Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KUTAMUKTI
Jalan Raya Poris Desa. Kutamukti Kec. Kutawaluya Kab. Karawang 41358
puskesmaskutamukti@gmail.com

KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS KUTAMUKTI
NOMOR :

TENTANG
PERESEPAN OBAT DAN BMHP
DI UPTD PUSKESMAS KUTAMUKTI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,


KEPALA UPTD PUSKESMAS KUTAMUKTI,

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan dan


Menimbang keselamatan terhadap pasien maka perlu kebijakan
mengenai peresepan ;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan yang dimaksud
pada butir a perlu ditetapkan Keputusan Kepala
UPTD Puskesmas Kutamukti tentang peresepan obat
dan BMHP di UPTD Puskesmas Kutamukti;
Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.922 tahun 2008
tentang Obat dan Perbekalan Kesehatan;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSK


TENTANG PERESEPAN OBAT DA
PUSKESMAS KUTAMUKTI .
Kesatu : Kebijakan peresepan obat dan BMHP
sebagaimana tercantum dalam lamp
ini.
Kedua : Keputusan ini berlaku mulai tan
apabila di kemudian hari ditemukan
dalam keputusan ini, maka akan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Kutamukti
Pada Tanggal : 2019
KEPALA UPTD PUSKESMAS KUTAMUKTI

Didi Moh Ali Turmudi

LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS KUTAMUKTI

Nomor :

Tanggal :
PERESEPAN OBAT DAN BMHP
DI UPTD PUSKESMAS KUTAMUKTI

Peresepan adalah proses pemesanan atau permintaan obat tertulis dari


dokter, dokter gigi, dan praktisi lainnya yang berijin kepada petugas
apotek/kamar obat yang tersedia di Puskesmas untuk menyediakan atau
membuatkan obat dan menyerahkannya kepada pasien. Resep merupakan
sarana komunikasi profesional antara dokter, penyedia obat, dan pasien
(pengguna obat). Isi resep merupakan refleksi dari proses pengobatan.

Peresepan juga merupakan sebuah proses dalam pengambilan keputusan


pengobatan oleh dokter berupa terapi obat yang diterima pasien dengan
memperhatikan ketepatan pasien, jenis obat, kekuatan, rute, waktu dan durasi
pengobatan.

Oleh kerena itu, Penulisan resep di UPTD Puskesmas Kutamukti


dilaksanakan oleh dokter/dokter gigi sesuai kompetensinya dengan
persyaratan sebagai berikut:
1. Memiliki Surat Tanda Registrasi(STR).
2. Memiliki Surat Ijin Praktik(SIP) Dokter/Dokter gigi di Puskesmas
Kutamukti.
Akan tetapi, apabila dokter/dokter gigi tidak dapat menjalankan tugasnya di
bidang pengobatan karena sesuatu hal (misal: menghadiri rapat), maka tugas
pengobatan dan pemberian resep didelegasikan kepada petugas pelayanan
kesehatan yang memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang pengobatan
dan peresepan, yaitu perawat/perawat gigi/bidan yang bertugas pada hari itu.
Pelayanan resep adalah proses kegiatan yang meliputi aspek teknis dan
non teknis yang harus dikerjakan mulai dari penerimaan resep, peracikan obat
sampai dengan penyerahan obat kepada pasien. Pelayanan resep dilakukan
sebagai berikut :

1. Penerimaan Resep

Isi resep merupakan refleksi dari proses pengobatan. Berikut kriteria resep
yang tepat, aman dan rasional :

a. Tepat obat sesuai dengan diagnosis penyakitnya.


b. Tepat indikasi penyakit.
c. Tepat pemilihan obat.
d. Tepat dosis.
e. Tepat cara pemberian obat.
f. Tepat pasien.
Selain tepat, aman dan rasional maka penulisan resep yang baik harus
lengkap dan jelas. Terdapat beberapa hal yang harus tercantum dalam setiap
resep untuk pasien di UPTD Puskesmas Kutamukti diantaranya yaitu :

a. Tanggal penulisan resep.


b. Identitas Pasien (Nama, Umur, Alamat, Berat Badan untuk pasien
anak)
c. Diagnosis penyakit yang ditulis dalam kode diagnose (ICD X).
d. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan obat.
e. Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan per oral.
f. Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan parenteral pada
kolom suntikan.
g. Tanda tangan dan nama terang petugas penulis resep.
h. Tanda seru dan paraf penulis resep untuk resep yang mengandung
obat yang jumlahnya melebihi dosis maksimum.
i. Tanda garis bawah merah untuk resep dengan obat golongan
narkotika dan garis bawah biru psikotropika
j. Kode pasien Umum atau BPJS

Selain itu, untuk peresepan obat golongan narkotika dan psikotropika memiliki
syarat khusus, seperti berikut :

1. Resep merupakan resep asli dan ditangani langsung oleh dokter


pemeriksa/pemberi resep jika tidak ditandatangani resep bisa ditolak
atau konfirmasi ke dokter yang menulis resep
2. Resep yang ditulis harus jelas, baik jenisnya, jumlahnya dan cara
penggunaannya
3. Resep psikotropika diberi garis biru dibawah nama obat, dan obat
narkotika diberi garis merah dibawah nama obat dan ditandatangani
sejajar garis merah atau biru
4. Dibelakang resep ditulis nama pasien, nomor telepon/hp dan
alamat pasien yang lengkap
5. Resep yang berisi obat psikotropika narkotika disimpan dalam
lemari obat, menjadi satu dengan obat psikotropika, dalam keadaan
terkunci

Maka dari itu agar pengobatan berhasil, resep harus rasional dengan
terpenuhinya kritreia tersebut diatas, pada saat menerima resep dari pasien,
ada beberapa hal yang harus dilakukan sebagai berikut :

a. Pemeriksaan kelengkapan administratif resep, yaitu : nama dokter,


nomor surat izin praktek (SIP), alamat praktek dokter, paraf dokter,
tanggal, penulisan resep, nama obat, jumlah obat, cara penggunaan,
nama pasien,umur pasien, dan jenis kelamin pasien
b. Pemeriksaan kesesuaian farmasetik, yaitu bentuk sediaan, dosis,
potensi, stabilitas, cara dan lama penggunaan obat.
c. Pertimbangkan klinik, seperti alergi, efek samping, interaksi dan
kesesuaian dosis.
d. Konsultasikan dengan dokter apabila ditemukan keraguan pada
resep atau obatnya tidak tersedia

Anda mungkin juga menyukai