Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PNEUMONIA

Dosen Pengampu : Ns. Noor Yunida Triana, S. Kep., M. Kep.

Disusun Oleh:

1. Iksan Nurul Anbiya (170103037)


2. Imam Fauzan Arifin (170103038)
3. Inggar Pemana P. (170103039)
4. Krisis Monika (170103043)
5. Leila Dara Rosyida (170103046)
6. Lisa Nur Kamallia (170103047)
7. Lutfi Afifah (170103048)
8. Muhammad Nur R. (170103054)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA

2019
A. Definisi
Pneumonia adalah peradangan akut pada parenkim paru, bronkiolus respiratorius dan
alveoli, menimbulkan konsolidasi jaringan paru oleh eksudat sehingga dapat
mengganggu pertukaran oksigen dan karbondioksida di paru-paru.
Pneumonia-masyarakat (community-acquired pneumonia) adalah pneumonia yang
terjadi akibat infeksi diluar rumah sakit , sedangkan pneumonia nosokomial adalah
pneumonia yang terjadi >48 jam atau lebih setelah dirawat di rumah sakit, baik di
ruang rawat umum ataupun di ICU tetapi tidak sedang menggunakan ventilator.
Pneumonia berhubungan dengan penggunaan ventilator (ventilator-acquired
pneumonia/VAP) adalah pneumonia yang terjadi setelah 48-72 jam atau lebih setelah
intubasi tracheal. Pneumonia yang didapat di pusat perawatan kesehatan (healthcare-
associated pneumonia) adalah pasien yang dirawat oleh perawatan akut di rumah sakit
selama 2 hari atau lebih dalam waktu 90 hari dari proses infeksi, tinggal dirumah
perawatan (nursing home atau longterm care facility), mendapatkan antibiotik
intravena, kemoterapi, atau perawatan luka dalam waktu 30 hari proses infeksi
ataupun datang ke klinik rumah sakit atau klinik hemodialisa.

B. Penyebab
1. Tipikal organisme
Penyebab pneumonia berasal dari gram positif berupa :
 Streptococcus pneumoniae
 Streptococcus pneumonia
 Pseudomonas aeruginosa
 Klebsiella pneumonia
2. Atipikal organisme
 Mycoplasma pneumonia
 Chlamedia sp.
 Legionella sp.
 Staphylococcus aureus
 Haemophilus influenza
3. Fungi
 Candida sp.
 Aspergillus sp.
 Cryptococcus neoformans.

C. Tanda dan Gejala


Gejala khas adalah demam, menggigil, berkeringat, batuk (baik non produktif atau
produktif atau menghasilkan sputum berlendir, purulen, atau bercak darah), sakit dada
karena pleuritis dan sesak. Gejala umum lainnya adalah pasien lebih suka berbaring
pada sisi yang sakit dengan lutut tertekuk karena nyeri dada. Pemeriksaan fisik
didapatkan retraksi atau penarikan dinding dada bagian bawah saat pernafas, takipneu,
kenaikan atau penurunan taktil fremitus, perkusi redup sampai pekak menggambarkan
konsolidasi atau terdapat cairan pleura, ronki, suara pernafasan bronkial, pleural
friction rub.

D. Patofisiologi
Proses infeksi dimana patogen tersebut masuk ke saluran nafas bagian bawah setelah
dapat melewati mekanisme pertahanan inang berupa daya tahan mekanik (epitel,cilia,
dan mukosa), pertahanan humoral (antibodi dan komplemen) dan seluler (leukosit,
makrofag, limfosit dan sitokinin). Kemudian infeksi menyebabkan peradangan
membran paru (bagian dari sawar-udara alveoli) sehingga cairan plasma dan sel darah
merah dari kapiler masuk. Hal ini menyebabkan rasio ventilasi perfusi menurun,
saturasi oksigen menurun. Pada pemeriksaan dapat diketahui bahwa paru-paru akan
dipenuhi sel radang dan cairan , dimana sebenarnya merupakan reaksi tubuh untuk
membunuh patogen, akan tetapi dengan adanya dahak dan fungsi paru menurun akan
mengakibatkan kesulitan bernafas, dapat terjadi sianosis, asidosis respiratorik dan
kematian.

