Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH SAINS BUMI dan ANTARIKSA

tentang
Tata Surya

Disusun Oleh:
Kelompok 6
Rizki Damai Yanti (17110008)
Niken Laras Titi (18110021)
Cici Ribut Noviyanti (16110003)

FISIKA/2017A

Dosen Pembimbing
Aidhia Rahmi, M. Sc

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bias selesai pada waktunya.
Terimakasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bias disusun dengan baik dan
rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Padang, 25 september 2019

Kelompok 6
DAFTAR ISI

COVER………………................................................................................ I
KATA PENGANTAR…...……………………………………………... Ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. Iii
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………….......................................... 1
B. Rumusan Masalah…........................................................................ 1
C. Tujuan ............................................................................................. 1

BAB I PEMBAHASAN
A. Sistem Tata Surya dan Sifatnya………………….………………. 2
B. Hukum Kepler dan Hukum Newton……...……………………… 4
C. Komet, Meteor dan Asteroid…………………………………….. 8
D. Teori Terbentuknya Tata Surya….……………………………….. 10
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………... 15
B. Saran ……………………………………………………………… 15
DAFTAR PUSTAKA 16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tata Surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang
disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek
tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk
elips, lima planet kerdil, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda
langit (meteor, asteroid, komet) lainnya.
Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid,
empat planet luar, dan di bagian terluar adalah Sabuk Kuiper dan Piringan Terbesar.
Enam dari delapan planet dan tiga dari lima planet kerdil itu dikelilingi oleh satelit
alami yang biasa disebut dengan bulan. Contoh: Bulan atau satelit alami Bumi.
Masing-masing planet bagian luar dikelilingi oleh cincin planet yang terdiri dari debu
dan partikel lain.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem tata surya dan sifat-sifatnya?
2. Jelaskan hukum kepler dan hukum newton?
3. Apa yang dimaksud dengan meteor, komet dan asteroid?
4. Menjelaskan bagaimana teori terbentuknya tata surya?
C. Tujuan Masalah
1. Dapat mengetahui sistem tata surya dan sifat-sifatnya
2. Dapat menjelaskan hukum kepler dan hukum newton
3. Dapat mengetahui tentang meteor, komet dan asteroid
4. Dapat mengetahui teori terbentuknya tata surya
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Tata Surya dan Sifatnya

Tata Surya merupakan sebuah sebuah sistem yang terdiri dari matahari, delapan
planet, planet-kerdil, komet, asteroid dan benda-benda angkasa kecil lainnya.
Matahari merupakan pusat dari tata surya di mana anggota tata surya yang lain
beredar mengelilingi Matahari. Benda-benda langit tersebut beredar mengelilingi
matahari secara konsentris pada lintasannya masing-masing. Anggota-anggota dalam
sistem tata surya ditunjukkan seperti gambar 2.

a. Planet-planet yang ada di tata surya dapat diklasifikasikan berdasarkan


beberapa kriteria, antara lain sebagai berikut:
1. Berdasarkan Massanya, planet dapat dikelompokan menjadi dua macam, yaitu
planet-planet yaitu : Planet Bermassa Besar (Superior Planet), terdiri dari:
Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus
2. Planet Bermassa Kecil (Inferior Planet), terdiri dari: Merkurius, Venus, Bumi,
dan Mars
b. Berdasarkan Jaraknya ke Matahari, planet dapat dibedakan atas dua macam
planet, yaitu sebagai berikut:
1. Planet Dalam (Interior Planet)
Planet dalam yaitu planet-planet yang jarak rata-ratanya ke matahari lebih
pendek daripada jarak rata-rata planet bumi ke matahari. Berdasarkan kriteria
tersebut, maka yang termasuk planet dalam adalah planet merkurius dan
venus. Planet Merkurius dan venus mempunyai kecepatan beredar
mengelilingi Matahari berbeda-beda, sehingga letak atau kedudukan planet
tersebut bila dilihat dari bumi akan berubah-ubah pula.
2. Planet Luar (Eksterior Planet)
Planet Luar yaitu planet-planet yang jarak rata-ratanya ke matahari lebih
panjang daripada jarak rata-rata planet bumi ke matahari. Termasuk ke dalam
kelompok planet luar adalah planet mars, jupiter, saturnus, uranus, dan
neptunus.
Susunan Anggota Tata Surya
1. Matahari

