Anda di halaman 1dari 18

PEMBANGUNAN JALAN

WIDANG-GRESIK

Disusun Oleh:
Dede Nasrullah (5415117410)
Muhammad Rizki I (5415116446)
Inayah Rohmaniyah (5415117403)
Ahmad Rifki Muslih (5415117413)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2013 1
IDENTITAS PEMRAKARSA

1. Nama Kegiatan: Rencana kegiatan pembangunan jalan Widang-Gresik Propinsi Jawa


Timur.

2. Instalasi Yang Mengeluarkan Izin: Badan Perencanan Pembangunan Daerah Provinsi


Jawa Timur.

3. Penanggung Jawab Proyek:


Penanggung jawab Studi Amdal adalah:
Nama: Ir. Hari Suko Setiono, M. Eng.Sc.
Pimpinan Bagian Proyek Perencanaan dan Pengawasan Teknik Jalan dan
Jembatan Wilayah Tengan, Direktorat Jendral Prasarana Wilayah Departemen
Kimpraswil.
Alamat: Jl. Patimura No. 20 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110

4. Penyusun Amdal Penanggung Jawab:


Sebagai penanggung jawab dalam penyusunan AMDAL Pembangunan Jalan Widang-
Gresik adalah:
Team Penyusun: Konsultan PT. Saka Adhi Prada
Alamat : Jl. Metro Duta Niaga Plaza 2, No. BA-4, Pondok Indah, Jakarta 12310

5. Lokasi: Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Gresik, Propinsi Jawa Timur.

2
DAFTAR PUSTAKA

IDENTITAS PEMRAKARSA………………………………………………………..…......2

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….…….3

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………...………..4

A. LATAR BELAKANG………………………………………………………………..4
B. TUJUAN DAN MANFAAT…………………………………………………………5
C. PERATURAN PERUNDANGAN………………………………………………….5

BAB II TAHAP PEMBANGUNAN…………………………………………………………6

A. TAHAP PRA KONSTRUKSI……………………………………………………….6


B. TAHAP KONSTRUKSI……………………………………………………………..6
C. TAHAP OPERASIONAL……………………………………………………………9

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK BESAR DAN PENTING……………………………11

A. TAHAP PRA KONSTRUKSI……………………………………………………...11


B. TAHAP KONSTRUKSI……………………………………………………………11
C. TAHAP OPERASIONAL…………………………………………………………..13

BAB IV RONA LINGKUNGAN HIDUP…………………………………………………15

A. KOMPONEN LINGKUNGAN TERKENA DAMPAK PENTING……………15


B. KEGIATAN DI SEKITAR LOKASI……………………………………………...17

BAB V EVALUASI SECARA HOLISTIK………………………………………………..18

A. TAHAP PRA KONSTRUKSI……………………………………………………...18


B. TAHAP KONSTRUKSI………………………………………………………..…..18
C. TAHAP OPERASIONAL…………………………………………………………..20

3
6.

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan hasil identifikasi/perkembangan yang terjadi di lapangan, ternyata
Jalur Pantai Utara Jawa (Pantura) sudah mendesak untuk segera mendapat penanganan
yang memadai agar senantiasa dapat berfungsi untuk mendukung kelancaran arus lalu
lintas barang dan penumpang dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi.
Penanganan tersebut hanya mengatasi kerusakan di lintas jalur jalan Pantura
secara menyeluruh, namun juga kekuatan strukturnya dapat mendukung beban lalu lintas
yang ada serta meningkatkan kapasitas jalan memadai.
Wilayah pantai Utara Jawa sangat penting perannya terhadap perkembangan
regional yang ada. Jalan Nasional dan Strategis yang ada Pantai Utara Jawa diperlukan
untuk menunjang perkembangan perekonomian wilayah. Salah satu ruas jalan yang ada
adalah ruas jalan Widang-Gresik yang berfungsi sebagai jalan Arteri. Untuk
meningkatkan kapasitas jalan tersebut ruas jalan Widang-Gresik mempunyai panjang
fungsional + 48,711 km perlu ditingkatkan dengan dilebarkan menjadi 4 lajur. Sebagian
dari ruas tersebut telah selesai pelaksanaan konstruksi menjadi 4 lajur, dimana pada
tahun 1997/1998-2001/20012 telah dilaksanakan pelebaran tersebut dengan bantuan
ADB (North Java Road Improvement Project/NJRIP).
Pelebaran jalan dari 2 lajur menjadi 4 lajur akan menimbulkan dampak secara
langsung ataupun tak langsung terhadap kondisi biofisik dan kondisi sosekbudkes
wilayah yang bersangkutan. Berdasarkan informasi yang dikumpulkan selama sosialisasi
masyarakat, diperoleh isu-isu yang muncul diantaranya adalah fenomena yang ad
ape,bangunan jalan di wilayah tersebut cenderung menimbulkan banjir karena
perencanaan gorong-gorong, jembatan dan saluran irigasi yang kurang baik. Banjir ini
secara tidak langsung menyebabkan produktifitas lahan menurun sehingga
mengakibatkan penurunan pendapatan petani. Fenomena yang muncul pada masyarakat
adalah keresahan social akibat ketidak pastian ganti rugi lahan yang terkena pelebaran
jalur, karena lamanya proses pembayaran setelah negosiasi.

