Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MANAJEMEN KEPERAWATAN

MANAJEMEN KASUS

Disusun Oleh:

Kelompok 4/7C

Nama Kelompok:

1. Siti Fauzia Hadiyana (1130016003)


2. Rizky Permata Sari (1130016021)
3. Miftahur Rohmah (1130016036)
4. Ade Prasetyo (1130016050)
5. Ilma Fiska Rahma H (1130016138)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah Manajemen Kasus ini sebatas pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima kasih kepada dosen mata
kuliah Manajemen Keperawatan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Manajemen Kasus dalam Manajemen
Keperawatan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini
terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya.

Surabaya, 10 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................... i

Daftar Isi .....................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................... 1


A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 1
C. Tujuan .............................................................................................. 2
BAB 2 TINJAUAN TEORI ....................................................................... 3
A. Pengertian Model Manajemen Kasus............................................... 3
B. Tujuan Model Manajemen Kasus .................................................... 3
C. Fungsi Manajemen Kasus ................................................................ 4
D. Langkah Kegiatan Manajemen Kasus .............................................. 6
E. Tugas Pendamping sebagaiManajemen Kasus ................................ 8
F. Kerangka Kerja Manajeme Kasus .................................................... 9
G. Kelebihan dan Kekurangan Manajemen Kasus ............................... 9
BAB 3 PENUTUP..................................................................................... 11
A. Simpulan ........................................................................................ 11
B. Saran ............................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 12

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemajuan jaman menuntu perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan
untuk bersikap professional. Profesionalisme perawat dapat diwujudkan
dibidang pelayanankesehatan di rumah sakit. Salah satu usaha untuk
memberikan pelayanan yang berkualitas dan professional tersebut adalah
pengembangan model praktek keperawatan professional (MPKP) yang
memungkinkan perawat professional mengatur pemberian asuhan
keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan
tersebut. MPKP sangat bermanfaat bagi perawat, dokter, pasien dan
profesi lain dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Dengan MPKP,
perawat dapat memahami tugas dan tanggung jawabnya terhadap pasien
sejak masuk hingga keluar rumah sakit. Implementasi MPKP harus
ditunjang dengan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang
memadai.
Banyak metode praktek keperawatan yang telah dikembangkan selama 35
tahun terakhir ini, yang meliputi keperawatan fungsional, keperawatan tim,
keperawatan primer, praktik bersama dan manajemen kasus. Setiap unit
keperawatan mempunyai upaya untuk menyeleksi model yang paling tepat
berdasarkan kesesuaian antara ketenagaan, sarana dan prasarana dan
kebijakan rumah sakit. Kategori pasien didasarkan atas, tingkat pelayanan
keperawatan yang dibutuhkan pasien, usia, diagnose atau masalah
kesehatan yang dialami pasien dan terapi yang dilakukan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari model manajemen kasus?
2. Apa saja tujuan model manajemen kasus?
3. Apa saja fungsi manajemen kasus?
4. Bagaimana langkah kegiatan manajemen kasus?
5. Apa saja tugas pendamping sebagai manajer kasus?
6. Bagaimana kerangka kerja manajemen kasus?
7. Apa saja kekurangan dan kelebihan manajemen kasus?

1
C. Tujuan
Setelah membaca makalah ini, pembaca akan memahami:
1. Pengertian dari model manajemen kasus
2. Tujuan model manajemen kasus
3. Fungsi manajemen kasus
4. Langkah kegiatan manajemen kasus
5. Tugas pendamping sebagai manajer kasus
6. Kerangka kerja manajemen kasus
7. Kekurangan dan kelebihan manajemen kasus

