Anda di halaman 1dari 10

Praktek Pre-Klinik Keperawatan Jiwa

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia

LAPORAN PENDAHULUAN
WAHAM

A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Waham adalah suatu keyakinan yang dipertahankan secara kuat terus-menerus, tetapi
tidak sesuai dengan kenyataan (Budi Anna Keliat, 2006).
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah.
Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya
klien menurut Aziz R, dalam fitria (2009).

Jenis – jenis Waham menurut Nita Fitria (2009) yaitu :


a. Waham kebesaran
Adalah individu meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus yang
diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya, “Saya ini pejabat di
departemen kesehatan lho!” atau, “Saya punya tambang emas.”
b. Waham curiga
Adalah individu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha
merugikan/mencederai dirinya dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai
kenyataan. Contoh, “Saya tidak tahu seluruh saudara saya ingin menghancurkan
hidup saya karena mereka iri dengan kesuksesan saya.”
c. Waham agama
Adalah individu memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan dan
diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh, “Kalau saya mau
masuk surga, saya harus menggunakan pakaian putih setiap hari.”
d. Waham somatik
Adalah individu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau
terserang penyakit dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Misalnya, “Saya sakit kanker.” (Kenyataannya pada pemeriksaan laboratorium tidak
ditemukan tanda-tanda kanker, tetapi pasien terus mengatakan bahwa ia sakit
kanker).

RS.J Prof H.B. Saanin Padang Septi Asri Syahni


1310038105047
Praktek Pre-Klinik Keperawatan Jiwa
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia

e. Waham Nihilistik
Adalah individu meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal dan
diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya, ”Ini kan alam kubur
ya, semua yang ada disini adalah roh-roh”.

2. Rentang Respon

Respon Adaptif Respon Maladaptif

- Pikiran logis - Kadang proses - Gangguan isi


- Persepsi akurat pikir terganggu pikir : halusinasi
- Emosi konsisten - Ilusi - Perubahan proses
dengan - Emosi berlebihan emosi
pengalaman - Perilaku tidak - Perilaku tidak
- Perilaku sesuai biasa terorganisasi
- Hubungan sosial - Menarik diri - Isolasi sosial
harmonis

3. Faktor Penyebab
a. Genetis : diturunkan, adanya abnormalitas perkembangan sistem syaraf yang
berhubungan dengan respon biologis yang maladaptif.
b. Neurobiologis : adanya gangguan pada konteks pre frontal dan korteks limbic
c. Neurotransmitter : abnormalitas pada dopamine, serotonin, dan glutamat.
d. Psikologis : waham dapat disebabkan karena ibu pencemas, sikap yang terlalu
melindungi, ayah tidak peduli.
Penyebab secara umum dari waham adalah gannguan konsep diri : harga diri rendah.
Harga diri rendah dimanifestasikan dengan perasaan yang negatif terhadap diri sendiri,
termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan.

4. Proses Terjadinya
Faktor penyebab → perasaan diancam oleh lingkungan/cemas → individu mencoba
mengingkari ancaman → memproyeksikan pikiran internal pada lingkungan → perasaan,
pikiran dan keinginan negatif tidak dapat diterima sebagai bagian eksternal → WAHAM

RS.J Prof H.B. Saanin Padang Septi Asri Syahni


1310038105047
Praktek Pre-Klinik Keperawatan Jiwa
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia

5. Mekanisme Koping
Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi klien dari pengalaman yang
menakutkan dengan respon neurobiologis yang maladaptif meliputi: regresi berhubungan
dengan masalah proses informasi dengan upaya untuk mengatasi ansietas, proyeksi
sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi, menarik diri, pada keluarga:
mengingkari.

6. Penatalaksanaan
Perawatan dan pengobatan harus secepat mungkin dilaksanakan karena, kemungkinan
dapat menimbulkan kemunduran mental.
Penatalaksanaan klien dengan waham meliputi farmako terapi, ECT dan terapi lainnya
seperti: terapi psikomotor, terapi rekreasi, terapi somatik, terapi seni, terapi tingkah laku,
terapi keluarga, terapi spritual dan terapi okupsi yang semuanya bertujuan untuk
memperbaiki prilaku klien dengan waham pada gangguan skizoprenia. Penatalaksanaan
yang terakhir adalah rehabilitasi sebagai suatu proses refungsionalisasi dan
pengembangan bagi klien agar mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar
dalam kehidupan masyarakat.

7. Prinsip Tindakan Keperawatan


a. Tidak membantah/ mendukung waham klien
b. Bantu klien ke realita

B. Asuhan Keperawatan Teoritis


1. Pengkajian
a. Identitas
Indentitas klien meliputi nama, jenis kelamin, umur, tanggal pengajian, tanggal
masuk, informan, dan nomor rekam medik.

