Anda di halaman 1dari 75

Lampiran 1

KeputusanDirektur RSUD Kajen 1


Nomor : 445 / 4.3 / 2018
Tanggal : 02 Januari 2018

BAB I
PENDAHULUAN

Di masa yang lampau sistem kesehatan lebih banyak berorientasi pada penyakit
yaitu hanya menunggu sampai ada yang sakit, barulah kemudian yang bersangkutan
diberi pengobatan. Dalam keadaaan yang memerlukan, si sakit dirawat di rumah sakit.
Sesudah sembuh dipulangkan, lalu kambuh dengan penyakit yang sama sehingga yang
bersangkutan dirawat kembali di rumah sakit. Demikian siklus ini berlangsung terus,
kemudian disadari, bahwa untuk memelihara kesehatan masyarakat diperlukan sesuatu
rangkaian usaha yang lebih luas, dimana perawatan dan pengobatan rumah sakit
hanyalah salah satu bagian kecil dari rangkaian usaha tersebut.
Efektivitas suatu pengobatan, selain dipengaruhi oleh pola pelayanan kesehatan
yang ada serta sikap dan keterampilan para pelaksanannya, juga sangat dipengaruhi
oleh lingkungan, sikap, pola hidup pasien dan keluarganya. Selain itu, tergantung juga
pada kerjasama yang positif antara petugas kesehatan dengan pasien dan keluarganya.
Kalau pasien dan keluarganya memiliki pengetahuan tentang cara-cara penyembuhan
dan pencegahan penyakitnya, serta keluarga pasien mampu dan mau berpartisipasi
secara positif, maka hal ini akan membantu peningkatan kualitas kesahatan masyarakat
pada umumnya.
Promosi Kesehatan rumah sakit (PKRS) berusaha mengembangkan pengertian
pasien, keluarga, dan pengunjung rumah sakit tentang penyakit dan pencegahannya.
Selain itu, PKRS juga berusaha menggugah kesadaran dan minat pasien, keluarga, dan
pengunjung rumah sakit untuk berperan secara positif dalam berusaha penyembuhan
dan pencegahan penyakit. Oleh karena itu, PKRS merupakan bagian yang tidak
terpisah dari program pelayanan kesehatan rumah sakit.

Isu Strategis
Promosi Kesehatan di Rumah sakit telah diselanggarakan sejak tahun 1994
dengan nama Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS). Seiring
dengan pengembangannya, pada tahun 2003, isitlah PKMRS berubah menjadi Promosi
Kesehatan Rumah sakit (PKMRS). Seiring dengan pengembangannya, pada tahun
2003, istilah PKMRS berubah menjadi promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS).
Berbagai kegiatan telah dilakuakan untuk mengembangkan PKRS seperti penyusunan
pedoman PKRS, advokasi dan sosialisasi PKRS kepada Direktur rumah sakit
pemerintah, pelatihan PKRS, pengembangan dan distribusi media serta pengembangan
2

model PKRS antara lain di Rumah Sakit Pasar Rebo di Jakarta dan Rumah Sakit
Syamsuddin, SH di Sukabumi. Namun pelaksanaan PKRS dalam kurun waktu lebih dari
15 tahun belum memberikan hasil yang maksimal dan kesinambungannya di rumah
sakit tidak terjaga dengan baik tergantung pada kuat tidaknya komitmen Direktur rumah
sakit. Berdasarkan hal tersebut, beberapa isu strategis yang muncul dalam Promosi
Kesehatan di Rumah sakit, yaitu:
1. Sebagian besar Rumah Sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah satu
kebijakan upaya pelayanan kesahatan di Rumah Sakit.
2. Sebagian besar Rumah Sakit belum memberikan hak pasien untuk
memdapatkan informasi tentang pencegahan dan pengobatan yang berhubungan
dengan penyakitnya.
3. Sebagian besar Rumah Sakit belum mewujudkan tempat kerja yang aman, bersih
dan sehat.
4. Sebagian besar rumah sakit kurang manggalang kemitraan untuk meningkatkan
upaya pelayanan yang bersifat preventif dan promotif.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 574/MENKES/SK/


VI/2000 tentang Kebijakan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010,
pemberian promosi kesehatan yang menyeluruh kepada pasien mengenai merupakan
HAK pasien dan KEWAJIBAN Rumah Sakit dan seluruh TIM medis Rumah sakit.
Informasi yang diberikan dapat mencakup upaya peningkatan kesehatan (promotif),
pencegahan kesehatan (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan
kesehatan (rehabilitative). Promosi kesehatan harus dilaksanakan secara menyeluruh,
terpadu, dan berkesinambungan, serta dilaksanakan bersama antara unit-unit rumah
sakit yang terkait sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor 1426/MENKES/SK/XII/2006 tentang Petunjuk Teknis promosi Kesehatan Rumah
Sakit.
Pemberian informasi medis yang menyeluruh juga dapat membantu pasien untuk
menentukan pilihan diagnostik, terapi maupun rehabilitasi yang nantinya akan
mempengaruhi prognosisnya, sehingga sejalan dengan etika kedokteran mengenai
autonomi pasien. Hal ini juga diharapkan akan membangun hubungan dokter dan rumah
sakit kepada pasien, meningkatkan mutu pelayanan serta menimbulkan rasa percaya
dan aman sehingga komplians pasien juga diharapkan akan lebih baik. Berdasarkan hal
tersebut diatas dan dalam rangka peningkatan mutu pelayanan medis rumah sakit,
maka dibentuklah TIM Promosi Kesehatan oleh Rumah Sakit (PKRS).
3

Dasar hukum
1. Undang-undang RI nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan:
a. Pasal 7
Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang
kesehatan yang seimbang dan bertanggungjawab.
b. Pasal 8
Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya
termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya
dari tenaga kesehatan
c. Pasal 10
Setiap orang berkewajiban menghormati hak orang lain dalam upara
memperolehlingkungan yang sehat baik fisik, biologi, maupun sosial.
d. Pasal 11
Setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan,
mempertahankan, dan memajukan kesehatan yang setinggi-tingginya.
e. Pasal 17
Pemerintah bertanggungjawab atas ketersediaan akses terhadap informasi,
edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
f. Pasal 18
Pemerintah bertanggungjawab memberdayakan dan mendorong peran aktif
masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan.
g. Pasal 47
Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu,
meyeluruh dan berkesinambungan.
h. Pasal 55
1) Pemerintah wajib menentapkan standar mutu pelayana kesehatan.
2) Standar mutu pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1)
diatur dengan peraturan Peraturan pemerintah.
i. Pasal 62
1) Peningkatan kesehatan merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat untuk mengoptimalkan
kesehatan melalui kegiatan penyuluhan, penyebarluasan informasi, atau
kegiatan lain untuk menunjang tercapainya hidup sehat.
4

2) Pencegahan penyakit merupakan segala bentuk upaya uang dilakukan oleh


pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat untuk menghindari
atau mengurangi resiko, maslaah dan dampak buruk akibat penyakit.
3) Pemerintah dan pemerintah daerahmenjamin dan menyediakan fasilitas
untuk kelangsungan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit.
4) Ketentuan berlanjut tentang upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit diaturdengan peraturan Menteri.
j. Pasal 115
1) Kawasan Tanpa Rokok (KTR) pada fasilitas pelayanan kesehatan.
2) Pemerintah Daerah wajib menetapkan Kawasan Tanpa Rokok di
wilayahnya.
k. Pasal 168
1) Untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efesien
diperlukan informasi kesehatan.
2) Informasi kesehatan sebagaimana dimaksudkan ayat (1)dilakukan melalui
sistem informasi dan melalui lintas sektor.
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem informasi sebagaimana dimaskudkan
pada ayat (2) diatur oleh Peraturan Pemerintah.

2. Undang-undang RI nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit


a. Pasal 1
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayana
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
b. Pasal 4
Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna.
c. Pasal 10, ayat 2
Bangunan Rumah Sakit paling sedikit terdiri atas ruang, butir m) ruang
penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit.
d. Pasal 29
Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban; butir a)memberikan informasi yang
benar tentang pelayanan Rumah sakit kepada masyarakat.
e. Pasal 32
Setiap pasien mempunyai hak, buti d) memperoleh pelayanan kesehatan yang
bermutu sesuai dengan stadar profesi danpstandar prosedur operasional.
5

3. Surat Keputusan Menteri kesehatan Nomor 267/MENKES/SK II/2010 tentang


Penetapan
Road Map Reformasi Kesehatan Masyarakat,dimana hal ini tidak terpisahkan
dengan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2010-2014. Salah satu Prioritas
Reformasi Kesehatan yang dimaksud adalah Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia
(World Class Hospital).

4. Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan( Lembaran negara Tahun


1992 nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495).

5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kehatan (Lembaran


Negara Tahun 1996 nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637).

6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 159b/MENKES/PER/ II/


1988 tentang Rumah Sakit.

7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 574/MENKES/SK/


VI/2000 tentang Kebijakan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010.

8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 004/MENKES/ SK/ I/2003


tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi bidang Kesehatan.

9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1547/MENKES/SK/X/2004


tentang Standard Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/kota.

10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1114/MENKES/SK/VIIX/2004 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di
Daerah.

11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1193/MENKES/SK/X/2004


tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan.

12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1426/MENKES/SK/XII/2006 tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah
Sakit.
6

BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

Gambaran Umum
1. RSUD Kajen merupakan rumah sakit tipe C Non Pendidikan milik Pemerintah
Kabupaten Pekalongan dan menjadi Badan Layanan Umum Daerah.
2. RSUD Kajen memberikan pelayanan rawat inap dilengkapi dengan kamar bedah,
serta pelayanan rawat jalan berikut penunjang diagnostik, dan layanan penunjang
lainnya.
3. Pelayanan unggulan rumah sakit adalah :
a. RSUD Kajen sebagai Rumah Sakit rawat jalan rehabilitasi pecandu dan
penyalahgunaan narkotika.
b. RSUD Kajen sebagai Rumah Sakit SPGDT (Sistem Pelayanan Gawat Darurat
Terpadu).

Sejarah Singkat RSUD Kajen


Rumah Sakit Umum Daerah Kajen Kabupaten Pekalongan mulai digagas
pendiriannya oleh Bupati Pekalongan Drs. H. Amat Antono, yaitu setelah kepindahan
Ibukota Kabupaten Pekalongan yang semula berada di wilayah Kota Pekalongan
kewilayah Kabupaten Pekalongan yaitu di Kajen pada tahun 2000. Dimana sebagai
Ibukota Kabupaten sudah selayaknya Kajen dilengkapi dengan berbagai sarana dan
prasarana, tidak terkecuali rumah sakit.
Dasar pemikiran pembangunan rumah sakit di Kajen karena letak Kota Kajen
berada di tengah wilayah Kabupaten Pekalongan sehingga akses warga masyarakat
Kabupaten Pekalongan terhadap pelayanan kesehatan semakin dekat, apabila
dibandingkan dengan akses ke rumah sakit lainnya yang berada di Kota Pekalongan.
Diharapkan dengan berdirinya RSUD Kajen seluruh warga masyarakat Kabupaten
Pekalongan dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang layak dan terjangkau.
Pembangunan fisik RSUD Kajen dimulai sejak tahun 2003 dan peresmiannya
dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2005 oleh Bupati Pekalongan Drs. H. Amat
Antono bertepatan dengan Hari Jadi Kabupaten Pekalongan yang ke-383. Berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
264/Men.Kes./SK/III/2008 RSUD Kajen ditetapkan sebagai Rumah Sakit kelas C.
7

DASAR HUKUM
a. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
b. Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
c. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.
d. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.07.06.III.1626.2007 tentang Pemberian
Ijin Penyelenggaraan RSUD dengan nama“ Rumah Sakit Umum Daerah Kajen “
Pemerintah Kabupaten Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah.
e. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 264/MENKES/SK/III/2008 tentang
Penetapan Kelas RSUD Kajen milik Pemerintah Kabupaten Pekalongan Provinsi
Jawa Tengah.
f. Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 503/15051/2005 tentang Ijin sementara
Penyelenggaraan Sarana Kesehatan di Kabupaten Pekalongan.
g. Peraturan Bupati Pekalongan Nomor 3 Tahun 2005 tentang Lembaga Rumah Sakit
Umum Daerah Kajen Persiapan Kabupaten Pekalongan.
h. Peraturan Bupati Pekalongan Nomor 8 tahun 2005, tanggal 22 Juli 2005 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Kajen Persiapan Kabupaten Pekalongan.
i. Peraturan Bupati Pekalongan Nomor 9 tahun 2005, tanggal 22 Juli 2005 tentang
Operasionalisasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kajen Persiapan Kabupaten
Pekalongan
j. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 264/Menkes/sk/III 2008 tentang
Penetapan Kelas C Rumah Sakit Umum Daerah Kajen Kabupaten Pekalongan.
k. Keputusan Bupati Pekalongan Nomor 373 Tahun 2012 tetang Perpanjangan Izin
Operasional Rumah Sakit Umum Daerah Kajen Kabupaten Pekalongan.
l. Keputusan Bupati Pekalongan Nomor 504/404 Tahun 2012 tentang Penetapan
Rumah Sakit Umum Daerah Kajen menjadi Badan Layanan Umum Daerah.

Jenis-Jenis Pelayanan dI RSUD Kajen


Jenis-jenis pelayanan kesehatan di RSUD Kajen berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Pekalongan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Retribusi Daerah (Lembaran
Daerah Kabupaten Pekalongan Tahun 2012 Nomor 1) Kabupaten Pekalongan adalah
sebagai berikut :
1. Pelayanan Rawat Jalan
2. Pelayanan Gawat Darurat
3. Pelayanan Obstetri Neonatal Komprehensif (PONEK)
4. Pelayanan Rawat Inap
5. Pelayanan Intensif Care Unit
8

6. Pelayanan Operasi
7. Pelayanan Radiologi
8. Pelayanan Laboratorium
9. Pelayanan Gizi
10. Pelayanan Fisioterapi
11. Pelayanan Hemodialisa
12. Farmasi
13. Pelayanan CSSD
14. Pelayanan Loundry
15. Pelayanan Pemulasaran Jenazah

Poliklinik Pelayanan Rawat Jalan


1. Poliklinik Umum
2. Poliklinik Spesialis Kandungan
3. Poliklinik Spesialis Bedah
4. Poliklinik Spesialis Bedah Urologi
5. Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam
6. Poliklinik Spesialis Anak
7. Poliklinik Gigi
8. Poliklinik Spesialis Syaraf
9. Poliklinik Spesialis THT
10. Poliklinik Spesialis Mata
9

BAB III
VISI, MISI DAN FALSAFAH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAJEN

Visi
“Rumah Sakit Dengan Pelayanan Yang Bermutu dan Berorientasi Pada
Keselamatan Pasien”.

Misi
1. Menyiapkan SDM pelayanan yang terlatih sesuai dengan profesinya;
2. Menyiapkan sarana dan prasarana penunjang pelayanan kesehatan yang bermutu
dan berorientasi pada keselamatan pasien;
3. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan medis kepada seluruh
lapisan masyarakat dengan mengedepankan efisiensi dan efektivitas;
4. Menjalin kerja sama dengan lembaga pendidikan, lembaga pelayanan kesehatan,
pemerintah, Asuransi, dan masyarakat;
5. Mengembangkan organisasi Rumah Sakit yang sesuai dengan tuntutan zaman
serta meningkatkan manajemen yang transparan dan berkualitas secara
berkelanjutan.

Falsafah
Falsafah RSUD Kajen adalah :
1. Bekerja dengan ikhlas, menjaga amanah dan semangat kebersamaan;
2. Ramah, kasih sayang, saling menghargai dan keterbukaan; dan
3. Kepuasan dan keselamatan pasien merupakan tujuan utama.

Nilai Pelayanan
1. Kerja sama tim
Pelayanan RSUD Kajen merupakan kerja dari suatu sistem yang multidisiplin,
multiprofesi, dan multiteknologi dengan sumber daya manusia yang banyak
sehingga harus dibina kerja timyang utuh dan kompak, dengan menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan sinergisme.
2. Integritas yang tinggi
Dalam pelayanan pelayanan RSUD Kajen, setiap karyawan dan pimpinan harus
memiliki komitmen yang tinggi dalam upaya mencapai visi dan misi yang telah
10

ditetapkan serta harus memiliki ketulusan hati, kejujuran, kepribadian yang teguh,
moral mulia, dan menjunjung tinggi etika.
3. Manusiawi
Dalam memberikan pelayanan, semua karyawan bertekad untuk selalu
menghormati pengguna jasa tanpa membedakan karena pertimbangan apapun,
serta dengan ikhlas dan penuh keramahan dalam memahami dan membantu
menyelesaikan masalahnya, sesuai dengan visi dan misi RSUD Kajen.
4. Profesional
Dalam mengemban visi dan misi RSUD Kajen, pelayanan yang diselenggarakan
selalu mengutamakan mutu berdasarkan standar telah ditetapkan sesuai dengan
ilmu dan teknologi mutakhir, yang dilaksanakan dengan penunh tanggung jawab.