Matahari merupakan sebuah bintang yang jaraknya paling dekat ke Bumi. Jarak
rata-rata Bumi ke Matahari adalah 150 juta Km atau 1 Satuan Astronomi. Matahari
berbentuk bola gas pijar yang tersusu atas gas Hidrohen dan gas Helium. Matahari
mempunyai diameter 1,4 × 106 Km, suhu permukaannya mencapai 6000°K. Matahari
merupakan sumber energi utama bagi planet Bumi yang menyebabkan berbagai
proses fisis dan biologi dapat berlangsung. Energi yang dipancarkan oleh Matahari
dibentuk di bagian dalam matahari melalaui reaksi inti. Energi dipancarkan oleh
Matahari ke Bumi dalam bentuk radiasi gelombang elektromagnetik.
2. Planet-Planet
Planet adalah benda langit yang tidak dapat memancarkan cahaya sendiri. Cahaya
planet merupakan pantulan dari cahaya matahari. Kedudukan planet-planet dengan
bintang-bintang tidak tetap. Setiap planet mampunyai periode rotasi dan revolusi
yang berbeda-beda. Planet dikelompokkan dalam dua kategori yaitu : planet dalam
dan planet luar. Planet dalam yaitu merkurius, venus, bumi dan mars, sedangkan
planet luar yaitu yupiter, saturnus, uranus dan neptunus.
B. Hukum Kepler dan Hukum Newton
1) Hukum Kepler
Hukum 1 berbunyi “Lintasan planet ketika mengelilingi matahari berbentuk
ellips,dimana matahari terletak pada salah satu fokusnya”

Gambar lintasan planet mengintari berbentuk elips dengan matahari sebagai


pusatnya.
Kepler tidak mengetahui mengapa alasan mengapa planet bergerak dengan cara
demikian. Ketika mulai tertarik dengan gerak planet-planet, Newton menemukan
bahwa ternyata hukum-hukum Kepler ini bisa diturunkan secara matematis dari
hukum grafitasI universal dan hukum gerak Newton. Newton juga menunjukkan
bahwa di antara kemungkinan yang masuk akal mengenai hukum grafitasi, hanya satu
yang berbanding terbalik dengan kuadrat jarak yang konsisten dengan hukum Kepler.
Perhatikan orbit ellips yang dijelaskan pada hukum I Kepler. Sumbu panjang pada
orbit ellips disebut sumbu mayor alias sumbu utama, sedangkan sumbu pendek
dikenal dengan sumbu semi utama atau semimayor.

F1 dan F2 adalah titik fokus. Matahari berada pada F1 dan planet berada padaP.
tidak ada benda langit lainnya berada pada F2. Total jarak dari F1 dan F2 ke
samauntuk semua titik dalam kurva ellips. Jarak pusat ellips O dan titik fokus (F1 dan
F2)adalah e, dimana e merupakan angka tak berdimensi yang besarnya berkisar
antara 0 dan 1 disebut eksentrisitas. Jika e=0 maka ellips berubah menjadi lingkaran.
Kenyataannya, orbit planet berupa ellips alias mendekati lingkaran. Dengandemikian
besar eksentrisitas tidak pernah sama dengan nol. Nila e untuk orbit planet bumi
adalah 0.017. Perihelion merupakan titik terdekat dengan matahari,sedangkan titik
terjauh disebut aphehelon.
Hukum Kepler ke II mengatakan “Luas daerah yang disapu oleh garis
antaramatahari dengan planet adalah sama untuk setiap periode waktu sama”.

Luas daerah yang disapu oleh garis antara matahari dengan planet
Pada selang waktu yang sangat kecil, garis yang menghubungkan matahari
dengan planet melewati sudut d𝜃. Garis tersebut melewati daerah yang diarsir yang
1 2 𝑑𝐴
berjarak r, dan luas = 𝑟 𝑑𝜃 . Laju planet ketika melewati daerah itu adalah
2 𝑑𝑡

disebut dengan kecepatan sektor (bulan vektor). Hal yang paling utama dalam hukum
Kepler II adalah kecepatan sektor mempunyai harga yang sama pada semua titik
sepanjang orbit yang berbentuk ellips. Ketika plenet berada di perihelion nilai r kecil,
𝑑𝜃 𝑑𝜃
sedangkan besar. Ketika planet berada di apehelionnilai r besar, sedangkan
𝑑𝑡 𝑑𝑡

kecil.
Hukum ketiga Kepler mengatakan bahwa “Kuadrat waktu yang diperlukan oleh
planet untuk menyelesaikan satu kali orbit sebanding dengan pangkat tiga jarak rata-
rata planet-plenet tersebut dari matahari”. Jika T1dan T2 menyatakan periode dua
planet, dan r1dan r2 menyatakan jarak rata-rata dari matahari, maka

dimana:
T1 merupakan periode planet 1
T2 merupakan periode planet 2
r1 merupakan jarak planet 1 dari matahari
r2 merupakan jarak planet 2 dari matahari