B. TUJUAN DAN MANFAAT

4
Adapun tujuan dan manfaat dari Proyek Peningkatan ruas jalan Widang-Gersik
adalah:
 Memperlancar dan mempermudah hubungan transportasi di jalur Pantai Utara Jawa.
 Untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian masyarakat.
 Utnuk mempersingkat dan memperlancar jarak tempuh sehingga meningkatkan taraf
hidup masyarakat.
C. PERATURAN PERUNDANGAN
Dalam rangka mengatur pengelolaan dan manfaat sumber daya alam dan
lingkungan yang terpadu dan menyeluruh, telah ditetapkan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan yang dijadikan landasan dalam melaksanakan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan antara lain:
1. Undang-Undang RI No. 13 tahun 1980, tentang Jalan
2. Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 1985, tentang Jalan
3. Keputusan Presiden No. 32 tahun 1990, tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
4. Keputusan Menteri Negara LH No. KEP48/MENHL/11/1996, tentang Baku Mutu
Tingkat Kebisingan
5. Keputusan Menteri P.O No.40/KPTS/1997, tentang Petunjuk Teknis AMDAL bidang
Jalan dan Jembatan
6. Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 417/Kpts-II/199, tentang
Penunjukkan Kawasan Hutan di Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur
Seluas 1.357.206,30 Hektar
7. Peraturan Menteri Agrari/Kepala BPN No. 1/1993 tentang Ketentuan Pelaksanaan
Kepres No. 55/1993
8. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tk. I Jawa Timur No. 660.3/25781/025/1986,
tentang Penanggulangan Pencemaran Lingkungan

5
BAB II

TAHAP PEMBANGUNAN

A. TAHAP PRA KONSTRUKSI


1. Survai dan Pengukuran
Pekerjaan survai dan pengukuran yang dilakukan adalah untuk menetapkan
batas dimensi damija sekaligus untuk mengetahui lahan milik masyarakat yang akan
terkena pembebasan lahan. Penetapan trase jalan yang pasti, karena akan menjadi
dasar dalam pertimbangan ganti rugi/pembebasan lahan yang pasti.
2. Pengadaan Tanah
Dalam menyiapkan proses pengadaan tanah, studi LARAP (Land Acquisition
and Resettelment Action Plan) dan Tracer study akan dilakukan yang waktunya
sejalan dengan waktu penyusun studi ANDAL. Studi LARAP dan Tracer Study
tersebut akan memberikan rencana tindak yang akan dilakukan dalam proses
pengadaan lahan, yang dapat memberikan informasi kepada Pemerintah Daerah
Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Gresik mengenai kesediaan masyarakat yang
terkena pembebasan lahan. Sehingga proses pembebasan lahan dapat memberikan
dampak positif terhadap kondisi social setempat dan tidak menimbulkan konflik
social.
Dalam proses pengadaan tanah perlu mengacu kepada Kepres No. 34/2003
tentang Kebijakan Nasional Dibidang Pertahanan dan untuk Kabupaten Gresik
khususnya juga telah ada Keputusan Bupati Gersik No. 85/2003 tentang Pelimpahan
Sebagian Kewenangan di Bidang Pertanahan.
B. TAHAP KONSTRUKSI
1. Persiapan
Mobilitas Tenaga Kerja
Kebutuhan tenaga kerja professional dan supporting staff pada umumnya
dimobilisasi oleh kontraktor, sedangkan tenaga kerja kasar/buruh umumnya
menggunakan tenaga kerja local. Tenaga kerja lain adalah tim supervise.
Mobilisasi Alat Berat
Alat-alat berat yang akan dimobilisasi dalam pembangunan ruas jalan
Widang-Gresik diperkirakan dapat dilihat pada Tabel.