Tujuan RSUD Kajen


Memberikan pelayanan kesehatan yang prima dan terjangkau oleh masyarakat
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan.

Motto
“Pelayanan Optimal Adalah Tekad Kami”
11

BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAJEN

Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit


Tugas
Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan
mengutamakan penyembuhan (kuratif), pemulihan (rehabilitatif), upaya peningkatan
(promotif), pencegahan terjadinya penyakit (preventif) dan melaksanakan upaya rujukan
serta pelayanan yang bermutu sesuai standar pelayanan Rumah Sakit.

Fungsi
Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya RSUD Kajen mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis dibidang pelayanan kesehatan;
b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang
pelayanan kesehatan;
c. Penyusunan rencana dan program, monitoring, evaluasi, dan pelaporan di bidang
pelayanan kesehatan;
d. Pelayanan medis;
e. Pelayanan penunjang medis dan non medis;
f. Pelayanan keperawatan;
g. Pelayanan rujukan;
h. Pelayanan pendidikan dan pelatihan;
i. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan serta pengabdian masyarakat;
j. Pengelolaan keuangan dan akuntansi;
k. Pengelolaan urusan kepegawaian, hukum, hubungan masyarakat, organisasi dan
tata laksana, serta rumah tangga, perlengkapan dan umum;
l. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
12

Tugas Pokok , Fungsi, dan Tata Kerja


Dalam peraturan Bupati Pekalongan tersebut, dijabarkan Tugas Pokok, Fungsi dan
Tata Kerja RSUD Kajen sebagai berikut :
1. Direktur
a. Direktur mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya
guna dan berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan (kuratif),
pemulihan (rehabilitatif), upaya peningkatan (promotif), pencegahan terjadinya
penyakit (preventif) dan melaksanakan upaya rujukan serta pelayanan yang
bermutu sesuai standar pelayanan RSUD Kajen.
b. Uraian tugas direktur sebagaimana dimaksud adalah sebagai berikut :
1) Menyusun rencana strategis lima tahunan atau tahunan RSUD Kajen
dengan mengolah bahan serta aturan yang berlaku sebagai pedoman
pelaksanaan kegiatan;
2) Merumuskan dan menetapkan kebijakan teknis bidang pelayanan
kesehatan dengan mengolah bahan dan data, koordinasi, serta
mempelajari peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk
kelancaran tugas dan kegiatan untuk dilaksanakan oleh Sekretariat dan
masing-masing bidang;
3) Melaksanakan koordinasi dan kerjasama di bidang pelayanan kesehatan
dengan instansi pemerintah, swasta, dan organisasi masyarakat agar
diperoleh sinkronisasi dalam pelaksanaan program;
4) Mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai tugas dan fungsi dengan
metode kerja yang jelas agar bawahan dapat menyelesaikan pekerjaan
dengan cepat dan benar;
5) Merencanakan kegiatan dan program pelayanan kesehatan dengan
menjabarkan dan memadukan program dari tingkat pusat dan tingkat
provinsi untuk menjadi pedoman kegiatan antar unit kerja di bawahnya;
6) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian kegiatan ketatausahaan,
pelayanan administrasi umum, kepegawaian, keuangan, perlengkapan,
dan perbekalan melalui pembinaan dan motivasi untuk kelancaran dan
ketertiban administrasi RSUD Kajen;
7) Melaksanakan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan operasional
program pelayanan kesehatan dengan mengacu ketentuan yang berlaku
untuk ditindaklanjuti dan dilaksanakan oleh masing-masing bidang
tugasnya;
13

8) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pekerjaan


dengan monitoring dan evaluasi agar pelaksanaan pekerjaan tidak
menyimpang;
9) Melaksanakan pembinaan dan penilaian Daftar Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan (DP-3) kepada bawahan sesuai ketentuan yang berlaku untuk
peningkatan prestasi kerja;
10) Melaporkan pelaksanaan kegiatan di bidang tugasnya baik lisan maupun
tertulis guna dijadikan bahan pertimbangan Bupati dalam mengambil
kebijakan; dan
11) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati baik lisan maupun
tertulis sesuai bidang tugasnya.

2. Kepala Bagian Tata Usaha


a. Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur.
b. Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan administrasi
kepegawaian, urusan hukum, kehumasan, keuangan dan umum.
c. Uraian tugas kepala bagian tata usaha sebagaimana dimaksud adalah sebagai
berikut :
1) Menyusun rencana dan program kerja tahunan bagian Tata Usaha dengan
mengolah bahan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
2) Melaksanakan urusan surat-menyurat dengan mengagendakan surat dan
mendistribusikan untuk mencapai tertib administrasi;
3) Mengurus perjalanan dinas melalui penyediaan Surat Perintah Perjalanan
Dinas (SPPD) dan kendaraan dinas agar kegiatan berjalan lancar;
4) Mengatur kelengkapan rumah tangga melalui penyusunan dan perekapan
rencana kebutuhan perlengkapan rumah tangga berdasarkan usulan
masing-masing seksi agar terdapat kesesuaian antara persediaan dan
kebutuhan;
5) Mengolah data kepegawaian, buku induk pegawai melalui pengumpulan,
penataan dan kelengkapan data pegawai agar diperoleh data pegawai
yang dinamis;
6) Melaksanakan penatausahaan keuangan dengan koordinasi, meneliti
kelengkapan Surat Permintaan Pembayaran (SPP), verifikasi, menyiapkan
Surat Perintah Membayar (SPM), melakukan akuntansi serta menyajikan
data dan realisasi keuangan guna tertib administrasi keuangan;
14

7) Menyusun perencanaan, pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi


program/kegiatan agar diperoleh hasil yang diharapkan;
8) Melakukan koordinasi lintas program untuk menunjang kelancaran tugas-
tugas terutama tugas-tugas yang kompleks;
9) Menjabarkan tugas dari Direktur untuk ditindaklanjuti bawahan dengan
metode kerja yang jelas agar bawahan dapat menyelesaikan pekerjaan
dengan cepat dan benar;
10) Melaksanakan pembinaan dan penilaian Daftar Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan (DP-3) kepada bawahan sesuai ketentuan yang berlaku untuk
peningkatan prestasi kerja;
11) Melaporkan pelaksanaan kegiatan di bidang tugasnya baik lisan maupun
tertulis guna dijadikan bahan pertimbangan atasan dalam mengambil
kebijakan; dan
12) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan baik lisan maupun
tertulis sesuai bidang tugasnya.
d. Bagian Tata Usaha terdiri dari :
1) Subbagian Kepegawaian, Hukum dan Humas;
2) Subbagian Keuangan; dan
3) Subbagian Umum.
e. Masing-masing Subbagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh
seorang Kepala Subbagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Bagian.

3. Kepala Subbagian Kepegawaian


a. Kepala Subbagian Kepegawaian, Hukum dan Humas mempunyai tugas
melaksanakan urusan administrasi kepegawaian, perjalanan dinas,
pengusulan/pengiriman diklat kepegawaian, urusan hukum dan kehumasan
RSUD Kajen.
b. Uraian tugas kepala subbagian kepegawaian sebagaimana dimaksud adalah
sebagai berikut :
1) Mengonsep rencana kegiatan dan program kerja Subbagian Kepegawaian,
Hukum dan Humas dengan mengolah bahan sebagai pedoman
pelaksanaan tugas;
2) Mengonsep pedoman dan petunjuk teknis bidang tugas Subbagian
Kepegawaian, Hukum dan Humas dengan mempelajari bahan dan data,
koordinasi dan melakukan kajian permasalahan sebagai pedoman
pelaksanaan tugas;
15

3) Mempelajari dan menjabarkan petunjuk, disposisi atasan guna menunjang


kelancaran pelaksanaan tugas;
4) Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan,
petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis bidang tugas Subbagian
Kepegawaian, Hukum dan Humas supaya tugas dilaksanakan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;
5) Melaksanaan koordinasi dan konsultasi dengan instansi terkait berkaitan
bidang tugas Subbagian Kepegawaian, Hukum dan Humas untuk
kelancaran pelaksanaan tugas;
6) Mendistribusikan tugas kepada bawahan berkaitan dengan bidang tugas
Subbagian Kepegawaian, Hukum dan Humas dengan memberi petunjuk
dan membimbing agar tugas dilaksanakan sesuai ketentuan secara efektif
dan efisien;
7) Mengonsep usulan kenaikan pangkat, gaji berkala, pensiun, mutasi dan
promosi pegawai dengan koordinasi, mempelajari dan mengolah data,
kepegawaian untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai;
8) Mengonsep usulan kebutuhan pegawai dengan koordinasi, inventarisasi
dan pendataan pegawai, menganalisa data kepegawaian untuk penataan
dan pemenuhan kebutuhan pegawai;
9) Mengonsep usulan peserta diklat pegawai dengan koordinasi, mempelajari
dan menganalisa data untuk meningkatkan kualitas pegawai;
10) Mengelola data kepegawaian dengan koordinasi, mengolah data,
mengonsep laporan kepegawaian, dan mengirimkan laporan kepegawaian
untuk memenuhi permintaan data pegawai;
11) Menyelesaikan permasalahan hukum RSUD Kajen dengan koordinasi dan
mengonsep surat perintah supaya permasalahan hukum RSUD Kajen
dapat terselesaikan;
12) Melaksanakan kehumasan RSUD Kajen dengan koordinasi, publikasi,
sosialisasi, penyajian informasi, menjalin hubungan antar RSUD Kajen,
pasien, masyarakat, pengunjung, pers dan lembaga lain untuk
meningkatkan pelayanan RSUD Kajen dan kepuasan pelanggan;
13) Menyelenggarakan kegiatan penyuluhan kesehatan rumah sakit (PKRS),
penerangan, publikasi, pemberitaan dan dokumentasi agar dapat diketahui
kekurangan keberhasilannya pelayanan kesehatan serta kegiatan dapat
berjalan sesuai rencana dan tepat sasaran;
16

14) Menyelenggarakan promosi dan pemasaran pelayanan dan potensi RSUD


Kajen dengan koordinasi, publikasi dan sosialisasi agar masyarakat
mengetahui kualitas dan mutu pelayanan RSUD Kajen;
15) Menjalin kerjasama pendidikan dengan instansi luar RSUD Kajen dengan
koordinasi dan sosialisasi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan
RSUD Kajen;
16) Mengonsep surat keputusan Direktur RSUD Kajen tentang kepegawaian,
dan kehumasan dengan koordinasi, mempelajari peraturan-peraturan dan
mengolah data untuk dijadikan pedoman pelaksanaan tugas;
17) Mengoreksi draf surat keputusan direktur RSUD Kajen tentang
pengelolaan RSUD Kajen dengan koordinasi dengan bidang terkait,
mempelajari peraturan perundang-undangan dan mengolah data untuk
dijadikan pedoman pelaksanaan tugas;
18) Menyelenggarakan dan mengelola call center dengan koordinasi,
menyiapkan sarana dan prasarana dan monitoring untuk meningkatkan
pelayanan RSUD Kajen;
19) Melaksanakan pembinaan dan penilaian Daftar Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan (DP-3) kepada bawahan sesuai ketentuan yang berlaku untuk
peningkatan prestasi kerja;
20) Melaporkan pelaksanaan kegiatan di bidang tugasnya baik lisan maupun
tertulis guna dijadikan bahan pertimbangan atasan dalam mengambil
kebijakan; dan
21) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan baik lisan maupun
tertulis sesuai bidang tugasnya.

4. Kepala Subbagian Keuangan


a. Kepala Subbagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan perencanaan
anggaran pembiayaan, administrasi keuangan dan pertanggungjawaban
keuangan RSUD Kajen.
b. Uraian tugas kepala subbagian keuangan sebagaimana dimaksud adalah
sebagai berikut :
1) Mengonsep rencana program kerja dan kegiatan Subbagian Keuangan
dengan mempelajari dan mengolah bahan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan tugas;
2) Menyusun pedoman dan petunjuk teknis bidang tugas Subbagian
Keuangan dengan mempelajari bahan dan data, melakukan kajian
permasalahan dan koordinasi sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
17

3) Mempelajari dan menjabarkan petunjuk, disposisi atasan guna menunjang


kelancaran pelaksanaan tugas;
4) Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan,
petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis bidang tugas Subbagian
Keuangan supaya tugas dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
5) Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan instansi terkait berkaitan
bidang tugas Subbagian Keuangan untuk kelancaran pelaksanaan tugas;
6) Mendistribusikan tugas kepada bawahan berkaitan dengan bidang tugas
Subbagian Keuangan dengan memberi petunjuk dan membimbing agar
tugas dilaksanakan sesuai ketentuan secara efektif dan efisien;
7) Menyusun rencana anggaran gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS), Pegawai
Tidak Tetap (PTT) dan Pegawai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
RSUD Kajen melalui koordinasi dan mengolah data agar gaji dapat
dibayarkan tepat waktu;
8) Mengusulkan penunjukan dan perubahan bendahara
penerimaan/pengeluaran dengan koordinasi dan penunjukan personil yang
tepat agar tercapai hasil kerja yang optimal;
9) Melaksanakan pembayaran gaji pegawai dengan koordinasi, membuat
usulan rincian gaji, dan memverifikasi agar gaji dapat dibayarkan tepat
waktu dan tidak terjadi kesalahan pembayaran;
10) Menyiapkan dokumen pelaksanaan anggaran BLUD dengan menghimpun
jenis dokumen, koordinasi serta pembahasan dokumen dengan unit terkait
agar tersedia dokumen pencatatan pendapatan, dokumen pengeluaran,
dokumen piutang dan dokumen utang/kewajiban yang akurat;
11) Mengelola pendapatan RSUD Kajen dengan menerima setoran dari
masing-masing unit pelayanan, melakukan pembukuan dan menyetorkan
ke Kas BLUD sebagai pendapatan RSUD Kajen;
12) Mengelola belanja rumah sakit dengan membuat Surat Perintah
Pembayaran (SPP), Surat Perintah Membayar (SPM) dan menerima Surat
Perintah Pencairan Dana untuk pencairan belanja sesuai rencana kerja
dan anggaran serta dokumen pelaksanaan anggaran;
13) Membuat Surat Perintah Pembayaran (SPP), Surat Perintah Membayar
(SPM) dan menerima Surat Perintah Pencairan Dana untuk pencairan
belanja sesuai rencana kerja dan anggaran serta dokumen pelaksanaan
anggaran;
18

14) Melaksanakan verifikasi keuangan dengan koordinasi, mengecek


administrasi keuangan dan pemasukan guna meminimalisasi kesalahan
pengelolaan keuangan RSUD Kajen;
15) Menyusun laporan pengelolaan keuangan berupa belanja dinas dengan
membuat surat pertanggung jawaban keuangan guna tertib administrasi
keuangan;
16) Melaksanakan pencatatan utang/kewajiban rumah sakit melalui koordinasi
dengan unit layanan pengadaan dan PPTK, verifikasi dan membuat
laporan agar utang/kewajiban dapat teradministrasi dengan baik;
17) Melaksanakan penagihan kekurangan biaya pembayaran pada pasien
umum dan pasien yang ditanggung pihak ketiga dengan koordinasi,
membuat surat penagihan, pencatatan atas setoran/pelunasan guna
terpenuhinya target pendapatan;
18) Menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset barang, aset tetap dan
investasi BLUD melalui koordinasi, verifikasi dan laporan agar
pengelolaan barang, aset barang, aset tetap dan investasi BLUD dapat
berjalan secara optimal;
19) Menyelenggarakan sistem informasi menajemen keuangan melalui
koordinasi, mengolah data dan monitoring guna menunjang kinerja dalam
pengelolaan RSUD Kajen;
20) Menyusun laporan kegiatan urusan keuangan dengan mempelajari,
merekapitulasi dan mengolah data sebagai bahan laporan triwulan,
semesteran dan tahunan;
21) Melaksanakan pembinaan dan penilaian Daftar Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan (DP-3) kepada bawahan sesuai ketentuan yang berlaku untuk
peningkatan prestasi kerja;
22) Melaporkan pelaksanaan kegiatan di bidang tugasnya baik lisan maupun
tertulis guna dijadikan bahan pertimbangan atasan dalam mengambil
kebijakan; dan
23) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan baik lisan maupun
tertulis sesuai bidang tugasnya.

