari 18 (delapan belas) tahun dalam masa tumbuh
kembang, dengan kebutuhan khusus yaitu kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan
spiritual.
Anak merupakan individu tersendiri yang bertumbuh dan berkembang secara unik dan
tidak dapat diulang setelah usianya bertambah. Menurut UU No. 4 tahun 1979 tentang
Kesejahteraan Anak, yang dimaksud anak adalah seseorang yang belum mencapai umur
21 tahun dan belum pernah menikah. Saat ini yang disebut anak bukan lagi yang berumur
21 tahun, tetapi berumur 18 tahun, seperti yang ditulis Hurlock (1980) masa dewasa dini
dimulai umur 18 tahun.
Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan
yang dimulai dari bayi hingga remaja. Dalam proses berkembang anak memiliki ciri fisik,
kognitif, konsep diri, pola koping dan perilaku sosial. Ciri fisik pada semua anak tidak
mungkin pertumbuhan fisiknya sama, demikian pula pada perkembangan kognitif
adakalanya cepat atau lambat. Perkembangan konsep diri sudah ada sejak bayi akan
tetapi belum terbentuk sempurna dan akan mengalami perkembangan seiring
bertambahnya usia anak. Pola koping juga sudah terbentuk sejak bayi di mana bayi akan
menangis saat lapar.
Anak usia sekolah adalah anak yang memiliki umur 6 sampai 12 tahun yang masih duduk
disekolah dasar dari kelas 1 sampai kelas 6 dan perkembangan sesuai usianya. Langkah
perkembangan selama anak mengembangkan kompetensi dalam keeterampilan fisik,
kognitif, dan psikologis.

B. TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah keperawatan keluarga.
2. Untuk mengetahui tentang konsep tugas perkembangan keluarga dengan anak usia
sekolah
3. Untuk memenuhi konsep keperawatan yang diberikan pada anak usia sekolah

C. MANFAAT
Manfaat penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa bisa mendapatka informasi tentang
konsep keperawata pada anak usi sekolah.
BAB 2
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Anak sekolah adalah anak yang memiliki umur 6 sampai 12 tahun yang masih duduk
disekolah dasar dari kelas 1 sampai kelas 6 dan perkembangan sesuai usianya. Langkah
perkembangan selama anak mengembangkan kompetensi dalam keeterampilan fisik,
kognitif, dan psikologis.

B. PERKEMBANGAN USIA SEKOLAH


1.Perkembangan Biologis
Saat umur sampai 12 tahun, pertumbuhan rata-rata 5 cm per tahun untuk tinggi badan dan
meningkat 2-3 kg per tahun untuk berat badan. Selama usia tersebut, anak laki-laki dan
perempuan memiliki perbedaan ukuran tubuh. Anak laki-laki cenderung gemuk. Pada
usia ini, pembentukan jaringan lemak lebih cepat perkembangannya daripada otot.
2. Perkembangan Psikologis
Menurut Freud, perkembangan psikososialnya digolongkan dalam fase laten, yaitu ketika
anak berada dalam fase oidipus yang terjadi pada masa prasekolah dan mencintai
seseorang. Dalam tahap ini, anak cenderung membina hubungan yang erat atau akrab
dengan teman sebaya, juga banyak bertanya tentang gambar seks yang dilihat dan
dieksploitasi sendiri melalui media.
3. Perkembangan Kognitif
Perkembangan psikososialnya digolongkan dalam fase laten, yaitu ketika anak berada
dalam fase oidipus yang terjadi pada masa prasekolah dan mencintai seseorang. Dalam
tahap ini, anak cenderung membina hubungan yang erat atau akrab dengan teman sebaya,
juga banyak bertanya tentang gambar seks yang dilihat dan dieksploitasi sendiri melalui
media.
4. Perkembangan Moral
Masa akhir kanak-kanak, perkembangan moralnya dikategorikan oleh Kohlberg berada
dalam tahap konvensional. Pada tahap ini, anak mulai belajar tentang peraturan-peraturan
yang berlaku, menerima peraturan, dan merasa bersalah bila tidak sesuai dengan aturan
yang telah diterimanya.
5. Perkembangan Spiritual
Anak usia sekolah menginginkan segala sesuatunya adalah konkret atau nyata daripada
belajar tentang “God”.Mereka mulai tertarik terhadap surga dan neraka sehingga
cenderung melakukan atau mematuhi peraturan, karena takut bila masuk neraka.
6. Perkembangan Bahasa
Pada usia ini terjadi penambahan kosakata umum yang berasal dari berbagai pelajaran di
sekolah, bacaan, pembicaraan, dan media. Kesalahan pengucapan mengalami penurunan
karena selama mencari pengalaman anak telah mendengar pengucapan yang benar
sehingga mampu mengucapkannya dengan benar.
7. Perkembangan sosial
Akhir masa kanak-kanak sering disebut usia berkelompok, yang ditandai dengan adanya
minat terhadap aktivitas teman-teman dan meningkatnya keinginan yang kuat untuk
diterima sebagai anggota kelompok.
8. Perkembangan Seksual
Masa ini anak mulai belajar tentang seksualnya dari teman-teman terlebih guru dan
pelajaran di sekolah. Anak mulai berupaya menyesuaikan penampilan, pakaian, dan
bahkan gerak-gerik sesuai dengan peran seksnya. Kecenderungan pada usia ini, anak
mengembangkan minat-minat yang sesuai dengan dirinya. Disini, peran orang tua sangat
penting untuk mempersiapkan anak menjelang pubertas.
9. Perkembangan Konsep Diri
Perkembangan konsep diri sangat dipengaruhi oleh mutu hubungan dengan orang tua,
saudara, dan sanak keluarga lain. Saat usia ini, anak-anak membentuk konsep diri ideal,
seperti dalam tokoh-tokoh sejarah, cerita khayal, sandiwara, film, tokoh nasional atau
dunia yang dikagumi, untuk membangun ego.

