(3.2)
dan Terzaghi (Schön, 1998),
(3.3)
dengan dm dan dw adalah diameter rata-rata dan diameter efektif butiran
dalam (mm) yang diperoleh dari kurva distribusi ukuran butir. Berg
(Schön, 1998) merumuskan dalam bentuk lain hubungan antara
permeabilitas terhadap diameter butir sebagai,
(3.4)
dengan adalah faktor pemilah (sorti) yang disebut sebagai persen deviasi
(P = P90 - P10), k dalam d, dan d dalam mm.
Iverson dan Satchwell, (Schön, 1998) menurunkan korelasi
multidimensi antara permeabilitas terhadap parameter petrofisis dan
petrographi (porositas dan diameter rata-rata ukuran butir) dengan
menggunakan core dari batupasir Tensleep (Wyoming, USA), sebagai
(3.5)
dengan k (md), d (mm), s adalah standard deviasi dari rata-rata ukuran butir,
sk adalah koefisien kemencengan (skewness), vf adalah fraksi berat bagian
yang halus, dan B adalah koefisient yang diperoleh secara empiris dengan B1
= 0,05408, B2 = 0,05714, B3= 0,7020, dan B4 = -0,09427. Berdasarkan data
core pula di laboratorium Sen, dkk., (1990) memperoleh hubungan
permeabilitas dengan porositas dan luas permukaan internal pori, sebagai
(3.6)
dengan koefisien regresi R = 0,90, dan m adalah exponen Archi yang
nilainya diperoleh dari hubungan m= 2,9 – 1,8s, dengan s adalah faktor
kebulatan butiran sedimen yang nilainya sekitar (0,5 – 1), k (md) dan Spor
permukaan internal (m).
Geometri ruang pori juga menentukan permeabilitas dan gaya-gaya
kapiler. Gaya kapiler ini mengontrol tekanan muka air pada sistem pipa
kapilernya dan sudut kontak antara air dan butiran padatnya. Air yang
dalam kondisi seperti ini disebut sebagai “irreducible water” , yaitu air
yang tidak dapat dipindahkan/berpindah oleh gaya-gaya yang bekerja pada
fluida di dalam sejumlah pori-pori tersebut. Saturasi air reducible water
Sw,irr cenderung membesar pada batuan yang mempunyai permeabilitas
rendah, dimana sistem pipa kapilaritasnya halus (Schön, 1998).
Berdasarkan pengertian tersebut, beberapa persamaan empiris dapat
diturunkan oleh
(3.10)
dengan a, b, dan c nilai-nilai yang ditentukan secara empiris (a = 0,136, b
= 4,4, dan c = 2, jika k dalam (md)).
4. Pengaruh Kedalaman dan Tekanan terhadap Permeabilitas
(4.1)
dengan peff adalah tekanan efektif, ko adalah permeabilitas pada tekanan
(4.2)
(5.1)
(5.2)
jari-jari kapiler diganti dengan jari-jari hydrolik rhyd untuk bentuk irisan
kanal yang tidak lingkaran yang besarnya adalah
(5.3)
Sedangkan nilai faktor untuk berbagai bentuk irisan diberikan pada Tabel
II.4.
Tabel II.4. Faktor bentuk irisan kanal (Schön, 1998).
No Bentuk irisan kanal
1. Lingkaran 2,0
2. Ellip, sumbu a dan b, bila a/b = 2 2,13
a/b = 10 2,45
a/b = 50 2,96
3. Persegi 1,78
Persegi panjang dengan sisi a dan b, bila a/b =
4. 2 1,94
a/b =
10 2,65
a/b =
3,0
5. Segitiga samasisi 1,67
(5.4)
(5.5)
dengan a dan u adalah koefisien yang diperoleh secara empiris. Misal untuk
batupasir Bunter (Northwest Lancashire, Inggris) diperoleh persamaan
(5.7)
dan untuk batu granit (Minesota, USA)
(5.8)
Pape, (Schön, 1998) megjeneralisasi persamaan Kozeny-Carman menjadi,
(5.9)
-1
dengan k dalam (md), Spor dalam (m ) dan qo adalah faktor lithologi.
Spor dapat ditentukan dengan metode fisik, stereografis, pengukuran NMR
(nuclear magnetic resonance), pengukuran konduktivitas listrik, atau
spektroskopi sinar gamma alamiah (Schön, 1998). Pendekatan estimasi
permeabilitas dari model mineralogi dilakukan dengan memodifikasi sifat
geometri pori pada persamaan Kozeny-Carman dengan jumlah unsur-
unsur mineral dalam bentuk,
(5.10)
RESUME
PORE SPACE PROPERTIES
OLEH
ARFIAN
R1A117003