Disusun Oleh:
FAKULTAS KESEHATAN
2019
A. Definisi
Pneumonia adalah peradangan akut pada parenkim paru, bronkiolus respiratorius dan
alveoli, menimbulkan konsolidasi jaringan paru oleh eksudat sehingga dapat
mengganggu pertukaran oksigen dan karbondioksida di paru-paru.
Pneumonia-masyarakat (community-acquired pneumonia) adalah pneumonia yang
terjadi akibat infeksi diluar rumah sakit , sedangkan pneumonia nosokomial adalah
pneumonia yang terjadi >48 jam atau lebih setelah dirawat di rumah sakit, baik di
ruang rawat umum ataupun di ICU tetapi tidak sedang menggunakan ventilator.
Pneumonia berhubungan dengan penggunaan ventilator (ventilator-acquired
pneumonia/VAP) adalah pneumonia yang terjadi setelah 48-72 jam atau lebih setelah
intubasi tracheal. Pneumonia yang didapat di pusat perawatan kesehatan (healthcare-
associated pneumonia) adalah pasien yang dirawat oleh perawatan akut di rumah sakit
selama 2 hari atau lebih dalam waktu 90 hari dari proses infeksi, tinggal dirumah
perawatan (nursing home atau longterm care facility), mendapatkan antibiotik
intravena, kemoterapi, atau perawatan luka dalam waktu 30 hari proses infeksi
ataupun datang ke klinik rumah sakit atau klinik hemodialisa.
B. Penyebab
1. Tipikal organisme
Penyebab pneumonia berasal dari gram positif berupa :
Streptococcus pneumoniae
Streptococcus pneumonia
Pseudomonas aeruginosa
Klebsiella pneumonia
2. Atipikal organisme
Mycoplasma pneumonia
Chlamedia sp.
Legionella sp.
Staphylococcus aureus
Haemophilus influenza
3. Fungi
Candida sp.
Aspergillus sp.
Cryptococcus neoformans.
D. Patofisiologi
Proses infeksi dimana patogen tersebut masuk ke saluran nafas bagian bawah setelah
dapat melewati mekanisme pertahanan inang berupa daya tahan mekanik (epitel,cilia,
dan mukosa), pertahanan humoral (antibodi dan komplemen) dan seluler (leukosit,
makrofag, limfosit dan sitokinin). Kemudian infeksi menyebabkan peradangan
membran paru (bagian dari sawar-udara alveoli) sehingga cairan plasma dan sel darah
merah dari kapiler masuk. Hal ini menyebabkan rasio ventilasi perfusi menurun,
saturasi oksigen menurun. Pada pemeriksaan dapat diketahui bahwa paru-paru akan
dipenuhi sel radang dan cairan , dimana sebenarnya merupakan reaksi tubuh untuk
membunuh patogen, akan tetapi dengan adanya dahak dan fungsi paru menurun akan
mengakibatkan kesulitan bernafas, dapat terjadi sianosis, asidosis respiratorik dan
kematian.
E. Komplikasi
1. Pneumonia ekstrapulmoner, pneumonia pneumokous dengan bakteriemi.
2. Pneumonia ekstrapulmoner non infeksius gagal ginjal, gagal jantung, emboli paru
dan infark miokard akut.
3. ARDS ( Acute Respiratory Distress Syndrom)
4. Sepsis
5. Gagal pernafasan, syok, gagal multiorgan
6. Penjalaran infeksi (abses otak, endokarditis)
7. Abses paru
8. Efusi pleura
F. Pemeriksaan Diagnosa
1. Chest X-Ray : teridentifikasi adanya penyebaran (misal: lobus dan bronkial);
dapat juga menunjukkan multipel abses/infiltrat, empiema (Staphylococcus);
penyebaran atau lokasi infiltrasi (bakterial); atau penyebaran/extensive nodul
infiltrat (seringkali viral), pada pneumonia mycoplasma chest x-ray mungkin
bersih.
2. Analisis gas darah (Analysis Blood Gasses-ABGs) dan Pulse Oximetry :
abnormalitas mungkin timbul tergantung dari luasnya kerusakan paru-paru.
3. Pewarnaan Gram/Culture Sputum dan Darah : didapatkan dengan needle biopsy,
aspirasi transtrakheal, fiberoptic bronchoscopy, atau biopsi paru-paru terbuka
untuk mengeluarkan organisme penyebab. Lebih dari satu tipe organisme yang
dapat ditemukan, seperti Diplococcus pneumoniae, Staphylococcus aureus, A.
Hemolytic streptococcus, dan Hemophilus influenzae.
4. Pemeriksaan darah lengkap (Complete Blood Count-CBC) : leukositosis biasanya
timbul, meskipun nilai pemeriksaan darah putih (white blood count-WBC) rendah
pada infeksi virus.
5. Tes serologi : membantu dalam membedakan diagnosis pada organisme secara
spesifik.
6. LED : meningkat.
7. Pemeriksaan fungsi paru-paru : volume mungkin menurun (kongesti dan kolaps
alveolar): tekanan saluran udara meningkat dan kapasitas pemenuhan udara
menurun, hipoksemia.
8. Elektrolit : sodium dan klorida mungkin rendah.
9. Bilirubin : mungkin meningkat
G. Penatalaksanaan
1. Oksigen 1-2 liter/menit
2. IVFD dekstrose 10% : NaCl 0,9% = 3:1, +KCl 10 mEq/500 ml cairan sesuai berat
badan, kenaikan suhu dan status hidrasi.
3. Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui
selang nasogastrik dengan feeding drip.
4. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan
beta agois untuk memperbaiki transport mukosiler.
5. Koreksi gangguan keseimbangan asam dan basa elektrolit.
6. Antibiotik sesuai hasil biakan atau berikan :
Untuk kasus pneumonia masyarakat :
a. Ampisillin 100 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian
b. Kloramfenikol 75 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian
Untuk kasus pneumonia pusat perawatan kesehatan
a. Sefotaksim 100 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian
b. Amikasin 10-15 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian
Infeksi
Jamur, mikoplasma.
Peradangan
membran paru Mukus/dahak
BERSIHAN INTOLERANSI
JALAN NAFAS AKTIVITAS
Saturasi oksigen
GANGGUAN
menurun
PERTUKARAN
GAS
Rencana Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Pneumonia
Perencanaa
- Kadang-kadang
diperlukan untuk
meneluarkan sumbatan
mucus, secret yang
purulent dan atau
mencegah atelaktasisi.