Tabel: Daftar Alat Berat Pekerjaan Konstruksi

Jenis Pekerjaan Alat Berat


Pekerjaan Tanah

6
Pembersihan lahan dan Grubbing Buldozer
Execavation, Loading, Hauling Buldozer, Tractor Shovel/Back hoe,
Dump truck.
Sprading, Pengerasan Buldozer/Motor grader, Tamping
roller/Tire Roller
Perkerasan (Pavement)
Penyiapan Subgrade Motor grader, P. Tire Roller, z Vibrator
Pemeliharaan Subgrade Roller Subbase, Butiran Dasar
Pengaspalan Asphalt Distributor
Pelapisan Asphalt Mixing Plant, Asphalt Paver,
P. Tire Roller, macadam Raler,
Vibrator Roller
Konstruksi Jembatan
Pondasi Excavator, Crane, Pile Driver,
Concrete Mixer, Concrete Pump,
Vibratory, Transit Mixer, Crane
Kerangka Bawah Concrete Mixer, Concrete Pump,
Vibratory, Transit Mixer, Crane
Kerangka Atas Crane, Concrete Mixer, Concrete
Pump, Vibrator, Transit Micer, Crane
2. Penyiapan Lahan
Pembersihan Tanah
Pekerjaan pembersihan tanah terdiri dari pekerjaan pembersihan semua
pohon dan tumbuhan lain, sampah dan semua bahan-bahan lainnya yang tidak
dikehendaki, berikut pembongkaran tanggul dan akar, pengupasan tanah dan
pembuangan bahan-bahan sisa yang berasal dari pekerjaan ini untuk menyediakan
permukaan bersih dan jelas sebelum pekerjaan tanah, drainase, jembatan dan
konstruksi lainnya dimulai.
Lahan yang belum dibebaskan adalah berupa tanah sawah/tambak, bangunan
dan tanaman. Dalam penyiapan lahan perlu disiapkan lahan utnuk penghijauan di
sepanjang jalan/trase jalan guna menjaga longsornya bahu jalan.
Pekerjaan Tanah
Pekerjaan ini mencakup pekerjaan galian, urugan (timbunan), penyiapan
permukaan jalan, dan pekerjaan stabilitas tanah serta penanganan pembuangannya.
Pekerjaan ini diperuntukkan untuk pembentukan garis ketinggian penampang
melintang yang diperintahkan oleh direksi teknik. Pekerjaan pengukuran,
penimbunan, pengerasan jalan dengan alat-alat berat diharapkan tidak sampai terjadi
longsornya tanah/timbunan ke pekarangan penduduk yang mengakibatkan banjir
terutama di musim hujan atau terjadi genangan air.