2
BAB 2

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Model manajemen kasus merupakan generasi kedua dari model
primary nursing. Dalam model ini asuhan keperawatan dilaksanakan
berdasarkan pandangan, bahwa untuk penyelesaian kasus keperawatan
secara tuntas berdasarkan berbagai sumber daya yang ada.
Metode manajemen kasus keperawatam adalah bentuk pemberian
asuhan keperawatan dan manajemen sumber – sumber terkait yang
memungkinkan adanya manajemen yang strategis dari cost dan quality
oleh seorang perawat untuk suatu episode penyakit hingga perawatan
lanjut.
Pengembangan metode ini didasarkan pada bukti – bukti bahwa
manajemen kasus dapat mengurangi pelayanan yang terpisah – pisah dan
duplikasi. Di sisi lain, metode kasus keperawatan ini akan memberikan
kesempatan untuk komunikasi di antara perawat, dokter, dan tim kesehatan
lain, efisien dalam manajemen perawatan melalu monitoring, koordinasi
dan intervensi.
Dalam manajemen kasus keperawatan, seorang perawat akan
bertugas sebagai case manager untuk seorang (mungkin lebih) pasien,
sejak masuk ke rumah sakit hingga pasien tersebut selesai dari masa
perawatan dan pengobatan. Sebagai case manager, perawat memiliki
tanggung jawab dan kebebasan untuk perencanaan, pelaksanaan,
koordinasi, dan evaluasi. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, dalam
memberikan asuhan keperawatan dengan metode manajemen kasus, case
manager senantiasa mempertimbangkan dua rangkaian dari quality-cost-
access dan consumers-providers-funders.
B. Tujuan Model Manajemen Kasus
1. Menetapkan pencapaian tujuan asuhan keperawatan yang diharapkan
sesuai dengan standar
2. Memfasilitasi ketergantungan pasien sesingkat mungkin
3. Menggunakan sumber daya seefisien mungkin

3
4. Efisiensi biaya
5. Memfasilitasi secara berkesinambungan asuhan keperawatan melalui
kolaborasi dengan tim lainnya
6. Pengembangan profesionalisme dan kepuasan kerja
7. Memfasilitasi alih ilmu pengetahuan
C. Fungsi Manajemen Kasus
Terdapat beberapa fungsi dasar manajemen kasus
1. Identifikasi klien dan orientasi (Client Identification and Orientation)
Dalam hal ini manajer kasus terlibat identifikasi secara langsung dan
menyeleksi orang-orang yang menjadi tujuan pelayanan yang ingin
dicapai, kualitas hidup, atau berapa biaya untuk suatu perawatan dan
pelayanan yang dapat dipengaruhi dengan positif oleh manajemen
kasus.
2. Asesmen klien (Client Assessment)
Fungsi ini mengacu pada pengumpulan informasi dan perumusan suatu
asesmen dari kebutuhan-kebutuhan komprehensif klien, situasi
kehidupan, dan sumber-sumber. Dalam hal ini ttermasuk juga
melakukan penggalian atas potensi klien, baik kekuatan dan
kelemahannya, mana yang memerlukan pelayanan dan mana yang
tidak.
a. Menyadari kebutuhan komprehensif kliennya, termasuk kekuatan
dan kelemahannya
b. Memahami hasil kontak dan pengkajian awal, walaupun belum
tentu harus terlibat secara langsung
c. Selalu dekat dengan tenaga pelayanan langsung untuk meyakinkan
bahwa informasi mereka menyeluruh dan terkini
d. Selalu kontak secara teratur dengan klien sehingga dapat
memahami perubahan kemampuan dan kebutuhannya
3. Rencana Intervensi/Pelayanan
Pekerja sosial sebagai manajer kasus mengidentifikasi pelayanan-
pelayanan atau sumber yang bervariasi yang dapat dijangkau untuk
membantu penanganan masalah klien.