C. MASALAH ANAK SEKOLAH


1. Bahaya Fisik
a. Penyakit
1) Penyakit palsu/khayal untuk menghindari tugas-tugas yang menjadi tanggung
jawabnya
2) Penyakit yang sering dialami adalah yang berhubungan dengan kebersihan diri
b. Kegemukan
Bahaya kegemukan yang dapat terjadi :
1) Anak kesulitan mengikuti kegiatan bermain sehingga kehilangan kesempatan
untuk keberhasilan social
2) Teman-temannya sering mengganggu dan mengejek sehingga anak menjadi
rendah diri
c. Kecelakaan
Meskipun tidak meninggalkan bekas fisik, kecelakaan sering dianggap sebagai
kegagalan dan anak lebih bersikap hati-hati akan bahayanya bagi psikologisnya
sehingga anak merasa takut dan hal ini dapat berkembang menjadi rasa malu yang
akan mempengaruhi hubungan sosial
d. Kecanggungan
Anak mulai membandingkan kemampuannya dengan teman sebaya bila muncul
perasaan tidak mampu dapat menjadi dasar untuk rendah diri
e. Kesederhanaan
Hal ini sering dilakukan oleh anak-anak dan orang dewasa memandangnya sebagai
perilaku kurang menarik sehingga anak menafsirkannya sebagai penolakan yang
dapat mempengaruhi konsep diri anak
2. Bahaya Psikologis
a. Bahaya dalam berbicara
Ada 4 (empat) bahaya dalam berbicara yang umum terdapat pada anak-anak usia
sekolah yaitu :
1) Kosakata yang kurang dari rata-rata menghambat tugas-tugas di sekolah dan
menghambat komunikasi dengan orang lain.
2) Kesalahan dalam berbicara, cacat dalam berbicara (gagap) akan membuat anak
jadi sadar diri sehingga anak hanya berbicara bila perlu saja
3) Anak yang kesulitan berbicara dalam bahasa yang digunakan dilingkungan
sekolah akan terhalang dalam usaha untuk berkomunikasi dan mudah merasa
bahwa ia berbeda
4) Pembicaraan yang bersifat egosentris, mengkritik dan merendahkan orang lain,
membual akan ditentang oleh temannya
b. Bahaya emosi
Anak akan dianggap tidak matang bila menunjukan pola-pola emosi yang kurang
menyenangkan seperti marah yang berlebihan, cemburu masih sangat kuat sehingga
kurang disenangi orang lain
c. Bahaya bermain
Anak yang kurang memiliki dukungan sosial akan merasa kekurangan kesempatan
untuk mempelajari permainandan olah raga untuk menjadi anggota kelompok, anak
dilarang berkhayal, dilarang melakukan kegiatan kreatif dan bermain akan menjadi
anak penurut yang kaku.
d. Bahaya dalam konsep diri
Anak yang mempunyai konsep diri yang ideal biasanya merasa tidak puas terhadap
diri sendiri dan tidak puas terhadap perlakuan orang lainbila konsep sosialnya
didasarkan pada pelbagai stereotip, anak cenderung berprasangka dan bersikap
diskriminatif dalam memperlakukan orang lain. Karena konsepnya berbobot emosi
dan cenderung menetap serta terus menerus akan memberikan pengaruh buruk pada
penyesuaian sosial anak
e. Bahaya moral
Bahaya umum diakitkan dengan perkembangan sikap moral dan perilaku anak-
anak:
1) Perkembangan kode moral berdasarkan konsep teman-teman atau berdasarkan
konsep-konsep media massa tentang benar dan salah yang tidak sesuai dengan
kode orang dewasa
2) Tidak berhasil mengembangkan suara hati sebagai pengawas perilaku
3) Disiplin yang tidak konsisten membuat anak tidak yakin akan apa yang
sebaiknya dilakukan
4) Hukuman fisik merupakan contoh agresivitas anak
5) Menganggap dukungan teman terhadap perilaku yang salah begitu memuaskan
sehingga menjadi perilaku kebiasaan
6) Tidak sabar terhadap perilaku orang lain yang salah
f. Bahaya yang menyangkut minat
Bahaya yang dihubungkan dengan minat masa kanak-kanak :