7
3. Pekerjaan Drainase
Pekerjaan ini mencakup pembuatan selokan baru, baik dari pasangan batu
maupun tanah, yang sesuai spesifikasi dan memenuhi persyaratan arah, ketinggian
dan perincian yang ditunjukkan dalam gambar teknik. Pekerjaan ini meliputi
relokasi atau perlindungan dari saluran/sungai yang ada serta saluran air lainnya
yang akan terganggu baik sementara atau tetap, selama penyelesaian pekerjaan.
4. Pekerjaan Tiang Pancang
Tiang pancang menggunakan konstruksi beton. Pekerjaan ini meliputi dua
pekerjaan utama yaitu pekerjaan pondasi jembatan/jalan layang dan bangunan atas
jembatan/jalan layang.
5. Pekerjaan Pondasi Jembatan/Jalan Layang
Pekerjaan jembatan meliputi pekerjaan pondasi jembatan berupa pembuatan
tiang pancang dengan menanamkan sampai lapisan tanah yang ditentukan sehingga
dapat mendukung beban yang tertentu, kemudian dibuat kerangka besi setelah itu
dilakukan pengecoran. Pekerjaan beton dilakukan pencampuran dengan Concrete,
diangkut ke lokasi dengan truck mixer dan dicorkan dengan Concrete pump, yang
sebelumnya dipasang lantai panel dengan truck mixer dan dicorkan dengan concrete
pump kemudian didapatkan dengan vibrator.
6. Pekerjaan Bangunan Atas Jembatan/Jalan Layang
Pekerjaan lainnya adalah pekerjaan bangunan atas jembatan, pondasi dan
struktur dinding penahan tanah. Bangunan atas jembatan terdiri dari balok-balok
pracetak dan lantai panel dibuat di lokasi proyek kemudian diangkut ke lokasi
proyek dengan menggunakan trailer truck. Pemasangan balok-balok pencetak
dilakukan dengan mobil crene dan pengecoran lantai jembatan dilakukan dengan
concrete pump, yang sebelumnya dipasang lantai panel sebagai bekesting dan
pemasangan besi beton lantai jembatan.
7. Pekerjaan Perkerasan
Yang termasuk pekerjaan lapis perkerasan adalah perkerasan berbutir dan
perkerasan aspal. Perkerasan berbutir meliputi pengadaan, pemrosesan,
pengangkutan, penghamparan, penggilasan dan pemadatan egragat yang bergradasi
di atas permukaan yang telah disiapkan. Lapisan pondasi agregat pada pembangunan
ruas jalan Widang-Gresik terdiri dari lapisan agregat klas B dan agregat klas A.
Lapisan pondasi agregat akan dipasang pada permukaan tanah dasar yang
baru disiapkan. Segera telah percampuran dan pembentukan akhir, masing-masing
lapis dipadatkan menyeluruh dengan peralatan pemadatan yang cocok.
Operasi penggilasan dimulai sepanjang tepid an bergerak sedikit demi sedikit
kea rah sumbu jalan dalam arah memanjang. Pada bagian yang mempunyai

8
[erbedaan elevasi penggilasan dimulai pada bagian yang rendah dan bergerak sedikit
demi sedikti kea rah bagian yang lebih tinggi. Opersi penggilasan harus dilanjutkan
sampai seluruh bekas mesin gilas menjadi tidak tampak dan lapis tersebut
terpadatkan dan merata. Perkerasan aspal mencakup pekerjaan lapis resap pengikat
(karena jalan ini merupakan jalan yang dilebarkan, lapis campuran aspal panas).
C. TAHAP OPERASIONAL
1. Pembuatan Perlengkapan Jalan dan Marka Jalan
Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan pengadaan, perakitan dan pemasangan
perlengkapan jalan, seperti rambu rambu jalan, patok pengaman, patok kilometer
pada tempat-tempat. Pekerjaan pemasangan perlengkapan jalan termasuk semua
yang diperlukan utnuk penggalian pondasi dan pengurugan kenbali.
Kegiatan-kegiatan pemeliharaan pada umumnya ditujukan untuk mencegah
setiap kerusakan lebih lanjut dari perjalanan dan jembatan/flay over. Aktivitas-
aktivitas ini termasuk pekerjaan yang bersifat kecil dan tidak dimaksudkan untuk
mengembalikan kondisi jalan dan jembatan ke kondisi semula dan atau bukan juga
untuk memperbaiki kondisi jalan dan jembatan/fly over ke kondisi yang lebih baik.

2. Pengoperasian dan Pemeliharaan Jembatan dan Gorong-gorong


Pengoperasian jembatan dan gorong-gorong adalah kegiatan yang bertujuan
untuk mendukung kegunaan jalan yang dibangun pada lokasi yang melewati sungai,
saluran. Dan untuk menghindari terjadinya terganggunaya saluran yang ada.
Pemeliharaan jembatan dan gorong-gorong, selain pada bagian atas jembatan juga
dilakukan pemeliharaan pada bagian bawah.

9
BAB III

PRAKIRAAN DAMPAK BESAR DAN PENTING

A. TAHAP PRA KONSTRUKSI


1. Komponen Sosialisasi
 Dampak Lingkungan:
 Timbulnya persepsi dan sikap negative masyarakat pada saat pengukuran
lahan.
 Timbulnya keresahan dan khawatir bahwa pembebasan lahan yang akan
dilakukan pemerintah tidak sesuai dengan harapan mereka.
 Upaya Pengelolaan Lingkungan:
 Diadakannya sosialisasi kepada masyarakat, dengan sosialisasi tersebut
diharapkan terciptanya iklim yang kondusif serta menghindarkan konflik.

 Harus dilakukan pengelolaan yang lebih baik.