4
a. Memiliki daftar lengkap tentang lembaga/organisasi pelayanan di
dalam masyarakat serta memahami pelayanan yang diberikan
masing-masing lembaga/organisasi, termasuk kebijakan dan
prosedurnya.
b. Membrikan informasi yang dimilikinya kepada perencanaan kasus
tentang sumber-sumber yang tersedia
c. Menginterpretasikan tujuan dan fungsi rencana kasus kepada
pemberi pelayanan
4. Koordinasi hubungan dan pelayanan
Seorang manajemen kasus harus menghubungkan klien dengan
sumber-sumber yang sesuai. Selain itu juga harus menekankan adanya
koordinasi diantara sumber-sumber yang digunakan oleh klien dengan
menjadi sebuah saluran serat poin utaa dari komunikasi yang
terintegrasi.
5. Tindak lanjut dan Monitoring pelaksanaan pelayanan
Seorang manajer kasus membuat peraturan dan kontak tindak lanjut
yang terus menerus dengan klien dan penyedia pelayanan untuk
meyakinkan bahwa pelayanan yang diperlukan memang benar-benar
diterima/diperoleh dengan baik, serta digunakan oleh klien secara
tepat. Apabila ditemukan adanya penyimpangan atau ketidaksesuaian,
manajer kasus harus segera mengambil tindakan perbaikan atau
memodifikasi rencana pelayanan. Manajer kasus juga menyelesaikan
laporan termasuk didalamnya dokumen klien, kemajuan yang dicapai
dalam perkembangan kasus klien, pelaksanaan pelayanan serta
kesesuaian terhadap rencana yang telah disusun.
6. Mendukung klien
Selama masa pelayanan yang diberikan oleh berbagai jenis penyedia
pelayanan atau sumber, manajer kasus membantu klien dan
keluarganya pada saat mereka menghadapi masalah yang tidak
diharapkan dalam mendapatkan pelayanan. Kegiatan ini termasuk
mengatasi konflik pribadi, konseling, penyediaan informasi,
memberikan dukungan emosional, dan apabila sesuai, melakukan

5
pembelaan atas nama klien untuk menjamin bahwa mereka menerima
pelayanan sesuai dengan haknya.
Jangkauan fungsi manajemen kasus tergantung kontekstualnnya,
seperti misalnya :
a. Karakteristik populasi sasaran, maksudnya adalah seorang manajer
kasus harus mengetahui benar permasalahan, siapa saja yang
terlibat di dalam masalah ini, bagaimana sifat-sifatnya, besaran
masalah serta berbagai alternative penanganan.
b. Kendala lingkungan. Lingkungan yang melingkupi suatu kasus
dapat berbeda-beda antara satu kasus dengan kasus yang lain.
Misalnya konteks individu, kelompok kecil, komunitas tertentu dan
masyarakat secara luas. Masing-masing lingkungan seringkali
memiliki kendala sendiri-sendiri. Hal ini perlu dipahami benar oleh
seorang manajer kasus.
c. Jenis lembaga yang mempekerjakan manajer kasus. Maksudnya
adalah lembaga apa atau siapa yang mempekerjakan manajer kasus
(jenis, sifat dan sebagainya) membawa implikasi bagi pelaksanaan
peran manajer kasus
d. Beban kasus. Jenis dan sifat kasus yang ditangani masing-masing
klien juga sangat bervariasi, sehingga akan sangat memengaruhi
pelaksanaan pelayanan manajemen kasus
e. Hakikat system pelayanan. Maksudnya adalah apa saja pelayanan
yang tersedia oleh suatu sumber, jenis, tujuan pelayanan, system
dan cara penjangkauannya.
D. Langkah Kegiatan Manajemen Kasus
1. Orientasi dan identifikasi klien
Manajemen kasus merupakan suatu pendekatan dalam pemberian
pelayanan yang ditujukan untuk menjamin agar klien yang mempunyai
masalah ganda dan kompleks dapat memperoleh semua pelayanan
yang dibutuhkannya secara tepat. Kasus di sini adalah orang dalam
situasi meminta atau mencari pertolongan. Dalam masalah
penyalahgunaan NAPZA, orang yang mencari pertolongan dapat para