E. Komplikasi
1. Pneumonia ekstrapulmoner, pneumonia pneumokous dengan bakteriemi.
2. Pneumonia ekstrapulmoner non infeksius gagal ginjal, gagal jantung, emboli paru
dan infark miokard akut.
3. ARDS ( Acute Respiratory Distress Syndrom)
4. Sepsis
5. Gagal pernafasan, syok, gagal multiorgan
6. Penjalaran infeksi (abses otak, endokarditis)
7. Abses paru
8. Efusi pleura

F. Pemeriksaan Diagnosa
1. Chest X-Ray : teridentifikasi adanya penyebaran (misal: lobus dan bronkial);
dapat juga menunjukkan multipel abses/infiltrat, empiema (Staphylococcus);
penyebaran atau lokasi infiltrasi (bakterial); atau penyebaran/extensive nodul
infiltrat (seringkali viral), pada pneumonia mycoplasma chest x-ray mungkin
bersih.
2. Analisis gas darah (Analysis Blood Gasses-ABGs) dan Pulse Oximetry :
abnormalitas mungkin timbul tergantung dari luasnya kerusakan paru-paru.
3. Pewarnaan Gram/Culture Sputum dan Darah : didapatkan dengan needle biopsy,
aspirasi transtrakheal, fiberoptic bronchoscopy, atau biopsi paru-paru terbuka
untuk mengeluarkan organisme penyebab. Lebih dari satu tipe organisme yang
dapat ditemukan, seperti Diplococcus pneumoniae, Staphylococcus aureus, A.
Hemolytic streptococcus, dan Hemophilus influenzae.
4. Pemeriksaan darah lengkap (Complete Blood Count-CBC) : leukositosis biasanya
timbul, meskipun nilai pemeriksaan darah putih (white blood count-WBC) rendah
pada infeksi virus.
5. Tes serologi : membantu dalam membedakan diagnosis pada organisme secara
spesifik.
6. LED : meningkat.
7. Pemeriksaan fungsi paru-paru : volume mungkin menurun (kongesti dan kolaps
alveolar): tekanan saluran udara meningkat dan kapasitas pemenuhan udara
menurun, hipoksemia.
8. Elektrolit : sodium dan klorida mungkin rendah.
9. Bilirubin : mungkin meningkat

G. Penatalaksanaan
1. Oksigen 1-2 liter/menit
2. IVFD dekstrose 10% : NaCl 0,9% = 3:1, +KCl 10 mEq/500 ml cairan sesuai berat
badan, kenaikan suhu dan status hidrasi.
3. Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui
selang nasogastrik dengan feeding drip.
4. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan
beta agois untuk memperbaiki transport mukosiler.
5. Koreksi gangguan keseimbangan asam dan basa elektrolit.
6. Antibiotik sesuai hasil biakan atau berikan :
 Untuk kasus pneumonia masyarakat :
a. Ampisillin 100 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian
b. Kloramfenikol 75 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian
 Untuk kasus pneumonia pusat perawatan kesehatan
a. Sefotaksim 100 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian
b. Amikasin 10-15 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian
Infeksi

Bakteri : Streptococcus pneumoniae, Chlamydophila pneumoniae

Virus : virus penyebab flu dan pilek.

Jamur, mikoplasma.

Peradangan
membran paru Mukus/dahak

Cairan plasma Fungsi paru


dan sel darah menurun
merah dari kapiler
masuk ke paru

Sulit bernafas Sesak, sakit dada

Rasio ventilasi paru

BERSIHAN INTOLERANSI
JALAN NAFAS AKTIVITAS
Saturasi oksigen
GANGGUAN
menurun
PERTUKARAN
GAS
Rencana Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Pneumonia