B. TAHAP KONSTRUKSI
1. Lingkungan Fisik Kimia
a. Penurunan kualitas udara dan kebisingan
 Dampak lingkungan:
 Menurunkan udara dan bising akibat kegiatan transportasi bahan
material.
 Penurunan kesehatan masyarakat dan keluhan masyarakat karena
terganggu kesehatan.
 Adanya debu dari kendaraan pengangkut bahan materialyang melintas di
badan jalan.
 Upaya pengelolaan lingkungan:
 Penggunaan masker.
 Perawatan mesin secara intensif.
b. Sumber daya lahan
 Dampak lingkungan:
 Erosi dan longsoran tanah.
 Terganggunya keberadaan tanaman dan hewan.

 Upaya pengelolaan lingkungan:


 Persiapan lahan sesuai dengan kondisi tanah.
 Melakukan penghijauan.
c. Hidrologi

10
 Dampak lingkungan:
 Meningkatnya kadar sedimentasi di sungai bagian hilir.
 Tersumbatnya aliran air, yang menimbulkan banjir.
 Menimbulkan genangan.
 Meningkatnya erosi permukaan.
 Upaya lingkungan:
 Melakukan penghijauan di sekitar pembangunan.
 Pembuatan sumur dan kolam resapan.
2. Lingkungan Sosial
a. Social ekonomi masyarakat
 Dampak lingkungan:
 Perubahan mata pencaharian dan peningkatan pendapatan
 Keresahan dan kecemburuan masyarakat
 Meningkatnya interaksi social dan gangguan terhadap kebiasaan
penduduk setempat
 Upaya lingkungan:
 Memprioritaskan penyerapan tenaga kerja bagi masyarakat local.
b. Peningkatan arus lalu lintas
 Dampak lingkungan:
 Kecalakaan lalu lintas.
 Timbulnya kerusakan badan jalan.
 Meningkatnya kemacetan lalu lintas.
 Terganggunya kemudahan akses masyarakat.
 Upaya lingkungan:
 Pengaturan sirkulasi lalu lintas di dalam areal pembangunan jalan.
 Persyaratan fasilitas perlengkapan lalu lintas jalan.

c. Kesehatan masyarakat
 Dampak lingkungan:
 Gangguan pernafasan.
 Kecalakaan kerja
 Upaya lingkungan:
 Melakukan kerjasama dengan puskesmas.
 Mengasuransikan tenaga kerja konstruksi.
C. TAHAP OPERASIONAL
1. Lingkungan Fisik Kimia
a. Penurunan kualitas udara dan kebisingan
 Dampak lingkungan:
 Meningkatnya pencemaran udara, debu, dan kebisingan.
 Penurunan kesehatan masyarakat dan keluhan masyarakat karena
terganggu kesehatan.

11
 Berkurangnya penyerapan polusi udara.
 Upaya pengelolaan lingkungan:
 Penggunaan masker.
b. Estetika lingkungan
 Dampak lingkungan:
 Perubahan tata guna lahan di sepanjang jalan Widang-Gresik.
 Munculnya pedagang kaki lima di lokasi pelestarian.
 Upaya pengelolaan lingkungan:
 Sebaiknya penggunaan lahan sesuia dengan rencana tata ruang.
c. Hidrologi
 Dampak lingkungan:
 Terganggunya kelancaran air permukaan, banjir
 Terganggunya aliran permukaan.
 Upaya lingkungan:
 Melakukan penghijauan di sekitar pembangunan.
 Pembuatan sumur dan kolam resapan di daerah jalan Widang-Gresik

d. Peningkatan arus lalu lintas


 Dampak lingkungan:
 Meningkatnya kecalakaan lalu lintas.
 Upaya lingkungan:
 Pengaturan sirkulasi lalu lintas di dalam areal pembangunan jalan.
2. Lingkungan Sosial
a. Social ekonomi masyarakat
 Dampak lingkungan:
 Keresahan dan kecemburuan masyarakat
 Upaya lingkungan:
 Memprioritaskan masyarakat local.
b. Kesehatan masyarakat
 Dampak lingkungan:
 Tibulnya kejadian penyebaran demam berdarah.
 Upaya lingkungan:
 Melakukan kerjasama dengan puskesmas.