6
penyalahgunaan NAPZA langsung, keluarga atau orang lain. Dalam
manajemen kasus ini, pekerja sosial melaksanakan peranan sebagai
manajer kasus (case manager). Manajemen kasus merupakan suatu
pendekatan dalam pemberian pelayanan yang ditujukan untuk menjami
agar klien yang mempunyai masalah ganda dan kompleks dapat
memperoleh semua pelayanan yang dibutuhkannya secara tepat. Kasus
disini adalah orang dalam situasi meminta atau mencari pertolongan.
Dalam manajemen kasus ini, pekerja sosial melaksanakan peranan
sebagai manajer kasus (case manager). Identifikasi dan menyeleksi
kepada individu untuk mendapatkan hasil pelayanan yang dapat
berdampak positif pada kualitas hidup melalui managemen kasus.
2. Assessment informasi dan memahami situasi klien
Fungsi ini merujuk pada pengumpulan informasi dan
memformulasikan suatu assessment kebutuhan klien, situasi kehidupan
dan sumber-sumber yang ada serta penggalian potensi klien.
3. Merencanakan program pelayanan
Pekerja sosial mengidentifikasi berbagai pelayanan yang dapat diakses
untuk memenuhi kebutuhan klien. Klien dan keluargnya serta orang
lain yang berpengaruh secara bersama-sama merumuskan tujuan dan
merancangnya dalam suatu rencana intervensi yang terintegrasi.
4. Menghubungkan dan Mengkoordinasikan pelayanan
Seperti peranannya sebagai broker, manajer kasus harus
menghubungkan klien dengan sumber-sumber yang tepat. Peranan
manager kasus dapat berbeda-beda walaupun pekerja sosial yang
utamnaya sebagai partisipan aktif dalam menyampaikan pelayanan
kepada individu atau keluarga. Manajer kasus menekankan pada
koordinasi dengan sumber-sumber yang digunakan klien dengan
menjadi saluran dan berkomunikasi dengan sumber-sumber palayana.
5. Memberikan pelayanan tindak lanjut dan monitoring
Manajer kasus secara regular menindaklanjuti hubungan dengan klien
dan penyedia pelayanan untuk menjamin bahwa pelayanan yang
dibutuhkan dapat diterima dan dimanfaatkan oleh klien

7
6. Memberikan support pada klien
Selama pelayanan berlangsung yang disediakan oleh berbagai sumber,
manajer kasus membantu klien dan keluarganya yang meliputi
pemecahan konflik pribadi, konseling, menyediakan informasi,
memberi dukungan emosional dan melakukan pembelaan yang tepat
untuk menjamin bahwa mereka menerima pelayanan yang tepat.
E. Tugas Pendamping Sebagai Manajer Kasus
a. Mengumpulkan informasi dan menilai situasi klien agar dapat
mengidentifikasi kebutuhan dan masalah serta apa yang dapat
dilakukan terhadap mereka.
b. Mengformulasikan suatu rencana pelayanan yang memungkinkan
untuk pemenuhan kebutuhan dan masalah klien
c. Menempatkan dan menyediakan pelayanan, menyusun dan
menyampaikan pelayanan yang dibutuhkan bagi klien serta
mengkoordinasikan bantuan dari pelayana tersebut
d. Memonitor keefektifan dari rencana pelayanan dalam memenuhi
kebutuhan klien, dan membuat penyesuaian yang dibutuhkan dalam
rencana untuk memberikan pelayanan yang lebih baik
e. Pelayanan sebagai titik central dari tanggungjawab dan komunikasi
sehingga klien dan berbagai penyedia pelayanan akan mempunyai
akses yang cepat pada seseorang yang dapat membantu mereka ketika
muncul pertanyaan dan masalah selama pemberian pelayanan
f. Pembelaan bagi klien terutama apabila pelayanan yang ada menjadi
system yang sulit dimanfaatkan atau diakses
g. Bekerja dengan orang-orang lain dalam masyarakat untuk
mengembangkan pelayanan dan program yang dibutuhkan oleh klien
tetapi tidak tersedia dalam masyarakat tersebut.
Peran manajer dapat memengaruhi faktor motivasi dan lingkungan.
Tetapi faktor lain yang mungkin memengaruhi tergantungnya tugas,
khususnya bagaimana manajer bekerja dalam suatu organisasi. Secara
umum peran manajer dapatdinilai dari kemampuannya dalam
memotivasi dan meningkatkan kepuasan staf. Kepuasan kerja staf