5. Kepala Subbagian Umum


a. Kepala Subbagian Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan surat-
menyurat, ekspedisi, arsip, perlengkapan, rumah tangga dan ketatalaksanaan
RSUD Kajen.
19

b. Uraian tugas kepala subbagian umum sebagaimana dimaksud adalah sebagai


berikut :
1) Menyusun rencana program kerja dan kegiatan Subbagian Umum
dengan koordinasi dan mengolah bahan sebagai pedoman pelaksanaan
tugas;
2) Menyusun pedoman dan petunjuk teknis bidang tugas Subbagian Umum
dengan mempelajari bahan dan data, melakukan kajian permasalahan
dan koordinasi sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
3) Mempelajari dan menjabarkan petunjuk, disposisi atasan guna
menunjang kelancaran pelaksanaan tugas;
4) Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan,
petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis bidang tugas Subbagian
Umum supaya tugas dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
5) Melaksanaan koordinasi dan konsultasi dengan instansi terkait berkaitan
bidang tugas Subbagian Umum untuk kelancaran pelaksanaan tugas;
6) Mendistribusikan tugas kepada bawahan berkaitan dengan bidang tugas
Subbagian Umum dengan memberi petunjuk dan membimbing agar
tugas dilaksanakan sesuai ketentuan secara efektif dan efisien;
7) Melaksanakan urusan surat-menyurat dengan mengagendakan surat dan
mendistribusikannya guna tertib administrasi;
8) Mengurus kearsipan dengan menyimpan surat dan data agar dapat
ditemukan dengan mudah apabila diperlukan;
9) Menyiapkan keperluan acara/kegiatan kedinasan dengan menyediakan
sarana dan prasarana yang diperlukan agar acara/kegiatan dapat
terlaksana dengan lancar;
10) Mendistribusikan alat tulis kantor kepada bidang, seksi ruang perawatan
melalui koordinasi, mendata kebutuhan dan menyalurkannya agar
tercapai tepat guna dalam penggunaannya;
11) Membuat sarana penunjang pelayanan RSUD Kajen dengan cara
koordinasi, membuat papan pengumuman, petunjuk arah, peta/denah
RSUD Kajen agar memudahkan proses pelayanan kesehatan rumah
sakit;
12) Mengatur perlengkapan rumah tangga RSUD Kajen dengan koordinasi,
merekapitulasi rencana kebutuhan berdasarkan usulan subbagian/seksi
dan mendistribusikan agar terdapat kesesuaian antara persediaan
dengan kebutuhan;
20

13) Memelihara dan mengelola barang inventaris kantor melalui perawatan


agar dapat digunakan dengan optimal;
14) Memfasilitasi keamanan, ketertiban dan kenyamanan lingkungan RSUD
Kajen dengan cara koordinasi dan memantau situasi lingkungan agar
lingkungan RSUD Kajen dalam keadaan aman dan tertib;
15) Mengelola kebersihan dan keindahan kantor dengan koordinasi, menata
dan memelihara kebersihan gedung, halaman, ruang dan perlengkapan
kerja administrasi agar situasi kerja menjadi nyaman;
16) Memfasilitasi pelaksanaan kebersihan perlengkapan pasien RSUD Kajen
(linen) dengan cara koordinasi untuk kenyamanan pasien dan
memelihara kebersihan perlengkapan pasien RSUD Kajen;
17) Menyusun laporan hasil kerja Subbag Umum dengan cara koordinasi,
mengevaluasi hasil kerja, mengumpulkan dan mengolah data agar dapat
diketahui hasil kerja secara nyata;
18) Mengelola perparkiran untuk karyawan dan pengunjung RSUD Kajen
melalui koordinasi untuk keamanan dan kenyaman pengunjung RSUD
Kajen;
19) Melaksanakan pembinaan dan penilaian Daftar Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan (DP-3) kepada bawahan sesuai ketentuan yang berlaku untuk
peningkatan prestasi kerja;
20) Melaporkan pelaksanaan kegiatan di bidang tugasnya baik lisan maupun
tertulis guna dijadikan bahan pertimbangan atasan dalam mengambil
kebijakan; dan
21) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan baik lisan maupun
tertulis sesuai bidang tugasnya.

6. Bidang Bina Program


a. Bidang Bina Program dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur.
b. Kepala Bidang Bina Program mempunyai tugas melaksanakan perencanaan,
monitoring dan evaluasi serta rekam medik, sistem informasi manajemen
rumah sakit dan pengembangan mutu.
c. Uraian tugas bidang bina program sebagaimana dimaksud adalah sebagai
berikut :
1) Menyusun rencana dan program kerja tahunan Bidang Bina Program
dengan mengolah bahan dan data sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
21

2) Menyusun rencana program dan kegiatan tahunan dan lima tahunan


RSUD Kajen dengan mengumpulkan data dan menyusun rencana
anggaran untuk diusulkan menjadi Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah;
3) Melaksanakan manajemen rekam medis, mengendalikan dan
mengembangkan sistem informasi RSUD Kajen dan pengembangan mutu
RSUD Kajen dengan koordinasi, mempelajari dan menganalisa bahan dan
data;
4) Menyusun konsep petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis
pengendalian dan pengembangan sistem informasi RSUD Kajen dan
pengembangan mutu RSUD Kajen, monitoring dan evaluasi pelayanan
kesehatan RSUD Kajen dengan mempelajari bahan dan data, melakukan
kajian permasalahan dan koordinasi sebagai pedoman pelaksanaan
kegiatan dan bahan pertimbangan pimpinan;
5) Menjabarkan tugas dari Direktur untuk ditindaklanjuti bawahan dengan
metode kerja yang jelas agar bawahan dapat menyelesaikan pekerjaan
dengan cepat dan benar;
6) Melaksanakan pembinaan dan penilaian Daftar Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan (DP-3) kepada bawahan sesuai ketentuan yang berlaku untuk
peningkatan prestasi kerja;
7) Melaporkan pelaksanaan kegiatan di bidang tugasnya baik lisan maupun
tertulis guna dijadikan bahan pertimbangan atasan dalam mengambil
kebijakan; dan
8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan baik lisan maupun
tertulis sesuai bidang tugasnya.
d. Bidang Bina Program terdiri dari :
1) Seksi Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi; dan
2) Seksi Rekam Medik, Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit dan
Pengembangan Mutu.
e. Masing-masing Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh
seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Bidang.

7. Kepala Seksi Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi


a. Kepala Seksi Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan perencanaan, monitoring dan evaluasi pelayanan
RSUD Kajen.
22

b. Uraian tugas Kepala Seksi Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi


sebagaimana dimaksud adalah sebagai berikut :
1) Menyusun konsep rencana program kerja dan kegiatan Seksi
Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi dengan mempelajari dan
mengolah bahan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
2) Menyusun konsep rencana program kerja lima tahunan dan tahunan
RSUD Kajen dengan mengolah data dan koordinasi dengan unit-unit di
RSUD Kajen agar pelaksanaan kegiatan berjalan berkesinambungan;
3) Menyusun konsep pedoman dan petunjuk teknis sistem perencanaan,
monitoring dan Evaluasi dan koordinasi dengan unit-unit yang ada di
RSUD Kajen
4) Mempelajari dan menjabarkan petunjuk, disposisi atasan guna
menunjang kelancaran pelaksanaan tugas;
5) Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan,
petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis bidang Perencanaan,
Monitoring dan Evaluasi supaya tugas dilaksanakan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
6) Melaksanakan koordinasi dengan unit-unit terkait berkaitan dengan
bidang tugas Seksi Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi untuk
kelancaran pelaksanaan tugas;
7) Mendistribusikan tugas kepada bawahan berkaitan dengan bidang tugas
Seksi Perencanaan, Monitoring Dan Evaluasi dengan memberi petunjuk
dan membimbing agar tugas dilaksanakan sesuai ketentuan secara
efektif dan efisien;
8) Menyusun dan melaksanakan pemutakhiran data pelayanan RSUD Kajen
dengan koordinasi dan pengolahan bahan dari masing-masing bagian
dan bidang untuk penyediaan database yang tepat dan akurat;
9) Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan program
kegiatan dengan koordinasi dan peninjauan lapangan agar kegiatan
berjalan sesuai dengan jadwal dan tepat sasaran;
10) Menyusun konsep laporan pelaksanaan kegiatan pelayanan RSUD Kajen
dengan koordinasi, mengolah bahan dan data sebagai bahan laporan
pertanggungjawaban kinerja RSUD Kajen;
11) Melaksanakan pembinaan dan penilaian Daftar Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan (DP-3) Kepada bawahan sesuai ketentuan yang berlaku untuk
peningkatan prestasi kerja;
23

12) Melaporkan pelaksanaan kegiatan di bidang tugasnya baik lisan maupun


tertulis guna dijadikan bahan pertimbangan atasan dalam mengambil
kebijakan; dan
13) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan baik lisan maupun
tertulis sesuai bidang tugasnya.

8. Kepala Seksi Rekam Medik


a. Kepala Seksi Rekam Medik, Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit dan
Pengembangan Mutu mempunyai tugas melaksanakan manajemen rekam
medis, mengendalikan dan mengembangkan sistem informasi manajemen
rumah sakit serta pengembangan mutu rumah sakit.
b. Uraian tugas Kepala Seksi Rekam Medik sebagaimana dimaksud adalah
sebagai berikut:
1) Menyusun rencana dan program kerja tahunan seksi Rekam Medik,
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit dan Pengembangan Mutu
dengan mengolah bahan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
2) Menyusun konsep pedoman dan petunjuk teknis bidang tugas Seksi
Rekam Medik, Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit dan
Pengembangan Mutu dengan mempelajari bahan dan data, melakukan
kajian permasalahan dan koordinasi sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
3) Mempelajari dan menjabarkan petunjuk, disposisi atasan guna menunjang
kelancaran pelaksanaan tugas;
4) Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan,
petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis bidang tugas Seksi Rekam
Medik, Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit dan Pengembangan
Mutu supaya tugas dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan;
5) Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait berkaitan dengan bidang
tugas Seksi Rekam Medik, Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit dan
Pengembangan Mutu untuk kelancaran pelaksanaan tugas;
6) Mendistribusikan tugas kepada bawahan berkaitan dengan bidang tugas
Seksi Rekam Medik, Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit dan
Pengembangan Mutu dengan memberi petunjuk dan membimbing agar
tugas dilaksanakan sesuai ketentuan secara efektif dan efisien;
7) Melaksanakan koordinasi dengan subbagian dan seksi-seksi di lingkungan
RSUD Kajen agar laporan rekam medik dapat diselesaikan dengan baik
dan pengisian rekam medik sesuai dengan standar;
24

8) Melaksanakan pengelolaan Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan (


TPPRJ ) dan Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap ( TPPRI ) serta
pengelolaan rekam medis meliputi analisa assembling, coding indexing,
filing, dan mediko legal melalui koordinasi dan pengolahan data dari unit
pelayanan guna mengembangkan mutu dan pengelolaan sistem informasi
manajemen RSUD Kajen;
9) Menyampaikan laporan hasil pengolahan data rekam medis untuk
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan
guna peningkatan mutu pelayanan RSUD Kajen;
10) Melaksanakan pembinaan dan penilaian Daftar Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan (DP-3) kepada bawahan sesuai ketentuan yang berlaku untuk
peningkatan prestasi kerja;
11) Melaporkan pelaksanaan kegiatan di bidang tugasnya baik lisan maupun
tertulis guna dijadikan bahan pertimbangan atasan dalam mengambil
kebijakan; dan
12) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan baik lisan maupun
tertulis sesuai bidang tugasnya.

9. Bidang Pelayanan dan Penunjang


a. Bidang Pelayanan dan Penunjang dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur.
b. Bidang Pelayanan dan Penunjang mempunyai tugas melaksanakan pelayanan
rawat inap dan rawat jalan serta penunjang medik dan non medik.
c. Uraian tugas Bidang Pelayanan dan Penunjang sebagaimana dimaksud adalah
sebagai berikut :
1) Menyusun rencana dan program kerja tahunan bidang Pelayanan dan
Penunjang dengan mengolah bahan sebagai pedoman pelaksanaan
tugas;
2) Menyusun konsep petunjuk teknis bidang dengan mempelajari bahan dan
data sebagai bahan pertimbangan pimpinan;
3) Menyusun perencanaan kebutuhan pelayanan medis dan penunjang
medis dengan koordinasi pada masing-masing bidang agar pelayanan
RSUD Kajen dapat sesuai yang diharapkan;
4) Melaksanakan pemantauan, pengawasan dan evaluasi penggunaan
fasilitas-fasilitas pelayanan medis dan penunjang medis agar tidak terjadi
kesalahan dalam pelaksanaan tugasnya;
25

5) Menyusun prosedur tetap (protap) untuk pelayanan baik pelayanan medis


dan penunjang medis untuk meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan
kesehatan RSUD Kajen;
6) Melakukan koordinasi lintas program untuk menunjang kelancaran tugas-
tugas terutama tugas-tugas yang kompleks dengan pembekalan dan
sosialisasi agar pelaksanaan kegiatan berjalan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
7) Menjabarkan tugas dari Direktur untuk ditindaklanjuti bawahan dengan
metode kerja yang jelas agar bawahan dapat menyelesaikan pekerjaan
dengan cepat dan benar;
8) Melaksanakan pembinaan dan penilaian Daftar Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan (DP-3) kepada bawahan sesuai ketentuan yang berlaku untuk
peningkatan prestasi kerja;
9) Melaporkan pelaksanaan kegiatan di bidang tugasnya baik lisan maupun
tertulis guna dijadikan bahan pertimbangan atasan dalam mengambil
kebijakan; dan
10) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan baik lisan maupun
tertulis sesuai bidang tugasnya.
d. Bidang Pelayanan dan Penunjang terdiri dari :
1) Seksi Pelayanan Rawat Inap Dan Rawat Jalan; dan
2) Seksi Penunjang Medik Dan Non Medik.
e. Masing-masing Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh
seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Bidang.

10. Kepala Seksi Pelayanan Rawat Inap Dan Rawat Jalan


a. Kepala Seksi Pelayanan Rawat Inap Dan Rawat Jalan mempunyai tugas
melaksanakan pemantauan, pengawasan dan evaluasi pelayanan rawat inap
dan rawat jalan.
b. Uraian tugas Kepala Seksi Pelayanan Rawat Inap Dan Rawat Jalan
sebagaimana dimaksud adalah sebagai berikut :
1) Menyusun rencana dan program kerja tahunan seksi dengan mengolah
bahan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
2) Menyusun konsep pedoman dan petunjuk teknis bidang tugas seksi
pelayanan rawat inap dan rawat jalan dengan mempelajari bahan dan
data, melakukan kajian permasalahan dan koordinasi sebagai pedoman
pelaksanaan tugas;
26

3) Mempelajari dan menjabarkan petunjuk, disposisi atasan guna menunjang


kelancaran pelaksanaan tugas;
4) Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan,
petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis bidang tugas seksi pelayanan
rawat inap dan rawat jalan supaya tugas dilaksanakan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
5) Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait berkaitan dengan bidang
tugas seksi pelayanan rawat inap dan rawat jalan untuk kelancaran
pelaksanaan tugas;
6) Mendistribusikan tugas kepada bawahan berkaitan dengan bidang tugas
seksi pelayanan rawat inap dan rawat jalan dengan memberi petunjuk dan
membimbing agar tugas dilaksanakan sesuai ketentuan secara efektif dan
efisien;
7) Menghimpun dan mencatat semua kebutuhan pelayanan medis dan data
dasar rsud kajen melalui koordinasi untuk menunjukan bahwa rsud kajen
telah memenuhi standar pelayanan kesehatan rumah sakit tipe c;
8) Melaksanakan pemantauan dan pengawasan kegiatan pelayanan medis
dengan monitoring, pemantauan dan evaluasi ke ruangan atau pelayanan
dan pertemuan rutin tingkat kepala bidang dan kepala seksi untuk
mengetahui tingkat kerusakan dan fungsi alat dengan benar sehingga
fungsi pengawasan medisnya benar;
9) Melaksanakan pemantauan dan pengawasan penggunaan fasilitas-fasilitas
pelayanan medis dengan melaksanakan koordinasi dengan penunjang
medis untuk peningkatan mutu pelayanan;
10) Menginventarisasikan semua fasilitas pelayanan medis melalui
pengumpulan data dan koordinasi dengan unit terkait untuk peningkatan
mutu pelayanan;
11) Membantu perencanaan kebutuhan fasilitas pelayanan di masing-masing
pelayanan medis melalui pertemuan di tingkat pelayanan medis dan
kelompok kerja akreditasi agar sesuai dengan standar kelengkapan
fasilitas pelayanan kesehatan rumah sakit tipe C;
12) Mendistribusikan peralatan medis ke masing-masing unit pelayanan sesuai
dengan perencanaan dan kebutuhan dengan berkoordinasi dengan kepala
bidang keperawatan melalui bendaharawan barang agar semua kebutuhan
peralatan medis terpenuhi dan tercatat dengan baik;
13) Merencanakan, mencatat dan menghimpun kebutuhan peralatan medis
yang diusulkan oleh unit-unit peralatan medis yang rusak melalui
27

koordinasi dengan unit terkait untuk perbaikan dan dalam hal pembelian
peralatan baru agar tercapai peningkatan mutu pelayanan kesehatan rsud
kajen;
14) Memberikan saran kebutuhan tenaga di bidang pelayanan dengan survey
dan merekap kebutuhan tenaga di masing-masing unit pelayanan medis
guna kelancaran pelayanan medis.;
15) Melaksanakan pembinaan dan penilaian daftar penilaian pelaksanaan
pekerjaan (DP-3) kepada bawahan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku untuk peningkatan prestasi kerja;
16) Melaporkan pelaksanaan kegiatan di bidang tugasnya baik lisan maupun
tertulis guna dijadikan bahan pertimbangan atasan dalam mengambil
kebijakan; dan
17) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan baik lisan maupun
tertulis sesuai bidang tugasnya.