12
BAB IV

RONA LINGKUNGAN HIDUP

A. KOMPONEN LINGKUNGAN TERKENA DAMPAK PENTING


1. Iklim, Kualitas Udara dan Kebisingan
 Iklim
Secara umum beriklim tropis yang terbagi menjadi 2 musim, yaitu musim
penghujan dan musim kemarau. Musim penghujan terjadi antara bulan November
s/d April, sedangkan musim kemarau terjadi antara bulan Mei s/d Oktober.
Masing-masing periode diselingi dengan musim transisi. Suhu rata-rata antara
20-32C, dengan curah hujan rata-rata sebesar 134 mm/bulan.
 Kualitas Udara dan Kebisingan
Secara umum kualitas udara dapat dikatakan masih dalam kondisi baik.
Walaupun demikian, karena jalur proyek pembangunan jalan Widang-Gresik ini
merupakan peningkatan jalan nasional 2 lane menjadi 4 lane dan dekat dengan
jalur kereta api, maka kualitas udara dan kebisingan perlu untuk diawasi.
Diperkirakan konsentrasi gas, debu dan kebisingan berasal dari aktivitas lalu
lintas kendaraan dan kereta api.
2. Geologi dan Kegempaan
Menurut Zona pembagian gempa yang ada di negara kita, wilayah Kabupaten
Lamongan dan Kabupaten Gresik yang terletak di Provinsi Jawa Timur tersebut
termasuk daerah zona 4. Menurut skala Intensitas Modified Mercalli peristiwa
berulangnya gempa dua puluh tahun sekali, pada zona tersebut gempa termasuk pada
skala VII, artinya jika peristiwa gempa itu ada, getaran maksimum yang terjadi bisa
terasa oleh sopir yang mengendarai mobil.
3. Hidrologi
Kualitas sungai atau sumber air lainnya ditentukan oleh tiga kondisi, yaitu
kualitas fisik, kualitas air dan kondisi kualitas biologinya. Secara alamiah, sebenarnya
kondisi ekosistem akuatik tersebut sudah terbentuk secara serasi dan seimbang.
Namun akibat intervensi manusia yang berlebihan untuk mencapai keinginannya,
yang juga serba heterogen, maka terjadilah kerusakan dan degradasi terhadap fungsi
sungai dan air.

4. Tata Guna Lahan


Banyaknya pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan tata ruang maupun
tidak mendukung fungsi jalan sebagai jalan arteri primer. Jalan Arteri yang melewati

13
daerah perkotaan seperti Bekasi, Karawang, Cikampek, Pamanukan, Jatibarang,
Cirebon, brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Kendal, Demak, Kudus, Pati,
Tuban, Lamongan, Gresik, Pasuruan, Probolinggo sudah tidak berfungsi sebagai jalan
Arteri karena disekitar jalan tersebut sudah berkembang menjadi daerah komersial
seperti pasar, pertokoan, pergudangan dan lain sebagainya sehingga pada daerah
tersebut sering terjadi kesemrawutan/kemacetan lalu lintas. Banyaknya aktifitas
perdagangan local disepanjang rute primer juga mengaburkan peran arteri primer
tersebut.
5. Transportasi
Seperti halnya yang terjadi pada kota-kota yang mengalami kemajuan yang
cukup pesat sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan pengembangan kota,
mengakibatkan akumulasi pada jalur-jalur tertentu yang memiliki lokasi-lokasi
bengkitan lalu lintas tinggi sehingga menimbulkan kemacetan dan kerawanan lalu
lintas.
6. Biota Daratan
 Flora daratan
Komunitas tumbuhan di sekitar lokasi kegiatan yang merupakan
komunitas binaan pekarangan dan tegalan. Jenis tanaman pekarangan terutama
jenis tanaman hias dan buah-buahan seperti jambu biji (Psidium guajava), jambu
air (Eugenia aquea), dan mangga (Mangifera indica). Tegalan/lading didomnasi
oleh tanaman jagung (Zea mays), dan kacang (Arachis hipogaea). Sedangkan
pohon yang banyak dijumpai sebagai pembatas di tegalan dan tepi jalan adalah
kayu jaran (Lannea corromandalika)
 Fauna Daratan
Fauna daratan yang dapat diamati di lokasi kegiatan adalah jenis-jenis
burung, yang biasa dijumpai di daerah pantai dan habitat semak-semak. Jenis
burung yang banyak dijumpai adalah Gajahan (Numenius sp), Trinil (Triuga sp)
dan Branjangan (Mirata sp).