8
dapat dilihat dari terpenuhinya kebutuhan fisik, psikis, dimana
kebutuhan psikis tersebut dapat terpenuhi melalui peran manajer dalam
memperlakukan stafnya. Hal ini dapat ditanamkan kepada manajer
agar diciptakan suasana keterbukaan dan memberikan kesempatan
kepada staf untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya
F. Kerangka Kerja Manajemen Kasus
1. Pasien masuk melalui “agency kesehatan”, manager mempunyai
kewenangan dan tanggung jawab dalam perencanaan sampai dengan
evaluasi pada episode tertentu tanpa membedakan pasien itu berasal
dari unit mana.
2. Dalam manajemen kasus menggunakan du acara, yaitu :
a. Case Management Plan (MCP) merupakan perencanaan bersama
dari masing-masing profesi kesehatan
b. Critical Path Diagram (CPD) merupakan penjabaran dari CMP dan
ada target waktunya
3. Manager mengevaluasi perkembangan pasien setiap hari, yang
mengacu pada tujuan asuhan keperawatan yang telah ditetapkan.
Bentuk spesifik dari manajemen kasus unu tergantung dari
karakteristik tatanan asuhan keperawatan.
G. Kekurangan dan Kelebihan Manajemen Kasus
1. Kekurangan
a. Kemampuan tenag aperawat pelaksana dan siswa perawat yang
terbatas sehingga tidak mampu memberikan asuhan secara
menyeluruh
b. Membutuhkan banyak tenaga
c. Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga
tugas rutin yang sederhana terlewatkan
d. Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat
penanggung jawab klien bertugas
2. Kelebihan
a. Kebutuhan pasien terpenuhi
b. Pasien merasa puas

9
c. Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat
d. Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai

10
BAB 3

PENUTUP

A. Simpulan
Metode manajemen kasus keperawatan adalah bentuk pemberian asuhan
keperawatan dan manajemen sumber-sumber terkait yang memungkinkan
adanya manajemen yang strategis dari cost dan quality oleh seorang
perawat untuk suatu episode penyakit hingga perawatan lanjut. Adapun
tujuan dari model maajemen kasus salah satunya yaitu menetapkan
pencapaian tujuan asuhan keperawatan yang diharapkan sesuai dengan
standard an memfasilitasi. Selain itu, fungsi dasar manajemen kasus
meliputi identifikasi klien dan orientasi (Client Identification and
Orientation), pengkajian klien (Client Assessment) dan rencana
intervensi/pelayanan, koordinasi hubungan dan pelayanan, tindak lanjut
dan monitoring pelaksanaan pelayanan dan yang terakhir mendukung
klien.
Kekurangan dari model manajemen kasus antara lain, kemampuan tenaga
perawat pelaksana dan siswa perawat yang terbatas sehingga tidak mampu
memberikan asuhan secara menyeluruh, membutuhkan banyak tenaga.
Tetapi dari model manajemen kasus ini terdapat kelebihan yaitu kebutuhan
pasien terpenuhi, pasien merasa puas, masalah pasien dapat dipahami oleh
perawat, kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai.
B. Saran
Untuk tenaga keperawatan supaya dapat memahami MPKP (Model
Praktek Keperawatan Proffesional) dengan model manajemen kasus,
sehingga dapat menerapkan model tersebut di tempat kerja dengan baik.

11
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2007. Manajemen Keperawtan Aplikasi dalam Praktek


Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
Sitorus, R, Yulia. 2006. Model Praktik Keperawatan Profesional di
Rumah Sakit: Penataan Struktur dan Proses (Sistem) Pemberian
ASKEP di Ruang Rawat Inap. Jakarta: EGC.
Kelliat, Nudi Anna dan Akemat. 2009. Model Praktik Keperawatan
Profesional Jiwa. Jakarta: EGC.

12

Anda mungkin juga menyukai