11. Kepala Seksi Penunjang Medik dan Non Medik


a. Kepala Seksi Penunjang Medik dan Non Medik mempunyai tugas
melaksanakan pemantauan, pengawasan dan evaluasi penggunaan fasilitas-
fasilitas pelayanan penunjang medik dan non medik.
b. Uraian tugas Kepala Seksi Penunjang Medik dan Non Medik sebagaimana
dimaksud adalah sebagai berikut :
1) Mengonsep rencana program kerja dan kegiatan Seksi Penunjang Medik
dan Non Medik dengan mempelajari dan mengolah bahan sebagai
pedoman pelaksanaan tugas;
2) Menyusun konsep pedoman dan petunjuk teknis bidang tugas Seksi
Penunjang Medik dan Non Medik dengan mempelajari bahan dan data,
melakukan kajian permasalahan dan koordinasi sebagai pedoman
pelaksanaan tugas;
3) Mempelajari dan menjabarkan petunjuk, disposisi atasan guna menunjang
kelancaran pelaksanaan tugas;
4) Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan,
petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis bidang tugas Seksi Penunjang
Medik dan Non Medik supaya tugas dilaksanakan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
5) Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait berkaitan dengan bidang
tugas Seksi Penunjang Medik dan Non Medik untuk kelancaran
pelaksanaan tugas;
28

6) Mendistribusikan tugas kepada bawahan berkaitan dengan bidang tugas


Seksi Penunjang Medik dan Non Medik dengan memberi petunjuk dan
membimbing agar tugas dilaksanakan sesuai ketentuan secara efektif dan
efisien;
7) Mengonsep rencana kebutuhan peralatan penunjang dan fasilitas
pelayanan penunjang medis dan non medis dengan koordinasi dan
mengolah data dari masing-masing unit pelayanan agar diperoleh data
kebutuhan yang tepat dan akurat;
8) Menginventarisasi jumlah fasilitas penunjang medis dan non medis dengan
koordinasi, pengolahan data dan pengecekan lapangan untuk mengetahui
kesesuaian jumlah peralatan dan fasilitas penunjang yang tersedia;
9) Melakukan pemeliharaan peralatan penunjang medik dan non medik
dengan koordinasi, mengelola dan merawat peralatan agar tercipta
suasana yang nyaman;
10) Mengatur kebutuhan peralatan penunjang pada masing-masing unit
pelayanan dengan menyediakan, mengelola, mendistribusikan dan
mengadministrasikan peralatan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan
kegiatan;
11) Membuat prosedur tetap tentang prosedur pelaporan kerusakan dan
perbaikan atau penggantian peralatan medis serta prosedur pengadaan
peralatan medis baru dengan dengan koordinasi, membuat jadwal kalibrasi
alat medis guna kelancaran pelayanan medis dan menjaga mutu
pelayanan kesehatan di RSUD Kajen;
12) Melaksanakan pemantauan dan pengawasan kegiatan penunjang dan
penggunaan fasilitas penunjang medik dan non medik melalui koordinasi,
monitoring, supervisi dan evaluasi agar kegiatan berjalan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
13) Melaksanakan pembinaan dan penilaian Daftar Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan (DP-3) kepada bawahan sesuai ketentuan yang berlaku untuk
peningkatan prestasi kerja;
14) Melaporkan pelaksanaan kegiatan di bidang tugasnya baik lisan maupun
tertulis guna dijadikan bahan pertimbangan atasan dalam mengambil
kebijakan; dan
15) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan baik lisan maupun
tertulis sesuai bidang tugasnya.
29

12. Bidang Keperawatan


a. Bidang Keperawatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur.
b. Bidang Keperawatan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan asuhan
keperawatan dan kebidanan serta etika mutu dan keperawatan/kebidanan.
c. Uraian tugas Bidang Keperawatan sebagaimana dimaksud adalah sebagai
berikut :
1) Menyusun rencana dan program kerja tahunan dan lima tahunan Bidang
Keperawatan dengan mengolah bahan sebagai pedoman pelaksanaan
tugas;
2) Menyusun konsep petunjuk teknis bidang Keperawatan dengan
mempelajari bahan dan data sebagai bahan pertimbangan pimpinan;
3) Mengarahkan, melaksanakan monitoring dan melakukan evaluasi
pelayanan keperawatan, asuhan dan etika keperawatan/kebidanan
guna tercapainya pelayanan keperawatan di RSUD Kajen yang
bermutu;
4) Memberikan pengarahan dan bimbingan pelaksanaan asuhan
keperawatan/kebidanan melalui pendidikan dan pelatihan serta seminar-
seminar agar dapat dipahami tugas dari masing-masing tenaga
perawat/bidan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;
5) Menyusun prosedur tetap bidang keperawatan dengan mempelajari
peraturan, mengolah bahan dan data agar pelaksanaan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
6) Melaksanakan perencanaan, penggerakan dan pelaksanaan serta
pengawasan, pengendalian dan penilaian terhadap tenaga perawat,
prasarana dan peralatan keperawatan, etika dan mutu keperawatan,
bimbingan siswa / mahasiswa institusi pendidikan keperawatan /
kebidanan, orientasi perawat baru, pelaksanaan prosedur tetap yang
ada di jajaran keperawatan dan pelayanan bimbingan rohani melalui
koordinasi, pembinaan, pemantauan dan pemberian fasilitas untuk
mewujudkan pelayanan RSUD Kajen yang profesional;
7) Melaksanakan fungsi koordinasi dengan instansi terkait berkaitan
dengan bidang tugas kepala bidang keperawatan untuk kelancaran
pelaksanaan tugas;
8) Menjabarkan tugas dari Direktur untuk ditindaklanjuti bawahan dengan
metode kerja yang jelas agar bawahan dapat menyelesaikan pekerjaan
dengan cepat dan benar;
30

9) Melaksanakan pembinaan dan penilaian Daftar Penilaian Pelaksanaan


Pekerjaan (DP-3) kepada bawahan sesuai ketentuan yang berlaku
untuk peningkatan prestasi kerja;
10) Melaporkan pelaksanaan kegiatan di bidang tugasnya baik lisan
maupun tertulis guna dijadikan bahan pertimbangan atasan dalam
mengambil kebijakan; dan
11) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan baik lisan maupun
tertulis sesuai bidang tugasnya.
d. Bidang Keperawatan terdiri dari :
1) Seksi Pelayanan Keperawatan; dan
2) Seksi Etika dan Asuhan Keperawatan.
e. Masing-masing Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh
seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Bidang.

13. Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan


a. Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan mempunyai tugas melaksanakan
pemantauan, pengendalian dan evaluasi tenaga keperawatan, prasarana dan
peralatan keperawatan.
b. Uraian tugas Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan sebagaimana dimaksud
adalah sebagai berikut :
1) Menyusun rencana program kerja tahunan dan lima tahunan Seksi
Pelayanan Keperawatan dengan mengolah data dan koordinasi agar
pelaksanaan tugas berjalan secara berkesinambungan;
2) Mengonsep pedoman dan petunjuk teknis bidang tugas Seksi Pelayanan
Keperawatan dengan mempelajari bahan dan data, melakukan kajian
permasalahan dan koordinasi sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
3) Mempelajari dan menjabarkan petunjuk, disposisi atasan guna menunjang
kelancaran pelaksanaan tugas;
4) Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan,
petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis bidang tugas Seksi Pelayanan
Keperawatan supaya tugas dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
5) Melaksanakan koordinasi dengan unit terkait berkaitan dengan bidang
tugas Seksi Pelayanan Keperawatan untuk kelancaran pelaksanaan tugas;
6) Mendistribusikan tugas kepada bawahan berkaitan dengan bidang tugas
Seksi Pelayanan Keperawatan dengan memberi petunjuk dan
31

membimbing agar tugas dilaksanakan sesuai ketentuan secara efektif dan


efisien;
7) Melaksanakan pelayanan keperawatan dengan koordinasi, sosialisasi,
memberikan bimbingan dan motivasi, pemantauan dan monitoring untuk
meningkatkan pelayanan keperawatan;
8) Mengonsep renacana kebutuhan sumber daya manusia (SDM)
keperawatan dengan koordinasi, menghimpun, mempelajari dan
menganalisa data sebagai pedoman pendayagunaan tenaga keperawatan
secara efektif dan efisien;
9) Mengonsep rencana kebutuhan peralatan pelayanan keperawatan dengan
koordinasi, menghimpun data, mempelajari dan mengolah data, serta
mendistribusikan peralatan untuk meningkatkan pelayanan keperawatan
dan kebidanan sesuai standar peralatan keperawatan dan kebinanan;
10) Melakukan identifikasi dan inventarisasi peralatan, permasalahan
pelayanan keperawatan dan kebidanan serta optimalisasi penggunaan
peralatan dengan koordinasi, monitoring, bimbingan dan sosialisasi untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan RSUD Kajen;
11) Melaksanakan pendayagunaan tenaga keperawatan dan kebidanan
melalui monitroing, pengawasan dan pengendalian, identifikasi dan
inventarisasi peralatan, identifikasi dan inventarisasi permasalahan
pelayanan keperawatan dan kebidanan serta optimalisasi penggunaan
peralatan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan RSUD Kajen;
12) Melaksanakan evaluasi pelaksanaan pelayanan keperawatan dengan
koordinasi, mempelajari dan mengolah data untuk meningkatkan
pelayanan keperawatan dan kebidanan;
13) Melaksanakan pembinaan dan penilaian Daftar Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan (DP-3) kepada bawahan sesuai ketentuan yang berlaku untuk
peningkatan prestasi kerja;
14) Melaporkan pelaksanaan kegiatan di bidang tugasnya baik lisan maupun
tertulis guna dijadikan bahan pertimbangan atasan dalam mengambil
kebijakan; dan
15) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan baik lisan maupun
tertulis sesuai bidang tugasnya.
32

14. Kepala Seksi Etika Dan Asuhan Keperawatan


a. Kepala Seksi Etika Dan Asuhan Keperawatan mempunyai tugas
melaksanakan pembinaan dan bimbingan pendayagunaan tenaga
keperawatan dan penerapan etika profesi.
b. Uraian tugas Kepala Seksi Etika Dan Asuhan Keperawatan sebagaimana
dimaksud adalah sebagai berikut :
1) Mengonsep rencana program kerja tahunan kegiatan Seksi Etika Dan
Asuhan Keperawatan dengan mempelajari dan mengolah bahan sebagai
pedoman pelaksanaan tugas;
2) Menyusun konsep pedoman dan petunjuk teknis bidang tugas Seksi Etika
Dan Asuhan Keperawatan dengan mempelajari bahan dan data,
melakukan kajian permasalahan dan koordinasi sebagai pedoman
pelaksanaan tugas;
3) Mempelajari dan menjabarkan petunjuk, disposisi atasan guna
menunjang kelancaran pelaksanaan tugas;
4) Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan,
petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis bidang tugas Seksi Etika Dan
Asuhan Keperawatan supaya tugas dilaksanakan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
5) Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait berkaitan dengan
bidang tugas Seksi Etika Dan Asuhan Keperawatan untuk kelancaran
pelaksanaan tugas;
6) Mendistribusikan tugas kepada bawahan berkaitan dengan bidang tugas
Seksi Etika Dan Asuhan Keperawatan dengan memberi petunjuk dan
membimbing agar tugas dilaksanakan sesuai ketentuan secara efektif
dan efisien;
7) Memberikan pembinaan tenaga keperawatan/kebidanan dan penerapan
etika profesi dengan menginventarisir tenaga keperawatan dan data
tenaga tiap unit/ruang, menyusun dan melaksanakan program
pembinaan etika profesi keperawatan/kebidanan dan pelanggaran etika
keperawatan/kebidanan untuk meningkatkan pelayanan asuhan
keperawatan/kebidanan;
8) Menyusun usulan peserta tenaga keperawatan dan kebidanan dengan
koordinasi, mempelajari dan mengolah data untuk meningkatkan kualitas
SDM;
9) Melaksanakan orientasi tenaga perawat dan bidan baru yang akan
bekerja di RSUD Kajen dengan pembinaan, bimbingan dan sosialisasi
33

sehingga perawat/bidan bekerja sesuai dengan ketentuan peraturan


perundang-undangan;
10) Menyusun mekanisme penyelesaian masalah pelanggaran etika dan
asuhan keperawatan/ kebidanan di rumah sakit dengan koordinasi,
mempelajari dan menganalisa kejadian pelanggaran etika dan asuhan
keperawatan/kebidanan sebagai pedoman penyelesaian kasus;
11) Menyelesaikan kasus etika keperawatan di RSUD Kajen dengan
koordinasi, mempelajari dan menganalisa kasus agar perawat/bidan
bekerja sesuai dengan aturan/tugas pokok dan fungsinya;
12) Melaksanakan program bimbingan siswa / mahasiswa keperawatan/
kebidanan di RSUD Kajen dengan mempelajari bahan dan data,
koordinasi, sosialisasi, pembinaan dan bimbingan sehingga mampu
bekerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
13) Melaksanakan fasilitasi bimbingan rohani bagi pasien melalui memonitor
pelayanan bimbingan rohani di tiap ruang perawatan guna meningkatkan
pelayanan RSUD Kajen;
14) Melaksanakan serah terima petugas jaga pada saat pergantian shift
(round) secara periodik ke unit-unit pelayanan keperawatan dengan
koordinasi dan monitoring agar pelayanan sesuai dengan SOP (Standar
Operasional Prosedur);
15) Melaksanakan pembinaan pendokumentasian asuhan keperawatan /
kebidanan dengan koordinasi, bimbingan dan motivasi, sosialisasi dan
pengecekan catatan rekam medik pasien dan laporan pelayanan asuhan
keperawatan/kebidanan serta memberikan penilaian terhadap laporan
pelayanan asuhan keperawatan / kebidanan untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan RSUD Kajen;
16) Membuat jadwal pengawas jaga (duty officer) dan memonitor pelaksana
serta menindaklanjuti permasalahan yang ada untuk optimalisasi
pelayanan kesehatan RSUD Kajen;
17) Menyusun kode etik standar dan prosedur pelayanan keperawatan
dengan koordinasi, menghimpun dan merangkum bahan sebagai
pedoman pelaksanaan tugas;
18) Menjabarkan tugas dari Kepala Bidang untuk ditindaklanjuti bawahan
dengan metode kerja yang jelas agar bawahan dapat menyelesaikan
pekerjaan dengan cepat dan benar;
34

19) Melaksanakan pembinaan dan penilaian Daftar Penilaian Pelaksanaan


Pekerjaan (DP-3) kepada bawahan sesuai ketentuan yang berlaku untuk
peningkatan prestasi kerja;
20) Melaporkan pelaksanaan kegiatan di bidang tugasnya baik lisan maupun
tertulis guna dijadikan bahan pertimbangan atasan dalam mengambil
kebijakan; dan
21) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan baik lisan maupun
tertulis sesuai bidang tugasnya.
35

BAB V
PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT
(PKRS)

Latar Belakang
Pembangunan Kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan
diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan
kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian
khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia (lansia), dan
keluarga miskin.