Tabel 1. Data planet yang digunakan pada Hukum Kepler III


Planet Jarak rata-ratadari Periode, T 𝑟 3 /𝑇 2 (1024 𝑘𝑚3 /
matahari, r(x106 )km (tahun) 𝑡ℎ2 )
Merkurius 57,9 241 3,34
Venus 108,2 615 3,35
Bumi 149,6 1,0 3,35
Mars 227,9 1,88 3,35
Jupiter 778,3 11,86 3,35
Saturnus 1,43 29,5 3,34
2) Hukum Newton
Newton menunjukkan bahwa hukum kepler III juga dapat diturunkan secara
otomatis dari hukum grafitasi universal dan hukum newton tentang gerak dan gerak
melingkar. Sekarang, marilah kita tinjau hukum kepler III menggunakan pendekatan
newton. Terlebih dahulu kita tinjau orbit lingkaran yang merupakan kasus khusus dari
orbit ellips. Jika ditulis kembali persamaan hukum II newton, yaitu

∑F=ma (3)

Pada kasus gerak melingkar beraturan, hanya terdapat percepatan sentripetal


yangbesarnya adalah
𝑎 𝑣2 (4)
𝑜𝑟𝑏𝑖𝑡=
𝑟

Jika ditulis kembali persamaan Hukum Gravitasi Newton


𝑓𝑔=𝐺𝑚1𝑚2 (5)
𝑟2

Sekarang dimasukkan persamaan Hukum Gravitasi Newton dan percepatansentripetal


ke dalam persamaan Hukum II Newton (3) maka diperoleh
𝑚1𝑚𝑚 𝑣12
𝐺 = 𝑚1 (6)
𝑟2 𝑟1

dengan m1 adalah massa planet, mM adalah mssa matahari, r1 adalah jarak


rata-rata planet dari matahari dan v1 adalah laju rata-rata planet pada orbitnya. Wartu
yang di perlukan sebuah planet untuk menyelesaikan satu orbit adalah T1 dimana
jarak tempuhnya sama dengan keliling lingkaran 2𝜋𝑟. Dengandemikian, besar v1
adalah
2𝜋𝑟2
𝑣1 = (7)
𝑇1

Dengan memasukkan persamaan (6) kedalam (7) maka akan diperoleh


Dengan cara yang sama akan diperoleh

C. Komet, Meteor dan Asteroid


1) Komet
Dinamakan juga “bintang berekor” adalah benda langit yang garis
edarnya/orbitnya sangat lonjong, sehingga jaraknya ke matahari kadang-kadang jauh
sekali tetapi suat saat dapat dekat sekali. Ekor komet selalu menjauhi matahari sebab
mendapat tekanan dari matahari. Wujud komet tersusun dari kristal-kristal es yang
rapuh sehingga mudah terlepas dari badannya. Bagian yang terlepas inilah yang
membentuk semburan cahaya ketika sebuah komet melintas di dekat Matahari.
Karena orbit komit tidak seperti orbit planet maka komet akan terlihat di bumi jika
komet tersebut sedang berada dekat dengan Matahari. Oleh karena itu ada komet
yang mendekati Bumi setiap 3 atau 4 tahun sekali; tetapi ada juga yang sampai 76
tahun sekali yaitu Komet Halley. Adapun bentuk lintasan komet ditunjukkan seperti
gambar di bawah ini.

Gambar lintasan komet

2) Meteor
Meteor adalah lintasan cahaya terang di langit yang terjadi karena pecahan
meteoroid masuk ke atmosfer Bumi. Meteor habis terbakar sebelum mencapai
permukaan bumi. Pecahan meteoroid bergerak cepat dari angkasa luar menembus
atmosfer bumi. Ketika memasuki atmosfer bumi, meteoroid mengalami tekanan yang
menghasilkan panas. Panas yang sangat tinggi menghasilkan pijaran sangat terangdan
berkilauan. Dari Bumi, pijaran itu tampak seperti bintang jatuh.
Kecepatan meteoroid yang mencapai atmosfer bumi berkisar antara 10 dan 70
km/detik. Hampir semua meteor, kecuali yang sangat besar, mengalami pengurangan
kecepatan akibat gesekan dengan atmosfer sehingga mencapai permukaan bumi tanpa
menimbulkan guncangan.