Perencanaa

No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas Jalan nafas bersih dan a. Mengkaji jumlah / - Melakukan evaluasi awal
tidak efektif efektif setelah 3x24 kedalaman pernafasan untuk melihat kemajuan
berhubungan jam perawatan, dan pergerakan dada dari hasil intervensi yang
dengan : dengan kriteria hasil : b. Auskultasi daerah telah dilakukan.
 Inflamasi  Secara verbal paru-paru, mencatat
trakheobronkial, tidak ada keluhan area yang menurun/ - Penurunan aliran udara
pembentukan sesak tidak adanya aliran timbul pada area yang
edema,  Suara nafas udara serta mencatat konsolidasi dengan cairan.
peningkatan normal (vesikuler) adanya suara nafas Suara napas bronkial
produksi sputum  Sianosis (-) tambahan seperti (normal di atas bronkus)
 Nyeri pleuritis  Batuk (-) crackles dan wheezes. dapat juga crackles,
 Fatigue  Jumlah c. Elevasi kepala, sering rhonchi dan wheezes
pernafasan dalam ubah posisi terdengar pada saat
batas normal d. Membantu pasien inspirasi dan atau
sesuai usia dalam melakukan ekspirasi sebagai respon
latihan napas dalam. dari akumulasi cairan,
Mendemonstrasikan/ sekresi kental dan
membantu pasien spasme/obstruksi saluran
belajar untuk batuk, napas.
misalnya menahan
dada dan batuk efektif
pada saat posisi tegak - Diafragma yang lebih
lurus rendah akan membantu
e. Melakukan suction dalam meningkatkan
atas indikasi ekspansi dada, pengisian
f. Memberikan cairan udara, mobilisasi dan
kurang lebih 2500 pengeluaran secret.
ml/hari (jika tidak ada
kontraindikasi) dan air - Nafas dalam akan
hangat memfasilitasi
pengembangan
Kolaborasi : maksimum paru-
a. Mengkaji efek dari paru/saluran udara kecil.
pemberian nebulizer Batuk merupakan
dan fisioterapi mekanisme pembersihan
pernapasan lainnya, diri normal, dibantu silia
missal : incentive untuk memelihara
spirometer, IPPB, kepatenan saluran udara.
perkusi dan postural Menahan dada akan
drainase. Melakukan membantu untuk
tindakan selang mengurangi
diantara waktu makan ketidaknyamanan, dan
dan membatasi cairan posisi tegak lurus akan
jika cairan sudah memberikan tekanan
mencukupi. lebih besar untuk batuk.
b. Memberikan
pengobatan atas
indikasi : mukolitik, - Menstimulasi batuk atau
ekspektoran, pembersihan saluran
bronkodilator dan nafas secara mekanis
analgesic pada pasien yang tidak
c. Memberikan cairan dapat melakukannya
suplemen, misalnya IV, dikarenakan
humidifikasi oksigen ketidakefektifan batuk
dan humidifikasi ruang atau penurunan
d. Memonitor serial kesadaran.
chest-X-ray, ABGs dan
pulse oximetry - Cairan (terutama cairan
e. Membentu dengan hangat) akan membantu
bronchoscopy/ memobilisasi dan
thoracentesis jika mengeluarkan secret.
diindikasikan.
- Memfasilitasi pencairan
dan pengeluaran secret.
Postursl drainase mungkin
tidak efektif pada
pneumonia interstitial
atau yang disebabkan
oleh eksudat atau
kerusakan dari alveolar.
Pengaturan tatalaksanan
atau jadwal dari intake
oral akan mengurangi
muntah dan batuk.
- Membantu mengurangi
bronkospasme dengan
mobilisasi dari secret.
Analgesic diberikan untuk
meningkatkan usaha
batuk dengan mengurangi
rasa tidak nyaman, tetapi
harus digunakan sesuai
penyebabnya.

- Cairan diberikan untuk


mengganti kehilangan
(termasuk insensible/IWL)
dan membantu mobilisasi
secret.

- Untuk dapat mengikuti


kemajuan dan efek dari
proses penyakit serta
memfasilitasi kebutuhan
untuk perubahan terapi.

- Kadang-kadang
diperlukan untuk
meneluarkan sumbatan
mucus, secret yang
purulent dan atau
mencegah atelaktasisi.