7. Biota Perairan
Biota perairan yang dapat dijumpai di lokasi proyek jalan Widang-Gresik
adalah jenis-jenis plankton yang hidup di sungai, benthos, zooplankton, dan
fitoplankton)
B. KEGIATAN DI SEKITAR LOKASI USAHA
Kegiatan di sekitar rencana pembangunan jalan Widang-Gresik saat ini adalah
berupa pemukiman, pasar, pertanian (padi sawah), dan perikanan (pertambakan/nelayan),

14
dan diperkirakan akan mempengaruhi kelancaran peningkatan jalan ini. Lokasi setiap
aktivitas adalah:
a) Aktivitas Pemukuiman Penduduk; kegiatan pemukiman penduduk di lokasi
pembangunan jalan Widang-Gresik terdapat pada desa-desa yang dilewati oleh ruas
jalan ini, yaitu Desa Sukodadi, Desa Surabayan, Desa Karanglangit, Desa Setrohadi,
Desa Duduk Sampean, Desa Samirlapan, Desa Tebalon, Desa Ambeng-Ambeng, Desa
Banjarsari, rencana fly over di Desa Rejosari dan Desa Banjarmendalan.
b) Aktivitas Pasar; kegiatan pasar yang dekat dengan lokasi pembangunan jalan
Widang-Gresik ini adalah Pasar Pucuk, Pasar Turi, Pasar Sukodadi, Pasar Sukoanyar,
Pasar Lamongan.
c) Aktivitas Pendidikan; ada beberapa lokasi sekolah yang letaknya berdekatan dengan
lokasi jalan Widang-Gresik, yaitu SMP di Sukodadi, di Surabayan, SMP 1, SMPN di
Desa Paji, SD Desa Kebonsari.
d) Aktivitas Kesehatan; diantaranya adanya puskesmas yang dekat dengan kegiatan
lokasi proyek, yaitu di Puskesmas Kec. Turi.
e) Aktivitas Keagamaan; diantaranya adanya mesjid yang dekat dengan kegiatan
lokasi, proyek, yaitu Mesjid Asalaf di Desa Kebalndono, Mesjid Modo di Desa
Kebonsari.
f) Aktivitas Terminal; adanya terminal di sekitar lokasi kegiatan proyek, yaitu di
Terminal Lamongan.
g) Aktivitas Perkantoran; Kantor Samsat Lamongan, Kantor Camat, dan Ruko di
Lamongan.

BAB V

EVALUASI SECARA HOLISTIK

EVALUASI HOLISTIK SECARA KESELURUHAN

A. TAHAP PRA KONSTRUKSI


1. Komponen Sosialisasi
Sumber dampak adalah kegiatan pengadaan dan pembebasan tanah, dan
dampak yang akan timbul adalah keresahan social sebagai reaksi atas ketidakpuasan
terhadap besarnya ganti rugi tanah yang diberikan.

15
Proses ganti rugi dan mekanisme pembayaran perlu dilakukan sesuai aspirasi
responden yang diharapkan adalah langsung dan proyek pemilik dan melalui Pemda
& Notaris, PPAT, Camat dengan Pemilik. Dengan pertimbangan aspirasi responden
maka keresahan dapat diredam. Melihat kondisi social budaya masyarakat
Lamongan dan Gresik yang selalu memegang teguh kesepakatan dengan Pemda dan
Proyek. Karena hal itu menyangkut rasa kepuasan jika kesepakatan tidak ditaati.
Maka potensi konflik akan terjadi dan secara langsung akan berdampak penting pada
kelangsungan pelaksanaan kegiatan peningkatan jalan Widang-Gresik.
B. TAHAP KONSTRUKSI
1. Lingkungan Fisik Kimia
a. Penurunan kualitas udara dan kebisingan
Sumber dampak adalah transfortasi bahan material. Dampak yang
diperkirakan timbul kualitas udara dan bising, dampak lanjutan berupa
terganggunya biota darat dan vegetasi.
Biota darat dan vegetasi akan terkena dampak adalah sepanjang jalan
Widang-Gresik dan jalan-jalan yang dilalui kendaraan pengangkut bahan
material, namun julahnya akan lebih rendah disbanding yang akan manfaat dari
pembangunan jalan.
b. Hidrologi
Sumber dampak adalah kegiatan pematangan tanah melalui kegiatan
penimbunan dan pemadatan tanah. Dampak yang diperkirakan timbul adalah
timbulnya genangan air dan banjir yang disebabkan oleh terhalangnya aliran
permukaan oleh badan jalan.
Penduduk yang akan terkena dampak adalah yang bermukim/bekerja sisi
di kiri kanan sepanjang jalan yang akan diperluas. Jumlahnya tergolong sedikit
karena akan lebih kecil dari jumlah penduduk yang akan memperoleh manfaat
dari pembangunan jalan ini.
2. Lingkungan Sosial
a. Social ekonomi masyarakat
Sumber dampak adalah perubahan mata pencaharian dan pendapatan
melalui peningkatan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha. Dampak yang
diprakirakan timbul adalah keresahan social akibat tidak terekrutnya tenaga
kerja local di proyek. Kecemburuan social akan terjadi terhadap tenaga kerja
pendatang, yang akan menimbulkan konflik social.
b. Arus lalu lintas
Sumber dampak adalah kegiatan transportasi bahan material. Dampak
yang diprakirakan timbul adalah kemacetan lalu lintas akibat peningkatan arus