Gambar lintasan meteor


3) Asteroid
Asteroid dinamakan juga planet minor atau planetoid. Asteroid mengisi ruangan
yang berada diantara Mars dan Yupiter. Di dalam sistem tata surya ditaksir terdapat
100.000 buah planetoid yang ukurannya antara 2-750 𝑘𝑚3 . Asteroid-asteroid tersebut
senantiasa berputar diantara planet mars dan Jupiter membentuk sabuk asteroid.
D. Teori Terbentuknya Tata Surya
1) Teori Nebula (Kant-Laplace)
Teori Nebula atau teori kabut merupakan hipotesis mengenai asal usul tata surya
yang pertama kali disampaikan oleh Emmanuel Swendenborg (1688-1772) pada
tahun 1734. Teori ini kemudian disempurnakan kembali oleh Immanuel Kant (1724-
1804) pada tahun 1775. Teori serupa juga dikemukakan oleh Piere Marquis de
Laplace pada tahun 1796. Sehingga teori ini juga dikenal dengan teori Nebula Kant-
Laplace.
Pada teori ini dinyatakan bahwa pada tahap awal, tata surya masih berupa
kumpulan kabut raksasa. Kabut yang merupakan asal usul tata surya ini tersusun dari
debu, es, dan gas dengan kandungan hidrogen tinggi. Kabut ini disebut sebagai
nebula. Kemudian kabut mengalami penyusutan karena gaya gravitasi yang
dimilikinya. Selama proses penyusutan kabut tersebut berputar sehingga akhirnya
memanas dan berubah menjadi bintang raksasa.
Bintang raksasa tersebut adalah matahari. Ukuran dari matahari raksasa tersebut
terus menyusut dan berputar semakin cepat. Sehingga cincin-cincin gas dan es
terlempar keluar ke sekeliling matahari. Pada akhirnya akibat adanya gaya tarik
gravitasi dan penurunan temperatur, gas dan es tersebut memadat dan membentuk
planet-planet.
Menurut Laplace asal usul tata surya memiliki orbit atau garis edar planet yang
berbentuk elips adalah akibat dari proses terbentuknya galaksi itu sendiri. Hipotesa
Nebula juga berhasil menjelaskan bahwa tata surya berbentuk datar dan orbit elips
planet-planet yang memutari matahari bentuknya hampir datar.
2) Teori Pasang Surut
Pada tahun 1991, ada 2 orang ilmuwan bernama James H. Jeans dan Harold
Jeffers yang menyampaikan teori Pasang Surut atau Tidal. Menurut teori pasang surut
ratusan juta tahun yang lalu sebuah bintang bergerak mendekati matahari dan
kemudian menghilang. Pada saat kejadian itu separuh bagian dari matahari tertarik
dan lepas. Dari bagian matahari yang terlepas inilah yang kemudian membentuk
planet-planet.
Kejadian tersebut hampir sama seperti pasang surut air laut yang ada di muka
bumi yang diakibatkan oleh gaya tarik gravitasi bulan. Bedanya pasang surut air laut
ukurannya lebih kecil dibandingkan teori pasang surut tata surya. Hal tersebut bisa
terjadi dikarenakan kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak antara bulan dan bumi
(60 kali jari-jari bumi).
3) Teori Planetesimal
Teori Planetesimal pada dasarnya hampir sama dengan teori pasang surut. Teori
ini pertama kali disampaikan oleh seorang astronom bernama Forest R. Moulton
(1878-1952) dan ahli kebumian yang bernama Thomas C. Chamberlin (1834-1928).
Planetesimal sendiri berarti planet kecil yang memutari sebuah inti yang berbentuk
gas.
Matahari telah ada sebagai salah satu dari sekian banyak bintang, pada suatu
waktu ada sebuah bintang yang melintas di kejauhan yang tidak terlalu jauh, sehingga
terjadi pasang naik antara bintang dan matahari. Pada saat bintang itu berada jauh dari
massa matahari jatuh ke permukaan matahari dan sebagian tersebar di sekitar
matahari, maka ini disebut planetisimal yang dikenal sebagai planet yang berada di
orbitnya dan di sekitar matahari.