Pengertian PKRS
Promosi kesehatan di Rumah Sakit adalah upaya Rumah Sakit untuk
meningkatkan kemampuan pasien, klien, dan kelompok-kelompok masyarakat, agar
pasien dapat mandiri dalam mempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya, klien dan
kelompok-kelompok masyarakat dapat mandiri dalam meningkatkan
kesehatan,mencegah masalah-masalah kesehatan, dan mengembangkan upaya
kesehatan bersumber daya masyarakat, melalui pembelajaran dari oleh, untuk dan
bersama mereka, sesuai sosial budaya mereka, serta didukung kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan.
Strategi Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) adalah melalui kegiatan
pemberdayaan, bina suasana, advokasi, dan kemitraan.

Visi
Berdasarkan Visi Kementerian Kesehatan yaitu “Masyarakat Sehat yang mandiri
dan Berkeadilan”, maka Visi PKRS RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan adalah
“Memberikan pelayanan edukasi informasi medis yang profesional dan meyeluruh
mengenai kondisi kesehatan pasien untuk meningkatkan kualitas mutu pelayanan serta
menjunjung tinggi autonom pasien”.

Misi
Dalam mencapai visi tersebut Kementerian Kesehatan juga menetapkan 4 misi yaitu:
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat,
termasuk swasta dan masyarakat madani.
36

2. Melindungi kesehatan masayarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan


yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan.
3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan.
4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.
Oleh karena itu, Misi PKRS RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan yaitu:
1. Menyelenggarakan pelayanan edukasi informasi medis yang meyeluruh dan
berorientasi pada ilmu kedokteran berbasis bukti kepada pasien dan keluarga.
2. Meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan medis dengan cara memberikan
informasi terpadu yang dibutuhkan pasien dan keluarga mengenai kondisi
kesehatannya dan memfasilitasi pemilihan rencana promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
3. Memfasilitasi pengendalian mutu dan biaya kesehatan melalui transparansi
informasi sehingga pasien dan keluarganya mendapatkan rasa aman dan percaya.

Rumah sakit merupakan sarana kesehatan yang termasuk dalam subsistem


Upaya Kesahatan. Rumah Sakit tidak boleh dipandang sebagai suatu entitas yang
terpisah dan berdiri sendiri dalam sektor kesehatan. Peran rumah sakit adalah
mendukung pelayanan kesehatan dasar melalui penyediaan fasilitas rujukan dan
mekanisme bantuan. Menurut WHO, “ Rumah sakit harus terintegrasi dalam sistem
kesehatan dimana ia berada. Fungsinya adalah sebagai pusat sumber daya bagi
peningkatan kesehatan masyarakat di wilayah yang bersangkutan.”
Reformasi perumahsakitan di Indonesia sangat diperlukan mengingat masih
banyaknya rumah sakit yang hanya menekankan pelayanannya kepada aspek kuratif
dan rehabilitatif saja. Padahal keadaan ini menyebabkan rumah sakti menjadi sarana
kesehatan yang “elit” dan terlepas dari sistem kesehatan dimana ia berada. Penerapan
paradigma di atas akan sangat berpengaruh terhadapan pendekatan yang harus
dilaksanakan dalam promosi kesehatan.
Untuk itu pengembangan promosi kesehatan di rumah sakit perlu dilakukan
sesegera mungkin. Untuk memeprcepat upaya PKRS menjadi bagian dari upaya
pelayanan kesehatan Rumah Sakit maka PKRS dirasa penting menjadi salah satu
standar PKRS yang dapat dijadikan acuan dalam penyusunan instrumen akreditasi
rumah sakit di Indonesia.

Falsafah
Memberikan pelayanan edukasi kesehatan selektif, meyeluruh dan terpercaya
secara profesional, efektif dan efisien yang dibutuhkan pasien dan keluarga mengenai
kondisi kesehatan.
37

Nilai
a. Selektif
Informasi medis yang diberikan adalah unik bagi setiap individu dan berdasarkan
hanya yang terkait dengan kondisi kesehatannya dan apa yang dibutuhkan oleh
pasien tersebut.
b. Menyeluruh
Meliputi setiap aspek yang dibutuhkan pasien maupun keluarganya seperti rencana
promotif, diagnosis kerja, rencana diagnostik, rencana terapi, prognosis, rencana
rehabilitatif dan rencana preventif.
c. Terpercaya
Informasi medis yang diberikan berdasarkan ilmu kedokteran berbasis bukti dan
komprehensif.
d. Profesional
Dalam memberikan pelayanan edukasi informasi medis dilakukan secara
profesional.
e. Efektif dan efisien
Memberikan pelayanan pasien dan keluarga serta bekerjasama dengan mitra kerja
secara efektif dan efisien.

Tujuan
Terciptanya masyarakat rumah sakit yang menerapkan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat melalui perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku pasien RS serta
pemeliharaan lingkungan RS dan termanfaatkannya dengan baik semua pelayanan
yang disediakan Rumah sakit. Meningkatkan kualitas pelayanan medis dengan
memberikan informasi medis yang selektif, terpercaya dan menyeluruh kepada setiap
pasien dan keluarganya yang datang ke rumah sakit dengan cara menyediakan
informasi yang dibutuhkan pasien maupun keluarganya seperti rencana promotif,
diagnosis kerja, rencana diagnostik, rencana terapi, prognosis, rencana rehabilitatif dan
rencana preventif.
Sasaran PKRS
Sasaran Promosi Kesahatan di Rumah sakit adalah masyarakat di rumah sakit, yang
terdiri dari:

Pasien
38

Ruang Lingkup promosi kesehatan


Pada dasarnya banyak tersedia peluang untuk melaksanakan promosi kesehatan
di RS. Secara umum peluang itu dapat dikategorikan sebagai berikut:
a. Di dalam gedung
Di dalam gedung RS, PKRS dilaksanakan seiring dengan pelayanan yang
diselenggarakan rumah sakit, Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa di dalam
gedung, terdapat peluang-peluang:
- Di ruang pendaftaran/adminsitrasi, yaitu di ruang dimana pasien/klien harus
melapor/mendaftar sebelum mendapatkan pelayanan RS.
- PKRS dalam pelayanan Rawat Jalan bagi pasien, yaitu di poliklinik-poliklinik
seperti poliklinik kebidanan dan kandungan, poliklinik anak, poliklinik mata,
poliklinik bedah, poliklinik penyakit dalam dan lain-lain.
- PKRS dalam pelayanan Rawat Inap bagi pasien, yaitu di ruang-ruang gawat
darurat, rawat intensif dan rawat inap.
- PKRS dalam pelayanan Penunjang Medik bagi pasien yaitu pelayanan
obat/apotik, pelayanan laboratorium, dan pelayanan rehabilitasi medik.
- PKRS dalam pelayanan bagi klien (Orang sehat), yaitu seperti di pelayanan KB,
konseling gizi, bimbingan senam, pemeriksaan kesehatan jiwa, konseling
kesehatan remaja, dan lain-lain.
- PKRS di ruang Pembayaran rawat inap, yaitu di ruang dimana pasien rawat inap
harus menyelesaikan pembayaran rawat inap, sebelum meninggalkan RS.
Promosi kesehatan oleh TIM PKRS dalam pelayanan-pelayanan di atas ditangani
oleh unit unit TIM PKRS.

b. Di luar gedung
Kawasan luar gedung RS yang dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk
PKRS, yaitu:
- PKRS di tempat parkir, yaitu pemanfaatan ruang yang ada di lapangan/gedung
parkir sejak dari bangunan gardu parkir sampai ke sudut-sudut lapangan/gedung
parkir.
- PKRS di taman RS, yaitu baik taman-taman yang ada di depan, samping/sekitar
maupun di dalam/halaman dalam RS.
- PKRS di kantin/warung-warung/kios-kios yang ada di kawasan RS.
- PKRS di tempat ibadah yang tersedia di sekitar RS.
- PKRS di pagar pembatas kawasan RS.
- PKRS di dinding luar RS.
39

TIM PKRS berada dibawah naungan pelayanan medis RSUD Kajen


Kabupaten Pekalongan dan berkoordinasi dengan DPJP, dokter ruangan dan
seluruh jajaran unit pelayanan Rumah Sakit dalam menyampaikan informasi medis
kepada pasien. Informasi medis tertulis yang diberikan meliputi 10 penyakit
terbanyak tahun 2018 di RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan yaitu :
Hipertensi, Anemia, Typoid, Cerotinus, GE, ISPA, KPD, Anemia pada nifas,
Infeksi dan parasit kongenital, Gagal jantung.
Pemberian promosi kesehatan dapat dilaksanakan di setiap instalasi rumah
sakit dan oleh personel medis yang berkompetensi di bidang tersebut terutama
rawat inap, rawat jalan, penunjang medis, fisioterapi, farmasi dan lain-lain.
Informasi di luar kategori 10 penyakit terbanyak disampaikan secara lisan oleh sub
unit TIM PKRS baik di seluruh instalasi rumah sakit maupun di suatu ruangan
PKRS khusus.

Denah ruangan
Ruang penyuluhan PKRS dapat digunakan oleh setiap unit PKRS dan terletak di
sebelah administrasi rawat jalan/RI dan customer service unit. Suasana dalam ruang
PKRS dibina sedemikian rupa sehingga tenang dan kondusif dalam menyampaikan
informasi dan promosi kesehatan bagi pasien dan klien.

Tatalaksana
Promosi kesehatan Rumah sakit adalah suatu TIM rumah sakit yang terdiri dari
TIM medis dan non medis yang berperan dalam menyediakan, menyampaikan informasi
medis serta mengedukasi pasien rumah sakit mengenai kondisi yang berhubungan
dengan penyakit pasien di area rumah sakit yaitu rawat inap (saat dirawat dan sebelum
pasien pulang), rawat jalan, IGD dan penunjang medis. TIM tersebut merupakan titik
akhir pelayanan TIM medis RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan. Pelayanan TIM PKRS
terdiri dari pelayanan promosi kesehatan dan informasi yang berhubungan dengan
pasien.

Tujuan
Memberikan edukasi dan informasi kepada pasien yang perlu penjelasan lebih dalam
tentang penyakitnya secara holistik.
1. Tujuan Khusus
a. Rawat inap : memberikan edukasi dan informasi kepada pasien yang perlu
penjelasan lebih dalam mengenai penyakitnya pada saat awal perawatan,
selama perawatan dan ketika pasien akan pulang.
40

b. Rawat jalan :
- Memberikan edukasi dan informasi kepada pasien mengenai kondisi penyakitnya
dan memberikan saran medis dan pemeriksaan diagnostik (laboratorium atau
radiologi) yang menunjang ketepatan diagnosis pada pasien tersebut.
- Merujuk pasien kepada dokter spesialist yang berkompeten menangani penyakit
pasien tersebut.
- Membuatkan resume medis pasien.
- Pendaftaran

Rawat inap
1. Apabila pasien baru masuk kedalam kategori 10 penyakit terbanyak di ruang rawat
inap RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan, perawat mengidentifikasi kebutuhan
informasi dan edukasi yang dibutuhkan oleh pasien sebagai edukasi kolaboratif
yaitu pemberian edukasi kepada pasien yang membutuhkan informasi dari lebih dari
satu sub unit PKRS yaitu Customer service, Medical Informasi, farmasi, fisioterapi,
keperawatan, PPI dan Gizi. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan informasi dan
edukasi yang diberikan kepada pasien baik di rawat inap maupun rawat jalan,
sesuai dengan kondisi penyakitnya dan diberikan secara holistik. Maka perawat
memberikan edukasi sesuai SPO pemberian edukasi kolaboratif.
2. Apabila pasien baru tidak masuk kedalama kategori 10 penyakit terbanyak maka
edukasi diserahkan kepada DPJP atau dokter ruangan atau subunit PKRS yang
terkait.
3. Apabila pasien dan/keluarga yang sedang dirawat di ruang rawat inap
membutuhkan informasi yang lebih dalam mengenai perjalanan penyakit, evaluasi,
rencana terapi dan lain-lain, maka perawat dapat meminta bantuan DPJP/ dokter
ruangan atau subunit TIM PKRS yang terkait.
4. Apabila pasien sudah diperbolehkan pulang oleh DPJP, maka pemberian informasi
akan diberikan sesuai dengan poin 1-3 diatas (apabila masih membutuhkan).
5. Pemberi informasi medis dan edukasi yang berhubungan dengan Clinical pathway
adalah dokter ruangan/ DPJP dan informasi pulang pasien dapat diberikan oleh
perawat.
6. Setiap pasien yang diedukasi WAJIB dicatat nama, no rekam medik, DPJP,
diagnosa dan kode pamflet pemberian edukasi (bila tersedia) atau ringkasan poin-
poin edukasi secara tertulis abaila tidak terdapat dalam pamflet yang tersedia.
7. Pemberian edukasi dan informasi dilaksanakan sesuai dengan SPO pemberian
edukasi dan SPO pemberian edukasi kolaboratif.
8. Pencatatan pasien yang teredukasi sesuai dengan SPO pencatatan LOGBOOK.
41

9. Pemberian edukasi harus dilakukan selambat-lambatnya 1 x 24 jam dari waktu


DPJP mendiagnosis pasien.
10. Apabila ada pertanyaan pasien yang tidak dapat dijawab saat itu juga oleh DPJP,
PPJP, dokter ruangan atau subunit TIM PKRS terkait, maka jawaban standard yang
akan diberikan adalah sebagai berikut: “Saya belum ada jawaban mengenai
pertanyaan tersebut namun akan saya konfirmasikan kepada dokter spesialis yang
merawat anda dan akan saya sampaikan jawaban pertanyaan anda secepatnya.
Mohon memberikan nomor telepon yang dapat dihubungi”.
11. Di setiap unit terkait akan disediakan 1 folder berisi lembar edukasi dari unit yang
bersangkutan, dijaga agar tetap tersedia (50 lembar per materi/bulan).

Rawat jalan
1. Apabila pasien rawat jalan yang datang berobat masuk kedalam kategori 10
penyakit terbanyak, maka di ruang rawat jalan RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan,
perawat mengidentifikasi kebutuhan informasi dan edukasi yang dibutuhkan oleh
pasien sebagai edukasi kolaboratif yaitu pemberian edukasi kepada pasien yang
membutuhkan informasi dari lebih dari satu subunit PKRS yaitu Customer service,
Medical Information, farmasi, fisiotererapi, keperawatan, PPI dan Gizi. Hal ini
dimaksudkan untuk memastikan informasi dan edukasi yang diberikan kepada
pasien baik di rawat inap maupun rawat jalan, sesuai dengan kondisi penyakitnya
dan diberikan secara holistik. Maka perawat memberikan edukasi sesuai SPO
pemberian edukasi kolaboratif.
2. Apabila pasien datang pada saat jam kerja (Senin- Jumat, pkl 08.00-17.00) maka
pasien
dapat dijelaskan verbal dan diberikan leaflet edukasi sesuai dengan penyakitnya
oleh sub unit PKRS terkait.
3. Apabila pasien datang diluar jam kerja seperti tertera diatas, maka pasien akan
mendapatkan informasi tertulis (leaflet) dan verbal oleh perawat unit terkait.
4. Apabila pasien ini dijelaskan lebih dalam mengenai informasi terkait penyakitnya
oleh sub unit tertentu, maka pasien diharuskan membuat perjanjian pada hasi kerja
berikutnya. Apabila pasien tidak masuk ke dalam 10 penyakit terbanyak maka
informasi akan diberikan oleh DPJP terkait/dokter jaga atau dokter medical
information (pada jam kerja).
5. Apabila pasien rawat jalan datang untuk menanyakan rencana diagnosis atau
konsultasi
awal mengenai kondisi penyakitnya tanpa berobat, maka informasi akan diberikan
oleh dokter medical information sesuai dengan SPO pemberian edukasi.
42

BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI TIM PROMOSI KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAJEN
43

STRUKTUR ORGANISASI TIM PKRS RSUD KAJEN


KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2018
PEMBINA
DIREKTUR

Penanggung jawab
Kepala Bidang Pelayanan
dan Penunjang Medik

Ketua Tim PKRS


Lilik Restika Rini, S.KM,
M.Kes Sekretaris
Karyo Soyo Aji

Korbid. Pemberdayaan
Masyarakat Korbid. Media dan Sarana Korbid. Kemitraan
Nurdin, S.Kep.Ners Ria Hastuti, Amd. Keb Widodo, SH, MA
44

BAB VII
URAIAN TUGAS TIM PKRS

1. Ketua Ketua Tim PKRS


a. Mengkoordinasikan upaya, pekerjaan, dan kegiatan Sub Tim Pemberdayaan,
Sub Tim Koordinator Pemberdayaan Media, dan Sub Tim Koordinator
Kemitraan, serta satuan kerja terkait lainnya di lingkungan RSUD Kajen.
b. Mengendalikan UPK Sub-sub Tim PKRS.
c. Melaporkan pelaksanaan UPK PKRS secara periodik.
d. Memonitor dan mengevaluasi UPKS PKRS secara keseluruhan.
e. Mengkoordinasikan dengan pihak eksternal atau mitra kerja dalam penjajagan
kerjasama pembiayaan PKRS.
f. Membuat perencanaan promosi kesehatan, lokasi jenis penyuluhan, pemberi
materi dan lain-lain.
g. Mengkoordinir penyelenggaraan pendidikan pasien dan keluarga di semua unit.
h. Mengkoordinasikan penyusunan materi pendidikan pasien dan keluarga.
i. Mengkoordinasikan dan mengatur serta mempersiapkan narasumber yang akan
memberikan pendidikan pasien dan keluarga.
j. Mengawasi pelaksanaan kegiatan pendidikan pada pasien dan keluarga.
k. Membuat laporan dan menganalisa jumlah pasien dan keluarga yang
mendapatkan pendidikan berdasarkan jenis pelayanan dan populasi pasien.