1) Tidak berminat terhadap hal-hal yang dianggap penting oleh teman-teman
sebaya
2) Mengembangkan sikap yang kurang baik terhadap minat yang dapat bernilai
bagi dirinya, misal kesehatan dan sekolah
g. Bahaya hubungan keluarga
Kondisi-kondisi yang menyebabkan merosotnya hubungan keluarga :
1) Sikap terhadap peran orang tua, orang tua yang kurang menyukai peran orang
tua dan merasa bahwa waktu, usaha dan uang dihabiskan oleh anak cenderung
mempunyai hubungan yang buruk dengan anak-anaknya
2) Harapan orang tua, kritikan orang tua pada saat anak gagal dalam melaksanakan
tugas sekolah dan harapan-harapan orang tua maka orang tua sering mengkritik,
memarahi dan bahkan menghukum anak
3) Metode pelatihan anak, disiplin yang otoriter pada keluarga besar dan disiplin
lunak pada keluarga kecil yang keduanya menimbulkan pertentangan dirumah
dan meyebabkan kebencian pada anak. Disiplin yang demokratis biasanya
menghasilkan hubungan keluarga yang baik.
4) Status sosial ekonomi, bila anak merasa benda dan rumah miliknya lebih buruk
dari temannya maka anak sering menyalahkan orang tua dan orang tua
cenderung membenci hal itu
5) Pekerjaan orang tua, pandangan mengenai pekerjaan ayah mempengaruhi
persaan anak dan bila ibu seorang karyawan sikap terhadap ibu diwarnai oleh
pandangan teman-temannya mengenai wanita karier dan oleh banyaknya beban
yang harus dilakukan di rumah.
6) Perubahan sikap kepada orang tua, bila orang tua tidak sesuai dengan harapan
idealnya anak, anak cenderung bersikap kritis dan membandingkan orang
tuanya dengan orang tua teman-temannya.
7) Pertentangan antar saudara, anak-anak yang merasa orang tuanya pilih kasih
terhadap saudara-saudaranya maka anak akan menentang orang tua dan saudara
yang dianggap kesayangan orang tua
8) Perubahan sikap terhadap sanak keluarga, anak-anak tidak menyukai sikap
sanak keluarga yang terlalu memerintah atau terlalu tua dan orang tua akan
memarahi anak serta sanak keluarga membenci sikap sianak
9) Orang tua tiri, anak yang membenci orang tua tiri karena teringat orang tua
kandung yang tidak serumah akan memperlihatkan sikap kritis, negativitas dan
perilaku yang sulit.

D. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
a. Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia sekolah
1) Identitas anak
2) Riwayat kehamilan dan persalinan
3) Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini
4) Kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari)
5) Pertumbuhan dan prekembangannya saat ini (termasuk kemampuan yang telah
dicapai)
6) Pemeriksaan fisik
b. lengkapi dengan pengkajian fokus
1) Bagaimana karakteristik teman bermain
2) Bagaimana lingkungan bermain
3) Berapa lama anak menghabiskan waktunya disekolah
4) Bagaimana stimulasi terhadap tumbuh kembang anak dan adakah sarana yang
dimilikinya
5) Bagaimana temperamen anak saat ini
6) Bagaiman pola anak jika menginginkan sesuatu barang
7) Bagaimana pola orang tua menghadapi permintaan anak
8) Bagaimana prestasi yang dicapai anak saat ini
9) Kegiatan apa yang diikuti anak selain di sekolah
10) Sudahkah memperoleh imiunisasi ulangan selama disekolah
11) Pernahkah mendapat kecelakaan selama disekolah atau dirumah saat bermain
12) Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa ini
13) Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah dan apa jenisnya
14) Bagaimana pola anak memanfaatkan waktu luangnya
15) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga

Anda mungkin juga menyukai