4) Teori Bintang Kembar


Teori bintang kembar adalah salah satu dari banyaknya teori tentang
pembentukan dan evolusi tata surya. Teori ini diusulkan oleh astronom Inggris R.A.
Lyttleton, pada tahun 1956. Menurut teori ini tata surya awalnya terbentuk dari 2
buah bintang kembar raksasa.
Kemudian, salah satu bintang dari bintang kembar itu meledak sehingga
menghasilkan puing-puing dan debu. Hingga akhirnya berevolusi mengelilingi
mengelilingi bintang yang satunya (matahari) dan membentuk planet-planet beserta
benda-benda langit lainnya..
Karena bintang yang tidak hilang masih memiliki gravitasi yang kuat, puing-
puing tersebut tidak tertarik masuk ke dalam matahari melainkan bergerak
mengelilinginya. Hingga akhirnya serpihan-serpihan debu dari ledakan tadi menyatu
dan memilin hingga akhirnya membentuk planet. Sedangkan batuan-batuan dari
puing-puing bintang yang meledak berputar dan membentuk orbit asteroid. Teori ini
mengacu pada hasil penelitian yang membuktikan bahwa pada sistem tata surya
lainnya terdapat bintang kembar.
Sehingga Lyttelton meyakini bahwa asal usul tata surya kita adalah dari hasil
ledakan 2 buah bintang kembar. Dimana salah satu bintang meledak dan membentuk
anggota tata surya. Sedangkan yang tidak hancur menjadi pusat tata surya.

Bintang Kembar

5) Teori Big Bang


Big Bang adalah kata yang mewakili peristiwa ledakan yang sangat besar.
Beberapa ilmuwan, sistem tata surya kita percaya bahwa asal usul tata surya adalah
dari bintang yang berukuran sangat besar. Dalam beberapa juta tahun, usia bintang itu
naik, dan akhirnya meledak.
Ledakan yang sangat kuat timbul karena ukuran dan energi yang dimiliki bintang
sangatlah besar. Ledakan ini setara dengan 5 𝑥 1025 kali intensitas ledakan senjata
nuklir. Partikel yang dipancarkan oleh ledakan, meleleh dan dipadatkan oleh gravitasi
dan energi dari ledakan ledakan tersebut. Sehingga, terbentuklah benda-benda langit
seperti sekarang ini.
6) Teori Keadaan Tetap ( steady state )
Menurut teori ini, yaitu teori steady state (teori keadaan tetap) bahwa alam
semesta belum memiliki awal dan tidak akan berakhir. Alam semesta dari dulu selalu
tampak sama seperti sekarang, tidak ada yang berubah.
Semua materi di alam semesta terus berekspansi dan bergerak menjauhi kita.
Teori keadaan tetap disampaikan oleh H. Bondi, T. Gold dan F. Foil dari Universitas
Cambridge pada tahun 1948. Teori mengacu kepada prinsip kosmologi sempurna,
yaitu pernyataan bahwa alam semesta dimanapun dan kapan pun akan tetap sama.
Pernyataan ini di dukung oleh hasil penemuan galaksi baru yang mempunyai
massa yang sebanding dengan galaksi lama. Sehingga beranggapan bawah alam
semesta termasuk tata surya memiliki luas dan umur yang tak terhingga.
Teori keadaan tetap benar-benar bertentangan dengan teori Big Bang. Dalam teori
asal usul tata surya ini, ketika galaksi bergerak menjauh satu sama lain, maka akan
tercipta ruang kosong. Dalam teori steady state, ruang angkasa terus menghasilkan
materi baru guna mengisi ruang kosong galaksi. Sehingga galaksi baru akan terbentuk
untuk menggantikan galaksi yang bergerak menjauh. Orang-orang akan setuju bahwa
zat baru itu adalah Hedrogen. Zat Itu adalah sumber asal usul tata surya, bintang, dan
galaksi.
7) Teori Awan Kabut
Teori asal usul tata surya selanjutnya adalah teori awan kabut atau proto planet,
yang diajukan oleh Carl von Weizsaecker dan disempurnakan oleh Gerard P. Kuiper
sekitar tahun 1950. Teori awan kabut menyatakan bahwa sistem tata surya terbentuk
oleh sejumlah awan gas yang sangat banyak.
Gumpalan awan gas tersebut menyusut dan menarik partikel-partikel debu hingga
berbentuk bola. Kemudian semuanya memilin sehingga gumpalan bola itu berubah
menjadi seperti piringan cakram. Pada bagian tengah cakram perputarannya lambat
sehingga tekanan dan panasnya meningkat. Bagian tegah tersebut berubah menjadi
matahari.
Pada bagian pinggir cakram, perputaran terjadi dengan cepat. Sehingga terbentuk
gumpalan-gumpulan dengan ukuran yang lebih kecil. Gumpalan itu kemudian
berubah menjadi planet-planet, asteroid, meteor atau meteorid, komet, dan satelit-
satelit alami yang mengiringi planet.
Sekian artikel mengenai asal usul tata surya. Dari semua teori di atas, tidak ada
teori pembentukan tata surya yang bisa dipastikan kebenarannya. Mengingat
terbatasnya akal manusia serta kemampuan manusia dalam menjelajahi ruang
angkasa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tata Surya merupakan sebuah sebuah sistem yang terdiri dari matahari, delapan
planet, planet-kerdil, komet, asteroid dan benda-benda angkasa kecil lainnya.
matahari merupakan pusat dari Tata Surya di mana anggota Tata Surya yang lain
beredar mengelilingi Matahari. Terbentuknya tata surya terdiri dari 7 teori
diantaranya yaitu :
1. Teori nebula
2. Teori pasang surut
3. Teori planetesimal
4. Toeri bintang kembar
5. Teori big bang
6. Teori keadaan tetap
7. Teori awan kabut
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca, dan juga kita
dapat mengetahui teori tentang tata surya serta hal-hal yang berkaitan dengan tata
surya.
DAFTAR PUSTAKA
Ikhlasul Ardi Nugroho. (2007). Bumi dan Antariksa-jilid 1. Yogyakarta:
Penerbit Empat pilar
Woolfson, M. M. 1993. The Solar System-its Origin and Evolution. Royal
Astronomical Soscieaty. 34. Hal 1–20.
Karttunen, H. ,Kroger, P., Oja, H., Poutanen, M., Donner, K.J. 2006. Fundamental
Astronomy 5th edition. 2007. Berlin: Springer-Verlag