2. Sekretaris
a. Membantu Tim PKRS dalam kegiatan administrasi PKRS.
b. Mengkoordinasikan dengan Ketua Tim PKRS dalam mengagendakan pertemuan
internal.
c. Membuat notulensi pertemuan internal dan pertemuan lain yang dihadiri oleh
Ketua Tim dan atau memintakan notulen hasil pertemuan yang didelegasikan ke
Ketua Sub Tim PKRS.
d. Mengajukan kebutuhan ATK dan sarana prasarana lainnya.
e. Membantu Sub-sub Tim PKRS dalam teknis pembuatan media, sarana dan
prasarana PKRS.
f. Membantu Sub-sub Tim PKRS dalam pemasangan/setting sarana dan prasarana
PKRS.

3. Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat


45

- Merencanakan pemberdayaan masyarakat rumah sakit dan melaksanakan bina


suasana untuk terciptanya perilaku hidup bersih dan sehat di rumah sakit.
- Merencanakan pelibatan individu/kelompok di dalam dan di luar rumah sakit untuk
bina suasana.
- Membuat rencana program kegiatan Penyuluhan Kesehatan individu/kelompok di
RSUD Kajen maupun di luar rumah sakit.
- Membuat rencana kegiatan yang mengarahkan ke PHBS di RSUD Kajen maupun
masyarakat di luar rumah sakit.
- Membuat rencana program dan kebutuhan anggaran Sub Tim Pemberdayaan.
- Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan dengan pihak-pihak terkait.
- Mengevaluasi kegiatan pemberdayaan secara berkala.

4. Koordinator Bidang Pengembangan Media dan Sarana


a) Merencanakan kebutuhan pembuatan media dalam upaya pendidikan pasien dan
keluarga untuk terciptanya perilaku hidup bersih dan sehat di RSUD Kajen.
b) Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan media dengan sub tim
pemberdayaan dan pihak-pihak terkait.
c) Mengevaluasi kegiatan pemberdayaan media secara berkala.
d) Merencanakan pembuatan media penyuluhan dengan materi yang diperoleh dari
Lokakarya SMF/Instalasi/Bidang dalam bentuk Slide, Leaflet,booklet, danposter.
e) Melakukan koordinasi dengan supervisor SMF/Instalasi/Bidang.
f) Koordinasi dengan bagian percetakan.
g) Mengatur pendistribusian media cetak keseluruh rumah sakit.
h) Mengerjakantugaslain yang diberikanolehKepalaInstalasi.
i) Membuat perencanaan pengadaan alat pandang dengar sebagai alat bantu
penyuluhan.
j) Mempersiapkan peralatan dan sound system yang diperlukan untuk kegiatan
pelayanan penyuluhan.
k) Merekam dan mendokumentasikan kegiatan penyuluhan baik yang disiarkan
melalui TV, radio, maupun kegiatan lain yang dipandang perlu.
l) Menggandakan dokumentasi-dokumentas itersebut.
m) Merencanakan dan membuat kegiatan penyuluhan melalui media elektronik yang
merupakan produksi sendiri.
n) Menyiapkan dan menyebarluaskan dokumentasi foto maupun audiovisual untuk
bahan pemberitaan.
o) Menyiapkan, menyimpan dan memelihara peralatan dan hasil dokumentasi.
46

p) Mengelola website diantaranya menyampaikan semua informasi pelayanan RS,


menulis berita peliputan, upload berita dan foto di website, serta menjawab
pertanyaan di email dan website.

5. Koordinator Bidang Kemitraan


a) Merencanakan kegiatan kemitraan dengan profesi/unit terkait sesuai
kebutuhan PKRS di RSUD Kajen.
b) Membangun jejaring dan kerjasama dengan seluruh stakeholder yang
mendukung kegiatan PKRS diantaranya Direktur, Pejabat Struktural,
Pejabat Fungsional, Organisasi Profesi, Pemerintah Daerah, Dinas
Kesehatan, dan lain-lain.
c) Mengevaluasi kegiatan kemitraan secara berkala.
d) Merencanakan kegiatan kemitraan dengan profesi/unit terkait sesuai
kebutuhan PKRS di RSUD Kajen.
e) Mengkoordinasikan kegiatan PKRS dengan Komite Medik, Komite
Keperawatan, Tim ManajemenNyeri, Sub Komite PPI, Gizi/Nutrisionis,
Farmasi, Fisioterapis.
f) Mengevaluasi kegiatan kemitraan internal RSUD Kajensecara berkala.
g) Merencanakan kegiatan kemitraan dengan profesi/unit terkait sesuai
kebutuhan PKRS di RSUD Kajen.
h) Mengkoordinasikan kegiatan PKRS dengan pihak-pihak luar seperti Radio,
Media Cetak maupun Media Elektronik di wilayah Kabupaten Pekalongan
dan sekitarnya.
i) Mengevaluasi kegiatan kemitraan eksternalsecara berkala.
47

BAB VIII
JENIS-JENIS PANDUAN PELAYANAN PKRS
PANDUAN PELAYANAN MEDICAL INFORMATION

Medical information for patient care (informasi medis) adalah suatu TIM medis
yang berperan dalam menyediakan, menyampaikan informasi medis serta mengedukasi
pasien rawat inap mengenai kondisi yang berhubungan dengan penyakit pasien (awal
dirawat, selama perawatan dan sebelum pasien pulang. TIM tersebut merupakan titik
akhir pelayanan TIM medis RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan.

Ruang lingkup :
Instalasi Rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, dan penunjang.

Tujuan:
Memberikan edukasi dan informasi kepada pasien rawat jalan dan pasien rawat
inap yang perlu penjelasan lebih dalam tentang penyakitnya dan pada saat pasien akan
pulang tentang tata cara perawatan dirumah seperti: apa yang harus dilakukan, apa
yang harus dihindari, jadwal kontrol kembali, tata cara minum obat, perubahan perilaku
dan gaya hidup, dll.
Informasi yang disediakan oleh medical information dan dapat diberikan oleh
DPJP/dokter jaga kepada pasien adalah sebagai berikut:
1) Daily plan Hipertensi
2) Daily plan Anemia
3) Daily plan Typoid
4) Daily plan Cerotinus
5) Daily plan GE
6) Daily plan ISPA
7) Daily plan KPD
8) Daily plan Anemia pada nifas
9) Daily plan Infeksi dan parasit kongenital
10) Daily plan Gagal jantung
48

Informasi yang disediakan oleh medical information dan dapat berikan oleh perawat
kepada pasien adalah sebagai berikut:
1) Panduan edukasi pasien pulang post perawatan Hipertensi
2) Panduan edukasi pasien pulang post perawatan Anemia
3) Panduan edukasi pasien pulang post perawatan Typoid
4) Panduan edukasi pasien pulang post perawatan Cerotinus
5) Panduan edukasi pasien pulang post perawatan GE
6) Panduan edukasi pasien pulang post perawatan ISPA
7) Panduan edukasi pasien pulang post perawatan KPD
8) Panduan edukasi pasien pulang post perawatan Anemia pada nifas
9) Panduan edukasi pasien pulang post perawatan Infeksi dan parasit kongenital
10) Panduan edukasi pasien pulang post perawatan Gagal jantung

Medical information for patient care berperan sebagai perencana program promosi
kesehatan dan memonitor dan mengevaluasi pelaksanaannya.
49

PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF

Pengertian Komunikasi
Sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari seseorang kepada orang
lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa yang
dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau informasi”. (Komaruddin,
1994;Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994; Koontz & Weihrich, 1988).

Proses komunikasi
Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana
dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan oleh
penerima pesan dan tidak ada hambatan untuk hal itu (Hardjana, 2003).
Gambar
Umpan Balik
Gangguan

Unsur komunikasi
1. Sumber/komunikator (dokter,perawat, admission,Adm.Irna,Kasir,dll)
2. Isi pesan
3. Media/saluran (Elektronic,Lisan,dan Tulisan).
4. Penerima/komunikan (pasien, keluarga pasien, perawat, dokter, Admission,
Adm.Irna).

Sumber / komunikator
Sumber (yang menyampaikan informasi): adalah orang yang menyampaikan isi
pernyataannya kepada penerima. Hal-hal yang menjadi tanggung jawab pengirim pesan
adalah mengirim pesan dengan jelas, memilih media yang sesuai, dan meminta
kejelasan
apakah pesan tersebut sudah di terima dengan baik. (konsil kedokteran Indonesia,
hal.8)

Komunikator yang baik adalah komunikator yang menguasai materi,


pengetahuannya luas dan dalam tentang informasi yang yang disampaikan, cara
berbicaranya nya jelas dan menjadi pendengar yang baik saat dikonfirmasi oleh si
penerima pesan (komunikan).
50

Isi Pesan (apa yang disampaikan)


Panjang pendeknya, kelengkapannya perlu disesuaikan dengan tujuan
komunikasi, media penyampaian, penerimanya.

Media
Media berperan sebagai jalan atau saluran yang dilalui isi pernyataan yang
disampaikan pengirim atau umpan balik yang disampaikan penerima. Berita dapat
berupa berita lisan, tertulis, atau keduanya sekaligus. Pada kesempatan tertentu, media
dapat tidak digunakan oleh pengirim yaitu saat komunikasi berlangsung atau tatap muka
dengan efek yang mungkin terjadi berupa perubahan sikap. (konsil kedokteran
Indonesia, hal.8). Media yang dapat digunakan: Melalui telepon, menggunakan lembar
lipat, buklet, vcd, (peraga).

Penerima / komunikan
Penerima berfungsi sebagai penerima berita. Dalam komunikasi, peran pengirim
dan penerima bergantian sepanjang pembicaraan. Tanggung jawab penerima adalah
berkonsentrasi untuk menerima pesan dengan baik dan memberikan umpan balik
kepada pengirim. Umpan balik sangat penting sehingga proses komunkasi berlangsung
dua arah (konsil kedokteran Indonesia, hal.8).
Pemberi/komunikator yang baik adalah Pada saat melakukan proses umpan balik,
diperlukan kemampuan dalam hal-hal berikut (konsil kedokteran Indonesia, hal 42):
1. Cara berbicara (talking), termasuk cara bertanya (kapan menggunakan pertanyaan
tertutup dan kapan memakai pertanyaan terbuka), menjelaskan, klarifikasi,
paraphrase, intonasi.
2. Mendengar (listening), termasuk memotong kalimat.
3. Cara mengamati (observation) agar dapat memahami yang tersirat di balik yang
tersurat (bahasa non verbal di balik ungkapan kata/kalimatnya, gerak tubuh).
4. Menjaga sikap selama berkomunikasi dengan komunikan (bahasa tubuh) agar tidak
menggangu komunikasi, misalnya karena komunikan keliru mengartikan gerak
tubuh, raut tubuh, raut muka, dan sikap komunikator.

Sifat Komunikasi
Komunikasi itu bisa bersifat informasi (asuhan) dan edukasi (Pelayanan promosi).
1. Komunikasi yang bersifat infomasi asuhan di dalam rumah sakit adalah:
a. Jam pelayanan
b. Pelayanan yang tersedia
c. Cara mendapatkan pelayanan
51

Sumber alternative mengenai asuhan dan pelayanan yang diberikan ketika


kebutuhan asuhan pasien melebihi kemampuan rumah sakit. Akses informasi ini
dapat di peroleh melalui Customer Service, Admission, dan Website.
2. Komunikasi yang bersifat Edukasi (Pelayanan Promosi):
a. Edukasi tentang obat. (Lihat pedoman pelayanan farmasi)
b. Edukasi tentang penyakit. (Lihat Pedoman Pasien)
c. Edukasi pasien tentang apa yang harus di hindari. (Lihat Pedoman Pelayanan,
Pedoman Fisioterapi)
d. Edukasi tentang apa yang harus dilakukan pasien untuk meningkatkan kualitas
hidupnya pasca dari rumah sakit. (Lihat Pedoman Pelayanan, Pedoman Gizi,
Pedoman Fisioterapi, Pedoman Farmasi).
e. Edukasi tentang Gizi. (Lihat Pedoman Gizi).
Akses untuk mendapatkan edukasi ini bisa melalui medical information dan
nantinya akan menjadi sebuah unit PKRS (penyuluhan kesehatan Rumah Sakit).

Komunikasi yang efektif


Komunikasi efektif adalah: tepat waktu, akurat, jelas, dan mudah dipahami oleh
penerima,sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan (kesalahpahaman).
Prosesnya adalah:
1. Pemberi pesan secara lisan memberikan pesan, setelah itu dituliskan secara
lengkap isi pesan tersebut oleh si penerima pesan.
2. Isi pesan dibacakan kembali (Read Back) secara lengkap oleh penerima pesan.
3. Penerima pesan mengkonfirmasi isi pesan kepada pemberi pesan.

Gambar:
Dalam menuliskan kalimat yang sulit, maka komunikan harus menjabarkan hurufnya
satu persatu dengan menggunakan alfabeth yaitu:
Kode Alfabet International:

Komunikasi saat memberikan edukasi kepada pasien & keluarganya berkaitan


dengan kondisi kesehatannya.
Prosesnya:
Tahap asesmen pasien: Sebelum melakukan edukasi, petugas menilai dulu
kebutuhan
edukasi pasien & keluarga berdasarkan (data ini didapatkan dari RM):
1. Keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga.
2. Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan.
3. Hambatan emosional dan motivasi (emosional: Depresi, senang dan marah).
52

4. Keterbatasan fisik dan kognitif.


5. Ketersediaan pasien untuk menerima informasi.

Tahap Cara penyampaian informasi dan edukasi yang efektif. Setelah melalui tahap
asesmen pasien, ditemukan :
1. Pasien dalam kondisi baik semua dan emosionalnya senang, maka proses
komunikasinya mudah disampaikan.
2. Jika pada tahap asesmen pasien di temukan hambatan fisik (tuna rungu dan tuna
wicara), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan leaflet kepada pasien
dan keluarga sekandung (istri, anak, ayah, ibu, atau saudara sekandung) dan
menjelaskannya kepada mereka.
3. Jika pada tahap asesmen pasien ditemukan hambatan emosional pasien (pasien
marah atau depresi), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan materi
edukasi dan menyarankan pasien membaca leaflet. Apabila pasien tidak mengerti
materi edukasi, pasien bisa menghubungi medical information.

Tahap Cara verifikasi bahwa pasien dan keluarga menerima dan memahami
edukasi yang diberikan:
1. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, kondisi pasien
baik dan senang, maka verifikasi yang dilakukan adalah: menanyakan kembali
edukasi yang telah diberikan.
Pertanyaannya adalah: “ Dari materi edukasi yang telah disampaikan, kira-kira apa
yang bapak/ibu bisa pelajari ?”.
2. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, pasiennya
mengalami hambatan fisik, maka verifikasinya adalah dengan pihak keluarganya
dengan pertanyaan yang sama: “Dari materi edukasi yang telah disampaikan, kira-
kira apa yang bpk/ibu bisa pelajari ?”.
3. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, ada hambatan
emosional (marah atau depresi), maka verifikasinya adalah dengan tanyakan
kembali sejauh mana pasiennya mengerti tentang materi edukasi yang diberikan
dan pahami.
Proses pertanyaan ini bisa via telepon atau datang langsung ke kamar pasien
setelah pasien tenang.