RS.J Prof H.B. Saanin Padang Septi Asri Syahni


1310038105047
Praktek Pre-Klinik Keperawatan Jiwa
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia

b. Alasan Masuk
Tanyakan kepada klien dan keluarga apa yang menyebabkan datangnya ke RS dan
apa yang telah dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah yang dialami klien.

c. Faktor Predisposisi
1) Faktor perkembangan
Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan interpersonal seseorang.
Hal ini dapat meningkatkan stress dan ansietas yang berakhir dengan gangguan
persepsi, klien menekan perasaannya sehingga pematangan fungsi intelektual dan
emosi tidak efektif.
2) Faktor sosial budaya
Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat menyebabkan timbulnya
waham.
3) Faktor psikologis
Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda/bertentangan, dapat menimbulkan
ansietas dan berakhir dengan pengingkaran terhadap kenyataan.
4) Faktor biologis
Waham diyakini terjadi karena adanya atrofi otak, pembesaran ventrikel di otak,
atau perubahan pada sel kortikal dan limbic.
5) Faktor genetik

d. Fisik
Mengukur dan mengobservasi tanda-tanda vital: TD, nadi, suhu, pernafasan. Ukur
tinggi badan dan berat badan, kalau perlu kaji fungsi organ kalau ada keluhan.
Waham bisa disebabkan karena infeksi, gangguan metabolik, intoksikasi alkohol dan
penyakit sistemik. Sedangkan waham curiga pada paranoid bisa di sebabkan karena
hilangnya pendengaran seseorang.

e. Psikososial
1) Genogram

RS.J Prof H.B. Saanin Padang Septi Asri Syahni


1310038105047
Praktek Pre-Klinik Keperawatan Jiwa
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia

Pada pasien gangguan jiwa dapat diturunkan, disini dapat kita lihat melalui
genogram.
2) Konsep Diri
 Citra tubuh : Biasanya pasien dengan waham miliki perasaan negatif terhadap
diri sendiri.
 Identitas diri : Pada pasien dengan waham kebesaran misalnya mengaku
seorang polisi padahal kenyataan nya tidak benar.
 Peran Klien : berperan sebagai kepala keluarga dalam keluarganya.
 Ideal diri : Klien berharap agar bisa cepat keluar dari RSJ karena ia bosan
sudah lama di RSJ.
 Harga diri : Adanya gangguan konsep diri : harga diri rendah karena perasaan
negatif terhadap diri sendiri,hilangnya rasa percaya diri dan merasa gagal
mencapai tujuan.

f. Hubungan Sosial
Waham merupakan salah satu cara negatif untuk beradaptasi terhadap lingkungan, di
mana tidak terpenuhinya hubungan interpersonal,kontrol diri, dan harga diri.
Perasaan malu, bingung dan tanggapan negatif lingkungan terhadap kegagalan ,yang
di atasi klien dengan penolakan juga dapat menyebabkan timbulnya waham yang
berlawanan dengan keadaan yang sebenarnya . Adanya rasa tidak puas dalam hidup
,perasaan tidak berharga, kebaikan orang lain yang di salah artikan yang
menyebabkan klien menjadi menarik diri dan tidak ada kepuasan dalam berhubungan
sosial.

g. Spiritual
Adanya kepercayaan yang berlebihan,ketidakmampuan menikmati/mensyukuri
hidup, merasa dirinya adalah tuhan, nabi.

h. Status Mental
 Penampilan

RS.J Prof H.B. Saanin Padang Septi Asri Syahni


1310038105047
Praktek Pre-Klinik Keperawatan Jiwa
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia

Pada pasien waham biasanya penampilan nya sesuai dengan waham yang ia
rasakan. Misalnya pada waham agama berpakaian seperti seorang ustadz.
 Pembicaraan
Pada pasien waham biasanya pembicaraan nya selalu mengarah ke
wahamnya,bicara cepat,jelas tapi berpindah-pindah,isi pembicaraan tidak sesuai
dengan kenyataan.
 Aktivitas Motorik
Pada waham kebesaran bisa saja terjadi perubahan aktivitas yang berlebihan.
 Alam Perasaan
Pada waham curiga biasanya takut karena merasa orang-orang akan melukai dan
mengancam membunuhnya.Pada waham nihilistik merasa sedih karena meyakini
kalau dirinya sudah meninggal.
 Interaksi Selama Wawancara
Pada pasien waham biasanya di temukan :
Defensif : selalu berusaha mempertahankan pendapat dan kebenaran dirinya.
Curiga : menunjukkan sikap / perasaan tidak percaya pada orang lain.
 Isi Pikir
Pada pasien dengan waham Kebesaran biasanya : klien mempunyai keyakinan
yang berlebihan terhadap kemampuannya yang disampaikan secara berulang
yang tidak sesuai dengan kenyataan.
 Proses Pikir
Pada pasien waham biasanya pikiran yang tidak realistis,flight of
ideas,pengulangankata-kata.
 Tingkat Kesadaran
Biasanya masih cukup baik.

i. Kebutuhan Persiapan Pulang


 Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
Sebelum pulang klien dapat memenuhi beberapa kebutuhan sendiri.
 Kehidupan sehari-hari