2. Kerusakan Pertukaran gas dapat a. Mengobservasi warna - Sianosis kuku


pertukaran gas teratasi setelah 3x24 kulit membrane menggambarkan
berhubungungan jam perawatan mukosa dan kuku serta vasokontriksi atau
dengan : dengan kriteria hasil : mencatat adanya respons tubuh terhadap
 Perubahan  Keluhan dipsnea sianosis perifer (kuku) demam. Sianosis
membrane berkurang atau sianosis pusat cuping, telinga,
alveolar kapiler  Denyut nadi (circumoral) membrane mukosa dan
(efek inflamasi) dalam rentan b. Mengkaji status kulit sekitar mulut
 Gangguan normal dan irama mental dapat mengindikasikan
kapasitas regular c. Memonitor denyut/ adanya hipoksemia
pengangkutan  Kesadaran penuh irama jantung sistemik
oksigen dalam  Hasil nilai analisis d. Memonitor suhu
darah (demam, gas darah dalam tubuh bila ada - Kelemahan, mudah
perubahan kurva batas normal indikasi. Melakukan tersinggung, bingung
oksihemoglobin). tindakan untuk dan somnolen dapat
mengurangi demam merefleksikan adanya
Yang ditandai: dan menggigil, hipoksemia/ penurunan
- Dispnea misalnya menganti oksigenisasi serebral
- Takikardia posisi, suhu ruangan
- Restlestness yang nyaman dan - Takikardia biasanya
/perubahan kompres (teoid or cool timbul sebagai hasil dari
kesadaran water sponge) demam/ dehidrasi
- Hipoksia e. Mempertahankan tetapi dapat timbul juga
bedrest. sebagai respons
Menganjurkan untuk terhadap hiposekmia
penggunaan Teknik
relaksasi dan - Demam tinggi (biasanya
melskuksn sktivitas pada pneumonia
hiburan yang beragam bakteri dan influenza)
f. Meninggikan posisi akan meningkatkan
kepala. Menganjurkan kebutuhan
perubahan posisi metabolisme dan
tubuh, nafas dalam konsumsi oksigen dan
dan batuk efektif mengubah oksigenasi
g. Mengkaji tingkat seluler
kecemasan.
Menganjurkan untuk - Mencegah kelelahan
menceritakan secara dan mengurangi
verbal. Menjawab konsumsi oksigen untuk
pertanyaan secara memfasilitasi resolusi
bijaksana. infeksi
Mengunjungi
seseringnya, mengatur - Tindakan ini akan
pengunjung untuk meningkatkan inspirasi
tinggal bersama pasien maksimal,
atas indikasi mempermudah
h. Mengobservasi kondisi pengeluaran secret
yang memburuk. untuk meningkatkan
Mencatat adanya ventilasi
hipotensi, sputum
berdarah, pucat, - Kecemasan merupkan
sianosis, perubahan manifestasi dari
dalam tingkat psikologis sebagai
kesadaran serta respons fisiologis
dispnea berat dan terhadap hipoksia.
kelemahan Memberikan
Kolaborasi : ketentraman dan
a. Memberikan terapi meningkatkan perasaan
oksigen sesuai aman akan mengurangi
kebutuhan, misalnya masalah psikologis, oleh
nasal prong dan karena itu akan
masker menurunkan kebutuhan
b. Memonitor ABGs, oksigen dan respons
pulse oximetry psikologis yang
merugikan.

- Shock dan edema paru-


paru merupakan
penyebab yang sering
menyebabkan kematian
pada pneumonia dan
memerluakan intervensi
media secepatnya.

3 Intoleransi aktivitas Aktivitas dapat a) Mengevaluasi Memberikan kemampuan atau


yang berhubungan terpenuhi selama respon pasien kebutuhan pasien dan
dengan : perawatan dengan terhadap memfalitasi dalam pemilihan
 Tidak kriteria : aktivitas.mencatat intervensi
seimbangnya  Laporan secara dan melaporkan
persediaan verbal,kekuatan adanya
dan otot meningkat dispenia,peningkatan
kebutuhan dan tidak ada kelemahan,serta
oksigen perasaan perubahn dalam
kelemahan kelelahan. tanda vital selama Mengurangi stress dan
umum  Tidak ada sesak dan setelah aktivitas. stimulus yang berlebihan,serta
Kelelahan karena  Denyut nadi Memberikan lingkungan yang meningkatkan istirahat
gangguan pola tidur dalam batas nyaman dan membatasi
akibat normal pengunjung selama fase akut
ketidaknyaman,batuk Tidak muncul sianosis atas indikasi.Menganjurkan
produktif,dispenia. untuk menggunakan
menajemen stress dan
aktivitas yang beragam

Anda mungkin juga menyukai