Dengan diberikannya informasi dan edukasi pasien, diharapkan komunikasi yang


disampaikan dapat dimengerti dan diterapkan oleh pasien. Dengan pasien mengikuti
semua arahan dari rumah sakit, diharapkan mempercepat proses penyembuhan pasien.
Setiap petugas dalam memberikan informasi dan edukasi pasien, wajib untuk mengisi
53

formulir edukasi dan informsi, dan ditandatangani kedua belah pihak antara dokter dan
pasien atau keluarga pasien. Hal ini dilakukan sebagai bukti bahwa pasien dan keluarga
pasien sudah diberikan edukasi dan informasi yang benar.

Dalam memberikan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah


KajenKabupatenPekalongan, teknik komunikasi yang digunakan profesional pemberi
asuhan(PPA) adalah dengan menggunakan tekhnik TBAK, SOAP dan SBAR.
a. Teknik TBAK
Teknik ini digunakan dalam bebrapa prosedur pelaksanaan komunikasi, seperti :
 Komunikasi pelaporan nilai kritis
 Komunikasi / konsultasi via telepon
 Komunikasi REPEAT BACK
Dalam berkomunikasi di rumah sakit petugas dan tenaga medis harus
melakukan proses verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan dengan Tulis,
Baca kembali dan konfirmasi ulang (TBAK) sebagai berikut :
1) Pemberi pesan memberikan pesan secara lisan
Komunikasi dapat dilakukan secara langsung atau melalui sarana
komunikasi seperti telepon. Pemberi pesan harus memperhatikan kosa kata
yang digunakan, intonasi, kekuatan suara, jelas, singkat dan padat
2) Penerima pesan menulis isi pesan (TULIS)
Untuk menghindari adanya pesan yang terlewat maka penerima pesan
harus mencatat pesan yang diberikan secara jelas.
3) Isi pesan dibacakan kembali secara lengkap oleh petugas penerima pesan
(BACA)
Setelah pesan dicatat, penerima pesan harus membacakan kembali
pesan tersebut kepada pemberi pesan agar tidak terjadi kesalahan dan
pesan dapat diterima dengan baik.
4) Penerima pesan mengkonfirmasikan kembali isi pesan kepada pemberi
pesan (KONFIRMASI)
Pemberi pesan harus mendengarkan pesan yang dibacakan kembali
oleh penerima pesan dan memberikan perbaikan bila pesan tersebut masih
ada yang kurang atau salah.

b. Teknik SOAP
Teknik SOAP ini dilakukan dalam rangka komunikasi antar perawat yang
dilakukan pada saat operan jaga / pelaporan kondisi pasien pada sif berikutnya.
adapun bentuk komunikasi ini adalah
54

 Subjektif (S).
Pada bagian ini, tuliskan riwayat medis pasien dan hasil temuan subjektif
Anda berdasarkan laporan medis pasien tersebut. Riwayat pasien yang
dicantumkan pada bagian “Subjektif” umumnya meliputi etiologi (penyebab utama
penyakit) atau MOI (Mechanism of Injury) alias mekanisme cedera, C.C. (Chief
Complaint) atau keluhan utama, gejala penyakit, deskripsi keluhan, dan riwayat
pasien
 Objektif (O).
Bagian O dari catatan SOAP berisi hasil observasi kuantitatif Anda sebagai
tenaga medis, seperti jarak pandang, palpasi jaringan lunak dan keras, lingkar
pinggang, ROM (Range of Motion) atau rentang gerak - AROM, PROM dan RROM
alias Active, Passive, dan Resistive Range of Motion (Rentang Gerak Aktif, Pasif,
dan Resistif), hasil tes otot manual, penilaian neurologis, sirkulasi darah, dan hasil
pemeriksaan khusus pasien lain
 Asessment (A).
Cantumkan diagnosis yang paling memungkinkan pada bagian ini. Jika
diagnosis akhir belum berhasil didapatkan, Anda bisa mencantumkan beberapa
kemungkinan diagnosis terlebih dahulu. Jika ada, cantumkan pula beberapa
diagnosis tambahan yang perlu diperhatikan
 Planing (P).
Pada bagian ini, catat langkah pengobatan yang akan ditempuh pasien.
Cantumkan pula perawatan yang akan diberikan kepada pasien seperti proses
terapi, jenis obat, dan/atau metode operasi (jika harus dilakukan). Anda juga bisa
menuliskan rencana pengobatan jangka panjang dan rekomendasi gaya hidup
untuk pasien, serta tujuan jangka pendek dan jangka panjang pasien (seperti
melakukan latihan untuk memperkuat otot, rentang gerak, dan mengurangi rasa
sakitnya).
.

c. Teknik SBAR
SBAR merupakan suatu tekhnik komunikasi yang dipergunakan dalam melakukan
identifikasi terhadap pasien sehingga mampu meningkatkan kemampuan komunikasi
antara perawat dan dokter. Dengan komunikasi SBAR ini maka perawat dapat
memberikan laporan mengenai kondisi pasien lebih informatif dan terstruktur.
SBAR merupakan kerangka acuan dalam pelaporan kondisi pasien yang memerlukan
perhatian dan tindakan segera. Tekhnik SBAR terdiri dari unsur Situation, Background,
Assessment, Recommendation. Pada prinsipnya SBAR merupakan komunikasi standar
yang ingin menjawab pertanyaan, yaitu apa yang terjadi, apa yang diharapkan oleh
55

perawat dari dokter yang dihubungi dan kapan dokter harus mengambil tindakan. Empat
(4) Unsur SBAR yaitu:
1. Situation
Menjelaskan kondisi terkini yang terjadi pada pasien
2. Background
Berisi informasi penting apa yang berhubungan dengan kondisi pasien saat ini
3. Assessment
Hasil pengkajian kondisi pasien terkini
4. Recommendation
Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah pasien saat ini

Contoh laporan perawat ke dokter dengan menggunakan SBAR (Haig, K.M, dkk,
2006)
Situation (S) Sebutkan nama anda dan unit
Sebutkan identitas pasien dan nomor
kamar pasien
Sebutkan masalah pasien tersebut
(misalnya sesak nafas, nyeri dada,
dll)
Background (B) Sebutkan diagnosis dan data klinis
pasien sesuai kebutuhan

Status kardiovaskuler (Nyeri dada,
tekanan darah,EKG, dsb)
Status respirasi (Frekuensi

pernafasan, SpO2analisa gas darah,
dsb)

Status gastrointestinal (Nyeri
perut, perdarahan,dsb)

Neurologis (GCS, Pupil)
Hasil laboratorium/pemeriksaan
penunjang lainnya

Assessment  Sebutkan problem pasien


tersebut
 Problem kardiologi
 Problem gastro-intestinal
56

Recommendation Rekomendasi (pilih sesuai kebutuhan)

 Memindahkan pasien ke ICU


 Segera datang melihat pasien
 Mewakilkan dokter lain untuk
datang
 Konsultasi ke dokter lain

diperlukan:
 Foto rontgen
 Pemeriksaan analisa gas
darah
 Pemeriksaan EKG
 Pemberian oksigenasi
 Beta 2 agonis nebulizer

1) Komunikasi Dalam Keadaan Darurat


Komunikasi dalam keadaan darurat / urgent dalam RSUD Kajen dibedakan menjadi
dua, antra lain :
a) Komunikasi dalam keadaan darurat personal
Komunikasi ini berlangsung pada saat diketahuinya hasil pemeriksaan medis /
penunjang medis pasien yang bersifat urgent atau darurat agar segera di ketahui dan di
fahami pihak-pihak terkait (DPJP dan Penunjang medis lainya) agar dapat dilakukan
tindakan yang lebih tepat waktu terhadap pasien.
b) Komunikasi dalam keadaan darurat insidental
Dalam pelaksanaanya, RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan tak luput dari
ancaman bahaya yang sewaktu-waktu dapat muncul tanpa disadari oleh pihak manapun
seperti kebakaran / kode red, kode blue, serta kejadian-kejadian urgent lainya yang
memerlukan penyampaian komunikasi efektif yang akurat dan tepat waktu guna
pelaksanaan evakuasi. Dalam pelaksanaanya komunikasi ini dilakukan simulasi
berulang secara berkala setiap bulanya minimal satu kali agar sebagai pengingat
pengetahuan dan respon time petugas.
Selain itu, komunikasi bentuk ini juga di informasikan kepada seluruh
pengunjung / pasien dan keluarga agar mereka mengerti dan faham arti siaran kode-
kode tersebut.
Bentuk komunikasi seperti ini dapat direspon dengan cepat dan akurat serta di
sampaikan keseluruh tempat di RSUD Kajen melalui jaringan pengeras suara yang telah
57

tersedia. Adapun teknis penyampainanya diatur dalam setiap standar prosedur


operasonal dari masing-masing kejadian atau peristiwa.

Rumah Sakit konsisten dalam melakukan verifikasi terhadap akurasi dari


komunikasi lisan/via telepon dengan metode TBAK (tulis, baca kembali,
konfirmasi) terhadap perintah yang diberikan agar suatu komunikasi yang efektif
dapat tercapai maka:

a. Tulis Perawat/ dokter jaga/petugas medis lain setelah menerima intruksi baik
lisan dan via alat komunikasi atau hasil pemeriksaan harus di tulis lengkap
pada Rekam Medis no 4

1) Isi perintah

2) Nama pemberi perintah

3) Nama penerima perintah

4) Tanggal dan jam

b. Baca kembali

1) Intruksi baik lisan dan via alat komunikasi atau hasil pemeriksaan
harus di tulis pada berkas rekam medis. Dikonfirmasi ulang pada saat
DPJP Visite intruksi harus dicek kembali oleh DPJP kemudian ditanda
tangani pada kolom cap konfirmasi (stempel “read back” ) paling
lambat 1x24 jam. Apabila dokter DPJP sedang tidak ada ditempat
maka cap konfirmasi dapat ditandatangani oleh dokter jaga.

Konfirmasi

Tanggal

Jam Paraf

2) Intruksi baik lisan dan via alat komunikasi atau hasil pemeriksaan di
baca ulang/ dieja dan di waspadai nama-nama obat yang
NORUM/LASA (Nama obat rupa sama/ Look Like Sound Like ) seperti
:
- Aminophillin 200 mg – Amitriptyline 25 mg
- Acyclovir 200 mg – Acyclovir 400 mg
58

3) Intruksi baik lisan dan alat komunikasi atau hasil pemeriksaan nama –
nama obat atau tindakan yang tidak jelas akan di eja dengan ejaan
alphabet yang sudah di standarisasi :
Kode
Huruf Huruf Kode alfabet
alfabet

A Alfa N November

B Bravo O Oscar

C Charlie P Papa

D Delta Q Quebec

E Echo R Romeo

F Foxtrot S Sierra

G Golf T Tango

H Hotel U Uniform

I India V Victor

J Juliete W Whiskey

K Kilo X X- ray

L Lima Y Yankee

M Mike Z Zulu

c. Konfirmasi ulang
Intruksi baik lisan dan via alat komunikasi atau hasil pemeriksaan
dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau yang menyampaikan hasil
pemeriksaan
59
60

PANDUAN ASESMEN NUTRISI PASIEN

Panduan assessment nutrisi pasien disebut juga dengan program Nutrition Care
Process (NCP) atau Proses Asuhan Gizi (PAG).
Definisi Nutrition Care Process :
Suatu metode pemecahan masalah yang sistematis, dimana dietisien menggunakan
cara berpikir kritis dalam membuat suatu keputusan yang tepat terkait masalah gizi
sehingga dapat memberikan asuhan gizi yang aman, efektif dan berkualitas tinggi.
LANGKAH-LANGKAH NCP (ADIME) :
1. Nutrition Assessment (Penilaian Gizi)
2. Nutrition Diagnosis (Diagnosa Gizi)
3. Nutrition Intervention (Intervensi Gizi)
4. Nutrition Monitoring and Evaluation (Monitoring dan Evaluasi Gizi)
Format yang dikenal dengan istilah ADIME mulai dicoba ditulis pada dokumen medik
pasien.

Assessment Gizi
Definisi
Proses pengumpulan data, verifikasi dan interprestasi data secara sistematis
dalam rangka membuat keputusan mengenai penyebab masalah gizi.

Komponen Assessment Gizi


1. Riwayat gizi/makanan
 Asupan makanan
Yaitu komposisi dan kecukupan gizi, pola makan dan snack, kebiasaan makan di
rumah, pantangan/alergi makanan, diet yang pernah dilakukan.
 Kesadaran terhadap gizi dan kesehatan
Yaitu pengetahuan dan kepercayaan terhadap makanan, konsultasi dan
pendidikan gizi yang pernah didapat.
 Aktifitas fisik dan exercise
Yaitu status fungsional, pola aktifitas, jumlah waktu santai, intensitas, frekuensi
dan lamanya.
 Ketersediaan makanan
Yaitu perencanaan makan, pembelian, kemampuan dan keterbatasan
menyiapkan makanan, keamanan makanan.

2. Data biokimia, pemeriksaan dan tindakan medik


 Data laboratorium
61

Yaitu elektrolit, albumin, glukosa darah, Hb, dll.


 Pemeriksaan medik
Yaitu waktu pengosongan lambung, densitas mineral tulang, adanya foto thorax,
obat yang diberikan, tindakan yang dilakukan, serta tujuan tindakan.

3. Ukuran antropometry
 TB
 BB
 IMT
 Perubahan Berat Badan
 Pertumbuhan
 LILA
 Massa Otot
 Lingkar Perut/Pinggang
 Tebal Lemak/Skinfold Thickness

4. Hasil pemeriksaan fisik


 Kesehatan mulut : gigi, lidah, gusi
 Penampilan Fisik Secara Umum
 Otot dan Lemak Subkutan
 Mata
 Kulit
 Kemampuan mengunyah dan menelan
 Kebiasaan buang air

5. Riwayat Pasien
 Riwayat sosial : Status ekonomi, budaya, kepercayaan, situasi rumah.
 Riwayat individu : Umur, pekerjaan, tingkat pendidikan, kedudukan dalam
keluarga.
 Riwayat kesehatan : Penyakit saat ini dan dulu, riwayat operasi, penyakit
keluarga.
 Riwayat Pemakaian obat dan Suplemen apakah obat sesuai resep
dokter/suplemen diet/herbal.

Diagnosa Gizi
Tujuan
62

Identifikasi masalah gizi yang dapat diatasi atau diperbaiki melalui intervensi gizi
oleh seorang dietisien.

Komponen Diagnosa Gizi


 (P) Problem/Masalah
Yaitu Perubahan meningkat/menurun, kekurangan/kelebihan, tidak seimbang, tidak
tepat, gangguan dan kesulitan.
 (E) Etiology
Yaitu Penyebab atau factor yang berhubungan dengan penyakit.
 (S) Signs/Tanda dan gejala
Yaitu bukti dari adanya masalah dari data objektif (pengukuran) dan dari data
subjektif mengenai apa yang dirasakan oleh pasien.

Intervensi Gizi
Tujuan
Mengatasi atau memperbaiki masalah gizi dengan merencanakan dan
mengimplementasikan intervensi gizi yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
pasien.
Strategi Intervensi Gizi
1. Food and Nutritient Delivery
Menyediakan atau merekomendasikan makanan/gizi sesuai ketentuan, termasuk
makanan, snack, makanan cair dan parenteral maupun suplemen.
2. Edukasi Gizi
Proses formal atau mengajari dan melatih pasien mengenai mengelola/memodifikasi
makanan atau kebiasaan makan sehari-hari.
3. Konsultasi Gizi
Proses dukungan pada pasien untuk menetapkan prioritas, membuat tujuan,
rencana kegiatan yang disetujui serta hendaknya kegiatan tersebut bisa
dilaksanakan.
4. Koordinasi Pelayanan Gizi
Merujuk atau mengkonsulkan dengan institusi pemberi layanan kesehatan lainnya
yang dapat mengatasi masalah gizi.