Anda mungkin juga menyukai

  • Qjedhu
    Qjedhu
    Dokumen19 halaman
    Qjedhu
    Rizki Damai Yanti
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen19 halaman
    Bab I
    Rizki Damai Yanti
    Belum ada peringkat
  • NNBJB
    NNBJB
    Dokumen16 halaman
    NNBJB
    Rizki Damai Yanti
    Belum ada peringkat
  • Tugas 1
    Tugas 1
    Dokumen1 halaman
    Tugas 1
    leni war
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen19 halaman
    Bab I
    Rizki Damai Yanti
    Belum ada peringkat
  • Teori Relativitas (Rizki Damai Yanti)
    Teori Relativitas (Rizki Damai Yanti)
    Dokumen12 halaman
    Teori Relativitas (Rizki Damai Yanti)
    Rizki Damai Yanti
    Belum ada peringkat
  • RTGHH
    RTGHH
    Dokumen9 halaman
    RTGHH
    Rizki Damai Yanti
    Belum ada peringkat
  • Tugas II
    Tugas II
    Dokumen8 halaman
    Tugas II
    Rizki Damai Yanti
    Belum ada peringkat
  • Fismod
    Fismod
    Dokumen8 halaman
    Fismod
    Rizki Damai Yanti
    Belum ada peringkat
  • Fismod
    Fismod
    Dokumen8 halaman
    Fismod
    Rizki Damai Yanti
    Belum ada peringkat
  • Kontraksi Lorentz
    Kontraksi Lorentz
    Dokumen4 halaman
    Kontraksi Lorentz
    Rizki Damai Yanti
    Belum ada peringkat
  • Media Tradisional
    Media Tradisional
    Dokumen6 halaman
    Media Tradisional
    Rizki Damai Yanti
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen19 halaman
    Bab I
    Rizki Damai Yanti
    Belum ada peringkat
  • Ring Kasan
    Ring Kasan
    Dokumen1 halaman
    Ring Kasan
    Rizki Damai Yanti
    Belum ada peringkat
  • Fisika Modern Definisi Konsep Dan Aplikasinya
    Fisika Modern Definisi Konsep Dan Aplikasinya
    Dokumen9 halaman
    Fisika Modern Definisi Konsep Dan Aplikasinya
    Rizki Damai Yanti
    Belum ada peringkat
  • Bab I1
    Bab I1
    Dokumen5 halaman
    Bab I1
    Rizki Damai Yanti
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen11 halaman
    Bab Ii
    Rizki Damai Yanti
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen11 halaman
    Bab Ii
    Rizki Damai Yanti
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen11 halaman
    Bab Ii
    Rizki Damai Yanti
    Belum ada peringkat