16
lalu lintas dan kerusakan badan jalan terutama pada jalur jalan yang ada dalam
lokasi tapak proyek.
Jumlah penduduk yang akan terkena dampak adalah pengguna jalan
yang akan dilewati kendaraan pengangkut bahan bangunan namun jumlahnya
akan lebih rendah disbanding yang akan memperoleh manfaat dari
pembangunan jalan.
c. Kesehatan masyarakat
Sumber dampak adalah transportasi bahan material. Dampak yang
diprakirakan timbul adalah gangguan kesehatan masyarakat akibat penurunan
kualitas udara.
Jumlah penduduk yang akan terkena dampak adalah pengguna jalan
yang akan dilewati kendaraan pengangkut bahan bangunan namun jumlahnya
akan lebih rendah disbanding yang akan memperoleh manfaat dari
pembangunan jalan.

C. TAHAP OPERASIONAL
1. Lingkungan Fisik Kimia
a. Penurunan kualitas udara dan kebisingan
 Dampak lingkungan:
 Meningkatnya pencemaran udara, debu, dan kebisingan.
 Penurunan kesehatan masyarakat dan keluhan masyarakat karena
terganggu kesehatan.
 Berkurangnya penyerapan polusi udara.
 Upaya pengelolaan lingkungan:
 Penggunaan masker.
b. Estetika lingkungan
Sumber dampak adalah kegiatan permukiman, jasa pergudangan,
industri, dan jasa lainnya yang akan menempati daerah-daerah sekitar jalan
Eidang-Gresik. Perkembangan permukiman, kegiatan jasa pergudangan,
Industri, dan jasa lainnya diprakirakan akan relative cepat karena aksesibilitas
akan membaik pada saat jalan Widang-Gresik dengan 4 lajur beroperasi.
c. Arus lalu lintas
Sumber dampak adalah pengoprasian jalan dan jembatan. Dampak yang
diperkirakan timbul adalah kecelakaan lalu lintas khususnya pada perpotongan
jalan-jalan yang ada di jalan Widang-Gresik. Jumlah penduduk pengguna jalan

17
Widang-Gresik yang rawan terhadap kecelakaan lalu lintas cukup banyak
karena akan meliputi para pengguna jalan.
2. Lingkungan Sosial
c. Social masyarakat
Sumber dampak adalah pengoperasian jalan dan jembatan. Dampak
yang diprakirakan timbul adalah gangguan kesehatan masyarakat pengguna
jalan, penduduk yang bermukim atau bekerja di sekitar Jalan Widang-Gresik.
Penduduk yang akan terkena dampak adalah pengguna jalan, penduduk
yang bermukim atau bekerja disekitar lokasi. Persebaran dampaknya juga
relative sempit yaitu akan terbatasnya pada sekitar 50m kiri kanan jalan.
Intensitas dampaknya akan cukup tinggi sejumlah kendaraan yang akan
melintas.

d. Kesehatan masyarakat
Sumber dampak adalah pengoperasian jalan dan jembatan. Dampak
yang diprakirakan timbul adalah gangguan kesehatan masyarakat pengguna
jalan, penduduk yang bermukim atau bekerja di sekitar Jalan Widang-Gresik.
Penduduk yang terkena dampak adalah pengguna jalan, penduduk yang
bermukim atau bekerja disekitar lokasi.

18

Anda mungkin juga menyukai