Monitoring Dan Evaluasi Gizi (Monev)


Tujuan
63

Mengetahui seberapa jauh kemajuan serta perkembangan pada penyakit yang


diderita, yaitu dilihat dari :
 Kebiasaan dan kemampuan dari lingkungan yang berpengaruhi asupan gizi.
 Asupan makanan dari semua sumber.
 Tanda dan gejala fisik dari hasil pengukuran antropometri, laboraorium dan fisik.
 Persepsi pasien mengenai intervensi gizi jelas atau tidaknya serta apakah dapat
dijalankan sesuai anjuran.
64

PANDUAN PELAYANAN INFORMASI GIZI

Pelayanan gizi di RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan merupakan suatu


penyelenggaraan makanan kepada masyarakat RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan
baik pasien, karyawan maupun pengunjung café yang diawali dari perencanaan menu
sampai pendistribusian makanan kepada pasien/konsumen dalam rangka pencapaian
status gizi yang optimal melalui pemberian diet yang tepat. Dalam keterlibatannya di
TIM PKRS, instalasi gizi bertujuan untuk menyampaikan informasi mengenai diet yang
sesuai dengan kondisi penyakit pasien serta mengkomunikasikan informasi pemilihan
menu maupun terpai gizi yang diindikasikan oleh dokter atau ahli gizi.
Instalasi gizi juga bertanggungjawab untuk melakukan asesmen nutrisi pasien
dan melaksanakan konsultasi gizi kepada pasien/klien rumah sakit. Pelayanan informasi
gizi yang tersedia bagi pasien terdiri dari sebagai berikut:
1. Panduan Asesmen nutrisi pasien (lihat pedoman assessmen nutrisi pasien).
2. Memberikan Informasi Gizi Kepada Pasien Rawat Inap bahwa yang penyajian
makanannya adalah makanan nabati (Lihat SPO).
3. Menawarkan Menu Makanan ke Pasien Rawat Inap bahwa ada menu pengganti
apabila pasien tidak menyukai menu harian (Lihat SPO).
4. Memberikan Konsultasi Gizi Kepada Pasien Rawat Inap dan Pasien Rawat Jalan.
5. Memberikan Pelayanan Tata Cara Berkonsultasi Gizi Kepada Pasien.
6. Formulir pemberian makanan harian.
7. Materi edukasi diet:
a. Diet cair/ SONDE
b. Diet Jantung
c. Diet Rendah Kalori
d. Diet lambung
e. Diet Rendah Protein
f. Perencanaan makan untuk ibu hamil dengan diabetes
g. Diet Diabetes Melitus
h. Diet Nepfropati Diabetes
i. Diet Dislipidemia
j. Hidup sehat dengan nabati
k. Perencanaan makanan bagi penyandang diabetes yang berpuasa di bulan
ramadhan
l. Diet rendah garam
m. Diet hati, Diet rendah purin
8. Pemantauan asuhan gizi
65

PANDUAN PELAYANAN INFORMASI KEBIDANAN

Dalam TIM PKRS, peranan Kebidanan sangatlah penting untuk meningkatkan


standar mutu pelayanan ibu dan anak di RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan melalui
promosi kesehatan yang mencakup:
1. Masalah pada bayi dan solusinya
2. Insisasi Menyusui Dini (IMD)
3. Tatacara pemberian ASI yang benar)
4. Informasi rawat gabung /Rooming in
5. Pelayanan kesehatan bagi ibu dan neonatus di rumah sakit (lihat pedoman
pelayanan perinatal resiko tinggi)
6. Informasi perawatan ibu dan bayi di rumah
7. Perawatan kanguru
8. Jadwal pemberian informasi kepada pasien dilaksanakan paling lambat 1x24 jam
atau mengikuti pedoman pelayanan kebidanan.
66

PANDUAN PELAYANAN INFORMASI FISIOTERAPI

Unit instalasi fisioterapi adalah unit pelayanan medis yang bertujuan pelayanan
rehabilitasi medis yang komprehensif, berkualitas dan terjangkau (dengan cara
mencegah, mengurangi impairment atau kelainan, dissability / ketidakmampuan dan
handicap / ketunaan) oleh masyarakat luas sesuai dengan standar di Rumah Sakit
RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan.
Adapun beberapa informasi yang diberikan bagi pasien yang mendapatkan pelayanan
fisioterapi :
1. Informasi saat dilakukan assesment/pemeriksaan
Adalah informasi yang diberikan kepada pasien saat awal pasien datang
konsultasi sebelum dilakukan tindakan atau treatment, dengan tujuan agar pasien
mengerti dan memahami kondisi penyakit, diagnosa maupun prognosa dari
penyakitnya serta tindakan apa yang diberikan untuk mengatasi keluhan
keluhannya.
2. Informasi saat diberikan tindakan fisioterapi.
Adalah Informasi yang diberikan oleh fisioterapis mengenai prosedur
pelaksanaan tindakan fisioterapi terhadap kondisi masing masing pasien yang
meliputi: Tujuan diberikannya treatment, persiapan sebelum treatment, selama
intervensi/treatment dilaksanakan, maupun setelah treatment selesai dilaksanakan.
3 . Informasi pencegahan terjadinya cidera / keluhan berulang.
Yakni beberapa informasi yang diberikan dalam hal upaya dan teknik
pencegahan terhadap cedera atau keluhan berulang yang kemungkinan setiap saat
dapat muncul seiring dengan aktifitas yang dilakukan.
4 . Informasi berupa program di rumah/di luar waktu terapi di rumah sakit/klinik.
Informasi ini berupa teknik teknik latihan ataupun treatment sederhana dan
mudah dilaksanakan oleh pasien guna membantu meningkatkan ataupun
mempercepat perbaikan kondisi mereka. Informasi ini diberikan sedemikian rupa
sehingga memudahkan mereka melakukannya kapanpun dan dimanapun mereka
berada.

INFORMASI SAAT ASSESMENT/PEMERIKSAAN


Adalah penyampaian informasi yang diperoleh terkait dengan proses
pengumpulan data dari pasien yang bersangkutan dengan tujuan agar pelaksanaan
asuhan fisioterapi dapat diberikan secara tepat, efektif dan efisien dengan hasil yang
optimal.

Adapun informasi yang diperoleh berupa :


67

a. Anamnesa pasien secara umum, yang meliputi : nama, tempat dan tanggal lahir,
pekerjaan dan hobi, alamat, agama dan pendidikan terakhir.
b. Anamnesa khusus
Yaitu informasi berupa keluhan utama, lokasi keluhan, sifat keluhan dan berapa
lama keluhan tersebut telah berlangsung.
b. Inspeksi
Pemeriksaan dengan cara melihat kondisi pasien secara keseluruhan.
c. Quick Test/Test Cepat
Pemeriksaan terhadap kondisi pasien secara cepat yang mengarah langsung ke
keluhan pasien.
d. Test Gerak Pasif, Aktif dan Isometric
Test yang dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai ada tidaknya
gangguan gerak pada suatu kondisi.
e. Test Spesifik
Adalah test yang dilakukan secara khusus terkait langsung dengan kondisi pasien
untuk lebih menegakkan diagnosa penyakit secara tepat.
f. Pemeriksaan Lain
Pemeriksaan yg dapat menunjang suatu diagnosa, yang dapat berupa pemeriksaan
Laboratorium, Radiologi ataupun pemeriksaan terkait lainnya.
g. List of Problem
Adalah informasi yang terkumpul yang berupa beberapa rincian permasalahan yang
ditemukan sehubungan dengan hasil pemeriksaan tersebut diatas.
h. Diagnosa fisioterapi dan Prognosa
Merupakan informasi mengenai problematik pasien yang disimpulkan dari hasil
Pemeriksaan.
Gambaran kondisi pasien setelah diberikan tindakan terkait dengan patologi dan
diagnosa penyakit.
i. Rencana Tindakan/Intervensi
Penjelasan tentang rencana tindakan dan hasil yang diharapkan terkait dengan
diagnosa penyakit.
Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan prosedur tindakan/intervensi.
j. Intervensi/Tindakan
Penerapan Tindakan fisioterapi yang telah ditentukan sesuai dengan
perencanaan.

k. Evaluasi
68

Informasi kepada pasien mengenai hasil dari tindakan/intervensi fisioterapi baik


sebelum, selama dan setelah tindakan.
Menginformasikan rencana tindakan/intervensi secara bertahap dan tindakan
lebih lanjut.

INFORMASI SAAT PELAKSANAAN TINDAKAN FISIOTERAPI


Merupakan informasi yang diberikan kepada pasien/klien terkait dengan SPO
pelaksaanaan tindakan fisioterapi, diantaranya :
1. Pelaksanaan „Breathing Exercise‟ (lihat SPO Rehab Medik)
2. Pelaksanaan Latihan Gerak Aktif (lihat SPO Rehab Medik)
3. Pelaksanaan Latihan Gerak Pasif (lihat SPO Rehab Medik)
4. Pelaksanaan Latihan Jalan (lihat SPO Rehab Medik)
5. Pelaksanaan Latihan Lingkup Gerak Sendi (lihat SPO Rehab Medik)
6. Pelaksanaan Latihan Mc. Kenzie Exercise (lihat SPO Rehab Medik)
7. Pelaksanaan Latihan Peregangan/Stretching (lihat SPO Rehab Medik)
8. Pelaksanaan Latihan dengan Axilla Crutches (lihat SPO Rehab Medik)
9. Pelaksanaan latihan dengan Dumble (lihat SPO Rehab Medik)
10. Pelaksanaan Latihan dengan Fisioball (lihat SPO Rehab Medik)
11. Pelaksanaan latihan dengan sand bag (lihat SPO Rehab Medik-013)
12. Pelaksanaan latihan dengan Tripod/Quadripod (lihat SPO Rehab Medik)
13. Pelaksanaan latihan dengan walker (lihat SPO Rehab Medik)
14. Pelaksanaan Terapi dengan Cold Therapy (lihat SPO Rehab Medik)
15. Pelaksanaan Terapi dengan Inframerah (lihat SPO Rehab Medik)
16. Pelaksanaan Terapi dengan Faradisasi (lihat SPO Rehab Medik)
17. Pelaksanaan Terapi dengan Stimulasi Interferential (lihat SPO Rehab Medik)
18. Pelaksanaan Terapi dengan Micro Wave Diathermy (MWD) (lihat SPO Rehab
Medik)
19. Pelaksanaan Terapi dengan Inhalasi/ Nebulizer (lihat SPO Rehab Medik)
20. Pelaksanaan Terapi dengan Parafin Bath (lihat SPO Rehab Medik)
21. Pelaksanaan Terapi dengan Short Wave Diathermy (SWD) (lihat SPO Rehab
Medik)
22. Pelaksanaan Terapi dengan TENS (lihat SPO Rehab Medik)
23. Pelaksanaan Terapi dengan Traksi Cervical (lihat SPO Rehab Medik)
24. Pelaksanaan Terapi dengan Traksi Lumbal (lihat SPO Rehab Medik)
25. Pelaksanaan Terapi dengan Ultrasound (lihat SPO Rehab Medik)

INFORMASI PENCEGAHAN CIDERA / KELUHAN BERULANG


69

Yakni beberapa informasi yang diberikan dalam hal upaya dan teknik
pencegahan terhadap cedera atau keluhan berulang yang kemungkinan setiap saat
dapat muncul seiring dengan aktifitas yang dilakukan, seperti informasi mengenai :
a. Teknik mengangkat dengan benar.
b. Koreksi postur yang benar.
c. Teknik duduk,tidur yang tepat.
d. Teknik penanganan cidera awal dengan metode RICE.
e. Teknik penggunaan dan manfaat alat bantu seperti splint, support untuk ektremitas
atas dan bawah, TLSO, alat bantu jalan, dll.

INFORMASI PROGRAM DI RUMAH / DI LUAR RUMAH SAKIT/KLINIK


Informasi ini berupa teknik teknik latihan ataupun treatment sederhana dan mudah
dilaksanakan oleh pasien guna membantu meningkatkan ataupun mempercepat
perbaikan kondisi mereka. Informasi ini diberikan sedemikian rupa sehingga
memudahkan mereka melakukannya kapanpun dan dimanapun mereka berada, seperti
diantaranya :
a. Aplikasi terapi panas dan dingin dengan teknik kompres, perendaman (lihat SPO
Rehab Medik)
b. Breathing Exercise (lihat SPO Rehab Medik)
c. Latihan Peregangan/stretching (lihat SPO Rehab Medik)
d. Latihan gerak aktif dengan ataupun tanpa beban (lihat SPO Rehab Medik)
e. Latihan jalan baik dengan alat bantu maupun tanpa alat bantu (lihat SPO Rehab
Medik)
f. Latihan lingkup gerak sendi, stabilisasi (lihat SPO Rehab Medik)
g. Mc. Kenzie Exercise (lihat SPO Rehab Medik)
70

PANDUAN PELAYANAN INFORMASI FARMASI

Pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem
pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien,
penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi
semua lapisan masyarakat.
Sub unit tersebut bertujuan untuk menyelenggarakan kegiatan pelayanan
profesional berdasarkan prosedur kefarmasian dan etik profesi serta melaksanakan KIE
( Komunikasi Informasi dan Edukasi ) mengenai obat. Pelayanan informasi farmasi
terdiri atas:
1. Pelayanan Informasi Obat (PIO) dan konselling tatacara minum obat bagi pasien
(lihat SPO).
2. Informasi pelayanan farmasi pasien rawat inap.
3. Informasi pelayanan farmasi pasien akan pulang (lihat SPO).
4. Informasi pelayanan farmasi pasien rawat jalan (lihat SPO).
71

PANDUAN PELAYANAN INFORMASI PENGENDALIAN DAN


PENCEGAHAN INFEKSI (PPI)

Pelayanan informasi unit PPI terdiri dari:


1. Informasi pembuangan sampah medis benda tajam (lihat SPO)
2. Informasi tata cara pembuangan sampah medis (lihat SPO)
3. Informasi tata cara pembuangan sampah non medis (lihat SPO)
4. Informasi etika batuk (lihat SPO)
5. Informasi etika meludah (lihat SPO)
6. Informasi mencuci tangan dengan air (lihat SPO)
7. Informasi mencuci tangan dengan hand rub (lihat SPO)
8. Informasi mengenai kewaspadaan isolasi (lihat Pedoman PPI tentang
kewaspadaan isolasi PPI)
72

PANDUAN PELAYANAN MARKETING PKRS

Peranan marketing dalam PKRS adalah untuk melakukan kajian kebutuhan


promosi kesehatan untuk pengunjung rumah sakit dan masyarakat sekitar rumah sakit.
Unit ini bertugas untuk menyediakan instrumen kajian kebutuhan promosi kesehatan
serta media komunikasi yang sesuai untuk pengunjung dan masyarakat di sekitar rumah
sakit serta memiliki rumusan informasi yang dibutuhkan untuk menunjang promosi
kesehatan tersebut.
Peranan lain yang tidak kalah penting adalah untuk membina suasana yang
mendukung kegiatan promosi maupun pemberdayaan dengan memanfaatkan ruangan
dan halaman rumah sakit untuk memasang/menayangakn berbagai media komunikasi,
memanfaatkan individu dan kelompok di luar rumah sakit untuk bina usasana dan
memanfaatkan media masa untuk bina suasana.
Hal lainnya yang berhubungan dengan peran marketing adalah untuk menjalin
kerjasama dengan mitra terkait untuk mengoptimalisasikan pelaksanaan kegiatan PKRS
seperti mengidentifikasi mitra pontensial dalam dangka menggalang kemitraan berkaitan
dengan pelaksanaan promosi kesehatank mempunyai jejaring kemitraan di berbagai
sektor, dunia usaha dan swasta lainnya serta melaksanakan program kerjasama
kemitraan dengan sektor lain, organisasi kemasyarakatan, swasta dan dunia usaha
lainnya.
73

BAB IX
MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring kinerja PKRS dilakukan dengan pemantauan setiap hari oleh setiap
PJ unit terkait, dokumentasi permintaan PKRS di status pasien, pencatatan pasien yang
teredukasi di LOGBOOK (unit dan edukasi kolaboratif) dan formulir pemberian informasi
dan formulir pemberian edukasi kolaboratif. Monitoring jumlah pamflet yang tersedia
dilakukan dengan penyediaan 50 lembar untuk setiap topik materi edukasi disetiap unit
terkait setiap bulannya dan dilakukan refill atau pengisian ulang setiap bulannya.
Apabila pamflet habis sebelum sebulan, maka permintaan pamflet dapat dilakukan ke
TIM PKRS (lihat lembar permintaan pamflet edukasi).
Evaluasi kualitas sumberdaya manusia dan fasilitas dilakukan dengan survey
lapangan setiap bulan dan pelatihan mengnai materi edukasi unit-unit PKRS setiap 6
bulan sekali. Evaluasi kinerja TIM PKRS dilakukan dengan laporan bulan dari setiap unit
PKRS, laporan bulanan TIM PKRS dan survey kepuasan pelanggan setiap 3 bulan.
74

BAB X
DOKUMEN BUKTI

Dokumen bukti adalah segala bentuk informasi tertulis dalam rangka promosi
kesehatan yang dibuat oleh dan dari unit-unit PKRS yang meliputi:
1. Materi edukasi
2. Standar prosedur Operasional (SPO)
3. Formulir
4. Lembar permintaan
5. Dan lain sebagainya

Semua dokumen ini disertakan dalam appendix dan digunakan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan PKRS dan penerapan pelayanan PKRS bagi setiap pasien.
75

Anda mungkin juga menyukai