RS.J Prof H.B. Saanin Padang Septi Asri Syahni


1310038105047
Praktek Pre-Klinik Keperawatan Jiwa
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia

Klien mampu melakukan BAB dan BAK sendiri. Klien juga mampu
membersihkan diri setelah BAB atau BAK, mampu mengganti pakaian sendiri
tetapi menunggu ada kata “ganti baju Pak T”, Klien bisa mandi sendiri sehari 2X,
tetapi jarang gosok gigi. Klien mampu mengenakan pakaian sendiri, dalam
berpakaian sesuai dengan yang harus dipakai. Klien mampu merapikan diri
dengan menyisir rambut tetapi klien jarang mencuci rambut memakai sampo.
 Nutrisi
Klien dapat memenuhi makan 3 kali sehari.
 Istirahat dan tidur
Klien bisa tidur, dalam sehari tidur 5-6 jam, siang hari klien bisa tidur walaupun
tidak sering. Persiapan klien sebelum tidak ada biasanya ngantuk langsung ke
tempat tidur, melamun sebentar dan tidur kemudian.
 Penggunaan Obat
Jika pulang nanti klien dan keluarga dapat memenuhi obat jika habis
 Kegiatan didalam rumah dan Kegiatan diluar rumah
Selain dirumah klien dapat melakukan kegiatan diluar rumah.

j. Mekanisme Koping
 Proyeksi, mempunyai 2 tujuan, yaitu ;
- menyalahkan orang lain atas kesalahan kekurangan-kekurangan dan
kekeliruan dari orang lain
- menyalahkan diri sendiri atas impuls-impuls, keinginan-keinginan diri sendiri
yang sudah dapat diterima oleh orang lain
 Regresi, ialah kembali tingkatan perkembangan yang terdahulu dengan
menggunakan cara-cara yang kurang matang dan bertingkah laku primitif dan
kekanak-kanakan.
 Repersi, ialah dengan sudah sadar mencegah jangan jangan sampai keinginan-
keinginan atau kematian yang mengakibatkan hati atau yang berbahaya atau
masuk kedalam alam yang sedasi
 Denial ,ialah menolak untuk menerima menghadapai kenyataan yang tidak enak,
baginya dengan mengemukakan berbagai alasan

RS.J Prof H.B. Saanin Padang Septi Asri Syahni


1310038105047
Praktek Pre-Klinik Keperawatan Jiwa
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia

k. Masalah Psikososial
Masalah psikososial yang terjadi pada waham kegagalan dalam mengungkapkan
pikiran, kecamasan yang meningkat, harga diri rendah, persepsi diri yang tidak
realistis, menarik diri dan isolasi, gangguan melakukan peranan sosial, kelas ekonomi
yang rendah, cepat menyalahkan orang lain, kecemasan, percaya dirinnya sebagai
tuhan, atau orang lain yang berkuasa.

l. Pengetahuan
Pada waham tergantung dengan waham apa yang terjadi pada klien waham, biasanya
waham memiliki pemikiran yang tidak sesuai, dapat juga disebabkan kekuarangan
pengetahuan.

m. Aspek Medis
Aspek medik merupakan diagnosa medik apa yang dialami klien dan terapi apa saja
yang telah diberikan pada klien.

2. Daftar Masalah

Masalah Keperawatan Data Yang Perlu Dikaji


Perubahan Proses pikir : Data subjektif
Waham  Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (
tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan
dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak
sesuai kenyataan.
Data objektif
 Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga,
bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan),
takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat
menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah klien
tegang, mudah tersinggung

RS.J Prof H.B. Saanin Padang Septi Asri Syahni


1310038105047
Praktek Pre-Klinik Keperawatan Jiwa
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia

3. Pohon Masalah
Effect Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Core problem Gangguan Proses pikir : Waham

Causa Harga Diri Rendah

Pohon Masalah Waham (Fitria, 2009)

4. Kemungkinan Diagnosa Keperawatan


a. Perubahan proses pikir : Waham
b. Resiko tinggi perilaku kekerasan
c. Harga diri rendah

5. Implementasi
Implementasi keperawatan yang dilakukan disesuaikan dengan rencana keperawatan dan
strategi pelaksanaan yang telah disusun.

6. Evaluasi
Lakukan evaluasi setelah dilakukannya implementasi. Hasil yang diharapkan setelah
melakukan intervensi pada klien dengan perubahan isi pikir waham yaitu : Klien dapat
membina hubungan saling percaya, klien dapat mengendalikan isi pikir : waham, klien
dapat mengekspresikan perasaannya, klien dapat mengembangkan persepsi diri yang
positif, klien dapat berhubungan dengan lingkungan dan klien dapat terlibat dalam
perawatannya.

RS.J Prof H.B. Saanin Padang Septi Asri Syahni


1310038105047
Praktek Pre-Klinik Keperawatan Jiwa
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia

Daftar Pustaka

Keliat, Budi Anna. 2006. Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Jiwa. Jakarta : FIK,
Universitas Indonesia
Stuart dan Sundeen . 2005. Buku Keperawatan Jiwa. jakarta : EGC
Nita Fitria. 2009. Prinsip dasar dan aplikasi penulisan laporan pendahuluan dan strategi
pelaksanaan tindakan keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

RS.J Prof H.B. Saanin Padang Septi Asri Syahni


1310038105047

Anda mungkin juga menyukai